Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/356987579

EKSPOR DAN IMPOR HASIL PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN


INDONESIA

Article · December 2021

CITATIONS READS

0 2,732

1 author:

Anggita Nisa Aulia Husna


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Anggita Nisa Aulia Husna on 13 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


EKSPOR DAN IMPOR HASIL PERTANIAN TERHADAP

PEREKONOMIAN INDONESIA

Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor hasil pertanian terbesar di dunia.
Tanah Indonesia yang subur menjadikan Indonesia sebagai negara agraris. Indonesia terletak di
ekuator dengan panjang hari yang sama memungkinkan budidaya pertanian sepanjang tahun.
Penduduknya yang mayoritas bekerja di sektor pertanian. Hal ini tercermin dari besarnya ekspor
hasil-hasil pertanian Indonesia ke negara lain di seluruh dunia. Peranan ekspor sangat penting
bagi Indonesia yaitu untuk penggerak perekonomian Indonesia (Suharjon, et al. 2017). Peranan
sektor pertanian dalam perekonomian yaitu penyumbang pendapatan nasional, penyerapan
tenaga kerja, penghasil devisa, dan neraca perdagangan negara.

Sektor pertanian mampu meningkatkan perekonomian melalui perdagangan internasional


berupa ekspor komoditas unggul. Hasil pertanian yang menjadi komoditas ekspor unggulan
Indonesia antara lain kopi, rempah-rempah, karet, sawit, kakao, tembakau, vanilla, nilam, dan
masih banyak lagi. Dari sekian banyak hasil pertanian dan menjadi andalan komoditas ekspor di
Indonesia yang banyak diminati pasar internasional diantaranya karet, sawit, kakao, dan kopi.
Indonesia menjadi ekportir sawit nomer satu di dunia dan karet nomer dua setelah Thailand.

Perkembangan ekspor pertanian Indonesia khususnya hasil perkebunan menunjukkan


pertumbuhan yang cukup baik. Komoditas unggul ekspor yang menjadi target pengembangan
adalah karet alam, karena memiliki potensi pasar yang cukup luas. Permintaan dunia terhadap
karet alam mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2000 permintaan dunia terhadap
karet alam mencapai 7,4 juta ton dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 20,8.
Produksi karet alam dunia masih dikuasai oleh tiga negara Asia yaitu Thailand, Indonesia, dan
Malaysia. Ketiga produsen karet dunia terus berusaha meningkatkan keunggulan komparatif dan
daya saing agar dapat bertahan di pasar internasional karena permintaan karet dunia terus
meningkat (Syahputra, Y. R., et al. 2014).
Tabel 1. Nilai ekspor produk pertanian menurut komoditas penting Indonesia, 2016-2019

Sumber: jurnal forum penelitian agro ekonomi, vol. 38 No. 1

Ekspor sektor pertanian di tahun 2019 mengalami peningkatan yang cukup baik daripada
tahun-tahun sebelumnya hingga mencapai US$ 784,8 juta dengan komoditas penyumbang
tertinggi berasal dari tanaman perkebunan yaitu kopi US$ 194,6 juta, kemudian diikuti tanaman
obat, aromatik dan rempah-rempah mencapai US$ 135,1 juta. Ekspor komoditas pertanian
diharapkan terus meningkat dan memberikan devisa yang besar bagi negara. Daya saing di pasar
internasional perlu terus dikembangkan dengan mengembangkan inovasi baru dan
penganekaragaman produk serta peningkatan kualitas komoditas ekspor.

Berdasarkan tabel di atas, tahun 2017 kopi telah menjadi unggulan sektor pertanian yang
nilai ekspornya mencapai US$ 1,18 miliar. Komoditas tanaman obat-obatan dan aromatik asli
dari Indonesia menjadi daya tarik tersendiri di pasar internasional yang nilainya mencapai US$
0,50 miliar atau naik sekitar 25,72% dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai komoditas di tahun
2018 terjadi hampir disemua komoditas kecuali untuk komoditas kakao yang meningkat sebesar
35,51%. Tahun 2019 ekspor hasil pertanian menyumbangkan devisa bagi negara hingga
mencapai US$ 784,8 juta dengan komoditas penyumbang tertinggi yaitu pada komoditas kopi
sebesar US$ 194,6 juta, kemudian diikuti oleh ekspor tanaman obat-obatan, aromatik dan
rempah-rempah sebesar 135,1 juta.
Gambar 1. Ilustrasi pekerja pabrik kopi

Sumber: https://bisnis.tempo.co/read/693340/ekspor-kopi-nusantara-ke-taiwan-raih-kontrak-
us115-juta

Selain ekspor ke luar negeri, Indonesia juga mengimpor hasil pertanian dari negara lain.
Cuaca Indonesia tidak cocok dengan tanaman empat musim menyebabkan Indonesia harus impor
hasil pertanian. Selain itu masyarakat Indonesia juga banyak mengonsumsi hasil pertanian itu.
Negaranya sendiri kewalahan dalam memenuhi permintaan konsumen sehingga terjadinya impor
hasil pertanian tersebut. Beberapa produk yang diimpor dari luar negeri diantaranya gandum,
gula, kedelai, daging sapi, garam, dan buah-buahan. Kondisi pabrik gula yang sudah menua
dengan hasil gula yang rendah menyebabkan terjadinya impor. Banyak konsumen yang memilih
kedelai impor karena lebih baik tampilannya dan hasil produk yang dibuat akan jauh lebih enak
di potong daripada kedelai yang diproduksi Indonesia. Sapi Indonesia yang masih menggunakan
sistem kandang dengan tenaga mencari rumput yang besar sehingga masih banyak sapi yang
kurus. Dibandingkan dengan sistem pastura yang diterapkan di negara penghasil daging seperti
Australia.

Gandum sulit dibudidayakan di Indonesia karena konsumsi yang tinggi seperti roti, mie
instan, gorengan, dan olahan tepung lainnya. Sistem pengeringan garam dengan tingkat
kelembaban yang tinggi menyebabkan masih tingginya kadar air pada garam. Padahal garam
yang baik adalah garam yang mengandung kadar air yang rendah. Preferensi masyarakat yang
mengonsumsi buah-buahan impor seperti apel washington, pisang cavendish, jeruk sunkist,
anggur merah, kiwi, pir lebih tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lokal. Seperti anggur bali
yang rasanya lebih asam, jeruk pontianak yang kulitnya terkadang ada jamurnya, pisang susu
banyak bintik hitam pada kulitnya.

Gambar 2. Pertumbuhan Impor Sektor Pertanian, 2000-2015

Sumber: Jurnal Agro Ekonomi, Vol. 35 No. 1.

Dilihat dari grafik di atas, bahwa pertumbuhan impor di sektor pertanian selama tahun
2000-2015 yang tertinggi terjadi pada tahun 2021 sebesar 63,74% dan terendah tahun 2009
sebesar -41,57%. Tingginya pertumbuhan impor pada tahun 2012 sebagai akibat dari
meningkatnya permintaan untuk konsumsi dari konsumen, bahan baku dan benih. Akibat dari
krisis ekonomi global sehingga berdampak pada menurunnya daya beli dalam negeri hal ini
terjadi pada tahun 2009 sebagai rendahnya pertumbuhan impor. Efek pertumbuhan impor
dibandingkan dengan efek komposisi komoditas daya saing akan lebih mempengaruhi dinamika
pertumbuhan ekspor di Indonesia secara luas.

Ekspor dan impor tersebut akan memberikan dampak bagi Negara Indonesia, baik
dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif dari kegiatan ekspor yaitu memperluas
pasar bagi produk Indonesia dengan memasarkannya ke luar negeri. Menambah devisa negara
yang artinya kekayaan negara bertambah karena salah satu sumber penerimaan negara,
perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang kepada
masyarakat luar negeri. Maka dari itu, kekayaan negara akan bertambah karena devisa tersebut
salah satu sumber penerimaan negara. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat karena
semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia maka kegiatan produksi dalam negeri juga akan
meningkat sehingga banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan. Ekspor meningkatkan kualitas
produksi, mutu, stabilitas harga dalam negeri hingga mensejahterakan petani.

Selain memiliki dampak positif, ekspor juga memiliki dampak negatif diantaranya
menimbulkan produk dalam negeri menurun karena banyak masyarakat yang lebih memilih
barang impor dengan kualitas yang lebih unggul daripada produk dalam negeri. Adanya
persaingan tidak sehat dalam perdangan internasional. Industri kecil kurang bersaing yang di
akibatkan oleh keterbatasan modal. Aktivitas perdagangan internasional semakin membatasi
ruang gerak industry kecil karena harus bersaing dengan industri nasional maupun
Ketergantungan oleh negara maju, apalagi produk yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri,
maka tingkat ketergantungan terhadap luar negeri akan semakin tinggi. Akibatnya pemenuhan
kebutuhan kebutuhan akan barang/jasa tersebut menjadi sangat labil, terutama jika negara
pemasok menghentikan pasokannya. Timbulnya eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya
manusia. Untuk menghadapi persaingan produk luar negeri, pengusaha di negara kita cenderung
melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam maupun sumber daya manusia secara habis-
habisan. Eksploitasi sumber daya ini pada akhirnya akan merugikan bangsa kita sendiri, karena
pengelolaan sumber daya yang menjadi kurang efisien.

Selain dampak positif dan negatif dari ekspor, impor juga mempunyai dampak positif dan
negatif. Dampak positif dari impor yaitu meningkatkan kesejahteraan konsumen, meningkatkan
industri dalam negeri, dan alih teknologi. Dengan adanya impor, masyarakat Indonesiadapat
menggunakan barang yang tidak bisa dihasilkan oleh negaranya sendiri. Impor memberikan
kesempatan untuk membeli barang-barang modal untuk mengembangkan industri. Barang yang
sebelumnya diimpor Indonesia, sebenarnya Indonesia mampu memproduksi sendiri barang jadi
atau setengah jadi itu dengan cara mengimpor barang modal (Asbiantari, D. R., et al. 2016).
Impor juga memungkinkan terjadinya alih teknologi dan negara kita mengembangkan teknologi
modern untuk mengurangi ketertinggalan dengan bangsa yang sudah maju. Proses teknologi
dapat dipermudah dengan adanya teknologi modern. Perdagangan antarnegara akan memberikan
kesempatan bagi Indonesia untuk mempelajari teknologi dari negara lain yang sudah maju dan
lebih modern.

Impor juga memberikan dampak negatif bagi Indonesia diantaranya meningkatkan


persaingan bagi industri dalam negeri. selain akan mendapatkan kesempatan untuk
mengembangkan industri dalam negeri melalui impor barang modal, namun sebaliknya, industri
kita tidak akan berkembang karena menghadapi pesaing-pesaing di luar negeri. Selain itu,
menciptakan pengangguran. Dengan adanya impor barang-barang dari luar negeri berarti kita
tidak mempunyai kesempatan untuk memproduksi barang-barang tersebut. Sama artinya kita
telah kehilangan kesempatan untuk membuka lapangan pekerja bagi masyarakat dalam negeri
yang tercipta dari proses memproduksi barang yang di impor tersebut. Konsumsi berlebihan
terhadap barang-barang mewah juga menjadi salah satu dampak negatif dari impor.

- Bagi Indonesia, ekspor mempunyai peranan sangat penting yaitu sebagai motor
penggerak perekonomian Indonesia (Suharjon, et al. 2017)
- Dengan terus meningkatnya permintaan karet dunia, ketiga negara produsen utama karet
alam tersebut berusaha meningkatkan keunggulan komparatif dan daya saing agar dapat
bertahan di pasar internasional (Syahputra, Y. R., et al. 2014).
- Dengan mengimpor barang modal, Indonesia akan mampu memproduksi sendiri barang
jadi atau setengah jadi yang sebelumnya masih diimpor (Asbiantari, D.R., et al. 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Asbiantari, D. R., Hutagaol, M. P., & Asmara, A. (2016). Pengaruh Ekspor Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, Vol.5
No.2, 10-31.

Rachmawati, R. R., & Gunawan, E. (2020). Peranan Petani Milenial Mendukung Ekspor Hasil
Pertanian Di Indonesia. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol 38 No. 1, 67-87.

Suharjon, Marwanti, S., & Irianto, H. (2017). Pengaruh Ekspor, Impor, dan Investasi Terhadap
Pertumbuhan Sektor Pertanian Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, Vol. 35 No.1, 49-65.

Syahputra, Y. R., Tarumun, S., & Yusri, J. (2014). Analisis Daya Saing Ekspor Karet Alam
(Natural Rubber) Indonesiadi Pasar Internasional. Jom Faperta Vol.1 No.2.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai