Eka Nur Endah Sari1, Sudalhar2, Istiqlal Fithri3 [Times New Roman 9pt Bold]
Program Studi DIII Perekam dan Informasi Kesehatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Muhammadiyah Bojonegoro [Times New Roman 9pt dan italic]
Email: ekanurendahsari04@gmail.com (Jumlah Halaman tidak lebih dari 12)
Abstrak
Latar Belakang Pelaksanaan proses kegiatan Pelepasan informasi rekam medis di Rumah Sakit Muhammadiyah
Taman Puring Jakarta tahun 2018 masih ada beberapa persyaratan yang belum sesuai dengan SPO yang ada.
Seperti Foto kopi identitas pasien dan identitas pihak ketiga masih ditemukan 14 (34%) dari 41 permintaan
dokumen rekam medis tidak lengkap antara lain tidak ada surat kuasa 5(12%) tidak dilengkapi dengan surat
pemohonan resmi dari pasien. Tidak ada fotokopi ktp pasien 9 (22%) dan tidak ada foto kopi tanda pengenal pihak
ketiga 8 (20%). Tujuan dari literature review yang dilakukan ini adalah untuk menganalisis pelepasan informasi
rekam medis dalam menjamin aspek hukum kerahasiaan rekam medis.
Metode Penelitian ini menggunakan metode tradisional atau narrative review untuk mengumpulkan,
mengevaluasi dan menginterpretasikan analisis pelepasan informasi rekam medis dalam menjamin aspek hukum
kerahasiaan rekam medis. Sumber data adalah data primer berupa literature artikel atau jurnal yang relevan dengan
analisis deskriptif kualitatif. Pencarian literature tersebut menggunakan database Google Scholar. Keyword yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu “Pelepasan Informasi Aspek Hukum Kerahasiaan Rekam Medis”.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai terendah sebesar 82 (100%) seluruh responden yang tidak sesuai
dengan permenkesserta UU kesehatan dalam menjamin hukum kerahasiaan.
Kesimpulan Permintaan untuk pelepasan informasi medis harus dilakukan secara tertulis kepada kepala sarana
pelayanan kesehatan. [Times New Roman 9pt Bold] abstrak tidak lebih dari 250 Kata
Kata Kunci: Pelepasan Informasi, Aspek Hukum, Rekam Medis, Pasien [Times New Roman 9pt Bold]
Korespondensi: Eka Nur Endah Sari. Program Studi D3 Perekam dan Informasi Kesehatan, Stikes Muhammadiyah
Bojonegoro. Jl. Ahmad Yani No. 14 Kapas Bojonegoro. Email :......................Mobil: +62…
PENDAHULUAN
peminta dengan pasien sebanyak 20%. Seperti Foto
kopi identitas pasien dan identitas pihak ketiga
[Times New Roman 1Opt] masih ditemukan 14 (34%) dari 41 permintaan
Rekam Medis memiliki peran dan fungsi dokumen rekam medis tidak lengkap antara lain
yang sangat penting, yaitu sebagai dasar tidak ada surat kuasa 5(12%) tidak dilengkapi
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien, dengan surat pemohonan resmi dari pasien. Tidak
bahan pembuktian dalam perkara hukum, bahan ada fotokopi ktp pasien 9 (22%) dan tidak ada foto
untuk keperluan penelitian dan pendidikan, dasar kopi tanda pengenal pihak ketiga 8 (20%).
pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan Ketidaksesuaian terjadi antara protap dan
terakhir sebagai bahan untuk membuat statistik hukum kesehatan diantaranya adalah dalam
kesehatan. Terdapat beberapa permasalahan pelaksanaan visum et repertum, pengekspedisian
dalam pelepasan informasi rekam medis, yaitu dilakukan dibagian unit rekam medis, sedangkan
tanpa izin tertulis atau surat kuasa dari pasien pada prosedur tetap pengekspedisian dilakukan
serta kurangnya penerapan SPO dalam pelepasan dibagian tata usaha. Oleh karena itu pelaksanaan
informasi. visum et repertum 2 tidak sesuai dengan prosedur
Pelaksanaan proses kegiatan Pelepasan tetap yang sudah ada di rumah sakit, isi dari
informasi rekam medis di Rumah Sakit prosedur tetap juga belum sesuai dengan hukum
Muhammadiyah Taman Puring Jakarta tahun kesehatan (Faizal, 2010). Surat permintaan
2018 masih ada beberapa persyaratan yang belum pemeriksaan visum yang seringkali tidak
sesuai dengan SPO yang ada. Yaitu tidak diserahkan kepada pihak rumah sakit bersamaan
menerima permintaan pelepasan informasi rekam dengan proses pemeriksaan rumah sakit, namun
medis secara tertulis dari pasien sebanyak 12%. menyusul bahkan 2 hari setelah pemeriksaan. Hal
Tidak memperlihatkan identitas asli yang tersebut tidak sesuai dengan SPO yang ada karena
menyebutkan adanya hubungan dari pihak proses pemeriksaan visum dilakukan tanpa surat
permintaan, hanya melalui lisan. Surat permintaan tersebut menggunakan database Google Scholar.
pemeriksaan visum juga harus dibawa dan Keyword yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
diserahkan langsung oleh pihak kepolisian dan “Pelepasan Informasi Aspek Hukum Kerahasiaan
pasien tidak bisa diwakilkan oleh pihak yang lain. Rekam Medis”
Surat permintaan visum yang diserahkan ke pihak
rumah sakit adalah surat yang ditandatangani oleh 2. Kriteria Inklusi
kepala kesatuan di polisi misal Kasat Reskrim 1) Pelepasan informasi rekam medis
atau penyidik yang menangani kasus tersebut 2) Jurnal yang dipublikasikan tahun 2015-2020
minimal pangkat Aipda dan tanpa adanya surat
3) Bahasa yang digunakan adalah
tersebut permintaan tidak akan di proses. bahasa Indonesia
Pelepasan informasi medis harus mengikuti 4) Rancangan penelitian: Deskriptif
prosedur yang berlaku yaitu dengan persetujuan dan Kualitatif
tertulis dan izin dari pasien, tanpa ada surat 5) Indikator yang digunakan pelepasan informasi
persetujuan dari pasien tersebut rumah sakit atau aspekhukum kerahasiaan rekam medis
dokter tidak diperbolehkan memberikan data-data
medis pasien. Dalam hal ini pasien harus 3. Seleksi Studi
membuat atau menandatangani serta memberikan
kuasa kepada pihak ketiga untuk mendapatkan
data medis pasien tersebut dari dokter atau rumah
sakit, agar bertujuan melindungi rumah sakit dari
tuntutan yang lebih jauh. Selain itu juga
terdapatketentuan perundang-undangan di bidang
wajib simpan rahasia kedokteran yang
berhubungan denganpenyelenggaraan Manajemen
Informasi Kesehatan (MIK), seperti pasal KUHP
rahasia jabatan/pekerjaan, PP No. 10 tahun 1966
tentang wajib simpan rahasia kedokteran.
Berdasarkan uraian di atas prosedur pelepasan
informasi rekam medis harus disertai dengan ijin
tertulis dari pasien selaku pemilik informasi
dalam rekam medis, begitu pula dengan
pemaparan isi rekam medis haruslah dokter yang
merawat pasien tersebut. Melihat pentingnya
Kerahasiaan, Privasi dan Keamanan berkas rekam
medis dalam meningkatkan mutu pelayanan dan
pelepasan informasi di rumah sakit maka dari itu
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
menganalisis tentang Pelepasan Informasi Rekam
Medis Dalam Menjamin Aspek Hukum
Kerahasiaan Rekam Medis Di Rumah Sakit.
Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui kerahasiaannya yang sudah ditetapkan oleh
bahwa dalam permintaan pelepasan informasi menteri kesehatan seperti yang tercantum dalam
rekam medis yang berkaitan dengan aspek peraturan pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang
hukum, institusi atau lembaga dari pihak wajib simpan rahasia kedokteran. Strategi
asuransi, dan kepentingan pasien, rekam medis pelaksanaan pelepasan informasi dalam
tidak dapat dipinjam atau dibawa keluar tetapi menjamin aspek hukum kerahasiaan rekam medis
diperbolehkan meminjam salinan copy resume berupa perlindungan informasi dilakukan sumpah
dengan syarat ada surat pengantar dari pengadilan kerahasiaan informasi pasien. sumpah menjaga
atau pihak asuransi serta membuat izin tertulis. kerahasiaan informasi medis, sumpah kepada
Namun masih ada permasalahan dalam seluruh petugas rekam medis atau tenaga medis
persyaratan pelepasan informasi rekam medis ada lainnya”
120 permintaan visum dan 25 permintaan
resume. Akan tetapi, dalam pelepasannya ada 2. Hasil Khusus
40% persyaratan dari pihak ke-3 yang kurang 1) Prosedur pelepasan informasi rekam medis
memenuhi standar yang sudah ditentukan. Aspek dan syarat yang dibutuhkan untuk
hukum kerahasiaan informasi medis yang pelepasan informasi rekam medis dirumah
terdapat dalam rekam medis pasien yang sakit.
merupakan rahasia kedokteran dan wajib dijaga
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dalam permintaan informasi rekam medis berjalan sesuai
pelepasan informasi rekam medis ada beberapa dengan apa yang di inginkan dan untuk kebaikan
prosedur yang harus dilakukan agar pasien maupun rumah sakit itu sendiri.
No Sumber Isi
1 Peraturan Pemerintah No. Tentang wajib simpan rahasiakedokteran
. 10 tahun 1966
2 Permenkes 269 tahun Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
2008 Bab IV Pasal 10 pemeriksaan danriwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal:
1) Untuk kepentingan kesehatanpasien.
2) Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegak hukum atas perintah pengadilan.
3) Permintaan dan/ataupersetujuan pasien sendiri.
4) Permintaan institusi/lembagaberdasarkan ketentuan perundang-
undangan.
5) Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis,
sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.
6) Permintaan rekam medis untuk tujuan tersebut di atas harus
dilakukan secara tertuliskepada pimpinan sarana
pelayanan kesehatan
3 Pasal 12 Tentang Rekam Medis, yangmenyebutkan:
Peraturan Menteri 1. Berkas rekam medis miliksarana pelayanan kesehatan.
Kesehatan Nomor: 2. Isi rekam medis merupakanmilik pasien.
269/MENKES/ PE 3. Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk
R/III/2008 ringkasan rekam medis.
4. Ringkasan rekaman medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat diberikan, dicatat, atau di copy oleh pasien atau orang yang
diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis atau keluarga pasien yang
berhak
untuk itu.
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa maupun yang menjaga informasi rekam medis
pelepasan informasi rekam medis harus sesuai terjaga dengan hukum.
dengan aspek hukum yang sudah di atur dan
ditetapkan oleh peraturan pemerintah, peraturan 3) Strategi dalam menjamin aspek hukum
menteri kesehatan dan undang-undang agar kerahasiaan dalam pelepasan informasi
dokumen rekam medis, orang yang membutuhkan rekam medis dirumah sakit
Tabel 4. Strategi dalam menjamin aspek hukum kerahasiaan dalam pelepasan informasi rekam medis
dirumah sakit
No Strategi Author
1 Melakukan sumpah kepada seluruh petugas yang ada di rumah sakit untuk Rahmadiliyani dan
menjaga kerahasiaan informasi rekam medis baik itu informasi identitas pasien, Faizal, (2018)
diagnosis,riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan maupun riwayat pengobatan.
2 Penegasan untuk memperketat persyaratan yang harus dibawa oleh pasien untuk Warijan dan Afifah,
permintaan pelepasan informasi medis agar tidak disalahgunakan oleh pihak (2019)
yang tidak bertanggung jawab
3 Mengikuti pelatihan pelepasan informasi rekam medis Gultom dan anggraini,
4 Diadakan sosialisasi tentang prosedur tetap mengenai pelepasan informasi medis (2018)
pasien kepada petugas rekam medis ataupun pihak yang terlibat dalam pelepasan
informasi medis pasien