PEREKNOMIAN INDONESIA
Kelas Paralel: F
Oleh:
Angela Caroline / 130318208
Nakita Audelia / 130318209
Jessica Arella S / 130318116
Yuintan / 130318049
UNIVERSITAS SURABAYA
3. Internal Process Perspective yang berkaitan dengan proses inovasi yang dilakukan oleh
pabrik terhadap produknya. Dalam contoh kasus yang kami ambil, cukup banyak pabrik gula
yang masih belum melakukan diversifikasi turunan produk tebu serta belum meningkatkan
nilai rendemen dari gula. Petani-petani tebu di Indonesia “kurang berani” melakukan inovasi
terhadap produknya karena belum memiliki pengalaman dan terkait dengan biaya yang harus
dikeluarkan oleh para petani.
4. Learning and Growth Perspective yang berkaitan dengan kapabilitas karyawannya. Dalam
hal ini, produktivitas buruh pabrik di Indonesia masih tergolong rendah.
Mengacu pada permasalahan rendahnya daya saing serta produktivitas pabrik tebu di
Indonesia dan 4 komponen yang terdapat dalam balance scorecard, maka pabrik gula di
Indonesia perlu melakukan revitalisasi. Revitalisasi itu sendiri adalah suatu proses atau cara
dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya. Sehingga
revitalisai dapat diartikan, proses menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital,
sedangkan kata vital itu sendiri mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan sekali
untuk kehidupan. Dalam kasus ini berarti yang dimaksud dengan kehidupan itu sendiri adalah
perekenomian Indonesia. Revitalisasi ini perlu didukung oleh pemberian insentif oleh
Pemerintah dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 10 Tahun 2007 untuk membantu
meningkatkan produktivitas dan rendemen dari pabrik gula.
Selain itu, cara lain yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas yaitu
dengan Integrated Precision Farming. Seperti yang telah dibahas dalam artikel terserbut,
integrated Precision farming merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengelola
keragaman kondisi lahan (tanah,iklim, tanaman) dengan mengukur keragamannya,
menganalisis keragamannya, mengambil putusan, dan melakukan penilaian sebagai feedback
untuk perbaikan kualitas tebu di masa mendatang. Teknologi ini dinilai memiliki keuntungan
karena memadukan teknologi remote sensing atau penginderaan jauh yang berguna untuk
menyajikan data-data dengan mengambil gambar dari lahan pertanian tebu yang berguna
untuk membantu pengambilan putusan.
Cara lain yang dapat kita lakukan selain scorecard, integrated precision farming,
penginderaan jauh, dapat pula dengan menerapkan bea cukai atau biaya masuk impor dan
kuota impor. Pengertian dari biaya masuk impor itu sendiri adalah pungutan negara
berdasarkan Undang-Undang yang dikenakan terhadap barang yang memasuki daerah
pabean. Sedangkan kuota impor itu sendiri adalah salah satu kebijakan perdagangan
proteksionis yang bertujuan untuk melindungi produk-produk dalam negeri atau industri baru
supaya dapat bersaing dengan produk asing. Dengan demikian kebijakan kuota merupakan
kebijakan untuk melakukan proteksi yang sifatnya non-tarif. Keduanya, yaitu bea masuk
impor dan pembatasan kuota impor memiliki tujuan yang sama yaitu ditujukan untuk
melindungi masyarakat melalui pengawasan atau pencegahan masuknya barang impor, juga
dapat menjadi peluang bagi industri dalam negeri untuk meningkatkan hasil produksi untuk
memenuhi permintaan pasar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmad Zafrullah Tayibnapis, Made Siti Sundari, Lucia Endang Wuryaningsih;
Meningkatkan Daya Saing Pabrik Gula di Indonesia Era Masyarakat Ekonomi ASEAN;
Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen; Vol 16, No. 2, Juli-Desember 2016; ISSN 1412-1824
2. Pereknomian Indonesia oleh Prof. Dr. Tulus T.H Tambunan, Penerbit: Ghalia Indonesia,
Diterbitkan: Oktober 2012
https://www.antaranews.com/berita/760159/ini-beberapa-faktor-daya-saing-gula-indonesia-
rendah
https://media.neliti.com/media/publications/26492-ID-peranan-inovasi-kelembagaan-pabrik-
gula-madukismo-terhadap-pelaksanaan-usahatani.pdf
https://www.neraca.co.id/article/117963/dunia-usaha-revitalisasi-pabrik-gula-harus-
didukung-inovasi-teknologi
http://paktanimacul2.blogspot.com/2012/10/pertanian-on-farm-versus-off-farm.html?m=1