Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN TAHUNAN

2008

PT ARTHAVEST Tbk
BIDANG USAHA
Perusahaan Investasi

Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

Kantor:
Artha Building, Mangga Dua Square Blok F No. 40
Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta 14430 Indonesia
Telepon: (021) 6231 2626, Faksimili: (021) 6231 2525
e-mail: cs@arthasecirities.com
web: www.arthasecurities.com
Menjadi suatu perusahaan investasi yang
bertaraf dan memiliki jaringan Internasional
serta memahami globalisasi pasar.

• Melakukan penyertaan saham pada


perusahaan - perusahaan baik di dalam
maupun di luar negeri.
• Beraliansi dengan perusahaan - perusahaan
lain melalui Aliansi Strategis baik secara
langsung maupun melalui anak perusahaaan.
• Meningkatkan sumber daya manusia secara
berkesinambungan untuk menciptakan
tenaga-tenaga yang kompeten, berkulitas,
profesional, loyal dan berdedikasi tinggi.
• Meningkatkan nilai para pemegang saham.
DAFTAR ISI
4 Sambutan Komisaris Utama

5 Laporan Direksi

‹ ¥ÇÄIJÁ ¥© –Çɽ¶ËºÈÉ ©·À

 ¥ÇÄIJÁ –öÀ ¥ºÇÊȶ½¶¶Ã ‚ ¥© –Çɽ¶ ¨º¸ÊǾɾºÈ žÃ¹ÄúȾ¶

13 Analisis dan Pembahasan Manajemen

18 Good Corporate Governance

24 Laporan Komite Audit

25 Ikhtisar Keuangan dan Saham Perseroan

ˆ† ¥ÇÄIJÁ ¥ºÃ¼ÊÇÊÈ ¥ºÇȺÇĶÃ

32 Informasi Perseroan

33 Persetujuan Laporan Tahunan

35 Laporan Auditor Independen


SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA

Para Pemegang Saham yang terhormat,

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, semoga kita semua tetap dalam lindunganNya. Atas
nama Dewan Komisaris saya mengucapkan terima kasih kepada semua stakeholder atas segala
dukungan dan kepercayaannya.

Dewan Komisaris menerima Laporan Direksi beserta Analisa dan Pembahasan Manajemen yang
diberikan oleh Direksi terhadap Aktivitas Perseroan pada tahun buku 2008. Berdasarkan pemaparan dan
penjelasan yang diberikan oleh Direksi, Dewan Komisaris menilai kinerja Direksi Perseroan di tahun 2008
sangat memuaskan. Laba bersih konsolidasian Perseroan di tahun 2008 mengalami peningkatan
sebesar 45.28% atau Rp2.479.223.013 dibandingkan dengan Laba Bersih tahun 2007, yaitu dari Rp
Rp5.475.458.388 menjadi Rp7.954.681.401 pada tahun 2008.

Ekonomi Indonesia pada tahun 2008 tercatat tumbuh sebesar 6,1%, sedikit lebih rendah bila
dibandingkan dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2007 yang mencapai sebesar 6,3%. Tingkat
inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tahunan untuk tahun 2008 tercatat sebesar 11,06%, jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat 6,59%. Sementara itu pada akhir tahun 2008
tingkat suku bunga SBI tercatat sebesar 9,25%, menunjukan kenaikan bila dibandingkan dengan akhir
tahun 2007 dimana tingkat bunga SBI tercatat 8,00%. Walaupun demikian, pada 4 Maret 2009 suku
bunga SBI kembali turun menjadi 7,75% bahkan lebih rendah bila dibandingkan bunga SBI pada akhir
tahun 2007. Sementara itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia juga mengalami
penurunan dari level 2.745,82 pada akhir tahun 2007 menjadi 1.355,41 pada akhir tahun 2008.

Melesunya perekonomian dunia di tahun 2008 yang berawal di Amerika Serikat dan diperkirakan
terus berlanjut selama tahun 2009 memiliki dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia dan pada
akhirnya turut mempengaruhi pertumbuhan Perseroan di tahun yang akan datang. Berdasarkan asumsi
APBN 2009 diprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2009 hanya sebesar 6,00%, atau sedikit
lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2008. Sementara IHSG yang
terus menerus mengalami penurunan sejak awal tahun 2009 pun seakan mendukung perkiraan tersebut.
Pada 27 Februari 2009 IHSG ditutup pada level 1.285,48 atau sedikit lebih rendah dibanding penutupan
akhir tahun 2008.

Walaupun demikian, melalui kerjasama yang solid antara Manajemen dengan karyawan dan
hubungan yang sangat baik dengan para nasabah sebagai aset Perseroan, Komisaris merasa yakin dengan
fundamental Perseroan yang sudah cukup kokoh mampu menghadapi segala rintangan dan
mengantisipasi segala tantangan yang mungkin muncul di tahun-tahun yang akan datang.

Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris di bantu oleh Komite Audit. Sesuai dengan peraturan
yang berlaku bagi Perusahaan Publik, Komite Audit terdiri dari 3 (tiga) anggota dimana merangkap
sebagai Ketua Komite Audit adalah salah satu Komisaris Independen Perseroan. Adapun dua anggota
Komite Audit lainnya berasal dari pihak independen di luar Perseroan.

Akhir kata, mewakili Pemegang Saham, Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan dan terima kasih
yang sebesar-besarnya atas dukungan, kerjasama yang baik dari jajaran Direksi, Manager, Karyawan dan
para stakeholder PT Arthavest Tbk dan Anak Perusahaan.

Atas nama
Dewan Komisaris
PT ARTHAVEST Tbk,

Alex Wiilando
Komisaris Utama
04
LAPORAN DIREKSI

Para Pemegang Saham yang terhormat,

Dengan mengucap syukur kepada Tuan YME perkenankan saya, atas nama Direksi, menyampaikan laporan
hasil-hasil yang telah dicapai Perseroan pada tahun 2008.

Perseroan telah merampungkan restrukturisasi Perseroan yang mencakup perubahan kegiatan usaha Perseroan dari
bidang Perusahaan Efek menjadi bidang Investasi sekaligus mengalihkan kegiatan usaha di bidang Perusahaan Efek
kepada PT Artha Securities Indonesia, anak perusahaan Perseroan (“Anak Perusahaan”), pada akhir tahun 2006.
Dengan demikian semenjak tahun 2007 Perseroan hanya menjalankan kegiatan usaha di bidang investasi, sedangkan
kegiatan usaha di bidang Perusahaan Efek dijalankan oleh Anak Perusahaan.

Pada tahun 2008 terjadi tren penurunan nilai dan volume transaksi perdagangan saham di bursa yang juga
berpengaruh terhadap menurunnya nilai dan volume perdagangan saham melalui Anak Perusahaan. Sebagai
perbandingan, pada tahun 2007 total nilai dan volume transaksi saham mencapai Rp 9.067.290.897.234 dan 16.022.771.544
lembar saham, sementara pada tahun 2008 mencapai Rp 8.916.089.314.250 dan 9.299.294.095 lembar saham. Yang
artinya walaupun berdasarkan nilai transaksi tidak terjadi perubahan yang signifikan yaitu hanya Rp 151.201.582.984
berdasarkan nilai tetapi terjadi penurunan yang signifikan dari sisi volume transaksi, yaitu turun 6.723.477.449
lembar saham atau 41.96% dari volume transaksi tahun 2007. Untungnya hal ini tidak menyebabkan menurunnya
pendapatan Perseroan secara signifikan karena pendapatan dari komisi perdagangan efek yang merupakan sumber
pendapatan utama Perseroan dihitung berdasarkan nilai transaksi dan bukan volume transaksi.

Pada tahun 2008 pendapatan usaha Perseroan mengalami sedikit penurunan dari Rp 20.219.605.267 pada tahun
2007 menjadi Rp 18.870.348.361 pada tahun 2008, menurun sebesar Rp 1.349.256.906 atau sebesar 6,67% dari
total pendapatan usaha pada tahun 2007. Penurunan pendapatan usaha antara lain disebabkan oleh kerugian dari
perdagangan efek, penurunan Komisi Perdagangan Efek serta menurunnya Pendapatan Jasa Investment Banking dan
pendapatan dari pendapatan tetap. Di lain pihak beban usaha turut mengalami peningkatan, dari Rp 14.291.929.103
di tahun 2007 menjadi Rp 16.128.681.446 pada tahun 2008 atau mengalami kenaikan sebesar Rp 1.836.752.343 atau
12,85% dari beban usaha tahun 2007. Hal ini menyebabkan laba usaha pada tahun 2008 mengalami sedikit penurunan
sebesar Rp 3.186.009.249 dari laba usaha sebesar Rp 5.927.676.164 di tahun 2007 menjadi Rp 2.741.666.915 di
tahun 2008. Walaupun demikian laba bersih tahun 2008 hanya mengalami sedikit penurunan bila dibanding laba
bersih tahun 2007, yaitu menjadi Rp 4.941.377.841 atau menurun sebesar Rp 534.080.547 atau hanya 9,75%
dibanding laba bersih tahun 2007 yang sebesar Rp 5.475.458.388.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan posisi yang sangat lemah di akhir tahun 2008 bila
dibandingkan dengan penutupan pada tahun 2007. Pada tahun 2007 IHSG ditutup pada level 2.745,83
sementara pada akhir tahun 2008 ditutup pada level 1.355,40. Meskipun tahun 2008 ditandai dengan melesunya
perekonomian global dan tahun 2009 diawali dengan tanda-tanda akan berlanjutnya kondisi tersebut yang tentu
saja berpengaruh terhadap perekonomian indonesia, namun dengan menekankan prinsip kehati-hatian (prudence),
konsultasi dan komunikasi yang terjalin baik dengan Dewan Komisaris maka Direksi optimis bahwa Perseroan dapat
mengatasi tantangan yang akan muncul di tahun 2009.

Sebagai perusahaan publik yang telah mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia, Direksi beserta
para karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan memahami dan melaksanakan Tata Kelola Perusahaan (Good
Corporate Governance) secara benar dengan prinsip-prinsip keterbukaan. Pelaksanaan Good Corporate Governance
diwujudkan antara lain dengan menunjukkan Komisaris Independen Perseroan dan pembentukan Komite
Audit yang terdiri dari pihak-pihak yang independen. Penjelasan lebih lanjut dan komprehensif mengenai penerapan
Good Corporate Governance dapat anda simak pada pambahasan khusus mengenai Good Corporate Governance
pada bagian lain dari Laporan Tahunan ini.

Akhirnya Direksi menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran
Manajemen dan karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan, nasabah dan para pemegang saham atas dukungan dan
kepercayaannya kepada kami. Semoga PT Arthavest Tbk akan terus tumbuh di masa yang akan datang.

Atas nama
Direksi
PT ARTHAVEST Tbk,

Tjandraskah
Direktur Utama
05
PROFIL PERSEROAN
PT ARTHAVEST Tbk
Perseroan didirikan di Jakarta pada Juni 1990 dengan nama PT Arthasecurities Prima, sebagai sebuah
perusahaan efek swasta nasional yang bergerak pada jasa Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi
Efek. Dalam kegiatan usahanya, Perseroan memberikan jasa layanan perdagangan saham di Bursa Efek
Jakarta kepada nasabah-nasabahnya. Pada tahun 2000, Perseroan telah menambahkan layanan kepada
nasabah-nasabahnya dengan menjadi anggota Bursa Efek Surabaya.

Pada tahun 2002, Perseroan mengubah status Perseroan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan
terbuka serta mengubah namanya menjadi PT Artha Securities Tbk. Seiring dengan pengubahan status
tersebut, pada tanggal 5 November 2002, Perseroan melakukan penawaran umum saham perdana dan
mencatatkan saham Perseroan pada Bursa Efek Jakarta.

Pada tahun 2002, kegiatan usaha Perseroan tidak lagi hanya sebagai Perantara Pedagang Efek tetapi
mulai merambah ke kegiatan usaha lainnya seperti pendapatan tetap dan investment banking.
Sehubungan dengan pengembangan kegiatan usaha tersebut, Perseroan telah menawarkan
berbagai jasa layanan kepada nasabah-nasabahnya. Jasa layanan Perseroan dilakukan melalui 4 (empat)
divisi yang terpadu dan terintegrasi penuh. Keempat divisi tersebut adalah Divisi Perdagangan, Divisi
Investment Banking, Divisi Operasi dan Divisi Keuangan.

Pada tahun 2005 setelah mendapat persetujuan RUPSLB Perseroan melakukan restrukturisasi antara lain
adalah :
• mengganti nama dari PT Artha Securities Tbk menjadi PT Arthavest Tbk.
• mengubah bidang usaha Perseroan dari perusahaan Perantara Pedagang Efek dan Penjamin
Emisi efek menjadi perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi. Dengan melakukan perubahan
kegiatan usaha sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi, Perseroan akan
berkonsentrasi pada investasi dengan dapat mengantisipasi kesempatan-kesempatan usaha dimasa
yang akan datang yang timbul akibat dari perubahan iklim investasi di Indonesia. Melalui bidang
usaha investasi ini Perseroan dapat melakukan diversifikasi usaha, sehingga dapat mengurangi resiko
berusaha dan meningkatkan kinerja Perseroan dalam usaha mencapai tujuan untuk meningkatkan
nilai pemegang saham.
• bersamaan dengan perubahan bidang usaha Perseroan, Perseroan juga akan membentuk/
mendirikan anak perusahaan dengan nama PT Artha Securities Indonesia (“Anak Perusahaan”) yang
bergerak sebagai perusahaan efek meliputi jasa Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi efek.
Dalam menjalankan usahanya sebagai perusahaan efek, Perseroan telah memiliki kekuatan bisnis
(strength point) baik dari segi nasabah retail yang terdiversifikasi dan bersifat setia, team work
management yang solid, serta keahlian masing-masing sumber daya manusia yang mendukung team work
tersebut, semua itu merupakan “Aset Perseroan” yang dapat diandalkan didalam mengelola
Perusahaan Efek. Dengan membentuk anak perusahaan tersendiri yang menangani kegiatan
Perantara Pedagang efek dan Penjamin Emisi Efek, maka kegiatan usaha tersebut dapat dijalankan
secara lebih terfokus.

Setelah dilakukan pengalihan penyertaan saham di PT Bursa Efek Jakarta maupun penyertaan saham
di PT Bursa Efek Surabaya kepada Anak Perusahaan, maka Perseroan tidak lagi menjadi anggota Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Perseroan menerima surat pencabutan Surat Persetujuan Anggota
Bursa dari Bursa Efek Jakarta pada tanggal 24 November 2006 dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal
19 Desember 2006. Perseroan pada tanggal 19 Januari 2007 mengembalikan semua izin usaha sebagai
perusahaan efek yang diperoleh dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(“Bapepam-LK”) antara lain izin usaha Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek dan Penjamin
Emisi Efek. Dengan dikembalikannya izin-izin tersebut maka Perseroan bukan lagi sebagai Perusahaan Efek,
melainkan sesuai dengan tujuan restrukturisasi yaitu menjadi perusahaan yang bergerak
di bidang investasi.

06
Sehubungan dengan kegiatan usaha yang baru ini, Perseroan menjalankan kegiatannya melalui 3 divisi,
yaitu Divisi Operasi, Divisi Personalia & Administrasi dan Divisi Keuangan & Pembukuan. Divisi Operasi
bertanggung jawab untuk mengelola aset-aset hasil investasi Perseroan serta memberikan saranan dan
usulan mengenai investasi baru. Divisi Personalia & Administrasi melaksanakan fungsi administrasi dan
human resource development. Terakhir tanggung jawab mencatat, mengarsip serta melapor aktifitas
keuangan Perseroan dipegang Divisi Keuangan & Pembukuan.

Struktur permodalan Perseroan dan susunan pemegang saham Perseroan per tanggal 31 Desember 2008
dan 2007 berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perseroan yang dibuat oleh PT Adimitra Transferindo
selaku Biro Administrasi Efek adalah sebagai berikut:

Tahun 2008 Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase (%)


Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 850.000.000 170.000.000.000 100,00
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
1. PT. Artha Perdana Investama 239.250.000 47.850.000.000 53,56
2. Masyarakat lain-lain (<5%) 207.424.175 41.484.835.000 46,44
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 446.674.175 89.334.835.000 100,00
C. Jumlah Saham dalam Portepel 403.325.825 80.665.165.000

Tahun 2007 Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase (%)


Nominal (Rp)
A. Modal Dasar 850.000.000 170.000.000.000 100,00
B. Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
1. PT. Artha Perdana Investama 239.250.000 47.850.000.000 53,59
2. Masyarakat lain-lain (<5%) 207.214.000 41.442.800.000 46,41
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 446.464.000 89.292.800.000 100,00
C. Jumlah Saham dalam Portepel 403.536.000 80.707.200.000

Sampai dengan di cetaknya Laporan Tahunan ini tidak ada Anggota Komisaris ataupun Direksi
Perseroan yang memiliki saham Perseroan.

07
PROFIL ANAK PERUSAHAAN
PT ARTHA SECURITIES INDONESIA
PT Artha Securities Indonesia (“Anak Perusahaan”) didirikan di Jakarta pada September 2005 melalui
Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 02 tanggal 5 September 2005 dihadapan Notaris Leolin Jayayanti
SH, Notaris di Jakarta. Anak Perusahaan adalah sebuah perusahaan efek swasta nasional bergerak
dalam bidang Pasar Modal. Dalam kegiatan usahanya, Anak Perusahaan dapat memberikan jasa layanan
Perantara Pedagang Efek, Manajer atau Penasehat Investasi dan Penjamin Emisi Efek kepada nasabah-
nasabahnya. Anak Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek sesuai dengan surat
Keputusan dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) KEP-01/
BL/PEE/2006 tanggal 26 Juli 2006 dan terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Jakarta (“BEJ”) sesuai
dengan Surat Persetujuan Izin Anggota Bursa No. SPAB 243/JATS/BEJ.ANG/11-2006 tanggal 27
November 2006 dan terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Surabaya (“BES”) sesuai dengan Surat
Persetujuan Izin Anggota Bursa No. SPAB-160/MBS/BES/XII/2006 tanggal 19 Desember 2006. Anak
Perusahaan secara efektif memulai kegiatan usahanya pada tanggal 27 November 2006.

Dalam menjalankan usahanya sebagai perusahaan efek, Perseroan telah memiliki kekuatan
bisnis (strength point) baik dari segi nasabah retail yang terdiversifikasi dan bersifat setia, team work
management yang solid, serta keahlian masing-masing sumber daya manusia yang mendukung team
work tersebut, semua itu merupakan ”Aset Perseroan” yang dapat diandalkan didalam mengelola
Perusahaan Efek. Dengan didirikannya Anak Perusahaan maka kegiatan usaha tersebut diatas dapat
dilaksanakan secara lebih terfokus.

Sehubungan dengan restrukturisasi dan pengalihan kegiatan usaha, Anak Perusahaan melakukan
kegiatan usahanya melalui 4 (empat) divisi yang terpadu dan terintegrasi penuh sebagaimana
sebelumnya di jalankan oleh Perseroan. Keempat divisi tersebut adalah Divisi Perdagangan, Divisi
Investment Banking, Divisi Operasi dan Divisi Keuangan.

Divisi Perdagangan

Divisi Perdagangan menyediakan jasa pelayanan transaksi jual-beli baik efek saham maupun efek hutang
pada pasar perdana dan juga pasar sekunder. Divisi ini mempunyai 2 (dua) sub-divisi yang melayani
Perdagangan Efek Saham dan Perdagangan Efek Hutang.

Sub-divisi Perdagangan Efek Saham memberikan layanan yang cepat, efisien dan terpadu, mulai dari
pembukaan rekening nasabah, mengevaluasi hubungan dengan nasabah, pendataan latar belakang
nasabah, memelihara hubungan baik dengan nasabah dan perusahaan pialang lainnya,
menyampaikan informasi dan rekomendasi untuk investasi, melaksanakan pesanan nasabah
berdasarkan prioritas waktu, menyampaikan konfirmasi transaksi kepada nasabah sampai dengan
melakukan penagihan pembayaran dari nasabah. Untuk mendukung pelayanan tersebut, sub-divisi
ini terbagi kepada dua bagian, yaitu Bagian Pemasaran dan Bagian Pesanan & Perdagangan. Bagian
Pemasaran bertanggung jawab untuk setiap hubungan dengan nasabah antara lain termasuk
pengurusan pembukaan rekening baru, penyampaian informasi dan data, penerimaan pesanan
nasabah dan penyampaian konfirmasi. Bagian Pesanan & Perdagangan pula bertanggung jawab untuk
penerimaan pesanan nasabah dari Bagian Pemasaran dan pelaksanaan pesanan tersebut ke Bursa Efek.
Selain dari itu, Bagian ini juga bertanggungjawab untuk pencetakan dan penyampaian konfirmasi tertulis
kepada nasabah dan pengecekan batas transaksi setiap nasabah pada setiap waktu.

Sub-divisi Perdagangan Efek Hutang melayani nasabah dalam pasar efek berupa surat hutang
seperti Obligasi Pemerintah dan Swasta, Promissory Notes, Negotiable Certificate of Deposit,
Medium Term Notes, Floating Rate Notes dan Commercial Papers. Selain surat hutang, sub-divisi ini juga
memperdagangkan instrumen-instrumen finansial lainnya seperti Sertifikat Bank Indonesia, Deposito
Berjangka, Deposito On Call dan lain-lain.

08
Divisi Investment Banking

Divisi Investment Banking bertugas memberikan jasa pengurusan emisi efek (IPO), penjaminan
emisi efek dan penasehat keuangan untuk restrukturisasi, penggabungan dan akuisisi. Divisi ini juga
memberikan jasa restrukturisasi hutang korporat dan akuisisi perusahaan. Dalam rangka
restrukturisasi hutang, Divisi ini juga berupaya untuk membantu dalam penerbitan Certificate of
Deposit, Commercial Papers dan lain-lain. Selama tahun 2008, proyek-proyek yang telah
dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Arranger dan placement agent untuk penerbitan Promissory Note seri II PT Pancaran Dian Kasih
sebesar Rp 3 miliar.
2. Arranger dan placement agent untuk penerbitan Promissory Note seri III PT Pancaran Dian Kasih
sebesar Rp 3 miliar.
3. Arranger dan placement agent untuk penerbitan Promissory Note seri IV PT Pancaran Dian Kasih
sebesar Rp 3 miliar.

Divisi Operasi

Sebagai perusahaan efek yang memberikan jasa layanan terpadu kepada nasabah-nasabahnya,
Perseroan memiliki Divisi Operasi yang menunjang dan menjembatani segala kegiatan divisi-divisi lain
dan Perseroan. Divisi ini mencakup subdivisi-subdivisi sebagai berikut:

• Sub-divisi Teknologi Informasi


Berkembangnya arus informasi seiring perkembangan bursa membutuhkan satu unit kerja yang khusus
menangani bidang teknologi informasi. Unit kerja atau sub-divisi ini bertanggung jawab terhadap
kelancaran informasi melalui komputer, baik komputer internal yaitu antar terminal dan antara
divisi, serta dengan pihak eksternal. Sub-divisi teknologi informasi juga bertanggung jawab
terhadap keamanan informasi tersebut, termasuk pengadaan back-up system untuk dokumen-
dokumen dalam file system komputer Perseroan. Semua perangkat lunak (software) yang digunakan
dalam pengoperasian Perseroan juga dikembangkan dan dipantau oleh unit kerja ini.
Sub-divisi ini juga bertanggung jawab untuk perawatan dan pemeriksaan atas semua
perangkat keras (hardware) dan peralatan komunikasi lainnya. Tanggung jawab ini dilaksanakan dengan
pemeriksaan berkala dan perawatan rutin yang dijalankan sesuai jadwal yang ditetapkan. Pemeriksaan
dan perawatan ini menjaga agar kondisi perangkat keras dan peralatan komunikasi Perseroan
senantiasa dalam keadaan sempurna dan berfungsi dengan baik.
Sub-divisi ini juga bertanggung jawab atas pelaksanaan dan perawatan sistem Remote Trading yang
dimiliki oleh Perseroan.

• Sub-divisi Margin
Perseroan menyediakan pelayanan transaksi margin (Margin Trading) bagi nasabah-nasabahnya
secara selektif. Jasa ini dilaksanakan dengan tingkat prudensi yang tinggi, sehingga membutuhkan
kesiapan khusus. Untuk mendukung pelayanan transaksi margin tersebut, Perseroan menyiapkan
sub-divisi tersendiri agar pelayanan jasa ini bisa lebih optimal. Sistem perangkat lunak (software) juga
dikembangkan khusus untuk sub-divisi ini guna pengamanan transaksi nasabah serta menjaga agar
kemungkinan terjadinya kerugian dapat diminimalisasi. Proses seleksi nasabah untuk fasilitas ini juga
sangat diperhatikan sehingga harus melewati beberapa tahap penyaringan dengan keputusan terakhir
diambil oleh Komite Resiko Kredit dengan persetujuan Komisaris.

• Sub-divisi Personalia dan Administrasi


Sub-divisi Personalia dan Administrasi membidangi sumber daya manusia, bertugas menetapkan dan
melakukan control terhadap struktur organisasi Perseroan, mengupayakan kemajuan wawasan dan
ketrampilan bagi karyawan melalui program-program pelatihan, menciptakan dan menjaga hubungan
antar karyawan dan divisi serta melakukan upaya penyelesaian atas keluhan karyawan. Sub-divisi ini
juga melaksanakan administrasi kepegawaian, yaitu antara lain absensi, remunerasi, hak cuti dan
hal-hal lainnya yang masih terkait. Sub-divisi ini juga mengelola kursus-kursus dan pelatihan, baik
pelatihan awal maupun pelatihan ulang (refresher course) untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan karyawan Perseroan.

09
Divisi Keuangan

Divisi Keuangan bertugas melaksanakan dan mengontrol kegiatan yang berhubungan


dengan arus kas dan arus efek masuk dan keluar, baik yang menyangkut operasional Perseroan
maupun yang berhubungan dengan transaksi efek, termasuk pencatatan akuntansinya. Untuk
mendukung kegiatannya, divisi ini dibagi menjadi dua sub-divisi sebagai berikut:

• Sub-divisi Pembukuan dan Keuangan

Sub-divisi ini menjalankan fungsi Akuntansi, yaitu menyajikan pembukuan keuangan


secara sistematis, yang meliputi setiap kegiatan operasional, investasi dan kegiatan pendanaan
Perseroan, serta transaksi efek milik nasabah. Laporan tagihan kepada nasabah atas transaksi
efek disiapkan oleh sub-divisi ini dan disampaikan ke bagian Pemasaran untuk diinformasikan
kepada nasabah.

• Sub-divisi Kustodian

Sub-divisi ini lebih bertugas sebagai Bagian Penyelesaian atas transaksi dan Penyimpanan efek,
dengan menjalankan fungsi administrasi sehubungan dengan transaksi jual dan beli efek baik
saham maupun efek hutang, efek yang dapat dikonversikan dengan saham serta hak-hak yang
timbul berkaitan dengan transaksi efek tersebut. Termasuk tugas sub-divisi ini juga bertanggung
jawab untuk mengadministrasikan segala aktifitas korporat (corporate action) yang dilakukan
oleh emiten termasuk penyampaian informasi aktifitas korporat ini ke divisi Perdagangan dan
melaksanakan aktifitas korporat tersebut sesuai instruksi dari nasabah.

10
SUMBER DAYA MANUSIA

Perseroan menyadari akan pentingnya peranan karyawan sebagai salah satu faktor pendukung
keberhasilan kegiatan usaha Perseroan. Dalam upaya meningkatkan mutu tenaga kerja, Perseroan
memberikan kesempatan bagi karyawannya dan juga karyawan Anak Perusahaan untuk
berpartisipasi dalam berbagai program pelatihan baik yang diselenggarakan oleh Perseroan
maupun oleh pihak luar Perseroan.

Perseroan telah membayar upah minimum di atas ketentuan yang ditetapkan oleh Departemen
Tenaga Kerja. Kesejahteraan karyawan tidak terlepas dari perhatian Perseroan. Hal ini dilakukan
dengan memberikan tunjangan transportasi dan makan, tunjangan hari raya, asuransi kesehatan
dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).

Tabel-tabel berikut ini menyajikan perkembangan jumlah karyawan serta komposisi karyawan
Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 31 Desember 2007 yang
dikelompokkan sesuai dengan bidang pembagian masing-masing.

Perseroan
Komposisi karyawan Perseroan berdasarkan jenjang manajemen adalah sebagai berikut:

2008 2007
Jenjang Manajemen
Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
Direksi 2 100 2 100
Manajer 0 0 0 0
Staf 0 0 0 0
Tenaga Pelaksana 0 0 0 0
Total 2 100 2 100

Komposisi Karyawan Perseroan menurut Jenjang Pendidikan adalah sebagai berikut:

2008 2007
Jenjang Pendidikan
Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
S-2 atau S-3 0 0 0 0
Sarjana 2 100 2 100
Sarjana Muda 0 0 0 0
SLTP, SLTA atau 0 0 0 0
sederajat
Total 2 100 2 100

Komposisi Karyawan Perseroan menurut Jenjang Usia adalah sebagai berikut:

2008 2007
Jenjang Usia
Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
21 -30 1 50 1 50
31 - 40 1 50 1 50
41 - 50 0 0 0 0
> 51 0 0 0 0
Total 2 100 2 100
11
Anak Perusahaan
Komposisi karyawan Anak Perusahaan berdasarkan jenjang manajemen adalah sebagai berikut:

2008 2007
Jenjang Manajemen
Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
Direksi 3 4 3 4
Manajer 16 20 16 19
Staf 46 56 48 58
Tenaga Pelaksana 16 20 16 19
Total 81 100 83 100

Komposisi Karyawan Anak Perusahaan menurut Jenjang Pendidikan adalah sebagai berikut:

2008 2007
Jenjang Pendidikan
Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
S-2 atau S-3 2 2 3 4
Sarjana 26 32 27 32
Sarjana Muda 17 21 19 23
SLTP, SLTA atau 36 45 34 41
sederajat
Total 81 100 83 100

Komposisi Karyawan Anak Perusahaan menurut Jenjang Usia adalah sebagai berikut:

2008 2007
Jenjang Usia
Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
21 -30 20 25 20 24
31 - 40 41 51 43 52
41 - 50 19 23 18 22
> 51 1 1 2 2
Total 81 100 83 100

Program Pelatihan

Selama tahun 2008, karyawan Perseroan telah mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan oleh
berbagai pihak seperti Departemen Keuangan, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Asosiasi Emiten
Indonesia (AEI) yang antara lain adalah sebagai berikut:

• Sosialisasi Peraturan PP No. 81 Tahun 2007 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib
Pajak Badan Dalam Negeri Berbentuk Perseroan Terbatas yang diadakan oleh Asoasiasi Emiten
Indonesia (AEI)
• Pelatihan IDXnet – Sistem Pelaporan Elektronik yang diadakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)
• Sosialisasi Dampak Implementasi UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Terhadap
Perubahan Anggaran Dasar Emiten yang diadakan oleh Asosiasi Emiten Indonesia (AEI)
• Workshop Implementasi Peraturan BAPEPAM-LK No. X.K.2 tentang Laporan keuangan & No. X.K.6
Tentang Laporan Tahunan yang diadakan oleh Asosiasi Emiten Indonesia (AEI)

12
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

Analisis dan Laporan Manajemen di bawah memuat uraian singkat yang membahas dan
menganalisa Laporan Keuangan dan informasi lain dengan menekankan pada perubahan-
perubahan material yang terjadi dalam periode Laporan Keuangan yang berakhir pada 31
Desember 2008 dan 31 Desember 2007.

Tinjauan Segmen Usaha

Pendapatan Usaha Perseroan di tinjau dari jenis pendapatan terdiri dari:

Segmen Usaha 2008 2007


Komisi Perdagangan Efek 12.171.832.139 12.590.515.208
Pendapatan Bunga 6.707.397.880 5.743.812.039
Jasa Investment Banking 341.278.000 963.012.511
Pendapatan dari Pendapatan Tetap 121.200.000 267.391.901
Keuntungan (Kerugian) Perdagangan Efek (471.359.658) 654.873608
Total Pendapatan Usaha 18.870.348.361 20.219.605.267

Komisi Perdagangan Efek; Pendapatan Komisi Perdagangan Efek tidak mengalami


perubahan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2007 dikarenakan tidak adanya
peningkatan aktivitas perdagangan nasabah sebagaimana terjadi pada tahun sebelumnya. Bahkan
Pendapatan Komisi Perdagangan Efek tahun 2008 sebesar Rp 12.171.832.139 mengalami sedikit
penurunan sebesar Rp 418.683.069 atau 3,33% bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang
sebesar Rp 12.590.515.208.

Pendapatan Bunga; Kenaikan Pendapatan Bunga dari Rp 5.743.812.039 di tahun 2007 menjadi
Rp 6.707.397.880 di tahun 2008 antara lain disebabkan oleh kenaikan Pendapatan Marjin sebesar
Rp2.679.802.068. Namun penurunan Pendapatan Reverse Repo sebesar Rp 1.718.716.227 di
tahun 2008 menyebabkan kenaikan Pendapatan Bunga hanya sebesar Rp 963.585.841 atau
16,78% dari tahun 2007.

Jasa Investment Banking; Pendapatan Jasa Investment Banking pada tahun 2008
mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar Rp 621.734.511 atau sebesar 64,56% dari
Rp 963.012.511 di tahun 2007 menjadi Rp 341.278.000 di 2008. Penurunan disebabkan oleh
kurangnya aksi korporasi di tahun 2008.

Pendapatan dari Pendapatan Tetap; Pendapatan dari pendapatan tetap yang diperoleh
Perseroan berasal dari keuntungan pembelian dan penjualan portofolio obligasi dan dari
pendapatan bunga obligasi untuk tahun 2008 dan 2007 Anak Perusahaan. Menurunnya Pendapatan
dari Pendapatan Tetap sebesar Rp 146.191.901 atau 54.67% antara lain disebabkan oleh
menurunnya nilai portofolio obligasi yang dimiliki Anak Perusahaan selama tahun 2008 bila
dibandingkan selama tahun 2007.

Keuntungan (Kerugian) Perdagangan Efek; Keuntungan Perdagangan Efek pada tahun 2008
mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu dari untung sebesar Rp 654.873.608 di tahun
2007 menjadi rugi sebesar Rp 471.359.658 di tahun 2008 atau turun sebesar Rp 1.126.233.266.
Kerugian terutama berasal dari cadangan kenaikan portofolio milik anak perusahaan yang
mengalami penurunan nilai sebesar Rp 1.920.000.000.

13
Analisis Kinerja Keuangan
Analisis Kinerja Keuangan berikut mencakup perbandingan antara kinerja keuangan Perseroan
untuk 31 Desember 2008 dan 31 Desember 2007:

Uraian 2008 2007


Aktiva Lancar 166.442.697.324 246.195.414.700
Aktiva Tidak Lancar 13.195.626.788 14.059.388.660
Total Aktiva 179.638.324.112 260.254.803.360
Total Kewajiban 51.914.872.991 137.519.456.259
Pendapatan Usaha 18.870.348.361 20.219.605.267
(Beban Usaha) (16.128.681.446) (14.291.929.103)
Laba Usaha 2.741.666.915 5.927.676.164
Laba Bersih setelah Pajak 4.941.377.841 5.475.458.388

Aktiva Lancar; Aktiva Lancar Perseroan per 31 Desember 2008 mengalami penurunan sebesar
Rp 79.752.717.376 atau 32,39% bila dibandingkan dengan saldo Aktiva Lancar per 31 Desember
2007. Penurunan Aktiva Lancar antara lain disebabkan oleh penurunan Piutang Lembaga Kliring
dan Penjaminan sebesar Rp 41.446.855.000, penurunan Piutang Marjin sebesar Rp 18.545.036.486
dan penurunan Piutang Nasabah sebesar Rp 19.600.200.054. Pada tahun 2008 terjadi tren
penurunan nilai dan volume transaksi perdagangan saham di bursa yang juga berpengaruh terhadap
menurunnya nilai dan volume perdagangan saham melalui Anak Perusahaan. Sebagai perbandingan,
pada bulan Desember 2007 total nilai dan volume transaksi saham mencapai Rp 815.244.742.500
dan 857.600.660 lembar saham, sementara pada bulan Desember 2008 hanya mencapai
Rp 437.602.023.500 dan 583.657.595 lembar saham. Yang artinya terjadi penurunan sebesar
Rp 377.642.719.000 atau 46,32% berdasarkan nilai dan 273.943.065 lembar saham atau 31.94%
berdasarkan volume transaksi.

Aktiva Tidak Lancar; aktiva tidak lancar tidak mengalami perubahan yang berarti, dibandingkan
dengan saldo per 31 Desember 2007 saldo aktiva tidak lancar per 31 Desember 2008 hanya
mengalami penurunan sebesar Rp 863.761.872. Penurunan di sebabkan oleh penyusutan aktiva tetap
yang lebih besar dibanding penambahan aktiva tetap.

Kewajiban; Kewajiban Perseroan per 31 Desember 2008 mengalami penurunan yang sangat
signifikan yaitu sebesar Rp 85.604.583.268 atau 62,25% dari saldo per 31 Desember 2007.
Penurunan tersebut antara lain disebabkan oleh penurunan Hutang Lembaga Kliring dan
Penjaminan, Hutang Nasabah dan Hutang Marjin masing-masing sebesar Rp 30.136.183.500,
Rp 32.562.125.640 dan Rp 22.421.638.822. Pada tahun 2008 terjadi tren penurunan nilai dan
volume transaksi perdagangan saham di bursa yang juga berpengaruh terhadap menurunnya nilai
dan volume perdagangan saham melalui Anak Perusahaan. Sebagai perbandingan, pada bulan
Desember 2007 total nilai dan volume transaksi saham mencapai Rp 815.244.742.500 dan 857.600.660
lembar saham, sementara pada bulan Desember 2008 hanya mencapai Rp 437.602.023.500 dan
583.657.595 lembar saham. Yang artinya terjadi penurunan sebesar Rp 377.642.719.000 atau 46,32%
berdasarkan nilai dan 273.943.065 lembar saham atau 31.94% berdasarkan volume transaksi.

Pendapatan Usaha; Pendapatan Usaha mengalami penurunan sebesar Rp 1.349.256.906 atau 6,67%
dari Rp 20.219.605.267 pada tahun 2007 menjadi Rp 18.870.348.361 pada tahun 2008. Penurunan
terutama disebabkan oleh turunnya Keuntungan dari perdagangan efek bersih yang pada tahun 2008
mengalami penurunan sebesar Rp 1.126.233.266 dari sebelumnya untung sebesar Rp 654.873.608
menjadi rugi sebesar Rp 471.359.658 serta penurunan Komisi Perdagangan Efek, Jasa Investment
Banking, dan Pendapatan dari Pendapatan Tetap.

Beban Usaha; Beban Usaha tahun 2008 juga mengalami kenaikan selama tahun 2008. Yaitu
sebesar Rp 1.836.752.343 atau 12.85% bila dibandingkan dengan Beban Usaha tahun 2007. Kenaikan
terutama dipengaruhi oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan.

14
Laba Usaha; Penurunan Laba Usaha merupakan konsekuensi dari penurunan Pendapatan Usaha dan
kenaikan Beban Usaha.

Laba Bersih setelah Pajak; Penurunan Laba Bersih yang lebih kecil bila dibandingkan penurunan laba
usaha disebabkan oleh kenaikan signifikan Penghasilan Bunga bersih sebesar Rp1.734.458.021 atau
sebesar 135,94% dibanding penghasilan bunga bersih di tahun 2007. Selain itu Beban Pajak secara
signifikan mengalami penurunan di tahun 2008 bila dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar Rp741.163.004
atau 39,96% dari Rp1.854.755.058 di tahun 2007 menjadi Rp1.113.592.054 di tahun 2008.

Kemampuan Membayar Hutang dan Kolektibilitas

Kemampuan Perseroan dalam membayar hutangnya dapat di lihat melalui Rasio Aktiva Lancar terhadap
Kewajiban Lancar dimana pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 mencapai 3,21 dan 1,79 kali.

Ikatan Material untuk Barang Modal

Sampai dengan 31 Desember 2008 Perseroan tidak memiliki ikatan apapun untuk pembelian barang
modal dalam bentuk apapun yang dapat menimbulkan kewajiban material di tahun 2009.

Kejadian Luar Biasa dan Jarang Terjadi

Selama tahun 2008 tidak ada kejadian yang dapat di kategorikan sebagai kejadian luar biasa maupun
jarang terjadi.

Komponen Pendapatan dan Beban Lainnya

Pembahasan berikut mencakup penjabaran dari Pendapatan dan Beban Lain-lain Perseroan untuk tahun
2008 dan 2007:

Uraian 2008 2007


Pendapatan Bunga Deposito dan Jasa Giro 3.010.319.949 1.275.861.928
Beban keungan (186.318.923) (199.943.113)
Pendapatan Lain-Lain 489.789.635 327.299.631
Total 3.313.790.661 1.403.218.446

Pendapatan bunga deposito dan jasa giro; Terdiri dari pendapatan jasa giro, bunga deposito milik
Perseroan yang ditempatkan di bank-bank dalam negeri yang terdiri dari PT Bank Central Asia Tbk, PT
Bank Danamon Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Artha Graha
Internasional Tbk untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007.

Beban Keuangan; Beban keuangan merupakan biaya bank yang terdiri dari beban biaya provisi kredit dan
biaya administrasi bank.

Pendapatan Lain-lain; Pendapatan lain-lain ini terdiri dari pendapatan denda atas keterlambatan
pembayaran, beban rumah tangga, seragam dan laba penjualan aktiva tetap.

15
Relevansi Pendapatan Usaha Perseroan dengan Jumlah Unit Produksi atau
Produk Baru

Sebagaimana telah di bahas di atas bahwa Pendapatan Usaha dan Laba Bersih Perseroan di
tahun 2008 mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2007. Adapun penurunan
Pendapatan Usaha lebih disebabkan oleh timbulnya kerugian yang berasal dari perdagangan portofolio
daripada menurunnya Pendapatan dari Komisi Perdagangan Efek sebagai akibat dari penurunan aktifitas
nasabah dalam melakukan transaksi.

Dampak Harga terhadap Pendapatan

Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang investasi maka Pendapatan Perseroan turut terpengaruh
dengan harga pasar efek tersebut terutama efek saham sebagaimana diperdagangkan dalam Bursa
Efek Indonesia. Seiring dengan tren menurunnya IHSG di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008,
maka nilai pasar dari Portofolio yang dimiliki Peseroan mengalami penurunan.

Uraian 2008 2007


Aktiva
Portfolio Efek 36.813.400.000 38.373.400.000
Ekuitas
Keuntungan Portfolio Efek dan Investasi Efek
Belum terealisir 3.026.993.841 3.026.993.841
Pendapatan
Keuntungan (Kerugian) Perdagangan Efek (471.359.658) 654.873.608

Nilai dari Portofolio Efek mencerminkan nilai pasar dari efek yang dimiliki Perseroan sedangkan
Keuntungan Portofolio efek dan investasi efek mencerminkan laba atas kenaikan harga pasar dari efek
yang belum di realisasikan oleh Perseroan. Laba akan direalisasi dan dicatat sebagai laba tahun berjalan
pada saat efek di jual. Sedangkan Keuntungan (kerugian) Perdagangan Efek mencerminkan Laba atau
Rugi yang telah direalisasikan pada tahun berjalan.

Informasi Material setelah Tanggal Laporan Akuntan

Tidak ada transaksi material yang terjadi setelah tanggal Laporan Akuntan sampai dengan di cetaknya
Laporan Tahunan ini.

Prospek Usaha Sehubungan dengan Industri dan Ekonomi Secara Umum

Merebaknya krisis ekonomi global di akhir tahun 2008 yang di picu oleh krisis Subprime Mortgage
di Amerika Serikat semakin memperparah kondisi perekonomian dunia yang memang sudah mulai
mengalami perlambatan. Sebagai perekonomian terbesar di dunia maka krisis di Amerika Serikat
turut mempengaruhi kondisi perekonomian mitra dagangnya di seluruh dunia dan menyebabkan krisis
ekonomi menyebar secara merata ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Walaupun demikian besarnya peran pasar domestik terhadap perekonomian Indonesia


dibandingkan ekspor menyebabkan dampak krisis terhadap Indonesia menjadi lebih kecil bila
dibandingkan negara-negara lain di dunia. Ditambah dukungan pemerintah terhadap industri
dalam negeri melalui dorongan pemakaian produk dalam negeri untuk pegawai negeri sipil dan aturan
impor yang lebih ketat seakan memberikan angin segar dan peluang bagi industri dalam
negeri untuk tetap maju walaupun dalam suasana krisis. Dengan demikian perekonomian Indonesia,
termasuk perusahaan-perusahaan publik yang diperdagangkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia, dapat tetap tumbuh walaupun dengan tingkat yang lebih rendah di bandingkan
tahun-tahun sebelumnya.

16
Oleh karena itu Perseroan tetap yakin bidang usaha Pasar Modal terutama yang bersifat fee based
income seperti pendapatan komisi perdagangan efek dan jasa penasehat keuangan memiliki prospek
untuk menjadi andalan Perseroan dikarenakan keduanya memiliki tingkat resiko yang lebih rendah
terhadap dampak perekonomian Indonesia.

Dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, Perseroan juga tetap menjajaki peluang-peluang


investasi di bidang usaha lain pada sektor perekonomian yang menjanjikan pendapatan di luar
pasar modal. Melalui diversifikasi bidang usaha diharapkan Perseroan dapat mengurangi resiko
berusaha dan meningkatkan kinerja Perseroan dalam usaha mencapai tujuan untuk meningkatkan
nilai pemegang saham.

Strategi Pemasaran dan Pangsa Pasar

Sebagai perusahaan yang telah lama bergerak di bidang Pasar Modal maka Anak Perusahaan telah
memiliki nasabah yang loyal. Seterusnya Perseroan melalui Anak Perusahaan memiliki komitmen
untuk selalu meningkatkan dan mempertahankan pelayanan baik yang selama ini telah dirasakan
oleh para nasabah Anak Perusahaan.

Kebijakan Dividen

Pada tahun 2004 Perseroan telah melakukan pembagian dividen tunai sebesar Rp580.000.000
atau 16,57% dari laba bersih Perseroan pada tahun 2003. Pada tahun 2005 sampai dengan 2008
Perseroan tidak melakukan pembagian Dividen. Sejak tahun 2003 Perseroan setiap tahunnya
menyisihkan sebagian Labanya menjadi Dana Cadangan. Jumlah besarnya Laba yang di cadangkan
di tentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Saldo Dana Cadangan Perseroan sampai dengan
31 Desember 2008 adalah Rp350.000.000.

Perubahan Peraturan yang Berpengaruh Secara Signifikan

Selama tahun 2008 tidak ada peraturan baik dari Pemerintah pusat maupun lokal, regulator pasar
modal atapun Bursa Efek Indonesia yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kegiatan usaha
maupun Laporan Keuangan Perseroan.

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Selama tahun 2008 tidak ada perubahan atas kebijakan Akuntansi Perusahaan. Kebijakan Akuntansi
Perusahaan secara di bahas lebih lanjut pada Laporan Keuangan, yaitu pada Catatan atas Laporan
Keuangan.

Reklasifikasi Akun dan Penyajian Kembali

Akun hutang pajak kepada BEI atas pajak transaksi penjualan nasabah dalam laporan keuangan
konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 telah direklasifikasi
menjadi hutang lain-lain agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008.

17
GOOD CORPORATE GOVRNANCE
Good Corporate Governance merupakan proses dan struktur dalam mengelola perusahaan
secara baik dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan bagi seluruh pihak yang berkepentingan
terutama pemegang saham melalui upaya berkesinambungan untuk meningkatkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya dan kesetaraan.

Manajemen Perseroan memahami pentingnya good corporate governance untuk dilakukan didalam
menjalankan operasi perusahaan guna meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.

Berdasarkan konsep tersebut dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di bidang pasar modal
Indonesia, Perseroan melakukan berbagai upaya dan kegiatan untuk memenuhi prinsip-prinsip yang
dipersyaratkan dalam penyelenggaraan good corporate governance sesuai dengan karakteristik usaha
Perseroan.

Adapun bentuk implementasi yang telah dilakukan oleh Perseroan sebagai bukti keseriusan dalam
penerapan good corporate governance diantaranya adalah:

1. Dewan komisaris dan Direksi Perseroan adalah merupakan para profesional yang ditunjuk
dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
2. Pelaksanaan RUPS Tahunan untuk menilai hasil kinerja Direksi dan Komisaris Perseroan
dalam laporan tahunan yang disampaikannya dalam RUPS terserbut.
3. Penyelenggaraan public expose, untuk menyampaikan hasil yang telah dicapai oleh
Perseroan kepada stake holder.
4. Pengangkatan Komisaris Independen dan pembentukan Komite Audit.

Dewan Komisaris dan Direksi

Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan merupakan Professional yang ditunjuk melalui Rapat
Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan setelah itu dapat ditunjuk kembali.
Dewan Komisaris terdiri dari 2 (dua) orang anggota dimana salah satunya menjabat sebagai Komisaris
Utama dan keduanya merupakan anggota Komisaris Independen. Dengan penunjukkan 2(dua) orang
anggota Komisaris Independen Perseroan telah memenuhi peraturan BAPPEPAM NO. IX.1.5 mengenai
konflik kepentingan dan Surat Edaran Ketua BAPEPAM No. SE-03/PM/2000 tanggal 5 Mei 2000 dan
Peraturan Bursa Efek Jakarta No I-A tanggal 19 Juli 2004 yang mensyaratkan bahwa jumlah Komisaris
Independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah total Komisaris. Sedangkan Direksi terdiri dari 2
(dua) orang Direktur dimana salah satunya merupakan Direktur Utama.

Perseroan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) pada tanggal 9
Nopember 2007 dengan agenda antara lain penggantian Pengurus Perseroan dengan memberhentikan
Pengurus lama dan mengangkat Pengurus baru. Berdasarkan Akta No. 06 tertanggal 9 Nopember 2007,
yang dibuat dihadapan Ny Leolin Jayayanti, SH, Notaris di Jakarta susunan Pengurus baru yang telah
disetujui oleh RUPS-LB adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Alex Wilando Komisaris Utama / Komisaris Independen


Franciscus Costan Komisaris Independen

Direksi

Tjandraskah Direktur Utama


Ary Raditya Rucita Direktur

18
Dewan Komisaris bertanggung jawab dalam pengawasan kebijakan dan aktifitas yang dilakukan oleh
Direksi dalam pengelolaan Perseroan, dan memberikan masukan pada direksi dalam hal-hal yang
berhubungan dengan perkembangan perseroan, rencana bisnis serta Anggaran Dasar Perseroan.
Dewan Komisaris juga berwenang menyetujui Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan Perseroan
yang disiapkan oleh Direksi dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan praktik-praktik Good
Corporate Governance. Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris di bantu oleh Komite Audit
yang tugas dan tanggung jawabnya akan diuraikan di bawah ini.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan Rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan berdasarkan
Panggilan Komisaris Utama maupun anggota Dewan Komisaris lainnya atau atas permintaan Direksi.
Rapat Komisaris dianggap sah apabila memenuhi kuorum sebesar ½ dari jumlah anggota Komisaris.
Keputusan Rapat Komisaris diambil secara mufakat atau apabila tidak di capai kata mufakat melalui
voting dengan ketentuan suara yang di keluarkan dalam Rapat Komisaris menenuhi ½ dari jumlah
suara yang sah dalam rapat tersebut. Keputusan Rapat Komisaris di tandatangani oleh Komisaris
Utama atau oleh anggota Komisaris lainnya apabila rapat dipimpin oleh anggota Komisaris lainnya
kecuali jika akta rapat di buat oleh notaris.

Kehadiran rapat Komisaris

Nama Anggota Komisaris Posisi Tingkat Kehadiran

Alex Wilando Komisaris Utama / Independen 100%


Franciscus Costan Komisaris Independen 20%

Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan, serta mewakili Perseroan baik di dalam
maupun diluar pengadilan. Direksi bertanggung jawab dalam menetapkan kebijakan Perseroan
dalam rangka mencapai tujuan Perseroan, melaksanakan ketentuan Anggaran Dasar
Perseroan, melaksanakan keputusan RUPS dan RUPSLB Perseroan dan mematuhi ketentuan
perundang-undangan. Direksi Perseroan juga bertugas untuk menerapkan praktik-praktik Good
Corporate Governance.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan Rapat Direksi dapat dilakukan berdasarkan Panggilan
Direktur Utama maupun anggota Direksi lainnya. Rapat Direksi dianggap sah apabila memenuhi
kuorum sebesar ½ dari jumlah anggota Direksi. Keputusan Rapat Direksi diambil secara mufakat
atau apabila tidak di capai kata mufakat melalui voting dengan ketentuan suara yang di keluarkan
dalam Rapat Direksi menenuhi ½ dari jumlah suara yang sah dalam rapat tersebut. Keputusan Rapat
Direksi di tandatangani oleh Direktur Utama atau oleh anggota Direksi lainnya apabila rapat dipimpin
oleh anggota Direksi lainnya kecuali jika akta rapat di buat oleh notaris

Kehadiran rapat Direksi

Nama Anggota Direksi Posisi Tingkat Kehadiran

Tjandraskah Direktur Utama 100%


Ary Raditya Rucita Direktur 100%

Renumerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi ditentukan melalui Rapat Dewan Komisaris
bersama Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi melakukan penilaian sendiri atas kinerja dan hasil
yang telah di capai beserta perbaikan-perbaikan yang dibutuhkan.

Renumerasi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan

Pengurus Perseroan 2008 2007 2006

Dewan Komisaris dan Direksi 157 157 1.960

(dalam jutaan Rupiah)

19
Selama tahun 2008 anggota Direksi berpartisipasi dalam berbagai program pelatihan dan seminar dalam
rangka meningkatkan kompetensi sesuai dengan posisi yang di jabat. Antara lain;
1. Sosialisasi Peraturan PP No. 81 Tahun 2007 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi
Wajib Pajak Badan Dalam Negeri Berbentuk Perseroan Terbatas yang diadakan oleh Asoasiasi Emiten
Indonesia (AEI)
2. Pelatihan IDXnet – Sistem Pelaporan Elektronik yang diadakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)
3. Sosialisasi Dampak Implementasi UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Terhadap
Perubahan Anggaran Dasar Emiten
4. Workshop Implementasi Peraturan BAPEPAM-LK No. X.K.2 tentang Laporan keuangan & No. X.K.6
Tentang Laporan Tahunan yang diadakan oleh Asosiasi Emiten Indonesia (AEI)

Di masa depan para anggota Direksi akan di ikut sertakan dalam berbagai program pelatihan, workshop
maupun seminar yang dapat menunjang kompetensi Direksi dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab yang diembannya.

Komite Audit

Untuk mendorong efektifitas fungsi Dewan Komisaris, maka Dewan Komisaris Perseroan telah
membentuk Komite Audit. Komite Audit beranggotakan tiga orang yang seorang diantaranya merupakan
Komisaris Independen yang sekaligus merangkap sebagai Ketua Komite Audit. Anggota Komite Audit
saat ini berdasarkan Surat Keputusan Komisaris No. 009/AV/III/2007-KOM tertanggal 8 Maret 2007.
Ketua Komite Audit adalah Komisaris Independen merangkap Komisaris Utama Perseroan, Bapak Alex
Wilando. Adapun 2 (dua) anggota lainnya yaitu Meilly Parengkuan dan Myrnalia dipilih dari pihak eksternal
perusahaan yang independen. Pemilihan anggota tersebut ditetapkan berdasarkan ketentuan yang
berlaku di pasar modal Indonesia.

Anggota Komite Audit

Nama Anggota Posisi Masa Jabatan

Alex Wilando Ketua / Komisaris Independen 2007 – sekarang


Meilly V. Parengkuan Anggota 2007 - sekarang
Myrnalia Anggota 2007 - sekarang

Tugas Komite Audit adalah untuk membantu Dewan Komisaris Perseroan dalam memonitor kegiatan
manajemen Perseroan dengan cara memberi pendapat profesional yang independen kepada Dewan
Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris serta
mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris.

Kehadiran rapat Komite Audit

Nama Anggota Posisi Tingkat Kehadiran

Alex Wilando Ketua / Komisaris Independen 100%


Meilly V. Parengkuan Anggota 100%
Myrnalia Anggota 100%

Detail mengenai pelaksanaan tugas komite Audit dan pendapat Komite Audit terhadap jalannya
kepengurusan Direksi dalam memimpin Perseroan dapat dilihat lebih lengkap pada Laporan
Komite Audit.

20
Detail mengenai pelaksanaan tugas Komite Audit dan pendapat Komite Audit terhadap jalannya
kepengurusan Direksi dalam memimpin Perseroan dapat di lihat lebih lengkap pada Laporan Komite
Audit.

Profil Anggota Komite Audit

Nama Anggota

Alex Wilando Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1964 di Jakarta.
Menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Fakultas Tehnik Sipil,
Universitas Tarumanegara. Menjabat sebagai Ketua Komite Audit
sejak bulan Maret 2007 dan merangkap sebagai Komisaris Utama
dan Komisaris Independen Perseroan.
Meilly V. Parengkuan Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1982 di Sorong,
Provinsi Papua. Menyelesaikan pendidikan terakhirnya di bidang
Manajemen Keuangan, Universitas Kristen Duta Wacana
Yogyakarta, tahun 2005. Menjabat sebagai Anggota Komite Audit
sejak bulan Maret 2007.
Myrnalia Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1979 di Jakarta.
Menyelesaikan pendidikan terakhirnya di bidang Akuntansi,
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, tahun 2001. Menjabat
sebagai Anggota Komite Audit sejak bulan Maret 2007.

Corporate Secretary

Corporate Secretary Perseroan mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu:


• Fungsi yang pertama adalah sebagai Compliance Officer Perseroan yang mempunyai tanggung jawab
untuk memonitor peraturan dan juga bertanggung jawab atas pengiriman laporan-laporan kepada
Badan Pengawas Pasar Modal dan juga kepada Bursa Efek Indonesia.
• Fungsi kedua menyangkut PR (humas) Perseroan dan Investor Relations, dalam memberikan layanan
semua informasi yang dibutuhkan kepada masyarakat dan investor.
• Fungsi ketiga adalah Media Relations dimana Corporate Secretary harus peka terhadap semua
masalah baik positif maupun negatif mengenai Perseroan yang bertujuan untuk mempertahankan
citra positif Perseroan.

Mengingat arti penting dan strategis dari fungsi yang di jalankan oleh Corporate Secretary
Perseroan yaitu sebagai penghubung antara Perseroan dengan Otoritas Pasar Modal, Pemegang Saham,
media massa dan masyarakat umum maka jabatan Corporate Secretary Perseroan di rangkap oleh salah
seorang Direktur Perseroan atau seorang pejabat yang ditunjuk oleh dan bertanggung jawab
langsung kepada Direksi. Pada bulan Februari 2007 Perseroan menunjuk Bapak Ary Raditya Rucita selaku
Corporate Secretary Perseroan dan selanjutnya yang bersangkutan juga menjabat sebagai Direktur
Perseroan. Profil Bapak Ary Raditya Rucita dapat di lihat pada bagian profil Direksi Perseroan.

Sistem Pengendalian Internal

Sebagaimana halnya dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan lain,
Perseroan tidak terlepas dari beberapa risiko.

Perseroan telah menerapkan suatu Sistem Pengendalian Internal yang di rancang agar dapat
memenuhi kebutuhan Perseroan yang disusun berdasarkan alur bisnis yang spesifik yang dimiliki oleh
Perseroan. Dengan memiliki suatu Sistem Pengendalian Internal yang sesuai di harapkan Perseroan mampu
menciptakan suatu sistem pelaporan dan evaluasi yang sistematis dan efisien. Sehingga dapat
meningkatkan efektifitas pengendalian, pengelolaan resiko dan mendukung proses pengambilan
keputusan sesuai dengan lingkungan bisnis dan operasional Perseroan dan Anak Perusahaan.

21
Risiko Usaha

Sebagaimana halnya dengan kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan lain,
Perseroan tidak terlepas dari beberapa risiko. Berikut ini adalah risiko-risiko yang disajikan menurut
tingkat risiko yang paling mempengaruhi usaha Perseroan :

A. Risiko Perekonomian

Keadaan ekonomi makro sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha pada umumnya.
Pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) dan PDB per kapita
serta depresiasi nilai tukar rupiah yang terkendali yang terjadi sebelum krisis ekonomi pada
pertengahan tahun 1997, telah mendorong aktivitas pasar modal, perbankan serta sektor riil pada
tingkat pertumbuhan yang tinggi. Namun kondisi krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan
tahun 1997 telah menyebabkan kegiatan usaha para pelaku bisnis menjadi terhambat. Apabila kelesuan
ekonomi ini tidak segera membaik pada tahun-tahun mendatang, dapat mengakibatkan kegiatan bisnis
dan tingkat penghasilan Perseroan menjadi berkurang. Untuk mengantisipasi kondisi perekonomian yang
kurang mendukung Manajemen Perseroan menerapkan prinsip manajemen risiko dimana Manajemen
mempertimbangkan kondisi perekonomian nasional dan industri yang berpengaruh terhadap
portofolio investasi Perseroan. Diharapkan dampak dari kurang mendukungnya kondisi perekonomian
secara makro dapat di hindarkan.

B. Risiko Persaingan Usaha

Pasar modal adalah industri yang akan terus berkembang pada masa mendatang mengingat pasar
modal akan menjadi pilihan tempat berinvestasi bagi masyarakat. Dengan adanya prospek yang
baik tersebut, maka usaha dalam bidang perusahaan efek ini sangat kompetitif dengan banyaknya
perusahaan-perusahaan sejenis, baik lokal maupun asing, yang memperoleh izin dari Bapepam dan/
atau sebagai anggota bursa efek. Apabila Perseroan tidak dapat mengantisipasi kondisi tersebut,
dapat mengakibatkan menurunnya tingkat penghasilan Perseroan. Dalam menjalankan kegiatan
usaha Perantara Pedagang Efek, Manajemen Perseroan melalui Anak Perusahaan selalu berusaha
meningkatkan pelayanan terhadap nasabah, baik dalam bentuk kemudahan dalam ber transaksi
sampai dengan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi nasabah. Diharapkan melalui peningkatan
pelayanan terhadap nasabah maka nasabah Perseroan yang lama menjadi loyal dan dapat juga
menjaring nasabah baru.

C. Risiko Teknologi

Perkembangan bisnis perusahaan efek sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Dengan
semakin ketatnya persaingan antar perusahaan efek, teknologi merupakan salah satu basis
keunggulan persaingan suatu perusahaan efek. Ketidakmampuan Perseroan dalam
mengantisipasi perkembangan teknologi dapat menyebabkan hilangnya kesempatan menarik nasabah
yang potensial serta dapat mengakibatkan berpindahnya nasabah-nasabah yang sudah ada ke
perusahaan efek lainnya. Hal ini dapat berpengaruh pada tingkat penghasilan dan profitabilitas
Perseroan. Perseroan melalui Sub-divisi Teknologi Informasi selalu memastikan bahwa Perseroan selalu
menggunakan sistem informasi yang terkini dalam mendukung kegiatan usaha Perseroan terutama
Anak Perusahaan. Dengan pengembangan sistem informasi sebagai pendukung transaksi di harapkan
dapat memudahkan transaksi dan membuat kegiatan usaha menjadi lancar dan efisien.

22
Perkara Yang Dihadapi Perseroan

Sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan, Perseroan tidak sedang terlibat suatu
sengketa atau perselisihan baik dalam perkara perdata maupun pidana yang terdaftar di Pengadilan
Negeri, Perselisihan Hubungan Industrial maupun Pemutusan Hubungan Kerja yang terdaftar di
Panitia Perselisihan Perburuhan Daerah (P4D) dan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan
Pusat (P4P), sengketa Perpajakan di Pengadilan Pajak, Perselisihan Arbitrase yang diselesaikan
melalui Badan Arbitrase Nasional (BANI) serta tidak terdaftar sebagai termohon maupun pemohon
dalam perkara kepailitan dan atau sebagai pemohon dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran
hutang di Pengadilan Niaga.

Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan penyelenggaraan Good Corporate Governance


sehingga tercapai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan secara berkesinambungan bagi
seluruh pihak yang berkepentingan terutama pemegang saham sebagai langkah strategis
menghadapi kompetisi bisnis saat ini dan di masa mendatang.

23
LAPORAN KOMITE AUDIT

Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris Perseroan untuk mengimplementasikan operasi Perseroan
berlandaskan prinsip-prinsip good corporate governance.

Pemantauan internal terhadap Perseroan sudah dilaksanakan dengan efektif dan laporan keuangan tahun
2008 sudah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.

Komite Audit sudah menjalankan beberapa kegiatan, termasuk:


1. Melakukan penelaahan atas laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada 31 Desember 2008
dengan memonitor dan menilai pelaksanaan audit untuk memperoleh keyakinan bahwa auditor
independen telah melaksanakan tugasnya dan laporan keuangan telah disusun berdasarkan Prinsip
Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
2. Tinjauan independensi dan objektifitas Akuntan Publik yang melakukan Audit atas Laporan
keuangan Perseroan serta memonitor proses penunjukkan Akuntan Publik sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Melakukan penelaahan atas efektifitas sistem pengendalian internal perusahaan dalam rangka
memastikan bahwa mekanisme pengendalian yang digunakan sudah efektif.
4. Menelaah kepatuhan perusahaan terhadap aturan dan regulasi pasar modal serta aturan dan regulasi
lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Komite Audit berpendapat bahwa:

1. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2008 sudah
diungkapkan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Penunjukan Kantor Akuntan Publik Anwar dan Rekan telah dilakukan oleh Direksi sesuai dengan
wewenang yang telah diberikan oleh pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham tahun
2007.
3. Akuntan Publik telah melakukan audit Laporan Keuangan yang terdiri atas neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, dan arus kas untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember
2008 secara objektif dan independen.
4. Kegiatan Perseroan dijalankan dengan pengendalian internal yang cukup efektif dan secara terus
menerus ditingkatkan sesuai dengan kebijakan Direksi di bawah pengawasan Dewan Komisaris.
5. Manajemen Perseroan dalam menjalankan kegiatan usaha senantiasa taat kepada aturan dan regulasi
pasar modal maupun aturan dan regulasi lainnya yang berkaitan dengan bidang usaha Perseroan.

Menurut pandangan Komite Audit, tidak ada hal yang dianggap signifikan yang perlu dilaporkan dalam
Laporan Tahunan 2008 PT Arthavest Tbk.

Komite Audit
PT ARTHAVEST Tbk

Alex Wilando Meilly Parengkuan Myrnalia


Ketua Anggota Anggota

24
Ikhtisar Keuangan dan Saham Perseroan

Data Keuangan
(dalan ribuan rupiah, kecuali laba usaha per saham dan laba bersih per saham)

Uraian 2008 2007 2006 2005 2004


Pendapatan Usaha 18.870.348 20.219.605 11.457.269 28.163.619 10.897.360
Laba Usaha 2.741.667 5.927.676 (283.855) 15.500.736 1.717.236
Laba Bersih 4.941.378 5.475.458 1.365.406 15.106.451 1.935.848
Jumlah Aktiva 179.638.324 260.254.803 173.931.801 150.953.406 149.915.300
Jumlah Investasi 656.435 656.435 656.435 235.000 235.000
Jumlah Kewajiban 51.914.873 137.519.456 38.455.662 24.041.359 74.063.708
Jumlah Ekuitas 127.762.294 122.724.678 135.466.518 126.902.162 75.851.591
Modal Disetor dan Ditempatkan 89.334.835 89.292.800 87.000.000 87.000.000 58.000.000
Penuh
Modal Kerja Bersih Disesuaikan 57.589.596 50.826.612 51.014.491 53.043.809 34.516.362
Jumlah rata-rata tertimbang 446.564.191 445.484.222 435.000.000 435.000.000 290.000.000
saham beredar (dalam lembar)
Laba Usaha per saham 6,14 13,31 (0,65) 46,68 9,41
Laba Bersih per saham 11,07 12,29 3,14 43,26 6,68

Rasio-Rasio Penting
Uraian 2008 2007 2006 2005 2004
Rasio Pertumbuhan (%)
Pendapatan Bersih (6.67) 76.48 (59.32) 158.44 (17.05)
Beban Usaha 12.85 21.73 (7.28) 37.94 6.40
Laba Usaha (53.75) (2.188,28) (101.83) 802.66 (61.92)
Laba Bersih (9.75) 301.01 (90.96) 680.35 44.68
Jumlah Aktiva (30.98) 49.63 15.22 0.69 27.50
Jumlah Ekuitas 4.10 (9.41) 6.75 67.30 15.16
Rasio Usaha (%)
Laba Usaha terhadap 14.53 29.32 (2.48) 56.27 22.91
Pendapatan Bersih
Laba Bersih terhadap 26.19 27.08 11.92 52.16 16.26
Pendapatan Bersih
Laba Bersih terhadap rata-rata 3.95 4.24 1.04 14.90 2.55
Ekuitas
Laba Bersih rata-rata Aktiva 2.25 2.52 0.84 10.04 1.29
Rasio Keungan (%)
Aktiva Lancar terhadap 320.61 179.03 413.85 561.45 194.76
Kewajiban Lancar
Kewajiban terhadap Ekuitas 39.71 112.06 28.39 18.94 97.64
Kewajiban terhadap Aktiva 28.90 52.84 22.11 15.92 49.40
25
Volume Transaksi Perdagangan Saham dengan Kode ARTA
di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2008 dan 2007

Harga Harga Harga Volume


No. Periode Tertinggi Terendah Penutupan Perdagangan
(Rp) (Rp) (Rp) Saham
2008
1 Kuartai Pertama 485 475 480 274.000
2 Kuartai Kedua 495 480 490 405.050
3 Kuartai Ketiga 495 420 425 2.682.500
4 Kuartai Keempat 0 0 425 21.574.000*
2007
1 Kuartai Pertama 435 430 435 10.924.500
2 Kuartai Kedua 465 435 465 84.088.000
3 Kuartai Ketiga 480 465 480 60.500
4 Kuartai Keempat 485 480 480 123.500

*Perdagangan saham hanya terjadi di pasar negosiasi

Volume Transaksi Perdagangan Waran dengan Kode ARTA-W


di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2008 dan 2007

Harga Harga Harga Volume


No. Periode Tertinggi Terendah Penutupan Perdagangan
(Rp) (Rp) (Rp) Saham
2008
1 Kuartai Pertama 0 0 0 0
2 Kuartai Kedua 0 0 0 0
3 Kuartai Ketiga 0 0 0 0
4 Kuartai Keempat N/A N/A N/A N/A
2007
1 Kuartai Pertama 0 0 0 0
2 Kuartai Kedua 0 0 0 0
3 Kuartai Ketiga 0 0 0 0
4 Kuartai Keempat 0 0 0 0

Catatan:
• Penerbitan Waran dilakukan sebagai bagian dari Penawaran Umum Terbatas I yang efektif berdasarkan RUPS-LB
tanggal 29 Juni 2006 dan mulai diperdagangkan pada tanggal 13 Juli 2005.
• Masa perdagangan Waran Seri I berakhir pada tanggal 10 Juli 2008.
• Masa pelaksanaan Waran Seri I berakhir pada tanggal 11 Juli 2008.

26
Kronologis Pencatatan Saham
Berikut dibawah ini adalah Kronologis Pencatatan Saham Perseroan sejak Perseroan melakukan
Penawaran Umum Saham:

Pencatatan Saham Jumlah Saham Tercatat di Bursa Harga (Rp)


1. Pencatatan Perdana 70.000.000 05 Nov 2002 225
2. Company Listing 220.000.000 05 Nov 2002
3. Penawaran Umum Terbatas 1 145.000.000 27 Jul 2005 200
4. Konversi Waran Seri I 11.449.000 12 Feb 2007 220
5. Konversi Waran Seri I 15.000 12 Jun 2007 220
6. Konversi Waran Seri I 210.000 17 Jul 2008 220
7. Konversi Waran Seri I 175 17 Jul 2008 220
Total Saham Tercatat 446.474.175

Kronologis Pencatatan Waran


Berikut dibawah ini adalah Kronologis Pencatatan Waran Perseroan sejak Perseroan melakukan
Penerbitan Waran Seri I:

Pencatatan Saham Jumlah Saham Tercatat di Bursa


1. Pencatatan Perdana 101.500.000 27 Jul 2005
2. Konversi waran menjadi saham (11.449.000) 31 Jan 2007
3. Konversi waran menjadi saham (15.000) 7 Jun 2007
4. Konversi waran menjadi saham (210.000) 9 Jul 2008
5. Konversi waran menjadi saham (175) 11 Jul 2008
6. Pencabutan pencatatan (89.825.825) 11 Jul 2008
Total Waran Tercatat 0
Catatan:
• Setiap 10 (sepuluh) saham baru yang diterbitkan pada Penawaran Umum 1 melekat 7 (tujuh)
Waran Seri I yang menyertai saham baru yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif.
• Masa perdagangan Waran Seri I berakhir pada tanggal 10 Juli 2008.
• Masa pelaksanaan Waran Seri I berakhir pada tanggal 11 Juli 2008.

27
Struktur Kepemilikan Atas
SAHAM PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN

PT ARTHA PERDANA PUBLIK


INVESTAMA (<5%)
53.56% 46.44%

28
PT ARTHAVEST Tbk

99.99%

00.01%

PT ARTHA SECURITIES
INDONESIA
Struktur ORGANISASI PERSEROAN
PT ARTHAVEST Tbk

RUPS

DEWAN KOMISARIS

29
KOMITE AUDIT

DIREKSI

PERSONALIA PEMBUKUAN
OPERASI & KEUANGAN
& ADMINISTRASI
STRUKTUR ORGANISASI ANAK PERUSAHAAN
PT ARTHA SECURITIES INDONESIA SEBAGAI PERUSAHAAN EFEK

30
DEWAN KOMISARIS

Alex Wilando, Komisaris Utama / Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta, pada tahun 1964.


Memperoleh gelar Sarjana Tehnik Sipil dari Fakultas Tehnik Sipil Universitas
Tarumanegara. Pernah menjabat sebagai Marketing Executive Ray White -
Pluit, Jakarta tahun 1999 s/d 2000, Direktur Marketing Ray White - Mangga
Dua, Jakarta sejak tahun 2000, Direktur Marketing Developer PT Rizki
Lancar, Jakarta sejak tahun 2002, Principal Ray White – Pluit, Jakarta sejak
tahun 2007. Menjadi Komisaris Utama Perseroan sejak Februari 2007
menggantikan Bapak Jake Pison Hawila.
 

Franciscus Costan, Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Medan, Sumatra Utara pada tahun


1966. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Trisakti pada
1993. Pernah menjabat sebagai Supervisor Akunting PT Sadang Mas, tahun
1989 s/d 1992, Manajer Akunting PT Smart Corporation Tbk, pada tahun
1993 s/d 1997, karirernya terus berkembang hingga pada tahun 1999
diangkat menjadi Vice President Finance & Accounting sampai sekarang.
Sejak tahun 2000 sampai sekarang menjabat sebagai direktur pada
beberapa perusahaan antara lain pada PT Sawit Mas Sejahtera, PT Bumi
Sawit Permai, PT Sumber Indah Perkasa, PT Forestalestari Dwikarya, PT
Juanda Sawit Lestari. Menjadi Komisaris Perseroan sejak April 2003 s/d
sekarang.  

DIREKSI
Tjandraskah, Direktur Utama

Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Medan, pada tahun 1969. Di sela


kesibukannya sebagai pengusaha, beliau tetap mengutamakan pendidikan
dan pada tahun 2007 berhasil memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari
Fakultas Ekonomi Pelita Bangsa. Sejak November 2007 menjabat sebagai
Direktur Utama PT Arthavest Tbk. Sebelum bergabung dengan Perseroan,
beliau mendapat pengalaman di pasar berjangka selama 6 tahun sebagai
Chief Business Officer di PT Solid Gold Berjangka.

Ary Raditya Rucita, Direktur


Ary Raditya Rucita, Direktur

Warga Negara Indonesia, dilahirkan


Warga Negaradi Indonesia,
Jakarta, pada tahun di1980.
dilahirkan Jakarta, pada tahun 1980.
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Memperoleh Akuntansi
gelar Sarjana dari Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
Ekonomipada tahun 2002.
Universitas Bergabung
Indonesia dengan2002. Bergabung dengan
pada tahun
Perseroan sejak tahun 2006 sebagai sejak
Perseroan Manajer Corporate
tahun Affairs,Manajer
2006 sebagai kemudian Corporate Affairs, kemudian
diangkat sebagai Corporate Secretary
diangkat sebelum
sebagai diangkat
Corporate menjadisebelum
Secretary Direktur diangkat menjadi Direktur
Utama pada tahun 2007 Utama
dan kemudian sebagai
pada tahun 2007Direktur per November
dan kemudian sebagai Direktur per November
2007. Sebelum bergabung2007.
dengan Perseroan,
Sebelum pernahdengan
bergabung berkarirPerseroan,
di Kantor pernah berkarir di Kantor
Akuntan Publik Haryanto Akuntan
Sahari dan Rekan
Publik (“PricewaterhouseCoopers”)
Haryanto Sahari dan Rekan (“PricewaterhouseCoopers”)
dari tahun 2003 hingga 2006.
dari tahun 2003 hingga 2006.
 
31
INFORMASI PERSEROAN

Corporate Secretary
Bapak Ary Raditya Rucita
Artha Building
Mangga Dua Square Blok F No. 40
Jalan Gunung Sahari Raya
Jakarta 14430
Telp. : + (62) (21) 6231 2626
Fax. : + (62) (21) 6231 2525
Email : corp.secretary@arthasecurities.com

Biro Administrasi Efek


PT Adimitra Transferindo
Nusalanggeng Building Lantai 2
Jalan Perintis Kemerdekaan
Komplek Pertokoan Pulo Mas Blok VIII No. 1
Jakarta Timur 13210
Telp. : + (62) (21) 4788 1515
Fax. : + (62) (21) 470 9697

Akuntan Publik
KAP Anwar dan Rekan
Komplek Ruko Roxy Mas Blok E2 No. 47
Jalan KH. Hasyim Ashari No. 125
Jakarta 10150
Telp. : + (62) (21) 631 5210
Fax. : + (62) (21) 631 5057

Anak Perusahaan
PT Artha Securities Indonesia

Kantor Pusat:
Artha Building
Mangga Dua Square Blok F No. 40
Jalan Gunung Sahari Raya
Jakarta 14430 Indonesia
Telp. : + (62) (21) 6231 2626
Fax. : + (62) (21) 6231 2525

Kantor Cabang:
West Tower UNI Plaza Building Lantai 5
Jalan Letnan Jendral MT Haryono A-1
Medan 20231 Indonesia
Telp. : + (62) (61) 452 7000
Fax. : + (62) (61) 455 6000

32
33
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Laporan Keuangan Konsolidasi


Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
Dan Laporan Auditor Independen
(Mata Uang Indonesia)
PT Arthavest Tbk Dan Anak Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
Dan Laporan Auditor Independen
(Mata Uang Indonesia)

DAFTAR ISI

Halaman

Laporan Auditor Independen

Neraca Konsolidasi..................................................................................................................... 1-2

Laporan Laba Rugi Konsolidasi.................................................................................................. 3-4

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi.................................................................................... 5

Laporan Arus Kas Konsolidasi.................................................................................................... 6-7

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi............................................................................. 8 - 36


PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2008 2007

ASET

Kas dan setara kas 2d,3 64.372.569.166 53.211.606.409

Deposito berjangka 4 399.865.129 374.662.860

Portofolio efek 2e,5


Diperdagangkan - setelah ditambah
penyisihan kenaikan (penurunan)
nilai yang belum direalisasi sebesar
(Rp 1.560.000.000) dan Rp 360.000.000
masing-masing pada tahun 2008 dan 2007 6.440.000.000 8.000.000.000

Tersedia untuk dijual – setelah ditambah 2c


penyisihan kenaikan nilai yang belum
direalisasi sebesar Rp 3.027.350.000
masing-masing pada tahun 2008 dan 2007 30.373.400.000 30.373.400.000

Piutang marjin – pihak ketiga 2f,2g,6 32.812.617.032 51.357.653.518

Piutang lembaga kliring dan penjaminan 2f,7 16.003.374.000 57.450.229.000

Piutang perusahaan efek 2f,2g,8 7.750.000 -

Piutang nasabah – pihak ketiga 2f,2g,9 13.189.480.422 32.789.680.476

Efek dibeli dengan janji jual kembali – setelah


dikurangi bunga yang belum direalisasikan
sebesar Rp 8.233.351 pada tahun 2008 dan
sebesar Rp 69.983.342 pada tahun 2007 2h,10 1.972.641.652 11.600.891.642

Piutang lain-lain 2c,11 315.943.334 92.346.355

Penyertaan saham 2i,12 656.435.000 656.435.000

Pajak dibayar di muka 17a 28.401.766 386.664.276

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi


penyusutan sebesar Rp 3.229.651.711 dan
Rp 1.755.945.819 masing-masing pada
tahun 2008 dan 2007 2k,2l,13 12.539.191.788 13.402.953.660

Aset lainnya 2j,14 526.654.823 558.280.164

JUMLAH ASET 179.638.324.112 260.254.803.360

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

1
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI (lanjutan)
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2008 2007

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN

Hutang lembaga kliring dan penjaminan 2f,7 17.701.917.500 47.838.101.000

Hutang nasabah – pihak ketiga 2f,15 10.167.334.082 42.729.459.722

Hutang marjin – pihak ketiga 2f,16 19.908.042.741 42.329.681.563

Hutang pajak 17b 990.372.936 1.815.375.423

Hutang lain-lain 18 421.850.237 793.703.946

Beban masih harus dibayar 19 1.841.799.149 1.252.272.758

Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja


karyawan 2m,20 771.979.075 471.325.730

Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2o,17d 111.577.271 289.536.117

JUMLAH KEWAJIBAN 51.914.872.991 137.519.456.259

HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS ATAS


ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN
YANG DIKONSOLIDASIKAN 2b 11.156.734 10.669.055

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 200 per saham


Modal dasar - 850.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh -
446.674.175 saham pada tahun 2008 dan
446.464.000 saham pada tahun 2007 21 89.334.835.000 89.292.800.000

Tambahan modal disetor - bersih 2p,22 716.892.763 712.689.263

Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak


Perusahaan 2b,2e,5 3.026.993.841 3.026.993.841

Saldo laba
Telah ditentukan penggunaanya 23 350.000.000 300.000.000
Belum ditentukan pengunaannya 34.283.572.783 29.392.194.942

JUMLAH EKUITAS 127.712.294.387 122.724.678.046

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 179.638.324.112 260.254.803.360

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

2
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2008 2007

PENDAPATAN USAHA 2n
Jasa perantara pedagang efek 24 12.171.832.139 12.590.515.208
Pendapatan bunga 25 6.707.397.880 5.743.812.039
Jasa penasehat keuangan 26 181.000.000 260.000.000
Jasa arranger 27 158.658.000 683.046.364
Pendapatan dari instrumen pendapatan tetap 28 121.200.000 267.391.901
Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek 29 1.620.000 19.966.147
Keuntungan (kerugian) dari perdagangan efek
– bersih 30 (471.359.658 ) 654.873.608

Jumlah Pendapatan Usaha 18.870.348.361 20.219.605.267

BEBAN USAHA 2n
Gaji dan kesejahteraan karyawan 31 11.233.864.241 9.917.037.520
Umum dan administrasi 32 2.625.505.986 2.145.010.101
Penyusutan 13 1.526.039.073 1.404.813.384
Telekomunikasi 33 462.586.113 534.668.938
Sewa 34 177.955.514 162.209.996
Kustodian 35 70.838.908 59.907.176
Iklan dan promosi 36 31.891.611 68.281.988

Jumlah Beban Usaha 16.128.681.446 14.291.929.103

LABA USAHA 2.741.666.915 5.927.676.164

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2n


Penghasilan bunga - bersih 37 3.010.319.949 1.275.861.928
Beban bunga dan keuangan 38 (186.318.923) (199.943.113)
Penghasilan lain-lain - bersih 39 489.789.635 327.299.631

Jumlah Penghasilan Lain-lain - Bersih 3.313.790.661 1.403.218.446

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN)


PAJAK PENGHASILAN 6.055.457.576 7.330.894.610

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2o


Kini 17c (1.291.550.900) (1.098.807.800)
Tangguhan 17d 177.958.846 (755.947.258)

Jumlah Beban Pajak Penghasilan - Bersih (1.113.592.054 ) (1.854.755.058)

LABA SEBELUM HAK PEMEGANG SAHAM


MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK
PERUSAHAAN YANG
DIKONSOLIDASIKAN 4.941.865.522 5.476.139.552

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

3
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (lanjutan)
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2008 2007

HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS ATAS


LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
YANG DIKONSOLIDASIKAN 2b (487.679 ) (681.164)

LABA BERSIH 4.941.377.841 5.475.458.388

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2q,41 11,07 12,29

LABA BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 2q,41 11,07 10,21

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

4
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Laba Saldo Laba


Tambahan Belum Direalisasi Selisih Transaksi
Modal Disetor Atas Efek yang Perubahan Ekuitas Telah Ditentukan Belum Ditentukan
Modal Saham - Bersih Tersedia untuk Dijual Anak Perusahaan Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Ekuitas

Saldo 1 Januari 2007 87.000.000.000 483.409.263 23.766.371.900 - 300.000.000 23.916.736.554 135.466.517.717

Pelaksanaan waran seri I menjadi


modal saham (lihat Catatan 1a,1b dan 22) 2.292.800.000 229.280.000 - - - - 2.522.080.000

Kenaikan nilai efek yang belum


direalisasi dari Anak Perusahaan (lihat
Catatan 2b) - - - 3.026.993.841 - - 3.026.993.841

Pemulihan penyisihan kenaikan nilai efek


yang belum direalisasi (lihat Catatan 2e) - - (23.766.371.900) - - - (23.766.371.900)

Laba bersih tahun 2007 - - - - - 5.475.458.388 5.475.458.388

Saldo 31 Desember 2007 89.292.800.000 712.689.263 - 3.026.993.841 300.000.000 29.392.194.942 122.724.678.046

Pelaksanaan waran seri I menjadi


modal saham (lihat Catatan 1a,1b dan 22) 42.035.000 4.203.500 - - - - 46.238.500

Penempatan saldo laba yang telah ditentukan


penggunaannya (lihat Catatan 23) - - - - 50.000.000 (50.000.000) -

Laba bersih tahun 2008 - - - - - 4.941.377.841 4.941.377.841

Saldo 31 Desember 2008 89.334.835.000 716.892.763 - 3.026.993.841 350.000.000 34.283.572.783 127.712.294.387

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

5
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2008 2007

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Penerimaan dari jasa perantara pedagang efek 12.171.832.139 12.590.515.208
Penerimaan dari pendapatan bunga - bersih 6.479.897.880 5.666.312.039
Penerimaan jasa penasehat keuangan, penjamin emisi
dan penjualan dan arranger 344.245.187 960.045.324
Keuntungan dari perdagangan efek 1.088.640.342 294.873.608
Pendapatan dari instrumen pendapatan tetap 123.135.833 233.933.567
Penghasilan bunga lainnya – bersih 2.985.117.682 1.254.620.059
Penerimaan lain-lain 307.628.427 94.707.161
Arus Kas dari Operasi Sebelum Perubahan
dalam Aset Operasi 23.500.497.490 21.095.006.966
Perubahan dalam aset dan kewajiban operasi:
Pengeluaran beban usaha (13.922.933.909) (11.592.890.435)
Piutang marjin – pihak ketiga 18.545.036.486 (36.746.934.251)
Piutang lembaga kliring dan penjaminan 41.446.855.000 (41.734.224.000)
Piutang perusahaan efek (7.750.000) 4.000.000
Piutang nasabah – pihak ketiga 19.600.200.054 (22.970.095.200)
Efek dibeli dengan janji jual kembali 9.628.249.990 3.179.818.554
Pajak dibayar di muka (9.795.252) 1.129.851.440
Pembayaran pajak penghasilan badan (2.239.975.133) (90.067.730)
Penerimaan dari restitusi pajak 360.722.410 -
Hutang lembaga kliring dan penjaminan (30.136.183.500) 33.877.126.000
Hutang nasabah – pihak ketiga (32.562.125.640) 33.652.733.659
Hutang marjin – pihak ketiga (22.421.638.822) 28.307.588.222
Hutang lain-lain - 247.161.197

Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 11.781.159.174 8.456.544.822

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Penerimaan dari penjualan aset tetap 158.700.000 97.470.400
Perolehan aset tetap (825.134.917) (745.542.656)
Penerimaan dari penjualan investasi efek tertentu - 27.547.378.100
Uang jaminan - 171.063.124
Perolehan surat berharga - (4.326.050.000)

Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Investasi (666.434.917 ) 22.744.318.968

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

6
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (lanjutan)
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2008 2007

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Penambahan setoran modal 42.035.000 2.292.800.000
Tambahan modal disetor lainnya 4.203.500 229.280.000
Penerimaan piutang lain-lain - 308.186.665

Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 46.238.500 2.830.266.665

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 11.160.962.757 34.031.130.455

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 53.211.606.409 19.180.475.954

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 64.372.569.166 53.211.606.409

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

7
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Arthavest Tbk (Perusahaan), semula bernama PT Artha Securities Prima dan kemudian
berubah menjadi PT Artha Securities Tbk, didirikan berdasarkan Akta Notaris Beny Kristianto, S.H.,
No. 489 tanggal 29 Juni 1990. Akta pendirian tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-4391.HT.01.01 Th 1990
tanggal 28 Juli 1990 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 79,
Tambahan No. 3728 tanggal 2 Oktober 1990.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta
Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 2 tanggal 24 Oktober 2008 sehubungan dengan pelaksanaan
Waran Seri I menjadi saham baru sejumlah 210.175 saham. Dengan perubahan tersebut jumlah
saham yang ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan menjadi sebanyak 446.674.175 saham.
Perubahan ini telah diterima dan dicatat dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat No. AHU-AH.01.10-23677 tanggal
18 November 2008.

Perusahaan memulai kegiatan operasinya secara komersial pada tahun 1992.

Semula Perusahaan memiliki izin usaha sebagai perantara pedagang efek berdasarkan Keputusan
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. KEP-156/PM/1992 tanggal 21 Maret 1992
dan sebagai penjamin emisi efek berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-
03/PM/PEE/2001 tanggal 11 Oktober 2001. Perusahaan juga terdaftar sebagai anggota Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) masing-masing berdasarkan Surat Persetujuan
Anggota Bursa No. SPAB-134/JATS/BEJ.I.1/V/1995 tanggal 22 Mei 1995 dan No. SPAB-
138/BES/VII/2000 tanggal 27 Juli 2000. Di samping itu, berdasarkan Surat No. S-1301/BEJ.ANG/07-
2001 tanggal 17 Juli 2001, Perusahaan memperoleh izin dari BEJ untuk melakukan transaksi
perdagangan marjin.

Sehubungan dengan perubahan maksud dan tujuan Perusahaan dari semula perusahaan efek
menjadi perusahaan investasi sebagaimana telah disetujui dalam keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang telah dinyatakan dengan Akta Notaris Leolin
Jayayanti, S.H., No. 49 tanggal 29 Juni 2005, efektif tanggal 4 Januari 2007 berdasarkan Surat
Keputusan dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM & LK)
No. KEP-01/BL/2007 dan KEP-02/BL/2007, izin usaha Perusahaan masing-masing sebagai
perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek telah dicabut. Adapun pada tanggal 24 November
2006, berdasarkan Surat No. S-1304/BEJ.ANG/11-2006 dan pada tanggal 19 Desember 2006
berdasarkan Surat No. Jkt-146/MBS/BES/XII/2006, Perusahaan telah memperoleh Pencabutan
Surat Persetujuan Anggota Bursa masing-masing dari BEJ dan BES.

Perusahaan berkantor pusat di Jl. Gunung Sahari No. 1, Rukan Mangga Dua Square, Blok F/40,
Jakarta 10730.

b. Penawaran Umum Saham Perusahaan

Pada tanggal 15 Oktober 2002, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif
No. S.2269/PM/2002 dari Ketua BAPEPAM sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana saham
Perusahaan kepada masyarakat sejumlah 70.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal
Rp 200 per saham pada harga penawaran sebesar Rp 225 per saham.

Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) (dahulu BEJ) pada
tanggal 5 November 2002 dengan kode perdagangan ARTA.

8
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

b. Penawaran Umum Saham Perusahaan (lanjutan)

Pada tanggal 28 Juni 2005, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif
No. S-1698/PM/2005 dari Ketua BAPEPAM sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas I
(PUT I) dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk
mengeluarkan 145.000.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 200 per saham yang ditawarkan
pada harga Rp 200 per saham sehingga seluruhnya sebesar Rp 29.000.000.000 di mana disertai
dengan penerbitan 101.500.000 Waran Seri I yang melekat dan diberikan secara cuma-cuma.
Adapun setiap pemegang 2 saham Perusahaan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham Perusahaan pada tanggal 11 Juli 2005 berhak atas 1 HMETD untuk membeli 1 saham baru
yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pembelian saham, di mana atas
setiap 10 saham baru yang diterbitkan melekat 7 Waran Seri I.

Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian
saham biasa atas nama dengan nominal Rp 200 per saham pada harga pelaksanaan sebesar
Rp 220 per saham yang dapat dilakukan selama masa berlakunya pelaksanaan waran yaitu mulai
tanggal 13 Januari 2006 sampai dengan tanggal 11 Juli 2008. Setiap pemegang 1 Waran seri I
berhak untuk membeli 1 saham baru. Pemegang Waran Seri I tidak mempunyai hak sebagai
pemegang saham termasuk hak atas dividen selama Waran Seri I tersebut belum dilaksanakan
menjadi saham. Bila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya pelaksanaan
maka Waran Seri I tersebut menjadi kadaluarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku. Pada tanggal
11 Juli 2008 (batas berlakunya masa pelaksanaan Waran Seri I) dan tanggal 31 Desember 2007,
jumlah Waran Seri I yang telah dilaksanakan menjadi saham masing-masing adalah sebanyak
11.674.175 dan 11.464.000 waran.

Seluruh saham hasil PUT I tersebut telah dicatatkan di BEI pada tanggal 13 Juli 2005.

c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
adalah sebagai berikut:

Komisaris Direksi
Komisaris Utama (Independen) : Alex Wilando Direktur Utama : Tjandraskah
Komisaris (Independen) : Franciscus Costan Direktur : Ary Raditya Rucita

Sedangkan susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah
sebagai berikut:

Ketua : Alex Wilando


Anggota : - Meilly V. Parengkuan
- Myrnalia

9
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

c. Dewan Komisaris dan Direksi serta Karyawan (lanjutan)

Jumlah gaji dan kompensasi lainnya yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi
Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebesar Rp 4.442.713.200 dan Rp 3.892.763.200,
masing-masing pada tahun 2008 dan 2007.

Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, jumlah keseluruhan karyawan tetap yang dimiliki oleh
Perusahaan dan Anak Perusahaan masing-masing adalah 83 dan 88 orang (tidak diaudit).

d. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi

Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, Anak Perusahaan yang dikonsolidasi ke dalam
Perusahaan adalah PT Artha Securities Indonesia (PT ASI) yang memiliki lingkup kegiatan usaha
sebagai perusahaan efek. PT ASI berkantor pusat di Jakarta dan memiliki kantor cabang di Medan.

PT ASI memperoleh izin usaha sebagai perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek
berdasarkan Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-01/BL/PEE/2006 tanggal 26 Juli 2006 dan
juga memperoleh perpanjangan fasilitas perdagangan marjin sesuai dengan Surat dari BEI
No. S-05839/BEI.ANG/11-2008 tanggal 10 November 2008. PT ASI terdaftar sebagai anggota dari
BEI (dahulu BEJ) berdasarkan Surat Persetujuan Anggota Bursa No. SPAB243/JATS/BEJ.ANG/11-
2006 tanggal 27 November 2006.

PT ASI memulai kegiatan operasinya secara komersial pada tahun 2006.

Rincian persentase kepemilikan Perusahaan atas saham PT ASI dan jumlah aset PT ASI pada
tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
2008 2007

Persentase kepemilikan 99,99% 99,99%


Jumlah aset 146.723.893.229 229.133.740.291

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia, khususnya PSAK No. 42 tentang “Akuntansi Perusahaan Efek” dan
Peraturan VIII.G.7 yang merupakan Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM No.Kep-06/PM/2000
tanggal 13 Maret 2000 mengenai ”Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang kemudian
diperbaharui dengan Surat Edaran dari Ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002 tanggal
27 Desember 2002 tentang ”Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten
atau Perusahaan Publik”.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi adalah
dasar akrual (accrual basis). Laporan keuangan konsolidasi disajikan berdasarkan nilai historis
(historical cost), kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain
sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun yang bersangkutan.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method)
dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

10
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi (lanjutan)

Sesuai dengan PSAK No. 42, neraca konsolidasi disajikan dengan metode tidak dikelompokkan
(unclassified) sehingga aset dan kewajiban tidak dikelompokkan menjadi elemen lancar dan tidak
lancar.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah
Rupiah.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan
di mana Perusahaan memiliki persentase kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung, di
atas 50%.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antara Perusahaan dan Anak Perusahaan yang
dikonsolidasi telah dieliminasi.

Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas ekuitas pada Anak Perusahaan disajikan
sebagai akun “Hak Pemegang Saham Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang
Dikonsolidasikan“ pada neraca konsolidasi.

Sesuai dengan PSAK No. 40 mengenai “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak


Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”, selisih yang timbul atas perubahan ekuitas pada Anak
Perusahaan yang bukan berasal dari transaksi antar Perusahaan dan Anak Perusahaan disajikan
sebagai bagian dari akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” pada neraca
konsolidasi.

c. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang
mempunyai hubungan istimewa, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 mengenai
“Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa“.

Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi.

d. Kas dan Setara kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan
atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dipergunakan sebagai jaminan atas pinjaman
serta tidak dibatasi penggunaannya.

11
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

e. Portofolio Efek

Investasi pada efek hutang dan ekuitas terdiri dari surat-surat berharga seperti obligasi, saham dan
waran yang terdaftar pada bursa efek, reksadana dan promes. Investasi pada efek hutang dan
ekuitas yang dimiliki oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan dicatat berdasarkan biaya perolehan
dan diklasifikasikan sesuai dengan tujuan perolehannya serta dinilai sebagai berikut:

1) Efek hutang dan ekuitas untuk diperdagangkan (trading) dinyatakan berdasarkan harga pasar.
Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan harga pasar
dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Perdagangan dalam hal ini
menceminkan pembelian dan penjualan yang aktif dan sering dengan tujuan memperoleh
keuntungan atas perbedaan jangka pendek.
2) Efek hutang untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) terbatas pada efek hutang
dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan bunga dan baru dicairkan pada saat jatuh
tempo. Efek hutang tersebut dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi atau
ditambah dengan amortisasi premi atau diskonto. Penurunan nilai secara permanen dilaporkan
dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
3) Efek hutang dan ekuitas yang tersedia untuk dijual (available for sale) dinyatakan berdasarkan
harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan
harga pasar tidak diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan, melainkan
disajikan secara terpisah sebagai komponen ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat realisasi. Efek hutang yang
masuk dalam klasifikasi ini adalah efek yang dimiliki untuk waktu yang tidak ditentukan.
Apabila efek yang diperdagangkan di bursa tidak likuid atau harga pasar yang tersedia tidak dapat
diandalkan atau harga pasar tidak tersedia, maka efek tersebut dinilai berdasarkan nilai wajar yang
ditentukan oleh manajemen. Apabila harga pasar efek yang tercatat di bursa tidak tersedia, maka
efek tersebut dinilai berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai wajar.

f. Transaksi Efek

Transaksi pembelian dan penjualan efek baik untuk nasabah (transaksi perantara pedagang efek)
maupun untuk kepentingan portofolio Perusahaan dan Anak Perusahaan diakui pada saat timbulnya
perikatan atas transaksi tersebut.

Pembelian efek untuk nasabah reguler maupun nasabah marjin dicatat sebagai piutang nasabah
atau piutang marjin dan hutang Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), sedangkan penjualan efek
dicatat sebagai hutang nasabah atau hutang marjin dan piutang LKP.

Pembelian efek untuk kepentingan Perusahaan dan Anak Perusahaan dicatat sebagai persediaan
portofolio efek dan hutang, sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang dan mengurangi
jumlah tercatat portofolio efek serta mengakui keuntungan atau kerugian atas penjualan efek
tersebut.

Pada tanggal penyelesaian, kegagalan untuk menyelesaikan transaksi pembelian efek dicatat
sebagai gagal terima dan disajikan di neraca konsolidasi sebagai kewajiban, sedangkan kegagalan
untuk menyelesaikan transaksi penjualan efek dicatat sebagai gagal serah dan disajikan sebagai
aset.

Penerimaan dana dari nasabah pemilik rekening dalam rangka pembelian efek, pembayaran dan
penerimaan atas transaksi pembelian dan penjualan efek untuk nasabah pemilik rekening dicatat
sebagai rekening nasabah. Saldo dana pada rekening nasabah disajikan di neraca konsolidasi
sebagai kewajiban sedangkan kekurangan dana pada rekening nasabah disajikan sebagai aset.

12
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

g. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil
penelahaan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

h. Transaksi Repo/Reverse Repo

Efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali (repo) diakui sebagai kewajiban repo sebesar
harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi beban bunga yang belum direalisasi. Beban
bunga yang belum direalisasi yang merupakan selisih antara harga jual dan harga pembelian
kembali yang disepakati, diakui sebagai beban sesuai dengan jangka waktu sejak efek dijual hingga
dibeli kembali. Efek yang diserahkan tetap diakui sebagai portofolio efek.

Sedangkan efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) diakui sebagai piutang reverse
repo sebesar harga penjualan kembali yang disepakati dikurangi pendapatan bunga yang belum
direalisasi. Pendapatan bunga yang belum direalisasi yang merupakan selisih antara harga beli dan
harga penjualan kembali yang disepakati, diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu
sejak efek dibeli hingga dijual kembali. Efek yang diterima tidak diakui sebagai portofolio efek.

i. Penyertaan Saham

Penyertaan saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia serta
dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (cost
method) dikurangi penyisihan atas penurunan nilai yang bersifat permanen, jika ada, yang
didasarkan pada perkiraan manajemen.

j. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

k. Aset Tetap

Efektif 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 16 (Revisi
2007) tentang “Aset Tetap” yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) tentang “Aset Tetap dan Aset
Lain-lain” serta PSAK No. 17 (1994) tentang “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK ini,
perusahaan harus memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi
atas aset tetap.

Perusahaan dan Anak Perusahaan telah memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk
pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK ini tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laporan
keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.

13
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

k. Aset Tetap (lanjutan)

Aset tetap, kecuali untuk tanah yang tidak disusutkan, dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah
dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus
(straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan
dengan rincian sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20
Peralatan dan perabot kantor 4–8
Kendaraan 4–8

Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah dan dilakukan penyesuaian
secara prospektif, jika perlu, pada setiap akhir periode laporan keuangan konsolidasi.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat
terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar serta kemungkinan besar menambah
manfaat ekonomis di masa depan, dikapitalisasi. Aset tetap yang dijual, biaya perolehan serta
akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau
rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.

l. Penurunan Nilai Aset

Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset“, Perusahaan dan Anak Perusahaan menelaah
aset untuk menentukan kemungkinan penurunan nilai aset apabila terdapat kejadian atau perubahan
kondisi yang mengindikasikan nilai tercatat aset mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika nilai
tercatat aset melebihi nilai taksiran yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount),
kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Nilai yang dapat
diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai aset.

m. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja Karyawan

Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”, perusahaan-perusahaan
diwajibkan untuk mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian
formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup
imbalan pasca-kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon
pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas. Berdasarkan PSAK ini, perhitungan
estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan
No. 13 Tahun 2003 ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”.

14
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan

Pendapatan dari jasa manajemen investasi dan jasa penasehat keuangan diakui pada saat jasa
diberikan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.

Keuntungan (kerugian) dari perdagangan efek meliputi keuntungan (kerugian) yang timbul dari
penjualan efek dan keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) nilai
wajar dari portofolio efek dalam kelompok untuk diperdagangkan (trading).

Jasa penjaminan emisi dan penjualan efek diakui pada saat aktivitas penjaminan emisi secara
substansial telah selesai dan jumlah pendapatan telah dapat ditentukan.

Pendapatan komisi pedagang perantara efek dan jasa lainnya diakui pada saat tanggal transaksi.

Pendapatan dividen dari portofolio efek diakui pada saat emiten mengumumkan pembayaran dividen
(ex-dividen date).

Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, jumlah pokok dan tingkat bunga/kupon yang berlaku.

Beban

Beban yang timbul sehubungan dengan proses penjaminan emisi diakumulasi dan dibebankan pada
saat pendapatan penjaminan emisi diakui. Dalam hal kegiatan penjaminan emisi tidak diselesaikan
dan emisi efek dibatalkan, maka beban penjaminan emisi tersebut dibebankan pada laporan laba
rugi konsolidasi tahun berjalan.

Beban yang terjadi sehubungan dengan kegiatan manajemen investasi dan penasehat investasi
serta beban lainnya dibebankan pada saat terjadinya (basis akrual).

o. Pajak Penghasilan

Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak (deferred tax method)
untuk menentukan taksiran pajak penghasilan sesuai dengan PSAK No. 46 mengenai
“Akuntansi Pajak Penghasilan“ yang mensyaratkan pengakuan aset dan kewajiban pajak tangguhan
atas pengaruh pajak di masa mendatang yang berasal dari perbedaan temporer (beda waktu) antara
dasar pajak dan dasar pelaporan komersial dari aset dan kewajiban serta atas akumulasi rugi fiskal.
Pengaruh pajak dari beda waktu dan akumulasi rugi fiskal, yang dapat berupa aset ataupun
kewajiban, disajikan dalam jumlah bersih.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan harus diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku
pada saat aset dipulihkan atau kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak)
yang berlaku atau yang secara substantif telah berlaku pada tanggal neraca konsolidasi.

p. Tambahan Modal Disetor - Bersih

Tambahan modal disetor yang berupa agio saham dihitung dari selisih antara jumlah dana yang
diterima dari hasil Penawaran Umum saham Perusahaan kepada masyarakat (lihat Catatan 1b)
dengan nilai nominal saham sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar. Agio saham
tersebut disajikan dalam jumlah bersih yaitu setelah dikurangi dengan biaya emisi saham yang
terjadi sehubungan dengan Penawaran Umum tersebut.

15
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

q. Laba Bersih per Saham

Sesuai dengan PSAK No. 56 tentang “Laba per Saham”, laba bersih per saham dasar dihitung
dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang
beredar pada tahun yang bersangkutan.

Sedangkan laba bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan
dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan ditambah
dengan rata-rata tertimbang jumlah saham berpotensi dilusi yang timbul dari pelaksanaan Waran
Seri I.

r. Informasi Segmen

Sesuai dengan PSAK No. 5 tentang “Pelaporan Segmen”, bentuk primer pelaporan informasi
segmen Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah segmen usaha dan bentuk sekundernya adalah
segmen geografis.

Sebuah segmen usaha adalah kelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang
memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sedangkan
segmen geografis menyediakan jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko
serta pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada di dalam lingkungan
ekonomi lain.

s. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi
jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada
tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode
pelaporan. Realisasi dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.

3. KAS DAN SETARA KAS

Akun ini tediri dari :


2008 2007

Kas 15.000.000 42.291.882


Bank
PT Bank CIMB Niaga Tbk
(dahulu PT Bank Lippo Tbk) 4.479.902.489 35.778.366.530
PT Bank Central Asia Tbk 3.889.212.489 6.737.619.920
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 1.249.353.825 -
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 185.791.703 594.537.131
PT Bank Kesawan Tbk 49.998.230 58.790.946

Sub-jumlah 9.854.258.736 43.169.314.527

16
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

2008 2007

Deposito berjangka
PT Bank CIMB Niaga Tbk
(dahulu PT Bank Lippo Tbk) 31.058.060.274 -
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 10.375.757.949 10.000.000.000
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 8.063.912.329 -
PT Bank Central Asia Tbk 5.005.579.878 -

Sub-jumlah 54.503.310.430 10.000.000.000

Jumlah 64.372.569.166 53.211.606.409

Deposito berjangka di atas memiliki tingkat suku bunga tahunan yang berkisar antara 8,25% hingga 13%
pada tahun 2008 dan antara 7% hingga 8,25% pada tahun 2007.

4. DEPOSITO BERJANGKA

Akun ini seluruhnya merupakan deposito berjangka yang ditempatkan pada PT CIMB Niaga Tbk (dahulu
PT Bank Lippo Tbk) dan digunakan sebagai jaminan kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
(KPEI) sehubungan dengan transaksi efek melalui KPEI. Tingkat suku bunga tahunan untuk deposito
berjangka tersebut adalah 12% pada tahun 2008 dan 6,75% pada tahun 2007.

5. PORTOFOLIO EFEK

Akun ini terdiri dari:


2008 2007

Pihak ketiga
Diperdagangkan - Efek ekuitas
PT Jakarta International Hotel &
Development Tbk 2.000.000.000 1.640.000.000
Diperdagangkan - Efek hutang
Kredit Asia Finance, Ltd., Hongkong 5.000.000.000 5.000.000.000
WOM Finance III Seri B tahun 2006 1.000.000.000 1.000.000.000

8.000.000.000 7.640.000.000
Penyisihan kenaikan (penurunan) nilai yang
belum direalisasi atas efek diperdagangkan (1.560.000.000 ) 360.000.000

Sub-Jumlah 6.440.000.000 8.000.000.000

17
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5. PORTOFOLIO EFEK (Lanjutan)


2008 2007

Pihak hubungan istimewa


Efek ekuitas tersedia untuk dijual
PT Trust Finance Indonesia Tbk 27.346.050.000 27.346.050.000

Penyisihan kenaikan nilai yang belum


direalisasi atas efek yang tersedia untuk dijual 3.027.350.000 3.027.350.000

Sub-Jumlah 30.373.400.000 30.373.400.000

Jumlah 36.813.400.000 38.373.400.000

Portofolio efek untuk diperdagangkan

Portofolio efek hutang yang diperdagangkan yang dimiliki oleh Anak Perusahaan terdiri dari:
- Obligasi WOM Finance III Seri B tahun 2006 dengan kupon 15,15% per tahun yang akan dibayarkan
secara kwartalan serta akan jatuh tempo pada tanggal 7 Juni 2009. Berdasarkan penilaian yang
diterbitkan oleh PT Pemeringkat Efek indonesia (Pefindo), obligasi tersebut pada tanggal
31 Desember 2008 memiliki peringkat id A-. Pendapatan kupon dari Obligasi tersebut dicatat
sebagai bagian dari akun “Pendapatan dari Instrumen Pendapatan Tetap” pada laporan laba rugi
konsolidasi (lihat Catatan 28).
- Surat sanggup (promissory note) yang dikeluarkan oleh Kredit Asia Finance Limited yang
berkedudukan di Hongkong senilai Rp 5.000.000.000. Surat sanggup ini telah beberapa kali
diterbitkan kembali, terakhir dengan Surat No. KR 001/10/2008 tanggal 8 Oktober 2008 di mana
tanggal jatuh tempo surat sanggup tersebut ditetapkan pada tanggal 8 Februari 2009. Surat sanggup
ini memiliki tingkat bunga sebesar 18% per tahun masing-masing untuk pada 2008 dan 2007.
Pendapatan bunga yang diterima dari Surat Sanggup tersebut dicatat sebagai bagian dari akun
”Pendapatan Bunga” pada laporan laba rugi konsolidasi (lihat Catatan 25).

Di samping itu, Anak Perusahaan juga memiliki portofolio efek ekuitas dalam bentuk saham PT Jakarta
International Hotel & Development Tbk (JIHD) sebanyak 2.000.000 lembar saham.

Portofolio efek tersedia untuk dijual


Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, portofolio efek ekuitas tersedia untuk dijual meliputi saham
PT Trust Finance Indonesia Tbk (TRUS) sebanyak 79.930.000 lembar. Salah seorang Direksi dari TRUS
memiliki hubungan afiliasi dengan Direktur Anak Perusahaan, sehingga portofolio ini dikelompokkan
sebagai portofolio efek yang ditempatkan pada pihak hubungan istimewa.

18
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. PIUTANG MARJIN - PIHAK KETIGA

Akun ini merupakan saldo piutang dari dana nasabah sehubungan dengan transaksi marjin yang
dilakukan melalui Anak Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:

2008 2007

Saldo masing-masing di bawah 5% dari jumlah


piutang marjin 12.546.063.197 24.323.665.638
Saldo masing-masing lebih atau sama dengan 5%
dari jumlah piutang marjin. 20.266.553.835 27.033.987.880

Jumlah 32.812.617.032 51.357.653.518

Anak Perusahaan memberikan pembiayaan transaksi marjin dengan jaminan nasabah. Jaminan piutang
marjin tersebut pada umumnya berupa saham nasabah.

Manajemen tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
karena berkeyakinan bahwa piutang marjin tersebut dapat tertagih seluruhnya dan jumlah jaminan dari
nasabah tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul akibat tidak tertagihnya
piutang marjin.

7. PIUTANG DAN HUTANG LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

Piutanq Lembaqa Klirinq dan Penjaminan

Akun ini merupakan tagihan dari PT KPEI sehubungan dengan transaksi jual efek di bursa.

Hutanq Lembaqa Klirinq dan Penjaminan

Akun ini merupakan kewajiban kepada KPEI yang timbul dari transaksi beli efek di bursa yang
penyelesaiannya dilakukan melalui KPEI.

8. PIUTANG PERUSAHAAN EFEK

Pada tanggal 31 Desember 2008, akun ini seluruhnya merupakan piutang dari PT Indo Premier
Securities atas transaksi efek melalui pasar negosiasi.

Manajemen tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu karena berkeyakinan bahwa piutang
perusahaan efek tersebut dapat tertagih seluruhnya dan kemungkinan kerugian yang timbul dari tidak
tertagihnya piutang tersebut (jika ada) tidak signifikan.

19
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9. PIUTANG NASABAH - PIHAK KETIGA

Akun ini merupakan piutang yang timbul dari transaksi perdagangan efek dengan rincian sebagai
berikut:
2008 2007

Saldo masing-masing di bawah 5% dari jumlah


piutang nasabah 3.898.187.629 21.374.511.389
Saldo masing-masing lebih atau sama dengan 5%
dari jumlah piutang nasabah 9.291.292.793 11.415.169.087

Jumlah 13.189.480.422 32.789.680.476

Manajemen tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007
karena berkeyakinan bahwa piutang nasabah tersebut dapat tertagih seluruhnya.

10. EFEK DIBELI DENGAN JANJI JUAL KEMBALI

Anak Perusahaan melakukan transaksi pembelian efek dengan janji jual kembali dengan pihak-pihak
tertentu atas efek ekuitas yang diperdagangkan di bursa. Efek ekuitas yang dibeli dengan janji jual
kembali tersebut diakui sebagai piutang. Selisih antara harga beli dengan harga jual kembali yang
disepakati oleh Anak Perusahaan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.

Adapun rincian dari efek dibeli dengan janji jual kembali untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

2008

Harga Jual Tanggal Tanggal Jatuh


Nama Penjual Nama Saham Harga Beli Kembali Perjanjian Tempo

Teddy Tanoto PT Gema Grahasarana Tbk 560.000.000 568.866.667 10-Des-08 09-Jan-09


PT Trust Finance Indonesia Tbk 400.000.000 406.333.334 10-Des-08 09-Jan-09

Sukitno
Tanurahardja PT Bank Artha Graha
International Tbk 370.000.000 375.858.334 10-Des-08 09-Jan-09

Michael Halim PT Gema Grahasarana Tbk 310.000.000 314.908.334 10-Des-08 09-Jan-09

Kustiyah PT Gema Grahasarana Tbk 310.000.000 314.908.334 10-Des-08 09-Jan-09

Sub-Jumlah 1.950.000.000 1.980.875.003


Dikurangi bunga yang belum direalisasikan 8.233.351

Jumlah 1.972.641.652

20
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10. EFEK DIBELI DENGAN JANJI JUAL KEMBALI (lanjutan)


2007

Harga Jual Tanggal Tanggal Jatuh


Nama Penjual Nama Saham Harga Beli Kembali Perjanjian Tempo

Teddy Tanoto PT Trust Finance Indonesia Tbk 400.000.000 406.333.315 10-Des-07 09-Jan-08
PT Gema Grahasarana Tbk 560.000.000 568.866.667 10-Des-07 09-Jan-08

Soehendro
Wongso Diarjo PT Gema Grahasarana Tbk 370.000.000 375.858.334 10-Des-07 09-Jan-08

Michael Halim PT Gema Grahasarana Tbk 310.000.000 314.908.334 10-Des-07 09-Jan-08

Kustiyah PT Gema Grahasarana Tbk 310.000.000 314.908.334 10-Des-07 09-Jan-08

Suharni PT Bank Artha Graha 3.500.000.000 3.570.000.000 05-Des-07 14-Jan-08


International Tbk
Sukitno
Tanurahardja PT Bank Artha Graha 3.500.000.000 3.570.000.000 05-Des-07 14-Jan-08
International Tbk

Tini PT Bank Artha Graha 2.500.000.000 2.550.000.000 05-Des-07 14-Jan-08


International Tbk

Sub-Jumlah 11.450.000.000 11.670.874.984


Dikurangi bunga yang belum direalisasikan 69.983.342

Jumlah 11.600.891.642

Transaksi ini dijamin dengan efek yang dibeli tersebut dan, dalam basis harian, Anak Perusahaan
melakukan peninjauan terhadap harga pasar efek yang dijaminkan untuk melihat kemungkinan
diperlukannya tambahan jaminan.

11. PIUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari:


2008 2007

Piutang bunga 312.743.334 90.146.355


Pinjaman karyawan 3.200.000 2.200.000

Jumlah 315.943.334 92.346.355

Piutang bunga pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, terutama terdiri dari bunga yang masih harus
diterima atas Obligasi WOM Finance III Seri B tahun 2006 dan bunga Surat Sanggup dari Kredit Asia
Finance, Ltd (lihat Catatan 5).

Sedangkan pinjaman karyawan merupakan piutang yang bersifat jangka pendek, tanpa jaminan dan
tidak dikenakan bunga di mana pelunasannya dilakukan pemotongan gaji tiap bulan.

21
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. PENYERTAAN SAHAM

Akun ini seluruhnya merupakan penyertaan saham pada BEI sebagai salah satu persyaratan bagi Anak
Perusahaan sebagai anggota bursa. Anak Perusahaan memiliki penyertaan di BEI sebanyak satu (1)
saham.

13. ASET TETAP

Rincian dan mutasi aset tetap adalah sebagai berikut:

2008
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Tanah 1.515.442.500 - - 1.515.442.500
Bangunan 7.826.371.161 - - 7.826.371.161
Peralatan dan perabot kantor 2.942.975.818 335.134.917 18.620.897 3.259.489.838
Kendaraan 2.874.110.000 490.000.000 196.570.000 3.167.540.000
Jumlah Biaya Perolehan 15.158.899.479 825.134.917 215.190.897 15.768.843.499

Akumulasi Penyusutan
Bangunan 456.538.316 391.318.558 - 847.856.874
Peralatan dan perabot kantor 843.832.711 749.628.224 8.417.973 1.585.042.962
Kendaraan 455.574.792 385.092.291 43.915.208 796.751.875

Jumlah Akumulasi Penyusutan 1.755.945.819 1.526.039.073 52.333.181 3.229.651.711

Nilai Buku 13.402.953.660 12.539.191.788

2007
Penambahan / Pengurangan/
Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Tanah 1.515.442.500 - - 1.515.442.500
Bangunan 7.826.371.161 - - 7.826.371.161
Prasarana bangunan sewa 660.720.300 - 660.720.300 -
Peralatan dan perabot kantor 3.206.474.406 357.732.656 621.231.244 2.942.975.818
Kendaraan 2.538.000.000 387.810.000 51.700.000 2.874.110.000

Jumlah Biaya Perolehan 15.747.008.367 745.542.656 1.333.651.544 15.158.899.479

Akumulasi Penyusutan
Bangunan 65.219.759 391.318.557 - 456.538.316
Prasarana bangunan sewa 660.720.300 - 660.720.300 -
Peralatan dan perabot kantor 782.829.249 665.354.409 604.350.947 843.832.711
Kendaraan 111.204.166 348.140.418 3.769.792 455.574.792

Jumlah Akumulasi Penyusutan 1.619.973.474 1.404.813.384 1.268.841.039 1.755.945.819

Nilai Buku 14.127.034.893 13.402.953.660

22
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13. ASET TETAP (lanjutan)

Beban penyusutan untuk tahun 2008 dan 2007 masing-masing adalah sebesar Rp 1.526.039.073 dan
Rp 1.404.813.382.

Rincian penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:

2008 2007

Harga jual 158.700.000 97.470.400


Nilai buku 162.857.716 64.810.512

Laba (rugi) penjualan aset tetap (4.157.716 ) 32.659.888

Pada tanggal 31 Desember 2008, kendaraan dan bangunan milik Anak Perusahaan telah diasuransikan
melalui PT Arthagraha General Insurance atas risiko kebakaran, risiko huru-hara dan risiko lainnya
dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 1.553.000.000 dan Rp 6.600.000.000.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan
kerugian yang timbul atas aset tetap.

Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, berdasarkan penelaahan manajemen, tidak terdapat indikasi
penurunan nilai aset tetap sehingga tidak dilakukan penyisihan penurunan nilai aset tetap.

14. ASET LAINNYA

Akun ini terdiri dari:


2008 2007

Uang jaminan 405.453.000 351.960.000


Biaya dibayar di muka 121.201.823 204.320.164
Uang muka - 2.000.000

Jumlah 526.654.823 558.280.164

Uang jaminan sebagian besar meliputi dana cadangan dalam bentuk deposito yang telah ditentukan
penggunaanya (lihat Catatan 23), jaminan telepon dan jaminan sewa. Sedangkan biaya dibayar di muka
meliputi antara lain asuransi, sewa dan service charge.

15. HUTANG NASABAH - PIHAK KETIGA

Akun ini merupakan kewajiban yang timbul dari transaksi perdagangan efek dengan rincian sebagai
berikut:
2008 2007

Saldo masing-masing di bawah 5% dari jumlah


hutang nasabah 4.677.757.538 24.199.909.947
Saldo masing-masing lebih atau sama dengan 5%
dari jumlah hutang nasabah 5.489.576.544 18.529.549.775

Jumlah 10.167.334.082 42.729.459.722

23
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16. HUTANG MARJIN - PIHAK KETIGA

Akun ini merupakan kewajiban yang timbul sehubungan dengan transaksi marjin yang dilakukan oleh
nasabah melalui Anak Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:

2008 2007
Saldo masing-masing di bawah 5% dari jumlah
hutang marjin 6.896.267.796 13.797.156.760
Saldo masing-masing lebih atau sama dengan 5%
dari jumlah hutang marjin 13.011.774.945 28.532.524.803

Jumlah 19.908.042.741 42.329.681.563

17. PERPAJAKAN

a. Pajak Dibayar di Muka

Akun ini terdiri dari :


2008 2007

Perusahaan
Pajak pertambahan nilai 28.401.766 18.664.276
Anak Perusahaan
Pajak penghasilan Pasal 23
Tahun 2006 - 314.325.001
Tahun 2005 - 53.674.999

- 368.000.000

Jumlah 28.401.766 386.664.276

b. Hutang Pajak

Akun ini terdiri dari :


2008 2007

Perusahaan
Pajak Penghasilan
Pasal 21 2.076.942 2.153.884
Pasal 23 212.042 740.070

Sub-jumlah 2.288.984 2.893.954

24
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Hutang Pajak (lanjutan)

2008 2007

Anak Perusahaan
Pajak Penghasilan
Pasal 21 798.583.045 644.571.790
Pasal 23 1.570.501 1.060.066
Pasal 25 127.995.168 -
Pasal 29 1.803.968 1.088.018.621
Pasal 4 Ayat 2 - 400.000
Pajak final - transaksi obligasi - 1.935.833
Pajak pertambahan nilai 58.131.270 76.495.159

Sub-jumlah 988.083.952 1.812.481.469

Jumlah 990.372.936 1.815.375.423

c. Beban Pajak Penghasilan Badan

Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan menurut laporan laba rugi
konsolidasi dengan taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
2008 2007

Laba sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan


menurut laporan laba rugi konsolidasi 6.055.457.576 7.330.894.610
Dikurangi laba Anak Perusahaan sebelum
manfaat (beban) pajak penghasilan (4.322.907.349 ) (7.291.654.452)

Laba sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan


- Perusahaan 1.732.550.227 39.240.158

Beda permanen:
Gaji dan tunjangan 156.777.600 156.777.600
Pajak dan perijinan 76.782.263 88.430.760
Honorarium tenaga ahli 35.544.502 53.140.325
Iklan dan promosi 22.374.974 44.162.551
Alat tulis kantor 15.695.000 20.260.000
Jamuan dan sumbangan 5.542.000 13.650.000
Jaminan sosial tenaga kerja 5.328.000 5.328.000
Administrasi bank 2.192.000 2.718.000
Biaya pendidikan 300.000 -
Beban lain-lain 100 1.697.115

25
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Beban Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)


2008 2007

Penghasilan yang telah dikenakan pajak final


Jasa giro (547.048.566 ) (226.386.023)
Deposito berjangka (1.506.038.100 ) (98.437.638)
Keuntungan yang telah direalisasi
dari penjualan efek - (100.580.848)

Taksiran penghasilan kena pajak - Perusahaan - -

Perhitungan beban pajak penghasilan kini dan taksiran hutang pajak penghasilan Pasal 29 adalah
sebagai berikut:

2008 2007

Taksiran penghasilan kena pajak (dibulatkan)


Perusahaan - -
Anak Perusahaan 4.363.503.000 3.721.026.000
Beban pajak penghasilan kini:
Perusahaan - -
Anak Perusahaan 1.291.550.900 1.098.807.800

Jumlah beban pajak penghasilan kini 1.291.550.900 1.098.807.800

Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka:


Pasal 23 9.795.252 10.789.179
Pasal 25 1.279.951.680 -

Jumlah 1.289.746.932 10.789.179

Taksiran hutang pajak penghasilan


Pasal 29- Anak Perusahaan 1.803.968 1.088.018.621

Pada tanggal 3 Maret 2008, Anak Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB) No. 00044/406/06/054/08 dari Direktorat Jendral Pajak. Berdasarkan SKPLB tersebut rugi
fiskal tahun 2006 telah dikoreksi dan restitusi untuk tagihan pajak penghasilan Pasal 23 telah
disetujui.

d. Pajak Tangguhan

Pada tanggal 2 September 2008, Pemerintah telah mengesahkan perubahan terhadap Undang-
undang Pajak Penghasilan yang mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 2009 di mana ditetapkan
bahwa tarif pajak penghasilan badan menjadi tarif tunggal sebesar 28% untuk tahun 2009 dan
diturunkan kembali menjadi 25% terhitung sejak tahun 2010.

Sehubungan dengan itu, sesuai dengan PSAK No. 46 tentang ”Akuntansi Pajak Penghasilan”, aset
dan kewajiban pajak tangguhan tanggal 31 Desember 2008 diukur dengan menggunakan tarif pajak
yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau kewajiban dilunasi, yaitu dengan tarif pajak yang
telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal neraca konsolidasi.

26
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

d. Pajak Tangguhan (lanjutan)

Rincian perhitungan aset dan kewajiban pajak tangguhan atas beda waktu antara pelaporan
komersial dan fiskal pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut :

2008
` Manfaat Pengaruh
(Beban) Pajak Perubahan
Tangguhan Tarif
Saldo Awal Tahun Berjalan Pajak Saldo Akhir
Anak Perusahaan
Kewajiban diestimasi atas
imbalan kerja
karyawan 141.397.719 90.196.004 (38.598.954) 192.994.769
Aset tetap (322.933.836) (46.342.407) 64.704.203 (304.572.040)
Portofolio efek
-diperdagangkan (108.000.000) 108.000.000 - -
Aset (kewajiban) pajak
tangguhan - bersih (289.536.117) 151.853.596 26.105.250 (111.577.271)

2007

Manfaat (Beban)
Pajak Tangguhan
Saldo Awal Tahun berjalan Saldo Akhir

Anak Perusahaan
Kewajiban diestimasi atas
imbalan kerja
karyawan 50.290.017 91.107.702 141.397.719
Akumulasi rugi fiskal 505.146.387 (505.146.387 ) -
Aset tetap (89.025.263) (233.908.573 ) (322.933.836)
Portofolio efek
-diperdagangkan - (108.000.000 ) (108.000.000)

Aset (kewajiban) pajak


tangguhan - bersih 466.411.141 (755.947.258 ) (289.536.117)

18. HUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari :


2008 2007

Pajak transaksi penjualan nasabah (lihat Catatan 44) 223.611.075 431.586.562


Levy nasabah 144.441.750 271.041.266
Levy KPEI 42.797.412 79.635.801
Lain-lain 11.000.000 11.440.317

Jumlah 421.850.237 793.703.946

27
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari beban yang masih harus dibayar atas:
2008 2007

Gaji dan tunjangan 1.487.853.386 1.042.124.135


Telepon, listrik dan air 46.201.939 45.074.858
Kustodian 6.681.595 7.225.977
Lain-lain 301.062.229 157.847.788

Jumlah 1.841.799.149 1.252.272.758

20. KEWAJIBAN DIESTIMASI ATAS IMBALAN KERJA KARYAWAN

Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, Anak Perusahaan mencatat kewajiban diestimasi atas
imbalan kerja karyawan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh PT Bumi Dharma Aktuaria,
aktuaris independen, yang dalam laporannya masing-masing bertanggal 22 Januari 2009 dan
15 Januari 2008 dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit” dan asumsi-asumsi utama
sebagai berikut :

2008 2007

Umur pensiun normal 55 tahun 55 tahun


Kenaikan gaji 8 % per tahun 8 % per tahun
Tingkat bunga diskonto 12 % per tahun 10 % per tahun

Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang diakui dalam neraca konsolidasi adalah sebagai
berikut:

2008 2007

Kewajiban kini 769.018.130 486.185.048


Koreksi aktuarial yang belum diakui 2.960.945 (14.859.318)

Nilai bersih kewajiban yang diakui


dalam neraca konsolidasi 771.979.075 471.325.730

Beban diestimasi atas imbalan kerja karyawan yang diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi adalah:

2008 2007

Biaya jasa kini 242.311.139 287.038.744


Biaya bunga 58.342.206 16.653.597

Jumlah 300.653.345 303.692.341

28
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21. MODAL SAHAM

Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 berdasarkan Daftar
Pemegang Saham yang diterbitkan oleh PT Adimitra Transferindo, Biro Admnistrasi Efek, adalah
sebagai berikut:

2008

Jumlah
Saham Ditempatkan Persentase
dan Disetor Penuh Pemilikan
Pemegang Saham (lembar) (%) Jumlah

PT Artha Perdana Investama 239.250.000 53,56 47.850.000.000


Masyarakat (masing-masing
kurang dari 5%) 207.424.175 46,44 41.484.835.000

Jumlah 446.674.175 100,00 89.334.835.000

2007

Jumlah
Saham Ditempatkan Persentase
dan Disetor Penuh Pemilikan
Pemegang Saham (lembar) (%) Jumlah

PT Artha Perdana Investama 239.250.000 53,59 47.850.000.000


Masyarakat (masing-masing
kurang dari 5%) 207.214.000 46,41 41.442.800.000

Jumlah 446.464.000 100,00 89.292.800.000

22. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:


2008 2007

Agio saham yang berasal dari


Penawaran Umum Perdana 1.750.000.000 1.750.000.000
Pelaksanaan Waran Seri I
(lihat Catatan 1a dan 1b) 233.483.500 229.280.000
Biaya emisi saham (1.266.590.737 ) (1.266.590.737)

Jumlah 716.892.763 712.689.263

29
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23. SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA

Akun ini merupakan pembentukan dana cadangan yang berasal dari saldo laba dan telah disetujui oleh
para pemegang saham dalam RUPS Tahunan. Rincian dan mutasi dana cadangan tersebut adalah
sebagai berikut:

2008 2007

Saldo awal 300.000.000 300.000.000


Pembentukan dana cadangan dalam RUPS
Tahunan 2008 sesuai dengan Akta Notaris
Leolin Jayayanti, S.H., No. 12 tanggal 18 Juni 2008 50.000.000 -

Jumlah 350.000.000 300.000.000

Pembentukan dana cadangan tersebut guna memenuhi ketentuan yang diatur dalam Undang-undang
No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 40
tahun 2007.

Seluruh dana cadangan tersebut ditempatkan sebagai deposito berjangka pada PT Bank CIMB
Niaga Tbk (dahulu PT Bank Lippo Tbk) dengan tingkat suku bunga tahunan yang berkisar antara 7%
hingga 8,25% pada tahun 2008 dan antara 5,5% hingga 6,5% pada tahun 2007.

24. KOMISI PERANTARA PEDAGANG EFEK

Akun ini merupakan komisi yang diperoleh dari aktivitas Anak Perusahaan sebagai perantara pedagang
efek ekuitas. Adapun besaran komisi untuk transaksi penjualan efek berkisar antara 0,25% hingga
0,40% dan untuk transaksi pembelian efek berkisar antara 0,15% hingga 0,30% yang dihitung dari nilai
transaksi (termasuk biaya transaksi bursa dan pajak). Jumlah komisi perantara pedagang efek untuk
tahun 2008 dan 2007 masing-masing adalah sebesar Rp 12.171.832.139 dan Rp 12.590.515.208.

25. PENDAPATAN BUNGA

Rincian pendapatan bunga adalah sebagai berikut:

2008 2007

Fasilitas transaksi marjin 5.320.722.885 2.640.920.817


Reverse repo 471.674.995 2.190.391.222
Surat sanggup (lihat Catatan 5) 915.000.000 912.500.000

Jumlah 6.707.397.880 5.743.812.039

Pendapatan bunga atas fasilitas transaksi marjin merupakan pendapatan yang diperoleh dari nasabah
marjin Anak Perusahaan yang melakukan transaksi jual beli saham melalui bursa. Untuk transaksi
tersebut, nasabah diharuskan untuk melunasi seluruh transaksinya dalam waktu 3 hari setelah tanggal
transaksi (T+3). Namun, berdasarkan perjanjian, Anak Perusahaan memberikan perpanjangan tenggang
waktu pelunasan sampai dengan 90 hari. Selama periode tenggang waktu tersebut, Anak Perusahaan
mengenakan bunga yang berkisar antara 18% hingga 19% per tahun dari jumlah nominal transaksi.

30
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25. PENDAPATAN BUNGA (Lanjutan)

Pendapatan bunga reverse repo merupakan pendapatan bunga yang diperoleh dari transaksi efek dibeli
dengan janji jual kembali setelah dikurangi dengan beban bunga yang dikenakan atas transaksi efek
dijual dengan janji beli kembali (repo).

26. JASA PENASEHAT KEUANGAN

Pendapatan ini merupakan komisi atas jasa Anak Perusahaan sebagai penasehat keuangan kepada
beberapa perusahaan. Pada tahun 2008 dan 2007, jumlah pendapatan yang berasal dari jasa penasehat
keuangan ini masing-masing adalah sebesar Rp 181.000.000 dan Rp 260.000.000.

27. JASA ARRANGER

Akun ini merupakan pendapatan Anak Perusahaan yang berasal dari komisi atas jasa perantara dari
promissory notes. Pada tahun 2008 dan 2007, pendapatan dari jasa arranger masing-masing adalah
sebesar Rp 158.658.000 dan Rp 683.046.364.

28. PENDAPATAN DARI INSTRUMEN PENDAPATAN TETAP

Pendapatan dari instrumen pendapatan tetap yang diperoleh Anak Perusahaan berasal dari keuntungan
pembelian dan penjualan portofolio obligasi serta dari kupon obligasi.

Jumlah pendapatan tersebut masing-masing adalah sebesar Rp 121.200.000 untuk tahun 2008 dan
Rp 267.391.901 untuk tahun 2007. Pendapatan tersebut seluruhnya berasal dari saldo portofolio obligasi
pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 yang masing-masing adalah sebesar Rp 1.000.000.000 (lihat
Catatan 5).

29. JASA PENJAMINAN EMISI DAN PENJUALAN EFEK

Jasa penjaminan dan penjualan efek adalah imbal jasa yang diterima oleh Anak Perusahaan sebagai
penjamin emisi untuk penawaran umum saham dan obligasi. Pada tahun 2008 dan 2007, pendapatan
dari jasa penjaminan dan penjualan efek ini masing-masing adalah sebesar Rp 1.620.000 dan
Rp 19.966.147.

30. KEUNTUNGAN (KERUGIAN) DARI PERDAGANGAN EFEK - BERSIH

Akun ini merupakan keuntungan (kerugian) bersih dari transaksi perdagangan efek ekuitas setelah
ditambah (dikurangi) dengan keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi sehubungan kenaikan
(penurunan) nilai efek.

31
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31. GAJI DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:

2008 2007

Gaji 6.548.465.386 5.184.470.380


Uang makan 2.972.557.529 2.918.502.874
Tunjangan hari raya 1.684.181.306 1.788.313.772
Jaminan sosial tenaga kerja 22.660.020 25.750.494
Pesangon 6.000.000 -

Jumlah 11.233.864.241 9.917.037.520

32. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:


2008 2007

Transaksi efek 633.254.420 367.559.538


Jamuan dan sumbangan 416.837.255 203.057.011
Alat tulis kantor dan cetakan 303.766.713 246.879.955
Beban diestimasi atas imbalan kerja karyawan
(lihat Catatan 20) 300.653.345 303.692.341
Listrik dan air 263.494.083 234.161.005
Pengurusan dan perijinan 164.366.263 230.387.560
Transportasi 156.001.784 109.651.964
Jaminan hari tua 155.263.100 176.438.570
Honorarium tenaga ahli 98.044.503 116.140.325
Perbaikan dan pemeliharaan 72.780.141 98.223.406
Asuransi 41.702.459 32.726.506
Pajak bumi dan bangunan 16.341.920 16.341.920
Pendidikan dan pelatihan 3.000.000 9.750.000

Jumlah 2.625.505.986 2.145.010.101

33. BEBAN TELEKOMUNIKASI

Rincian beban telekomunikasi adalah sebagai berikut:


2008 2007

Telepon 305.079.531 403.257.544


Internet 120.063.332 104.502.794
Pengiriman dan dokumen 37.443.250 26.908.600
Jumlah 462.586.113 534.668.938

32
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34. BEBAN SEWA

Akun ini sebagian besar berkaitan dengan sewa bangunan kantor cabang dan sewa lainnya dengan
rincian sebagai berikut:
2008 2007

Service charge 97.006.515 86.705.998


Sewa 80.948.999 75.503.998

Jumlah 177.955.514 162.209.996

35. BEBAN KUSTODIAN

Rincian beban kustodian adalah sebagai berikut:


2008 2007

Penitipan (safe keeping fee) 66.038.908 54.602.176


Penyimpanan (arsip dokumen) 4.800.000 5.305.000

Jumlah 70.838.908 59.907.176

36. BEBAN IKLAN DAN PROMOSI

Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, akun ini seluruhnya merupakan biaya iklan dan promosi.

37. PENGHASILAN BUNGA

Rincian penghasilan bunga adalah sebagai berikut:


2008 2007

Jasa giro - bersih 1.234.968.654 1.073.892.471


Deposito berjangka 1.775.351.295 201.969.457

Jumlah 3.010.319.949 1.275.861.928

38. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN

Rincian beban bunga dan keuangan adalah sebagai berikut:


2008 2007

Provisi bank 116.847.821 134.837.113


Administrasi bank 69.471.102 65.106.000

Jumlah 186.318.923 199.943.113

33
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN - BERSIH

Penghasilan (beban) lain-lain – bersih terdiri dari antara lain penghasilan denda atas keterlambatan
pembayaran, beban rumah tangga dan laba penjualan aset tetap.

40. MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN (MKBD)

Anak Perusahaan berkewajiban memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD)
berdasarkan Peraturan No. V.D.5, lampiran dari Keputusan BAPEPAM No. KEP-20/PM/2003 tanggal
8 Mei 2003 tentang “Pemeliharaan dan Pelaporan MKBD“. Berdasarkan peraturan tersebut, modal kerja
bersih yaitu selisih antara aset lancar yang memenuhi persyaratan dan jumlah kewajiban (setelah
dikurangi hutang hubungan istimewa dan hutang yang jatuh tempo dalam waktu dua tahun atau lebih),
tidak boleh kurang dari Rp 25.200.000.000.

Pada tanggal 30 Desember 2008 dan 28 Desember 2007, Anak Perusahaan memiliki MKBD di atas
ketentuan yang ditetapkan oleh peraturan tersebut.

41. LABA BERSIH PER SAHAM

Rincian perhitungan laba bersih per saham adalah sebagai berikut:

2008 2007

Jumlah laba bersih untuk tujuan perhitungan


laba bersih per saham dasar dan dilusian 4.941.377.841 5.475.458.388

Jumlah rata-rata tertimbang saham


Dasar 446.564.191 445.484.222

Dilusian 446.564.191 536.500.000


Laba bersih per saham
Dasar 11,07 12,29

Dilusian 11,07 10,21

34
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42. INFORMASI SEGMEN

Informasi segmen berdasarkan usaha tidak disajikan karena Perusahaan dan Anak Perusahaan hanya
memliki satu bidang usaha. Informasi segmen berikut disajikan berdasarkan wilayah geografis operasi
Anak Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:

2008

Pendapatan
Usaha Beban Usaha Laba Usaha

Jakarta (Kantor Pusat) 17.651.664.930 15.180.797.605 2.470.867.325


Medan (Cabang) 1.218.683.431 947.883.841 270.799.590

Jumlah 18.870.348.361 16.128.681.446 2.741.666.915

2007

Pendapatan
Usaha Beban Usaha Laba Usaha

Jakarta (Kantor Pusat) 19.102.559.351 13.416.778.335 5.685.781.016


Medan (Cabang) 1.117.045.916 875.150.768 241.895.148

Jumlah 20.219.605.267 14.291.929.103 5.927.676.164

43. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Sepanjang tahun 2006 dan 2008, IAI telah menerbitkan beberapa revisi PSAK. Standar akuntansi yang
diperkirakan akan mempengaruhi kebijakan akuntansi Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah:

a. PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang
menetapkan prinsip penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan sebagai kewajiban atau
ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan. Pernyataan ini berlaku terhadap
klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan,
dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dalam suku bunga, dividen, kerugian dan
keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus.
PSAK No. 50 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”,
yang dikeluarkan pada tahun 1998. Pernyataan ini berlaku secara prospektif untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009. Pada tanggal 30 Desember 2008, IAI
mengumumkan penundaan pemberlakuan revisi PSAK ini hingga pada atau setelah tanggal
1 Januari 2010.

b. PSAK No. 55 (Revisi 2006), tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang
mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan,
dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. PSAK No. 55 (Revisi 2006) ini
menggantikan PSAK No. 55, “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, yang
dikeluarkan tahun 1999. Pernyataan ini berlaku secara prospektif untuk periode yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2009. Pada tanggal 30 Desember 2008, IAI mengumumkan
penundaan pemberlakuan revisi PSAK ini hingga pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010.

35
PT ARTHAVEST Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008 Dan 2007
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI (lanjutan)

c. PSAK No. 14 (Revisi 2008) tentang “Persediaan” mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan,
dan menggantikan PSAK No. 14 (1994). PSAK revisi ini menyediakan panduan dalam menentukan
biaya persediaan dan pengakuan selanjutnya sebagai beban, termasuk setiap penurunan menjadi
nilai realisasi neto, dan juga memberikan panduan rumus biaya yang digunakan untuk menentukan
biaya persediaan. Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2009.

Saat ini manajemen tengah menganalisis dampak revisi PSAK tersebut terhadap kebijakan akuntansi
Perusahaan dan Anak Perusahaan serta belum dapat menentukan dampaknya terhadap laporan
keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

44. REKLASIFIKASI AKUN

Akun hutang pajak kepada BEI atas pajak transaksi penjualan nasabah dalam laporan keuangan
konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 telah direklasifikasi agar
sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2008 dengan rincian sebagai berikut:

Akun Sebelum Akun Setelah


Reklasifikasi Reklasifikasi Jumlah Alasan

Hutang pajak Hutang lain-lain Rp 431.586.562 Untuk mencerminkan


(lihat Catatan 18) sifat transaksi yang
sebenarnya

45. TANGGUNG JAWAB ATAS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab terhadap penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini
yang diselesaikan pada tanggal 16 Maret 2009.

36

Anda mungkin juga menyukai