I. PENDAHULUAN
flora yang beranekaragam. Kekayaan flora didukung oleh kondisi agroklimat yang
memungkinkan tanaman tumbuh dengan baik termasuk bunga dan tanaman hias.
Tidak semua daerah cocok untuk semua jenis tanaman hias sehingga hanya jenis
tanaman hias tertentu saja yang diusahakan pada daerah-daerah yang memiliki
keadaan iklim dan lingkungan yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman hias.
tanaman yang di tanam dalam pot atau tanaman untuk kebutuhan pertamanan
meningkat.
menyatakan rasa duka maupun suka kepada teman dan kerabat karib. Produk
2
pangsa pasar tersendiri. Produk hortikultura baik yang segar maupun olahan telah
Secara umum pada tahun 2011-2015, terjadi peningkatan volume dan nilai ekspor
hortikultura meskipun tidak diikuti oleh penurunan volume dan nilai impor.
proses serta birokrasi yang dilalui eksportir akan menjadi masalah karena akan
menambah biaya yang lebih besar. Pada tahun 2011, volume impor sebesar 5,51
pada tahun 2012 dan 2013. Peningkatan impor terbesar terjadi pada tahun 2014
sebesar 7,81 persen untuk volume dan 2,28 persen untuk nilai
(www.holtikultura.go.id)
negeri membaca tren tanaman hias dimasa mendatang dimana jenis tanaman hias
yang diproduksi di dalam negeri tidak sesuai dengan keinginan konsumen dalam
negeri. Konsumen dalam negeri lebih memilih jenis tanaman hias luar sehingga
pertanian yang dapat diandalkan di masa mendatang. Sistem agribisnis yang baik
dengan melibatkan semua pihak yang berperan, mulai dari petani hingga lembaga
pemasaran akhir mutlak diperlukan. Mulai dari agribisnis hulu yang terkait
dengan penyediaan sarana produksi pertanian hingga agribisnis hilir yang terkait
lepas dari kesesuaian agroklimat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman hias.
Iklim tropis dengan dataran tinggi, kondisi fisik tanah, topografi memungkinkan
keragaman florikultura tropis dan sebagian subtropis dapat tumbuh dengan baik.
lahan meningkat yang diduga terkait dengan perubahan sistem pengelolaan yang
daerah semakin aktif dan memandang hal tersebut sebagai peluang untuk
dilakukan oleh keluarga petani dan juga pihak pengusaha serta ada juga yang
881.600.000 (delapan ratus delapan puluh satu juta enam ratus ribu) Dollar AS,
tahun 2011 nilai impor produk hortikultura mencapai 1.700.000.000 (satu miliar
tujuh ratus juta) dollar, dengan kurs Rp.9.500 (sembilan ribu lima ratus rupiah)
jadi sekitar Rp. 16.150.000.000.000 (enam belas triliun seratus lima puluh miliar).
Komunitas impor yang paling tinggi adalah bawang putih, buah apel, jeruk, dan
anggur.
5
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statiska (BPS), pada 2017 menunjukkan, nilai
impor buah - buahan Indonesia mencapai US$411,57 juta atau sekitar Rp3,7
triliun. Untuk menutup kebutuhan pasar akan buah, Indonesia mengimpor 450
ribu ton lebih pada tahun2018. Cina adalah negara pemasok holtikultura impor
terbesar ke Indonesia sepanjang tahun 2011. BPS mencatat impor dari Cina
mengalami kenaikan dari angkaUS$46,7 juta pada bulan Desember 2017 menjadi
Kadia Kota Kendari menunjukkan hasil penjualan yang diperoleh pada tahun
2018 terhitung mulai Januari - April, tingkat penjualan ±Rp. 12.000.000 kemudian
meningkat, dengan total penjualan sebesar ±Rp. 11.000.000. Melihat dari kondisi
Hias di Taman Kali Kadia Kota Kendari mengambil langkah dengan menurunkan
harga jual, selain untuk menarik minat pengunjung hal ini juga dilakukan karena
mulai maraknya usaha sejenis yang berada di sekitar. Jika melihat dari sisi eksternal,
masalah yang terjadi terdapat pada semakin maraknya usahatani yang berkembang di
Kota Kendari kemudian dari sisi internal minimnya teknologi pemasaran yang mampu
dilakukan oleh Usaha Tanaman Hias Kali Kadia dalam memasarkan produknya dan
mahalnya bibit yang harus dibeli oleh pengusaha tanaman hias. Berangkat dari hal
tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Strategi Pengembangan Usahatani Tanaman Hias di Taman Kali Kadia Kota Kendari .
6
sebagai berikut:
hias.