Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Pengukuran Waterpass Tertutup
Hasil yang didapat dari praktikum waterpass tertutup ini adalah beda tinggi
pengukuran dari titik patok P1 dan kembali lagi pada patok P1
Tabel 1.1 Perhitungan Waterpass Tertutup PPU
Tabel 1.2 Perhitungan Waterpass Tertutup jalan PPU
Tabel 1.3 Perhitungan Waterpass Tertutup Rusunawa
Tabel 1.4 Long Section Kampus PPU

Tabel 1.5 Long Section Rusunawa


Tabel 1.6 Cross Section Rusunawa P7

( Waterpass)
Tabel 1.7 Cross Section Rusunawa P8

( Waterpass)
Tabel 1.8 Cross Section Rusunawa P9

( Waterpass)
Tabel 1.9 Cross Section Rusunawa P10

( Waterpass)
Tabel 1.10 Poligon PPU 1

Tabel 1.11 Poligon PPU 2


Tabel 1.12 Situasi Detail 1
Tabel 1.13 Situasi Detail 2
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengukuran Waterpass Tertutup
Pada saat melakukan kegiatan praktikum, pengukuran waterpass tertutuplah
praktikum yang pertama kali dilakukan oleh para mahasiswa/I Teknologi Konstruksi
Bangunan Air. Disaat melakukan perhitungan ternyata koreksi beda tinggi yang
pertama didapatkan hasilnya adalah ±1 meter. Selanjutnya, dilakukan pengukuran
ulang pada patok P12-P13 dan P13-P14 dimana patok tersebut dibagi menjadi P12-
P13A; P13A-P13B dan P13B-P14. Setelah dilakukan pengukuran ulang dan
menambahkan patok yang diukur maka beda tinggi pada praktikum berubah menjadi
±0,039 meter.
4.2.2 Pengukuran Penampang Memanjang
Pada pengukuran yang dilakukan di sekitar jalan UNDIP yaitu pengukuran
penampang memanjang yang diukur menggunakan alat ukur theodolite. Dari hasil
ukur yang didapat, maka mahasiswa/i dari Politeknik Pekerjaan Umum mendapat
gambar penampang memanjang sebagai berikut.

(gambar 1.24 Penampang Memanjang Jalan UNDIP)


4.2.3 Pengukuran Penampang Melintang
1. Penampang Melintang Menggunakan Theodolite
Praktikum berikutnya adalah praktikum Pengukuran Penampang Melintang
Theodolite yang dilakukan disekitar jalan UNDIP. Pengukuran Penampang
Melintang Theodolite ini dilakukan dengan jumlah pengukuran sebanyak 10 kali
yang dimulai dari patok P0 hingga P1. Praktikum Ini dibagi menjadi 5 kelompok
dimana setiap kelompok mendapatkan dua buah patok untuk diukur. Disini,
kelompok kami mendapat patok P0 dan P1 untuk dilakukan Pengukuran
Penampang Melintang Theodolite. Hasil yang didapat dari pengukuran P0,
kelompok kami mendapat jumlah titik yang diukur sebanyak 16 titik dan di patok
P1 sebanyak 12 titik. Dari pengukuran yang dilakukan di patok P0 beda tinggi
yang didapat adalah
+2,323m dan dengan kedalaman -2,050m. Selanjutnya, di patok P1 beda tinggi
yang didapat adalah +2,630m dan dengan kedalaman -2,254m.

(gambar 1.25 Penampang Melintang P0 Jalan UNDIP)


(gambar 1.26 Penampang Melintang P1 Jalan UNDIP)
2. Penampang Melintang Menggunakan Waterpass
Praktikum selanjutnyanya adalah praktikum Pengukuran Penampang
Melintang Waterpass yang dilakukan disekitar tepi jalan kampus. Pengukuran
Penampang Melintang waterpass hamper sama dengan pengukuran penampang
melintang theodolite, dimana praktikum ini dilakukan dengan jumlah pengukuran
sebanyak 10 kali yang dimulai dari patok P0 hingga P1. Praktikum Ini dibagi
menjadi 5 kelompok dimana setiap kelompok mendapatkan dua buah patok untuk
diukur. Disini, kelompok kami mendapat patok P0 dan P1 untuk dilakukan
Pengukuran Penampang Melintang waterpass. Hasil yang didapat dari pengukuran
P0, kelompok kami mendapat jumlah titik yang diukur sebanyak 14 titik dan di
patok P1 sebanyak 13 titik. Dari pengukuran yang dilakukan di patok P0 beda
tinggi yang didapat dari titik 1 ke titik 14 adalah -3.646 m. Selanjutnya, di patok P1
beda tinggi yang didapat dari titik 1 ke titik 13 adalah -3,644 m.

(gambar 1.27 Penampang Melintang P0 Kampus PPU)


(gambar 1.28 Penampang Melintang P1 Kampus PPU)

4.2.4 Pengukuran Situasi


Dari praktikum yang dilakukan disekitar kampus Politeknik Pekerjaan Umum.
Kelompok satu melakukan pengukuran denah situasi pada patok P1-P3. Saat
melakukan pengukuran di patok P1 terdapat jumlah titik yang dapat diukur yaitu
sebanyak 24 titik. Saat melakukan pengukuran patok P2 jumlah titik yang yang diukur
yaitu sebanyak 8 titik. Dan pada patok p3 jumlah titik yang didapat dissat melakukan
pengukuran yaitu sebanyak 18 titik.
(gambar 1.29 Denah Situasi Patok P1-P3)
Dari gambar diatas terdapat enam buah bangunan gedung yang dapat digambar dari hasil
pengukuran yang didapat. Selain itu terdapat juga satu buah taman yang dikelilingi oleh
jalan yang digambar melalui pengukuran yang dilakukan di patok P3. Selain bangunan
gedung dan taman kelompok satu juga melakukan pengukuran denah situasi pada pohon
yang berada disekitar patok P1-P3.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Ilmu Ukur Tanah I,pada kelompok 1 yang berlokasi di
kampus Politeknik Pekerjaan Umum, maka dapat kita simpulkan sebagai berikut :
1. Praktikan dapat mengenal dan mengoperasikan alat-alat yang digunakan dalam
pengukuran elevasi beda tinggi maupun pembuatan Peta Topografi.Praktikum ini
menggunakan 2 jenis alat ukur yaitu Waterpass dan Theodolite.
2. Hasil pengukuran di Kampus Politeknik Pekerjaan Umum tepatnya disekitar
Tembalang terbagi menjadi 2 profil pengukuran yaitu profil memanjang dan profil
melintang.Selisih beda tinggi pada profil memanjang setelah dikoreksi bernilai sama
yaitu 0,307 meter dengan arah yang berbeda dan mempunyai nilai faktor koreksi
sebesar - 0,001.Sedangkan dalam profil melintang mempunyai banyak beda tinggi
sesuai pada titik yang akan ditembak untuk mengetahui ketinggian di masing-masing
patok bidik.
3. Pengukuran Polygon terbagi menjadi 2 yaitu Polygon Tertutup dan Polygon Titik
Detail Pengukuran Polygon memiliki kesamaan yaitu untuk menentukan posisi dari
suatu titik.
4. Peta Kontur dapat dibuat dengan melalui beberapa tahapan :
a. Menghitung dan mencari data-data yang diperlukan dalam pembuatan peta kontur
seperti jarak horizontal dan vertikal,beda tinggi dan azimuth.
b. Membuat Plotting menggunakan AutoCAD dengan menggunakan sistem koordinat
kartesius
c. Menggambar Kontur dengan menarik garis kontur yang didapat dari besaran
bilangan skala yang ditentukan dan menurut interval tertentu.
5.2 Saran
Saat pelaksanaan praktikum sangat dianjurkan untuk bertanya kepada Pembimbing
apabila terdapat kesulitan agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan
praktikum,pemilihan lokasi bidik dengan keadaan tanah yang memadai,mengusahakan
pemilihan waktu pelaksanaan pada keadaan cuaca yang mendukung, selalu mencatat hasil
data dan pengecekan data setelah membaca rambu menggunakan Theodolite maupun
Waterpass. Waterpass dan Theodolite harus dilindungi dengan payung supaya terhindar
dari sinar matahari langsung dikarenakan dapat berpengaruh terlebih pada kinerja bagian
nivo, diupayakan ketelitian dalam pembacaan alat,pengutaraan dan kalibrasi supaya tidak
ada kesalahan.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

(Gambar 1.30 Pengukuran menggunakan Theodolite)

(Gambar 1.31 Pengukuran menggunakan Waterpass)


(Gambar 1.32 Percobaan mendirikan statif dan Theodolite )

Anda mungkin juga menyukai