Jurnal Kel 6.29 47
Jurnal Kel 6.29 47
Adiyana Adam
IAIN Ternate,Maluku Utara Indonesia
adiyanaadam@iain-ternate.ac.id
Ismawati hamid
IAIN Ternate,Maluku Utara Indonesia
ismawati@gmail.com
Famela Diva
IAIN Ternate,Maluku Utara Indonesia
fameladiwa@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah Mendeskripsikan penggunaan gadget dan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap ahlak siswa SDN 47
Kota Ternate . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
subjek penelitian adalah Guru kelas kepala sekolah dan Siswa. Pengumpulan
data dilaksanakan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknis
analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display, dan penarikan
kesimpulan. Berdasarkan hasil yang diperoleh pengaruh buruk penggunaan
gadget terhadap moral anak oleh siswa SDN 47 Kota Ternate yaitu siswa menjadi
malas belajar, malas melakukan aktivitas karena terfokus bermain game di gadget,
terlalu larut malam tidur jika sudah bermain gadget, tidak ada inisiatif untuk
membantu orang tua dan harus dipanggil dulu baru mau membantu itupun
juga malas-malasan dan banyak alasan karena terlalu asik main game. Dan
menurunnya moral siswa SDN 47 Kota Ternate adalah siswa kecanduan bermain
game, kurangnya poerhatian orang tua dalam mendampingi anak saat bermain
gadget. penggunaan gadget terhadap pembentukan kepribadian atau akhlak anak
antara lain anak akan menjadi lebih pemalas, kurangnya rasa percaya diri pada anak,
berkurangnya kemampuan berkomunikasi anak, anak akan lebih tertutup (introvert),
ketergantungan anak untuk terus bermain gadget, dan dampak negative yang paling
berbahaya adalah anak dengan bebas dapat mengakses situs-situs di internet yang
dapat merusak moral anak. faktor penyebab perubahan moral anak dipengaruhi
oleh kebiasaan siswa sekolah dalam menggunakan gadget untuk bermain game
online dibandingkan untuk belajar online.
Kata Kunci : Gadget, Ahlak dan Moral, Sekolah Dasar Negeri 47 Kota ternate
Abstract
The purpose of this study is to describe the use of gadgets and to find out the factors
that influence the morals of the students of SDN 47 Ternate City. This study uses a
qualitative approach with the research subject being the principal's class teacher and
students. Data collection was carried out through observation, interviews and
documentation. The data analysis technique used is data reduction, display, and
conclusion drawing. Based on the results obtained, the bad influence of using
gadgets on children's morals by students of SDN 47 Ternate City, namely students
become lazy to study, lazy to do activities because they are focused on playing
games on gadgets, sleeping too late at night when playing gadgets, there is no
initiative to help parents and you have to be called first before you want to help and
even then you are lazy and there are many reasons because you are too busy playing
games. And the decline in the morale of SDN 47 Ternate City students is that
students are addicted to playing games, the lack of attention from parents in
accompanying children when playing gadgets. the use of gadgets on the formation of
children's personality or character, among others, children will become more lazy,
lack of self-confidence in children, reduced children's communication skills,
children will be more introverted, children's dependence on playing gadgets, and the
most dangerous negative impact is children can freely access sites on the internet
that can damage children's morals. Factors causing changes in children's morale are
influenced by the habits of school students in using gadgets to play online games
compared to online learning.
Keywords: Gadget, Morals and Morals, 47 State Elementary School Ternate City
A. Pendahuluan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Maka kita harus bisa
membimbing anak-anak dan mengarahan mereka dalam hal-hal positif agar lebih
baik kedepannnya.
Melalui sebuah pendidikan, perilaku dapat terbentuk. Dalam pasal 31
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan
bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkaan pendidikan. Menurut UU RI
No. 20 Tahun 2003. Terdapat tiga jalur pendidikan yang di terapkan, yaitu :
forman, informal dan non formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang
bertingkat dan sistematis dari sekolah dasar, sekolah menengah, dan perguruan
tinggi. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang bersumber dari
pengalaman yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh
nilai, sikap, keterampilan8 dan pengetahuan. Pendidikan informal sendiri
merupakan pendidikan di luar pendidikan formal yang terorganisasi, sistematis,
dan berjenjang. Jadi pendidikan dapat membentuk perilaku moral anak menjadi
baik.1
Anak adalah penerus generasi keluarga dan bangsa. Sebagai generasi
penerus, setiap anak perlu mendapat pendidikan yang baik sehingga potensi-
potensi dirinya dapat berkembang dengan pesat, tumbuh menjadi manusia yang
memiliki kepribadian tangguh dan memiliki berbagai macam kemampuan serta
keterampilan yang bermanfaat. Oleh karena itu penting bagi orang tua dan
lembaga-lembaga pendidikan berperan serta bertanggung jawab dalam
memberikan berbagai macam stimulasi dan bimbingan yang tepat sehingga akan
tercapai generasi penerus yang tangguh.
Pentingnya penyelenggaraan pendidikan keimanan dan ketakwaan
sebenarnya bukan hanya merupakan pelaksanaan perintah UU No. 20 Tahun 2003
melainkan juga perintah UUD 45 merupakan perintah Pancasila. Pendidikan
keimanan dan ketakwaan seharusnya menjadi core pendidikan nasional, baik pada
dokumen tertulis maupun pelaksanaannya.2
1
Ahmad, Syahbana. “ Analisis Penggunaan Gadget Terhadap Moral Peserta Didik SDN
MURUNG RAYA I BANJARMASIN” (2022) Hlm. 2
2
UU No. 20 Tahun 2003
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan adalah tujuan hidup
manusia agar menjadi hamba yang mengenal Allah, senantiasa beribadah kepada-
Nya, sehingga menjadi manusia yang paling bertaqwa.
Hadits Menjadi Manusia yang Berakhlak Mulia :
3
https://hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2017/03/21/113578/tiga-tujuan-utama-
pendidikan-islam.html di akses pada : senin, 25 April 2022
B. Kajian Teori
a. Penelitian Terdahulu
1. Siregar Nur Hapipa dan Rahmi Wiza yang berjudul Pengaruh Penggunaan
4
Gadget terhadap Akhlak Remaja tahun 2021. yang mendeskripsikan
pengaruh penggunaan gadget terhadap akhlak remaja serta baiamana
pengaruh positif dan negatif penggunaan gadget terhadap akhlak remaja di
Desa Simanuldang Jae Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas.
2. Syahbana Akhmad yang berjudul Analisis Penggunaan Gadget Terhadap
Moral Peserta Didik SDN Murung Raya I Banjarmasin.5Yang
Mendeskripsikan penggunaan gadget dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap perilaku moral peserta didik di Sekolah Dasar
Negeri Murung Raya I Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif jenis dengan subjek Guru wali kelas dan Orang Tua Siswa.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan adalah reduksi data,
display, dan penarikan kesimpulan
3. Rahmawati Denak Sintia yang berjudul Analisis Penggunaan Gadget terhadap Akhlak Anak
(Studi Kasus di SD N 01 Kebonharjo, Klaten). Yang menganalisis tentang pengaruh
yang ditimbulkan gadget terhadap kepribadian atau akhlak anak dan bagaimana
cara orang tua menghadapi tekhnologi yang semakin pesat ini. Penelitian ini
menggunakan field research dengan participant observation dan tekhnik
pengambilan sample menggunakan snowball sampling, teknik analisis data yang
4
Siregar, Nur Hapipa, and Rahmi Wiza. "Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap Akhlak
Remaja." An-Nuha 1.2 (2021): 152-158.
5
Syahbana, Akhmad. ANALISIS PENGGUNAAN GADGET TERHADAP MORAL
PESERTA DIDIK SDN MURUNG RAYA I BANJARMASIN. Diss. Universitas Islam Kalimantan
MAB, 2022
b. Landasan Teori
Pengertian Guru
Guru adalah guru yang tugas dan pekerjaannya selain mengajar, memberikan
macam-macam ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak-anak juga
mendidik. Pekerjaan guru merupakan pekerjaan yang luhur dan sangat mulia,
baik ditunjau dari sudut masyarakat dan negara maupun ditinjau dari sudut
6
Aviva, Luluk, Devy Habibi Muhammad, and Heri Rifhan Halili. "Upaya Guru PAI
dalam Mengatasi Dampak Negatif Kecanduan Gadget Terhadap Siswa SMP Islam Hikmatul
Hasanah Kecamatan Tegalsiwalan." Jurnal Pendidikan dan Konseling 4.1 (2022): 478-489.
keagamaan. Guru sebagai pendidik ialah seorang yang berjasa besar terhadap
masyarkat dan negara.7
Menurut Poerwadarminta “1996”, Guru merupakan orang yang kerjanya
mengajar, dengan definisi ini guru disamakan dengan pengajar. Dengan
demikian pengertian guru ini hanya menyebutkan satu sisi saja yaitu pengajar,
tidak termasuk pengertian guru sebagai pendidik dan pelatih.
Menurut Zakiyah Darajat, Guru merupakan pendidik profesional karena guru
telah menerima dan memikul beban dari orang tuas untuk ikut mendidik anak-
anak. Dalam hal ini orang tua harus tetap sebagai pendidik yang pertama dan
utama bagi anak-anaknya. Sedangkan guru ialah tenaga profesional yang
membantu orang tua untuk mendidik anak-anak pada jenjang pendidikan
sekolah.
Pengertian Siswa
Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral
dalam proses belajar meengajar dimana di dalam proses belajar mengajar,
siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian
ingin mencapainya secara optimal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia siswa adalah “murid”, terutama pada
tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah
menengah atas (SMA). Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 4
peserta didik atau siswa merupakan anggota masyarakat yang berusaha
meningkatkan kualitas dirinya dengan melalui proses pendidikan tertentu.
Menurut Abu Ahmadi siswa adalah orang yang belum mmencapai dewasa,
yang membutuhkaan usaha, bantuan bimbingan dari orang lain yang telah
dewasa guna melaksanakan tugas sebagai salah satu makhluk tuhan, sebagai
umat manusia, sebagai warga Negara yang baik dan sebagai salah satu
masyarakat serta sebagai suatu pribadi atau individu.
Menurut Muhaimin DKK, 2005 siswa yakni ialah sebagai seseorang
“subjek didik” dimana nilai kemanusian sebagai individu, yang sebagai
7
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-guru-menurut-para-ahli/ diakses pada
senin, 04 juli 2022
Menurut Osland, Pengertian gadget adalah alat elektronik kecil yang mempunyai
berbagai macam fungsi.Sanjaya dan Wibowo, Menyatakan bahwa gadget adalah
suatu inovasi teknologi terbaru dengan kemampuan yang baik dan fitur terbaru
yang mempunyai tujuan dan fungsi lebih praktis dan juga berguna.
8
https://materibelajar.co.id/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/ diakses pada : senin,
25 April 2022
9
Murtafi’ah, 2019. Tinjauan pustaka. Vol 1 No 1 Hal 1
Derry, Mengartikan gadget sebagai suatu perangkat yang mempunyai tujuan serta
fungsi yang praktis untuk dapat membantu pekerjaan manusia. 10 Manfaat Gadget
Bagi Anak:
1. Mudah Belajar Keterampilan Baru
2. Bisa Mendapatkan Informasi dengan Mudah dan Efisien
3. Meningkatkan Kemampuan Visual dan Spasial
4. Menambah Pengetahuan Umum
Pengertian Ahlak
Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, yakni jama’ dari “khuluqun” yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun,
adab, dan tindakan. Kata akhlak juga berasal dari kata khalaqa atau khalaqun
artinya kejadian, serta erat hubungan dengan “Khaliq” yang artinya menciptakan,
tindakan, atau perbuatan, sebagaimana terdapat kata al-khaliq yang artinya
pencipta dan makhluq yang artinya diciptakan.12
Secara terminologis, pengertian akhlak adalah tindakan yang berhubungan
dengan tiga unsur yang sangat penting berikut :
1. Kognitif sebagai pengetahuan dasar manusia melalui potensi
intelektualitasnya;
10
Mingseli, 2020. Pengertian gadget menurut para ahli. Vol 1 No 1 Hal 1
11
Aprilia intan, 2021. Manfaat dan bahaya gadget untuk perkembangan anak. Vol 2 No 1
Hal 1
12
Amir Mufti. Pengertian akhlak, moral, etika dan adab. Vol 1 No 1 Hal 20
Menurut Abu Hamid Al Ghazali, Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa
manusia yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang
dan mudah tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih
dahulu.
Menurut Ahmad bin Mushthafa, Akhlak merupakan sebuah ilmu yang darinya
dapat diketahui jenis-jenis keutamaan, dimana keutamaan itu ialah terwujudnya
keseimbangan antara tiga kekuatan yakni kekuatan berpikir, marah dan syahwat
atau nafsu.13
Sehingga jelas bagi umat Islam diseluruh alam berpatokan pada akhlaknya
nabi Muhammad SAW. Akhlak terpuji yang ada dalam diri Rasulullah SAW patut
kita jadikan contoh dan suri tauladan yang baik. Ada dua sumber yang harus
dijadikan sebagai pegangan hidup yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
keduanyapun dijadikan sumber akhlak islamiyah. Jika manusia telah berakhlakul
karimah atau akhlak yang baik, mulia, terpuji InsyaAllah hidupnya akan jauh
lebih baik.
13
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/pengertian-akhlak.html diakses
pada senin, 04 juni 2022
Pengertian moral
Moral atau moralitas bera sal dari kata bahasa latin mos (tunggal), mores
(jamak), dan kata moralis bentuk jamak mores memlliki makna
kebiasaan,Kelakuan, kesusilaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
kata moral berarti mempunyai dua makna. Pertama, ajaran tentang baik buruk
yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; dan
kedua, kondisi mental seseorang yang membuat seseorang melakukan suatu
perbuatan atau isi hati/keadaan perasaan yang terungkap melalui perbuatan.14
Menurut Suseno , moral adalah ukuran baik buruknya sesseorang, baik
sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga Negara. Sedangkan
pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral
dan manusiawi.
Menurut Oeska dan Whellan, Moral adalah prinsip baik buruk yang ada dan
melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri
15
individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan.
Menurut Merriam webster yang dimaksud dengan moral yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan apa yang benar dan salah dalam perilaku manusia dan
masyarakat, dianggap benar dan baik oleh kebanyakan orang jika prilakunya
sesuai dengan standar perilaku yang tepat pada suatu kelompok atau masyarakat
tersebut.16
Jadi dapat di simpulkan dari beberapa pendapat diatas moral adalah pendidikan
untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan agar tercipta pribadi yang baik.
C. Metode Penelitian
Tempat dan Waktu penelitian
Lokasi peneltiian adah Sekolah dasar negeri 47 Kota ternate, Sekolah
tersebut beralamat di Jl Lumba Lumba Kota Ternate Utara. Provinsi Maluku
14
Fahman, Amalia, 2021. Pengertian akhak, etika dan moral. Hal 6
15
Ananda, R. 2017. Implementasi nilai-nilai moral dan agama pada anak usia dini. Vol.1
No.1. Hlm. 21
16
https://materibelajar.co.id/pengertian-moral-menurut-para-ahli/ di akses pada senin, 04
juni 2022
Utara. Peneltiian ini dilaksnakan pada Semester genap tahun Ajaran 2021-2022.
Peneliti memilih lokasi penelitian di SDN 47 Kota ternate karena lokasi ini
berdekatan dengan tempat tinggal peneliti sehingga peneliti mudah dalam
mewawancarai sebjek peneliti maupun dalam pengambilan data lainnya.
Metode
Berdasarkan pendekatan dan jenis data yang digunakan, penelitian ini
termasuk kedalam penelitian kualitatif sehingga akan menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata. Menurut Arikunto “penelitian kualitatif
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang
ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian itu dilakukan”.
Oleh karena, itu penelitian kualitatif dapat mengungkap fenomena-fenomena
pada suatu subjek yang ingin diteliti secara mendalam.17
Tehnik Pengumpulan Data
Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan beberapa metode
pengumpulan data antara lain : Observasi, Pada teknik ini peneliti langsung
mengadakan pengamatan ke lokasi penelitian guna mendapatkan data berupa
observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan
keadaan lokasi objek penelitian, yaitu pelaksanaan kegiatan siswa-siswa di
Sekolah tersebut . Metode kerdua yaitu Wawancara terstruktur , “dalam proses
pengumpulan data dan informasi, peneliti menggunakan cara yang terstruktur
dan sistematis, melalui pertanyaan lisan, dan berdialog dengan yang
diwawancarai. Peneliti memperoleh informasi langsung dari sumbernya
melalui wawancara. Informasi diperoleh dari komunikasi dengan sumber
data. melalui dialog lisan atau langsung Dalam penelitian ini peneliti
mewawancarai kepala sekolah untuk memperoleh informasi tentang sejarah
berdirinya sekolah, visi misi, status sekolah, status guru, dan hubungannya
dengan penelitian ini. Selain itu, peneliti juga mewawancarai dua orang guru kelas
dan kepala sekolah untuk memahami dampak perangkat tersebut terhadap ahlak
siswa Metode yang terakhir adalah Dokumentasi, Teknik ini digunakan untuk
17
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Email sdndufadufapantai2@yahoo.co.idm
Akreditas A
No. SK. Akreditas 1341/BAN-SM/BAN-SK /2019.
Tanggal SK 30-11-2019
Akreditas
No Sertifikasi ISO Belum Bersertifikat
2021/2022
Melihat tabel diatas bisa diketahui bahwa total siswa SD Negeri 47 Kota
Ternate Tahun Pembelajaran 2021/2022 ialah 226. Sebagai rincian Jumlah siswa
laki-laki secara keseluruhan adalah 117 dan jumlah siswa perempuan secara
keseluruhan adalah 101 . Bisa diketahui bahwa SD Negeri 47 Kota Ternate adalah
lembaga pendidikan yang cukup besar dengan siswa yang berjumlah 226 di Kota
Ternate.
E. Pembahasan
Pengaruh Gadget terhadap Akhlak dan Moral Siswa Sebagaimana telah di
bahas pada bab II sebagai landasan teori serta bab III sebagai data yang dapat
dikomparasikan dengan teori yang ada, selanjutnya pada bab IV ini akan dianalisa
sesuai dengan fakta yang ada.
Pada hari selasa 14 Juni 2022 kami datang ke SD Negeri 47 Kota Ternate
bertemu dengan kepala sekolah, seraya menjelaskan maksud dan tujuan
kedatangan kami. Setelah itu kepala sekolah mengarahkan kami untuk ke kelas
tiga. Bersama Ibu Normi M. Syarif selaku wali kelas tiga dan guru yang kita
wawancarai terkait dengan akhlak dan moral siswa dalam penggunaan gadget.
Ibu Normi menjelaskan bahwa ada banyak sekali siswa yang terpengaruh dari
game dan juga tiktok. Seperti apa yang mereka lihat di dalam game dan tiktok
mereka ikuti baik itu di dalam kelas, lingkungan sekolah maupun di lingkungan
masyarakat. Contohnya, siswa yang aktif bermain game (PUBG) cenderung
berperilaku kurang baik yang mana mereka sering berkelahi dengan teman
sebanyanya. Begitu juga dengan siswa yang aktif membuka tiktok, mereka
cencerung mengikuti gerakan tiktok sambil bernyanyi, sampai-sampai suara music
yang berada di luar sekolah yang terdengar hingga kedalam sekolah membuat
mereka berjoget mengikuti gerakan music tersebut.
Setelah mewawancarai ibu Normi, kami juga mewawancarai siswa-siswi yang
ada di kelas 3(tiga). Wawancara yang kami lakukan disini ada yang secara
langsung dan ada juga melaui via WhatsApp. Dari hasil wawancara diperoleh data
sebagai berikut:
1. Putri Raya Rahmat
Pada tanggal 13 Juni 2022, peneliti mewawancarai Putri terkait dengan
penggunaan gadget sesuai dengan pedoman wawancara yang ada. Disitu putri
menjelaskan bahwa ia memiliki gadget miliknya sendiri, walaupun begitu, ia
menggunakan gadget tersebut hanya di waktu-waktu tertentu saja sehingga ia
memiliki lebih banyak waktu utnuk belajar dan mengerjakan tugas sekolah.
2. Anugrah Alif
Pada tanggal 19 juni 2022 pukul 13.05 WIT. Peneliti menghubungi OrangTua
dari Anugrah Alif via whatsapp. Dari hasil wawancara online, OrangTua Anugrah
Alif menyatakan bahwa Alif hanya menggunakan gadget dengan waktu 2jam
dalam 1 hari, ia hanya bermain game yang bukan game online. OrangTua Alif
mengakui bahwa Alif adalah anak yang patuh. Akan tetapi, Alif untuk waktu
sekarang ia lebih banyak menggunakan waktunya untuk bermain bersama teman
sebayanya dari pada waktu untuk belajar dan hal ini sesuai pada pergantian mood
dari Anugrah Alif. Dengan demikian, Alif ialah siswa berprestasi didalam
kelasnya.
Setelah peneliti mewawancarai para siswa, peneliti pun bertanya-tanya kepada
Ibu Omi selaku wali kelas terkait perkembangan juga tingkah laku siswa didalam
kelas. Ia menyatakan bahwa ada banyak sekali siswa yang terpengaruh dari game
juga tiktok. Seperti apa yang mereka lihat didalam game maupun tiktok dan
mereka ikuti didalam kelas maupun di area sekolah. Contohnya, siswa yang aktif
bermain game cenderung berperilaku tidak baik atau berkelahi dengan teman
sebayanya. Begitu pula dengan siswa yang aktif membuka tiktok, mereka
cenderung untuk mengikuti gerakan tiktok sambil bernyanyi atau ketika
mendengar suara musik yang berada diluar sekolah yang terdengar sampai ke area
sekolah.
3. Muliyana
Dari hasil wawancara ia mengatakan bahwa ia tidak memiliki gadget pribadi,
dan tidak meminjam punya orang tuanya, bahkan ia tidak bermain game
melainkan ia lebih suka bermain bersama teman-teman sebayanya. Dengan begitu
dampak positif yang ia akui dari kesehariannya tanpa gadget adalah ia tidak
pernah menunda perintah orang tuanya dan ia bisa lebih fokus belajar mandiri
dirumah sehingga dia bisa meraih prestasi dikelasnya.
4. Sabina Abqariyah
Berbeda dengan Muliyana, Sabina mengatakan bahwa ia menggunakan gadget
milik pribadinya untuk berkomunikasi,bermain game dan juga aktif disosial media
seperti instagram, tiktok dan juga facebook. Meskipun demikian, tidak membuat
ia lalai dalam mengerjakan tugas sekolah dan tetap mengerjakan tuganya pada
awal waktu. Namun disisi lain ia mengakui bahwa dari pengunaan gadget ini ia
selalu menunda pekerjaan yang diperintahkan orang tuanya.
5. Siti Ruby Aliya H. Dahlan
Pada tanggal 26 Juni 2022, kami menghubungi Siti Ruby melalui via
WhatsApp. Dari hasil wawancara online, ia mengetakan bahwa ia aktif
menggunakan gadget milik peribadinya untuk berkomunikasi via WhatsApp dan
membuka apalikasi tiktok.dari pengekuannya, ia hanya menggunakan dua aplikasi
sosial media saja. Meskipun demikian, ketika diberi tugas sekolah ia tidak pernah
lalai dalam mengerjakannya, dan ia juga selalu belajar mandiri dirumahnya.
6. Sri Nayla
Pada tanggal 19 Juni 2022 pukul 11.20. Peneliti mendatangi rumah Sri Nayla.
Dari hasil wawancara, Sri Nayla mengatakan bahwa ia aktif menggunakan gadget
milik orangtuanya untuk bermain tiktok tanpa batas. Hal ini memiliki dampak
negatif bagi Sri Nayla. Ia pun mengakui bahwa ia belajar ketika memiliki tugas
dari sekolah dan terkadang ia juga menunda perintah dari orangtuanya. Dari hasil
penelitian tersebut, dapat kita lihat bahwa penggunaan gadget yang berlebihan
dapat berdampak negatif dalam kesehariannya.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dari dua subjek diatas dapat diketahui
bahwa penggunaan Gadget kurang berpengaruh pada akhlak dan moral siswa.
Karena berdasarkan hasil wawancara yang ada diketahui bahwa meskipun sering
menggunakan gadget siswa tidak lalai dalam belajar dan mengerjakan tugas
sekolah.
F. Simpulan
Analisis tentang pengaruh gadget terhadap akhlak dan moral siswa di SD 47
Kota Ternate, dapat di ambil kesimpulan untuk menjawab pertanyaan masalah
sebagai berikut:
Dampak dari penggunaan gadget terhadap akhlak dan moral siswa antara lain
siswa akan menjadi kurang patuh, malas belajar, dan dampak paling negatif
adalah anak yang suka meniru perilaku yang kurang baik dari aplikasi tik tok
maupun game online sehingga dapat merusak akhlak dan moral siswa. Dalam
mengatasi ketergantungan gadget anak, orang tua dapat memberikan waktu lebih
banyak dengan anak, belajar bersama, agar terjalin hubungan dan komunikasi
yang baik dengan anaknya.Di sekolah guru harus memberikan motivasi kepada
siswa agar rajin belajar dan memberikan nasihat agar selalu patuh pada perintah
guru dan orang tua dalam tanda kutip perintah yang baik, yang dimana dapat
membangun karakter anak siswa menjadi lebih baik agar bisa tercapai tujuan
pendidikan yang ingin dicapai.
Referensi
Aprilia intan, 2021. Manfaat dan bahaya gadget untuk perkembangan anak. Vol.2
No 1 Hal 1
Amir Mufti. Pengertian akhlak, moral, etika dan adab. Vol.1No.1
Ananda, R. 2017. Implementasi nilai-nilai moral dan agama pada anak usia dini.
Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,1(1),19-31
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Chusna Asmaul. Pengaruh media gadget pada perkembangan karakter
anak.Vol.17 No2.
Darwis Amri. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Fahman, Amalia, 2021. Pengertian akhak, etika dan moral.
Habibah, S. (2015). Akhlak dan etika dalam Islam. Jurnal Pesona Dasar, 1(4).
Haidir dan Salim. 2019. Penelitian Pendidikan : Metode, Pendekatan, dan Jenis.
Jakarta : Kencana
Margono S. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka
Mingseli, 2020. Pengertian gadget menurut para ahli. Vol.1.No.1
Murtafi’ah, 2019. Tinjauan pustaka. Vol.1No1.
Rahmawati, D. S. (2018). Analisis Penggunaan Gadget terhadap Akhlak Anak
(Studi Kasus di SD N 01 Kebonharjo, Klaten).
Siregar, N. H., & Wiza, R. (2021). Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap Akhlak
Remaja. An-Nuha, 1(2), 152-158.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R DAN D. Bandung: Alfabeta
Syahbana, A. (2020). ANALISIS PENGGUNAAN GADGET TERHADAP
MORAL PESERTA DIDIK SDN MURUNG JAYA I BAANJARMASIN
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Kalimantan MAB).
https://hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2017/03/21/113578/tiga-tujuan-
utama-pendidikan-islam.html
https://materibelajar.co.id/pengertian-siswa-menurut-para-ahli/
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-guru-menurut-para-ahli/
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/pengertian-akhlak.html
https://materibelajar.co.id/pengertian-moral-menurut-para-ahli/