Sistem Informasi Spasial Kawasan Sungai
Sistem Informasi Spasial Kawasan Sungai
KATA PENGANTAR
Modul Sistem Informasi Spasial Kawasan Sungai ini merupakan salah satu bahan
ajar bidang Pengelolaan Ruang Sungai di DUWRMT.
Modul ini menjelaskan secara umum mengenai cara penyediaan informasi hasil
penginderaan jauh secara garis besar dan cara menginterpretasikannya,
memberikan penjelasan mengenai informasi spasial dan non spasial, arti dan
memberikan penjelasan fungsi kawasan sungai dan aplikasi informasi spasial
untuk pengelolaan kawasan sungai. Setelah selesainya pelatihan ini peserta akan
mampu memahami tentang cara penyediaan informasi hasil penginderaan jauh
secara garis besar dan cara menginterpretasikannya, mampu memahami tentang
informasi spasial dan non spasial, mampu memahami arti dan fungsi kawasan
sungai dan aplikasi informasi spasial untuk pengelolaan kawasan sungai.
Semoga modul ini dapat bermanfaat, terutama bagi peningkatan kapasitas SDM
Lembaga Pengelola Wilayah di Indonesia.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Lokasi semburan lumpur lapindo ...................................................... 8
Gambar 3.2 Stadion Olahraga.............................................................................. 9
Gambar 3.3 Tanaman belukar, tebu dan pepohonan ......................................... 10
Gambar 3.4 Lahan kosong, lahan tebu dan pepohonan .................................... 10
Gambar 3.5 Aliran sungai di puncak gunung...................................................... 10
Gambar 3.6 Aliran sungai masuk ke danau........................................................ 11
Gambar 3.7 Tanaman kelapa sawit.................................................................... 11
Gambar 3.8 Jembatan layang dan bayangannya ............................................... 11
Gambar 3.9 Sungai dan permukiman ................................................................. 12
Gambar 3.10 Stasiun kereta api ........................................................................... 12
Gambar 3.11 balon hidrogen ................................................................................ 13
Gambar 3.12 Airplane dengan remote control...................................................... 13
Gambar 3.13 Helicopter dengan remote control................................................... 14
Gambar 3.14 Pesawat terbang sebagai wahana.................................................. 14
Gambar 3.15 Satelit NOAA .................................................................................. 15
Gambar 3.16 Satelit Modis ................................................................................... 15
Gambar 3.17 Satelit landsat ................................................................................. 16
Gambar 3.18 Satelit Spot 2/4 ............................................................................... 16
Gambar 3.19 Satelit Spot 5 .................................................................................. 16
Gambar 3.20 Satelit Ikonos .................................................................................. 17
Gambar 3.21 Satelit Quickbird ............................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Rangkuman
BAB II
ISTILAH DAN DEFINISI
11) Revisit time adalah waktu yang digunakan setelah selesai pengamatan
satu titik kemudian kembali ke titik tersebut lagi.
2.3 Rangkuman
BAB III
PENGINDERAAN JAUH DAN INTERPRETASI CITRA
Tujuan instruksional khusus dengan selesainya pelatihan Bab III ini peserta
mampu memahami tentang cara penyediaan informasi hasil penginderaan
jauh secara garis besar dan cara menginterpretasikannya.
Alat yang dimaksud dalam modul ini adalah alat pengindera atau sensor
yang dipasang pada wahana (platform) berupa pesawat terbang, satelit,
pesawat ulang alik atau lainnya. Objek yang yang diindera atau yang ingin
diketahui berada di permukaan bumi. Penginderaannya dilakukan pada jarak
jauh maka disebut penginderaan jauh.
3.3 Citra
Citra adalah gambaran suatu objek atau suatu perujudan yang berupa peta,
gambar atau foto yang semuanya mirip ujud dan letaknya di permukaan bumi
yang relatif lengkap meliputi daerah yang cukup luas. Gambaran lengkap ini
memungkinkan penggunaannya untuk berbagai bidang, seperti geologi,
hidrologi, geografi, biologi, kehutanan dan pertanian. Semuanya dapat
digunakan secara sendiri sendiri maupun secara bersama.
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra
dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya
objek tersebut. Pengalaman sangat menentukkan hasil interpretasi, karena
persepsi pengenalan objek bagi orang2 yang berpengalaman biasanya lebih
konstan atau dengan kata lain pengenalan objek yang sama pada berbagai
bentuk citra akan selalu sama.
Di dalam interpretasi citra, penafsir citra menkaji citra dan berupaya melalui
proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menilai arti
pentingnya objek yang tergambar pada citra.
Alat pengamat pada citra meliputi alat pengamat non stereoskopik (lensa
pembesar, meja sinar, serta istrumen pengamat optik dan elektronik) dan
Alat pengamat stereoskopik. Stereoskop merupakan piranti optik binokuler
untuk membantu pengamat guna mengamati pasangan foto atau diagram
yang diorientasikan dengan benar untuk memperoleh kesan mental sebuah
model tiga dimensional. Alat pengukur obyek pada citra meliputi pengukur
arah, pengukur jarak, pengukur luas, pengukur tinggi, serta pengukur lereng.
Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan
maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek
tersebut. Ada tiga rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam pengenalan
obyek yang tergambar pada citra, yaitu:
- Deteksi, adalah pengamatan adanya suatu objek, misalnya pada
gambaran sungai terdapat obyek yang bukan air.
2) Bentuk
Merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau
kerangka suatu obyek. Kita
bisa adanya objek stadion
sepakbola pada suatu foto
udara dari adanya bentuk
persegi panjang. demikian
pula kita bisa mengenali
gunung api dari bentuknya
yang cembung. Lihat
Gambar 3.2
Gambar 3.2 Stadion Olahraga
3) Ukuran
Atribut obyek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan
volume. Ukuran meliputi dimensi panjang, luas, tinggi, kemirigan, dan
volume suatu objek. Ukuran bangunan untuk pemukiman memiliki
ukuran yang berbeda dengan ukuran bangunan sekolah, perkantoran
dan pabrik. Permukiman pendudukan memiliki ukuran yang lebih kecil
dari bangunan sekolah dan perkantoran.
4) Tekstur
Suatu obyek dalam foto udara memiliki perbedaan tekstur dapat dilihat
dari:
- permukaan buminya, rata bertekstur halus, makin tidak rata makin
kasar
- keadaaan dan keberadaan obyek lain di atas permukaan bumi misal
pepohonan, perairan, permukiman jelas kelihatan
- hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak
bertektur halus.
5) Pola
Pola adalah kecenderungan bentuk suatu obyek. Tingkat kerumitan pola
lebih tinggi dari pada tingkat
kerumitan bentuk, ukuran
dan tekstur. Pola atau
susunan keruangan
merupakan ciri yang sedang halus
menandai bagi banyak
obyek bentukan manusia
kasar
dan bagi beberapa obyek
alamiah.
Gambar 3.4 Lahan kosong, lahan tebu
dan pepohonan
6) Bayangan
Bayangan sering menjadi
kunci pengenalan yang
penting bagi beberapa
obyek dengan karakteristik
tertentu, seperti jalan layang
dikenal karena adanya
bayangan dari jalan tersebut
7) Situs
Dari situs yang berupa sungai dapat dikenali adanya pola permukiman
yang terletak memanjang di
tepi sungai tersebut.
8) Asosiasi
Keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain. Karena
adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering
merupakan petunjuk bagi
adanya obyek lain. Misalnya
sebuah bangunan dengan
bentuk memanjang dikenali
sebagai stasiun kereta api
jika pada sekitar bangunan
tersebut terdapat rel kereta
api lebih dari satu jalur. Rel
Gambar 3.10 Stasiun kereta api
bukan merupakan ciri-ciri
bangunan stasiun tetapi sangat berhubungan dengan keberadaan
stasiun.
3.8 Wahana
c) Helicopter, dengan
karakteristik:
- Daya angkat 1500gram
- Tinggi terbang max.
300m
- Kecepatan angin Max. <
40km/h
2) Pesawat Terbang
Dengan wahana pesawat
terbang mampu untuk
memproduksi peta tiga
dimensi. Bila menggunakan
sinar laser mampu
memperoleh data
ketinggian tanah walupun
daerahnya tertutup pohon
(dedaunan)
Gambar 3.14 Pesawat terbang sebagai
wahana
3) Satelit
Ada beberapa satelit yang seering digunakan masing masing
mempunyai resolusi sendiri sendiri, diantaranya:
a) Satelit NOAA
NOAA singkatan dari National Oceanic and Atmospheric
Administration,
Resolusi rendah yaitu 1 pixel mewakili panjang 1 km (resolusi spasial
Revisit time 2 – 14 kali per hari.
b) Satelit Modis
Modis (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) adalah
satelit dengan resolusi rendah yaitu 1 pixel mewakili 1000m, atau
500m atau 250 m
Berguna untuk: pengamatan
vegetasi, radiasi permukaan bumi, dan tutupan lahan.
c) Landsat
Landsat adalah satelit dengan resolusi menengah (30 dan 15m)
untuk setiap pixelnya.
Revisit time 16 hari
Mengorbit pada ketinggian sekitar 700 km
d) Spot 2/4
Spot (Systeme Pour I’Observation de la Terre) 2/4 adalah satelit
dengan resolusi menengah yaitu setiap pixel mewakili 20 atau 10 m
Berguna untuk pemetaan: penutupan lahan, penggunaan lahan,
tanah, geologi, suhu permukaan laut dan lain-lain.
e) Satelit Spot 5
Spot (Systeme Pour I’Observation de la Terre) 5 adalah satelit
dengan resolusi tinggi yaitu setiap pixel mewakili 10 atau 5 m
f) Satelit Ikonos
Satelit Ikonos adalah termasuk satelit dengan resolusi tinggi yaitu
setiap pixel mewakili 4 m dan 1m
g) Satelit Quickbird
Satelit Quickbird adalah satelit yang termasuk resolusi tinggi yaitu
Resolusi 1 pixel mewakili 60 cm
Orbit pada ketinggian: 450 km.
Revisit frequency: 1 hingga 3.5 hari.
3.9 Rangkuman
3.10 Latihan 1
Cocokan jawaban anda dengan bahan ajar Bab I, II dan Bab III dan bahan
bacaan yang lain hasilnya akan mencerminkan tingkat penguasaan anda.
Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar X 100 %
5
Arti tingkat penguasaan anda yang tercapai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89 % = baik
70% - 79 % = sedang
0% - 69% = kurang
BAB IV
PENGERTIAN INFORMASI SPASIAL
Adapun informasi non spasial adalah berupa atribut dari informasi spasial,
misal nama desa, nama batas desa, dapat juga berupa daftar, tabel atau
grafik. Semua informasi tersebut dapat disimpan dalam komputer, bila
diperlukan dapat dipanggil kembali.
Suatu informasi yang dapat disebut informasi spasial adalah bila informasi
tersebut telah mempunyai koordinat geografis. Pemberian koordinat
geografis untuk informasi yang belum masuk katagori tersebut perlu adanya
data pendukung, yang sudah mengandung koordinat tersebut, misal yang
mudah diperoleh antara lain peta rupabumi, peta topografi atau peta kontur
dan hasil pembacaan GPS terutama untuk lokasi yang dianggap penting.
Citra foto termasuk data yang belum mempunyai koordinat.
1) Peta rupa bumi
Pada umumnya peta rupabumi yang dikeluarkan oleh Bakusurtanal
sudah menggunakan koordinat geografis 2D (x, y). Apabila peta hasil
dari foto udara atau satelit dijadikan informasi spasial maka yang
diperoleh biasanya adalah peta 2D, kecuali pesan pemotretan 3D.
Informasi penting yang ada dalam citra dapat digunakan dengan cara
mengekstrak yaitu dengan mendigitasi yang hasilnya disimpan dalam
komputer. Sambil melakukan digitasi, semua keterangan dari informasi
tersebut yang berupa informasi non spasial juga dimasukkan dalam
komputer.
Dalam hal penyimpanan secara fisik beberapa hal berikut ini perlu
diperhatikan.
1) Perangkat penyimpanan di komputer ini sangat mudah rusak, disket,
flashdisk, CD tidak boleh terlalu panas.
2) Perangkat tersebut tidak boleh tergores, atau berdekatan dengan
magnet.
3) Sebaiknya file tersebut di perbanyak dan disimpan dibeberapa lokasi.
4) File yang rusak jarang sekali dapat diperbaiki, sehingga untuk file yang
penting harus punya hard copynya.
5) Up dating data perlu dilakukan, waktunya tergantung dana yang
dialokasikan dan juga keadaan di lapangan.
6) Pada waktu updating data, data lama jangan dihapus, simpan saja
lengkap dengan file file lainnya. Simpan dalam satu CD untuk setiap set
data dan ditulis tanggal mulai disimpan hingga tanggal updating data
berikutnya.
7) Ada beberapa macam CD yang dapat digunakan untuk menyimpan data
yaitu antara lain:
- R: tanda ‘R’ sendiri merupakan singkatan dari Recordable. Disini
disk dapat digunakan untuk menyimpan data dan sebaliknya jika tidak
ada tanda R, maka tidak bisa menyimpan.
4.5 Rangkuman
4.6 Latihan 2
Cocokan jawaban anda dengan bahan ajar Bab I, II dan Bab III dan bahan
bacaan yang lain hasilnya akan mencerminkan tingkat penguasaan anda.
Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar X 100 %
5
BAB V
KAWASAN SUNGAI
Kawasan sungai adalah zona sungai ditambah dengan dataran banjir di kiri
kanan sungai. Adapun zona sungai tidak bertanggul terdiri atas lebar palung
sungai dan lebar sempadan kiri dan kanan sungai, sedangkan zona sungai
bertanggul terdiri atas lebar palung sungai, lebar bantaran kiri dan kanan
sungai, lebar tapak tanggul serta lebar sempadan kiri dan kanan sungai.
Adapun cara menentukan batas batas zona yang ada dalam kawasan sungai
tersebut dapat dilihat di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63
Tahun 1993.
Kawasan sungai terdiri dari palung sungai (dibahas di modul lain), bantaran,
sempadan dan dataran banjir. Masing masing zona tersebut mempunyai
fungsi sendiri sendiri. Adapun yang dimaksud dengan fungsi di sini adalah
kegunaan kawasan sungai terhadap kelestarian fungsi sungai.
1) Fungsi bantaran
Bantaran berfungsi untuk mengalirkan air banjir. Untuk melestarikannya,
harus dijaga agar tidak ada benda yang menghalangi aliran, pohon
pohon harus dibersihkan, tetapi tanah harus dijaga kestabilannya, misal
dengan ditanami jenis semak semak untuk menahan terjadinya erosi.
Akan lebih baik bila tanaman tersebut dapat digunakan untuk makanan
ternak, asal tidak ada pengolahan tanah karena dapat mengurangi
kestabilan tanah.
2) Fungsi Sempadan
Daerah sempadan berfungsi sebagai ruangan untuk melindungi fisik
sungai dan untuk melestarikan fungsi sungai, yaitu bila akan dilakukan
perbaikan sungai, ruangan tersebut akan memperlancar dalam
pelaksanaannya, misal dapat digunakan untuk akses masuk material,
untuk lokasi direksi kit dan sebagainya.
Bila terjadi perubahan batas zona maka batas tersebut disimpan dalam layer
yang baru. Setiap layer harus selalu ditulis tanggal mulai dan selesainya
digunakan, karena ini merupakan sejarah yang sangat berguna. Bila hanya
untuk informasi saja, bukan untuk analisis sebagai data cukup digunakan
peta hasil olahan citra foto saja. Dalam modul ini tidak membahas sampai
analisis, sehingga sebagai output hanyalah berupa informasi atau kumpulan
infomasi saja, bukan kesimpulan.
Dari peta rupa bumi dapat diekstrak mengenai nama desa/kecamatan dan
batas desa/kecamatan, masing masing disimpan dalam satu layer dan
disimpan dalam komputer.
Dari gabungan antara peta citra, rupa bumi, batas zona, nama
desa/kecamatan dan batas desa/kecamatan cukuplah dapat digunakan
untuk memperoleh informasi mengenai zona bantaran, sempadan dan
dataran banjir. Peta gabungan tersebut dapat disimpan dalam satu layer.
Untuk pengamatan peta tersebut dapat dicetak, atau lebih baik diamati
dalam komputer karena mudah diperbesar/diperkecil gambarnya sesuai
kebutuhan. Untuk lokasi yang bermasalah diberi tanda, setelah selesai baru
dicetak, kemudian dapat dilakukan pengecekan lapangan untuk diambil
kebijakan.
Dengan adanya informasi spasial maka dapat diketahui bila terjadi hal hal
yang dapat menyebabkan menurunnya fungsi zona zona yang ada di
kawasan sungai. Hal tersebut perlu ditanggulangi dengan melakukan
perbaikan perbaikan, untuk mengembalikan zona zona tersubut ke
fungsinya. Untuk mengatur penghuni dataran banjir agar peduli terhadap
lingkungan dan ikut menjaga agar dataran banjir tetap berfungsi dalam
pelestarian sungai, maka perlu dibuat peraturan peraturan sesuai dengan
kondisi lokal.
5.6 Rangkuman
Kawasan sungai terdiri dari zona sungai, dan dataran banjir, sedang zona
sungai terdiri dari palung sungai, bantaran (bila bertanggul) dan sempadan
sungai. Dengan mengetahui fungsi kawasan sungai dan mengaplikasikan
informasi spasial, pengelolaan kawasan sungai dapat dilakukan.
5.7 Latihan 3
Cocokan jawaban anda dengan bahan ajar Bab I, II dan Bab III dan bahan
bacaan yang lain hasilnya akan mencerminkan tingkat penguasaan anda.
Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar X 100 %
5
Arti tingkat penguasaan anda yang tercapai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89 % = baik
70% - 79 % = sedang
0% - 69% = kurang
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Sumber: Abdurrachman et al. (1984); Ambar dan syahfrudin dikutip oleh BPDAS
Wampu Sei ular (2005) dan Rahmawaty (2009).
Oleh:
Andi Arie Wija Kusuma
G111 08 004
http://andiariewijakusuma.blogspot.com/2011/06/konservasi-tanah-dan-air.html