Anda di halaman 1dari 59

SPESIFIKASI TEKNIK

PEKERJAAN :
Lanjutan Rehabilitasi D.I.R. Belanti I dan II
(IPDMIP); Tersebar; Kalimantan Selatan; 1
Km; 971 Hektar; F; K; SYC
SPESIFIKASI TEKNIS

A. PENDAHULUAN

1. Penyedia Jasa harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta
yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau disediakan Penyedia Jasa
untuk pelaksanaan Pekerjaan.

2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh
Penyedia Jasa, Penyedia Jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan,
sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.

3. Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan Penyedia Jasa tidak
menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka
Penyedia Jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak.

4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon
penawar untuk dapat menyusun Penawaran yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan
kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau persyaratan lain dalam Penawaran mereka.

5. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua
barang dan bahan yang akan digunakan dalam Pekerjaan adalah baru, belum digunakan,
dari tipe/model yang terakhir diprodusir/dikeluarkan, dan termasuk semua penyempurnaan
yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.

6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII,
SKSNI, dsb) untuk barang, bahan, dan jasa/pengerjaan/fabrikasi dari edisi atau revisi
terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM, dsb)
padanannya (equivalennya) yang secara substantif sama atau lebih tinggi dari standar
nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan, dan
pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau
standar negara asing.

7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan
standar satuan ukuran lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :


1). Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 diatas
2). Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk Kontrak
3). Spesifikasi Umum :
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :
i. UU tentang Lingkungan;
ii. UU tentang keselamatan kerja;
iii. UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja;
iv. UU/PP tentang Galian C
v. Perda terkait; dsb.
b. Dokumen Acuan (berupa Standar-Standar) dengan memperhatikan ketentuan
tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.
c. Alinyemen dan survai
d. Hari kerja dan jam kerja.
e. Gangguan dan keadaan darurat.
f. Penyingkiran material berlebih

2
4). Spesifikasi Khusus :
a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengaturan lalu-lintas
f. Pengendalian Lingkungan

5). Daftar peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan :


No. Jenis Kapasitas Jumlah
1. Excavator Standart Kelas 20 ton 6 Unit

2. Excavator Long Arm Kelas 20 ton 7 Unit

Ponton Portable/Ponton
3. 1 set
Knockdown

4. Concrete Mixer (Molen) 0,3 m3 – 0,35 m3 5 Unit

5. Stamper Kodok 7 HP / Setara 80 kg-100 Kg 5 Unit

6. Pompa Air Diesel 5 Kw Min. 0,5 m3/s 5 Unit

7. Mesin Las Listrik Min. 250 A 2 Unit


6,8 HP - 8 HP / Setara 100 kg-
8. Pedesterian Roller 1 Unit
830 Kg

6). Spesifikasi Proses/Kegiatan

NO. URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA DAMPAK/RISIKO


(1) (2) (3) (4)
Terkena manuver saat alat beroperasi Meninggal,luka
berat/cacat anggota
Pekerjaan Galian Saluran Di Rawa badan.
1
(Mekanis) Resiko terkena kabel listrik bertegangan Meninggal,luka
tinggi/telekomunikasi/pipa gas/pipa air minum berat/cacat anggota
badan.
Pekerja terkenaKonstruksi
Tingkat Risiko Keselamatan material Sedang Cedera anggota badan.
Material terkena mata dan tangan. Cedera anggota badan.
2 Pembesian
Pekerja terjepit peralatan kerja. Luka berat/cacat anggota
badan.

3
Tebel Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan

DESKRIPSI RESIKO PENILAIAN TINGKAT RISIKO PENILAIAN SISA RISIKO


PERSYARATAN
PENGENDALIAN
NO PEMENUHAN PENGENDALIAN AWAL KETERANGAN
LANJUTAN
PERATURAN KEMUNGKINAN KEPARAHAN NILAI RISIKO TINGKAT TINGKAT
IDENTIFIKASI BAHAYA JENIS BAHAYA (Tipe KEMUNGKINAN KEPARAHAN NILAI RISIKO
URAIAN PEKERJAAN (F) (A) (F X A) RISIKO RISIKO
(Skenario Bahaya) Kecelakaan) (F) (A) (F X A)
(TR) (TR)

Terkena manuver saat alat Meninggal,luka


beroperasi berat/cacat anggota
badan.
Pekerjaan Galian Saluran Di
1 Resiko terkena kabel listrik Meninggal,luka
Rawa (Mekanis)
bertegangan berat/cacat anggota
tinggi/telekomunikasi/pipa badan.
gas/pipa air minum
Pekerja terkena material Cedera anggota badan.

Material terkena mata dan Cedera anggota badan.


2 Pembesian
tangan. 7). Spesifikasi Metode Konstruksi / Metode Pelaksanaan / Metode Kerja
Pekerja terjepit peralatan Luka berat/cacat
kerja. a. Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan Lanjutan
anggota badan.

Rehabilitasi D.I.R. Bekanti I dan II (IPDMIP) yaitu :


1. Pekerjaan Persiapan;
2. Pekerjaan Galian Saluran
3. Pekerjaan Box Culvert Fungsi Ganda
b. Pekerjaan utama yang diuraikan dalam metode pelaksanaan pekerjaan yaitu :
1. Galian Saluran di rawa menggunakan Excavator Long
Arm+Ponton+Excavator Standart
2. Galian Saluran di rawa menggunakan Excavator Long Arm
3. Galian Saluran di rawa menggunakan dengan Excavator Standart
c. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) berdasarkan Peremen PUPR Nomor:
10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
dituangkan dalam Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) Konsultansi
Konstruksi Pengawasan yang pelaksanaan kegiatan disusun oleh penyedia Jasa
Konsultansi Konstruksi dan dibahas pada Rapat Persiapan Penandatanganan
Kontrak. Isi Rencana Keselamatan Konstruksi meliputi:
1. Laporan Harian Keselamatan Konstruksi;
2. Laporan Mingguan Keselamatan Konstruksi;
3. Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi;
4. Laporan Cuaca Terkait Pelaksanaan Keselamatan Konstruksi;
5. Lembar Indikator Kunci Kinerja Keselamatan Konstruksi;
6. Laporan Akhir Keselamatan Konstruksi.

8).
Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi
Pengalaman Kerja
Jabatan dalam Pekerjaan yang Sertifikat
No. Profesional
Akan dilaksanakan Kompetensi Kerja
(Tahun)
SKA Ahli Manajemen Konstruksi – Madya/
1. Manajer Pelaksanaan/ Proyek 4 SKK Teknik Sumber Daya Air-
Madya/SKK Perencanaan Irigasi-Madya/
SKK Teknik Rawa-Madya
SKA Ahli Bidang Keahlian
Teknik Sumber Daya Air Madya/ SKK
2. Manajer Teknik 3 Teknik Sumber Daya Air-Madya/SKK
Perencanaan Irigasi-Madya/ SKK Teknik
Rawa-Madya
3. Manajer Keuangan 2 -

3 SKA/SKK Ahli K3 Konstruksi – Muda


4. Ahli K3 Konstruksi
0 SKA/SKK Ahli K3 Konstruksi -Madya

4
9). Spesifikasi untuk masing-masing mata pekerjaan
a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar
standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa
perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan berikut :
PERUBAHAN :
Ketentuan ini didasarkan pada standar ...................................................
(satu atau lebih standar pengerjaan atau standar pabrikasi)
Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
(ii) Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian
dari Spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf kursif.
(iii) Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan bagian
dari Spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf yang dicoret (strike out)
sehingga kata-kata/kalimat salah dari standar yang digunakan masih dapat
dibaca
b. Lingkup Pekerjaan
c. Dokumen Acuan (Standar-standar) yang digunakan
d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk Mata Pekerjaan yang bersangkutan apabila
tidak digunakan standar tertentu.
B. BAGIAN UMUM
a. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan berada pada Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tapin.
b. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :
- Pekerjaan Persiapan;
- Pekerjaan Galian Saluran;
- Pekerjaan Box Culvert Fungsi Ganda

c. Gambar-Gambar Yang Disiapkan Penyedia Jasa


4.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah gambar-
gambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program
pelaksanaan dimulai.

b. Gambar-gambar pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar ini dibuat detail untuk
pekerjaan konstruksi dan dimana mungkin dapat memperlihatkan bentuk dan
potongan-potongan konstruksi serta lay out dari konstruksi itu sendiri.

c. Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap


dilapangan dan ke Direksi
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran
gambar tersebut.

5
4.2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara
a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan atau dalam
waktu yang telah ditentukan dalam kontrak.
Gambar konstruksi yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam
pelaksanaan konstruksi juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 2 (dua)
rangkap.

b. Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan.


Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan
dengan pekerjaan tetap, secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi
untuk mengubah dan mendapat persetujuan, sebelum tanggal dimualinya
pelaksanaan.

4.3. Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun/terpasang (As Built Drawing)


➢ Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh
gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian di cap “Sudah
dilaksanakan”
➢ Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh
Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila ditemukan hal-hal
yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa
kembali selama 6 (enam) hari kerja.

5. Standar

Semua bahan dan mutu pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Normalisasi
Standar Nasional Indonesia (SNI).

6. Program Pelaksanaan dan Laporan

6.1. Program Pelaksanaan


Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai Syarat-syarat
Kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu barchart + kurva S
dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan :
➢ Mulai tanggal paling awal
➢ Mulai tanggal paling akhir
➢ Waktu yang diperlukan
➢ Waktu float
➢ Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan sementara dan
tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan gambar-
gambar, pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan juga kelonggaran dengan
adanya hari libur umum maupun keagamaan.

6.2 Jam Kerja


Sebelum memulai pelaksanaan, Penyedia Jasa akan memberitahukan kepada Direksi
tentang pengaturan Jam Kerja Normal dan waktu kerja yang diperlukan untuk

6
menyelesaikan pekerjaan, dimana jam kerja tersebut mendapat persetujuan dari
Direksi. Jam Kerja 1 (satu) hari 7 (tujuh) jam selebihnya lembur, 1 (satu) minggu 7
(tujuh) hari, dan 1 (satu) bulan 30 (tiga puluh) hari.

6.3 Rapat Bersama untuk Membicarakan Kemajuan Pekerjaan


Rapat Tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan sebulan sekali pada waktu
yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini membicarakan
kemajuan pekerjaan yang sudah dilaksanakan, pekerjaan yang diusulkan untuk bulan
selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

6.4 Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan

➢ Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Kerja Mingguan yang
disetujui oleh Direksi setiap akhir minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan bahan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
➢ Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan bronjong dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
➢ Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan 7eseha barchart
pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya rencana kerja ini harus diserahkan keapda Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan

6.5 Laporan Quality Assurance dan Rencana Mutu Pekerjaan Konstuksi.

➢ Penyedia jasa harus mengisi fomulir Quality Assurance yang ditetapkan oleh
pengguna jasa dan harus disetujui oleh Direksi.

➢ Penyedia Jasa harus melaksanakan sistem pengendalian dan kepastian kualitas


yang menjamin ketentuan-ketentuan dalam kontrak khususnya kualitas pekerjaan
dipenuhi/diikuti dengan baik sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak, Pasal 21 Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK).
➢ Paling lambat 28 (dua puluh delapan) hari sesudah SPMK diterbitkan, Penyedia
Jasa wajib menyerahkan rincian Program Mutu kepada PPK yang dengan jelas
menguraikan organisasi, prosedur pelaksanaan pekerjaan, prosedur intruksi kerja,
sumber daya dan mekanisme yang direncanakan untuk menjamin kualitas
pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak termasuk format kerja dan
prosedur pengendalian kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari
dilapangan.
➢ Penyedia Jasa harus menyerahkan metoda kerja kepada PPK guna mendapat
persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan. Metoda kerja tersebut harus secara
rinci menguraikan pekerjaan penunjang, bahan dan peralatan yang digunakan,
tahapan dan urutan pekerjaan, pengendalian kualitas dan prosedur pengujian serta
langkah-langkah untuk keselamatan kerja.

7
6.6 Laporan Pelaksanaan Pekerjaan

Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau tiap waktu yang ditentukan Direksi Penyedia
Jasa harus menyerahkan 2 (dua) Laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa
diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama
bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
➢ Prosentasi kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan
laporan maupun prosentasi rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
➢ Prosentasi dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan berikutnya.
➢ Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal
permulaan dan penyelesaiannya.
➢ Daftar tenaga buruh.
➢ Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah 8eseha
dandipindahkan dari lapangan.
➢ Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
a. Jumlah volume pekerjaan untuk berbagai pekerjaan.
b. Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan galian dan timbunan
c. Jumlah banyaknya bangunan, dll
➢ Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
➢ Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan pembayaran
yang diperlukan pada bulan berikutnya.
➢ Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksaan pekerjaan selama bulan laporan.

7 Dokumentasi/Foto dan Video Udara/Drone

➢ Penyedia Jasa harus menyerahkan dokumentasi berupa foto-foto dan video udara
selama jangka waktu kontrak. Pengambilan foto dan video udara tersebut
dilakukan dari awal kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan pada foto-foto tersebut
harus dilampirkan pada laporan kemajuan pekerjaan bulanan sesuai dengan yang
tercantum dalam kontrak.
➢ Foto dan video udara tersebut dilengkapi dengan keterangan ringkas dan tanggal
pengambilan.
➢ Biaya untuk pembuatan foto dan video udara tersebut tidak dilakukan secara
terpisah tetapi sudah termasuk dalam harga satuan lump sum berbagai item
pekerjaan yang ada dalam daftar kuantitas dan harga.

8 Bahan dan Perlengkapan Yang Harus Disediakan Oleh Penyedia Jasa


8.1 Umum
➢ Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan kecuali yang tercantum dalam kontrak, semua bahan
dan perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru dan sesuai
dengan standar dalam spesifikasi umum.

8
➢ Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak
sesuai dengan suatu standar seperti tersebut diatas. Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari
direksi.

8.2 Perlengkapan Konstruksi

Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang


diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi memandang
belum sesuai dengan kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera memenuhi
kekurangannya, dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan harus lengkap
dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan
dengan sempurna.

8.3 Bahan Pengganti

Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak
tersedia dipasarkan maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin
tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan
dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan
pengganti.

8.4 Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan

➢ Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih
tempat yang ditentukan Direksi.
➢ Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan
dan bahan kepada Pengguna Jasa sesuai yang dimintanya untuk tujuan
pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan
Spesifikasi.

9 Survey dan Pengukuran Pekerjaan

9.1 Bench Marks

➢ Tanda dasar titik referensi untuk pelaksanaan adalah Bench Mark yang didasarkan
pada titik tetap utama. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada
gambar yang diberikan kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum
menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar
untuk setting out pekerjaan, Penyedia Jasa perlu melakukan pengukuran
pemeriksaan untuk kepuasan sendiri atas ketelitiannya. Pengguna Jasa tidak akan
bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik
referensinya.

➢ Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk


kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan merupakan
rencana dan tempatnya disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian yang
berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi.

9
9.2 Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran

➢ Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum mulai bekerja Penyedia Jasa memberitahukan
keapda Direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran
kembali ketinggian muka tanah tersebut.
➢ Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia Jasa
akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki
pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau titik refreres yang disetujui
Direksi pada saat Wakil Direksi berada. Ketinggian muka tanah yang ditentukan
perlu mendapat persetujuan Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat
berdasarkan ketinggian yang disetujui.

9.3 Bantuan Pengukuran Staff Direksi

➢ Penyedia Jasa bekerjasama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting out dan
dalam melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan
pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran.
➢ Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga,
cetakan profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan
pengukuran kemajuan pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua
biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas merupakan beban
Penyedia Jasa dan biaya tersebut sudah termasuk dalam harga satuan didalam
pekerjaan lain-lain pada daftar volume pekerjaan.

10 Pekerjaan Sementara

10.1 Umum

Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi,


pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk pelaksanaan
pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana Penyedia Jasa
bermaksud untuk melaksanakan dilapangan, pertama-tama diserahkan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan sesuai dengan prosedur dalam spesifikasi
umum. Apabila Penyedia Jasa sementara di luar daerah lapangan seperti terlihat pada
gambar, semua biaya yang dibuthkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan
tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biayanya
sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan
tidak akan meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi
ketentuan dalam kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu
bila terjadi keterlambatan.

10.2 Lapangan Kerja

Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh Pengguna Jasa dan bebas dari biaya pembebasan tanah.
Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi
pada gambar atau seperti petunjuk Direksi. Penyedia Jasa hendaknya membatasi
kegiatan peralatan dan anak buahnya pada tanah yang dibebaskan, termasuk arah
jalan masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan
tanaman/pemilikan dan kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya
diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pengguna Jasa tanah harus

10
dikembalikan ke keadaan semula. Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada
Pengguna Jasa atau orang lain, Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua
kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam
Kontrak.

10.3 Kantor Penyedia Jasa, Perkampungan, Gudang, Bengkel, Pemondokan buruh,


dsb

➢ Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara, mengerjakan bangunan


sementara seperti kantor Penyedia Jasa, perkampungan, stafnya, 11eseha,
bengkel, pondokan buruh dan bangunan sementara lainnya. Setelah selesai
pekerjaan, supaya diserahkan kepada pemberi tugas.
➢ Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan
sementara secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada waktu
yang diterapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapat
persetujuan Direksi.
➢ Perkampungan staff Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi
dengan semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan,
jalan, gang, tampat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan
kebakaran dan peralatan pencegahan sesuai dengan batas yang ditentukan dalam
kontrak.
➢ Penyedia Jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang
cukup untuk kantor, perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel dan
tempat lainnya daerah kerja.

11
11 Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan
11.1 Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan
pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan peledak
dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan
dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus
bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan, dan
menyerahkan peraturan dan organisasi untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk
dalam harga Kontrak.

11.2 Peraturan Kesehatan


Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan
keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan
tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan oleh
pengusaha setempat.
Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil kesehat-
langkah pencegahan serta menerapkan protokol Covid 19 berdasarkan Instrusksi
Menteri PUPR Nomor 02/IN/M/2020 tentang protokol pencegahan penyebaran
Corona virus Disease 2019 (COVID-19) dalam penyelenggaraan konstruksi.

11.3 Pencegahan Kebakaran


Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang terjadi
pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan pada
semua bangunan air dan bangunan tempat tinggal, pemondokan buruh dan bangunan
lainnya.
Penyedia Jasa harus berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di
lapangan kerja. Dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak
diperlukan dan tenaga buruh yang dikerjakan dilapangan, termasuk peralatan dan
tenaga Sub Penyedia Jasa.

12
C. BAGIAN TEKNIS

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pembuatan Papan Nama Proyek


Papan nama proyek merupakan papan pemberitahuan proyek yang dibuat dengan multipleks
tebal 9 mm, tiang kayu 5/7 kelas II, Frame Aluminium, Banner 0,6 m x 0,8 m dan paku untuk di
pasang di Area Pelaksanaan Proyek:
➢ Adapun isi papan nama proyek adalah informasi tentang proyek yang dilaksanakan Antara
lain :
• Nama Kegiatan
• Pekerjaan yang harus dilaksanakan
• Biaya Pekerjaan / Nilai Kontrak
• Sumber Dana
• Jangka Waktu
• Nama Penyedia Jasa
➢ Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh masyarakat, serta tidak
mengganggu lual lintas.
➢ Pemasangan papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan pondasi yang cukup stabil
dan dipasang di lokasi yang disetujui direksi.

Pengukuran dan Pembayaran

➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam biaya
dengan satuan buah untuk Pengadaan Papan Nama Proyek dan Biaya Pemasangannya sesuai
seperti yang diuraikan pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya dengan satuan buah di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuntitas
dan Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
1.1 Pembuatan Papan Nama Proyek Buah

2. Pembuatan Papan Informasi


Papan Informasi merupakan papan pemberitahuan/peringatan yang dibuat dengan plat besi dan
batang besi untuk di pasang di pinggiran sepanjang saluran irigasi rawa:
➢ Adapun isi informasi yang akan dibuat akan disesuaikan atas persetujuan dari Pengguna Jasa
setelah kontrak di tanda tangani.
➢ Profil yang digunakan untuk 1 buah papan informasi :
Plat Besi (p x l) = 100 cm x 80 cm dengan tebal 2 mm
Tinggi tiang besi = 300 cm sebanyak 2 tiang

Pengukuran dan Pembayaran

➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam biaya
dengan satuan buah untuk Pembuatan Papan Informasi dan Biaya Pemasangannya sesuai
seperti yang diuraikan pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
13
➢ Bila item pekerjaan/biaya dengan satuan buah di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuntitas
dan Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
1.2 Pembuatan Papan Informasi Buah

3. Sewa Fasilitas Sementara Kontraktor


(1) Ketentuan
Penyedia jasa harus menyewa/menyediakan fasilitas kerja berupa:
• Kantor Direksi dengan luasan yang cukup dilengkapi dengan meja, kursi, lemari buku,
dan lain-lain.
• Kantor Kontraktor dengan luasan yang cukup dilengkapi dengan meja, kursi, lemari
buku, dan lain-lain.
• Base Camp Kontraktor dengan luasan yang cukup beserta dengan perlengkapan yang
diperlukan.
• Gudang peralatan dan bahan untuk kontraktor dengan luasan yang cukup.
• Penyedia Jasa harus memelihara fasilitas kerja tersebut di atas selama pelaksanaan
pekerjaan.
• Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan/peralatan, tenaga dan alat bantu lainnya
yang diperlukan jumlahnya sesuai yang dibutuhkan.

(2) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan ini dibayar atas dasar harga satuan bulan di
dalam daftar kuantitas pekerjaan (Bill Of Quantities) yang harga dan pembayarannya
meliputi seluruh pembayaran jasa pekerjaan, biaya peralatan, pengadaan bahan untuk
pengukuran dan penggambaran dan biaya pekerjaan kecil-kecil atau pekerjaan penunjang
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
1.3 Sewa Fasilitas Sementara Kontraktor Bulan

4. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat


➢ Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan yang cukup di lapangan sesuai dengan daftar
yang diajukan pada saat penawaran.
➢ Penyedia Jasa tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan jika kebutuhan peralatan untuk
pekerjaan tersebut belum tersedia secara keseluruhan, sesuai jadwal pelaksanaan
➢ Penyedia Jasa harus benar – benar memperhitungkan kapasitas dari tiap-tiap peralatan guna
tercapainya waktu dan kualitas dari pekerjaan yang dimaksud.
➢ Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan baik dan jalan sehingga tidak menghambat
kelancaran/kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang mengakibatkan terlambatnya
penyelesaian pekerjaan.
➢ Disamping peralatan tersebut diatas, kontaktor diwajibkan mendatangkan/menyediakan
peralatan–peralatan penting lainnya untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sehinggga pekerjaan dapat selesai sesuai urutan kegiatan pelaksanaan.

Pengukuran dan Pembayaran


➢ Pengukuran kemajuan mobilisasi dan demobilisasi alat akan ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan atas dasar jadwal kemajuan mobilisasi dan demobilisasi yang lengkap dan telah
disetujui seperti yang diuraikan pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.
➢ Pembayaran atas dasar harga lump sum menurut jadwal pembayaran yang diberikan di
bawah, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua peralatan, dan untuk semua pekerja, bahan dan perkakas, dan biaya
14
lainnya yang perlu untuk menyelesaikan semua pekerjaan dari Spesifikasi ini. Walaupun
demikian Direksi Pekerjaan dapat setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan memerintahkan
Penyedia jasa untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan
perubahan harga unit untuk mobilisasi dan demobilisasi.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
1.4 Mobilisasi dan Demobilisasi Ls

5. Video Drone + Editing serta Foto dan Dokumentasi


Video Drone + Editing serta Foto dan Dokumentasi meliputi pekerjaan-pekerjaan :
• Pencetakan gambar-gambar rencana pelaksanaan (Construction Drawings = CD), gambar-
gambar kerja dan hasil kerja (As Built Drawings = ABD).
• Pembuatan dokumentasi yang menggambarkan kemajuan pekerjaan yang dicapai, selama
masa pelaksanaan yang meliputi:
- Cuci cetak film (dokumentasi) ukuran 4R
- Album foto ukuran ± 33 x 32 cm atau lebih
- Interval pengambilan foto setiap 100 m untuk saluran sekunder disertai dengan
pengambilan koordinat di lokasi tersebut
- Interval pengambilan foto setiap 50 m untuk saluran primer disertai dengan pengambilan
koordinat di lokasi tersebut
- Pengambilan foto bangunan yang di kerjakan disertai dengan pengambilan koordinat di
lokasi tersebut.
- Pengambilan video udara dengan drone dari pekerjaan 0%, 50% dan 100%, serta video
drone keseluruhan pekerjaan dari 0%, 50% dan 100% yang sudah diedit.
- Untuk penggunaan drone selama 40 hari secara tentatif.
• Pembuatan laporan-laporan selama masa pelaksanaan, berupa laporan harian, mingguan,
bulanan dan laporan penyelesaian (Completion Report)
• Video drone+Editing, terdiri dari pekerjaan 0 %, 50 % dan 100%.
a) Laporan-laporan
➢ Penyedia jasa diwajibkan membuat laporan kegiatan pekerjaan dan membuat catatan
kejadian yang terjadi dilapangan, penyedia jasa sebelum pelaksanaan dimulai sudah
membuat Form Laporan sesuai Form yang telah ditentukan
➢ Laporan dibuat oleh Penyedia Jasa terlebih dahulu diperiksa oleh Pengawas
Lapangan dan disetujui oleh Direksi.
Adapun Laporan-laporan yang harus dibuat Penyedia Jasa :
1) Laporan Mutu
Laporan mutu merupakan laporan yang berkaitan dengan mutu pekerjaan, yang
terdiri dari :
a. Laporan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)
Komponen RMPK berisi :
I. INFORMASI PEKERJAAN
1.1. Data Umum Pekerjaan
1.2. Lingkup Pekerjaan
II. STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA
2.1. Penyedia Jasa
III. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
IV. TAHAPAN PEKERJAAN
V. GAMBAR DESAIN DAN SPESIFIKASI TEKNIS
5.1. Gambar Kerja
5.2. Spesifikasi Teknis
VI. RENCANA KERJA PELAKSANAAN (METHOD STATEMENT)
6.1. Metode Kerja Pelaksanaan
6.2. Tenaga Kerja
6.3. Material
15
6.4. Peralatan
6.5. Aspek Keselamatan Konstruksi
VII. RENCANA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN/ RPP (Inspection dan test
Plan/ ITP)
VIII. PENGENDALIAN SUB-PENYEDIA JASA PEKERJAAN KONSTRUKSI
DAN PEMASOK.
Laporan RMPK dibuat 5 rangkap dan diserahkan paling lambat 1 minggu setelah
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja dari Pengguna Jasa.
b. Laporan Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(RKPPL)
Komponen RKPPL berisi :
I. PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum Proyek
1.2. Data Teknis
1.3. Struktur Organisasi
II. RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
III. RENCANA KERJA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
IV. PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
1.1. Peta Lokasi
1.2. Matriks Pelaporan Pelaksanaan Rencana Kerja Pengelolaan Dan
Pemantauan Lingkungan
c. Laporan Rencana Kerja Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP)
Komponen RMLLP berisi :
I. PENDAHULUAN
1.1. Informasi Umum Proyek
1.2. Peta Lokasi Proyek
1.3. Lingkup RMLLP
II. RENCANA MANAJEMEN LALU LINTAS PEKERJAAN
2.1. Analisis Arus Lalu Lintas
2.2. Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan
III. PELAPORAN KEGIATAN
d. Laporan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Komponen RKK berisi :
I. Cover Dokumen;
II. Lembar Pengesahan;
III. Daftar Isi;
1. Laporan Harian Keselamatan Konstruksi;
2. Laporan Mingguan Keselamatan Konstruksi;
3. Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi;
4. Laporan Cuaca Terkait Pelaksanaan Keselamatan Konstruksi;
5. Lembar Indikator Kunci Kinerja Keselamatan Konstruksi;
6. Laporan Akhir Keselamatan Konstruksi.

2) Laporan Harian
Laporan harian disusun berdasarkan buku harian yang berisi catatan mengenai
rencana dan realisasi pekerjaan harian, berisi keterangan tentang :
- Tenaga Kerja;
- Bahan-bahan yang datang, diterima dan ditolak;
- Alat-alat;
- Pekerjaan yang diselenggarakan;
- Waktu pekerjaan dan cuaca.

16
3) Laporan Mingguan
Laporan mingguan disusun dan disampaikan disetiap minggu pada hari senin,
sebanyak 2 (dua) rangkap (1 asli, 2 fotocopi) dan soft copy scan berupa pdf berisi
keterangan tentang:
- Rangkuman capaian pekerjaan berupa hasil pembandingan capaian dengan minggu
sebelumnya dan capaian pada minggu berjalan dengan rencana kegiatan dan sasaran
capaian pada minggu berikutnya;

- Hambatan dan kendala yang dihadapi pada kurun waktu 1 (satu) minggu beserta
tindakan penanggulangan yang telah dilakukan dan potensi kendala pada minggu
berikutnya;
- Dukungan yang diperlukan dari Kasatker/PPK, Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas, dan pihak-pihak lain yang terkait;
- Ringkasan permohonan persetujuan atas usulan dan dokumen yang diajukan beserta
statusnya;
- Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan;
- Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk
kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja
(nearmiss record), dan lain-lain.

4) Laporan Bulanan
Laporan bulanan disusun dan disampaikan disetiap bulan, pada tanggal 10 (sepuluh)
bulan berikutnya, setiap bulannya sebanyak 2 (dua) rangkap (1 asli, 2 fotocopi) dan
soft copy scan berupa pdf dengan ketentuan sebagai berikut:
- Hasil kemajuan kerja yang telah dicapai selama 1 (satu) bulan diplotkan juga pada
Kurva-S;
- Isi laporan ini merupakan gabungan dari kemajuan pekerjaan mingguan yang sudah
dicapai dalam bulan yang bersangkutan.
- Laporan ini memuat hal-hal sebagai berikut :
- Uraian Pekerjaan;
- Lingkup Pekerjaan;
- Program Kerja;
- Personil Penyedia Jasa;
- Kemajuan pekerjaan yang sudah dicapai sampai dengan bulan yang bersangkutan;
- Rencana kerja bulan berikutnya dan rencana penyerapan dananya;
- Kendala-kendala yang mungkin terjadi dilapangan yang dihadapi dalam;
pelaksanaan pekerjaan dan solusi penyelesaiannya;m
- Keterangan-keterangan lainnya yang dianggap perlu untuk dilaporkan;
- Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan.

5) Buku-buku
Penyedia Jasa harus menyediakan dan mengisi buku daftar pekerjaan, buku direksi,
buku tamu yang setiap harinya harus berada dilapangan.
Semua Laporan tersebut sebelum disampaikan secara periodik sudah harus diperiksa
oleh Pengawas Lapangan dan diketahui oleh Direksi
Pengukuran dan Pembayaran
➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam biaya
lump-sum untuk Pekerjaan Video Drone + Editing serta Foto dan Dokumentasi sesuai seperti
yang diuraikan pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini. yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuntitas dan Harga,
segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah termasuk dalam harga
kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.

17
Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran
1.5 Pelaporan, Foto Dokumentasi dan Video Ls
Drone+editing

6. Pengukuran dan Penggambaran Construction Drawing dan As Built Drawing


(1) Ketentuan
Pekerjaan pengukuran dan penggambaran diharuskan sesuai dengan persyaratan-persyaratan
dalam syarat dan ketentuan survey pengukuran baik pengukuran situasi, potongan
memanjang dan melintang. Titik dasar pengukuran ditentukan oleh Direksi. Penggambaran
disesuaikan dengan standard penggambaran yang berlaku, dalam hal ini standar
penggambaran yang ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.

(2) Metode Kerja


Pekerjaan pengukuran dilaksanakan sebagai berikut :
• Pekerjaan pengukuran dilakukan pada lokasi pekerjaan saluran yang dilaksanakan, yang
kemudian ditindaklanjuti dengan penggambaran, dengan skala yang ditentukan oleh
Direksi.
• Pengukuran menggunakan water pass.
• Selama kegiatan pengukuran penyedia jasa diharuskan membuat patok-patok
(Bouwplank) yang telah ditetapkan di lapangan dan berdasarkan ukuran-
ukuran(Bouwplank) tersebut penyedia jasa dapat melaksanakan pekerjaan dimaksud.
• Apabila Direksi masih memandang perlu pemasangan/penambahan patok-patok
pertolongan yang lebih detail, maka penyedia jasa harus melaksanakannya atas biaya
penyedia jasa
• Pengukuran dilakukan berdasarkan titik ikat (Bench Mark) yang ditentukan oleh Direksi.
Apabila Kontraktor merasa perlu membuat titik ikat baru yang letaknya berdekatan
dengan daerah pekerjaannya, maka Kontraktor terlebih dahulu harus minta ijin secara
tertulis kepada Direksi. Jika Direksi memberikan persetujuan tertulis, maka Kontraktor
harus menuangkan titik ikat baru tersebut pada gambar pengukurannya, dengan
menunjukkan secara jelas mengenai koordinat dan elevasi titik ikat dimaksud.
• Pengukuran dilaksanakan dengan mengikuti trace sesuai dengan gambar rencana.
• Pengukuran dilakukan ke arah memanjang dan melintang saluran. Pengukuran melintang
saluran dilakukan setiap jarak 50 m se arah memanjang saluran, dan sejauh minimal 10
m kearah kiri dan 10 m kearah kanan as saluran atau dari as saluran melintang ke arah
kiri dan kanan ke bagian tepi luar tanggul saluran . Untuk lokasi-lokasi tertentu dan
dianggap perlu (misalkan belokan, perlintasan dengan sungai/jalan raya/dan lain
sebagainya), jarak se arah memanjang saluran tersebut dapat diperkecil.
• Pada pekerjaan bangunan struktur, pekerjaan pengukuran dilakukan pada sebelum,
selama dan sesudah pekerjaan bangunan selesai dilaksanakan.
• Pekerjaan pengukuran dilaksanakan dengan alat ukur yang mempunyai presisi tinggi dan
selalu ditera, misalkan dengan waterpass. Kontraktor harus menyediakan jumlah alat
ukur yang cukup, sehingga tidak akan ada alasan bagi Kontraktor untuk tidak melakukan
pengukuran karena kekurangan alat ukur. Pengukuran dengan menggunakan slang air
tidak diperbolehkan.
• Pekerjaan penggambaran dilakukan pada gambar pelaksanaan/ gambar kerja
(Construction Drawing) dan gambar purna bangun (As Built Drawing).
• Gambar dan back up yang diserahkan masing-masing diperbanyak sebanyak 2 (dua)
rangkap (1 satu asli, 2 fotocopi), dan soft copy scan berupa pdf
• Pekerjaan Pengukuran dan penggambaran ini berlangsung selama masa pelaksanaan.

18
(3) Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan ini di bayar atas dasar harga lumpsum di dalam
daftar kuantitas pekerjaan (Bill Of Quantities) yang harga dan pembayarannya meliputi
seluruh pembayaran jasa pekerjaan, biaya peralatan, pengadaan bahan untuk pengukuran dan
penggambaran dan biaya pekerjaan kecil-kecil atau pekerjaan penunjang yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
1.6 Pengukuran Construction Drawing (CD) dan As Built Ls
Drawing (ABD)

7 Pekerjaan penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja (K3)

➢ Penyedia Jasa harus menyelenggarakan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta


Keselamatan Kontruksi selama pekerjaan.
➢ Pekerjaan dilaksanakan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Konstrusksi
sesuai Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
➢ Uraian pekerjaan penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta
Keselamatan Konrtruksi selama pekerjaan sebagai berikut :
1) Penyiapan RK3, antara lain :
a. RMPK;
b. RKPPL;
c. RMLLP.
2) Sosialisasi, promosi dan pelatihan, antara lain :
a. Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety Induction);
b. Pengarahan Keselamatan Konstruksi (Safety Briefing);
c. Pertemuan mengenai keselamatan (Safety Meeting, Safety Talk, dan/atau
Tool Box Meeting);
d. Pelatihan Keselamatan Konstruksi :
1) Bekerja diketinggian
2) Penggunaan bahan kimia (MSDS)
3) Analisa keselamatan pekerjaan
4) Perilaku berbasis keselamatan pekerjaan
5) P3K
e. Sosialisasi HIV/AIDS;
f. Simulasi Keselamatan Konstruksi;
g. Spanduk (Banner);
h. Poster; dan
i. Papan informasi K3.
3) Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) meliputi:
a. APK antara lain :
1) Jaring pengaman (Safety Net);
2) Tali keselamatan (Life Line);
3) Penahan jatuh (Safety Deck);
4) Pagar pengaman (Guard Railling);
5) Pembatas area (Restricted Area).
b. APD antara lain:
1) Helm pelindung (Safety Helmet);
2) Pelindung mata (Goggles, Spectacles);
3) Tameng muka (Face Shield);
4) Masker selam (Breathing Apparatus);
5) Pelindung telinga (Ear Plug, Ear Muff);
6) Pelindung pernafasan dan mulut (Masker);

19
7) Sarung tangan (Safety Gloves);
8) Sepatu keselamatan (Safety Shoes);
9) Penunjang seluruh tubuh (Full Body Harness);
10) Jaket pelampung (Life Vest);
11) Rompi keselamatan (Safety Vest);
12) Celemek (Apron/Coveralls); dan
13) Pelindung jatuh (Fall Arrester)
4) Asuransi dan Perizinan, antara lain :
a. Asuransi (BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja);
b. Surat Ijin Kelaikan Operasi Alat (SILO);
c. Surat kompetensi operator yang diterbitkan oleh lembaga /instansi yang
berwenang sesuai dengan Undang-undang; dan
d. Surat izin pengesahan panitia pembina panitia keselamatan dan kesehatan
kerja (P2K3).
5) Personil K3, antara lain :
a. Ahli K3 Konstruksi;
b. Petugas keselamatan konstruksi;
c. Petugas tanggap darurat;
d. Petugas P3K;
e. Petugas pengatur lalulintas (Flagman); dan
f. Tenaga medis dan/atau Kesehatan.
6) Fasilitas, Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan, antara lain :
a. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Obat luka, Perban)
b. Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Tabung oksigen, Steteskop, Timbangan
Berat Badan)
c. Peralatan pengasapan (Fogging)
d. Obat pengasapan
e. Ambulans
7) Rambu-Rambu, antara lain :
a. Rambu Petunjuk
b. Rambu Larangan
c. Rambu Peringatan
d. Rambu Kewajiban
e. Rambu Informasi
f. Rambu pekerjaan sementara
g. Jalu evakuasi (Escape route)
h. Tongkat pengatur lalu lintas (Warning lights stick)
i. Kerucut lalu lintas (Traffic cone)
j. Lampu putar (Rotary lamp)
k. Lampu selang lalu lintas
8) Konsultasi dan ahli terkait keselamatan konstruksi, antara lain :
a. Ahli Lingkungan
b. Ahli Struktur
9) Kegiatan dan peralatan terkait pengendalian risiko keselamatan konstruksi,
antara lain:
a. Pemeriksaan dan pengujian peralatan
b. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
c. Sirine
d. Bendera K3
e. Lampu Darurat (Emergency lamp)
f. Pemeriksaan lingkungan kerja :
1) Limbah B3
2) Polusi udara
g. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)
h. Program Inspeksi dan Audit Internal

20
i. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden
j. Patroli keselamatan
k. CCTV

Pengukuran dan Pembayaran


➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam biaya
lump-sum untuk Pekerjaan Pengeringan sesuai seperti yang diuraikan pada bagian
Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya lump-sum di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.
Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
1.7 Pekerjaan Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Ls
Kerja Serta Keselamatan Konstruksi

8 Penanganan COVID-19 Pada Pelaksanaan Pekerjaan


➢ Penyedia Jasa harus menerapkan penanganan Covid-19 .
➢ Pekerjaan dilaksanakan menerapkan Protokol Covid 19 sesuai Instuksi Menteri
PUPR Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol pencegahan Penyebaran Covid-19
dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
➢ Uraian pekerjaan biaya penanganan Covid-19 selama pekerjaan sebagai berikut :
1) Kegiatan pencegahan COVID-19, antara lain :
a. Thermo gun;
b. Masker;
c. Nutrisi Tambahan
d. Fasilitas cuci tangan;
e. Sabun cuci tangan (Hand wash);
f. Hand sanitizer;
g. Sarung tangan (latex); dan
h. Swab Antigen.

Pengukuran dan Pembayaran


➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam biaya
lump-sum untuk Pekerjaan Pengeringan sesuai seperti yang diuraikan pada bagian
Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya lump-sum di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.
Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
1.8 Biaya Penanganan COVID-19 Ls

21
II. PEKERJAAN TANAH

A. Galian

Semua pekerjaan tanah galian yang diperlukan harus dilakukan menurut dokumen, kontrak dan
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan galian batu
termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya, jalan akses dan
bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan lain-lain) yang diperlukan
serta pengangkutan material hasil galian kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan
akhir atau penimbunan sementara (stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali berdasarkan
SNI 03-4144-1996 tentang metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah, metoda kerja
pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan ke lokasi pembuangan
akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan timbunan, paling lambat
30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.

Penyedia Jasa wajib melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan bersama PPK
sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar selesai dikerjakan atau waktu
yang lain sesuai dengan perintah PPK yang hasilnya berupa gambar hasil pengukuran yang
menunjukkan elevasi muka tanah, tampang memanjang dan melintang harus diserahkan kepada
PPK untuk mendapatkan persetujuan. Gambar-gambar hasil pengukuran pra-konstruksi diatas
untuk selanjutnya dipergunakan sebagai acuan dan dasar perhitungan kuantitas pekerjaan
galian.

Penyedia Jasa wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah elevasi galian
pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang baik, kerusakan
tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia Jasa harus segera
diperbaiki dengan biayanya sendiri.

Galian tanah diklasifikasikan dalam 5 (lima) tipe galian sesuai dengan kondisi dan lokasi daerah
penggalian sebagai berikut:

Tipe-A : galian untuk saluran, jalan, drainasi dan galian tanah biasa lainnya yang
berada diatas permukaan air.

Tupe-B : galian tanah endapan, longsoran/puing/debris, diatas permukaan air


untuk normalisasi saluran.
Type-C : galian untuk fondasi bangunan irigasi dan bangunan pelengkap.

Type-D : galian dibawah permukaan air pada saluran tanpa upaya pengeringan/
pemompaan.
Type-E : galian dasar sungai untuk pembangunan bendung, tanggul sungai, dan
fasilitas lainnya, dimana tanah dilokasi galian mengandung banyak
kerikil, kerakal dan batu.

Semua tipe pekerjaan galian tersebut termasuk penanganannya dilokasi pembuangan


akhir/sementara : penghamparan dan pemadatan, perapian dan fasilitas drainasi:

22
1. Galian Tanah dengan cara Manual

▪ Galian tanah dengan tenaga manusia harus dilakukan pada bagian-bagian yang sulit
dibersihkan di sekitar jalur galian dan harus bersih/bebas dari segala semak belukar,
pohon-pohon serta bahan-bahan lainnya.

▪ Sebelum pekerjaan galian dilaksanakan harus diberi tanda pada bagian yang akan digali
dengan patok kayu dan batas-batas tempat buangan hasil galian, patok kayu diberi cat
merah/kuning atau biru sehingga dapat dilihat dengan jelas.

▪ Penggalian agar dilaksanakan serapi mungkin bila terjadi longsoran-longsoran akibat


pelaksanaan kontraktor merapikan kembali tanah yang longsor dan mengangkat
kembali galian sesuai dengan desain/gambar kerja (contruction drawing).

▪ Tanah hasil galian sedapat mungkin dijadikan timbunan.

▪ Agar hasil pengukuran prestasi atau as built drawing tidak berbeda dengan
construction drawing, Penyedia Jasa diwajibkan melaksanakan pengecekan lapangan
dengan melakukan pengukuran-pengukuran sebelum memulai pekerjaan berikutnya.
Hal ini dimaksudkan, jika terjadi selisih dimensi yang diinginkan dalam desain/gambar
kerja maka dapat segera diperbaiki/dibetulkan.

▪ Hasil galian harus merupakan galian tanah/pasir. Apabila terdapat batu, maka harus
secepatnya melapor kepada Direksi.

▪ Hasil pengukuran prestasi (data ukur) merupakan dasar untuk pengajuan termijn.

▪ Galian tanah untuk penempatan bangunan harus dikerjakan menurut profil-profil dan
ukuran-ukuran yang ditunjukkan dalam gambar desain gambar rencana kerja sesuai
petunjuk Direksi.

Tanah hasil galian bila tidak digunakan untuk bahan timbunan harus disingkirkan dari
tempat pekerjaan.

23
2. Galian Tanah Mekanik

Semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan penggalian baik untuk galian maupun
untuk pekerjaan yang menunjang harus disediakan oleh Penyedia jasa dan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa dan sudah termasuk dalam biaya penawaran.

Tanah hasil galian ditempatkan pada tempat yang sudah ditentukan (seperti gambar 2.1)
dan dibentuk serta dirapikan dengan bucket sesuai instruksi/petunjuk Direksi. Penggalian
tanah di daerah rawa dengan alat Excavator Standart atau Excavator Long Arm biasanya
mempergunakan landasan (matting) dari kayu yang kuat, mudah didapat dilokasi pekerjaan
seperti batang kelapa, agar alat tidak amblas. Sedangkan pekerjaan penggalian pada saluran
yang menggunakan excavator long arm + ponton + excavator standart dengan formasi
excavator long arm di atas ponton menggali ditengah saluran yang tidak terjangkau dengan
alat excavator long arm atau excavator standart dan dibuang di tepi saluran yang dapat
dijangkau excavator standart, kemudian hasil galian excavator long arm di atas ponton akan
diangkat/digali oleh alat excavator standart yang kemudian dijadikan tanggul sesuai
gambar kerja. Pekerjaan dilaksanakan secara estafet seperti gambar 2.2.
• Peralatan Ponton
Penggunaan ponton portable/ponton knockdown dikarenakan untuk mobilisasi dan
pelaksanaannya pada saat melewati bawah jembatan yang memiliki jarak tiang
jembatan sebesar 2,6 meter maka ponton dengan lebar lebih daripada 2,6 meter tidak
dapat dilalui.

Excavator

Timbunan Timbunan

Gambar 2.1 Pekerjaan Galian Saluran

Gambar 2.2 Pekerjaan Galian Saluran Excv. Long Arm + Ponton + Excv.Standart

Kemiringan tebing dibuat sedemikian agar tidak terjadi kelongsoran juga hasil buangan
tidak terlalu dekat dengan tebing saluran yang digali dan harus sesuai petunjuk Direksi dan
gambar. Dalam hal pekerjaan penggalian kedalaman, lebar maupun panjang saluran tidak

24
memenuhi ukuran-ukuran yang telah ditentukan dalam gambar, maka Penyedia jasa harus
memperbaiki sesuai petunjuk Direksi.

Pekerjaan timbunan badan jalan inspeksi adalah timbunan tanah setempat. Pekerjaan ini
menggunakan alat berat excavator standart untuk mengambil tanah untuk membuat badan
jalan inspeksi. Pengadaan semua tenaga kerja, dan pelaksanaan semua pekerjaan untuk
pemeriksaan timbunan badan jalan sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar dan
ditentukan oleh Direksi.

3. Galian Bangunan

Dimensi galian bangunan irigasi dan bangunan pelengkap yang diperhitungkan dalam
pembayaran pekerjaan tersebut dibatasi sesuai dengan ketentuan dibawah ini, kecuali
apabila karena suatu sebab ditentukan lain oleh PPK.

Kemiringan
Bangunan di lokasi
atau Kondisi Galian
tanah biasa
Dimensi
- Tebing/talud galian 1:1.0 - pasir dan kerikit
yang terbuka untuk 1:0.5 - bukan pasir dan
sementara kerikil
- Tebing/talud galian 1:1.0 sampai 1:1.5 - diatas muka air
yang terbuka secara 1:2.0 - dibawah muka air
permanen
- Jarak horizontal
batas galian dari tepi
0.5 m -
luar fondasi
bangunan
- Lebar berm pada
setiap 3.0 m 0.5 m -
kedalaman galian

Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk tidak mendapat tambahan pembayaran bila galian
dilaksanakan melampaui batas-batas diatas tanpa persetujuan PPK dan harus menimbun
dan memadatkannya dengan bahan timbun yang disetujui PPK dengan biaya ditanggung
Penyedia Jasa.

Profil galian : dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan dan dipadatkan
dan diperiksa PPK untuk mendapat persetujuan sebelum bangunan diatasnya, konstruksi
beton atau pasangan batu dilaksanakan, demikian pula bila sewaktu-waktu tebing galian
longsor akibat kegiatan peralatan berat atau sebab lain karena kelalaian Penyedia Jasa.

Bila dalam metoda kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah hasil galian (stock-
piling) sebelum tanah tersebut diangkut kelokasi penimbunan permanen sebagai tanggul
atau bangunan permanen lainnya sehingga berakibat 2 (dua) kali kerja atau double-
handling, maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk kegiatan tersebut,
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan galian atau timbunan.

4. Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk pembayaran setiap klasifikasi material galian harus dibuat menurut
batas, tingkatan dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar dalam meter kubik (m3). Dan
pengukuran tersebut didasarkan pada permukaan tanah asli sebelum galian hingga

25
permukaan galian seperti disebut diatas. Klasifikasi material yang digali ditentukan
berdasarkan analisa dan pertimbangan Direksi.
Pembayaran dilakukan berdasarkan kuantitas yang diukur sebelum pekerjaan galian
dimulai hingga galian selesai dilaksanakan, dan telah selesai dengan rapi. Oleh karena itu
Penyedia jasa harus melaksanakan survei pengukuran sehingga bisa diketahui dimensi dan
elevasi permukaan asli dan permukaan pada akhir galian. Catatan mengenai garis dan titik-
titik pokok di lapangan, dan catatan pengukuran kuantitas nyata, harus diserahkan dan
dilaksanakan dengan pengawasan Direksi.
Pembayaran untuk setiap klasifikasi galian pada galian terbuka dilakukan sesuai dengan
harga satuan per meter kubik seperti dicantumkan pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan tersebut sudah termasuk biaya semua tenaga/pekerja, peralatan dan material yang
diperlukan untuk pekerjaan galian, termasuk pembuangan hasil galian.

Pengukuran dan pembayaran untuk Landasan (matting) terbuat dari batang pohon kelapa
dengan dia. 20 cm, panjang 4 m adalah dalam batang (batang) dan untuk pemindahan
gambangan untuk lintasan adalah dalam meter (m’) sedangkan Timbunan Badan jalan
inspeksi adalah dalam meter kubik (m3).

Pengukuran dan Pembayaran timbunan badan jalan inspeksi menggunakan alat excavator
standart dengan bahan timbunan tanah setempat dan perlu uji tanah terhadap bahan
timbunan tanah yang digunakan untuk mengetahui volumenya.

Bila dalam metode kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah hasil galian (stock-
piling) sebelum tanah tersebut diangkut ke lokasi penimbunan permanen sebagai tanggul
atau bangunan permanen lainnya sehingga berakibat 2 (dua) kali kerja atau double-
handling, maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk kegiatan tersebut,
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan galian.

Nomor Mata Uraian Satuan


Pembayaran Pengukuran
2.1 2.1. Galian saluran di rawa menggunakan:
- Excavator Long Arm + Ponton + Excavator Standart m3
- Excavator Long Arm m3
- Excavator Standart m3
2.2 2.2. Gambangan (Pohon kelapa dia. 20 cm, panjang 4 m) Batang
2.3 2.3. Pemindahan gambangan untuk lintasan excavator m’
3.1 3.1. Timbunan Badan Jalan Inspeksi :
- Excavator Standart m3
4.3 4.3. Galian Tanah Biasa (manual) m3

26
B. Timbunan / Urugan Tanah

Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan tanah yang dilaksanakan
untuk terwujudnya konstruksi permanen : pekerjaan timbunan bagian dari bangunan irigasi
dan bangunan pelengkap yang tanahnya berasal dari pekerjaan galian, borrow-pit atau tanah
didatangkan dari luar (tanah urug merah) serta sudah mendapat persetujuan PPK sebelum
pekerjaan timbunan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa wajib menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan kepada PPK termasuk
semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan
persetujuan sebelum dilaksanakan.

Pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, dimensi, elevasi dan kemiringan
timbunan yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah disepakati. Kecuali bila ada ketentuan
lain.

1. Urugan Tanah Kembali


Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang disepakati atau
atas perintah PPK, berdasarkan tujuannya urugan kembali digolongkan dalam 2 (dua) tipe,
ialah:

Tipe-A : urugan kembali untuk bangunan :bendung, saluran irigasi dan drainasi dan di
lokasi lain sesuai dengan perintah PPK dengan pemadatan biasa/normal.

Tipi-B : urugan kembali tanpa pengendalian pemadatan yang ketat, dimaksudkan


untuk saluran pengelak sementara dan lokasi lain yang ditetapkan PPK.

Penyedia Jasa wajib menyampaikan metoda kerja, bahan dan peralatan yang direncanakan akan
digunakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan urugan kembali
dilaksanakan:

Tipe-A : - tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian atau
dari borrow-pit yang memenuhi syarat sebagai tanah bahan timbun
berdasarkan hasil uji laboratorium dan atas persetujuan/perintah PPK.

- dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan beton


untuk struktur selesai dilaksanakan.

Tipe-B. : tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian dilokasi
bangunan atau lokasi lain sesuai persetujuan PPK.

Pengukuran untuk pekerjaan urugan kembali tipe-A berdasarkan SNI 03-4144-1996 tentang
metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah, dilakukan dalam satuan meter kubik (m3) yaitu
volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan dinding/permukaan paling luar
bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak melampaui elevasi permukaan tanah
asli atau berdasarkan data hasil pengukuran sebelum dan segera setelah pekerjaan urugan
kembali selesai dikerjakan diatas fondasi tanah lembek dimana settlement dan land subsidence
masih terus berlanjut atau sesuai perintah PPK.

Kecuali bila ditetapkan lain oleh PPK, biaya untuk urugan kembali tipe-B sudah termasuk
dalam harga Lamp Sum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Tapi bila berdasarkan perintah
PPK, pembayaran pekerjaan urugan kembali tipe-B harus dilakukan berdasarkan harga satuan
maka pembayarannya dilakukan berdasarkan volume pekerjaan tersebut yang diperoleh dari
data pengukuran sebelum dan sesudah selesainya pekerjaan yang memuaskan PPK.

27
Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk : galian, angkutan, re-handling,
penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian dan biaya lain termasuk, upah,
bahan, peralatan serta pekerjaan penunjangnya.

Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran


4.9 4.9. Urugan Tanah Kembali m3

2. Timbunan Tanah dari Luar


Pekerjaan timbunan tanah dari luar harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang
disepakati atau atas perintah PPK.

Penyedia Jasa wajib menyampaikan metoda kerja, bahan dan peralatan yang direncanakan akan
digunakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan timbunan tanah
dari luar dilaksanakan:
- Tanah timbunan berasal dari tanah didatangkan dari luar berupa tanah urug/tanah merah
yang memenuhi syarat sebagai bahan timbunan berdasarkan hasil uji laboratorium dan
atas persetujuan/perintah PPK.
- Pemadatan menggunakan stamper dengan berat pemadat 80 kg – 100 kg.

Pengukuran untuk pekerjaan timbunan tanah dari luar dilakukan dalam satuan meter kubik (m3)
yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan dinding/permukaan paling
luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak melampaui elevasi permukaan
tanah asli atau berdasarkan data hasil pengukuran sebelum dan segera setelah pekerjaan
timbunan tanah dari luar selesai dikerjakan diatas fondasi tanah lembek dimana settlement dan
land subsidence masih terus berlanjut atau sesuai perintah PPK.

Pembayaran pekerjaan Timbunan tanah dari luar dan pemadatan dilakukan berdasarkan harga
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk : galian,
angkutan, re-handling, penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian dan biaya
lain termasuk, upah, bahan, peralatan serta pekerjaan penunjangnya.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
4.10. 4.10. Timbunan Tanah dari Luar m3
4.11. 4.11. Pemadatan Tanah m3

28
III. PEKERJAAN BETON

1. Pekerjaan Cetakan Beton

1.1 Umum

Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya untuk desain dan pelaksanaan pekerjaan
cetakan beton termasuk perancah (false work/scaffolding), dan wajib menyerahkan
desain dan metoda kerja kepada PPK guna mendapat persetujuan paling lambat 2 (dua)
bulan sebelum pekerjaan cetakan beton tersebut dilaksanakan termasuk gambar kerja,
dan perhitungan teknis, rincian dari material dan produk pabrik yang akan dipakai
untuk pelaksanaan pekerjaan cetakan.

Pekerjaan cetakan beton dapat dibuat dari kayu atau besi dengan desainnya harus
menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat, penyekat,
penopang dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi deformasi yang besar
karena menahan adukan beton yang masih plastis atau karena metoda kerja penuangan
dan pemadatan beton atau karena timbulnya beban tambahan yang semula tidak
diperhitungkan.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan desain dan metoda kerja untuk pembuatan cetakan
beton kepada PPK guna mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan. Desain cetakan
dan perancah harus memuat rincian dasar perhitungan, beban dan tegangan yang
ditanggung konstruksi, asumsi, sifat dan karakteristik material yang dipakai, rincian
konstruksi yang diusulkan termasuk ukuran kaso 5/7 cm , papan penyekat , penopang,
penguat dan perancah. Metoda kerja penuangan beton, pemadatan, perawatan dan lain-
lain harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.

Penyedia Jasa tidak diperkenankan melakukan pengadaan material sebelum


memperoleh persetujuan PPK.

Cetakan harus dibuat dengan cukup teliti sehingga memperlihatkan bentuk beton
seperti yang diuraikan dalam metoda kerja diatas. Penyedia Jasa juga harus
memperhatikan perlunya penyesuaian terhadap terjadinya penyusutan,
pemampatan/penurunan (settlement) atau lendutan/defleksi yang mungkin terjadi
selama pelaksanaan sehingga beton yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan
dimensi dan toleransi yang disyaratkan.

Cetakan harus dilapisi dengan plywood 12 mm yang baru atau metal dengan
persetujuan PPK, sehingga akan diperoleh permukaan beton yang halus dengan texture,
warna dan penampilan yang seragam. Pelapis cetakan diberi minyak bekisting tidak
boleh berkarat dan yang dikhawatirkan akan menempel pada permukaan beton dan
dengan sabungan yang baik sehingga tidak meninggalkan bekas atau cacat pada
permukaan beton.

Berdasarkan pengukuran dan pembayarannya, cetakan beton dibedakan dalam 3 tipe


cetakan tergantung dari tinggi dari dinding bangunan atau tinggi dari dasar atau
permukaan tanah seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan perintah
PPK:

Tipe-A1 : Cetakan tanpa penopang untuk bangunan beton/tembok beton


dengan tinggi kurang atau sama dengan 1.0 m yang diukur dari
dasar atau permukaan tanah.

29
Tipe-A2 : Cetakan dengan penopang, penyokong dan perancah yang agak
berat, untuk bangunan beton dengan tinggi dinding lebih dari 1.0 m
dan kurang atau sama dengan 5.0 m yang diukur dari dasar atau
permukaan tanah. Pengukuran untuk pembayaran cetakan tipe ini
harus dimulai dari 0.0 m sampai puncak dinding dimana cetakan
tipe-A2 dipasang.

Tipe-A3 : Cetakan dengan penopang, penyokong dan perancah yang berat,


untuk bangunan beton tinggi dinding lebih dari 5.0 m yang diukur
dari dasar atau permukaan tanah. Pengukuran untuk pembayaran
cetakan tipe ini harus dimulai dari 0.0 m sampai puncak dinding
dimana cetakan tipe-A3 dipasang.

Dalam hal tinggi cetakan dalam satu bagian/segmen pekerjaan bervariasi, maka tinggi
rata-rata yang dihitung dari gambar kerja dapat dipakai sebagai dasar untuk
menetapkan tipe cetakan.

Semua sudut beton exposed harus ditutup dengan pengisi/listel berbentuk segitiga
dengan ukuran tidak kurang dari 1 cm x 1 cm x 1 cm untuk mencegah mortar mengalir
keluar dan mempersiapkan permukaan yang halus dan lurus atau dengan cara lain
sesuai perintah PPK. Pengisi segitiga/listel dibuat dari kayu kualitas baik, lurus dan
dengan permukaan yang dihaluskan.

Lubang-lubang yang disediakan pada cetakan untuk tujuan pemeriksaan kondisi


didalam cetakan dan untuk membuang air yang dipakai untuk mencuci cetakan, harus
dapat dengan mudah ditutup sebelum pekerjaan penuangan beton dikerjakan.
Seringkali untuk memperkuat cetakan dilakukan dengan memasang baut atau
penguat/pengunci (clamp) dalam jumlah yang cukup kuat untuk mencegah cetakan
mengembang. Baut dan clamp yang dipakai harus dari jenis dan tipe yang dapat
dipotong dibawah permukaan beton 2 cm atau lebih sehingga tidak ada metal sedalam
3 cm dari permukaan beton.

Seluruh permukaan cetakan yang bersinggungan/kontak dengan beton harus dilapisi


dengan bahan kimia (non-staining releasing agent) agar cetakan dapat dilepas dengan
bersih dan mudah. Pemolesan permukaan cetakan dengan bahan kimia dikerjakan
sebelum besi tulangan dipasang, dan harus dijaga agar non-staining releasingagent
tidak mengotori besi tulangan. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, cetakan harus
dibersihkan dan dibasahi dengan baik.

Penuangan beton tidak diijinkan untuk dilaksanakan sebelum seluruh besi tulangan,
waterstop, joint element, anchor, imbedded item dan lain-lain sudah dipasang Penyedia
Jasa dengan baik sesuai gambar kerja dan diperiksa serta disetujui PPK.

1.2 Pembongkaran Cetakan

Cetakan yang dipasang vertikal untuk bangunan, tidak boleh dibongkar lebih cepat dari
3 (tiga) hari atau 72 (tujuh puluh dua) jam sesudah beton dituangkan.

Cetakan dengan perancah/penopang/penguat sementara untuk balok dan lantai beton


harus dijaga tetap berada pada tempatnya selama paling sedikit 10 (sepuluh) hari atau
sampai beton telah mencapai kuat desak paling sedikit 85% dari kuat desak menurut
desain.

30
1.3 Pengukuran dan Pembayaran Cetakan

Pengukuran dilakukan berdasarkan meter persegi (m2) cetakan untuk masing-masing


tipe cetakan : tipe-A1, tipe-A2 dan tipe-A3, yang diukur adalah luas bersih permukaan
cetakan tempat beton berada berdasarkan gambar termasuk permukaan beton pada
konstruksi beton dan pekerjaan-pekerjaan lainnya

Pembayaran pekerjaan cetakan beton dilaksanakan berdasarkan harga satuan cetakan


dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang meliputi harga dimana cetakan digunakan.
Harga satuan tersebut harus termasuk harga/biaya untuk pekerja, peralatan, material
dan semua pekerjaan yang berkaitan termasuk pekerjaan pemasangan dan
pembongkaran cetakan, penopang, perancah dan lain-lain.

Cetakan beton untuk beton lantai kerja, beton pracetak dan sebagainya, tidak dibayar
dan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton bersangkutan.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
4.6 4.6. Bekisting m2

2. Semen dan Agregat Beton

Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya harus terlebih
dahulu diusulkan oleh Penyedia Jasa dilampiri hasil uji laboratorium kepada PPK guna
mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan.

Semen dan agregat harus disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara kualitasnya,
dan meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat persetujuan PPK
tetapi masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum dipergunakan sebagai
campuran beton.

Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik
ini harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk campuran
beton.

Kualitas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari bahan- bahan pokok
untuk tiap kelas harus sesuai dengan standar Indonesia PBI-2002, item struktur utama
digunakan campuran dengan perbandingan berat 1 Semen : 2 pasir : 3 batu pecah dengan
mengacu pada hasil job mix design untuk mendapatkan kualitas sama dengan atau lebih K175

Sedangkan untuk lantai kerja digunakan campuran dengan perbandingan berat 1 Semen : 3
pasir : 6 batu pecah

2.1 Semen

2.1.1 Umum

Semen yang dipergunakan adalah Ordinary Portland Cement yang diproduksi


pabrik dalam negeri sesuai dengan ketentuan AASHTO M85 Type-1. Penyedia
Jasa wajib menyerahkan hasil uji laboratorium yang dibuat produsen (mill
certificate) kepada PPK untuk setiap 100 ton PC yang dikirim ke lokasi pekerjaan.

31
Meskipun sudah ada mill certificate, Penyedia Jasa wajib melakukan uji
laboratorium sesuai dengan standar AASHTO T105 dan T 106 untuk meyakinkan
semen tersebut memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.

2.1.2 Penyimpan Semen di Lokasi

Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap bantingan
dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi harus dicetak jelas
pada kantong.

Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang kering,
hujan tidak bocor, beralaskan balok kayu dan ventilasi udara yang baik untuk
mencegah kerusakan semen akibat udara yang lembab. Semen yang sudah
menunjukkan tanda-tanda kerusakan, mulai menggumpal dan mengeras harus
segera dibuang dari lokasi dan tidak boleh dipakai.

Penyedia Jasa wajib menyampaikan gambar rencana gudang semen dan metoda
penyimpanannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui. Tumpukan semen tidak
boleh lebih dari 13 (tiga belas) kantong, dan bila penyimpanan akan lebih dari 2
(dua) bulan, tumpukan semen tidak boleh lebih dari 7 (tujuh) kantong.

Semen yang telah disimpan digudang lebih dari 1 (satu) bulan pada musim hujan
dan lebih dari 3 (tiga) bulan pada musim kemarau harus segera dikeluarkan dari
gudang dan tidak boleh dipergunakan. Penyimpanan dan pemakaian semen dari
gudang harus berdasarkan FIFO, first in-first out, dan kantong-kantong semen
ditata sedemikian sehingga memudahkan aksesibilitas untuk pemeriksaan.

2.2 Agregat Beton

2.2.1 Umum

Agregate beton harus berasal dari batu yang padat, keras dan awet, bebas dari
segala kotoran, bahan organik, kontaminasi bahan kimia dan bahan perusak
lainnya. Bila perlu PPK akan memerintahkan pencucian supaya bersih dan
menolak agregat yang tidak memenuhi Spesifikasi ini.

2.2.2 Agregat Kasar

Agregat kasar untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan
pemecah batu (stone-crusher) atau kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras,
awet, dan memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Agregat kasar harus berukuran nominal maksimum 40 mm, tetapi untuk beton pra-
cetak dan beton dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah PPK,
maksimum 20 mm. Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi
ketentuan seperti dibawah ini, dengan analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO
T27:

32
Lubang saringan Persen lolos (%), berdasarkan berat
(mm) Ukuran nominal 40 mm Ukuran nominal 20 mm
50 100 -
40 95~100 -
25 * 100
20 35~70 90~100
10 10~30 20~55
5 0~5 0~10
2.5 - 0~5

Ambang batas kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton harus
memenuhi ketentuan sbb:
Uji laboratorium Nilai Maksimum (%)
Kadar lumpur, sesuai AASHTO T 112 0.25
Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 1.0
Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1.95 1.0

Sifat pisik agregat kasar harus memenuhi ketentuan.


Karakteristik Agregat Standar Uji Nilai yang diijinkan
Berat jenis (specific grafity) AASHTO T85 Lebih dari 2,55
Kehilangan akibat abrasi AASHTO T96 Kurang dari 30%
Kekekalan (soundness) AASHTO T104 Kurang dari 12%
Ketahanan alkali-silika Cara kimia Akan ditetapkan
(JIS 1145)

2.2.3 Agregat Halus

Agregat halus untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan
pemecah batu (stone-crusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam,
padat, keras, awet, bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan
partikel yang berpengaruh buruk pada beton.

Susunan gradasi butiran agregat halus harus memenuhi ketentuan dibawah ini,
dengan analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27.
Lubang Saringan Persen Lolos (%)
(mm) Berdasarkan Berat
10 100
5 90 ~ 100
2,5 80 ~ 100
1,2 50 ~ 90
0,6 25 ~ 65
0,3 10 ~ 35
0,15 2 ~ 10

Bila modulus halus butir (MHB) agregat halus bervariasi lebih dari 0,2
dibandingkan dengan MHB material beton, maka perbandingan material beton
harus dimodifikasi. Untuk setiap tambahan variasi MHB ± 0,1 kandungan pasir
dalam material beton harus disesuaikan dengan ± 0,5 % berat.

33
Kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton tidak boleh lebih dari :
Nilai
Uji laboratorium
Maksimum (%)
Kadar lumpur, AASHTO T 112 1,0
Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 3,0
Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1.95 1.0

Sifat pisik agregat halus harus memenuhi ketentuan:


Nilai yang
Karakteristik Agregat Standar Uji
diijinkan
Berat (specific gravity) AASHTO T84 Lebih dari 2,55
Penyerapan air AASTHO T84 Kurang dari 3,0%
Kehilangan akibat abrasi AASHTO T96 Kurang dari 30%
Kekekalan (soundness) AASHTO T104 Kurang dari 10%
Akan ditetapkan
Ketahanan alkali-silika Cara kimia
(JIS 1145)

2.2.4 Penyimpanan Agregat

Penyedia Jasa wajib menyerahkan rencana penyimpanan agregat dan cara


penanganan/ perlakuannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui sebelum
pekerjaan beton dilaksanakan. Usulan rencana penyimpanan agregat tersebut harus
cukup rinci untuk menunjukkan bahwa agregat akan terjaga dari kontaminasi dan
memenuhi ketentuan dalam spesifikasi ini.

Penyimpanan agregat kasar harus terpisah dari agregat halus, baik dilokasi sumber
agregat/quarry maupun dilokasi base-camp/batching plant dan harus dijaga dari
kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang
berasal dari sumber/quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi
butiran yang berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan
penanganan/perlakuan agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran.

Di tempat pekerjaan beton misalnya lining saluran dan lain-lain, Penyedia Jasa
harus menyediakan alas dari anyaman bambu atau bahan lainnya untuk tempat
menyimpanan sementara agregat dalam jumlah yang tidak banyak agar tidak
bercampur dengan tanah disekitarnya atau terkontaminasi dengan bahan lain.

2.3 Air

Penyedia Jasa wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan untuk
campuran beton kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui sebelum pelaksanaan
pekerjaan beton. Bila dipandang perlu oleh PPK, kualitas air yang akan digunakan,
dipastikan dengan uji laboratorium sesuai dengan ASTM C70 atau SNI yang sesuai.

2.4 Bahan Tambah Kimia (Admixture)

Pemakaian bahan tambah kimia harus terlebih dahulu mendapat ijin PPK, dan bahan
tambah yang korosif tidak boleh digunakan:

(a) Air-entraining admixtures, harus sesuai dengan ASTM C260 atau JIS A6204.
(b) Water reducing admixtures, harus sesuai ASTM C260 atau JIS A6204.

34
Pemakaian bahan tambah kimia : air-entraining, water reducing, super plasticizer, set
accelerator, retarder dan sebagainya akan diperintahkan oleh PPK sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan di tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan dan memakai bahan
tambah atas beban biaya sendiri. Bila PPK memerintahkan pemakaian bahan tambah
dalam uji coba campuran beton, Penyedia Jasa wajib melaksanakan dengan biaya sendiri
sesuai Pasal II.2.1

3. Campuran Beton

3.1 Uji Coba Campuran dan Proporsi Campuran

Sesudah usulan penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton disetujui PPK,
Penyedia Jasa wajib membuat dan melakukan uji-coba campuran beton untuk semua tipe
beton yang akan dipakai di pekerjaan sebelum pekerjaan beton dilaksanakan.

Uji coba campuran juga dimaksudkan untuk menunjukkan : kemudahan pengerjaan


beton dan tidak terjadinya proses segregasi selama pengangkutan beton, kandungan
semen yang minimum tetapi menghasilkan beton dengan kuat tekan sesuai rencana,
kemudahan dalam pengerjaan serta daya tahan beton yang baik.

Penyedia Jasa wajib menyerahkan data hasil uji coba campuran termasuk proporsi
campuran dan kuat tekan beton dengan umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari kepada PPK
untuk dikaji dan disetujui.

Proporsi campuran untuk setiap tipe beton akan diputuskan PPK berdasarkan hasil dari
uji coba campuran dan uji laboratorium (testing) yang dikerjakan Penyedia Jasa, dan
selama pelaksanaan pekerjaan PPK mungkin akan me-modifikasi proporsi campuran
untuk mendapatkan beton dengan kepadatan, kemudahan pengerjaan, kekentalan
campuran dan kuat tekan yang maksimum dengan perbandingan air/semen yang
minimum.

Proporsi campuran yang telah disetujui PPK, segera dikonversikan pada proporsi setiap
bahan di lapangan, agregat dan semen diukur berdasarkan beratnya sedang air dan bahan
tambah kimia berdasarkan volumenya.

Beton yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan diklasifikasi berdasarkan hasil


uji kuat tekan benda uji beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan panjang 30
cm dengan umur beton 28 hari sesuai AASHTO T22 dan AASHTO T23 sebagai berikut :

35
Kuat tekan umur 28 hari Ukuran Perkiraan
Rasio Kisaran
Tipe (kg/cm2) maksimum kandungan
maksimum nilai slump
beton Kubik Silinder agregate semen
air/semen (cm)
15 cm 15cmx30cm (mm) (kg/cm3)
Tipe- 0,40 420
450 400 -
K450 (approx) (approx)
Tipe- 0,45 400 2~5
400 330 20
K400
Tipe- 0,45 365 2~5
350 290 20
K350
Tipe- 20 0,60 350
300 250 2~5
K300 15(shotcrete) 0,35 ~ 0,50 400
Tipe -A 5 ~ 15
260 225 40 (20 mm)* 0,50 330
(K225) (7,5~12,5)*
Tipe-B
200 175 40(20 mm)* 0,50 300 5 ~ 12
(K175)
Tipe-B
200 175 20 0,50 300 5 ~ 12
Lining
Tipe-C
145 125 40 0,55 250 5~7,5
(K125)
Tipe-
115 100 20 0,55 200 7,5~10
D(K100)

* untuk beton pracetak dan beton fiber baja


** beton 1:2:3 yang ditunjukkan dalam gambar seharusnya beton tipe-B
*** tipe beton yang ditunjukkan dalam gambar tetapi tidak sesuai dengan tipe-tipe
beton tersebut diatas harus ditetapkan oleh PPK.
Nilai slump campuran beton harus serendah mungkin yang akan memungkinkan
pemadatan yang baik dengan alat yang disepakati untuk pekerjaan beton. Tidak diijinkan
menambahkan air untuk mengurangi kekentalan beton.

Kalau tidak ditentukan dalam gambar atau diperintahkan PPK, tipe beton dan
penggunaannya dilokasi pekerjaan sbb:

Tipe Beton Penggunaan di Pekerjaan


Tipe K450 Balok beton pracetak pratekan I atau T
Tipe K450 Beton pratekan untuk balok jembatan atau beton pracetak sesuai dengan
gambar atau perintah PPK.
Tipe K350 Beton pratekan untuk lantai jembatan atau sesuai dengan gambar atau
perintah PPK.
Tipe K300 Shotcrete dll
Tipe A (K225) Balok dan lantai jembatan, beton pracetak, lining terowong dll.
Tipe B (K175) Fondasi jembatan, pangkal dan pilar selain balok dan lantai jembatan
Tipe B Lining (K175) Lining saluran
Tipe C (K125) Beton masif, tubuh bendung dll
Tipe D (K100) Beton lantai kerja

36
3.2 Pencampuran dan Pengadukan Mekanis

Semen dan agregat harus dicampur berdasarkan berat sedang air diukur dalam volume
kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Peralatan untuk mengukur berat dan volume harus
selalu dalam kondisi baik dan ketelitian tinggi selama dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan dan secara periodik dilakukan kalibrasi sesuai perintah PPK. Material beton
harus dicampur berdasarkan desain campuran beton (mix design) yang telah disetujui
PPK dengan toleransi sebagai berikut:
- semen : ± 2%
- agregat halus : ± 2%
- agregat kasar : ± 3%
- air : ±1%
- bahan tambah : ± 1%

3.3 Pengadukan (Pencampuran) Beton

a. Pengadukan Beton dengan Mesin


Bahan-bahan beton harus dicampur dan diaduk dengan mesin pencampur/pengaduk
mekanis (molen) yang disetujui Direksi, dengan kapasitas yang memadai. Jumlah
molen harus diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan pengecoran.
Disamping itu harus disediakan molen cadangan yang berkapasitas setiap molen yang
menghasilkan beton yang tidak memuaskan harus dibetulkan atau diganti. Molen tidak
boleh diisi melampaui kapasitas. Pengadukan harus dilakukan hingga adukan homogen
dalam warna dan kekentalannya merata, dan waktu pengadukan tidak boleh kurang dari
3 menit setelah semua bahan masuk ke dalam molen. Waktu pengadukan tersebut dapat
ditambah bila menurut Direksi belum cukup untuk menghasilkan adukan rata. Adukan
beton hasil pengadukan yang satu dengan pengadukan yang lainnya harus selalu sama
baik campuran maupun kekentalannya, kecuali dikehendaki perubahan oleh Direksi.
Air untuk adukan harus dituangkan kedalam molen. Pengadukan yang berlebihan
sehingga memerlukan tambahan air untuk menjaga kekentalan sama sekali tidak
diperbolehkan.

b. Pengadukan Beton dengan Tangan


Campuran dan pengadukan beton dengan tangan hanya boleh dilakukan atas
persetujuan Direksi dan hanya terbatas untuk pekerjaan kecil dan bagian-bagian non
struktural. Tempat pengadukan darus berlapis plat baja, atau lainnya sehingga kedap
air, dan pengadukan dilakukan betul-betul merata; adukan yang telah selesai diaduk
harus segera dituangkan ketempat pengecoran.

3.4 Sisa Beton

Penyedia Jasa wajib menyampaikan kepada PPK sisa harian volume beton untuk setiap
tipe beton termasuk berat semen yang dipergunakan di setiap lokasi pekerjaan permanen
maupun pekerjaan non permanen.

4. Pengangkutan dan Penuangan/Pengecoran Beton

4.1 Umum

Penyedia Jasa sebelum melaksanakan pekerjaan beton baik untuk pekerjaan permanen
maupun non-permanen wajib menyampaikan metoda kerja pengangkutan dan penuangan
beton kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui. Metoda kerja tersebut harus
menguraikan secara rinci seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan beton yang meliputi
akses menuju ke lokasi kerja dan sekitarnya, material, peralatan dan pekerja, metoda,
37
tahapan dan urutan kegiatan, pemadatan dan perawatan beton, dan kegiatan pembuatan
benda uji dan uji laboratorium yang akan dikerjakan.

Tidak diijinkan melaksanakan pengecoran beton sebelum metoda kerja diatas disetujui
PPK.

Tidak diijinkan melaksanakan kegiatan pembetonan jika: hasil pekerjaan galian, cetakan,
pemasangan besi tulangan dan bagian konstruksi/material yang nantinya akan tertanam
dalam beton dan lain-lain belum diperiksa dan disetujui PPK termasuk keamanan akses
menuju dan sekitar lokasi pekerjaan.

Segera setelah pencampuran dan pengadukan beton dilaksanakan beton harus diangkut
ke lokasi kerja dengan metoda yang menjamin keberlanjutan pengiriman beton dengan
aman bebas dari separasi dan kontaminasi serta kemudahan dalam pengerjaan
(workability) pada waktu dan tempat pengecoran.

Semua beton harus sudah dituangkan/dicor dan dipadatkan dalam waktu 1 (satu) jam
sejak pencampuran/pengadukan dan beton yang sudah mulai mengeras dilarang
digunakan untuk pekerjaan.

4.2 Limitasi Cuaca

Penuangan/pengecoran beton pada hari hujan tidak diperkenankan. Bila mulai turun
hujan atau akan segera turun hujan pada saat penuangan beton sedang berlangsung, maka
pelaksanaan pekerjaan harus diberhentikan dan sambungan konstruksi harus dibuat dan
perawatan beton untuk bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan harus dilaksanakan.
Dalam hal dilakukan penundaan pekerjaan pembetonan sesudah mulai turun hujan,
permukaan beton yang sedang dalam proses mengeras harus ditutup dengan rapat dan
dilindungi dari curah hujan dengan upaya/cara yang disetujui PPK untuk mencegah
hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan beton serta mencegah
kerusakan lain akibat hujan dan aliran air hujan.

Bila penuangan/pengecoran beton dilakukan dalam kondisi cuaca sedemikian sehingga


menimbulkan kekhawatiran temperatur beton akan meningkat sampai melampaui 32 0C,
Penyedia Jasa wajib menyiapkan langkah dan upaya yang efektip misalnya
mendinginkan lebih dahulu agregat dan air untuk campuran beton, melindungi lokasi
kerja dengan tenda atau melaksanakan penuangan beton diwaktu malam untuk menjaga
temperatur beton dibawah 320C.

Bila kualitas beton dinilai PPK tidak memenuhi ketentuan spesifikasi ini karena Penyedia
Jasa mengabaikan ketentuan diatas, atau karena ketidak hati-hatiannya atau karena sebab-
sebab lain, maka beton tersebut harus dibongkar dan dibuang serta dicor ulang dengan
mengikuti ketentuan dalam Spesifikasi ini hingga memuaskan PPK dengan beban biaya
Penyedia Jasa.

4.3 Penyiapan Fondasi


4.3.1 Fondasi untuk Bangunan

Sebelum penuangan beton dilaksanakan diatas fondasi yang sudah terlebih dahulu
disiapkan dengan baik, Penyedia Jasa wajib membersihkan dan membuangan dari
segala kotoran dan benda-benda lepas : oli, cat dan material sejenisnya, lumpur,
gumpalan tanah, puing-puing dan genangan air sampai memuaskan PPK dan harus
menjaga permukaan fondasi selalu bersih dan tidak ada genangan air selama
pelaksanaan penuangan/pengecoran beton. Penuangan beton tidak boleh

38
dilaksanakan sebelum pekerjaan galian dan penyiapan fondasi diperiksa dan
disetujui PPK.

Bila dalam gambar kerja ditunjukkan adanya beton untuk lantai kerja , maka beton
lantai kerja harus dituang/dicor lebih dahulu dengan persetujuan PPK sebagai
pekerjaan persiapan pelaksanaan penuangan adukan beton konstruksi/bangunan.

Bila adukan beton akan dituang diatas fondasi batu, maka permukaan batu tersebut
harus terlebih dahulu dikasarkan (chipping), dicuci dan dibersihkan dengan tujuan
agar terbentuk ikatan yang kuat dengan menuangkan mortar sebelum pengecoran
adukan beton. Proporsi pasir/semen untuk mortar harus sama dengan proporsi
pasir/semen termasuk bahan tambah untuk adukan beton per meter kubik.
Penuangan adukan beton pada beton lantai kerja tidak perlu didahului dengan
mortar.

Bila adukan beton dituang diatas beton lama atau pasangan batu, maka permukaan
beton lama atau pasangan batu harus lebih dahulu dikasarkan (chipping), disikat
dengan sikat baja atau sesuai dengan perintah PPK, dan harus dibersihkan dari
segala kotoran dan benda-benda lepas: oli, cat dan material sejenisnya, lumpur,
gumpalan tanah, puing-puing dan genangan air. Sebelum adukan beton segar dicor,
permukaan beton lama atau pasangan batu harus terlebih dahulu disiram air agar
lembab dan dituang mortar atau bahan lain yang disetujui PPK.

4.4 Penuangan Adukan Beton

Sebelum penuangan adukan beton kedalam cetakan dilaksanakan, segala kotoran, debu,
paku, kawat, batu atau puing dan lain-lain harus dibuang dan dibersihkan, selanjutnya
permukaan cetakan dibasahi dengan air atau bahan kimia lain dan dihindari adanya
genangan air pada cetakan dan lokasi pengecoran.

Adukan beton harus dituang sedekat mungkin dengan lokasi akhir beton itu berada, guna
mencegah perubahan posisi besi tulangan, cetakan, atau komponen bangunan yang akan
tertanam dalam adukan beton. Penuangan adukan beton dilaksanakan lapis demi lapis
mendatar dengan tebal lapisan tidak melebihi 30 cm. Penuangan adukan beton harus
dikerjakan menerus diantara sambungan konstruksi yang telah disetujui.

Penuangan adukan beton dapat dikerjakan menggunakan talang-luncur atau pompa


dengan tinggi jatuh tidak lebih dari 1 (satu) meter. Bila tinggi jatuh melampaui 1,5 (satu
setengah) meter, maka penuangan adukan beton harus menggunakan pipa. Pipa tersebut
harus selalu penuh dengan adukan beton selama pelaksanaan penuangan beton dan ujung
pipa harus selalu terbenam dalam adukan beton segar.

Bila diperlukan kemiringan yang tajam, talang luncur harus dilengkapi dengan papan-
papan pencegah segregasi atau talang luncur yang pendek-pendek dengan arah yang
berbalikan untuk mencegah segregasi.

Penuangan adukan beton menggunakan pompa dapat dilakukan dengan persetujuan PPK,
penempatan dan pengoperasian pompa harus diatur sedemikian rupa agar getarannya
tidak merusak adukan beton yang masih segar dan baru dalam proses mengeras (setting).
Bila adukan beton dituang dan dialirkan menggunakan alat mekanik/pneumatis dengan
tekanan tertentu, alat tersebut harus sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan dan dengan
kapasitas yang cukup. Pengoperasian pompa harus dilaksanakan sedemikian sehingga
aliran adukan beton berlangsung terus menerus tanpa adanya rongga-rongga udara.
Adukan beton tidak boleh dituang digenangan air atau air mangalir, dan air yang
berakumulasi selama pelaksanaan pekerjaan harus dibuang keluar lokasi kerja.

39
Adukan beton tidak boleh dituang pada beton yang sudah dituang/dicor terlebih dahulu
lebih dari 30 menit kecuali bila dibuat siar pelaksanaan (construction joint) pada bagian
tersebut sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini. Bila karena suatu sebab penuangan beton
terpaksa dihentikan, maka siar pelaksanaan harus dibuat secara horizontal atau vertikal
sesuai dengan keperluan, dilengkapi dengan pengunci untuk menahan gaya geser, dan
pasak untuk memperkuat ikatan antar bagian konstruksi sesuai dengan perintah PPK.

Sebelum pekerjaan pembetonan dilanjutkan, permukaan beton harus dipotong atau di-
chipping untuk menghilangkan lapisan semen dan pasir halus (laitance) dan
memunculkan agregat beton, dan permukaan beton harus disiram air sehingga jenuh.
Bahan pengikat (bonding-agent) harus dituang sebelum pengecoran adukan beton yang
baru. Semua bahan yang akan dipakai dan cara penggunaannya harus mendapat
persetujuan PPK.

Bila PPK menilai bahwa kecil kemungkinan penuangan adukan beton dapat dikerjakan
dengan baik disebabkan oleh sempitnya jarak antara besi tulangan dan banyaknya benda
yang akan terpendam dalam beton, tipisnya segmen beton dan lain-lain, Penyedia Jasa
harus menambahkan superplasticizer kedalam adukan beton untuk menambah keenceran
adukan beton dengan biayanya sendiri. Sebelum penggunaan plasticizer Penyedia Jasa
harus menyampaikan kepada PPK rincian datanya termasuk spesifikasi, cara
penggunaan, kemudahan dalam penggunaanya, susunan kimia dan lain-lain untuk
mendapat persetujuan.

Kecuali bila diperintahkan lain oleh PPK, Penyedia Jasa dengan biayanya sendiri harus
menggunakan bahan tambah air entraining admixture (AE-admixture) dalam
pelaksanaan pekerjaan lining saluran untuk menambah kemudahan dalam pengerjaan
adukan beton dan menambah kedap air.

Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada PPK rincian data AE-admixture termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-
lain untuk mendapat persetujuan.

5. Penggetaran dan Pemadatan Beton

5.1 Bangunan Beton Bertulang

Beton untuk bangunan harus dipadatkan menggunakan vibrator mekanik atau elektrik
yang sebelum digunakan harus mendapat persetujuan PPK. Vibrator yang dipakai harus
berdiameter yang sesuai dengan jarak besi tulangan, frekuensi tinggi dan harus
dioperasikan oleh operator yang berpengalaman.

Pemadatan beton harus dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut
cetakan, disekitar besi tulangan dan peralatan/benda yang dipasang dalam beton sehingga
beton benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon. Pemadatan
harus merata, tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi tulangan serta
harus dicegah pemadatan yang berlebihan.
Alat penggetar/poker vibrator harus dimasukkan kedalam adukan beton segar dengan
jarak yang teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang dipakai
antara satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga
adukan beton segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor
sebelumnya. Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung
udara dipermukaan adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga
puluh) detik sejak saat dimasukkan kedalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator

40
harus dilakukan secara vertikal dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-
rongga udara.

Penyedia Jasa wajib menyediakan vibrator cadangan selama penuangan beton, atau
pelaksanaan pekerjaan akan dihentikan oleh PPK. Penundaan pelaksanaan pekerjaan
akibat hal tersebut adalah tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa dalam
menyelesaikan pekerjaan seluruhnya.

6. Perawatan Beton (Curing)


6.1 Umum
Perawatan beton yang baru dituang harus dipahami sebagai bagian yang integral dari
seluruh proses penuangan beton. Beton segar harus dirawat dalam keadaan selalu
lembab/basah selama tidak kurang dari 7 (tujuh) hari terus-menurus sejak beton tersebut
dituang.

Perawatan beton harus menggunakan curing compound, kecuali bila ditentukan/


diperintahkan lain oleh PPK.

Perawatan beton yang dikerjakan tidak sesuai dengan ketentuan, dianggap sebagai
pelanggaran/cacad yang dapat berakibat seluruh pelaksanaan pekerjaan beton dihentikan
oleh PPK sampai Penyedia Jasa memperbaikinya.

Cetakan beton yang dibuat dari kayu harus selalu dibasahi/disiram air selama masa
perawatan beton masih berlangsung. Sedang cetakan beton yang terbuat dari bahan metal
yang menghadap sinar matahari harus diberi naungan, atau dicat putih atau dilindungi
selama periode perawatan. Bila cetakan beton dibongkar sebelum masa perawatan 7
(tujuh) hari, cara perawatan lanjutan yang sudah disepakati harus dikerjakan oleh
Penyedia Jasa sampai selesainya masa perawatan beton selama 7 (tujuh) hari.

Penyedia Jasa harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan PPK tentang metoda kerja
perawatan beton, curing compound yang akan dipakai dan penyediaan material tersebut
dilapangan dalam jumlah yang cukup sebelum pekerjaan penuangan beton dilaksanakan.

6.2 Perawatan Basah

Perawatan basah adalah cara perawatan beton dengan menggenangi atau menyiramkan
air ke seluruh permukaan beton. Untuk menjaga kelembaban pada permukaan beton
dapat dilakukan dengan menutupinya dengan karung guni yang selalu dalam keadaan
basah. Penutupan dengan karung guni basah atau material lain harus dilakukan sesegera
mungkin sesudah pekerjaan finishing selesai dikerjakan dan tidak ada kemungkinan yang
berakibat rusaknya permukaan beton tersebut. Penutupan dengan karung basah harus
berlanjut sampai beton berumur 7 (tujuh) hari.

Pemakaian limbah/serbuk kayu tidak diijinkan karena dikhawatirkan dapat berakibat


merusak warna beton.

Metoda perawatan beton yang dapat berakibat kondisi beton berubah-ubah basah dan
kering, tidak dapat disetujui karena dianggap cara perawatan beton yang tidak benar.

6.3 Curing compound

Bila disetujui PPK, dapat dipakai liquid membrane curing compound yang memenuhi
ketentuan AASHTO M 148, Type 2 atau yang identik, untuk perawatan awal dan akhir
beton struktur dan lining.

41
Bila karena suatu sebab selaput curing compound pada permukaan beton rusak dalam
masa perawatan beton, permukaan yang rusak tersebut harus segera dipoles/disemprot
ulang dengan curing compound yang baru. Pemakaian curing compound pada permukaan
beton harus dilakukan segera setelah tidak lagi terlihat kilauan air pada permukaan beton
tersebut atau segera sesudah cetakan beton dibongkar.
Bila pemakaian curing compound harus ditunda, perawatan dengan pembasahan harus
dilakukan pada permukaan beton sampai perawatan dengan curing compound dapat
dilaksanakan.

Sebelum dipakai, curing compound harus terlebih dahulu diaduk merata kemudian
disemprotkan dengan halus ke permukaan beton menggunakan peralatan semprot sebagai
lapis pertama. Penyemprotan kedua kalinya dilakukan dengan arah tegak lurus terhadap
arah penyemprotan pertama. Dosis untuk setiap penyemprotan harus tidak kurang dari 1
liter curing compound untuk setiap 3,6 meter luas permukaan beton. Pemakaian curing
compound pada bagian sambungan harus dilakukan dengan hati-hati sehingga ikatan
antara beton dengan besi tulangan dan pemasangan joint sealer tidak terganggu.

7. Finishing Permukaan Beton

Pekerjaan finishing pada permukaan beton harus dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi ini atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau perintah PPK.

7.1 Beton dengan Permukaan Pra-bentuk (Formed Surfaces)


Permukaan beton harus bagus, utuh dan bebas dari sarang tawon, tonjolan/benjolan, serta
cacad-cacad lainnya. Semua sudut permukaan beton (exposed arises) harus bersudut
tumpul atau bulat. Bila berdasarkan hasil pemeriksaan segera sesudah pembongkaran
cetakan perlu segera dilakukan perbaikan terhadap permukaan beton maka segala upaya
perbaikan permukaan beton tersebut (finished surface concrete) harus dengan
persetujuan PPK.

Bila setelah pembongkaran cetakan dijumpai kesalahan dalam pengerjaan beton atau
cacat-cacat atau bila hasil uji laboratorium, uji kuat desak, menunjukkan kualitas beton
jelek maka atas perintah PPK, pekerjaan tersebut harus dibongkar dan diganti oleh
Penyedia Jasa atas biaya sendiri.

7.2 Unformed Surfaces

Pekerjaan beton untuk bangunan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar, mendatar,
bulat atau ber-texture.

Pekerjaan finishing pada lining beton untuk saluran dikerjakan segera sesudah beton
cukup mengeras, dihaluskan dan diratakan dengan penggosok kayu atau baja sampai rata
dan dengan mutu yang sama guna mendapatkan permukaan lining beton yang halus dan
rata.

8. Uji Coba Pengerjaan Beton

Penyedia Jasa wajib menyerahkan metoda kerja untuk uji coba pelaksanaan pekerjaan beton
termasuk personel, peralatan dan material beton kepada PPK untuk dikaji dan disetujui
sebelum uji coba tersebut dilaksanakan. Untuk maksud uji coba diatas, Penyedia Jasa harus
menyiapkan 4 (empat) panel beton dengan tujuan untuk memastikan bahwa ketentuan dalam

42
spesifikasi ini diikuti dengan baik oleh Penyedia Jasa dalam pelaksanaan pekerjaan
pembetonan yang sesungguhnya nanti dilapangan.

Uji kuat desak beton dilakukan dengan mengambil contoh benda uji dari setiap panel masing-
masing 1 (satu) contoh benda uji dengan diameter 100 mm (concrete coring) sesuai dengan
ketentuan dalam ASTM C-42, ditambah dengan uji kuat desak contoh benda uji berbentuk
silinder yang diambil pada saat pengecoran beton sesuai dengan ketentuan dalam Pasal III-
9.1, Uji Laboratorium Selama Pelaksanaan.

Berdasarkan evaluasi hasil uji coba pengerjaan pembetonan, bila ternyata tidak sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, PPK akan memerintahkan Penyedia Jasa melakukan
modifikasi metoda kerja, peralatan yang dipergunakan dan personel yang melaksanakan uji
coba tersebut. Dengan pengertian bahwa modifikasi dan perubahan yang diperintahkan PPK
tersebut tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa dari segala kewajibannya dalam
kontrak.

Bila karena suatu sebab, material dan metoda kerja dirubah, Penyedia Jasa wajib melakukan
uji coba pengerjaan pembetonan lagi untuk memastikan bahwa perubahan tersebut sesuai
dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.

9. Toleransi Pekerjaan Beton

a. Toleransi Dimensi:
- Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m + 5 mm
- Panjang keseluruhan lebih dari 6 m + 15 mm
- Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau
antara kepala jembatan -0 dan+10 mm

b. Toleransi Bentuk:
- Persegi (selisih dalam panjang diagonal) 10 mm
- Kelurusan dan lengkungan (penyimpangan dari
garis yang dimaksud) untuk panjang s/d 3m 12 mm
- Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3m – 6m 15 mm
- Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6m 20 mm

c. Toleransi untuk Penutup/ Selimut Beton Tulangan:


- Selimut beton sampai 3 cm 0 dan 5 mm
- Selimut beton 3 cm – 5 cm -0 dan + 10 mm
- Selimut beton 5 cm – 10 cm ± 10 mm

10. Uji Mutu Beton

Penyedia Jasa wajib melakukan uji mutu beton di laboratorium miliknya kecuali ditentukan
tersendiri dalam Spesifikasi ini. Uji mutu beton tersebut adalah uji mutu semen dan agregat
beton, uji kuat desak contoh benda uji berbentuk silinder yang diambil selama pelaksanaan
pengecoran beton, juga uji kuat desak contoh benda uji yang diambil dari lining beton
(concrete coring).

Bila tidak ditentukan lain, uji mutu material beton dan pekerjaan beton yang telah selesai
dikerjakan, dilakukan sesuai dengan ketentuan dan frekuensi seperti yang diuraikan dibawah
ini. Tetapi, Penyedia Jasa wajib melaksanakan uji mutu diatas dengan frekuensi yang lebih
tinggi/banyak, bila PPK berpendapat bahwa material beton yang berada dilokasi kerja atau
pekerjaan beton yang telah selesai dikerjakan tidak memenuhi Spesifikasi ini.

43
10.1 Uji Mutu Beton Selama Pelaksanaan
Standar uji yang dipakai untuk uji mutu seperti disebut dibawah ini, atau yang setara JIS,
atau ketentuan dan frekuensi yang ditetapkan PPK.

Material & Uji Mutu Standar *) Frekuensi


1. Semen
Sertifikat pabrik Setiap 100 ton semen
(1) Soundness ASTM C151
(2) Time of setting ASTM C191
(3) Compressive strength ASTM C109 sesuai yang ditentukan PPK
(4) False set ASTM C451
(5) Firmness test ASTM C184

(1) Setiap sebelum uji-coba


2. Agregat kasar campuran, dan
(1) Gradation ASTM C 136 (2) Setiap 500 m3 material dari
(2) Loss test (washing) ASTM C128 setiap quarry yang dikirim ke
(3) Specific gravity ASTM C131 lokasi kerja, dan
(4) Loss by abrasion ASTM C535 (3) Setiap kali ganti quarry.
(5) Soundness ASTM C88
3. Agregat halus
(1) Gradation ASTM C 136 (1) Setiap sebelum uji coba
(2) Loss test (washing) - compuran,dan
(3) Specific gravity ASTM C128 (2) Setiap 500 m3 material dari
(4) Loss by abrasion ASTM C131 setiap quarry yang dikirim ke
(5) Soundness ASTM C535 lokasi kerja, dan
(6) Water absorption ASTM C88 (3) Setiap kali ganti quarry

4. Beton
(1) Slump ASTM C143 (1) 2 (dua) kali/hari untuk setiap
tipe beton yang dicor dilokasi
kerja,
(2) Setiap bagian/segmen
pekerjaan untuk pengecoran
beton,
(3) Setiap compuran/adukan beton
(batching).
(2) Kuat desak (campresive ASTM C39 Satu sample terdiri dari 6 (enam)
strength) ASTM C192 benda uji silinder untuk setiap tipe
beton yang dicor setiap hari atau
setiap bagian (segment)
(3) Air content ASTM C231 Setiap uji coba compuran (trial
mix) dan setiap 3 (tiga) bulan
untuk setiap tipe beton.
(4) Density (canal lining) 100 mm coring, 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor
(5) Kuat desak (canal lining) 100 mm coring 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor.

44
Material & Uji Mutu Standar *) Frekuensi
(6) Toleransi Lihat Pasal C-8 Setiap bagian yang sudah selesai.
(7) Batching Plant (a) uji berat dan volume sekali
sebulan
(b) kalibrasi setiap 6 bulan
*) Untuk nilai yang diijinkan (permissable value), lihat gambar & spesifikasi.

Untuk setiap 100 (seratus) m3 beton yang dicor secara terus menerus setiap hari harus
diambil 3 (tiga) sample dan tidak kurang dari 1 (satu) random sample. Benda uji harus
berbentuk silinder dengan diameter 15 (lima belas) cm dan tinggi 30 (tiga puluh) cm yang
akan diuji kuat desak setelah dirawat selama 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari. Hasil uji kuat desak harus dianalisa secara statistik dengan 2 (dua) metoda sebagai
berikut:

(1) Metoda Sampling


Metoda sampling diterapkan untuk bagian tertentu dari suatu blok/lot pekerjaan, dan
penetapan mutu beton secara keseluruhan untuk blok/lot tersebut dilakukan
berdasarkan data hasil uji laboratorium seluruh bagian dari blok/lot tersebut.

Metoda ini dterapkan untuk pekerjaan bangunan skala besar, atau pekerjaan dengan
volume beton besar, atau atas perintah PPK.

(a) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari 80% kuat desak yang ditetapkan
desain (ck) dengan probabilitas lebih dari 5%. Kuat desak yang memenuhi
syarat ini (m) diperoleh dengan rumus:

m = 0,. ck + Ka.s ............................... (a)

dimana, m : kuat desak rata-rata beton umur 28 hari dari seluruh hasil uji
per bagian blok/lot yang dilaksanakan secara berturutan.
Ka : probabilitas distribusi normal
S : standard deviasi.

(b) Hasil uji kuat desak harus tidak dari ck dengan probalitas 25%.

m = ck + Kb. S .................................. (b)

dimana, Kb : probabilitas distribusi normal

(2) Metoda Pemeriksaan


Metoda pemeriksaan diterapkan untuk bangunan skala kecil, dan kualitas beton harus
ditetapkan berdasarkan nilai rata-rata kuat desak beton dibandingkan dengan nilai
yang diijinkan atau atas perintah PPK.

Standard deviasi diperoleh hasil uji laboratorium dan jika hasil yang diperoleh
memenuhi rumus (a) dan (b), kualitas beton dinilai memenuhi spesifikasi dengan
menggunakan rumus (c) dan (d) sebagai berikut:

  0.8ck + Ka. V ................(c)


  ck + Kb. V ......................(d )

dimana,  : kuat desak beton rata-rata


V : hasil uji yang menunjukkan distribusi impartial

45
Ka,Kb : koefisien untuk penilaian

Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan dan
selanjutnya pada setiap saat pengambilan benda uji untuk kuat desak dan saat-saat
lain bila diperintahkan PPK.

Semua uji/tes diatas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam standar yang
dijelaskan dalam spesifikasi ini.

1,6
1,5
1,4
1,3
Acceptance judgment

1,2
coefficient Ka, Kb

1,1
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
5 10 20 30 50 100 200
Number of test values (n)

Acceptance Judgment Coefficient

46
10.2 Pemeriksaan Pekerjaan Selesai

Penyedia Jasa wajib melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan teliti bersama PPK
pada pekerjaan saluran irigasi, drainasi dan bangunan irigasi yang sudah selesai, dan bila
air sudah mengalir di jaringan irigasi untuk memastikan ada/tidak ada kebocoran.

Penyedia Jasa harus memastikan penyebab kebocoran dan mengerjakan perbaikan yang
diperlukan sebelum dapat diterima dengan baik oleh PPK.

11. Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Beton

Pengukuran prestasi pekerjaan beton untuk semua tipe beton dalam meter kubik (m 3) beton
yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar
kerja. Tidak ada pengurangan volume beton yang ditempati besi beton, besi profil atau
benda/peralatan lainnya yang terpendam dalam beton.

Pembayaran untuk semua tipe beton dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus sudah diperhitungkan
termasuk biaya untuk pekerja, material, alat peralatan, penuangan beton, pemadatan, dan
perawatan termasuk bahannya, bahan tambahan baik bersifat kimia (admixture) maupun
mineral (additive), pekerjaan penyelesaian/finishing dan semua pekerjaan non-permanen
untuk akses dan pendukung, tanggul pelindung dan pengaman, saluran pengelak, relokasi dan
pengamanan serta pengeringan kecuali pekerjaan non-permanen (general-items), uji
laboratorium yang diharuskan dalam spesifikasi dan pekerjaan perbaikan lainnya.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
3.7 3.7. Beton Mutu K 125 m3
3.8 3.8. Beton Mutu K 175 m3

12. Besi Tulangan

12.1 Umum

Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir
yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SNI 0376-84,
dengan karakteristik sebagai berikut:

Property Besi Ulir Besi Polos


Tensile strength (kg/mm2) 45-57 45-57
Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih 30 atau lebih
Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih

Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan PPK untuk pengadaan besi tulangan yang
akan dipergunakan dan menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya
ke lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa dengan biaya sendiri harus melakukan uji material
bila diminta PPK dengan prosedure baku uji yang disetujui PPK. Besi yang digunakan
diameter 10 mm dan 12 mm dan besi UNP sebagai landasan stoplog ukuran sesuai
gambar kerja.

47
Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui PPK. Dua besi tulangan dengan diameter yang sama
yang diambil secara random dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak
boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan
harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacad.

12.2 Gambar Pembesian

Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada PPK untuk mendapat persetujuan sebelum pemasangannya
di lokasi pekerjaan.

12.3 Pemasangan Besi Tulangan

Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi
yang ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan harus
dipasang pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada
cetakan beton.

Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan
kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama proses
penuangan dan pemadatan beton.

Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak
diijinkan mencuat keluar permukaan beton.

Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat
desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai dengan
desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan disiram air sesaat
sebelum beton dituang.

Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan dan UNP harus
dibersihkan dari material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil
pengecoran sebelumnya yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat
melemahkan ikatan dengan beton.

Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada PPK untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan
secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.

12.4 Penyambungan Besi Tulangan

Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada gambar
kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh PPK.

Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya
tidak diperkenankan tanpa persetujuan PPK. Penyambungan harus dilakukan dengan
overlap sepanjang mungkin.

Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang dari
300 mm diameter besi tulangan dan batang melintang dengan overlap 150 mm. Untuk

48
penyambungan dengan cara overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat dengan
kawat sedemikian sehingga tebal selimut beton tetap memenuhi ketentuan.

12.5 Selimut Beton

Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan
ketentuan dalam gambar, atau atas perintah PPK.

12.6 Pengukuran Pembayaran Besi Tulangan

Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat kg untuk setiap
jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang dihitung
untuk besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam
daftar dan gambar pembesian/penulangan yang disetujui PPK.

Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti
sbb:
Besi Bulat-Ulir
Diameter D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
(mm)
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31

Besi Bulat-Polos
Diameter 8  10  12  16  19  22  25  28  32
(mm)
Berat 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
(kg/m)

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar diatas, PPK akan
menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan
ketentuan dalam standar SNI
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan akan diperhitungkan
dalam pembayaran, yaitu sebesar 0,5 x panjang besi tulangan sambungan.

Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dan UNP dilakukan berdasarkan harga
satuan yang ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana
tulangan digunakan, akan meliputi harga yang tepat dimana tulangan digunakan untuk
masing-masing tipe besi bulat-ulir dan besi bulat-polos di tempat-tempat pemakaian
akhir di dalam konstruksi beton tulang dan pekerjaan-pekerjaan lainnya. Harga satuan
tersebut sudah termasuk biaya dan ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat
penyediaan, pemasangan dan penyetelan besi tulangan dan semua pekerjaan
pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini. Adapun dalam hal besi tulangan yang
telah selesai dirakit/dipasang tidak dapat diperhitungkan untuk pembayarannya, namun
demikian rakitan tersebut dapat diprogres sebagai kemajuan pekerjaan. Pembayaran
untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan atas selesainya pekerjaan beton
dimana besi tulangan tersebut menjadi satu kesatuan dengan beton tersebut.

49
Analisa pembesian berdasarkan Lampiran Permen PUPR No : 28/PRT/M/2016 dengan
no. Analisa A.4.1.1.17. Pembesian 10 kg dengan besi polos atau besi ulir.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
3.5 3.5 Pembesian Kg

13. Benda Terkubur/Terpendam Beton

Penyedia Jasa wajib memastikan benda-benda dan peralatan yang akan terkubur/terpendam
adukan beton harus sudah terpasang dengan kuat dan tepat pada posisinya sesuai gambar,
sebelum pelaksanaan penuangan beton. Semua benda-benda tersebut harus bersih dan bebas
dari kotoran, oli, mortar dan bahan lain yang berakibat buruh pada beton.

14. Sambungan

14.1 Sambungan Konstruksi

Sambungan konstruksi hanya dilaksanakan pada lokasi yang ditetapkan dalam gambar
kerja, sesuai dengan Spesifikasi ini, atau yang disetujui PPK, kecuali dalam kondisi
yang tidak diduga sebelumnya, penghentian atau penundaan penuangan beton yang
tidak dapat dihindari.

Sebelum adukan beton yang baru akan dituangkan pada beton lama yang sudah dituang
sebelumnya di lokasi sambungan konstruksi, beton lama harus sudah berumur tidak
kurang dari 24 jam. Permukaan beton lama harus dibersihkan dari pasta semen, selaput
semen-pasir dan cacad-cacad, dengan disemprot air bertekanan, sand blasting,
chipping, atau sikat baja sehingga terlihat agregat beton lama yang bersih dan terikat
kuat.

Setelah permukaan beton lama selesai dipersiapkan, beton harus dibuat jenuh air
selama 4 (empat) jam sebelum penuangan beton baru. Bahan pengikat beton (bonding-
agent) harus dituang pada permukaan beton lama sebelum penuangan mortar dan beton
baru dilaksanakan. Semua bahan dan pemakaiannya harus mendapat persetujuan PPK
terlebih dulu. Sesaat sebelum penuangan beton baru, cetakan harus diperiksa terpasang
kuat/erat pada beton lama dan permukaan sambungan disaput tipis dengan mortar
campuran 1 pasir : 2 semen ke seluruh permukaan.

14.2 Sambungan Ekspansi

Sambungan eskpansi harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi ini
di lokasi dan desain yang dirinci dalam gambar kerja.

Bila ditentukan dalam gambar kerja atau sesuai perintah PPK, waterstop atau pipa PVC
untuk besi-pasak harus terkubur dengan tepat dan baik dalam beton yang dituang
pertama kali: Filler yang akan dipakai untuk sambungan ekspansi harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, Pasal H-5, dan harus dipotong sesuai dengan bentuk
permukaan sambungan dan dipasang pada permukaan beton lama dengan baik
sehingga tidak akan bergeser pada saat penuangan beton baru sedang dikerjakan.

Segera sesudah cetakan dibongkar, sambungan ekspansi harus diperiksa, adukan beton
dan mortar yang melekat pada sambungan harus dipotong dengan hati-hati dan
dibuang.

50
Seluruh permukaan luar dan dalam dari sambungan ekspansi harus dibersihkan dan
dipersiapkan untuk pemasangan joint sealant. Bahan untuk sealant harus sesuai dengan
bahan untuk filler dan mudah dipasang untuk sambungan mendatar ataupun tegak.
Penggunaan sealant berikut primer yang diperlukan harus sesuai dengan
petunjuk/panduan dari produsen bahan tersebut.

14.3 Sambungan Kontraksi

Sambungan kontraksi harus ditempatkan dan dikerjakan dengan rinci sesuai dengan
gambar kerja atau perintah PPK. Sambungan kontraksi dikerjakan dengan menuangkan
beton pada salah satu sisi sambungan dan dibiarkan sampai mulai mengeras sebelum
penuangan beton pada sisi yang lainnya dilaksanakan. Untuk menghindarkan ikatan
antara kedua beton, permukaan beton pada lokasi sambungan kontraksi dicat dengan
oli atau bahan lainnya yang disetujui PPK. Bila ditentukan dalam gambar atau atas
perintah PPK, waterstop dapat dipasang.

14.4 Pengukuran dan Pembayaran Konstruksi Sambungan

14.4.1 Sambungan Konstruksi; Ekspansi dan Kontraksi

Biaya yang diperlukan untuk pembuatan sambungan konstruksi; ekspansi;


kontraksi termasuk bonding agent untuk bangunan dan lining beton pada
saluran diperhitungkan sudah termasuk dalam harga satuan untuk beton
tersebut yang dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga kecuali
waterstop, besi tulangan untuk pasak (dowel-bar), filler dan sealant yang
dibayarkan secara terpisah sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.

51
IV. PEKERJAAN PEMANCANGAN

1. Umum

1.1 Uraian Pekerjaan

Kontraktor haruslah mengadakan semua pekerja, bahan/material, peralatan dan hal-hal kecil
lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan tiang pancang, pemasangan, pemancangan dan
pekerjaan uji/tes pancang tiang pancang kayu seperti yang tertera di dalam gambar konstruksi.
Sebelum memulai pekerjaan tiang pancang, kontraktor haruslah menginformasikan untuk
mendapatkan persetujuan tentang usulan detail jadwal dan metoda kerja termasuk prosedur dan
urutan pemancangan tiang pada tempat semestinya, persyaratan semua peralatan yang
dipergunakan dan keterangan lainnya yang diminta oleh Direksi.
Walaupun disebutkan dalam syarat-syarat/spesifikasi, dalamnya pemancangan/ kedalaman
penetrasi dan panjangnya tiang pancang secara final haruslah ditentukan atas dasar nilai daya
dukung yang disyaratkan, namun bila diminta/diperintahkan oleh Direksi, maka harus ditetap -
yakinkan dengan percobaan pembebanan statis. Panjang tiang pancang dan kedalaman
penetrasi yang ditetapkan oleh Direksi atas dasar hasil tes pancang tersebut haruslah
diperlakukan sebagai pengganti persyaratan lain yang ditetapkan lebih dahulu tentang penetrasi
tiang pancang.
Jumlah, panjang dan daya dukung tiang pancang ditetapkan berdasarkan hasil uji pengeboran
eksplorasi, pemancangan dan daya dukung yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
sebelum dilakukan pemesanan dan produksi tihang pancang yang hanya dapat dikerjakan atas
perintah PPK.

1.2 Tipe Tiang Pancang

Tipe tiang pancang yang akan dipergunakan adalah :


• Kayu galam dia 8/10 cm panjang 3 m

2. Tiang Pancang Kayu

2.1 Persyaratan Tiang Pancang Kayu Galam


Tiang pancang kayu Galam yang digunakan adalah kayu kuat kelas I, harus dari kayu tanaman
Indonesia yang memenuhi syarat AASHTO M168 atau seperti yang dipersyaratkan oleh
Direksi.
Tiang pancang kayu Galam harus bebas dari cacat-cacat yang dapat merugikan terhadap
kekuatan dan keawetannya, misalnya buhul/mata kayu (knots) yang melapuk atau retak-retak.
Tiang pancang kayu Galam harus mempergunakan kayu batangan (raw timber) semua mata
kayu harus dipangkas dengan baik. Ujung tiang harus digergaji/dipangkas berbentuk kerucut
(cone) dan bentuk tersebut harus disesuaikan dengan keadaan tanah tempat pemancangan.
Bagian kepala tiang harus dipotong sesuai dengan garis as pancang (ceterline of line). Bagian
kepala tersebut dapat berbentuk bulat sedemikian hingga dapat dipasang cincin baja yang dapat
menahan kerusakan kepala tersebut pada waktu pemancangan. Tiang-tiang pancang harus
dipancang pada titik pancang yang semestinya dan memenuhi semua elevasi yang semestinya.
atau sesuai perintah Direksi.

Penyimpangan maximum kepala tiang pancang yang diperkenankan haruslah hanya sebesar
10 cm + 2 cm pada sembarang arah terukur dari tempat yang semestinya, Panjang tiang pancang
3 m dengan jarak masing-masing galam 30 cm, seperti tertera pada gambar konstruksi.

Tiang pancang yang ditolak oleh Direksi harus dicabut/diambil atau diganti ataupun dipotong
sesuai dengan tinggi rendah yang disetujui oleh Direksi.
Kelas kayu menurut kekuatan :

52
Kelas kuat Berat jenis kering Kekuatan lentur mutlak Kekuatan tekan
udara (kg/cm2) mutlak (kg/cm2)
I  0,90  1100  650
II 0,90 – 0,60 1100 – 725 650 – 425
III 0,60 – 0,40 725 – 500 425 – 300
IV 0,40 – 0.30 500 – 360 300 – 215
V  0,30  360  215
Sumber : Teknik Sipil, V Sunggono kh, Ir.

Tegangan yang dipergunakan untuk kayu mutu A :

Kelas kuat Jati (Tectonagrandis)


Tegangan (kg/cm2)
I II III IV V
lt 150 100 75 50 - 130
tk // = tr // 130 85 60 45 - 110
tk ⊥ // 40 25 15 10 - 30
20 12 8 5 - 15
Sumber : Teknik Sipil, V Sunggono kh, Ir.

2.2 Pemancangan Tiang Pancang

Sebelum membawa sesuatu peralatan pancang ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus


menyampaikan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tersendiri tentang peralatan dan
metoda pancang yang akan dipergunakan.

Pemancangan dilaksanakan dengan tripod dan hammer. Bila peralatan memerlukan kalibrasi,
maka harus dikalibrasi dengan perangkat yang semestinya dan disetujui oleh Direksi.

Semua tiang pancang haruslah dipancang sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar,
penyimpangan maksimum kepala tiang pencang yang diperkenankan haruslah hanya sebesar
120 mm pada sembarang arah terukur dari tempat yang semestinya seperti tertera pada gambar.
Semua kepala tiang pancang kayu harus diperkuat dengan topi pancang (pile cops) seperti
tertera dalam gambar kontrak selama pemancangan dilaksanakan.

2.3 Metode Kerja

Pemancangan tiang kayu Galam dimulai dengan menggunakan penumbukan ringan sampai
tiang masuk ke dalam tanah cukup baik untuk menjamin bahwa pemancangan dilakukan pada
arah yang tepat. Pukulan-pukulan kemudian harus dinaikan berangsur-angsur sampai daya
dukung terhadap pemancangan mendekati daya dukung yang ditetapkan. Intensitas dari
pemancangan tidak boleh begitu saja dinaikan dalam suatu usaha untuk mencapai kedalaman
ujung yang ditentukan, karena dapat menimbulkan kerusakan pada tiang. Pemacangan harus
dilanjutkan sampai ujung tiang mencapai kedalaman ujung yang ditentukan, atau masuknya
tiang ke dalam tanah (penetrasi) yang ditentukan untuk tiap pukulan pada pukulan penuh telah
dicapai.
Selama pelaksanaan pemancangan berlangsung tali penahan tiang labrang (twitches dan guys)
yang memegang tiang dalam posisinya harus makin lama makin direndahkan untuk
menghindari kesalahan, dan akhirnya dialihkan. Bilamana tiang cenderung untuk membelok
dari arah yang telah ditentukan, tali labrang (twiches) mungkin dapat digunakan untuk
membetulkan posisinya pada suatu tingkat terbatas, namun bila tiang membelok arahnya dalam
tingkat yang besar, haruslah dikoreksi jika mungkin tanpa merusak tiang. Bila ini tidak dapat
dikerjakan, mungkin harus dilakukan pencabutan dan pemancangan kembali dekat posisinya
yang tepat, kecuali diperintahkan lain.

53
Apabila pemancangan dengan alat tidak bisa maka pemancangan dilakukan secara manual
sesuai petunjuk direksi.
Tiang pancang yang dipancang dalam air, perangkat pelurus pancang sebaiknya (preferable)
mempunyai kepanjangan yang memadai hingga tak perlu menggunakan perangkat ikutan, dan
harus direncanakan sedemikian hingga memungkinkan melaksanakan pemancangan tiang
pancang sebagaimana mestinya lebih baik.
Pada penyelesaian pemancangan, kelebihan panjang tiang harus dipotong pada elevasi yang
ditentukan, seperti ditentukan dalam gambar rencana, dan permukaan yang dipotong dilindungi
segera dengan petroleum jelly (diberikan waktu panas) untuk mencegah pembelahan.

2.4 Uji Tiang Pancang

Sebelum melaksanakan pekerjaan pemancangan tiang pancang kayu harus dilakukan


penyelidikan kekuatan tanah dengan alat uji (Dutch Cone atau dengan alat yang setara dengan
itu, kontraktor haruslah menyajikan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuannya tentang detail prosedur serta alat / aparat yang akan dipergunakannya.
Alat yang cocok dan baik untuk menyelidiki sifat-sifat tanah tersebut haruslah diadakan oleh
kontraktor.

2.5 Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran pekerjaan pengadaan dan pemancangan galam haruslah didasarkan atas meter
panjang (m’) tiang pancang yang dipergunakan untuk pekerjaan tiang pancang kayu yang
memenuhi serta dapat diterima sesuai dengan gambar konstruksi, persyaratan-persyaratan atau
sesuai yang diperintahkan oleh Direksi.
Pembayaran menggunakan harga satuan meter panjang yang tertera di dalam daftar kuantitas
pekerjaan. Harga satuan itu harus sudah meliputi kompensasi pengadaan semua
bahan/material, jasa pekerjaan serta hal-hal kecil lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan.
Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
4.4 4.4. Pengadaan dan Pemancangan Galam dia 10/12 cm m'

54
V. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Pengadaan dan pemasangan pintu air Box Culvert


➢ Pekerjaan pintu air pada umumnya sudah tersedia dipasaran sebagai produk
pabrikan. Biaya pekerjaan pintu air ini berasal dari harga pintu air, biaya
trabnsportasi dan pemasangannya. Pintu air yang digunakan adalah pintu sorong
baja roda gigi (stang tunggal) dengan dimensi, B = 1000 mm, H = 1500mm, H1=
1900 mm, TR= 2700 mm.
➢ Perunggu, kuningan, permukaan bagian-bagian dimesin dari roda-roda
gigi, permukaan-permukaan ferrous ditutup, permukaan didalam rolling
atau contact sliding setelah pemasangan lapangan dan tali-tali hoist
tidak akan dicat. Semua permukaan-permukaan baja tahan karat untuk
bearing-bearing dan bagian-bagian machinery juga tidak akan dicat.
Pada penyelesaian pembersihan, permukaan- permukaan yang tidak dicat
akan dicat dengan suatu material lapisan cat pencegah karat atau suatu
adhesive plastic film untuk melindungi permukaan-permukaan dari
kerusakan mekanikal minor dan korosi selama pengiriman dan
penyimpanan di Site. Material lapisan cat harus dibuang lagi setelah
pemasangan lapangan peralatan.
➢ Satu lapisan primer epoxy resin zinc rich dan dua atau tiga lapisan-lapisan
dari coal-tar epoxy resin paint, total dry film ketebalan 0.45 —0.60 milimeter
atau 0.28 — 0.34 mm , akan diberikan untuk item-item berikut :
Permukaan terbuka dari semua guide frames dan embedded frame yang mana
tidak dibuat dari plat-plat baja tahan karat Permukaan dalam dari semua pintu-
pintu Daun Pintu Pembagi, Sekunder, Sadap dan Offtake Saringan sampah tetap
pada Irigasi/Drainase (bila ada)
Satu lapisan primer epoxy resin zinc rich, dua lapisan-lapisan non-bleed type
tar epoxy resin paint sebagai lapisan bawah, satu lapisan epoxy resin
micaceous iron oxide paint sebagai suatu lapisan menengah dan dua lapisan-
lapisan dari chlorinated rubber paint sebagai lapisan-lapisan akhir, total dry
film ketebalan 0.45 — 0.60 milimeter pada semua daun-daun pintu.
➢ Semua permukaan-permukaan tidak diselesaikan dari metal ferrous kecuali itu
ditentukan diatas harus diberikan satu lapisan primer zinc rich dan empat
lapisan- lapisan chlorinated rubber paint (dua lapisan-lapisan dibawah, satu
lapisan menengah dan satu lapisan akhir) sampai mempunyai total dry film
ketebalan 0.15 — 0.18 milimeter.
➢ Pemberitahuan seperti pengiriman akan diberikan kepada Direksi Pekerjaan
dan kepada Engineer dalam tertulis tidak lebih dari empat belas (14) hari
sebelum untuk tanggal pengapalan / pengiriman yang sebenarnya untuk suatu
peralatan untuk dikapalkan/dikirimkan. Setiap pemberitahuan harus
memasukkan sebuah dartar pengapalan/pengiriman lengkap isi muatan dari
setiap paket untuk dikirim dan menunjukkan tanggal yang diperkirakan dari
pengiriman dan nomor seri untuk setiap komponen untuk digunakan guna
identifikasi dan copy-copy dari polis asuransi yang diatur untuk itu. Kontraktor
akan bertanggung jawab untuk menyambut di Site dari pengiriman – pengiriman
untuk tujuan Kontrak
➢ Minimum ketebalan dari plat pintu harus delapan (8) milimeter. Plat-plat penguat
horizontal akan dilas ke plat pintu dan plat-plat pinggir tepi. Plat-plat penguat
horizontal harus diberi lobang pembuangan.

55
Pengukuran dan Pembayaran

➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
biaya pengadaan dan pemasangan untuk Pekerjaan pintu air sesuai seperti yang
diuraikan pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
➢ Pembayaran hingga tujuh puluh (70 %) percent dari Kontrak unit price atau
lump sum price atas kedatangan / tibanya hingga ke Site dan disetujui oleh
Engineer asalkan ; Kontraktor telah menyerahkan kepada Engineer untuk
persetujuan faktur-faktur terperinci, daftar-daftar paket, faktur-faktur
pembayaran, bill of lading, dan sertifikat asuransi. Sebelum pengapalan /
pengiriman peralatan dan material, gambar- gambar dan / atau sertifikat-sertifikat
test harus telah diserahkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Engineer.
Kontraktor telah dengan semestinya menyimpan peralatan atau material -material
dan telah diserahkan sebuah penerimaan detail dan / atau laporan kerusakan.
Engineer telah menyetujui penerimaan dan / atau laporan kerusakan dan
penegasan penyimpanan yang semestinya / sebaik-baiknya dari peralatan dan
material-material.
➢ Pembayaran hingga tiga puluh (30 %) percent dari Kontrak lump sum price
terhadap penyelesaian yang penting / substantial dari pemasangan yang disetujui
oleh Engineer.
➢ Bila item pekerjaan/biaya buah diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.
Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
4.12 4.12. Pengadaan dan pemasangan Pintu Air Box bh
Culvert

2. Dewatering/ Pengeringan

➢ Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan pengeringan dilokasi pekerjaan


guna menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
menggunakan pompa air diesel dengan kapasitas ≥ 10 liter/detik untuk memindahkan
air sehingga tidak menggenangi lokasi pekerjaan.
➢ Segala biaya yang dikeluarkan untuk upaya pengeringan ini, kecuali bila sudah
disediakan secara tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.

Pengukuran dan Pembayaran

➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
biaya lok untuk Pekerjaan Pengeringan sesuai seperti yang diuraikan pada bagian
Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya lok diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk

56
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
4.2 4.2. Dewatering/Pengeringan lok

3. Kisdam

➢ Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan kisdam dilokasi pekerjaan guna
menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan membuat
bangunan sementara yang berupa tanggul, bangunan/saluran pengelak atau karung
diisi dengan tanah setempat untuk memindahkan aliran air sehingga tidak
menggenangi lokasi pekerjaan dan membongkar/membersihkannya bila pekerjaan
telah selesai dikerjakan.
➢ Segala biaya yang dikeluarkan untuk upaya kisdam ini, kecuali bila sudah disediakan
secara tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap sudah termasuk dalam
harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.

Pengukuran dan Pembayaran

➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
biaya lump-sum untuk Pekerjaan Pengeringan sesuai seperti yang diuraikan pada
bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya lok di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
4.1 4.1. Kisdam lok

4. Pengurugan dan Pemadatan Sirtu

➢ Penghamparan material pasir batu (sirtu) dengan ketebalan dan lebar timbunan sesuai
dengan gambar kerja dan persetujuan direksi, setelah penghamparan maka dilakukan
pemadatan menggunakan pedesterian roller atau sejenisnya agar padat
➢ Segala biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pengurugan dan pemadatan sirtu
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga, kecuali bila sudah disediakan secara
tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap sudah termasuk dalam harga
kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.

57
Pengukuran dan Pembayaran

➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
biaya m3 untuk Pekerjaan Pengurugan dan Pemadatan Sirtu sesuai seperti yang
diuraikan pada atas dalam Spesifikasi ini yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya m3 di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
3.2 3.2. 4. Pengurugan dan Pemadatan Sirtu m3

5. Pengadaan dan Pemasangan Nomenklatur

➢ Nomenklatur digunakan sebagai identitas suatu bangunan, bahan yang digunakan


adalah marmer dengan ukuran 20 cm x 30 cm;
➢ Nomenklatur dipasang di bagian bangunan yang mudah dilihat, Pemasangannya
dengan cara bagian bangunan yang akan pasang nomenklatur dikasarkan setelah itu
ditempel dengan campuran semen, pekerjaan sesuai petunjuk direksi dilapangan;
➢ Segala biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan
Nomenklatur tercantum dalam daftar kuantitas dan harga, kecuali bila sudah
disediakan secara tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.

Pengukuran dan Pembayaran

➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
biaya buah untuk Pekerjaan Peengadaan dan Pemasangan nomenklatur sesuai seperti
yang diuraikan di atas dalam Spesifikasi ini yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya buah di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
4.13 4.13 Pengadaan dan Pemasangan Nomenklatur buah
20 cm x 30cm (Marmer)

58
D. PENUTUP

1. Kontraktor yang mempergunakan bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yang diperlukan
untuk pekerjaan ini, dianjurkan semaksimal mungkin menggunakan produksi Dalam Negeri.
2. Dalam hal upaya penyedia jasa menyelesaikan seluruh pekerjaan ini, tidak dibatasi oleh peralatan
dan personil yang ada dalam dokumen pengadaan ini. Penyedia jasa dapat mepergunakan atau
menambah jumlah, jenis dan kapasitas peralatan serta personil semaksimal mungkin tanpa
diberikan tambahan biaya.

59

Anda mungkin juga menyukai