Anda di halaman 1dari 27

‫إن الحم َد هلل نَحْ َم ُدهُ‬ ‫وال َح ْم َد ِِهلل كثيرا وسبحان هللا بكرة هللا وأصييال َّ‬ ‫هللا

‫هللا أكبر كبيرا ْ‬


‫ِ‬
‫ت َأ ْع َمالِناَ‪َ ،‬م ْن‬
‫ُور َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا ِ‬
‫َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ٍٍُِرهُ َونَتُوْ بُ ِإلَ ْي ِه‪َ ،‬ونَعُو ُذ بِاهلل ِم ْن ُشر ِ‬

‫ي لَهُ‪َ ،‬وَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ إلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ‬
‫يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُمض َّل لَهُ‪َ ،‬و َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد َ‬

‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى هَ َذا النَّبِ ِّي ْال َك ِري ِْم َو َعلَى‬
‫َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ الَ نَبِ َي بَ ْع َدهُ‪ ،‬اللهُ َّم َ‬

‫ي بِتَ ْق َوا‬ ‫ان ِإلَى يَوْ ِم ال ِّديْن‪ ،‬أ َّما بَ ْع ُد‪ :‬فَيَا ِعبَا َد هللا‪ُ ،‬أ ِ‬
‫وص ْي ُك ْم َوِإيَّا َ‬ ‫ٍ‬ ‫صحْ بِ ِه َوَأ ْتبَ ِ‬
‫اع ِه بِِإحْ َس‬ ‫الِ ِه َو َ‬
‫ٍٍِِِ‬
‫‪:‬هللا فَقَ ْد فَا َز ْال ُمتَّقُوْ نَ ‪ .‬وقال تعالى‬

‫ار يَقُولُونَ يَا لَ ْيتَنَا َأطَ ْعنَا هَّللا َ َوَأطَ ْعنَا ال َّر ُسواَل ﴿‪َ ﴾٦٦‬وقَالُوا َربَّنَا‬
‫يَوْ َم تُقَلَّبُ ُوجُوهُهُ ْم فِي النَّ ِ‬

‫ب َو ْال َع ْنهُ ْم‬


‫ض ْعفَ ْي ِن ِمنَ ْال َع َذا ِ‬ ‫ِإنَّا َأطَ ْعنَا َسا َدتَنَا َو ُكبَ َراءنَا فََأ َ‬
‫ضلُّونَا ال َّسبِياَل ﴿‪َ ﴾٦٧‬ربَّنَا آتِ ِه ْم ِ‬

‫لَ ْعنًا َكبِيرًا ﴿‪ ﴾٦٨‬يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَ ُكونُوا َكالَّ ِذينَ آ َذوْ ا ُمو َسى فَبَ َّرَأهُ هَّللا ُ ِم َّما قَالُوا َو َكانَ‬

‫ِعن َد هَّللا ِ َو ِجيهًا ﴿‪ ﴾٦٩‬يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا ﴿‪[ ﴾٧٠‬األحزاب‪-66:‬‬

‫‪]70‬‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Di pagi hari yang manandai‬‬

‫‪datangnya hari pertama bulan Syawal ini, yang juga kita kenal‬‬

‫‪dengan Hari Raya Iedul Fitri, kita berada dalam suasana gembira‬‬

‫‪tapi juga sedih. Gembira karena kita telah berhasil kembali dari‬‬

‫‪medan juang sebulan penuh dengan kemenangan yang gilang‬‬


gemilang. Tapi juga sedih, karena telah ditinggal pergi bulan

Ramadhan yang penuh berkah dan penuh kenangan.

Ya Allah, apakah kami masih bisa bertemu kembali dengan bulan

Ramadhan di tahun yang akan datang?

Ya, apakah kita kira-kira masih bertemu dengan bulan Ramadhan

di tahun yang akan datang? Ramadhan dipastikan insya Allah tetap

akan datang. Tapi ketika Ramadhan itu datang apakah kita masih

hidup? Adalah sesuatu yang semua kita tak tahu.

ُ‫ْث َويَ ْعلَ ُم َما فِي اَأْلرْ َح ِام َو َما تَ ْد ِري نَ ْفسٌ َّما َذا تَ ْك ِسب‬
َ ‫ِإ َّن هَّللا َ ِعن َدهُ ِع ْل ُم السَّا َع ِة َويُنَ ِّز ُل ْال َغي‬

٣٤﴿ ‫وت ِإ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬ ٍ ْ‫﴾ َغدًا َو َما تَ ْد ِري نَ ْفسٌ بَِأيِّ َأر‬
ُ ‫ض تَ ُم‬

Sesungguhnya hanya Allah yang pengetahui tentang hari kiamat;

dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang

ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui

(dengan pasti) apa yang akan bisa diusahakannya besok. Dan

tiada seorang pun yang dapat mengetahui (kapan dan) di bumi


mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi

Maha Mengenal. (Lukman: 34)

Peringatan soal kematian ini, adalah merupakan keniscayaan

hidup. Bukan hanya relevan untuk yang telah berusia lanjut. Bukan

hanya untuk yang sekarang sedang sakit. Bukan hanya untuk

rakyat yang kesulitan mencari sesuap nasih. Bukan hanya untuk

kaum jelata. Tapi kematian itu adalah keniscayaan untuk semua

manusia dari semua kalangan. Untuk para pemuda. Untuk orang

yang sekarang dalam kondisi sehat wal afiat. Untuk yang memiliki

harta melimpah. Untuk para pejabat.

ِ ْ‫س َذاِئقَةُ ْال َمو‬


‫ت ثُ َّم ِإلَ ْينَا‬ ٍ ‫تُرْ َجعُونَ ُكلُّ نَ ْف‬

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah

kepada Kami kamu dikembalikan. (Al-Ankabut: 57)

Ya Allah, kami tak tahu kapan ajal kami tiba. Ya Allah, tapi kami

masih menginginkan bisa bertemu dengan bulan Ramadhan lagi.

Ya Allah, bulan Ramadhan cepat sekali berlalu. Kami merasakan


seakan baru kemarin bulan Ramadhan itu datang, tapi kini ia telah

pergi. Ya Allah, kami berharap itu bukan pertemuan kami yang

terakhir dengan bulan Ramadhan. Kami masih menginginkan

berjumpa dengan bulan Ramadhan, yang penuh berkah ini ya

Allah.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Sholat ‘Iedul Fithri rahimakumullah,

Memang kita semua masih mengingingkan bertemu kembali

dengan bulan Ramadhan. Tapi rasanya tak mungkin kita semuanya

bisa bertemu lagi. Pasti di antara kita ada yang segera dipanggil

oleh Allah, sebelum bulan Ramadhan datang lagi. Mungkin anak

kita. Mungkin orang tua kita. Mungkin Isteri kita. Mungkin suami

kita. Mungkin sahabat kita. Bahkan, mungkin diri kita sendiri.

َ‫َولِ ُك ِّل ُأ َّم ٍة َأ َج ٌل فَِإ َذا َجاء َأ َجلُهُ ْم الَ يَ ْستَْأ ِخرُونَ َسا َعةً َوالَ يَ ْستَ ْق ِد ُمون‬

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah

datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang

sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Al-A’raf: 34)


Bukan kami mengajak kita semua meratap. Meratapi kepergian

Ramadhan dan meratapi kematian yang pasti datang.Tapi itulah

kenyataan, bahwa setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan.

Hidup ini ternyata tidak lama. Bisa seakan-akan hanya sekejap.

Maka, sudahkah kita siap berpisah dengan dunia ini. Sudahkah kita

siap meninggalkan harta benda yang kita kumpulkan. Sudahkah

kita siap meningglkan rumah yang kita bina setiap hari. Wahai

kaum wanita sudahkah anda siap ditinggalkan suami? Wahai kaum

laki laki sudahkah kita siap ditinggalkan isteri? Wahai para orang

tua sudahkah kita siap ditinggalkan anak-anak kita? Wahai para

pemuda, para remaja dan anak-anak apakah kalian telah siap

ditinggalkan orang tua?

Dan yang lebih penting lagi, sudahkah sewaktu-waktu kita siap

mati mempertanggungjawabkan apa saja yang kita lakukan di

dunia ini di hadapan Allah? Di hadapan Allah secara langsung; tak

ada yang bisa kita rekayasa dan tak ada yang bisa kita

sembunyikan.
ُ ‫وا َما ِفي َأنفُ ِس ُك ْم َأوْ تُ ْخفُوهُ ي َُحا ِس ْب ُكم بِ ِه هّللا‬
ْ ‫ض َوِإن تُ ْب ُد‬
ِ ْ‫ت َو َما فِي اَألر‬
ِ ‫هَّلِّل ِ ما فِي ال َّس َماوا‬

‫فَيَ ْغفِ ُر لِ َمن يَ َشاء َويُ َع ِّذبُ َمن يَ َشاء َوهّللا ُ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang

ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam

hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan

membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu.

Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan

menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa

atas segala sesuatu. (Al-Baqarah: 284)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Sekali lagi kami tidak

megajak kita meratap. Tapi kami mengajak kita semua menyadari

kenyataan ini. Bahwa bulan Ramadhan telah pergi, dan kita belum

tentu bisa bertemu kembali.

Allahu akbar 3x walillahilhamd. Allah berfirman:

َ ِّ‫﴾ َوِإلَى َرب‬٧﴿ ْ‫صب‬


٨﴿ ْ‫ك فَارْ غَب‬ ِ ‫﴾ِإ َّن َم َع ْال ُعس‬
َ ‫﴾ فَِإ َذا فَ َر ْغتَ فَان‬٦﴿ ‫ْر يُ ْسرًا‬
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan

hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (An-

Nasyrah: 7-8)

Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kita telah lakukan

ibadah di bulan Ramadhan. Meskipun kita belum tentu bertemu

lagi dengan bulan Ramadhan, yang pasti sekarang masih ada

waktu. Allah mengarahkan, ketika kita sudah menyelesaikan suatu

urusan maka kita harus segera mengerjakan urusan yang lain.

Apalagi memang bulan Ramadhan adalah bulan yang sarat dengan

nilai-nilai pendidikan, maka aplikasinya itulah yang harus kita

wujudkan dalam sebelas bulan ke depan.

Dan sesungguhnya inilah, yaitu pasca Ramadhan, yang

menentukan ibadah kita di bulan Ramadhan itu berhasil atau tidak.

Apakah puasa yang kita lakukan ada pengaruhnya dalam

kehidupan kita setelah Ramadhan? Apakah shalat tarawih yang

kita laknasanakan ada dampaknya? Bacaan Al-Qur’an yang kita


lakukan di bulan Ramadhan apakah ada bekasnya? Atau semuanya

itu pergi bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan? Kalau

semua itu pergi bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan,

maka itulah yang disinyalir oleh Nabi Muhammad Saw:

‫ْس لَهُ ِم ْن قِيَا ِم ِه ِإالَّ ال َّسهَ ُر‬ ُ ‫صيَا ِم ِه ِإالَّ ْالجُو‬


َ ‫ع َو َك ْم ِم ْن قَاِئ ٍم لَي‬ ِ ‫ْس لَهُ ِم ْن‬
َ ‫صاِئ ٍم لَي‬
َ ‫َك ْم ِم ْن‬

“Banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan apa-apa

kecuali lapar dan dahaga. Dan banyak yang melakukan shalat

tarawih, juga tak dapat apa-apa kecuali hanya begadang saja.”

(Hr. Ahmad)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Di bulan Ramadhan,

dengan puasa, kita telah dilatih untuk hidup dengan sangat berhati-

hati. Bukan saja dalam persoalan yang makruh dan yang haram,

tapi sampai dalam persoalan yang mubah dan halal. Kita tidak saja

menjauhi makanan yang haram dan perzinaan dengan perempuan

atau laki-laki lain. Tapi kita dilatih mengendalikan diri untuk

makan makanan yang halal yang telah menjadi milik kita dan juga
berhubungan dengan isteri atau suami yang sah. Silakan

dibayangkan betapa sangat hebat pendidikan puasa ini. Kalau kita

telah mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang halal, maka

tentu saja seharusnya lebih mampu untuk mengendalikan diri dari

hal-hal yang jelas-jelas haram. Inilah jalan menuju ketakwaan.

Rasulullah bersabda:

‫ َح َذراً ِم َّما بِ ِه بَأسٌ ) رواه‬،‫أس بِ ِه‬ ْ ‫الَ يَ ْبلُ ُغ ْال َعب ُد‬
َ َ‫أن يَ ُكونَ منَ ال ُمتَّقِينَ َحتَّى يَ َد َع َما الَ ب‬

‫)الترمذي‬

“Tidaklah seseorang bisa mencapai derajad takwa, sehingga ia

mampu menggalkan sesuatu yang tidak apa-apa karena takut

terjerumus kepada sesuatu yang berhaya.” (Hr. Tirmidzi)

Puasa juga mengajarkan kita untuk tidak menyepelekan sesuatu

yang dilarang meskipun itu sangat kecil atau sedikit. Selama kita

berpuasa, kita betul-betul menjaga agar mulut kita tidak sampai

kemasukan air meski hanya setetes. Subhanallah, bayangkan

dengan puasa, sampai sekecil ini kita jaga.


Dan yang sangat hebat lagi, dan ini tidak ada kecuali dalam ajaran

iman, segala aturan puasa itu kita lakukan semata-mata karena

Allah. Kita tak mau pura-pura berpuasa, padahal kita kalau mau

tentu sangat mudah. Mengapa? Karena kita merasa Allah melihat

kita di mana pun kita berada. Kita tak bisa dusta di hadapan Allah.

Kita tak bisa bersandiwara di hadapan Allah.

Jadi puasa, mengantarkan kita sampai pada derajat ihsan. Yaitu,

beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, atau paling

tidak merasa dilihat oleh Allah.

Tentu saja kondisi yang sedemian amat positif dari ajaran puasa,

tak boleh sirna bersamaan dengan perginya bulan Ramadhan.

Allah ingin agar kita tetap berhati-hati seperti itu di bulan-bulan-

Nya yang lain. Marilah kita bayangkan, prilaku kehati-hatian yang

sedemikian sangat hebat itu andaikata benar-benar mewarnai

kehidupan kita secara umum. Masya Allah maka betapa indahnya

kehidupan ini.
Marilah kita bayangkan di daerah dan di negeri kita ini, apa yang

tejadi bila kita mengejahwantahkan ajaran puasa ini. Sehingga, kita

tidak ada yang berbuat mubazir, tidak makan yang haram, tak ada

perzinaan dan perselingkuhan, tak ada judi, tak ada minum-

minuman keras, tak ada korupsi atau kolusi meski Rp 100,

sebagaimana kita tak mau minum air meski hanya setetes karena

takut puasa menjadi batal. Dan itu kita lakukan dengan penuh

kesadaran, bukan karena ada polisi, bukan karena ada jaksa, bukan

karena ada KPK, pendek kata bukan semata-mata karena adanya

penglihatan manusia, tapi karena kita merasa di awasi oleh Allah

yang Mahamelihat, maka betapa kira-kira adil dan makmurnya

daerah dan negeri kita ini. Pastilah benar-benar terwujud kemanan,

kesejahteraan dan kedamaian. Tampil menjadi daerah dan bangsa

yang sangat maju dan terdepan.

Kalau itu terjadi, dan memang harus kita upayakan agar bisa

terwujud, maka persoalan ekonomi, persoalan kekayaan alam,

persolan lapangan kerja, dengan sendirinya tak akan ada masalah.


Semua masalah terjadi sesungguhnya adalah karena tak

terkendalikannya hawa nafsu.

ْ ‫ض َولَ ِكن َك َّذب‬


‫ُوا‬ ِ ْ‫ت ِّمنَ ال َّس َماء َواَألر‬ ْ َ‫وا َواتَّق‬
ٍ ‫وا لَفَتَحْ نَا َعلَ ْي ِهم بَ َر َكا‬ ْ ُ‫َولَوْ َأ َّن َأ ْه َل ْالقُ َرى آ َمن‬

ْ ُ‫فََأخَ ْذنَاهُم بِ َما َكان‬


َ‫وا يَ ْك ِسبُون‬

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,

pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari

langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu,

(mereka durhaka dengan banyak berbuat dosa), maka Kami siksa

mereka disebabkan perbuatannya. (Al-A’raf: 96).

Maka lewat mimbar yang mulia di hari raya Idul Fitri ini kami

ingin mengumandangkan, telah tiba saatnya kita bangun

momumen pembanguan yang benar. Yaitu pembangunan jiwa atas

dasar takwa. Kami ingin serukan, tak perlu lagi kita terlalu

menggembar-gemborkan pembanguan fisik, tapi kita perlu

membangun rohani. Tak perlu kita memuja ilmu pengetahuan dan

tehnologi, tapi kita perlu moral. Tak perlu kita hanya membangun
sesuatu yang bisa dilihat, tapi kita perlu mendidik manusia agar

bisa melihat.

Allahu akbar 3x walillahilhamd. Ma’asyiral Muslimin

rahimakumullah, Telah sangat nyata, bahwa kesulitan dan bahaya

yang kita hadapi di daerah kita ini dan juga di negara kita bahkan

dunia, adalah krisis moral, krisis hati dan krsisis iman. Kita tidak

menderita krisis ekonomi sebenarnya, tapi kita menderita krisi hati.

Kita pun tak terbelakang karena ilmu pengetahuan dan intelektual.

Bukan karena kita tak cerdas. Bukan karena mata kepala kita buta.

Tapi semua terjadi karena hati yang ada dalam dada itulah yang

buta.

ٌ ‫ض فَتَ ُكونَ لَهُ ْم قُلُوبٌ يَ ْعقِلُونَ بِهَا َأوْ آ َذ‬


‫ان يَ ْس َمعُونَ بِهَا فَِإنَّهَا اَل تَ ْع َمى‬ ِ ْ‫َأفَلَ ْم يَ ِسيرُوا ِفي اَأْلر‬

ِ ‫صا ُر َولَ ِكن تَ ْع َمى ْالقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّ ُد‬


‫ور‬ َ ‫اَأْل ْب‬

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka

mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau

mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?


Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang

buta, ialah hati yang ada di dalam dada. (Al-Haj: 46)

Dengan puasa semoga membuat mata hati kita terang.

Sebagaimana ketika kita berbuasa, sedikit ada yang mengajak

berbuat dosa kita katakan saya sedang puasa.

Allahu akbar 3x walillahilhamd. Ma’asyiral Muslimin

rahimakumullah, Di samping itu, Ramadhan telah mendidik

kebersamaan kita semua. Betapa dengan semangat kebersamaan

semuanya menjadi ringan dan penuh berkah. Puasa mudah kita

lakukan karena kita lakukan bersama-sama. Shalat tarawih pun

mudah kita laksanakan, karena kita lakukan dengan berjama’ah.

Zakat, infaq dan sedekah serta pelbagai amal kebajikan pun kita

lakukan dengan semangat kebersamaan ini.

Semangat kebersaan ini tak boleh berakhir dengan berakhirnya

Ramadhan. Shalat lima waktu harus tetap kita lakukan dengan

berjamaah. Adalah sangat aneh bila kita telah berhasil melakukan


shalat terawih dengan berjama’ah di masjid, yang itu hukumnya

sunnah, lalu setelah itu untuk shalat wajib khususnya isya’ dan

shubuh tak kita tunaikan berjama’ah di masjid.

Ramadhan telah menjadi momentum untuk memakmurkan masjid.

Maka salah satu dari hasil pendidikan Ramadhan adalah tetap

makmurnya masjid-masjid kita. Kalau masjid-masjid kita kembali

sunyi dan sepi, maka berarti tak ada bekas yang tinggal dalam

kehidupan kita ini. Masjid yang sepi pertanda masyarakat itu hati-

hatinya terkunci. Dan bila masjid sepi dan hati terkunci, maka

jangan salahkan bila kita menderita kesulitan ekonomi. Bukan

karena sumber ekomoni itu yang sedikit, tapi karena hati kita yang

keras dan tandus, maka tanah yang subur tiadalah berarti.

Percayalah, bahwa masyarakat yang memakmurkan masjid niscaya

dimakmurkan Allah. Tapi masyarakat yang berani menelantarkan

masjid dan menolak Undangan Allah, menolak seruan Allah, maka

sudah sepantasnya bila mendapatkan teguran dari Allah.


ْ ‫وا ا ْست َِجيب‬
‫ُوا‬ ْ ُ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬ َ‫وا َأ َّن هّللا َ يَحُو ُل بَ ْين‬
ْ ‫ُول ِإ َذا َدعَا ُكم لِ َما يُحْ يِي ُك ْم َوا ْعلَ ُم‬
ِ ‫هّلِل ِ َولِل َّرس‬

َ‫ْال َمرْ ِء َوقَ ْلبِ ِه َوَأنَّهُ ِإلَ ْي ِه تُحْ َشرُون‬

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan

seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang

memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa

sesungguhnya Allah menguasai antara manusia dan hatinya dan

sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan. (Al-

Anfal: 24)

Di samping shalat lima waktu kita lakukan berjama’ah, kami

menyerukan zakat pun seharusnya kita lakukan secara berjama’ah.

Salurkan zakat lewat lembaga resmi yang ada. Kalau ini kita

lakukan maka akan terkumpul dana zakat yang sangat besar, yang

pada gilirannya akan banyak bisa menyelesaikan persoalan

kemiskinan dengan signifikan. Ibarat seperti sapu. Ketika lidi-lidi

itu diikat menjadi sebuah sapu, maka sapu itu bisa digunakan

untuk membersihkan lantai yang sangat luas dan jalan amat

panjang.Tapi bayangkan apa artinya sebuah lidi atau lidi-lidi yang


berserakan tak diikat rapi, tentu tak ada gunanya. Bahkan bisa

hanya manambah sampah.

Itulah maka jangan ada lagi yang merasa puas dengan

menyalurkan zakat secara individual. Sebagaimana, sangat keliru

kalau ada seorang lelaki yang mengatakan saya tidak ke masjid

karena saya bisa shalat lebih khusyu’ di rumah. Ini adalah bisikan

syetan. Imam Ali mengatakan: “Al-Haqqu bilaa nidhaamil

yaghlibuhul baathil binidham.” (Kebenaran yang tak ditata rapi

bisa dikalahkan dengan kebatilan yang diatur rapi).

Allahu akbar 3x walillahilhamd. Ma’asyiral Muslimin

rahimakumullah, Ramadhan juga telah memberikan pembekalan

yang sangat baik bagi kita semua, yaitu pembekalan Al-Qur’an.

Kita rata-rata telah khatam membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah

kalamullah yang diturunkan oleh Allah untuk kita agar kita jadikan

sebagai pedoman hidup. Bukan sekedar sebagai bacaan hidup.

Maka berikutnya tak cukup bagi kita membaca dan khatam. Al-

Qur’an harus kita pahami, kita hayati dan kita amalkan sebagai
petunjuk dalam keseluruhan detail prikehidupan kita. Tak boleh

Alqur’an itu hanya kita baca ketika keluarga kita meninggal dunia.

Al-Qur’an pedoman bagi manusia yang masih hidup. Al-Qur’an

juga tak boleh hanya kita buka ketika kita mencari tahu tentang

kehidupan akhirat.

Justru Al-Qur’an harus kita buka ketika kita ingin tahu bagaimana

seharusnya kita hidup di dunia ini. Berkaitan dalam aspek-aspek

kehidupan ini, kita harus membuka Al-Qur’an. Soal ekonomi kita

harus membuka Al-Qur’an. Soal hukum kita harus membuka Al-

Qur’an. Soal pemerintahan kita harus membuka Al-Qur’an. Soal

politik kita harus membuka Al-Qur’an. Soal pendidikan kita harus

membuka Al-Qur’an. Soal berkuarga kita harus membuka Al-

Qur’an. Dan seterusnya dalam semua hal. Karena, dari bagaimana

kita masuk WC hingga mengurus negara, Al-Qur’an telah

memberikan petunjuk yang sangat jelas dan sempurna.


Al-Qur’an adalah surat dari Allah untuk kita. Maka marilah

seterusnya kita baca Al-Qur’an sebagaimana layaknya kita

membaca surat.

‫ت َأ َّن لَهُ ْم َأجْ رًا‬


ِ ‫ِإ َّن هَ َذا ْالقُرْ آنَ يِ ْه ِدي لِلَّتِي ِه َي َأ ْق َو ُم َويُبَ ِّش ُر ْال ُمْؤ ِمنِينَ الَّ ِذينَ يَ ْع َملُونَ الصَّالِ َحا‬

‫َكبِي ًر‬

Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan)

yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang

Mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada

pahala yang besar. (Al-Isra’: 9)

Allahu akbar 3x walillahilhamd. Ma’asyiral Muslimin

rahimakumullah,

Secara khusus kita harus mengatakan kepada kaum wanita bahwa

selama bulan Ramadhan kaum wanita telah banyak yang

menyesuai diri secara fitrah. Yang biasa memamerkan aurat dan

buka-bukaan, di bulan Ramadhan sadar bahwa itu adalah tak baik.

Maka ini hendaklah terus dipertahankan. Kita harus sadar bahwa


pornografi dan porno aksi itulah biang dari pergaulan bebas,

penghinaan terhadap martabat wanita dan kehancuran akhlak.

Wahai kaum wanita anda semua adalah benteng dan tiang negara.

Di tangan andalah harkat dan martabat bangsa. Anda adalah guru

pertama bagi setiap anak manusia. Dan, oleh karena itu, surga

adalah di bawah telapak kaki kaum ibu. Tapi tentu saja kaum

wanita yang berakhlak. Bukan kaum wanita pengumbar syahwat.

Bukan kaum wanita yang selalu tampil pamer aurat.

Kami menyerukan, janganlah hari yang suci ini segera kita nodai

dengan acara-cara yang mengumbar syahwat. Marilah kita jaga

kesucian ini sampai mati.

Ketahuilah, bahwa kini kebudayaan materi dan syahwat itu telah di

ambang kehancuran. Sudah banyak perempuan-perempuan yang

sadar tak mau lagi diperalat dan diperjualbelikan kehormatannya

oleh kaum lelaki yang binal. Orang-orang Barat telah banyak yang

insyaf bahwa materi ternyata tak membawa kebahagiaan.


Maka marilah kita bangun daerah kita ini dengan akhlak yang

mulia. Moral yang tinggi. Sopan santun yang luhur. Budi pekerti

yang yang terpuji. Insya Allah dengan demikian daerah dan bangsa

kita bisa tampil maju memimpin peradaban dunia dengan cahaya

ilahi.

‫﴾ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم‬٧٠﴿ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬

٧١﴿ ‫﴾ َو َمن ي ُِط ْع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَوْ ًزا َع ِظي ًما‬

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah

dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki

bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-

dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka

sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (Al-

Ahzab: 70-71)

Mari kita berharap semoga Allah berkenan menerima ibadah-

ibadah yang telah kita lakukan. Dan marilah kita mohon ampun

atas kekurangan-kekurangannya. Kita juga mari saling maaf-


memaafkan. Kami pun mohon maaf atas segala kekurangan dan

kesalahan. Kami tak ingin, kecuali terus melakukan kebaikan

sepanjang kami masih memiliki kemampuan. Maka marilah kita

terus bekerjasama dalam kebajikan dan takwa, dan kita jauhi

bersekongkol dalam dosa dan permusuhan. Mari kita songsong

masa depan yang lebih baik.

Selamat jalan Ramadhan…, dan semoga kita masih bisa bertemu

kembali…

Semuanya, mari kita bersimpuh mohon ampun serta berdo’a

kepada Allah.

Al-Faatihah…!

‫اللهم صل على محمد وعلى آل محمد … الَّلهَ َّم ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ ِد ْينَ َوِإِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا‬

‫ َربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا‬،‫وف َر ِحي ٌم‬ َ َّ‫بِاِإْل ي َما ِن َواَل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغاًّل لِلَّ ِذينَ َءا َمنُوا َربَّنَا ِإن‬
ٌ ‫ك َر ُء‬

ُ‫ك َأ ْنتَ ْال َوهَّاب‬


َ َّ‫بَ ْع َد ِإ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْنكَ َرحْ َمةً ِإن‬
Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua, guru-guru

kami dan saudara-saudara kami kaum muslimin semua, baik yang

masih hidup maupun yang sudah wafat.

Ya Allah hanya kepada-Mu kami mengabdi, hanya kepada-Mu

kami sholat dan sujud, hanya kepada-Mu kami menuju dan tunduk.

Kami mengharapkan rahmat dan kasih sayang-Mu. Kami takut

akan azab-Mu kerena azab-Mu pasti menimpa kaum fasiq.

Ya Allah jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya

Allah jagalah kami dengan Islam dalam keadaan duduk dan

jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur. Jangan jayakan

orang-orang kafir atas kami.

Ya Allah Yang menyelamatkan Nuh dari taufan badai dan banjir

yang menenggelamkan dunia, Yang menyelamatkan Ibrahim dari

kobaran api menyala, Yang menyelamatkan Isa dari salib kaum

durjana, Yang menyelamatkan Yunus dari gelapnya perut ikan,

Yang menyelamatkan Nabi Muhammad dari makar kafir Quraisy,


Yahudi pendusta, munafik pengkhianat, pasukan ahzab angkara

murka… Laa ilaaha illa anta subhanaka innaa kunnaa

minadhdhaalimiin…3X

Ya Allah Yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa.

Ya Allah lindungi kami, masyarakat kami dan anak-anak kami dari

berbuat dosa. Jangan segera Engkau lenyapkan hari yang suci ini.

Berikanlah waktu kepada kami. Kami masih ingin bertemu dengan

dengan bulan Ramadhan lagi. Kami masih ingin shalat idul fitri

seperti ini lagi.

Ya Allah memang kami kini bergembira, tapi kami juga sedih.

Sedih jangan-jangan kami tak bertemu Ramdhan lagi. Sedih

jangan-jangan ini adalah idul fitri yang terakhir bagi kami. Kami

khawatir setelah Ramadhan syetan-syetan banyak berkuasa lagi.

Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan,

jadikanlah duka sebagai awal kebahagiaan, dan sirnakanlah rasa

takut menjadi rasa tentram, dan rasa cemas menjadi penuh


harapan. Ya Allah, dinginkan panasnya hati ini dengan salju

keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan. Ya

Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan

memancar terang, dan hancurkan perasaan jahat dengan secercah

kebenaran. Hempaskan semua tipu daya syetan dengan bantuan

bala tentara-Mu, ya Allah.

Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah

kegundahan dari jiwa kami semua. Kami berlindung kepada-Mu

dari setiap rasa takut yang mendera. Hanya kepada-Mu kami

bersandar dan bertawakkal. Hanya kepada-Mu kami memohon,

dan hanya dari-Mu-lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau

sebagai pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik pelindung

dan penolong. Ya, Allah tolonglah saudara-saudara kami yang

sedang sakit, dilanda kesedihan dan musibah, para janda, anak-

anak yatim, kaum lemah dan para fakir-miskin. Anugerahkan

kebahagian kepada mereka. Siramilah dengan rezeki yang

melimpah dari sisi-Mu yang penuh berkah. Kami lemah tak begitu
berdaya membantu dan meyantuni mereka. Ampuni kami, ya

Allah.

Ya Allah kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan

kepada-Mu, pertemukanlah pada jalan ketaatan kepada-Mu,

satukanlah di jalan dakwah-Mu dan ikatlah di atas janji setia demi

membela syari’at-Mu. Ya Allah padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai

hamba-hamba-Mu yang beriman.

Ya Allah lepaskanlah dan jauhkanlah dari kami penguasa-

penguasa yang dholim, fasiq dan kafir. Anugerahkan kepada kami

pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertaqwa, yang

menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, yang

mau merapkan syariat-Mu, yang membawa kami ke jalan yang

benar, jalan yang Engkau ridhoi.

Ya Allah selamatkanlah masyarakat kami dan jadikan kami semua

sebagai hamba-hamba-Mu yang mendirikan Shalat…..


Ya Allah selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami,

daerah kami, negeri kami dan ummat ini dari badai krisis, fitnah,

bencana dan dosa yang membinasakan.

Ya Allah janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau

beri petunjuk, dan tetapkankan hati kami atas agama-Mu.

Ya Allah jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari pertemuan kami

dengan-Mu, jadikanlah amal terbaik kami sebagai pamungkasnya,

dan jadikan usia terbaik kami sebagai akhir ajal kami. Ya Allah

limpahkanlah rahmat, ampunan dan hidayah-Mu kepada Kami

semuanya. Aamiin..aamiin ya Rabbal ‘alamin..

‫ك َربِّ ْال ِع ِّز ِة َع َّما‬ ِ ‫َربَّنَا اتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْا‬
َ ‫الخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
َ ِّ‫ ُس ْب َحانَ َرب‬،‫ار‬

‫صفُوْ نَ َو َسالَ ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َو ْال َح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِميْن‬
ِ َ‫ي‬

Anda mungkin juga menyukai