Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PROSPEK USAHA TANAMAN HIAS

BERDASARKAN KELAYAKAN USAHA


DALAM JANGKA WAKTU PROYEK 5 TAHUN
PERIODE 2007 – 2011
Oleh
Euis Dasipah, Wardiawan, dan N. Yani Novaliana
(Jl. Astanaanyar No 276 Bandung 40242)

ABSTRACT
Ornamental plants business is a one of a fast growing business nowadays also can give so
much profit. Nevertheless, this business need a good and precise affection. It can influenced by
trend and customer preferences, so the entrepreneurs should fulfill the demand quickly and have
massive information about the popular plants. This research has an objective to know whether
ornamental plants business of Flora Sari Nursery has a feasibility in the next five year. This
research has taken place in Pondok Gede Bekasi, and has a research method throughout
gathering the primary and secondary data. This research showing the Return of Investment in 4
years and 3 months, the Net Present Value with index 12% showing positive nominals about Rp.
252.908.043. Internal Rate of Return has a range 19% - 20% is about 19,58% . Index Profit
showing bigger nominal about 1,27. This result conclude that Flora Sari Nursery is feasible to
the next five years.
Keywords: Business Prospect Analysis, Business Feasibility
PENDAHULUAN
Salah satu komoditas hasil pertanian yang cocok dikembangkan dengan sistem agribisnis
yaitu komoditi tanaman hias, usaha ini memiliki peran yang tidak kalah penting dibandingkan
dengan bidang usaha lainnya dalam proses pemulihan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi
Indonesia. Hal ini terbukti pada saat krisis komoditi tanaman hias sebagai bagian dari sub sektor
hortikultura telah berperan sebagai sumber pendapatan dengan nilai tambah yang tinggi bagi
petani (Sumarno, 2002)
Komoditi tanaman hias merupakan salah satu komoditi agribisnis yang memiliki nilai
tambah dan sedang berkembang pesat di Indonesia. Namun demikian upaya membangun dan
mengembangkan usaha di bidang tanaman hias dalam skala besar agar menjadi salah satu sektor
industri di Indonesia, dapat diwujudkan dengan melihat potensi sumber daya dan potensi pasar
yang ada di Indonesia.
Dari segi sumber daya yang dimiliki usaha tanaman hias didukung oleh potensi-potensi
berikut. Pertama Indonesia merupakan wilayah tropis (wilayah dataran rendah dengan ketinggian
di bawah 500 meter dari permukaan laut) dan agroklimat sub tropis (wilayah dataran tinggi
dengan ketinggian di atas 500 meter di atas permukaan laut). Dengan kedua agroklimat tersebut,
hampir seluruh komoditas agribisnis tanaman hias yang terdapat di dunia dapat dikembangkan di
Indonesia. Kedua, Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sumberdaya
tanaman florikultura yang cukup besar baik jenis dataran rendah maupun dataran tinggi. Ketiga,
Indonesia memiliki lahan yang relatif luas sehingga ruang gerak pengembangan agribisnis yang
bersifat land based seperti umumnya tanaman hias masih cukup besar. Keempat, teknologi dan
sumberdaya manusia untuk pengembangan tanaman hias relatif tersedia (Saragih, 2000).
Dari segi potensi pasar, peluang pasar komoditi tanaman hias cukup cerah. Dewasa ini
permintaan tanaman hias baik dari dalam maupun luar negeri memperlihatkan peningkatan.
Peluang pasar dalam negeri antara lain ditunjukan oleh jumlah penduduk Indonesia yang cukup
besar dengan kecenderungan peningkatan pendapatan. Pembangunan di berbagai sektor yang
terjadi di berbagai wilayah, seperti pembangunan pemukiman, perkantoran, dan real estate
lainnya telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengaruhnya adalah meningkatnya daya
beli masyarakat, yaitu telah terpenuhi kebutuhan primernya dan membeli tanaman hias sebagai
kebutuhan sekundernya, untuk menghiasi dan menyemarakan serta menciptakan keasrian,
kenyamanan di lingkungan rumah tinggalnya, juga sekaligus mengembangkan hobinya
(Saragih,2000).
Permintaan masyarakat terhadap tanaman hias terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya standar dan gaya hidup. Semakin berkembangnya tanaman hias di kalangan
masyarakat dan meningkatnya kesadaran manfaat tanaman hias dalam kehidupan sehari-hari
terhadap kenyamanan dan keindahan lingkungan telah memperluas daya guna dari komoditi ini.
Adanya kebutuhan konsumsi masyarakat akan komoditi tanaman hias yang terus
meningkat dan belum dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri menyebabkan Indonesia masih
harus mengimpor komoditi ini. Terjadi impor tanaman hias di Indonesia juga disebabkan oleh
adanya segmen pasar untuk masyarakat golongan tertentu yang mempunyai selera eksklusif dan
fanatif tarhadap jenis tanaman hias tertentu yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri. Tabel 1
memberikan gambaran mengenai kondisi impor dan ekspor tanaman hias Indonesia tahun 2000-
2004.
Tabel 1 Perkembangan Jumlah Impor dan Ekspor Tanaman Hias Tahun 2000-2004
Tahun Impor Ekspor
Volume (kg) Nilai (USD) Volume (kg) Nilai (USD)
2000 513,178 1,430,163 19,033,807 9,398,745
2001 403,074 1,054,097 16,662,102 9,834,578
2002 808,313 1,019,788 19,905,586 12,134,271
2003 818,694 1,151,638 14,671,620 13,871,739
2004 896,774 1,343,464 15,427,568 14,446,046
Sumber: Badan Pusat Statistuik, 2005.

Tabel 1 menunjukan bahwa masih adanya impor tanaman hias, hal ini menunjukkan
masih adanya pasar yang belum bisa dipenuhi oleh dalam negeri. Disisi lain ekspor tanaman hias
menunjukkan kecenderungan yang berbeda dan mengalami fluktuasi. Keadaan ini menunjukkan
bahwa penurunan ekspor tanaman hias diakibatkan adanya negara pesaing yang mengekspor
tanaman hias yang sama, selain itu juga menurunnya produksi akibat dari alam yang tidak
menunjang dan jenis-jenis tanaman hias yang ditawarkan tidak sesuai dengan permintaan pasar
yang cepat berubah. Namun, ekspor tanaman hias jauh lebih tinggi dibandingkan dengan impor,
ini menunjukan bahwa kesempatan dalam mengusahakan komoditi tanaman hias semakin
terbuka lebar, khususnya untuk orientasi pasar internasional. Hal ini antara lain disebabkan oleh
adanya beberapa lembaga penelitian dan nursery di dalam negeri yang telah mampu
mengembangkan varietas-varietas baru yang mempunyai daya saing kuat dengan produk impor.
Hal ini mendorong ekspor tanaman hias semakin meningkat.
Potensi sumber daya alam, manusia dan permintaan pasar, baik dalam negeri maupun
pasar internasional yang semakin meningkat, serta kontribusi tanaman hias terhadap
perekonomian nasional menunjukkan prospek yang cerah dalam usaha pengembangannya.
Berbagai kondisi ini memberi peluang dan menarik minat masyarakat untuk berusaha di bidang
tanaman hias ini, akan tetapi tidak semua kesempatan usaha dapat memberikan tingkat
keuntungan yang cukup layak. Demikian pula halnya dalam bisnis tanaman hias. Selain itu,
sebagai bagian dari produk holtikultura, tanaman hias secara umum dicirikan oleh karakteristik
agribisnis yang berbeda dengan bisnis lain. Hal ini, karena sifat komoditi pertanian yang mudah
busuk (perishable), mudah rusak, dan meruah (volumious). Sifat-sifat tersebut membuat bisnis
tanaman hias memerlukan penanganan yang cepat dan tepat waktu, memiliki biaya tata niaga
tinggi dan risiko usaha yang tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu peninjauan kelayakan
dalam melakukan usaha ini, melalui studi kelayakan proyek, untuk menghindari keterlanjuran
penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Flora Sari Nursery merupakan salah satu perusahaan yang berfokus pada komoditi
tanaman hias diantaranya Addenium, Euphorbia, dan Aglaonema. Sebagai suatu kesempatan
usaha yang cukup potensial, bisnis tanaman hias Flora Sari Nursery ini bisa dikatakan sebagai
suatu bisnis yang dapat memberikan keuntungan yang cukup layak. Oleh karena itu pengusaha
Flora Sari Nursery ingin mengembangkan usahanya, untuk itu perlu dilakukan suatu peninjauan
kelayakan usaha melalui studi kelayakan proyek, apakah uasaha tersebut layak untuk diteruskan
atau tidak dalam penilaian dua tahun ke depan.
PROSEDUR DAN METODOLOGI PENELITIAN
Pengumpulan dan Sumber Data
Penelitian ini dilakukan pada usaha tanaman hias “Flora Sari Nursery” Pondok Gede,
Bekasi. Pemilihan lokasi didasar atas pertimbangan bahwa usaha ini termasuk sumber
perkembangan produksi tanaman hias. Pengumpulan dan analisis data dimulai pada bulan Maret
2007 sampai dengan Juni 2007
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
langsung dari pemilik usaha tanaman hias, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi
terkait. Pengambilan data di lapangan dilakukan melalui beberapa metode, antara lain observasi
dan wawancara dengan daftar pertanyaan (kuesioner).
Metode dan Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk mengevaluasi kelayakan usaha tanaman hias
“Flora Sari Nursery” adalah analisis: Teknik Periode Pengembalian (PP), Teknik Nilai Bersih
Sekarang (NPV), Teknik Pengembalian Internal (IRR), dan Teknik Indeks Laba (B/C), dengan
berpedoman pada Sundjaja dan Berlian, 2003.
Teknik Periode Pengembalian (PP)
Periode Pengembalian (Pay Back Periode) adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan investasi awal dari aliran kas bersih yang diperoleh dari perusahaan.
Kriteria Keputusan
a. Jika periode pengembalian proyek mempunyai waktu pengembalian yang lebih cepat
dibandingkan dengan periode pengembalian yang ditetapkan maka proyek diterima.
b. Jika periode pengembalian proyek mempunyai waktu pengembalian yang lebih lama
dibandingkan dengan periode pengembalian yang ditetapkan maka proyek ditolak.
Teknik Nilai Bersih Sekarang (NPV),
Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value) diperoleh dari nilai sekarang aliran kas bersih
yang didiskonto dengan tingkat bunga yang sama dengan biaya modal yang telah ditentukan
perusahaan dikurangi nilai investasi awal.
Rumus:
NBS= Nilai sekarang dari aliran kas bersih – Investasi awal
P
NBS= ∑ AKw _ IA
w=l (1+B)

P
NBS= ∑ (AKw x FBNS B-P) - IA
w=l

NBS : Nilai Bersih Sekarang


AKw : Aliran Kas masuk pada periode (w)
FBNSB.P. : Faktor Bunga Nilai Sekarang yang didiskontokan
Pada tingkat (B%) untuk (p) periode
IA : Investasi Awal
p : Periode
w : Waktu
B : Bunga/biaya modal
Dengan menggunakan nilai bersih sekarang, baik aliran kas masuk maupun aliran kas
keluar diukur dengan nilai uang sekarang. Nilai sekarang suatu proyek dapat dihitung dengan
mengurangi nilai sekarang aliran kas masuk dikurangi nilai sekarang aliran kas keluar ( Investasi
awal).
Kriteria Keputusan:
a. Jika NBS lebih besar dari nol atau positif maka proyek diterima
b. Jika NBS lebih kecil dari nol atau negatif maka proyek ditolak
Teknik Pengembalian Internal (IRR)
Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate Riten)adalah tingkat diskonto dimana
jumlah Nilai Sekarang aliran kas bersih akan sama dengan nilai investasi awal proyek tersebut.
Hal ini mengakibatkan NBS= Rp0
Rumus:
Teknik Pengembalian Internal (IRR)
P
Rp 0 = ∑ AKw _ IA
w
w=l (1+TPI)

P
IA =∑ AKw
w=l (1+TPI)w

AKw : Nilai bersih sekarang dari Aliran Kas masuk pada periode (w) yang didiskonto pada
tingkat yang sama dengan tingkat bunga modal perusahaan.
IA : Investasi Awal
TPI : Tingkat Pengembalian Internal
p : Periode
w : Waktu
Kriteria Keputusan:
a. Jika TPI lebih besar dari biaya modal maka proyek diterima.
b. Jika TPI lebih kecil dari biaya modal maka proyek ditolak.
Teknik Indeks Laba (B/C)
Teknik Indeks Laba (Benefit Cost) dihitung dengan cara membagi jumlah Nilai Sekarang
dari aliran kas bersih dengan investasi awal. Nilai Sekarang dari aliran kas bersih yang
digunakan untuk perhitungan Indeks Laba disini adalah Nilai Sekarang dari aliran kas bersih
yang dihitung dengan tingkat diskonto minimum yang ditentukan investasi. Tingkat diskonto
pada proyek “Flora Sari Nursery” adalah 12%
Rumus:
Jumlah Nilai Sekarang dari Aliran Kas Bersih
IL= -------------------------------------------------------
Investasi Awal

Kriteria Keputusan:
a. Proyek diterima jika IL>1
b. Proyek ditolak jika IL<1
ANALISIS DATA
Berdasarkan rencana pengembangan dan perhitungan aliran kas masuk dan keluar dalam
5 tahun ke depan, maka perkembangan usaha dapat dihitung menggunakan berbagai alat analisis,
dengan memperhatikan asumsi-sumsi sebagai berikut:
a. Kondisi ekonomi masyarakat semakin membaik dalam arti terjadinya peningkatan
kesejahteraan sehingga masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, baik
kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder termasuk pemenuhan kebutuhan yang
bersifat rekreatif, konsumtif, dan memenuhi kebutuhan untuk kesenangan lainnya.
b. Terjadinya stabilitas politik dan kondisi keamanan yang menunjang
c. Kondisi alam termasuk cuaca menunjang pertumbuhan komoditas yang diusahakan.
d. Teknologi agronomis atau budidaya dikuasai dengan baik termasuk mengatasi serangan
OPT.
e. Adanya upaya dari pengusaha dalam memasarkan produk melalui berbagai kegiatan
marketing serta kegiatan menunjangnya.
Periode Pengembalian (PP)
Perhitungan periode pengembalian adalah untuk mengetahui berapa jumlah waktu yang
dibutuhkan dalam mengembalikan investasi awal dari aliran kas bersih yang diperoleh dari
proyek.
Tabel 2 Perhitungan Periode Pengembalian
Tahun Aliran Kas Bersih Sisa Investasi awal Periode
Pengembalian
0 Investasi awal 920.085.000,00
1 151.278.625,00 768.806.375,00
2 156.892.656,00 611.913.719,00
3 236.424.939,00 375.488.788,00
4 283.535.561,00 91.953.219,00 4,30 Tahun
5 302.302.222,00 (210.349.003,00)

Seperti terlihat pada Tabel 2 untuk mengetahui perhitungan sisa investasi awal tahun ke-1
sampai tahun ke-5 adalah jumlah investasi awal tahun ke-0 dikurangi dengan alaran kas bersih
tahun ke-1 sehingga menghasilkan Rp.768.806.375,00 kemudian jumlah sisa investasi awal
tahun ke-1 dikurangi dengan jumlah aliran kas bersih tahun ke-2 dan menghasilkan
Rp.661.913.719,00 .Begitu pula untuk tahun ke-3 sampai ke-5 dari hasil perhitungan seperti
terlihat pada Tabel 2, pada tahun ke-4 sisa investasi adalah Rp.91.953.219,00 sedangkan pada
tahun ke-5 sisa investasi negatif Rp.210.349.003,00 artinya periode pengembalian tersebut
mempunyai tingkat pengembalian di antara tahun ke-4 dan tahun ke-5 atau selama 4 tahun
sampai 5 tahun tepatnya adalah:

91.953.219,-
4 tahun + -------------------= 4,30 tahun
302.302.222,-

Periode Pengembalian (PP) adalah 4 tahun 3 bulan 18 hari. Karena periode pengembalian
4 tahun 3 bulan lebih kecil dari periode pengembalian maksimum selama 5 tahun maka proyek
“FLORA SARY NURSERY DITERIMA”
Perhitungan Nilai Bersih Sekarang (NPV)
Perhitungan untuk mencari nilai bersih sekarang (Present Value) adalah aliran kas bersih
dikalikan dengan Faktor Bunga Nilai Sekarang (FBNS) 12%, lalu hasil dari Jumlah Nilai
Sekarang dikurangi dengan Investasi Awal pada akhir tahun 2006. Jika hasil dari pengurangan
tersebut positif, itu berarti proyek Flora Sari Nursery baik untuk diteruskan atau diterima seperti
pada Tabel 3. Nilai Indeks FBNS 12% berpedoman pada manajemen keuangan karya Sundjaya
dan Barlian, 2003
Tabel 3 Perhitungan Nilai Bersih Sekarang (NPV) dengan tingkat bunga 12% Flora Sari
Nursery
Tahun Aliran Kas Bersih FBNS 12% Nilai Sekarang (NS)
1 151.278.625,00 0.893 135.091.812,00
2 156.892.656,00 0.797 125.043.447,00
3 236.424.939,00 0.712 168.334.557,00
4 283.535.561,00 0.636 180.328.617,00
5 302.302.223,00 0.567 171.405.360,00
Tanah 585.000.000,00 0.567 331.695.000,00
Dana Cash 87.750.000,00 0.567 49.754.250,00
Tambahan Inves. 20.000.000,00 0.567 11.340.000,00
Jumlah Nilai Sekarang 1.172.993.043,00
Investasi Awal 920.085.000,00
Nilai Bersih sekarang 252.908.043,00
NBS positif berarti hasil Flora Sary Nursery mempunyai tingkat pengembalian di atas
tingkat suku bunga deposito sebesar 12%, berdasarkan NBS proyek “FLORA SARY NURSERY
DITERIMA”.
Perhitungan Tingkat Pengembalian Internal (IRR)
Menghitung TPI Flora Sari Nursery dengan cara coba-coba.
Langkah 1: Bila NBS positif, TPI lebih besar dari tingkat bunga modal yang digunakan pada
waktu menghitung NBS. Mencoba TPI dengan tingkat lebih tinggi misalkan 14%.
Langkah 2: Mencoba TPI yang ditentukan pada langkah 1. Hitung NBS dari aliran kas proyek,
yang menggunakan Tabel FBNS dan tingkat diskonto 14% dengan tahun yang sesuai. NBS
aliran kas dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 4 Perhitungan TPI Proyek Pengembangan 5 tahun dalan Indeks FBNS 14% Flora
Sari Nursery.
Tahun Aliran Kas Bersih Tabel FBNS Nilai Sekarang
Rp 14% (NS)
1 151.278.625,00 0.877 132.671.354,00
2 156.892.656,00 0.769 120.650.453,00
3 236.424.939,00 0.675 159.586.834,00
4 283.535.561,00 0.592 167.853.052,00
5 302.302.222,00 0.519 156.894.853,00
Tanah 585.000.000,00 0.519 303.615.000,00
Dana Kas 87.750.000,00 0.519 45.542.250,00
Tamb. Inves. 20.000.000,00 0.519 10.380.000,00

Jumlah Nilai Sekarang 1.097.193.796,00


Investasi Awal 920.085.000,00
Nilai Bersih Sekarang (NBS) 177.108.796,00

Langkah 3 : Karena NBS yang diperoleh dari langkah 2 sebesar Rp.177.108.796,00 masih lebih
besar dari nol, maka tingkat diskontonya dicoba lagi dengan tingkat yang lebih besar dari 14%,
misalkan menjadi 19%
Tabel 5 : Perhitungan TPI Proyek Pengembangan 5 tahun dalam Indeks FBNS 19% Flora
sari Nursery.
Tahun Aliran Kas Bersih Tabel FBNS Nilai Sekarang
Rp. 19% (NS)
1 151.278.625,00 0.840 127.074.045,00
2 156.892.656,00 0.706 110.766.215,00
3 236.424.939,00 0.593 140.199.989,00
4 283.535.561,00 0.499 141.484.245,00
5 302.302.222,00 0.419 126.664.631,00
Tanah 585.000.000,00 0.419 245.115.000,00
Dana Cash 87.750.000,00 0.419 36.767.250,00
Tamb. Inves. 20.000.000,00 0.419 8.380.000,00

Jumlah Nilai Sekarang 936.451.375,00


Investasi Awal 920.085.000,00
Nilai Bersih Sekarang (NBS) 16.366.375,00
Perhitungan ini menunjukkan bahwa NBS sebesar Rp. 16.366.375,00 untuk TPI 19% berarti
masih lebih besar dari nol (>0).
• Jika NBS>0 tingkat diskonto dinaikkan.
• Jika NBS<0 tingkat diskonto diturunkan.
Menghitung NBS menggunakan tingkat diskonto yang baru. Ulangi langkah 3.
Tingkat diskonto dinaikkan lagi sebesar 1% menjadi 20%.
Tabel 6. Perhitungan TPI Proyek Pengembangan 5 tahun dalam Indeks FBNS 20% Flora
Sari Nursery.
Tahun Aliran Kas Bersih Tabel FBNS Nilai Sekarang
Rp. 20% (NS)
1 151.278.625,00 0.833 126.015.095,00
2 156.892.656,00 0.694 108.883.503,00
3 236.424.939,00 0.579 136.890.040,00
4 283.535.561,00 0.482 136.664.140,00
5 302.302.222,00 0.402 121.525.493,00
Tanah 585.000.000,00 0.402 235.170.000,00
Dana Cash 87.750.000,00 0.402 35.275.500,00
Tamb. Inves. 20.000.000,00 0.402 8.040.000,00

Jumlah Nilai Sekarang 908.463.771,00


Investasi Awal 920.085.000,00
Nilai Bersih Sekarang (NBS) (11.621.229,00)

Dengan tingkat diskonto 29%, hasil NBS negatif, sebesar Rp. 11.621.229,00 . Pada tingkat
diskonto 19% menghasilkan NBS positif dan tingkat diskonto 20% menghasilkan NBS negatif
artinya TPI proyek berada pada kisaran 19%-20%.
Dengan rumus interpolasi, maka diperoleh TPI proyek tersebut 19,58%.

Rumus Interpolasi TPI:


Nilai Bersih Sekarang dari aliran kas pada
tingkat diskonto yang lebih RENDAH
TPI= Tingkat diskonto + ----------------------------------------------- X Perbedaan antara dua tingkat diskonto
Yang lebih RENDAH Perbedaan absolute antara nilai bersih sekarang
dari aliran kas pada dua tingkat diskonto

Nilai bersih sekarang dari aliran kas pada


tingkat diskonto yang lebih TINGGI
TPI= Tingkat diskonto - ------------------------------------------------ X Perbedaan antara dua tingkat diskonto
Yang lebih TINGGI Perbedaan absolute antara nilai bersih sekarang
Dari aliran kas pada dua tingkat diskonto
Cara Perhitungan Interpolasi :

NBS
FBNS 19 %  16.366.375
FBNS 20 %  (11.621.229)
Cara 1 :
16.366.375
TPI = 19 % + ------------------------------x (20 % - 19 %)
16.366.375 + 11.621.299

16.366.375
TPI = 19 % + ------------------------------x (20 % - 19 %)
27.987.604
TPI = 19 % + 0.58 = 19.58 %

Cara 2 :
11.621.229
TPI = 20 % - ------------------------------x (20 % - 19 %)
11.621.299 + 16.366.375

11.621.229
TPI = 20 % - -------------- x (20 % - 19 %)
27.987.604
TPI = 20 % - 0.42 = 19,58 %
Hasil perhitungan TPI menyimpulkan bahwa proyek investasi dapat diterima, dimana TPI
sebesar 19,58 % lebih besar dari biaya modal yaitu 12 %, sebagaimana perhitngan pada Tabel 7:
Tabel 7. Perhitungan TPI Proyek Pengembangan 5 Tahun dalam Kisaran FBNS 19
% - 20 % Flora Sari Nursery

Tahun Aliran Kas FBNS Nilai FBNS Nilai


Bersih 19 % Sekarang 20 % Sekarang
1 151.278.625,00 0.840 127.074.045,00 0.833 126.015.095,00
2 156.892.656,00 0.706 110.766.215,00 0.694 108.883.503,00
3 236.424.939,00 0.593 140.199.989,00 0.579 136.890.040,00
4 283.535.561,00 0.499 141.484.245,00 0.482 136.664.140,00
5 302.302.222,00 0.419 126.664.631,00 0.402 121.525.493,00
Tanah 585.000.000,00 0.419 245.115.000,00 0.402 235.170.000,00
Dana Cash 87.750.000,00 0.419 36.767.250,00 0.402 35.275.000,00
Investasi 20.000.000,00 0.419 8.380.000,00 0.402 8.040.000,00

Jumlah nilai sekarang 936.451.375,00 908.463.771,00


Investasi awal 920.085.000,00 920.085.000,00
Nilai Bersih Sekarang 16.366.375,00 (11.621.229,00)
TPI sebesar 19,58% ternyata memberikan Tingkat Pengembalian Internal di atas tingkat suku
bunga bank deposito sebesar 12%. Karena TPI proyek ini berada di atas tingkat suku bunga bank
deposito sebesar 12% maka proyek pengembangan usaha dalam jangka waktu 5 tahun “FLORA
SARI NURSERY DITERIMA”

Perhitungan Teknik Indeks Laba (B/C)

Flora Sari Nursery memiliki Indeks Laba (Benefit Cost) sebesar:

Karena Indeks Laba Flora Sari Nursery > 1 maka proyek “FLORA SARI NURSERY
DITERIMA”.Hasil perhitungan IL (Indeks Laba) menyimpulkan bahwa proyek investasi dapat
diterima dimana IL sebesar 1,27 lebih besar dari 1 (satu).
KESIMPULAN DAN SARAN

Secara finansial usaha tanaman hias pada Flora Sari Nursery layak untuk dikembangkan.
Perhitungan analisis kelayakan usaha tanaman hias Flora Sari Nursery secara finansial
menunjukkan hasil sebagai berikut:
a. Analisis Periode Pengembalian (PP), usaha ini membutuhkan waktu 4 tahun 3 bulan
untuk mengembalikan modal awal atau investasi awal yang telah dikeluarkan pada
tahun 2006. Waktu tersebut menunjukkan lebih cepat dari waktu yang ditetapkan
selama 5 tahun, kondisi ini menunjukkan bahwa proyek Flora Sari Nursery
memberikan keuntungan yang cukup layak.
b. Perhitungan Nilai Bersih Sekarang (NPV), menggunakna suku bunga bank 12%,
usaha ini menunjukkan angka yang positif sebesar Rp.252.908.043,00 sehingga layak
untuk dijalankan.
c. Berdasarkan Tingkat Pengembalian Internal (IRR), usaha ini memberikan tingkat
pengembalian internal di atas suku bunga bank 12% yaitu berada di kisaran 19%-20%
atau sebesar 19,58% sehingga membuat proyek ini layak untuk dijalankan.
d. Hasil perhitungan Indeks Laba (B/C), menunjukkan bahwa usaha ini memiliki Indeks
Laba lebih besar dari 1 yaitu 1,27.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan tersebut semakin menguatkan bahwa dalam 5
tahun ke depan Flora Sari Nursery menunjukkan keadaan yang layak dan
menguntungkan untuk terus dijalankan sehinga membuat pihak Flora Sari Nursery
dapat melakukan ekspansi usaha sesuai dengan apa yang diharapkan.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran peniliti bagi Flora Sari Nursery adalah:
1. Flora Sari Nursery sebaiknya menambah jenis tanaman hias yang lebih beragam
untuk dijual dan dapat terus menghasilkan silangan tanaman hiasnya lebih eksklusif
sehingga mempunyai nilai tambah dan nilai jual yang tinggi.
2. Perusahaan sebaiknya menambah karyawan kebun dan tenaga ahli yang profesional
sehingga sumber daya yang dimiliki lebih dapat dioptimalkan lagi, sebab dengan
adanya karyawan kebun 8 orang saat ini terlihat sangat kurang untuk menangani
lahan seluas 3900 m2 dan selama ini tenaga ahli hanya mengandalkan pemilik
perusahaan saja.
3. Perusahaan harus cepat menanggapi permintaan pasar antara lain dengan
memperhatikan dan mengandalkan tanaman hias yang sedang tren dan digemari oleh
konsumen sehingga tidak kalah dengan pengusaha-pengusaha tanaman hias yang lain.
4. Hubungan yang terjalin baik dengan para pelanggan harus terus dipertahankan

DAFTAR PUSTAKA

Daniel Moehar.2001. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara.Jakarta.

Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak. 2007. Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
Bekasi.

Husnan Suad dan Suwarsono.1994. Studi Kelayakan Proyek. AMP YKPN. Yogyakarta.

Husnan Suad dan Suwarsono.1999. Studi Kelayakan Proyek. Edisi Ketiga AMP YKPN.
Yogyakarta

Kadariah, Lien K. dan Clive Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.

Philip Kotler.1997. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol.


PT Prenhallindo. Jakarta.

Prastowo & Rika Juliaty.2002. Analisis Laporan Keuangan, Konsep, dan Aplikasi. UPP AMP
YKPN edisi kedua (Revisi). Yogyakarta.

Pelis. S. Meliala. 2006. Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Edisi 3. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Rahardi, F., Sri Wahyuni dan Eko M. Nurcahyo. 1997. Agribisnis Tanaman Hias. Cetakan ke-4.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Renville Siagian.1999. Pengantar Manajemen Agribisnis. Penerbit Gajah Mada University


Press. Jogja.

Soekartawi. 1991. Agribisnis Teori dan Alikasinya. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian: Teori dan
Aplikasinya. Edisi ke-1. Cetakan ke-2.

Saragih, Bungaran.2000. Agribisnis Sebagai Landasan Pembangunan Ekonomi Dalam Era


Milenium Baru. Agrimedia.

Saragih, Bungaran.2000. Membangun Sistem Agribisnis. Suara dari Bogor, Departemen


Pertanian.

Sumarno.2002. Dirjen Bina Produksi Holtikultura. Departemen Pertanian. Disampaikan pada


Seminar Sehari Prospek dan Pengembangan Pertanian Perkotaan DKI Jakarta.

Sundjaja & Barlian. 2003. Manajemen Keuangan. Literata Lintas Media. Jakarta.

Tim Faperta.2006. Panduan Penyusunan dan Penulisan Skripsi. Faperta Press. Bekasi.

Umar Husein.2000. Studi kelayakan Bisnis:Manajemen, Metode dan Kasus. Cetakan ke-4. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Yayat Djatmiko.2002. Perilaku Organisasi. ALFABETA CV. Bandung


RIWAYAT HIDUP
Dr. Hj. Euis Dasipah, Ir., MP., Lahir : di Bandung, 23 Maret 1961, Agama
: Islam, Suami : Dr. H.I. Iskandar, MSi., Anak : 1. Reiza Miftah
Wirakusuma, SST. Par., 2. Virza Nur Hasanah,Pendidikan : S1 Jurusan
Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Unpad, lulus tahun 1985, S2
Perusahaan Pertanian, Program Pascasarjana Unpad, lulus tahun 1996, S3
Ilmu Pertanian, Program Pascasarjana Unpad, lulus tahun 2002 Pekerjaan :
Dari tahun 1987 sampai sekarang menjadi dosen Kopertis Wilayah IV dpk
Fakultas Pertanian Unisma Bekasi, Kegiatan Penunjang/Keanggotaan
Profesi : 1. Menjadi Redaktur Pada Tim Redaksi Pengelola Jurnal Ilmiah
Paradigma LPPM Universitas Islam “ 45“, 2. Has completed one day seminar of “Indonesian
Economic Prospect in 2007” Presented by Dr.H. Burhanuddin Abdullah (Governor of Bank
Indonesia) sebagai Peserta di BANQUETTE HALL ARS International University Bandung, 3.
Seminar” Pertambangan Dan Lingkungan Hidup””Kebijakan dan Manajemen Lingkungan Hidup
Perencanaan, Pelaksanaan, Reklamasi dan Pemantauan” sebagai peserta di Pusat Pengembangan
Hukum Somber daya Alam & Lingkungan Hidup Fakultas Hukum Unpad, 4. Has Completed
International Seminar “Research & Analysis of Educational Policy” Presented by:
Prof.Dr.Sufean Hussin, Faculty of Education Universiti Malaya Kuala Lumpur, Malaysia;
Prof.Dr.H.M. Ahman Sya, Rector of ARS Internatinal University Bandung, Indonesia
BANQUETTE HALL ARS International University Bandung, 5. Dialog Interaktif “Penguatan
Hubungan Kerjasama Bilateral Bidang Ketenagakerjaan dan Pariwisata RI – Timur Tengah”
Diselenggarakan atas kerjasama : Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika-Departemen Luar
Negeri RI Pemprov Jawa Barat, BNP2TKI, APJATI, dan IDEA di Gedung Sate Bandung, 6.
Sosialisasi UU No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan ketiga atas UU No. 6 tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang diselenggarakan oleh Balai Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan VII Cimahi, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Departemen
Keuangan 7. PIAGAM TANDA KEHORMATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SATYALANCANA KARYA SATYA 20 TAHUN di Jakarta, 8. Workshop Penyusunan
Proposal Hibah DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebagai peserta di Korp Pegawai
Republik Indonesia Unit Kopertis Wilayah IV Jawa Barat-Banten, 9. Seminar dan Loka Karya
Sertifikat Dosen dan Penyusunan Portofolio di Korps Pegawai Republik Indonesia Unit Kopertis
Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, 10. Dewan Redaksi Jurnal Edukasi Program Magister
Pendidikan Islam Program Pascasarjana, Universitas Islam “45” Bekasi sebagai an 11. Lulus
Sertifikasi Dosen Profesional program studi/bidang ilmu Sosial Ekonomi Pertanian di
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 12. Diskusi Informal/Seminar Lunch
Break on Papua dalam rangkaian pameran Diplomasi untuk Papua Departemen Luar Negeri
Republik Indonesia Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik dan Museum
Konperensi Asia Afrika, 13 Seminar Internasional, TEMA “Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di Tengah Arus Global”, MATERI Keterdesakan eksistensi bahasa Indonesia di
tengah arus global dan pemertahannannya secara sosial, politik, ekonomi, dan budaya,
PEMATERI : Dr. Berthold Damhaeuser (Universitas Bonn, Jerman) dan Prof. Dr. Fathur
Rakhman,.(Gubes UNNES) di Gedung Auditorium Isola Resort UPI

Anda mungkin juga menyukai