1. George Martinus
2. Indah Ristiana
3. Jennifer Lorraine
4. Lubna Kencana
5. Mirza Alfayyadh
6. Maya Anjelina Permatasari
7. Muhammad Danish Akbar
8. Mutiara Andhini
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatNya, kami bisa
menyusun makalah yang berisi tentang determinan matriks. Penyusun juga berterimakasih
1
kepada guru mata pelajaran Matematika, Pak Zaka yang telah memberikan bimbingan dan
materi kepada kami, sehingga kami bisa menulis makalah ini dengan sebaik baiknya. Tidak lupa
juga kami ingin berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan serta
motivasi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyususn
makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan
pengetikan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis. Akhir kata
kami ucapkan Terima Kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………...2
2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………3
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………..
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………….4
B. Masalah…………………………………………………………………………………………………………………4
C. Tujuan……………………………………………………………………………………………………………..4
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………..
A. Pengertian Determinan Matriks…………………………………………………………………………5
B. Macam-macam Determinan Matriks…………………………………………………………………5
C. Sifat-sifat Determinan Matriks…………………………………………………………………………12
D. Sistem Persamaan Linear………………………………………………………………………………….13
E. Contoh Soal Dan Pembahasan…………………………………………………………………………15
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………….17
B. Saran…………………………………………………………………………………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………...17
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. LATAR BELAKANG
Matematika berasal dari bahasa latin Manthanein yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”.
Sedangkan matematika dalam bahasa Belanda dikenal dengan sebutan wiskunde yang memiliki
arti “ilmu pasti”. Jadi, secara umum dapat diartikan bahwa matematika merupakan sebuah ilmu
pasti yang berkenaan dengan penalaran.
Dalam pembelajaran MATEMATIKA WAJIB banyak siswa yang masih kurang paham mengenai
pelajaran DETERMINAN MATRIKS.
Disini kami selaku tim penyusun akan memberikan materi dan penjelasan yang berkaitan
dengan Determinan Matriks untuk memenuhi tugas Pembelajaran Matematika Wajib.
B. MASALAH
1. Apa pengertian Determinan Matriks?
2. Apa saja jenis-jenis Determinan Matriks?
3. Ada berapa banyak sifat-sifat pada Determinan Matriks?
4. Bagaimana penyelesaian system persamaan linear?
5. Bagaimana bentuk contoh soal serta pembahasannya?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian determinan matriks
2. Mengetahui jenis-jenis determinan matriks
3. Dapat mengetahui sifat-sifat determinan matriks
4. Dapat menyelesaikan soal dengan model system persamaan linear
5. Mengetahui beragam contoh soal disertai pembahasannya
BAB II
PEMBAHASAN
Determinan dinyatakan sebagai jumlah semua hasil kali dasar bertanda dari matriks bujur sangkar A.
Determinan dari sebuah matriks bujur sangkar A’ dinotasikan dengan det(A) atau |A|
5 10
Contoh 2 : Jika A = maka |A| = 5.4-10.3 = -10
3 4
Matriks Ordo 3 ialah matriks bujur sangkar dengan banyaknya kolom dan baris sama dengan
tiga. Bentuk umum matriks ordo 3 yakni seperti cara yang di bawah ini :
5
Apabila matriksnya berbentuk 3 x 3 , maka rumus untuk mencari determinan ialah :
Penentuan nilai determinan matriks (3x3) seperti ini, disebut aturan Sarrus
Contoh 3 :
6
Rumus Leibniz untuk mencari determinan matriks n x n ialah seperti berikut ini :
Metode eliminasi Gauss juga dapat di pakai. Sebagai contohnya ialah determinan matriks berikut ini :
Dalam determinan, minor-kofaktor yang dihitung hanya terbatas pada baris atau kolom tertentu saja
dan biasa disebut ekspansi baris dan ekspansi kolom.
pembahasan ini berlanjut ke determinan metode ekspansi kofaktor yaitu ekspansi baris dan kolom yang
mempunyai pola :
Ekspansi Baris
7
Ekspansi baris dimulai dari setiap elemen kolom pertama atau elemen dengan nilai j = 1 (ai1) dan
arahnya bergerak secara mendatar sepanjang jumlah kolom matriks.
Karena tanda plus atau minus ditentukan oleh kofaktor dan ekspansi baris mana yang digunakan.
Jika ekspansi baris ganjil misalnya ekspansi baris pertama dan baris ketiga, maka tandanya dimulai
dengan positif.
Dan jika ekspansi baris genap seperti ekspansi baris kedua dan baris keempat, maka rumusnya dimulai
dengan tanda negatif.
Jadi, berdasarkan pola rumus umum tersebut dapat ditentukan tiga rumus determinan ekspansi baris
matriks 3×3, yaitu:
8
Contoh :
Contoh :
9
Ekspansi Kolom
Ekspansi kolom diawali dari setiap elemen baris pertama atau elemen dengan nilai i = 1 (a1j) dan
arahnya bergerak menurun sepanjang jumlah baris matriks.
10
Ekspansi kolom ketiga
Contoh soal :
1. Apabila semua elemen dari salah satu baris atau kolom sama dengan nol, maka determinan matriks
tersebut adalah nol. Perhatikan contoh berikut:
11
Misalkan :
2. Apabila semua elemen dari salah satu baris atau kolom itu sama dengan elemen-elemen baris atau
kolom lain, maka determinan matriks tersebut adalah nol.
3. Apabila elemen-elemen salah satu dari baris atau kolom adalah merupakan kelipatan dari elemen-
elemen baris atau kolom lain maka determinan matriks tersebut adalah nol.
(Sebab elemen-elemen baris ke-3 sama dengan kelipatan elemen-elemen baris ke-1).
8. Jika satu baris/kolom dari suatu determinan mempunyai factor k, maka k dapat dikeluarkan menjadi
pengali di depan
5 6 3 5 6 3 5 6 3
Misalkan : 2 8 6 = 2.1 2.4 2.3 = (2) 1 4 3
1 4 2 1 4 2 1 4 2
Nah yang akan kita bahas selanjutnya ialah cara untuk menyelesaikan sebuah persamaan linear 2
variabel dengan menggunakan konsep determinan.
12
Yang perlu dipahami ialah Determinan Utama, Determinan Variabel x dan Determinan Variabel y,
penjelasannya seperti di bawah ini :
Determinan Utama ( D ) :
Determinan utama ialah sebuah determinan yang koefisiennya x dan y. Koefisien x masing – masing
terletak pada kolom pertamanya, sedangkan koefisien y terletak masing – masing di kolom keduanya.
Determinan Variabel x ( Dx ) :
Determinan variabel x ialah sebuah determinan yang diperoleh dengan cara mengganti koefisien –
koefisien variabel x dari determinan utama dengan bilangan- bilangan ruas sebelah kanannya.
Determinan Variabel y ( Dy ) :
Determinan variabel y ialah sebuah determinan yang diperoleh dengan cara mengganti koefisien –
koefisien variabel y dari determinan utama dengan bilangan – bilangan ruas sebelah kanannya.
Aturan Crammer
Aturan Cramer untuk Sistem 3 × 3
Aturan Cramer dapat diperluas untuk sistem persamaan linear 3 × 3, dengan menggunakan pola
yang sama dengan sistem 2 × 2. Diberikan sistem umum 3 × 3,
Solusi-solusi dari sistem tersebut adalah x = Dx/D, y = Dy/D, dan z = Dz/D, dimana Dx, Dy, dan Dz
dibentuk dengan mengganti koefisien variable-variabel yang bersangkutan dengan konstanta,
dan D adalah determinan dari matriks koefisien (D ≠ 0).
dengan syarat D ≠ 0.
Contoh :
13
3x+2y+z = 7
x-2y = 7
2x-y+2z = 0
Penyelesaian :
14
E. Contoh Soal dan Penyelesaian
15
Jawaban untuk matriks ordo 2 x 2 di atas ialah seperti berikut ini :
det( A ) = ( 2 . 4 . 1 ) + ( 3 . 3 . 7 ) + ( 4 . 5 . 0 ) – ( 4 . 4 . 7 ) – ( 2 . 3 . 0 ) – ( 3 . 5 . 1 )
= (8) + ( 63 ) + (0) – ( 112 ) – ( 0 ) – 15
= – 56
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulan bahwa :
a. jika A adalah matriks bujur sangkar yang memiliki baris atau kolom yang elemen-elemennya
nol maka det(A)= 0
b. jika B adalah matriks yang dihasilkan dari matriks A yang satu baris atau satu kolomnya
dikalikan konstanta K, maka det(B) = k det(A)
c. jika B adalah matriks yang dihasilkan bila dua baris A di pertukarkan, maka det(B)= -det(A)
d. jika B adalah matriks yang dihasilkan bila kelipatan satu baris A ditambahkan pada baris yang
lain, maka det(B) = det(A)
e. Nilai determinan matriks A akan bernilai nol, jika matriks A mempunyai dua baris atau kolom
yang sama atau sebanding
f. jika A adalah matriks bujur sangkar, maka det(A) = det(A)
g. sebuah matriks A dapat dibalik (mempunyai invers) jika det(A) ≠ 0
B. SARAN
Untuk para pembaca yang akan melakukan kegiatan sejenis untuk pembuatan makalah ini agar
data yang didapatkan menjadi lebih akurat dan valid. Semoga makalah ini sangat berarti bagi
setiap orang yang membacanya, perlu kami ingatkan pada saat ketika membaca makalah kami
ini, agar si pembaca penuh konsentrasi dan focus ketika memahami isi makalah ini dengan
tujuan agar tidak sia-sia waktu yang telah diluangkan sipembaca ketika memahami isi dari
makalah ini. Sekian dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
17