KERANGKA TEORITIS
6
2.2.1 E-Commerce
Dalam persepektif Hardilawati (2020) e-commerce adalah suatu proses
menjual dan membeli suatu produk atau jasa secara elektronik atau digital
menggunakan alat digital sebagai perantara dalam kegiatan transaksi bisnis
kepada konsumen. Dampak dari e-commerce ini dapat berhubungan langsung
kepada perusahaan, pelaku usaha, pemasok, pelanggan, maupun pesaing dalam
memasarkan produk. Pada saat ini banyak E-commerce yang dapat digunakan
sebagai contoh, antara lain Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Gojek, Lazada dan
banyak lainnya.
Suprapto (2016) mengutarakan pendapatnya tentang e-commerce pada
saat pandemi Covid-19 dimana masyarakat Indonesia menggunakan e-
commerce sebagai salah satu solusi bagi usaha-usaha kecil dalam
meningkatkan pendapatan usaha sehingga mampu berkembang karena
pemasaran produk yang dilakukan secara online.
Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa e-commerce
merupakan sebuah kegiatan dimana penjual dan pembeli melakukan kegiatan
jual belinya melalui media digital sehingga kedua belah pihak dapat
mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa harus bertemu secara tatap
muka.
7
media sosial dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan sebuah komunitas
yang jauh lebih besar yang tidak mungkin tersedia melalui media periklanan
tradisional.
Dikutip dari jurnal As’ad, H. Abu Rumman (2014) menjadi bagian dari
suatu jaringan dengan orang-orang melalui internet atau online merupakan
salah satu strategi pemasaran yang digunakan oleh pembisnis. Dan menurut
Dan Zarella (2010), situs media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan
lainnya yang digunakan sebagai strategi untuk memasarkan suatu produk
merupakan pemasaran media sosial. Media sosial merupakan cara yang mudah
dan sederhana tetapi memiliki efek yang luar biasa. Salah satu cara yang ampuh
yaitu melalui internet marketing, produk berupa barang maupun jasa yang kita
miliki dapat di promosikan (Untari & Fajariana, 2018).
Selain itu, suatu produk, jasa atupun produk lainnya yang dipromosikan
secara spesifik menggunakan sosial media merupakan taktik marketing dalam
pemasaran media sosial. Tak hanya itu, namun untuk membangun dan
memanfaatkan media sosial agar dapat menemukan target pasar dari bisnis
online, maka pemasaran media sosial ini digunakan. Yang pebisnis harus ingat
adalah bahwa saat proses membangun pemasaran media sosial harus
membangun juga kelompok atau target pasar dengan sikap saling menghormati
dan selalu berkomunikasi dengan target pasar (Untari & Fajariana, 2018).
8
Dapat dikatakan bahwa media digital ini merupakan alat atau saluran
dimana masyarakat dapat menyebarkan dan menerima informasi yang berupa
teks, gambar, suara, dan video yang disalurkan melalui saluran perangkat yang
dapat terhubung dengan internet.
9
ini merupakan sebuah peluang dan potensi yang sanat besar agar bisa
dimanfaatkan sebagai salah satu sarana komunikasi pemasaran media sosial.
Hal ini juga memungkinkan dalam penyebaran informasi antar pengguna bisa
menjadi lebih mudah (Akrimi dan Khemakem. 2012).
Dengan peluang dan potensi yang besar ini dimanfaatkan oleh
perusahan besar akan muncul beberapa pertanyaan pada topik kajian ini, yaitu
apa saja konsekuensi dan pendahuluan para pelaku usaha dalam menggunakan
media sosial sebagai sarana komunikasi pemasaran. Terdapat beberpa
perbedaan antara komunikasi pemasaran media sosial dengan komunikasi
pemasaran lainnya, perbedaannya adalah komunikasi pemasaran media sosial
ini bersifat selalu aktif dan dapat diakses dimana saja (Powers dkk. 2012).
Para pengguna media sosial dapat terhubung kapan saja dan dimana
saja asalkan memiliki jaringan internet pada perangkat mereka masing-masing,
tidak hanyak komputer saja, saat ini mereka juga dapat terhubung melalui
telepon genggam masing-masing. Hal itulah yang berdampak pada tingginya
peluang dan potensi bagi pelaku usaha untuk dapat melakukan kegiatan
komunikasi pemasaran kapan saja dan dimana saja (Untari & Fajariana, 2018).
2.5.1 Instagram
Instagram adalah aplikasi media sosial dimana pengguna berbagi foto
maupun video yang terdapat sebuah caption dibawah foto yang yang pengguna
upload. Menurut Bambang (Atmoko, 2012:10) Instagram merupakan salah
satu perwujudan dari media sosial dalam bentuk aplikasi, dimana aplikasi ini
dapat dikatakan berbeda dengan twitter yang perbedaannya adalah Instagram
lebih kepada aplikasi berbagi informasi melalui foto dan video antar
penggunanya. Aplikasi ini juga banyak memberikan ide-ide yang kreatif bagi
penggunanya, karena aplikasi ini memiliki fitur yang dapat di kreasikan hingga
menjadi lebih indah, artistik, dan lebih bagus (Untari & Fajariana, 2018).
Instagram merupakan aplikasi yang berbeda dengan aplikasi yang
lainnya, perbedaanya adalah aplikasi ini selalu memiliki pembaruan fitur dan
mengembangkan fitur yang sudah dimilikinya. Hal ini dilakukan agar
pengguna tidak bosan selalu melihat dan menggunakan fitu yang sama terus
menerus, contohnya saja fitur yang ditambahkan ada berupa IGTV atau bisa
10
disebut juga dengan Instagram Television dimana pengguna dapat
mengunggah video yang memiliki durasi lebih dari 1 menit. Tak hanya itu,
pada tahun 2021 ini fitur baru yang dimiliki aplikasi tersebut adalah fitur
Instagram Reels, dimana fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengunggah
video pendek yang dapat disimpan pada beranda utama penggunanya. Fitur ini
dapat dikatan hampir sama dengan aplikasi TikTok.
11
2. Fleksibilitas (Flexibility), yang dapat diartikan sebagai kemampuan
gagasan yang beragam (variety of ideas).
3. Elaborasi (Elaboration), yang bermakna keterampilan untuk
mengembangkan gagasan.
4. Orisinalitas (Originality), yang memiliki makna kemampuan agar dapat
menghasilkan gagasan yang tidak biasa (Suratno, 2012).
Dari pengertian konten dan pengertian kreatif yang telah disebutkan
diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian konten kreatif adalah kemampuan
untuk menyebarkan informasi dengan gagasan yang tidak biasa atau dengan
kombinasi baru yang diciptakan berdasarkan oleh data.
12
8. Generasi yang hidup pada era saat ini sangat suka untuk mengetahui
suatu informasi melalui teknologi digital
9. Gaya hidup pada generasi millenia inisangat erat dengan konsumtif,
malas, dan lain sebagainya.
Perilaku generasi millennial selalu tak jauh dari perkembangan
teknologi yang ada, hal ini menyebabkan generasi millennial mengandalkan
media sosial sebagai tempat untuk mencari informasi dan aktivitas jual beli
online. The Nielsen Global Survey of E-Commerce juga melakukan penelitian
terhadap pergeseran perilaku belanja para generasi internet atau generasi
millennial. Penelitian dilakukan berdasarkan oleh penetrasi yang ada di
beberapa negara (Republika, 2016). Studi tersebut memberikan penjelasan
dimana perilaku generasi millennial ini sangatlah akrab dengan jalur atau
media internet demi memenuhi kebutuhan mereka.
13
dari minat beli dapat dinilai dari beberapa indikator yaitu dari minat
transaksional, referensial, preferensial dan eksploratif (Arista & Astuti, 2011).
14
Instagram ads untuk meningkatkan kesadaran target akan keberadaan
produk kita, akan tetapi tidak semua target mau melihat konten yang
dipromosikan apabila konten yang digunakan tidaklah kreatif.
Bahkan saat ini terdapat platform baru dalam aplikasi tiktok
yaitu tiktok business dimana platform ini ditujukan untuk
menghubungkan brand dengan pengguna tiktok dengan cara yang
kreatif sehingga target audience tertarik untuk mengetahui produk atau
brand kita.
2. Interest
Tahap selanjutnya adalah Interest, setelah audiens melihat
pesan yang telah disebarkan adalah audiens tertarik dengan cara pesan
tersebut disampaikan karena disampaikan dengan cara yang kreatif,
sehingga audiens mau membaca tentang informasi produk yang kita
tawarkan.
Jadi dalam menyampaikan informasi produk haruslah kreatif,
dikarenakan apabila konten yang dibuat tidak kreatif, akan sulit untuk
menarik audiens agar mau membaca atau melihat konten seputar
informasi produk kita.
3. Desire
Tahapan ketiga adalah Desire atau keinginan adalah tahapan
dimana setelah tertarik, timbul rasa keinginan untuk membeli produk
yang ditawarkan. Banyak media yang dapat digunakan untuk
memunculkan rasa ingin membeli konsumen, akan tetapi saat ini yang
banyak digunakan adalah melalui media sosial. Hampir seluruh bisnis
saat ini memiliki media sosialnya masing-masing, sehingga diharuskan
untuk kreatif dalam membuat konten sehingga muncul rasa keinginan
untuk membeli pada target audiens.
Selanjutnya untuk memunculkan rasa keinginan terkadang
beberapa orang menggunakan visual yang kreatif sehingga
memunculkan keinginan calon konsumer. Ada juga beberapa yang
menggunakan testimoni dari orang-orang yang telah mengkonsumsi
produk kita, agar calon konsumen lainnya selain semakin
15
memunculkan keinginan juga meningkatkan kepercayaan bahwa
kualitas produk yang dijual lebih unggul dari produk lainnya.
4. Action
Tahapan terakhir ini adalah tahapan Action atau disebut juga
dengan tindakan. Tahapan inilah konsumen mengambil tindakan untuk
mulai membeli produk yang di tawarkan. Setelah target audiens
membeli produk proses pemasaran sudah dapat dikatakan sukses.
Akan tetapi sebenarnya masih ada kelanjutannya setelah
konsumen membeli produk, yaitu adalah evaluasi pasca pembelian.
Apabila konsumen menyukai produk yang ditawarkan makan akan ada
kemungkinan untuk konsumen melakukan pembelian lagi atau
konsumen merekomendasikan produk yang telah dibeli kepada teman-
temannya. (Johar, 2015).
Ajzen (1985) menyatakan bahwa minat beli adalah hasil dari
beberapa pengaruh atau beberapa faktor, norma subjektif yang
didominasi oleh (kepercayaan tentang orang lain) berpikir, mengenai
apa yang benar atau salah dalam masyarakat, perilaku pola (keyakinan
individu tentang hasil yang bertaut dengan perilaku), kontrol perilaku
yang dirasakan (keyakunan individu tentang control mereka), dan
lebih mengaopsi perilaku tertentu. Dengan demikian niat pembelian
bergantung terhadaa keyakinan konsumen, yang mempengaruhi
persepsi mereka dan dapat mengarahkan mereka menuju pihlihan
tertentu (Hensen et al, 2004)
16
3. Bagaimana reaksi konsumen setelah menggunakan, mengonsumsi, dan
mengevaluasi produk.
4. Tindakan apa yang dilakukan konsumen pasca pembelian yang berupa
perasaan puas atau tidak puas.
Dari konsep AIDA yang telah disebutkan, dapat diasumsikan bahwa
faktor penentu keberhasilan suatu iklan online akan meningkatkan minat dan
perhatian target audience yang dapat dilalui dari promosi (Johar, 2015).
Kotler dan Keller (20011) berpendapat bahwa perilaku konsumen
adalah sebuah kegiatan yang mempelajari tentang bagaimanakah seseorang
memuaskan akan kebutuhan dan keinginan mereka entah itu individu,
kelompok, organisasi, dan juga bagaiamana mereka memilih, membeli, dan
menggunakan barang, jasa, ide, maupun pengalaman. Perilaku pembelian yang
dilakukan oleh konsumen ini dapat dipengaruhi oleh faktor pribadi, sosial, dan
budaya (Tjiptodjojo, 2012).
17
3. Minat Beli : Sebuah fase dimana audience telah menentukan suatu
pilihan yang akan dipilih setelah menyukai barang / jasa yang sudah
melewati beberapa pertimbangan.
18
2. Minat Beli Produk Sebuah fase dimana 1) Akan memilih
Dialoogi Space
audience telah tertarik produk dari
and Coffee
terhadap produk dari @dialoogi.today
setelah melalui
Dialoogi Space and pertimbangan dan
Coffee setelah melalui perbandingan
dengan produk lain.
beberapa pertimbangan.
2) Tertarik dengan
produk yang sudah
di unggah di konten
Instagram
@dialoogi.today
3) Berminat untuk
membeli produk
setelah melihat
promo yang
diunggah pada
konten Instgram
@dialoogi.today
19