Anda di halaman 1dari 4

Nama Kelompok 6 : 1.

Ami Andriani
2. Elvira Fitri Yasin
3. M. Ghazi Rivaldo
4. Mellya Sundari
5. Raisa Putri
6. Tiara Ananda

STANDAR OPRASIONAL
PROSEDUR

RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)


AHA 2015
Pengertian Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah suatu tindakan untuk
mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna
kelangsungan hidup pasien.
Tujuan Mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung yang
terganggu melalui teknik kombinasi antara pemberian nafas
buatan dan kompresi jantung luar.
Indikasi 1. Henti nafas
2. Henti jantung
Kontraindikasi 1. Terminal Ilness
2. Mati secara klinis > 5 menit
Daftar Tilik 1. Persiapan Alat :
a. Resusitasi kit
b. Jam atau arloji
c. Sungkup
d. Handscoon

2. Pelaksanaan
a. Saat menemukan pasien atau klien yang tidak
sadarkan diri secara tiba-tiba
b. Penolong menggunakan handscoon
c. Cek kesadaran pasien dengan cara :
1) Memanggil nama atau sapaan dengan
menepuk bahu
2) Rangsang nyeri di bagian sternum, alis mata
atau cubit
d. Jika pasien tidak sadar, tidak bereaksi, tidak
bernafas dan gasping aktifkan sistem tangkap
darurat atau berteriaklah minta pertolongan
terdekat
e. Periksa denyut nadi karotis (< 10 detik)
f. Tidak ada denyut nadi, lakukan RJP sebanyak 5
siklus selama 2 menit (1 siklus 30 kali kompresi,
2 kali ventilasi)
g. Kecepatan RJP 100-120 kali per menit,
kedalaman kompresi 5-6 cm
h. Cek nadi dan nafas setelah 2 menit atau 5 siklus
i. Jika nadi dan nafas tidak ada, ulangi RJP 5
siklus lagi
j. Jika nadi ada dan nafas tidak ada berikan
ventilasi setiap 6 detik selama 1 menit
k. Jika nadi ada dan nafas ada posisikan pasien
sim/recovery.

Dokumentasi Catat hasil tindakan keperawatan


STANDAR OPRASIONAL
PROSEDUR
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
NEONATUS
AHA 2015
Pengertian Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah usaha dalam
memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen
dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan
oksigen ke otak, jantung dan alat-alat vital lainnya.
Tujuan 1. Memberikan ventilasi yang adekuat
2. Membatasi kerusakan serebi
3. Pemberian oksigen dan curah jantung yang
cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak,
jantung dan alat vital lainnya
4. Mempertahankan kehidupan ekstra uteri.
Indikasi 1. Frekuensi jantung < 60 kali per menit meskipun
telah dirangsang dan diberikan ventilasi tekanan
positif selama 30 detik
2. Sumbatan jalan nafas
3. Kondisi defresi pernafasan
4. Kerusakan neurologis
5. Syok hipovolemik
Kontraindikasi 1. Neonatus pucat atau bahjkan sianosis
2. Bayi tidak bernafas
Daftar Tilik 1. Persiapan alat :
a. Resusitasi kit
b. Jam atau arloji
c. Sungkup atau Ambu Bag
d. Balon penghisap jika ada penyumbatan jalan
nafas

2. Pelaksanaan
a. Saat menemukan neonatus dengan frekuensi
jantung < 60 kali per menit atau seperti
indikasi, aktifkan sistem tanggap darurat atau
minta bantuan teman sejawat atau tenaga
medis terlatih lainnya
b. Bawa neonatus ke tempat datar dan keras,
tetap jaga kehangatan neonatus
c. Hisap lendir atau bersihkan jalan nafas
d. Lakukan kompresi dan ventilasi dengan
perbandingan 1 siklus (2 detik) terdiri dari 3
kali kompresi : 1 kali ventilasi dan dilakukan
selama 1 menit (90 kali kompresi 30 kali
ventilasi) suara keras satu-dua-tiga-pompa
(30 siklus)
e. Posisi tangan
1) 1 penolong : 2 jari dibagian tengan dada
tepat dibawah garis puting
2) 2 penolong : kedua ibu jari dibagian
tengah dada tepat dibawah garis puting,
jari tangan lainnya melingkar
kepunggung neonatus
f. Kedalaman kompresi 4 cm (1,5 inci)
g. Setelah 60 detik (1 menit) evaluasi untuk
menilai frekuensi jantung, pernafasan dan
saturasi oksigen.

Dokumentasi Catat hasil tindakan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai