Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PPKN

‘’ DINAMIKA PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM


KONTEKS
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA “
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 1
ULYA RAMADHANI
YULI INDRANI
ULFATIA
SUBAEDA
SRI MADINA LESTARI

XII MIPA 3
SMA NEGERI 1 BAMBALAMOTU
TAHUN AJARAN 2022

0 0
0 0
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat
dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran PPKN. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Dinamika Persatuan dan Kesatuan dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah Dinamika Persatuan dan
Kesatuan dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

0 0
0 0
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia

1. Konsep Negara Kesatuan (Unitarisme)

2. Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia

B. Persatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa

1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada masa Revolusi Kemerdekan

(18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949)

2. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Republik Indonesia Serikat

( 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950)

3. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Demokrasi Liberal

(17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959)

4. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Orde Lama

(5 Juli 1959 sampai dengan 11 Maret 1966)

5. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Orde Baru

(11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998)

6. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Reformasi

0 sekarang)
(Periode 21 Mei 1998 sampai 0
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

0 0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia disingkat NKRI, juga dikenal dengan nama
Nusantara yang artinya negara kepulauan. Wilayah NKRI meliputi wilayah kepulauan yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke. NKRI adalah Negara Kebangsaan. Bangsa
Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia adalah sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa, yang memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu yang memiliki kebangsaan
dan juga sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dalam upaya
untuk merealisasikan harkat dan martabatnya maka manusia membentuk suatu persekutuan
hidup dalam suatu wilayah tertentu yang memiliki tujuan tertentu. Jadi berdasarkan fakta
sejarah maka negara Indonesia bukanlah suatu negara sebagai hasil dari proses persatuan
individu-individu karena persaingan bebas dan penindasan. Negara Indonesia adalah sebagai
perwujudan kehidupan bersama suatu bangsa yang tersusun atas berbagai elemen situasi
akhir-akhir ini melihat ada beberapa upaya kelompok-kelompok tertentu yang berupaya
untuk memecah belah NKRI baik dari dalam maupun negara asing. Saat ini Indonesia telah
kehilangan arah dan pegangan ideology dalam kehidupan berbangsa & bernegara.

Di zaman sekarang ini rasa nasionalisme yang dimiliki oleh masyarakat mulai berkurang.
Berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat salah satunya disebabkan oleh negara kita yang
sudah merdeka dari penjajahan, sehingga masyarakat tidak merasakan bagaimana usaha para
pejuang untuk membela Negara kita dan membentuk Negara ini sehingga menjadi sekarang
ini. Dalam makalah ini akan di uraikan tentang dinamika kehidupan bangsa Indonesia sejak
Proklamasi hingga sekarang, yang melalui banyak periode. Periode 18 Agustus 1945 sampai
27 Desember 1949, periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, periode 17 Agustus
1950 sampai 5 Juli 1959, periode 5 Juli 1959 sampai 11 Maret 1966 (orde lama), periode 11
Maret 1966 sampai 21 Mei 1998 (orde baru), periode 21 Mei 1998 sampai sekarang.

B. Rumusan masalah 0 0
1. Bagaimana Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia?
2. Bagaimana Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa Ke Masa ?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Mengetahui bagaimana Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa Ke Masa

0 0
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia


1. Konsep Negara Kesatuan
Berikut adalah beberapa pengertian negara kesatuan menurut para ahli, di antaranya
sebagai berikut.

No
Nama pakar Makna Negara Kesatuan
.
1. Moh Kusnadi dan Hamaily Negara Indonesia atau makna Negara kesatuan
Ibrahim adalah Negara yang memiliki susunan yang hanya
terdiri dari atas satu Negara saja dan dalam Negara
tersebut tidak ada Negara lain.
2. Abu Daud Busroh Negara Kesatuan adalah suatu Negara yang tidak
tersusun dari beberapa Negara melainkan Negara
bersifat tunggal dan tidak terdapat Negara lainnya
dalam suatu Negara tersebut.
3. C.F. Strong Negara kesatuan merupakan bentuk negara yang
memiliki kedaulatan tertingggi berada di tangan
pemerintah pusat.

Persamaan dari ketiga pendapat diatas adalah sama-sama memiliki makna bahwa
Negara kesatuan hanya terdapat satu Negara saja, dan dalam suatu Negara kesatuan tidak
ada Negara lainnya. Dan menurut saya tidak ada perbedaan dari ketiga pendapat diatas.
Menurut saya negara kesatuan adalah suatu yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan
tunggal, di mana pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-satuan
subnasionalnya hanya menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah
pusat untuk didelegasikan.
Menurut C.F Strong dalam bukunya A History of Modern Political Constitution
(1963:84), negara kesatuan adalah bentuk negara dimana wewenang legislatif tertinggi
dipusatkan dalam suatu badan 0 0
legislatif nasional. Kekuasaan negara dipegang oleh
pemerintah pusat. Pemerintah pusat dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada
daerah berdasarkan hak otonomi, tetapi pada tahap terakhir kekuasaan tetap berada di
tangan pemerintah pusat . Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa negara kesatuan
adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya
ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya,

0 0
baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan
daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu
konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen.
Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang
wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan
Negara kesatuan mempunyai dua sistem, yaitu sentralisasi dan
desentralisasi. Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua
hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah
hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari
pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-
peraturan sendiri atau mengurus rumah tangganya sendiri. Akan
tetapi, dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi
kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi,
swatantra).Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat
parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap
memegang kekuasaan tertinggi.
Negara kesatuan sering juga disebut sebagai negara unitaris, unity,. yaitu negara
tunggal (satu negara) yang monosentris (berpusat satu). Dalam negara kesatuan hanya
ada satu pemerintahan, satu kepala negara, satu badan legislatif yang berlaku bagi
seluruh wilayah negara. Hakikat negara kesatuan yang sesungguhnya adalah kedaulatan
tidak terbagi-bagi baik ke luar maupun ke dalam dan kekuasaan pemerintah pusat tidak
dibatasi.

2. Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia


Indonesia sejak kelahirannya pada tanggal 17 Agustus 1945 telah memiliki tekad
yang sama, bahwa negara ini akan eksis di dunia internasional dalam bentuk negara
kesatuan. Kesepakatan ini tercermin dalam rapat-rapat Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) dalam menyusun konstitusi atau UUD yang tertinggi dalam negara.
Pembentukan negara kesatuan bertujuan untuk menyatukan seluruh wilayah
Nusantara agar menjadi negara yang besar dan kukuh dengan kekuasaan negara yang
bersifat sentralistik. Tekad tersebut sebagaimana tertuang dalam alinea kedua
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi “dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur”.
Pasal-pasal dalam UUD NRI tahun 1945 telah memperkukuh prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan tidak sedikit pun mengubah NKRI menjadi negara
federal.
Pasal 1 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang merupakan naskah asli mengandung
prinsip bahwa ”Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk Republik.”
Pasal yang dirumuskan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut
merupakan tekad bangsa Indonesia yang menjadi sumpah anak bangsa pada 1928 yang
dikenal dengan Sumpah Pemuda, yaitu satu nusa, satu bangsa, satu bahasa persatuan
yaitu bahasa Indonesia.
UUD NRI tahun 1945 secara nyata mengandung semangat agar Indonesia ini
bersatu, baik yang tercantum dalam pembukaan maupun dalam pasal-pasal yang
langsung menyebutkan tentang NKRI dalam lima pasal, yaitu:
0 0
a) Pasal 1 ayat (1)
b) Pasal 18 ayat (1)
c) Pasal 18B ayat (2)
d) Pasal 25A ayat (5)

0 0
e) Pasal 37 ayat (5)

Karakteristik Negara Kesatuan Indonesia juga dapat dipandang dari segi kewilayahan.
Pasal 25A UUD NRI Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang
batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang”. Istilah Nusantara dalam
ketentuan tersebut dipergunakan untuk menggambakan kesatuan wilayah perairan dan
gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara Samudra Pasifi k dan Samudra
Indonesia serta di antara Benua Asia dan Benua Australia. Kesatuan wilayah tersebut juga
mencakup:
1) kesatuan politik
2) kesatuan hukum
3) kesatuan sosial budaya
4) kesatuan ekonomi
5) kesatuan pertahanan dan keamanan.

Setiap negara kesatuan memiliki karakter yang berbeda, pun demikian dengan
Indonesia. Setidaknya, ada beberapa ciri yang dimiliki Indonesia sebagai negara
kesatuan, yang membuatnya berbeda dari negara lainnya. Jadi, ciri khas dari negara
kesatuan Indonesia dapat di ringkas sebagai berikut:
 Indonesia sudah bertekad untuk menjadi negara Kesatuan sejak dimulainya zaman
kemerdekaan, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945
 Pembentukan negara kesatuan sesuai dengan tekad yang tertuang pada alinea kedua
Pembukaan UUD RI Tahun 1945, yang berbunyi “dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.”
 Prinsip kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperkuat lagi pada alinea
keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu “…. dalam upaya membentuk suatu
Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia”.
 Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 mengandung dasar bahwa ”Negara Indonesia ialah
negara kesatuan, yang berbentuk Republik. Hal ini sesuai dengan Sumpah Pemuda
tahun 1928 yaitu satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.
 Pada perubahan UUD 1945, adanya ketetapan dari Majelis Permusyawaratan Rakyat
yang mengatur untuk tidak mengubah apapun dalam Pembukaan UUD 1945 dan
menetapkan NKRI sebagai bentuk mutlak bagi Indonesia.
 Dalam segi kewilayahan, karakterisitik Indonesia dapat dilihat pada Pasal 25A UUD
1945 yang menyebutkan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah
negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-
haknya ditetapkan oleh undang-undang”. Istilah Nusantara digunakan untuk
menunjukkan kesatuan wilayah perairan dan barisan pulau-pulau Indonesia.
Walaupun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau, namun semuanya bersatu
dalam satu kesatuan yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa

0 Pada Masa
1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa 0 Revolusi Kemerdekaan
(18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949).
Pada periode ini, bentuk NRI adalah kesatuan, dengan bentuk
pemerintahan adalah republik yang mana presiden berkedudukan
sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara.
Sistem pemerintahan yang dipakai adalah sistem pemerintahan
presidensial.

0 0
Dalam periode ini, yang dipakai sebagai pegangan adalah Undang-Undang Dasar
1945. Akan tetapi dalam pelaksanaannya belum dapat dijalankan secara murni dan
konsekuen. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia baru saja memproklamasikan
kemerdekaannya. Pada waktu itu, semua kekuatan negara difokuskan pada upaya
mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih dari rongrongan kekuatan asing
yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Kondisi di atas didasarkan pada Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar 1945
yang menyatakan bahwa untuk pertama kalinya presiden dan wakil presiden dipilih
oleh PPKI. Dengan demikian, tidaklah menyalahi apabila MPR/DPR RI belum
dimanfaatkan karena pemilihan umum belum diselenggarakan. Lembaga-lembaga
tinggi negara lain yang disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 seperti MPR,
DPR, DPA, BPK, dan MA belum dapat diwujudkan sehubungan dengan keadaan
darurat dan harus dibentuk berdasarkan undang-undang. Untuk mengatasi hal tersebut,
Undang-Undang Dasar 1945 melalui ketentuan dalam pasal IV Aturan Peralihan
menyatakan bahwa “sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat dan Dewan pertimbangan Agung dibentuk menurut undang-undang dasar ini,
segala kekuasaanya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah Komite
Nasional”.
Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 secara langsung memberikan kekuasaan
yang teramat luas kepada presiden. Dengan kata lain, kekuasaan presiden meliputi
kekuasaan pemerintahan negara (eksekutif), menjalan kekuasaan MPR dan DPR
(legislatif) serta menjalankan tugas DPA. Oleh karena itu PPKI dalam Undang-
Undang Dasar 1945 mencantumkan dua ayat Aturan Tambahan yang menegaskan
bahwa:

a. Dalam enam bulan sesudah berakhirnya peperangan Asia Timur Raya, Presiden
Indonesia mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan dalam
Undang-Undang Dasar ini.
b. Dalam enam bulan setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat dibentuk, majelis itu
bersidang untuk menetapkan undang-undang dasar.

Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia internasional, maka pemerintah RI


mengeluarkan tiga buah maklumat.

a. Maklumat Wakil Presiden Nomor X (baca eks) tanggal 16 Oktober 1945 yang
menghentikan kekuasaan luar bisa dari Presiden sebelum masa waktunya berakhir
(seharusnya berlaku selam enam bulan). Kemudian, maklumat tersebut memberikan
kekuasaan MPR dan DPR yang semula dipegang oleh Presiden kepada Komite
Nasional Indonesia Pusat. Pada dasarnya, maklumat ini adalah penyimpangan
terhadap ketentuan UUD 1945.
b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945, tentang pembentukan partai politik
yang sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan pada
saat itu bahwa salah satu ciri demokrasi adalah multipartai. Maklumat tersebut juga
sebagai upaya agar Dunia Barat menilai bahwa Indonesia adalah negara yang
menganut asas demokrasi.
c. Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945, yang intinya mengubah sistem
pemerintahan presidensial menjadi sistem pemerintahan parlementer. Maklumat
tersebut kembali menyalahi ketentuan UUD RI 1945 yang menetapkan sistem
0 0
pemerintahan presidensial sebagai sistem pemerintah Indonesia.
Ketiga maklumat di atas memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap sistem
ketatanegaraan Indonesia. Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945 telah
membawa perubahan total dalam sistem pemerintahan negara kita. Pada tanggal tersebut,
Indonesia memulai kehidupan baru sebagai penganut sistem pemerintahan parlementer.
Dengan sistem ini, presiden tidak lagi mempunyai rangkap jabatan, presiden hanya

0 0

Anda mungkin juga menyukai