Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan pasien adalah suatu sistim yang membuat asuhan pasien
lebih aman meliputi asismen resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya , serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
resiko dan mencegah terjadinya cidera yang disebabkaan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (PMK No.11 tahun 2017) . Keselamatan (safety) paisen
telah menjadi isu global termasuk di puskesmas , ada lima isu penting yang
terkait dengan keselamatn (safety) yaitu: Keselamatan pasien ( patient safety)
, keselamatan pekerja atau petugas Kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan kesehatan yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan
petugas, keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungnan . Kelima aspek keselamatan tersebut sangat lah penting untuk
dilaksanakan di puskesmas karena itu keselamatan pasien merupakan
prioritas utama untuk dilaksanakan.
Harus diakui pelayanan Kesehatan pada dasarnya adalah untuk
menyelamatkan pasien. Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu
dan tehnologi pelayanan Kesehatan menjadi semakin kompleks dan
berpotensi terjadinya kejadian tidak diharapkan (KTD) apabila tidak dilakukan
dengan hati-hati .
Di puskesmas terdapat bermacam macam obat , tes laboratorium ,
prosedur operasional dan banyak alat dan tehnologi saat ini , bermacan-
macam jenis profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan 24 jam
terus menerus , keragaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak
dikelola dengan baik dapat menyebabkan terjadinya KTD . Sedangkan saat
ini masih dalam masa pandemic Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) maka
segala kegiatan disesuaikan dengan tatanan normal baru. Hal ini didasarkan
pada KMK HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang terbit pada tanggal
13 Juli 2020, Perda Bupati Nganjuk no. 28 tahun 2020 tentang Pedoman
Persiapan Tatanan Normal Baru pada Kondisi Pandemi Corona Virus
Disease (Covid-19) di Kabupaten Nganjuk serta Surat Edaran Bupati Nganjuk
tentang Protokol Kesehatan yang terbit tanggal 15 Juli 2020.
Menginagt keselamatan pasien sudah menjadi tututan masyarakat dan
berdasarkan atas dasar latar belakang itulah maka pelaksanaan program
keselamatan pasien di Puskesmas perlu dilakuna untuk da[at meningkakan
mutu aelayanan di Puskesmas Sukomoro terutama di dalam melaksanakan
keselamatan pasien sangat d perlukan suatu pedoman yang jelas sehingga
angka kejadia KTD dapat di cegah sedini mungkin.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi pemberi layanan di Puskesmas Sukomoro untuk
dapat melaksanakan program keselamatan pasien di masa pandemi
dalam upaya meningkatklan mutu pelayanan puskesmas .
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan yang jelas bagi pemberi layanan dalam mengamnbil
keputusan terhadap keselamatan pasein .
b. Sebagai acuan bagi para dokter untuk dapat meningkatkan
keselamatan pasein
c. Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan
terarah di masa pandemi

C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien ini adalah
semua pegawai Puskesmas Sukomoro baik yang melakukan pelayanan klinis
secara langsung maupun tidak langsung.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang Lingkup Pedoman Peningkatan Mutu Layanan Klinis dan Keselamatan
Pasien ini adalah:
1. Pelayanan Klinis di Puskesmas Sukomoro baik di dalam gedung
maupun di luar gedung.
2. Petugas Pemberi Layanan baik Klinis maupun non klinis di Puskesmas
Sukomoro.

E. Batasan Operasional
Pelayanan yang menerapkan :
1. Standar keselamatan pasien
2. Sasaran keselamatan pasien
3. Tujuh Langkah menuju keselamatan pasien
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

SYARAT KOMPETENSI
No. JABATAN GOL. PENDIDIKAN DIKLAT TEKNIS
RUANG UMUM FUNGSIONAL
1. JABATAN FUNGSIONAL KHUSUS
a. Dokter Umum III/B Dokter ATLS
ACLS
PPGD
Diklat Teknis Fungsional
Dokter
b Dokter gigi III/B Dokter Gigi Kegawatdaruratan Medik
Gigi
Konservasi Gigi
Bedah Mulut Sederhana
Diklat Teknis Fungsional
Dokter Gigi
c. Bidan II/C D-III Diklat Teknis Fungsional
Kebidanan Bidan
d. Perawat II/C D-III PPGD
Keperawatan
PMKK
Diklat Teknis Fungsional
Puskesmas
Diklat Teknis Algoritma
Pengobatan
Diklat Teknis Fungsional
Perawat
e. Apoteker III/A S1 Farmasi Diklat Teknis Fungsional
Kefarmasian
f. Asisten II/A SMF/SAA Kefarmasian
Apoteker Komputer Terapan
II/C D-III Farmasi Diklat Teknis Fungsional
Kefarmasian

g. Perawat Gigi II/C D-III AKG Diklat Teknis Fungsional


Perawat Gigi
h. Nutrisionis II/C D-III Gizi Penyuluhan dan
Konsultasi Gigi
Komputer Terapan
Diklat Teknis Fungsional
Nutrisionis
i. Sanitarian II/C D-III Kes. Diklat Teknis Fungsional
Lingkungan Sanitarian
Diklat Teknis
Pengambilan Sampel
Diklat Teknis Surveilans
Lingkungan
j. Pranata II/C D-III Analis Diklat Teknis Patologis
Laboratorium Kesehatan Klinis
Diklat Teknis Mikrobiologi/
BTA
Komputer Terapan
k. Penyuluhan II/C D-III Diklat Teknis KIE
Kesehatan Kesehatan
Diklat Teknis Fungsional
Masyarakat Masyarakat
Penyuluh Kes.
Masyarakat
l. Perekam II/C D-III Rekam Diklat Teknis Rekam
Medik Medis Medis
m. Epidemiolog III/A Sarjana
Manajemen Kesehatan
Kesehatan Epidemiologi
Sarjana Diklat Teknis Fungsional
Biologi Epidemiologi

B. Distribusi Ketenagaan

Ketua TIM Keselamat Pasien : Ida Lina Nuryati


Sekretaris : Devia Mega
Loket : Marem
Poli umum : Dr. Sylvia Khrisnaningtyas
Poli Gigi : Drg. Tri Asfi Rafiah
KIA/KB : Anny Festy
Laboratoorium : Sri Hartatik
Farmasi : Sri Harijani
Gizi : Ika Purwanti
UGD/ Rawat Inap : Sudarsono
Mampu bersalin : Ina Kartika
Sanitasi lingkungan : Pujiastutik
C. Jadwal Kegiatan

BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pembentukan TIM
PMKP
2. Memilihan indikator
mutu KP
3. Menyusun pedoman KP
4. Menyusun format KP
5. Melakukan sosialisasi
6. Melakukan
pengumpulan data
7. Melakukan MONEV KP
8. Evaluasi perilaku
nakes
9. Revisi SK SOP
10. Melakukan pelatihan
KP
11. Penyusun FMEA
1. Proaktif
2. Reaktif
12. MONEV manajemen
resiko
13. Sosialisasi dan
komunikasi proses dan
hasil kegiatan
peningkatan mutu KP

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Terlampir

B. Standar Fasilitas
Standar fasilitas yang harus dipenuhi oleh Puskesmas Sukomoro terkait
dengan peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien yaitu sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan no.43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
1. Standar Keselamatan pasien
a. Hak pasien
b. Pendidikan bagi pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Pendidikan bagi stap tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi stap untuk mencapai keselamatan
pasien
2. Sasaran Keselamatan Pasien
a. Mengidentifikasi pasien dengan benar
b. Meningkatkan komunikasi efektif
c. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus di waspadai
d. Memastikan lokasi pembedahan ynag benar , pembedahan pada
pasien yang benar
e. Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan Kesehatan
f. Mengurangi risiko cidera pasien akibat jatuh
3. Tujuh Langkah keselamatan Pasien
a. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
b. Memimpin dan mendukung staf
c. Mengintegrasikan aktifitas pengelolaan risiko
d. Mengembangkan sistim pelaporan
e. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien belajar dan berbagi
pengalaman tentang keselamatan pasien
f. Mencegah cidera melalui implementasi system keselamatan pasien.
B. Methode
Sasaran Keselamatan Pasien
1. Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan

1. Judul Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan


2. Dasar Pemikiran Ketepatan Identifikasi menjadi sangat penting
untuk menjamin keselamatan pengguna
pelayanan selama proses pelayanan dan
mencegah insiden keselamatan pengguna
layanan
3. Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
4. Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan
dalam melaksanakan identifikasi pengguna
layanan pada proses pelayanan
5. Definsi Operasional Identifikasi pengguna layanan secara benar
adalah proses pencocokan Identitas
pengguna layanan yang mengunakan
minimal dua dari tiga identitas yang tidak
pernah berubah , misalkan nama, tanggal
lahir, nomor rekam medis , NIK sesuai
dengan yang ditetapkan puskesmas
Peluang :
1. Pendaftaran
2. Sebelum Tindakan
3. Penyerahan Hasil Laborat
4. Penyerahan Hasil Obat
Di Rawat Inap dan Mampu Bersalin
Identifikasi dengan gelang Identifikasi
6. Tipe Indilkator Proses
7. Satuan Pengukuran Jumlah Orang
8. Numerator Jumlah proses Identifikasi yang dilakukan
dengan benar
9. Denumerator Jumlah total peluang yang di observasi
10. Kriteria Inklusi (semua pengguna layanan yang
mendapatkan pelayanan di Puskesmas)
11. Formula Jumlah proses Identifikasi yang dilakukan
dengan benar dibagi Jumlah total peluang
yang di observasi kali 100%
12. Desain Pengumpulan Data Pengumpulan data berdasarkan peluang
yang ada saat dilakukan penilaian
13. Sumber Data Data Primer
14. Besar Sampel Sesuai peluang yang ada saat penilaian
15. Frekwensi Pengumpulan Data Sebelun sekali
16. Periode Waktu Pelaporan Data Bulanan , Tribulan , Tahunan
17. Periode Analisis Data 3 bulan seklai
18. Penyajian Data Tabel dan Grafik
19. Instrumen Pengambilan Data Data Formulir Observasi
20. Penanggung Jawab Ida Lina Nuryati

2. Komunikasi Efektif Dalam Pelayanan

1. Judul Komunikasi Efektif dalam Pelayanan


Kepatuhan melakukan komunikasi efektif
2. Dasar Pemikiran kepatuhan petugas dalam melaksanakan
komunikasi efektif memungkinkan pesan
dapat tersampaikan dengan jelas dan dapat
diterima dan di fahami dengan baik
3. Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
4. Tujuan Tergambarnya upaya Puskesmas dalam
menjaga keselamatan pasien dengan
meningkatkan komunikasi efektif
5. Definsi Operasional Komunikasi yang berhasil mencapai tujuan
seperti diterima, dipahami, mengubah
persepsi, mengubah perilaku atau
melakukan aksi/tindakan
6. Tipe Indilkator Proses
7. Satuan Pengukuran Kepatuhan Petugas
8. Numerator Jumlah kepatuhan petugas dalam
melaksanakana komunikasi efektif dengan
SBAR TBAK
9. Denumerator Jumlah semua pengguna layanan yang
mendapatkan pelayanan konsultasi via
telfon
10. Kriteria Inklusi
11. Formula Jumlah semua pengguna layanan yang
mendapatkan pelayanan konsultasi via
telfon
12. Desain Pengumpulan Data Pengumpulan data di Rawat Inap dan
Mampu Bersalin
13. Sumber Data Data Primer
14. Besar Sampel Semua pengguna layanan di rawat inap dan
Mampu Bersalin yang mendapatkan
pelayanan via telfon
15. Frekwensi Pengumpulan Data Sebulan sekali
16. Periode Waktu Pelaporan Data Bulanan, Tribulan , Tahunan
17. Periode Analisis Data 3 bulan
18. Penyajian Data Tabel dan Grafik
19. Instrumen Pengambilan Data Data formulir observasi
20. Penanggung Jawab Ida lina Nuryati
3. Keamanan Obat Yang Perlu di Waspadai

1. Judul Keamanan Obat yang perlu di waspadai


Penyimpanan alfabetical dan pelabelan obat
high alert, LASA dan kadaluarsa, serta
pelaksanaan 5 benar
2. Dasar Pemikiran Obat obat yang perlu di waspadai ( high
alert dan LASA) yang sering menyebabkan
kesalahan serius
3. Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
4. Tujuan Memberikan pedoman dalam manajemen
dan pemberian obat yang perlu di waspadai
sesuai standar pelayanan farmasi
5. Definsi Operasional Pemberian label obat high alert , LASA,
kedaluwarsa dan pelaksanaan 5 benar
dalam pemberian obat oleh penanggung
jawab obat sesuai dengan standart farmasi ,
6. Tipe Indilkator Proses
7. Satuan Pengukuran Jumlah obat
8. Numerator Jumlah semua pemberian label obat high
alert , LASA, kedaluwarsa dan pelaksanaan
5 benar dalam pemberian obat oleh
penanggung jawab obat sesuai dengan
standar farmasi
9. Denumerator Jumlah semua obat high alert , LASA,
kedaluwarsa dan pelaksanaan 5 benar
dalam pemberian obat
10. Kriteria Inklusi
11. Formula Jumlah semua pemberian label obat high
alert , LASA, kedaluwarsa dan pelaksanaan
5 benar dalam pemberian obat dibagi
Jumlah semua obat high alert, LASA,
kedaluwarsa dan pelaksanaan 5 benar
dalam pemberian obat kali 100%
12. Desain Pengumpulan Data Jumlah semua pemberian label obat high
alert , LASA, kedaluwarsa dan pelaksanaan
5 benar dalam pemberian obat
13. Sumber Data Data Primer
14. Besar Sampel Jumlah semua obat high alert , LASA,
kedaluwarsa dan pelaksanaan 5 benar
dalam pemberian obat dalam satu bulan
15. Frekwensi Pengumpulan Data Sebulan sekali
16. Periode Waktu Pelaporan Data Bulanan, Tribulan , Tahunan
17. Periode Analisis Data 3 bulan
18. Penyajian Data Tabel dan Grafik
19. Instrumen Pengambilan Data Data formulir observasi
20. Penanggung Jawab Ida lina Nuryati

4. Memastikan Lokasi Pembedahan yang benar , prosedur yang benar

1. Judul Memastikan lokasi pembedahan yang benar ,


prosedur yang benar , pembedahan pada
pasien yang benar
Kepatuhan melakukan double check pada
tindakan bedah minor
2. Dasar Pemikiran Ketepatan Identifikasi menjadi sangat penting
untuk menjamin keselamatan pengguna
pelayanan selama proses pelayanan dan
mencegah insiden keselamatan pengguna
layanan
3. Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
4. Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan
dalam melaksanakan penerapan langkah
langkah double check sebelum dilakukan
tindakan
Keselamatan Pasien
5. Definsi Operasional Tindakan pemberian tanda identifikasi khusus
untuk penandaan sisi kanan atau kiri pada
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi
dengan prosedur tepat dan benar
6. Tipe Indilkator Proses
7. Satuan Pengukuran Jumlah Pasien
8. Numerator Jumlah pasien yang dilakukan prosedur yang
tepat dan benar
9. Denumerator Jumlah semua pengguna layanan yang akan
dilakukan tindakan
10. Kriteria Inklusi
11. Formula Jumlah semua pengguna layanan yang akan
dilakukan tindakan dibagi jumlah semua
pengguna layanan yang akan dilakukkan
tindakan kali 100 %
12. Desain Pengumpulan Data Pengumpulan data berdasarkan survei harian

13. Sumber Data Data Primer


14. Besar Sampel Sesuai jumlah pengguna layanan yang
mendapatkan tindakan dalam satu bulan
15. Frekwensi Pengumpulan Data Sebulan sekali
16. Periode Waktu Pelaporan Data Bulanan, Tribulan , Tahunan
17. Periode Analisis Data 3 bulan
18. Penyajian Data Tabel dan Grafik
19. Instrumen Pengambilan Data Data formulir observasi
20. Penanggung Jawab Ida lina Nuryati
5. Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan

1. Judul Mengurangi risko infeksi akibat perawatan


Kesehatan
Kepatuhan kebersihan tangan
2. Dasar Pemikiran Puskesmas harus memperhatikan
kepatuhan seluruh pemberi layanan dalam
melakukan kebersihan tangan sesuai
dengan ketentuan WHO dan aturan lainnya
3. Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
4. Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan
kesehatan sebagai dasar untuk
memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan
agar dapat menjamin keselamatan pasien
dengan cara mengurangi risiko infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan
5. Definsi Operasional Kebersihan tangan dilakukan dengan 5
indikasi menurut WHO dan 5 indikasi sesuai
dengan keputusan menteri kesehatan ,
terkakit dengan pencegahandan
penanganan covid -19 dan 6 langka
menurut WHO
6. Tipe Indilkator Proses
7. Satuan Pengukuran Jumlah petugas yang di nilai
8. Numerator Jumlah peluang kebersihan tangan yang
dilakukan sesuai indikasi
9. Denumerator Jumlah peluang kebersihan tangan yang
seharus nya dilakukan dalam satu perode
pengamatan
10. Kriteria Inklusi
11. Formula Jumlah peluang kebersihan tangan yang
dilakukan sesuai indikasi dibagi jumlah
semua peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam satu periode
pengamatan dikali 100%
12. Desain Pengumpulan Data Pengumpulan data berdasarkan peluang
yang ada saat dilakukan penilaian
13. Sumber Data Data Primer
14. Besar Sampel Sesuai peluang yang ada saat penilaian
15. Frekwensi Pengumpulan Data Sebulan sekali
16. Periode Waktu Pelaporan Data Bulanan, Tribulan , Tahunan
17. Periode Analisis Data 3 bulan
18. Penyajian Data Tabel dan Grafik
19. Instrumen Pengambilan Data Data formulir observasi
20. Penanggung Jawab Ida Lina Nuryati

6. Mengurangi risiko cidera pasien akibat Jatuh

1. Judul Mengurangi risiko cedera pasien akubat


jatuh
Kepatuhan melakukan penapisan
( screning) pasien dengan resiko jatuh
2. Dasar Pemikiran Pelaksanaan program kegiatan manajemen
resiko jatuh merupakan upaya yang
dilakukan untuk mencegah maupun
menangani pasien dengan resiko jatuh
3. Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
4. Tujuan Kepatuahn petugas untuk melakukan
mencegahan terjadinya pasien jatuh dengan
penapisan ( screening)
5. Definsi Operasional Jumlah pasien rawat inap dan Mampu
Bersalin yang dilakukan penapisan atau
screning resiko jatuh dalam kurun waktu
satu bulan
6. Tipe Indilkator Proses
7. Satuan Pengukuran Jumlah Pasien
8. Numerator Jumlah kepatuhan melakukan pentapisan
( screening) pasien dengan resiko jatuh di
rawat inap dan mampu bersalin
9. Denumerator Jumlah semua pasien dengan resiko jatuh
yang ada di rawat inap dan mampu bersalin
10. Kriteria Inklusi
11. Formula Jumlah kepatuhan melakukan pentapisan
( screening) pasien dengan resiko jatuh di
rawat inap dan mampu bersalin dibagi
jumlah semua pasien dengan resiko jatuh
yang ada di rawat inap dan mampu bersalin
kali 100%
12. Desain Pengumpulan Data pengumpulan data berdasarkan jumlah
pasien rawat inap dan mampu bersalin
13. Sumber Data Data Primer
14. Besar Sampel Semua pasien rawat inap dan mampu
bersalin
15. Frekwensi Pengumpulan Data Sebulan sekali
16. Periode Waktu Pelaporan Data Bulanan, Tribulan , Tahunan
17. Periode Analisis Data 3 bulan
18. Penyajian Data Tabel dan Grafik
19. Instrumen Pengambilan Data Data formulir observasi
20. Penanggung Jawab Ida Lina Nuryati
C. Langkah Kegiatan

Pengumpulan data atau pemantauan dilakukan setiap hari dan dilaporkan


setiap bulan sekali saat rapat TIM KP . Evaluasi Sasaran Keselamatan
Pasien dilakukan setiap 3 bulan sekali setelah melakukan monitoring selama
3 bulan.Evaluasi dilakukan terhadap hasil sasaran keselamatan pasien
untuk kemudian dilakukan analisis terhadap hasil tersebut dan merumuskan
Rencana Tindak Lanjut yang akan dilakukan selama tiga bulan selanjutnya.

Pengelolaan risiko keselamatan pasien :

Tingkat Deskripsi Dampak Level Tindakan


Resiko
1 Tidak Tidak ada cidera Low Investigasi sederhana
signifikan paling lama 2 minggu
2 Minor  Cidera ringan mis: luka Moderat Investigasi sederhana
lecet dengan pimpinan klinis
 Dapat diatasi dengan mulai menilai dampak
pertolongan pertama dan Kelola risiko
3 Moderat  Cidera sedang mis: luka High Dilakukan RCA , kaji
robek dengan detail perlu
 Berkurangnya fungsi tindakan segera dan
motoric /sensorik, psikologi/ menjadi perhatian
intelek tual tidak semua manajemen
berhubungan dengan
penyakit
 Setiap kasus yang
memperpanjang pelayanan
perawatan
4 Mayor  Cidera luas/ berat mis:
cacat lumpuh
 Kehilangan fungsi
motoric /sensorik, psikologi/
intelek tual tidak
berhubungan dengan
penyakit
5 Katastropi Kematian yang tidak Exstrim Dilakukan RCA , kaji
k berhubungan dengan dengan detail perlu
perjalanan penyakit tindakan segera dan
menjadi perhatian
sampai ke DIrektur
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program Peningkatan


Mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas Sukomoro direncanakan dalam
Perencanaan Puskesmas. Pengadaan logistik berasal dari pengadaan logistik
Dinas Kesehatan Kabupaten dengan dana JKN.
Kebutuhan Logistik Tim Keselamatan Pasien Puskesmas Sukomoro
diantaranya:
1. Alat Tulis Kantor
2. Buku Tulis kecil sebagai buku bantu
3. Buku Tulis besar sebagai buku Notulen
4. 1 set Komputer dan print
5. Kertas folio untuk laporan monitoring dan evaluasi

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan dampak , baik resiko yang
terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang
terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan . Keselamatan pada
sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran
satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan
lainnya. Tahapan tahapan dalam mengelola keselamatan sarana antara lain:
1. Identifikasi resiko
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan . Identifikais resiko atau dampak dari pelaksanaan
kegiatan di mulai sejak membuat perencanaan . Hal ini dilakukan untuk
meminimalkan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Analisis resiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi . Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan Langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi .

3. Rencana pencegahan resiko dan meminalkan resiko


Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
atau dampak yang mungkin terjadi . Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah
atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.

4. Rencana upaya pencegahan


Tahap selanjutmya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang
dilakukan . Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat
dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi .

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

UU No 23 tahun 1992 menyatakan bahwa tempat kerja wajib


menyelenggarakan upaya kesehatan kerja adalah tempat kerja yang
mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai paling sedikit 10 orang. Puskesmas adalah tempat kerja yang
termasuk dalam kategori seperti disebut diatas, berarti wajib menerapkan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan dan
kesehatan kerja di Puskesmas Sukomoro bertujuan melindungi karyawan dan
pelanggan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar
Puskesmas Sukomoro.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa
“Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan
yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi
sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Saat ini masih dalam masa pandemi sedangkan beberapa rutintas
publik mulai dilaksanakan kembali tentu kekawatiran akan penyebaran Covid
-19 masihlah ada walaupaunkita sudah masuk fase penyesuaian rutinitas
baru untuk itu agar kita selalu sehat dan dapat mencegak penyebaran Covid-
19 saat bekerja yaitu :
1. Jaga asupan nutrisi dan konsumsi makanan sehat.
2. Gunakan masker
3. Menjaga kebersihan tangan
4. Physical Distancing
5. Istirahat yang cukup dan olah raga teratur
6. Corona Kit Pack
Selalu siap hand sanitezer, masker, face shield, botol minum dan benda yang
lain dapat mencegah penyebaran covid-19

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Adanya sistem kontrol pelayanan puskesmas melalui tinjauan


manajemen meliputi penanganan keluhan pelanggan , survei kepuasan
pelanggan , audit klinis , audit internal , pengendalian layanan tidak sesuai ,
tindakan pencegahan, perbaikan proses pengendalian di mulai dari
penerimaan pelanggan , pelayanan medis , di dukung sarana prasarana
penunjang (sistim ketata usahaan ) dan di monitoring melalui tinjauan
manajemen untuk mendapatkan hasil akhir kepuasan pelanggan

BAB IX
PENUTUP

Pelaksanaan sasaran keselamatan pasien di puskesmas sukomoro


masih belum optimal dengan baik disegi input proses dan output .
1. Komponen Input
Berpedoman pada PMK nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
dan didukung adanya buku pedoman dan standar prosedur operasional
2. Komponen Proses
Pelaksanaan enam sasaran keselamatan pasien masih belum mencapai
target karena dalam pelaksanaannya belum optimal dan perlu kewaspadaan
pada SKP I , sedangkan untuk menjadikan budaya bagi petugas pemberi
layanan klinis masih perlu proses lebih lanjut .
3. Komponen Output
Pencapaian target kepatuhan petugas dalam pelaksanaan sasaran
keselamatan pasien di puskesmas sukomoro belum menunjukan hasil yang di
harapkan, jumlah rata-rata capaian sasaran keselamatan pasien 99%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Permenkes No 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien

2. Permenkes No 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi (PPI)

3. Puskesmas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43

Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

4. KMK HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan

Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) terbit 13 Juli 202

5. Perda Bupati Nganjuk No.28 Tahun 2020 tentang Pedoman Persiapan

Tatanan Normal Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease (Covid-

19) di Kab. Nganjuk terbit 15 Juli 2020

6. Surat Edaran Bupati Nganjuk tentang Protokol Kesehatan terbit 15 Juli 2020
4. Komponen out put

Anda mungkin juga menyukai