Anda di halaman 1dari 40

Iklan

7) Kabinet Karya (
Djuanda/Zaken) (
9 April 1957
 – 
 10 Juli
1959)Program
kabinet Djuanda/
Panca
karya :a) Membe
ntuk Dewan, b) N
ormalisasi
keadaan
Republik,c) Melan
carkan pelaksana
an pembatalan K
MB,d) Perjuangan 
Irian,e) Mempergi
at pembangunan.
Kabinet Djuanda
juga
mendeklarasikan
hukum teritorial
kelautan
Indonesia yang
disebut
jugaDeklarasi
Djuanda.
Dimaksudkan
agar dapat
menyatuakan
wilayah-wilayah
Indonesia dan
sumberdaya alam
dari laut dapat
dimanfaatkan
dengan
maksimal.Dalam
deklarasi tersebut
mengubah batas
kontinen laut dari
3 mil batas air
terendah menjadi
12mil dari batas
pulau terluar.
Deklarasi baru
bisa diterima
dunia
internasional
setelah
ditetapkandalam
konvensi hukum
laut PBB ke-3.
Kemudian
Pemerintah
meratifikasinya
dalam UU.
No.17/1985
tentang
pengesahan
UNCLOS 1982
bahwa Indonesia
adalah negara
kepulauan.
3. Sistem Kepartai
an
 Sistem
kepartaian adalah
“pola
 kompetisi terus-
menerus dan
bersifat stabil,
yang selalu
tampak disetiap
proses pemilu
tiap
negara.”
 Sistem
kepartaian
bergantung pada
jenis sistem
politik yang adadi
dalam suatu
negara. Masa
Demokrasi
Parlementer
merupakan masa
yang diwarnai
dengan berdiriny
a banyak partai,
dengan dasar
ideologi yang
beragam.Partai-
partai yang
tokohnya pernah
menjadi perdana
menteri, pada
masa Demokrasi
parlementeradala
h :Partai Masyumi
: Mohammad
Natsir.Partai PNI
dan Masyumi :
Sidik Djojosukatro
dan Soekiman
WijosandjojoPart
ai PNI :
WilopoPartai PNI
dan NU : Ali
SastroamidjojoPa
rtai PNI,
Masyumi, dan NU
: Ali
SastroamidjojoPa
rtai PNI : Djuanda
KartawidjajaPerb
edaan antara
Sistem Kepartaian
pada masa
DemokrasiParlem
enter dengan
Sistem Kepartaian
pada masa
Sekarang Sistem
kepartaian di
Indonesiamenggu
nakan sistem
kepartaian
multipartai. Pada
Pemilu era
reformasi tahun
1999 diikuti
oleh48Partai.
Sedangkan pada
pemilu
selanjutnya yaitu
tahun 24, jumlah
partai politik
menurun dari48
Partai menjadi 24
Partai. Hal ini
disebabkan
diberlakukannya
ambang batas
sesuai dengan
UUPemilu dimana
partai Politik yang
berhak mengikuti
pemilihan adalah
partai yang
memilikisekurang
-kurangnya 2%
dari jumlah kursi
DPR, sedangkan
pada masa
demokrasi
parlementer juml
ah partai yang
dapat mengikuti
pemilu jumlahnya
tidak terikat
ambang batas
atau peraturanUU
 

 
4. Pemilihan Umu
m 1955
 Pelaksanaan
tujuan umum
1955 bertujuan
untuk memilih
wakil-wakil rakyat
yang akan
dudukdakam
parlemen dan
dewan
konstituante.
Pemilihan umum
untuk anggota
DPR dilaksanakan
padatanggal 29
September 1955.
Hasilnya
diumumkan pada
1 Maret 1956.
Urutan perolehan
suaraterbanyak
adalah PNI,
Masyumi,
Nahdatul Ulama
dan PKI.Adapula
sistem Pemilu
yang digunakan
dalam Pemilu
1955 merupakan
sistem
perwakilan propo
rsional. Dengan m
enggunakan siste
m ini, wilayah neg
ara Republik Indo
nesia dibagi kedal
am sebanyak 16
daerah pemilihan
(yang mana Irian
Barat dimasukkan
sebagai
daerah pemilihan
yang ke-16,
padahal,
Irian Barat
tersebut masih
dikuasai oleh
Belanda, sehingga
Pemilusama
sekali tak bisa
dilangsungkan di
wilayah tersebut).
Dalam sistem
perwakilan
proporsional,untu
k setiap daerah
pemilihan
tersebut
memperoleh
sejumlah kursi,
berdasar dari
jumlah penduduk,
dengan
ketentuan untuk
setiap daerah
memiliki hak
untuk memperole
h jatah
minimalsebanyak
6 kursi di
Konstituante dan
sebanyak 3 kursi
untuk Parlemen.
Kelebihan dan
Kekurangan
Pemilu 1955
 Kelebihan :Tingka
t partisipasi
rakyat sangat
besar, ada sekitar
90% dari semua
warga yang punya
hak pilihikut
berpartisipasi.
Lebih dari 39 juta
orang
memberikan hak
suaranya dan
mewakili 91,5%
dari para pemilih
terdaftar Prosent
ase suara
sah yang
besar, ada
80% dari
suara yang
masuk.
Padahal70%+
penduduk
Indonesia masih
buta huruf Pemilu
berjalan aman,
tertib dan disiplin
serta jauhdari
unsur kekerasan
dan
kecurangan.Kekur
angan :Adanya
krisis
Ketatanegaraan.
Hal tersebut
memicu lahirnya
Dekrit Presiden
tanggal 5 Juli
1959,kenapa?
Karena akibat dari
kegagalan Dewan
Konstituante
dalam
menghasilkan
konstitusi baru.

Anda mungkin juga menyukai