Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DERET HITUNG DAN DERET UKUR SERTA


PENERAPANNYA DALAM EKONOMI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Ekonomi Yang
Diampuh Oleh Hariaty Hamid, S.Si., M. Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

Erna Novianti :15.601040.0

Mutmainnah :15.601040.067

Sarahwati :15.601040.073

Nurhasanah :16.406040.04

Loita Wajitla Situmorang :16.406040.13

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2018

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ” DERET HITUNG DAN DERET UKUR
SERTA PENERAPANNYA DALAM EKONOMI” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pembuatan makalah mata
kuliah Matematika Ekonomi.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk
langkah-langkah selanjutnya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat menambah ilmu pengetahuan bagi yang membaca.Terima kasih.

Tarakan, 14 Oktober 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Pengertian Deret.............................................................................................2
B. Deret Hitung (Aritmatika)...............................................................................3
C. Deret Ukur (Geometri)....................................................................................5
D. Penerapan Ekonomi........................................................................................6
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................8
A. Kesimpulan.....................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan
retinteraksinya dengan bidang-bidang lainnya seperti Ekonomi dan Bisnis. Peran
matematika dalam interaksi ini terletak pada struktur ilmu dan peralatan yang
digunakan dalam berbagai bidang seperti indutri, asuransi, ekonomi, peralatan, dan
banyak bidang sosial maupun teknik.
Oleh karena itu pembuatan makalah yang berjudul “Deret dan Terapannya
dalam Ekonomi” ini dilatar belakangi untuk mempermudah proses belajar mengajar
mata kuliah Matematika Ekonomi dan Bisnis.Prinsip deret banyak diterapkan untuk
menelaah perilaku bisnis dan ekonomi, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Prinsip deret hitung banyak diterapkan dalam menganalisis perilaku
perkembangan. Sedangkan prinsip deret ukur, bersama-sama dengan konsep
logaritma, serta digunakan untuk menganalisis perilaku pertumbuhan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang permasalahan yang dipaparkan di atas,
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah.
1. Apa yang dimaksud dengan Deret ?
2. Bagaimana cara menghitung dan menentukan jumlah deret hitung?
3. Bagaimana cara menghitung dan menentukan jumlah deret ukur ?
4. Bagaimana Penerapan Deret dalam ekonomi?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah dipaparkan diatas, Tujuan
penulisan dalam makalah ini adalah.
1. Mendeskripsikan Pengertian Deret.
2. Memaparkan cara menghitung dan menentukan jumlah deret hitung.
3. Memaparkan cara menghitung dan menentukan jumlah deret ukur.
4. Memaparkan bagaimana Penerapan deret dalam ekonomi.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Deret
Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi
kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk
sebuah deret dinamakan suku. Keteraturan rangkaian bilangan yang membentuk
sebuah deret terlihat pada “pola perubahan” bilangan-bilangan tersebut dari satu
suku ke suku berikutnya.
Dilihat dari jumlahnya suku yang membentuk, deret digolongkan atau deret
terhingga dan takberhingga. Deret berhingga adalah deret yang jumlah suku-suku
tertentu, sedangkan deret berhingga adalah deret yang jumlah suku-sukunya tidak
terbatas. Sedangkan dilihat dari segi pola perubahan bilangan ada suku-sukunya,
deret bisa dibeda-bedakan menjadi deret hitung, deret ukur dan deret harmoni.
Contoh:
Jumlah kursi pada setiap barisnya dalam ruang seminar tersebut dapat
dinyatakan dengan barisan bilangan 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, ....
Urutan tersebut merupakan barisan bilangan karena memiliki pola, yaitu "ditambah
2".
terdapat 7 baris kursi maka jumlah seluruh kursi dalam ruang seminar tersebut
dapat dihitung dengan cara:
3 + 5 + 7 + 9 + 11 + 13 + 15 = 63
Selanjutnya, diperoleh jumlah seluruh kursi dalam ruang seminar
tersebut adalah 63 buah. Hasil penjumlahan 7 suku pada suatu deret disimbolkan
dengan 𝑆7 maka pada deret
3 + 5+ 7 + 9 + 11 + 13 + 15 +.... diperoleh
𝑆7 = 63.
Uraian tersebut memperjelas definisi deret berikut.
Berikut dapat dilihat beberapa contoh deret.
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 dinamakan deret 6 bilangan asli pertama

2
2 + 3 + 5 + 7 + 11 dinamakan deret 5 bilangan prima pertama
0 + 2 + 4 + 6 + 8 + 10 +12 dinamakan deret 7 bilangan genap pertama.
Dalam Ilmu Ekonomi Deret Hitung dan Deret Ukur banyak digunakan
dalam hal menghitung pertumbuhan penduduk dan pangan, mengukur biaya
produksi dan pendapatan, serta menghitung bunga majemuk dalam dunia
perbankan.

B. Deret Hitung (Aritmatika)


Deret aritmetika atau deret hitung adalah deret yang mempunyai beda yang
tetap atau 𝑈𝑛 − 𝑈𝑛−1 selalu tetap. Bentuk umum dari deret aritmetika atau deret
hitung adalah 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 +.. .+𝑈𝑛.
Pada barisan bilangan, tiap –tiap bilangan yang terdapat pada barisan
bilangan disebut suku. Hal ini juga berlaku untuk deret, yaitu setiap bilangan pada
suatu deret disebut suku. Pada deret 1+5+9+13+17+..., maka:
Suku ke-1= 1, ditulis 𝑈1=1, Suku ke-2= 5, ditulis 𝑈2=5,dst
Barisan bilangan dinyatakan dengan 𝑈1, 𝑈2, 𝑈3,..., 𝑈𝑛. dan deret yang
bersesuaian dengan barisan bilangan itu dinyatakan dengan 𝑈1 + 𝑈2 +
𝑈3 +.. . +𝑈𝑛. Pada suatu deret, jika hasil dari 𝑈2 − 𝑈1, 𝑈3 − 𝑈2, 𝑈4 − 𝑈3 atau 𝑈𝑛
− 𝑈𝑛−1 selalu tetap atau selalu sama, maka deret tersebut disebut deret aritmetika
atau deret hitung.Bilangan yang selalu tetap itu disebut beda.
Rumus suku ke- n deret aritmetika
Dalam deret aritmetika 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 +.. . +𝑈𝑛. Dengan beda b maka
dapat ditentukan :
𝑼𝒏= 𝑼𝟏 + (𝒏 − 𝟏)𝒃 Keterangan:
𝑼𝒏= suku ke-n 𝒏 = banyaknya suku
𝑼𝟏= suku pertama 𝒃 = beda Contoh:
Dalam deret aritmetika diketahui 𝑈1=5 dan 𝑈7=29.tentukan besar bedanya!
Jawab:
𝑈1=5 dan 𝑈7=29 , 𝑛 = 7

𝑈𝑛= 𝑈1 + (𝑛 − 1)𝑏

3
𝑈7= 5 + (7 − 1)𝑏
29 = 5 + (7 − 1)𝑏
29 − 5 = (7 − 1)𝑏
24 = 6𝑏
𝑏=4
Jadi beda deret itu = 4
Rumus jumlah n suku pertama
Jika n suku pertama dari deret aritmetika dinyatakan dengan 𝑆𝑛,maka :

𝑆𝑛 = 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 +.. . +𝑈𝑛
𝑈2 = 𝑈1 + 𝑏

𝑈3 = 𝑈1 + 2𝑏

𝑈𝑛−1 = 𝑈𝑛 − 𝑏
𝑈𝑛−2 = 𝑈𝑛 − 2𝑏

Jadi 𝑆𝑛 = 𝑈1 + (𝑈1 + 𝑏) + (𝑈1 + 2𝑏)+. .. +( 𝑈𝑛 − 𝑏) + ( 𝑈𝑛 − 2𝑏) + (𝑈𝑛) Jika


urutan suku-suku pada penjumlahan di atas dibalik urutannya maka susunannya
menjadi:
𝑆𝑛
𝑆𝑛
𝑆𝑛

𝑈𝑛)
maka
2𝑆𝑛 = 𝑛(𝑈1 + 𝑈2)

𝑆𝑛 = (𝑈1 +𝑈2 )

𝟏 𝟏
𝑺𝒏 = 𝒏(𝑼𝟏 + 𝑼𝟐) 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑺𝒏 = 𝒏(𝑼𝟏 + (𝒏 − 𝟏)𝒃
𝟐 𝟐

4
C. Deret Ukur (Geometri)
Deret ukur merupakan deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan
perkalian terhadap sebuah bilangan tertentu. Bilangan yang membedakan suku-suku
sebuah deret ukur dinamakan pengganda, yakni merupakan hasil bagi antara nila
suatu suku terhadap nilai suku di depannya. Suatu deret yang memiliki rasio
𝑈2 𝑈3 𝑈4 𝑈𝑛
(perbandingan) yang tetap atau hasil dari , , ,… … . . , selalu tetap
disebut
𝑈1 𝑈2 𝑈3 𝑈𝑛−1

deret geometri atau deret ukur.

Deret Geometri Naik dan Turun

Suatu deret geometri yang nilai suku berikutnya lebih dari nilai suku sebelumnya,
atau 𝑈𝑛+1 > 𝑈𝑛 disebut deret geometri naik, sedangkan jika nilai suku berikutnya
kurang dari nilai suku sebelumnya atau 𝑈𝑛+1 < 𝑈𝑛 disebut deret geometri turun.

Rumus suku ke-n pada deret geometri

Dalam deret geometri 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + ⋯ + 𝑈𝑛 dengan rasio r dapat diperoleh


hubungan-hubungan berikut ini.

𝑈2 = 𝑈1 + 𝑟 = 𝑈1 + 𝑟2−1

𝑈3 = 𝑈1 + 𝑟2 = 𝑈1 + 𝑟3−1

𝑈4 = 𝑈1 + 𝑟3 = 𝑈1 + 𝑟4−1

𝑈5 = 𝑈1 + 𝑟4 = 𝑈1 + 𝑟5−1

𝑈𝑛 = 𝑈1 + 𝑟𝑛−1

Berdasarkan uraian diatas, maka diperoleh rumus suku ke-n untuk deret geometri
berikut ini :

Rumus suku ke n suatu deret geometri adalah :

𝑼𝒏 = 𝑼𝟏 + 𝒓𝒏−𝟏

𝑈𝑛= suku ke n n = banyak suku

5
𝑈1 = suku pertama r = rasio Jumlah n

suku pertama deret geometri Bentuk

umum deret geometri adalah :

𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + ⋯ + 𝑈𝑛

Jika Sn merupakan hasil penjumlahan deret geometri maka :

𝑆𝑛 = 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + ⋯ + 𝑈 𝑛

𝑆𝑛 = 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + ⋯ + 𝑈 𝑛

𝑆𝑛 = 𝑈1 + (𝑈1𝑟) + (𝑈1𝑟2) + ⋯ + (𝑈1𝑟𝑛−1)… … … … … … … … … … … … (1)

Persamaan satu dikalikan denganr, maka :

𝑟𝑆𝑛 = (𝑈1𝑟) + (𝑈1𝑟2) + ⋯ + (𝑈1𝑟𝑛−1) + (𝑈1𝑟𝑛)

𝑆𝑛 = 𝑈1 + (𝑈1𝑟) + (𝑈1𝑟2) + ⋯ + (𝑈1𝑟𝑛−1)

𝑟𝑆𝑛 − 𝑆𝑛 = −𝑈1

𝑟 𝑆𝑛 − 𝑆𝑛 = 𝑈1𝑟𝑛 − 𝑈1

(𝑟 − 1)𝑆𝑛 = 𝑈1𝑟𝑛 − 𝑈1

𝑼𝟏𝒓𝒏 − 𝑼𝟏
𝑺𝒏 =
(𝒓 − 𝟏)

Dua hal yang penting untuk diketahui atau dihitung dalam setiap persoalan
deret, baik deret hitung maupun deretukur, adalah besarnya nilai pada suatu suku
tertentu dan jumlah nilai deret tersebut sampai dengan suku yang bersangkutan.

D. Penerapan Ekonomi
Di bidang bisnis dan ekonomi, teori atau prinsip-prinsip deret sering
diterapkan dalam kasus-kasus yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan
apabila perkembangan atau pertumbuhan suatu gejala tertentu berpola seperti

6
perubahan nilai-nilai suku sebuah deret, baik deret hitung maupun deret ukur, maka
teori deret yang bersangkutan [enad (relevant) dietrapkan untuk menganalisisnya.

a. Model Perkembangan Usaha


Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha
misalnya produksi, baiaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau
penanaman modal berpola seperti deret hitung, maka prinsip-prinsip deret
hitung dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan variabel tersebut.
b. Model BungaMajemuk
Model bunga majemuk merupakan penerapan deret ukur dalam kasus
simpan pinjam dan kasus investasi. Dengan model ini dapat dihitung, misalnya,
besarnya pengembalian kredit di masa datang berdasarkan tingkat bunganya.
Atau sebaliknya, untuk mengukur nilai sekarang dari suatu jumlah hasil
investasi yang akan diterima di masa datang.
Jika misalnya modal pokok sebesar P dihubungkan secara majemuk
dengan suku bunga per tahun setingkat i, maka jumlah akumulatif modal
tersebut di masa datang setelah n tahun (Fn) dapat dihitung sebagai berikut :
Setelah 1 tahun : F1= P + P . i = P ( 1 + i)
Setelah 2 tahun : F2 = P ( 1 + i) + P ( 1 + i) i = P ( 1 + i)2 Setelah
3 tahun : F3 = P ( 1 + i)2 + P ( 1 + i)2 i = P ( 1 + i)3
. .
Setelah n tahun : Fn = (.....) + (.....) i = P ( 1 + i)n
Dengan demikian,jumlah di masa datang dari suatu jumlah sekarang
adalah :
Fn=P( 1 +i)n

P : jumlah sekarang i
: tingkat bunga per tahun n
: jumlah tahun
Contoh soal:

7
Seorang nasabah Bank ABC meminjam uang di bank sebanyak
Rp.5.000.000 untuk jangka waktu pinjaman 36 bulan , dengan tingkat bunga
2% per tahun.
a. Berapa jumlah seluruh uang yang harus dikembalikan pada saat
pelunasan ?
Jawab :
Diketahui : P : 5.000.000 , n : 36 bulan = 3 tahun , i : 0,02
𝐹 = 𝑃 (1 + 𝑖)𝑛 𝐹3 =
5.000.000 (1 + 0,02)3
= 5.306.040 .
Jadi jumlah seluruh uang yang harus dikembalikan saat pelunasan
Rp.5.306.040
b. Jika perhitungan pembayaran bunga bukan tiap tahun, melainkan
tiap 6 bulan, berapa jumlah yang harus dia kembalikan?
Jawab :
Menggunakan rumus nilai sekarang (present value), dan jika bunga
yang diperhitungkan dibayar tiap 6 bulan (setahun 2 semester, maka m
= 2)

𝑖
𝐹𝑛 = 𝑃 (1 + )𝑚.𝑛
𝑚
𝐹3 = 5.000.000 (1 + 0,01)2.3
= 5.000.000 (1 + 1,06152)
= 5.307.600
Jadi jumlah uang yang dikembalikan menjadi lebih besar yaitu
Rp.5.307.600

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi
kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk
sebuah deret dinamakan suku. Keteraturan rangkaian bilangan yang membentuk
sebuah deret terlihat pada “pola perubahan” bilangan-bilangan tersebut dari satu
suku ke suku berikutnya. Dari segi pola perubahan bilangan ada sukusukunya, deret
bisa dibeda-bedakan menjadi deret hitung, deret ukur dan deret harmoni.
Dalam Ilmu Ekonomi Deret Hitung dan Deret Ukur banyak digunakan
dalam hal menghitung pertumbuhan penduduk dan pangan, mengukur biaya
produksi dan pendapatan, serta menghitung bunga majemuk dalam dunia
perbankan.

B. Saran
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan untuk para pendidik
maupun calon pendidik mampu memahami dan menerapkannya dalam dunia
pendidikan agar dapat terwujudnya suatu proses pembelajaran yang bermakna serta
dapat membimbing peserta didik menuju keberhasilan.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://navelmangelep.files.wordpress.com/2011/12/modul-aljabar-kelas-xii-semester-
2standar-komp-4.pdf (diakses 14 oktober 2018)
https://elearningwidyabuana.files.wordpress.com/2014/01/soal-matekbis-i-2014.pdf
(diakses 14 oktober 2018)

10

Anda mungkin juga menyukai