B.Pengertian.
Transaksi Multi akad adalah transaksi yang di
dalamnya terdapat lebih dari satu jenis akad,baik secara
timbal balik atau sekedar penggabungan beberapa
akad.AlImrani memberikan definisi terkait dengan multi akad
sebagai
berikut:
مجموعة العقود المالية المتعددة التي يشمل عليها العقد—على سبيل الجمع أو
تعتبر جميع الحقوق وااللتزامات المترتبة عليها بمثابة آثار العقد#التقابل—بحيث
الواحد
Kumpulan sejumlah akad malyah yang beragam yang terdapat
dalam sebuah transaksi baik sejara al’jam,atau taqabul (timbal
balik),yang mana seluruh hak dan kewajiban yang menjadi
konsekuensi dari transaksi itu dianggap seperti akibat dari akad
yang satu.
Dari ta’rif diatas bias ditarik kesimpulan sebagai berikut
1)transaksi multi akad terjadi antara dua pihak atau lebih
2)terjadi dua akad yang beragam atau lebih
3)dari yang kedua,lalu saling terikat dan menjadi satu
kesatuan,dan seakan hanya terjadi satu akad saja.
D. pembahasan
Dalam menanggapi hal ini ulama berbeda pendapat. Dalam
hadits riwayat ibnu mas’ud berkata nabi Muhammad
saw.melarang dua kesepakatan dalam satu kesepakatan
(shafqatain fi shafqatain) (hadist riwayat ahmad, al-
musnad ,1/398).
Menurut imam taqiyuddin an nabhani hadits ini melarang
adanya dua akad dalam satu akad ,misalnya menggabungkan
dua akad jual beli menjadi satu akad ,atau akad jual beli
digabungkan dalam akad ijarah. (as syakhshiyah al islamiyah,
II/308).
Jumhur ulama melarang praktik multi akad ini, yakni terjadinya
penghimpunan akad jual beli (mu'āwadhah) dengan pinjaman
(qardh) apabila dipersyaratkan. Jika transaksi multi akad ini
terjadi secara tidak disengaja diperbolehkan karena tidak
adanya rencana untuk melakukan qardh yang mengandung
riba.
Ada beberapa hadits yang menunjukkan keharaman multi akad
(Shafqatain fi Shafqah/Ba’iatain fi Ba’iah), di antaranya adalah
hadits-hadits berikut:
1. Hadits Pertama
نهى رسول هللا صلى هللا: قال، عن أبيه،عن عبد الرحمن بن عبد هللا بن مسعود
)عليه وسلم عن صفقتين في صفقة واحدة (رواه أحمد
“Dari Abdurrahman dari Abdullah bin Mas’ud dari ayahnya ia
berkata, “Rasulullah SAW melarang dua akad dalam satu
transaksi.” (HR. Ahmad) [1]
Status hadits: Hasan Lighairihi [2]
2. Hadits Kedua
نهى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عن بيعتين في بيعة (رواه: قال،عن أبي هريرة
)أحمد
Dari Abu Hurairah r.a ia berkata, “Rasulullah SAW melarang dua
jual beli dalam satu transaksi.” (HR. Ahmad)[3]
Status hadits: sanad-nya hasan [4]
3. Hadits Ketiga
فله، من باع بيعتين في بيعة: قال النبي صلى هللا عليه وسلم: قال،عن أبي هريرة
)أوكسهما أو الربا (رواه أبو داود
Dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Nabi SAW bersabda, “Barang
siapa yang melakukan dua jual beli dalam satu kali transaksi
maka pilihan baginya nilai yang paling sedikit atau riba.” (HR.
Abu Daud).[5]
Status hadits: sanad-nya dha’if (lemah) [6].
REFERENSI
Abdullah bin Muhammad al-Imrani, al-‘Uqud al-Maliyyah
al-Murakkabah, hal. 57-66.
as syakhshiyah al islamiyah, II/308).
al-musnad ,1/398).