Anda di halaman 1dari 3

RS ISLAM PKU

MUHAMMADIYAH
AKTIVASI CODE BLUE

No. Dokumen Revisi ke Halaman


Jl.RTA Milono Km 2,5 3 1/3
Palangka Raya
Ditetapkan,
Tanggal terbit Direktur RSI PKU
STANDAR Muhammadiyah
PROSEDUR 20 Juni 2022
OPERASIONAL

dr. LIA INDRIANA

Resusitasi adalah serangkaian upaya untuk meningkatkan


PENGERTIAN daya tahan hidup setelah terjadinya henti jantung dan atau
henti napas.
Memberikan bantuan pertama pasca henti jantung dan atau
TUJUAN
henti napas yang meliputi circulation – airway – breathing.
1. Tindakan resusitasi jantung paru harus memperhatikan
kewaspadaan standar covid-19.
2. Tim code blue rumah sakit terdiri dari tim primer dan
tim skunder
3. Tim primer adalah orang yang pertama kali
KEBIJAKAN
menemukan kondisi code blue
4. Tim skunder adalah orang yang dimintai bantuan untuk
tatalaksana henti jantung/ henti nafas lebih lanjut,
terdiri dari 1 orang dokter IGD dan 1 orang perawat
IGD
1. Tahap aktivasi code blue
a. Tim primer mentukan kondisi pasien
b. Tim primer memanggil tim skunder, sebutkan kondisi
dan lokasi
c. Tim primer melakukan kompresi dada sampai tim
skunder datang
PROSEDUR d. Tim skunder mempersiapakan peralatan yang
dibutuhkan (troli emergensi
e. Tim skunder harus tiba di tempat kejadian dalam
waktu kurang dari 5 menit
f. Ketika tim skunder sudah berada di tempat kejadian,
ambil alih pimpinan resusitasi dan lakukan
tatalaksana lebih lanjut sesuai algoritma ACLS.
RSISLAM PKU
MUHAMMADIYAH
AKTIVASI CODE BLUE

No. Dokumen Revisi ke Halaman


Jl.RTA Milono Km 2,5 0 2/3
Palangka Raya
2. Tahap resusitasi jantung dan paru
a. Setelah tim skunder tiba di tempat kejadian code blue,
langsung memasangkan elektroda ke tubuh pasien.
b. Meminta tim primer untuk menghentikan kompresi.
Perhatikan irama yang tertera pada monitor, tentukan
apakah korban dapat diberikan kejut jantung atau
tidak. Berikan kejut jantung bila ada indikasi.
c. Lakukan kompresi dada sebanyak 30 kali, dengan
ketentuan sebagai berikut :
i. Kompresi dada minimal 100 kali/ menit
ii. Kedalaman kompresi dada minimal 2 inchi (5
cm) pada dewasa, 1.5 – 2 inci (4 – 5cm) pada
bayi da nanak
iii. Upayakan pengembangan dada secara sempurna
(complete chest recoil) di setiap kompresi
iv. Minimalkan interupsi selama melakukan
kompresi dada
d. Lakukan intervensi jalan nafas (insersi supraglotic
airway atau intubasi endotrakeal) yang dilengkapi
PROSEDUR dengan filter HME, tanpa tindakan kompresi dada.
e. Bila ditemukan adanya sumbatan jalan nafas, lakukan
pembebasan jalan napas dengan cara sebagai berikut :
i. Tekan dahi angkat dagu (head tilt – chin lift) bila
tidak ada trauma
ii. Mendorong rahang bawah (jaw trust) bila ada
trauma
f. Tindakan ventilasi tekanan positif hanya dilakukan
setelah melakukan tindakan intervensi jalan nafas.
g. Setelah memberikan napas bantuan 2 kali, dilanjutkan
kompresi dada sebanyak 30 kali. Berikan napas
bantuan 2 kali, lanjutkan kompresi dada lagi.
Lakukan siklus ini sampai 5 kali. Setelah 5 kali siklus
RJP dilakukan pengecekan kembali apakah nadi
teraba. Apabila nadi tetap tidak ada, RJP tetap
dilakukan sampai timbantuan emergensi datang atau
tersedia alat defibrilasi dan siap digunakan.
3. Setelah sirkulasi spontan dapat dicapai, dilakukan
perawatan pasca henti jantung dengan memperhatikan
berbagai sistem organ sebagai berikut :
RSISLAM PKU
MUHAMMADIYAH
AKTIVASI CODE BLUE

No Dokumen Revisi ke Halaman


Jl.RTA Milono Km 2,5 0 3/3
Palangka Raya
a. Airway
Pertahankan patensi jalan napas, apabila perlu
gunakanLMA atau ETT
b. Breathing
Pertahankan saturasi oksigen pada level ≥ 94 %
dengan atau tanpa bantuan ventilasi mekanik
c. Circulation
Pertahankan MAP ≥ 65 mmHg dengan pemberian
cairan yang cukup dan atau pemberian obat vasoaktif
d. Disability
Minimalkan terjadinya cedera otak pasca henti
jantung
e. Exposure
Pertahankan suhu lingkungan berkisar antara 32-34°
C
PROSEDUR
4. Resusitasi dapat dihentikan dengan mempertimbangkan
beberapa kondisi sebagai berikut :
a. Waktu terjadinya henti jantung tidak diketahui
secara pasti
b. Resusitasi jantung paru sudah dilakukan cukup
lama (>10 menit)
c. Beratnya penyakit komorbid yang diderita
pasien
d. Kondisi pasien sebelum terjadi henti jantung
e. Ritme jantung ketika terjadi henti jantung
f. Respon time dilakukan defibrilasi pada ritme
jantung yang shockable
5. Tatalaksana lebih lanjut sesuai ACLS.
6. Seluruh proses resusitasi jantung paru dicatat di rekam
medis pasien (form resusitasi jantung paru)
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Rawat Intensif
4. Staf Medis

Anda mungkin juga menyukai