Anda di halaman 1dari 4

Muflih redho

11820714555

Hukum laut

PENGERTIAN DAN SEJARAH HUKUM LAUT PENGERTIAN HUKUM LAUT

Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa

Pasal 25

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan
wilayah dan batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 33 ayat (3)

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Laut adalah ruang perairan di muka bumi yang menghubungkan daratan dengan daratan dan bentuk-
bentuk alamiah lainnya, yang merupakan kesatuan geografis dan ekologis beserta segenap unsur terkait,
dan yang batas dan sistemnya ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan hukum
internasional.

Hukum laut adalah Landasan hukum yang mengatur wilayah perairan, kedaulatan, yurisdiksi, hak dan
kewajiban serta kegiatan di perairan dalam rangka

FUNGSI LAUT

1. Sarana Transportasi

2. Sumber Penghidupan

3. Pertahanan dan Keamanan

4. Sumber Energi

5. Pariwisata

ZAMAN ROMAWI

Zaman Romawi

Laut Tengah dikuasai oleh Imperium Roma, Tujuan penguasaan laut: mengatasi bajak laut Semboyan:
Res communis omnium (laut adalah milik bersama) Res Nullus (Laut dapat dikuasai dengan cara
diduduki),

Zaman Pertengahan

Negara-negara meminta bagian dari laut: Venesia (laut atlantik); Genoa (Laut linguna); Pisa (thirrhenia)
tujuan menguasai: Karantina terhadap penyakit pes, Bea cukai dan Pertahanan dan netralitas.
ZAMAN PERTENGAHAN

Bartolus ; laut terbagi : Laut dibawah kekuasaan kedaulatan negara pantai dan diluarnya dinyatakan
sebagai laut bebas.

Baldus : laut terbagi: 12 mil teritorial, Zona tambahan 350 Mil yurisdiksi atau laut ZEE dan Perlindungan
kepentingan di laut

Paus alexander XII; laut terbagi : Piagam inter catera Laut dikuasai oleh spanyol dan portugal Dalam
perjanjian tordesilas

ABAD XVI

 Grotius (1609) Bapak hukum internasional hugodegroot menyatakan Asas kebebasan laut
(freedoom of navigation). Teori ini dimanfaatkan oleh ratu Inggris untuk melawan spanyol dan
portugal Mere liberium (laut bebas) Belanda juga mendukung pendapat Grotius.
 Wellwood dan selden menyatakan Mere liberium (laut bebas) Mere clausum (laut tertutup).
Selden meninggalkan pendapat grotius dengan menggunakan Imperium dan Dominium.
 Pantanius menyatakan Laut berdekatan dengan pantai dibawah Penundukan negara pantai.
Diluar itu adalah laut bebas dengan mengeluarkan Teori penembakan meriam pantai
 Cornelis van byukershock Tidak membedakan laut dengan darat Teritorial suatu negara sejauh
tembakan meriam pantai artinya : Apa bila senjata suatu negara tidak dapat Mengalahkan
kekuatan senjata lain maka Negara tersebut akan kehilangan Kedaulatan
 Galiani dan auzuni Tembakan meriam pantai disamakan Dengan kaedah 3 mil

ANATOMI DAN GARIS BESAR ISI UNCLOS 1982 SEJARAH HUKUM LAUT

Kepentingan dunia atas hukum laut telah mencapai puncaknya pada abad ke-20. Faktor-faktor yang
mempengaruhi negara-negara di dunia membutuhkan pengaturan tatanan hukum laut yang lebih
sempurna adalah:Modernisasi dalam segala bidang kehidupan

a. Tersedianya kapal-kapal yang lebih cepat


b. Bertambah pesatnya perdagangan dunia
c. Bertambah canggihnya komunikasi internasional
d. Pertambahan penduduk dunia yang membawa konsekuensi

bertambahnya perhatian pada usaha penangkapan ikan dalam dekade abad ke-20 telah 4 kali diadakan
usaha untuk memperoleh suatu himpunan tentang hukum laut.

KONFRENSI HUKUM LAUT INTERNASIONAL

1. Konferensi kodifikasi Den Haag (1930), di bawah naungan Liga Bangsa-Bangsa

2. Konferensi PBB tentang hukum laut I (1958) UNCLOS I

3. Konferensi PBB tentang hukum laut II (1960) UNCLOS II

4. Konferensi PBB tentang hukum laut III (1982)

KONFERENSI HUKUM LAUT PBB I (1958) DAN PBB II (1960)


Resolusi Majelis Umum PBB tgl 21 Feb 1957 menyetujui untuk mengadakan konferensi Internasional
tentang hukum laut pada bulan Maret 1958.Konferensi ini akhirnya diadakan pada tgl 24 Feb – 27 April
1958 yang dihadiri oleh 700 delegasi dari 86 negara, yang dikenal dengan UNCLOS I (United Nations
Convention on The Law of The Sea) atau konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang hukum laut

HASIL KONVENSI DARI UNCLOS I

1. Konvensi tentang laut teritorial dan jalur tambahan (convention on the territorial sea and contiguous
zone) belum ada kesepakatan dan diusulkan dilanjutkan di UNCLOS II

2. Konvensi tentang laut lepas (convention on the high seas)

1. Kebebasan pelayaran

2. Kebebasan menangkap ikan

3. Kebebasan meletakkan kabel di bawah laut dan pipa-pipa

4. Kebebasan terbang di atas laut lepasKonvensi ini telah disetujui

3. Konvensi tentang perikanan dan perlindungan sumber-sumber hayati di laut lepas (convention on
fishing and conservation of the living resources of the high seas)

4. Konvensi tentang

HASIL KONVENSI DARI UNCLOS II

Pada 17 Maret – 26 April 1960 UNCLOS II, membicarakan tentang lebar laut teritorial dan zona
tambahan perikanan, namun masih mengalami kegagalan untuk mencapai kesepakatan, sehingga perlu
diadakan konferensi lagi.

KONFERENSI HUKUM LAUT PBB III

Konvensi hukum laut 1982 merupakan puncak karya dari PBB tentang hukum laut, yang disetujui di
Montego Bay, Jamaica (10 Des 1982), ditandatangani oleh 119 negara.Ada 15 negara yang memiliki ZEE
besar:Amerika Serikat, Australia, Indonesia, New Zealand, Kanada, Uni Soviet, Jepang, Brazil, Mexico,
Chili, Norwegia, India, Filipina, Portugal, dan Republik Malagasi.

ANTOMI HUKUM LAUT INTERNASIONAL

1. LAUT TERITORIAL

 Konvensi Hukum Laut 1982: setiap Negara pantai mempunyai laut teritorial (territorial sea) Bab
II Pasal 2-32.
 Pasal 2 : kedaulatan negara pantai mencakup wilayah darat, perairan pedalaman, perairan
kepulauan kalau negara kepulauan, dan sampai laut territorial atau laut wilayah. Kedaulatan
tersebut meliputi ruang udara di atasnya dan dasar laut serta tanah di bawahnya.
 Pasal 3 : setiap Negara mempunyai hak untuk menetapkan lebar laut teritorialnya tidak melebihi
12 mil laut yang diukur dari garis pangkal.
ANTOMI HUKUM LAUT INTERNASIONAL

2. ZONA TAMBAHAN

Setiap Negara pantai mempunyai zona tambahan yang jauhnya tidak boleh melebihi 24 mil yang diukur
dari garis pangkal di mana lebar laut teritorial diukur atau sejauh 12 mil diukur dari laut teritorial suatu
Negara pantai.

Di zona tambahan setiap Negara pantai dapat melaksanakan pengawasan yang diperlukan untuk
mencegah pelanggaran peraturan perundang-undangan bea cukai, fiskal, imigrasi atau sanitasi, dan
menghukum para pelakunya

Anda mungkin juga menyukai