BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan boat/pompon. Tinggi pokok kayu kulim bisa mencapai ketinggian 125 kaki.
Seluruh bagian pokok ini termasuk bunga, buah, kulit, batang dan akarnya
mempunyai bau seperti bawang putih, karena kandungan asam amino yang
terdapat didalamnya.
Sistematika tanaman kayu kulim adalah sebagai berikut:
Nama Tempatan : Kulim (kayu serat)
Nama Saintifik : Scorodocarpus Borneensis
Nama Lain : Bawang hutan, woodland onion, wood garlic,
pokok bawang putih, jungle garlic.
Famili : Olacacae
Lokasi di jumpai : Hutan Sumatra (Khususnya Riau dan Jambi)
2.2 Lignosulfonat
Lignosulfonat merupakan senyawa turunan lignin yang mengalami
sulfonasi. Selain selulosa dan hemiselulosa, lignin merupakan senyawa polimer
organik yang melimpah dan penting dalam dunia tumbuh-tumbuhan, fungsinya
sebagai bahan pengikat antar serat. De Candolle memperkenalkan pertama kali
istilah ini yang diambil dari bahasa latin untuk kayu, lignin. Struktur dalam lignin
sangat kompleks dan rumus yang tepat bagi lignin tidak jelas, akan tetapi struktur
dasarnya adalah phenil propana yang bersambung dalam tiga dimensi. Hingga saat
ini struktur lengkap lignin masih merupakan model (Fengel, 1995).
Proses pulping sulfit sodium merupakan salah satu cara untuk memecah
dan melepaskan lignin alam (delignifikasi) dari serat menjadi molekul-molekul
yang lebih kecil. Pada dasarnya tipe reaksi yang berperan dalam delignifikasi pada
proses tersebut adalah reaksi hidrolisis oleh H+ dan sulfonasi oleh HSO3-
(Gambar 1). Reaksi hidrolisis memecah ikatan-ikatan eter antara unit-unit fenil
propana menghasilkan gugus-gugus hidroksil fenol bebas, sedangkan reaksi
sulfonasi menghasilkan gugus-gugus asam sulfonat hidrofil dalam polimer lignin
hidrofob. Kedua reaksi ini menaikkan hidrofilitas lignin sehingga lebih mudah
larut.
7
2.3 Beton
Beton adalah material utama yang digunakan dalam pembuatan bangunan
yang merupakan bahan campuran dari semen, pasir, dan air. Disana fungsi
daripada semen adalah untuk bahan pengikat. Diberi air agar encer dan mudah
tercampur. Kemudian bahan tersebut mengeras dan membentuk bahan sekeras
bebatuan. Beton dianggap sebagai sejenis batu tiruan karena beton memiliki sifat
yang hampir sama dengan bebatuan dan batu bata. Beton mempunyai beberapa
kelebihan dibandingkan batu. Salah satunya beton dapat dibentuk sesuai
keinginan kita, karena beton tersedia dalam bentuk semi cair yang mudah
dibentuk dengan menambahkan tulangan atau cetakannya saja.
Proses pencetakan memberikan sambungan antar elemen yang sangat
efektif dan menghasilkan struktur yang menerus (rantai panjang). Keuntungan
lainnya, bahan beton juga dapat dicampur dengan bahan-bahan lain agar dapat
9
menambah sifat yang dimilikinya. Contohnya diberi batangan baja, strimin besi,
ceramic ball, streofoam ataupun bahan-bahan lainnya. Campuran daripada beton
adalah semen : pasir : air adalah 1 : 4 : 0,6. Tetapi jika diperlukan dapat
ditambahkan bahan tambahan untuk maksud tertentu. Agar mendapatkan
campuran yang baik dalam setiap bahan campuran beton harus dalam komposisi
yang tepat. Berikut diskripsi tentang bahan campuran beton:
1) Semen
Semen merupakan bahan perekat dalam campuran beton.
Macam-macam semen :
• Semen PC, Portland Cement.
• Semen PPC, Pozzland Porland Cement.
• Semen tahan sulfat, biasanya digunakan pada bangunan tepian air seperti
pelabuhan atau dermaga. Semen tersebut membuat agar beton yang sudah
jadi, menjadi tidak mudah terkikis.
• Semen tahan panas tinggi, biasanya digunakan untuk wadah mengolah biji
besi panas.
• Semen daya kering cepat, biasanya digunakan untuk membuat pondasi
jembatan.
Bahan dasar semen adalah :
• 3CaO.SiO2 (Tricalcium Silicate) disingkat C3S
• 2CaO.SiO2 (Dicalcium Silicate) disingkat C2S
• 3CaO.Al2O2 (Tricalcium Aluminate) disingkat C3A
• 4CaO.Al3O2Fe3O3 (Tetracalcium Aluminaferrit) disingkat C3S
C3S dan C2S merupakan senyawa yang membuat sifat-sifat perekat, C3Al
adalah senyawa yang paling reaktif, sedangkan C2AF berfungsi sebagai katalisator
yang menurunkan temperature pembakaran dalam pembentukan Calcium Silicate.
Yang paling sering digunakan dalam pembuatan beton adalah Portland
Cemen (PC), yang merupakan semen hidraulis tipe 1. Keunggulan dari semen
Portland ini adalah dapat meningkatkan kekuatan dan mengeras melalui suatu
reaksi kimia dengan air yang disebut hidrasi. Pada reaksi hidrasi ini akan
menghasilkan panas dan terjadi pengikatan pada permukuaan butir. Tricalcium
10
Aluminate, sehingga terjadi rekatan yang kuat antara material dalam campuran
beton. Secara lengkap reaksi hidrasi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2(3CaO.Si2) + 6H2O 3CaO.SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2
2(2CaO.SiO2) + 4H2O 3CaO.2SiO2.2H2O + Ca(OH)2
3CaO.Al2O3 + 12H2O + Ca(OH)2 3CaO.Al2O3.Ca(OH)2.I2H2O
3CaO.Al2O3 + 10H2O + CaSO4.2H2O 3CaO.Al2O3.CaSO4.I2H2O
4CaO.Al2O3.Fe2O3 + 10H2O + 2CO(OH)2 6CaO.Al2O3.Fe2O3.I2H2O
C3S dan C2S akan terhidrasi menjadi Calcium Silicate Hidrate (C-S-H)
dan Calcium Hydroxide (C-H). C-S-H inilah yang memberikan kekuatan pada
Hydrate dengan mengeluarkan panas yang banyak sehingga terjadi pengerasan
(hardening) (Nugraha, 1989).
2) Pasir
Pasir pada campuran semen berfungsi sebagai pengeras sehingga beton
dapat menjadi sekeras batu.
Ciri-ciri pasir yang baik:
1. Berwarna abu-abu kalau dalam keadaan kering, berwarna hitam kalau dalam
keadaan basah.
2. Tidak bercampur tanah, karena jika tercampur dengan tanah akan
mengganggu kerekatan.
3) Air
Air pada beton mempunyai fungsi sebagai pengencer. Agar cairan beton
dapat padat dan mengisi ruang-ruang sehingga membentuk cetakan.
Ciri-ciri air yang baik:
1. Tidak bewarna.
2. Tidak berbau.
3. Tidak berasa.
11
pengikatan awal. Bahan ini juga akan mengurangi kandungan semen yang
sebanding dengan pengurangan kandungan air.
5) Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixture”
Water Reducing and Accelerating Admixture adalah bahan tambahan yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang dipergunakan
untuk menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat
pengikatan awal. Bahan ini juga akan mengurangi kandungan semen yang
sebanding dengan pengurangan kandungan air.
6) Tipe F “Water Reducing, High Range Admixture”
Water Reducing, High Range Admixture adalah bahan yang digunakan
untuk mengurangi jumlah air pencampuran yang diperlukan untuk menghasilkan
beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih. Kadar pengurangan
air dalam bahan ini lebih tinggi, sehingga kekuatan beton yang dihasilkan lebih
tinggi dengan air yang sedikit, tetapi tingkat kemudahan pekerjaan juga lebih
tinggi.
7) Tipe G “Water Reducing, High Range Retarding”
Water Reducing, High Range Retarding adalah bahan tambahan yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang dipergunakan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, dan juga untuk menghambat
pengikatan beton. Jenis bahan ini merupakan bahan gabungan superplasticizer
dengan menunda waktu pengikatan beton.
15
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1.2 Alat-alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas peralatan
pemasakan SLS, peralatan pencetakan beton dan peralatan pengujian kuat tekan
beton. Peralatan yang digunakan untuk pemasakan SLS yaitu : Reaktor Batch, Oil
Batch, Beaker glass 3000 ml, Beaker glass 1000 ml, corong pisah 500 ml, pompa
vakum dan kelengkapannya, corong, klem, dan statip serta kertas saring. Peralatan
yang digunakan untuk pencetakan beton yaitu : wadah, sendok semen, dan
cetakan. Sedangkan alat untuk melakukan pengujian beton yaitu alat uji tekan
(Universal Testing Machine).
Prosedur kerja :
1. Timbang semua bahan sesuai dengan variasi sampel yang akan dibuat
(semen : 57,25 gr; pasir : 229 gr; air : 34,3157 gr dan SLS : 0,0343 gr.)
2. Masukkan pasir dan semen kedalam wadah pengadukan dan adukan
sehingga rata.
3. Siapkan air yang telah ditimbang (34,3157 gr) di dalam beaker glass lalu
masukan bubuk SLS sebanyak 0,0343 gr dan aduk hingga larut.
4. Masukan larutan tersebut kedalam wadah pengadukan pasir dan semen dan
aduk hingga semua pasir dan semen tersebut bercampur.
5. Masukan ke cetakan yang telah di sediakan dan tekan hingga rata dan
padat, lalu biarkan selama satu hari.
6. Setelah satu hari, buka cetakan dan rendam sampel tersebut selama 5 hari.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pengerasan antara bagian luar dan
bagian dalamnya seragam (kompleks) serta mencegah panas hidrasi yang
berlebihan.(Nutong. C, 2001).
7. Setelah 5 hari, angkat dari tepat perendaman dan biarkan diudara terbuka
selama 2 hari.
8. Beton siap untuk diuji.
9. Ulangi langkah diatas untuk variasi air 0,5% dan 0,4% serta variasi SLS
0,3%, 0,5%, dan 0,7% dari jumlah air yang digunakan.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Setelah dilakukan pengujian kuat tekan terhadap sampel beton tersebut,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Penambahan SLS 0,7 % dari berat air yang digunakan.
Fraksi berat Kuat Tekan (kN/cm2)
No. air terhadap
Sampel 1 Sampel 2 Rata-rata
berat semen
1. 0,6 35,00 40,00 37,50
2. 0,5 45,00 40,00 42,50
3. 0,4 40,00 35,00 37,50
45.00
Kuat tekan rata-rata (kN/cm2)
40.00
35.00
30.00
0.00
0.6 0.5 0.4
4.2 Pembahasan
Dari gambar 4.1 di atas terlihat bahwa secara umum beton dengan
penambahan SLS memiliki kekuatan tekan lebih baik dari beton tanpa
penambahan SLS. Namun untuk data pada penggunaan air 0,6 tanpa penambahan
SLS kuat tekannya sama dengan kuat tekan sampel dengan pemakaian air sama
dan penambahan SLS 0,3%. Penyebab terjadinya hal tersebut tidak dapat
diketahui secara pasti. Untuk menentukannya perlu dilakukan penelitian yang
lebih mendalam dan mendetail. Selain itu, secara umum proses pencampuran
(workability) dengan menggunakan SLS tampak lebih mudah dibandingkan
21
campuran tanpa SLS. Tekstur campuran menggunakan SLS tampak lebih liat dan
basah, sehingga mempermudah proses pengadukan dan pencetakan sampel.
Dari gambar tersebut juga terlihat bahwa semakin besar kandungan SLS
dalam campuran beton, maka kuat tekannya relatif semakin meningkat. Adapun
nilai kuat tekan maksimal yang diperoleh pada penelitian ini yaitu kuat tekan
beton sebesar 42,50 kN/cm2 pada pemakaian SLS 0,7 % dari volume air yang
digunakan (0,2004 gr) dan air 0,5 bagian dari berat semen (28,425 gr). Angka kuat
tekan tersebut jauh lebih diatas kuat tekan campuran beton tanpa penambahan
SLS. Kondisi ini dinyatakan sebagai kondisi optimal karena disamping
penggunaan air dan SLS yang relatif sedikit, juga karena kuat tekan yang
dihasilkan cukup signifikan dari kuat tekan campuran beton tanpa penambahan
SLS (kenaikan 30, 77%).
Jika dibandingkan dengan hasil penilitian yang telah dilakukan oleh
Izlansyah, diperoleh nilai kuat tekan maksimal beton sebesar 31,480 kN/cm2 pada
pemakaian SLS 0,5% dari volume air yang digunakan (0,1430 gr) dan air 0,5
bagian dari semen (28,625 gr). Dari hasil ini, terlihat bahwa pada pemakaian SLS
0,7% nilai kuat tekan beton (mortar) lebih besar jika dibandingkan dengan
pemakaian SLS 0,5% yaitu 42,50 kN/cm2 (SLS 0,7 %) dan 31,480 kN/cm2 (SLS
0,5%). Dapat disimpulkan, bahwa penggunaan SLS dengan konsentrasi yang lebih
besar akan meningkatkan nilai kuat tekan pada beton.
Terjadinya peningkatan kekuatan beton akibat penambahan SLS
diperkirakan lebih disebabkan oleh keberadaan air sisa (unreacted water) dalam
struktur beton yang berkurang, sehingga jumlah pori lebih sedikit. Disamping itu
karena SLS bersifat sebagai dispersant yang merupakan “jembatan” antara
komponen-komponen senyawa yang tidak dapat saling bersatu. Hal ini membuat
struktur beton lebih kompak secara mikro.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Serbuk gergaji dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku Sodium
Lignosulfonat (SLS) untuk meningkatkan kekuatan beton.
2. Kondisi optimal hasil penelitian yaitu kuat tekan beton sebesar
42,50 kN /cm2 pada pemakaian SLS 0,7 % dari volume air yang digunakan
dan air 0,5 (fraksi berat) dari berat semen yang jauh diatas kuat tekan
beton tanpa penambahan SLS (kenaikan 30,77 %).
5.2 Saran
Ada beberapa saran terkait dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan
sehingga penelitian tersebut benar-benar dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari, antara lain:
1. Perlu dilakukan penelitian untuk pemurnian Sodium Lignosulfonat (SLS)
agar unjuk kerja SLS dalam beton lebih baik lagi.
2. Sodium Lignosulfonat (SLS) berasal dari limbah yang mempunyai nilai
ekonomis yang rendah, maka perlu dikembangkan dan dipublikasikan agar
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
23
DAFTAR PUSTAKA
Fengel, D. & Wegner, G. 1995. Kayu: Kimia, ultra struktur dan reaksi-reaksi.
Terjemahan oleh Hardjono Sastrohamidjojo. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nutong. C. 2001. Properties of Portland Cement Mixed Whit Ricw Husk Ash and
Quickline, Electronic Journal of Civil Engineering Education. King
Mongkurat`s Institute of Technology Nort Bangkok. Available at URL:
http//www.ejge.com.
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B