Anda di halaman 1dari 4

3/10/2019 Kemenperin: Industri Makanan dan Minuman Jadi Sektor Kampiun

(/)

Search...

(/id)   (/en)

BERANDA (/) PROFIL  (/Pro l) REGULASI (Http://Jdih.Kemenperin.Go.Id) UNIT KERJA  (/Unit-Kerja)

KEGIATAN  (/Kegiatan) INFORMASI PUBLIK  (/Informasi-Publik) PUBLIKASI  (/Publikasi) HUBUNGI KAMI (/Contact)

LINKS  (/Links) PETA SITUS (/Sitemap)

SIARAN PERS

Industri Makanan dan Minuman Jadi Sektor Kampiun

Industri makanan dan minuman menjadi salah satu sektor manufaktur


andalan dalam memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional. Capaian kinerjanya selama ini tercatat konsisten terus
positif, mulai dari perannya terhadap peningkatan produktivitas, investasi,
ekspor hingga penyerapan tenaga kerja.

“Potensi industri makanan dan minuman di Indonesia bisa menjadi champion,


karena supply dan user-nya banyak. Untuk itu, salah satu kunci daya saingnya di
sektor ini adalah food innovation and security,” kata Menteri Perindustrian
Airlangga Hartarto ke ka mendampingi Presiden Joko Widodo pada Pelepasan
Kontainer Ekspor ke-250.000 Mayora Group di Tangerang, Banten, Senin (18/2).

Kementerian Perindustrian mencatat, sepanjang tahun 2018, industri makanan dan minuman mampu tumbuh sebesar 7,91 persen atau
melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,17 persen. Bahkan, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan
sedang di triwulan IV-2018 naik sebesar 3,90 persen (y-on-y) terhadap triwulan IV-2017, salah satunya disebabkan oleh meningkatnya
produksi industri minuman yang mencapai 23,44 persen.

Selanjutnya, industri makanan menjadi salah satu sektor yang menopang peningkatkan nilai investasi nasional, yang pada tahun 2018
menyumbang hingga Rp56,60 triliun. Realisasi total nilai investasi di sektor industri manufaktur sepanjang tahun lalu mencapai Rp222,3
triliun.

“Di tahun 2018, tenaga kerja di sektor industri manufaktur mencapai 18,25 juta orang atau naik 17,4 persen dibanding
tahun 2015. Industri makanan menjadi kontributor terbesar hingga 26,67 persen,” tuturnya.

Menperin menambahkan, produk makanan dan minuman Indonesia telah dikenal memiliki daya saing di kancah global
melalui keragaman jenisnya. Ini ditandai dengan capaian nilai ekspornya sebesar USD29,91 miliar pada tahun 2018.

“Industri manufaktur konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap nilai ekspor nasional,” ujarnya. Pada 2017,
tercatat ekspor produk manufaktur nasional di angka USD125,1 miliar, melonjak hingga USD130 miliar di tahun 2018 atau
naik sebesar 3,98 persen. “Jadi, tahun lalu kontribusinya tertinggi mencapai 72,25 persen,” imbuhnya.

Menperin op mis s, industri makanan dan minuman nasional mampu melakukan terobosan inovasi produk. Upaya ini guna memenuhi
selera konsumen dalam dan luar negeri. Terlebih lagi adanya implementasi industri 4.0, dengan pemanfaatan teknologi terkini dinilai
dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan kompe f.

“Untuk itu, kami memberikan apresiasi kepada PT Mayora Indah Tbk yang telah menjadi salah satu perusahaan percontohan di
Indonesia dalam penerapan industri 4.0 di sektor industri makanan dan minuman,” ungkapnya.

Airlangga pun mengaku bangga atas capaian Mayora yang telah mengekspor sebanyak 250 ribu kontainer produknya ke lebih dari 100
negara. Tujuannya antara lain Asean, China, India, Timur Tengah, Amerika Serikat, Afrika, Uni Eropa, hingga Irak dan Pales na.

https://kemenperin.go.id/artikel/20298/Industri-Makanan-dan-Minuman-Jadi-Sektor-Kampiun- 1/4
3/10/2019 Kemenperin: Industri Makanan dan Minuman Jadi Sektor Kampiun
Adapun pasar ekspornya saat ini menyumbang sebesar 50 persen terhadap total penjualan perseroan yang mencapai lebih dari Rp35
triliun. Beberapa produk unggulannya yakni, permen Kopiko yang menjadi nomor satu di dunia. Selanjutnya, produk kopi instan
Torabika, menjadi nomor satu di pasar Filipina, Rusia, dan Lebanon.

Selain itu, produk bu er cookies Danisa menjadi nomor satu di China dan Vietnam, produk minuman sereal Energen menempa
peringkat satu di Filipina, serta wafer cokelat Beng Beng dan krekers Malkist menjadi nomor satu di Thailand.

Saat ini, Mayora telah memiliki sebanyak 29 pabrik, 24 di antaranya tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan lima pabrik berada di luar
negeri. Perusahaan menyerap tenaga kerja sebanyak 51 ribu orang, dengan lebih dari 20 karyawan asal Indonesia bekerja di pabrik luar
negeri. Melalui proses produksinya, Mayora juga memberdayakan hingga 70 ribu petani kopi, singkong, dan jagung.

Industri pengolahan kopi

Pada kesempatan yang sama, Menteri Airlangga menyambut baik adanya upaya industri makanan dan minuman di Indonesia yang terus
meningkatkan nilai tambah sumber daya alam lokal, salah satunya adalah sektor pengolahan kopi. Langkah hilirisasi ini dinilai
membawa efek berantai yang luas bagi perekonomian nasional.

“Contohnya, Mayora, melalui permen Kopiko menjadi produk nomor satu di dunia. Bahkan, Kopiko juga menjadi salah satu kebutuhan
astronot di luar angkasa. Selain itu, produk kopi instan Torabika yang juga dimina oleh konsumen mancanegara,” ungkapnya.

Untuk itu, Airlangga menyatakan, pihaknya terus mendorong diversifikasi produk industri untuk mengisi pasar ekspor. “Kami melihat
industri semakin agresif untuk membuka akses pasar baru dan meningkatkan nilai ekspornya. Hal ini seiring komitmen pemerintah
menciptakan iklim usaha yang kondusif dan memberikan kemudahan perizinan termasuk prosedur ekspor,” tuturnya.

Di kancah global, ekspor produk kopi olahan nasional terus meningkat se ap tahunnya. Pada 2016, ekspornya mencapai 145 ribu ton
atau senilai USD428 juta, kemudian meningkat hingga 178 ribu tonatau senilai USD487 juta di tahun 2017. Pada 2018, terjadi lonjakan
peningkatan ekspor hingga 21,49% atau sebanyak 216 ribu ton dengan peningkatan nilai 19,01% atau mencapai USD580 juta.

Ekspor tersebut didominasi oleh kopi olahan berbentuk instan sebesar 87,9 persen dan sisanya berbasis ekstrak dan essence. Tujuan
ekspor utama industri pengolahan kopi nasional, antara lain Filipina, Malaysia, Iran, China dan Uni Emirat Arab.

Airlangga juga menyebutkan, Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil,
Vietnam, dan Kolombia. Hal ini menjadi potensi pengembangan industri pengolahan kopi di dalam negeri.

“Produksi kopi kita sebesar 639.000 ton pada 2017 atau 8 persen dari produksi kopi dunia dengan komposisi 72,84 persen merupakan
kopi jenis robusta dan 27,16 persen kopi jenis arabika,” ujarnya. Pada 2017, tercatat ada 101 perusahaan kopi olahan yang melipu
skala besar dan sedang dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 24 ribu orang dan total kapasitas produksi lebih dari 260 ribu
ton per tahun.

Selain itu, Indonesia juga memiliki berbagai jenis kopi specialty yang dikenal di dunia, termasuk Luwak Coffee dengan rasa dan aroma
khas sesuai indikasi geografis yang menjadi keunggulan Indonesia.

Hingga saat ini, sudah terda ar sebanyak 24 indikasi geografis untuk kopi Indonesia, di antaranya Kopi Arabika Gayo, Kopi Arabika
Toraja, Kopi Robusta Pupuan Bali, Kopi Arabika Sumatera Koerintji, Kopi Liberika Tungkal Jambi, dan Kopi Liberika Rangsang Meran .

Dalam rangka meningkatkan kinerja industri pengolahan kopi nasional di tengah menghadapi era globalisasi perdagangan dan pasar
bebas, diperlukan upaya strategis guna menggenjot daya saing dan produk vitasnya.

Langkah tersebut, antara lain melalui penggunaan teknologi yang meningkatkan efisiensi dan inovasi, peningkatan kualitas produk
dengan penerapan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan, serta peningkatan SDM seper barista, roaster, dan penguji cita
rasa atau cupper.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.

Share: (http://facebook.com/sharer.php?
u=http://www.kemenperin.go.id/artikel/20298&t=Kemenperin%3A+Industri+Makanan+dan+Minuman+Jadi+Sektor+Kampiun+)
(http://twitter.com/share?
url=http://www.kemenperin.go.id/artikel/20298&text=Kemenperin%3A+Industri+Makanan+dan+Minuman+Jadi+Sektor+Kampiun+)

Twitter

https://kemenperin.go.id/artikel/20298/Industri-Makanan-dan-Minuman-Jadi-Sektor-Kampiun- 2/4
3/10/2019 Kemenperin: Industri Makanan dan Minuman Jadi Sektor Kampiun

Tweets by @Kemenperin_RI
Kemenperin
@Kemenperin_RI
Replying to @Kemenperin_RI
Presiden @jokowi juga mencoba membatik dengan canting yang menjadi salah satu
rangkaian acara tersebut

Nah hari ini kamu pakai batik motif apa nih? #HariBatikNasional#IndustriBatikNasional

11h

Kemenperin
@Kemenperin_RI

Embed View on Twitter

(/artikel/20754/Penghargaan-Industri-Hijau-2019)

(/artikel/20394/Seleksi-Penghargaan-Rintisan-Teknologi-Industri-

Tahun-2019)

(http://igds.kemenperin.go.id/login)

P3DN (http://tkdn.kemenperin.go.id)

PPID (/ppid)
https://kemenperin.go.id/artikel/20298/Industri-Makanan-dan-Minuman-Jadi-Sektor-Kampiun- 3/4
3/10/2019
( pp )
Kemenperin: Industri Makanan dan Minuman Jadi Sektor Kampiun

Kompetensi (/kompetensi)

Pengaduan Masyarakat (/pengaduan)

Pameran (/pameran)

GHS (ghs)

IRIS (http://iris.kemenperin.go.id/)

Pengumuman (/pengumuman)

Peta Sebaran Industri (http://geoportal.kemenperin.go.id)

TENTANG KEMENPERIN

Kementerian Perindustrian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara

ALAMAT

Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950


Telp. +62 21 5255 509 ext 2737
E-mail : humas@kemenperin.go.id (mailto:humas@kemenperin.go.id)

Copyright © 2016 All rights Reserved | Template by  Tim Pengelola Website Kemenperin

https://kemenperin.go.id/artikel/20298/Industri-Makanan-dan-Minuman-Jadi-Sektor-Kampiun- 4/4

Anda mungkin juga menyukai