PEKERJAAN :
Lanjutan Rehabilitasi D.I.R. Belanti I dan II
(IPDMIP); Tersebar; Kalimantan Selatan; 1
Km; 971 Hektar; F; K; SYC
SPESIFIKASI TEKNIS
A. PENDAHULUAN
1. Penyedia Jasa harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta
yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau disediakan Penyedia Jasa
untuk pelaksanaan Pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh
Penyedia Jasa, Penyedia Jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan,
sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan Penyedia Jasa tidak
menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka
Penyedia Jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon
penawar untuk dapat menyusun Penawaran yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan
kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau persyaratan lain dalam Penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua
barang dan bahan yang akan digunakan dalam Pekerjaan adalah baru, belum digunakan,
dari tipe/model yang terakhir diprodusir/dikeluarkan, dan termasuk semua penyempurnaan
yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII,
SKSNI, dsb) untuk barang, bahan, dan jasa/pengerjaan/fabrikasi dari edisi atau revisi
terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM, dsb)
padanannya (equivalennya) yang secara substantif sama atau lebih tinggi dari standar
nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan, dan
pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau
standar negara asing.
7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan
standar satuan ukuran lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
2
4). Spesifikasi Khusus :
a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengaturan lalu-lintas
f. Pengendalian Lingkungan
Ponton Portable/Ponton
3. 1 set
Knockdown
3
Tebel Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan
8).
Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi
Pengalaman Kerja
Jabatan dalam Pekerjaan yang Sertifikat
No. Profesional
Akan dilaksanakan Kompetensi Kerja
(Tahun)
SKA Ahli Manajemen Konstruksi – Madya/
1. Manajer Pelaksanaan/ Proyek 4 SKK Teknik Sumber Daya Air-
Madya/SKK Perencanaan Irigasi-Madya/
SKK Teknik Rawa-Madya
SKA Ahli Bidang Keahlian
Teknik Sumber Daya Air Madya/ SKK
2. Manajer Teknik 3 Teknik Sumber Daya Air-Madya/SKK
Perencanaan Irigasi-Madya/ SKK Teknik
Rawa-Madya
3. Manajer Keuangan 2 -
4
9). Spesifikasi untuk masing-masing mata pekerjaan
a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar
standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa
perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan berikut :
PERUBAHAN :
Ketentuan ini didasarkan pada standar ...................................................
(satu atau lebih standar pengerjaan atau standar pabrikasi)
Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
(ii) Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian
dari Spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf kursif.
(iii) Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan bagian
dari Spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf yang dicoret (strike out)
sehingga kata-kata/kalimat salah dari standar yang digunakan masih dapat
dibaca
b. Lingkup Pekerjaan
c. Dokumen Acuan (Standar-standar) yang digunakan
d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk Mata Pekerjaan yang bersangkutan apabila
tidak digunakan standar tertentu.
B. BAGIAN UMUM
a. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan berada pada Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tapin.
b. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :
- Pekerjaan Persiapan;
- Pekerjaan Galian Saluran;
- Pekerjaan Box Culvert Fungsi Ganda
b. Gambar-gambar pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar ini dibuat detail untuk
pekerjaan konstruksi dan dimana mungkin dapat memperlihatkan bentuk dan
potongan-potongan konstruksi serta lay out dari konstruksi itu sendiri.
5
4.2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara
a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan atau dalam
waktu yang telah ditentukan dalam kontrak.
Gambar konstruksi yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam
pelaksanaan konstruksi juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 2 (dua)
rangkap.
5. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Normalisasi
Standar Nasional Indonesia (SNI).
6
menyelesaikan pekerjaan, dimana jam kerja tersebut mendapat persetujuan dari
Direksi. Jam Kerja 1 (satu) hari 7 (tujuh) jam selebihnya lembur, 1 (satu) minggu 7
(tujuh) hari, dan 1 (satu) bulan 30 (tiga puluh) hari.
➢ Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Kerja Mingguan yang
disetujui oleh Direksi setiap akhir minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi
lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan,
pengangkutan bahan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
➢ Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan bronjong dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
➢ Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan 7eseha barchart
pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya rencana kerja ini harus diserahkan keapda Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan
➢ Penyedia jasa harus mengisi fomulir Quality Assurance yang ditetapkan oleh
pengguna jasa dan harus disetujui oleh Direksi.
7
6.6 Laporan Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau tiap waktu yang ditentukan Direksi Penyedia
Jasa harus menyerahkan 2 (dua) Laporan Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa
diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama
bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
➢ Prosentasi kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan
laporan maupun prosentasi rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
➢ Prosentasi dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan berikutnya.
➢ Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal
permulaan dan penyelesaiannya.
➢ Daftar tenaga buruh.
➢ Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah 8eseha
dandipindahkan dari lapangan.
➢ Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
a. Jumlah volume pekerjaan untuk berbagai pekerjaan.
b. Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan galian dan timbunan
c. Jumlah banyaknya bangunan, dll
➢ Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
➢ Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan pembayaran
yang diperlukan pada bulan berikutnya.
➢ Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksaan pekerjaan selama bulan laporan.
➢ Penyedia Jasa harus menyerahkan dokumentasi berupa foto-foto dan video udara
selama jangka waktu kontrak. Pengambilan foto dan video udara tersebut
dilakukan dari awal kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan pada foto-foto tersebut
harus dilampirkan pada laporan kemajuan pekerjaan bulanan sesuai dengan yang
tercantum dalam kontrak.
➢ Foto dan video udara tersebut dilengkapi dengan keterangan ringkas dan tanggal
pengambilan.
➢ Biaya untuk pembuatan foto dan video udara tersebut tidak dilakukan secara
terpisah tetapi sudah termasuk dalam harga satuan lump sum berbagai item
pekerjaan yang ada dalam daftar kuantitas dan harga.
8
➢ Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak
sesuai dengan suatu standar seperti tersebut diatas. Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari
direksi.
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak
tersedia dipasarkan maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin
tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan
dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan
pengganti.
➢ Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih
tempat yang ditentukan Direksi.
➢ Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan
dan bahan kepada Pengguna Jasa sesuai yang dimintanya untuk tujuan
pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan
Spesifikasi.
➢ Tanda dasar titik referensi untuk pelaksanaan adalah Bench Mark yang didasarkan
pada titik tetap utama. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada
gambar yang diberikan kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum
menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar
untuk setting out pekerjaan, Penyedia Jasa perlu melakukan pengukuran
pemeriksaan untuk kepuasan sendiri atas ketelitiannya. Pengguna Jasa tidak akan
bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik
referensinya.
9
9.2 Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran
➢ Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum mulai bekerja Penyedia Jasa memberitahukan
keapda Direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran
kembali ketinggian muka tanah tersebut.
➢ Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia Jasa
akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki
pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau titik refreres yang disetujui
Direksi pada saat Wakil Direksi berada. Ketinggian muka tanah yang ditentukan
perlu mendapat persetujuan Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat
berdasarkan ketinggian yang disetujui.
➢ Penyedia Jasa bekerjasama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting out dan
dalam melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan
pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran.
➢ Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga,
cetakan profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan
pengukuran kemajuan pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua
biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas merupakan beban
Penyedia Jasa dan biaya tersebut sudah termasuk dalam harga satuan didalam
pekerjaan lain-lain pada daftar volume pekerjaan.
10 Pekerjaan Sementara
10.1 Umum
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh Pengguna Jasa dan bebas dari biaya pembebasan tanah.
Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi
pada gambar atau seperti petunjuk Direksi. Penyedia Jasa hendaknya membatasi
kegiatan peralatan dan anak buahnya pada tanah yang dibebaskan, termasuk arah
jalan masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan
tanaman/pemilikan dan kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya
diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pengguna Jasa tanah harus
10
dikembalikan ke keadaan semula. Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada
Pengguna Jasa atau orang lain, Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua
kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam
Kontrak.
11
11 Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan
11.1 Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan
pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan peledak
dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan
dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus
bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan, dan
menyerahkan peraturan dan organisasi untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk
dalam harga Kontrak.
12
C. BAGIAN TEKNIS
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam biaya
dengan satuan buah untuk Pengadaan Papan Nama Proyek dan Biaya Pemasangannya sesuai
seperti yang diuraikan pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya dengan satuan buah di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuntitas
dan Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.
➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam biaya
dengan satuan buah untuk Pembuatan Papan Informasi dan Biaya Pemasangannya sesuai
seperti yang diuraikan pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
13
➢ Bila item pekerjaan/biaya dengan satuan buah di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuntitas
dan Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.
2) Laporan Harian
Laporan harian disusun berdasarkan buku harian yang berisi catatan mengenai
rencana dan realisasi pekerjaan harian, berisi keterangan tentang :
- Tenaga Kerja;
- Bahan-bahan yang datang, diterima dan ditolak;
- Alat-alat;
- Pekerjaan yang diselenggarakan;
- Waktu pekerjaan dan cuaca.
16
3) Laporan Mingguan
Laporan mingguan disusun dan disampaikan disetiap minggu pada hari senin,
sebanyak 2 (dua) rangkap (1 asli, 2 fotocopi) dan soft copy scan berupa pdf berisi
keterangan tentang:
- Rangkuman capaian pekerjaan berupa hasil pembandingan capaian dengan minggu
sebelumnya dan capaian pada minggu berjalan dengan rencana kegiatan dan sasaran
capaian pada minggu berikutnya;
- Hambatan dan kendala yang dihadapi pada kurun waktu 1 (satu) minggu beserta
tindakan penanggulangan yang telah dilakukan dan potensi kendala pada minggu
berikutnya;
- Dukungan yang diperlukan dari Kasatker/PPK, Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas, dan pihak-pihak lain yang terkait;
- Ringkasan permohonan persetujuan atas usulan dan dokumen yang diajukan beserta
statusnya;
- Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan;
- Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk
kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja
(nearmiss record), dan lain-lain.
4) Laporan Bulanan
Laporan bulanan disusun dan disampaikan disetiap bulan, pada tanggal 10 (sepuluh)
bulan berikutnya, setiap bulannya sebanyak 2 (dua) rangkap (1 asli, 2 fotocopi) dan
soft copy scan berupa pdf dengan ketentuan sebagai berikut:
- Hasil kemajuan kerja yang telah dicapai selama 1 (satu) bulan diplotkan juga pada
Kurva-S;
- Isi laporan ini merupakan gabungan dari kemajuan pekerjaan mingguan yang sudah
dicapai dalam bulan yang bersangkutan.
- Laporan ini memuat hal-hal sebagai berikut :
- Uraian Pekerjaan;
- Lingkup Pekerjaan;
- Program Kerja;
- Personil Penyedia Jasa;
- Kemajuan pekerjaan yang sudah dicapai sampai dengan bulan yang bersangkutan;
- Rencana kerja bulan berikutnya dan rencana penyerapan dananya;
- Kendala-kendala yang mungkin terjadi dilapangan yang dihadapi dalam;
pelaksanaan pekerjaan dan solusi penyelesaiannya;m
- Keterangan-keterangan lainnya yang dianggap perlu untuk dilaporkan;
- Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan.
5) Buku-buku
Penyedia Jasa harus menyediakan dan mengisi buku daftar pekerjaan, buku direksi,
buku tamu yang setiap harinya harus berada dilapangan.
Semua Laporan tersebut sebelum disampaikan secara periodik sudah harus diperiksa
oleh Pengawas Lapangan dan diketahui oleh Direksi
Pengukuran dan Pembayaran
➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam biaya
lump-sum untuk Pekerjaan Video Drone + Editing serta Foto dan Dokumentasi sesuai seperti
yang diuraikan pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini. yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuntitas dan Harga,
segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah termasuk dalam harga
kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.
17
Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran
1.5 Pelaporan, Foto Dokumentasi dan Video Ls
Drone+editing
18
(3) Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan ini di bayar atas dasar harga lumpsum di dalam
daftar kuantitas pekerjaan (Bill Of Quantities) yang harga dan pembayarannya meliputi
seluruh pembayaran jasa pekerjaan, biaya peralatan, pengadaan bahan untuk pengukuran dan
penggambaran dan biaya pekerjaan kecil-kecil atau pekerjaan penunjang yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
19
7) Sarung tangan (Safety Gloves);
8) Sepatu keselamatan (Safety Shoes);
9) Penunjang seluruh tubuh (Full Body Harness);
10) Jaket pelampung (Life Vest);
11) Rompi keselamatan (Safety Vest);
12) Celemek (Apron/Coveralls); dan
13) Pelindung jatuh (Fall Arrester)
4) Asuransi dan Perizinan, antara lain :
a. Asuransi (BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja);
b. Surat Ijin Kelaikan Operasi Alat (SILO);
c. Surat kompetensi operator yang diterbitkan oleh lembaga /instansi yang
berwenang sesuai dengan Undang-undang; dan
d. Surat izin pengesahan panitia pembina panitia keselamatan dan kesehatan
kerja (P2K3).
5) Personil K3, antara lain :
a. Ahli K3 Konstruksi;
b. Petugas keselamatan konstruksi;
c. Petugas tanggap darurat;
d. Petugas P3K;
e. Petugas pengatur lalulintas (Flagman); dan
f. Tenaga medis dan/atau Kesehatan.
6) Fasilitas, Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan, antara lain :
a. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Obat luka, Perban)
b. Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Tabung oksigen, Steteskop, Timbangan
Berat Badan)
c. Peralatan pengasapan (Fogging)
d. Obat pengasapan
e. Ambulans
7) Rambu-Rambu, antara lain :
a. Rambu Petunjuk
b. Rambu Larangan
c. Rambu Peringatan
d. Rambu Kewajiban
e. Rambu Informasi
f. Rambu pekerjaan sementara
g. Jalu evakuasi (Escape route)
h. Tongkat pengatur lalu lintas (Warning lights stick)
i. Kerucut lalu lintas (Traffic cone)
j. Lampu putar (Rotary lamp)
k. Lampu selang lalu lintas
8) Konsultasi dan ahli terkait keselamatan konstruksi, antara lain :
a. Ahli Lingkungan
b. Ahli Struktur
9) Kegiatan dan peralatan terkait pengendalian risiko keselamatan konstruksi,
antara lain:
a. Pemeriksaan dan pengujian peralatan
b. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
c. Sirine
d. Bendera K3
e. Lampu Darurat (Emergency lamp)
f. Pemeriksaan lingkungan kerja :
1) Limbah B3
2) Polusi udara
g. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)
h. Program Inspeksi dan Audit Internal
20
i. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden
j. Patroli keselamatan
k. CCTV
21
II. PEKERJAAN TANAH
A. Galian
Semua pekerjaan tanah galian yang diperlukan harus dilakukan menurut dokumen, kontrak dan
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan galian batu
termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya, jalan akses dan
bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan lain-lain) yang diperlukan
serta pengangkutan material hasil galian kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan
akhir atau penimbunan sementara (stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali berdasarkan
SNI 03-4144-1996 tentang metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah, metoda kerja
pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan ke lokasi pembuangan
akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan timbunan, paling lambat
30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.
Penyedia Jasa wajib melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan bersama PPK
sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar selesai dikerjakan atau waktu
yang lain sesuai dengan perintah PPK yang hasilnya berupa gambar hasil pengukuran yang
menunjukkan elevasi muka tanah, tampang memanjang dan melintang harus diserahkan kepada
PPK untuk mendapatkan persetujuan. Gambar-gambar hasil pengukuran pra-konstruksi diatas
untuk selanjutnya dipergunakan sebagai acuan dan dasar perhitungan kuantitas pekerjaan
galian.
Penyedia Jasa wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah elevasi galian
pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang baik, kerusakan
tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia Jasa harus segera
diperbaiki dengan biayanya sendiri.
Galian tanah diklasifikasikan dalam 5 (lima) tipe galian sesuai dengan kondisi dan lokasi daerah
penggalian sebagai berikut:
Tipe-A : galian untuk saluran, jalan, drainasi dan galian tanah biasa lainnya yang
berada diatas permukaan air.
Type-D : galian dibawah permukaan air pada saluran tanpa upaya pengeringan/
pemompaan.
Type-E : galian dasar sungai untuk pembangunan bendung, tanggul sungai, dan
fasilitas lainnya, dimana tanah dilokasi galian mengandung banyak
kerikil, kerakal dan batu.
22
1. Galian Tanah dengan cara Manual
▪ Galian tanah dengan tenaga manusia harus dilakukan pada bagian-bagian yang sulit
dibersihkan di sekitar jalur galian dan harus bersih/bebas dari segala semak belukar,
pohon-pohon serta bahan-bahan lainnya.
▪ Sebelum pekerjaan galian dilaksanakan harus diberi tanda pada bagian yang akan digali
dengan patok kayu dan batas-batas tempat buangan hasil galian, patok kayu diberi cat
merah/kuning atau biru sehingga dapat dilihat dengan jelas.
▪ Agar hasil pengukuran prestasi atau as built drawing tidak berbeda dengan
construction drawing, Penyedia Jasa diwajibkan melaksanakan pengecekan lapangan
dengan melakukan pengukuran-pengukuran sebelum memulai pekerjaan berikutnya.
Hal ini dimaksudkan, jika terjadi selisih dimensi yang diinginkan dalam desain/gambar
kerja maka dapat segera diperbaiki/dibetulkan.
▪ Hasil galian harus merupakan galian tanah/pasir. Apabila terdapat batu, maka harus
secepatnya melapor kepada Direksi.
▪ Hasil pengukuran prestasi (data ukur) merupakan dasar untuk pengajuan termijn.
▪ Galian tanah untuk penempatan bangunan harus dikerjakan menurut profil-profil dan
ukuran-ukuran yang ditunjukkan dalam gambar desain gambar rencana kerja sesuai
petunjuk Direksi.
Tanah hasil galian bila tidak digunakan untuk bahan timbunan harus disingkirkan dari
tempat pekerjaan.
23
2. Galian Tanah Mekanik
Semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan penggalian baik untuk galian maupun
untuk pekerjaan yang menunjang harus disediakan oleh Penyedia jasa dan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa dan sudah termasuk dalam biaya penawaran.
Tanah hasil galian ditempatkan pada tempat yang sudah ditentukan (seperti gambar 2.1)
dan dibentuk serta dirapikan dengan bucket sesuai instruksi/petunjuk Direksi. Penggalian
tanah di daerah rawa dengan alat Excavator Standart atau Excavator Long Arm biasanya
mempergunakan landasan (matting) dari kayu yang kuat, mudah didapat dilokasi pekerjaan
seperti batang kelapa, agar alat tidak amblas. Sedangkan pekerjaan penggalian pada saluran
yang menggunakan excavator long arm + ponton + excavator standart dengan formasi
excavator long arm di atas ponton menggali ditengah saluran yang tidak terjangkau dengan
alat excavator long arm atau excavator standart dan dibuang di tepi saluran yang dapat
dijangkau excavator standart, kemudian hasil galian excavator long arm di atas ponton akan
diangkat/digali oleh alat excavator standart yang kemudian dijadikan tanggul sesuai
gambar kerja. Pekerjaan dilaksanakan secara estafet seperti gambar 2.2.
• Peralatan Ponton
Penggunaan ponton portable/ponton knockdown dikarenakan untuk mobilisasi dan
pelaksanaannya pada saat melewati bawah jembatan yang memiliki jarak tiang
jembatan sebesar 2,6 meter maka ponton dengan lebar lebih daripada 2,6 meter tidak
dapat dilalui.
Excavator
Timbunan Timbunan
Gambar 2.2 Pekerjaan Galian Saluran Excv. Long Arm + Ponton + Excv.Standart
Kemiringan tebing dibuat sedemikian agar tidak terjadi kelongsoran juga hasil buangan
tidak terlalu dekat dengan tebing saluran yang digali dan harus sesuai petunjuk Direksi dan
gambar. Dalam hal pekerjaan penggalian kedalaman, lebar maupun panjang saluran tidak
24
memenuhi ukuran-ukuran yang telah ditentukan dalam gambar, maka Penyedia jasa harus
memperbaiki sesuai petunjuk Direksi.
Pekerjaan timbunan badan jalan inspeksi adalah timbunan tanah setempat. Pekerjaan ini
menggunakan alat berat excavator standart untuk mengambil tanah untuk membuat badan
jalan inspeksi. Pengadaan semua tenaga kerja, dan pelaksanaan semua pekerjaan untuk
pemeriksaan timbunan badan jalan sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar dan
ditentukan oleh Direksi.
3. Galian Bangunan
Dimensi galian bangunan irigasi dan bangunan pelengkap yang diperhitungkan dalam
pembayaran pekerjaan tersebut dibatasi sesuai dengan ketentuan dibawah ini, kecuali
apabila karena suatu sebab ditentukan lain oleh PPK.
Kemiringan
Bangunan di lokasi
atau Kondisi Galian
tanah biasa
Dimensi
- Tebing/talud galian 1:1.0 - pasir dan kerikit
yang terbuka untuk 1:0.5 - bukan pasir dan
sementara kerikil
- Tebing/talud galian 1:1.0 sampai 1:1.5 - diatas muka air
yang terbuka secara 1:2.0 - dibawah muka air
permanen
- Jarak horizontal
batas galian dari tepi
0.5 m -
luar fondasi
bangunan
- Lebar berm pada
setiap 3.0 m 0.5 m -
kedalaman galian
Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk tidak mendapat tambahan pembayaran bila galian
dilaksanakan melampaui batas-batas diatas tanpa persetujuan PPK dan harus menimbun
dan memadatkannya dengan bahan timbun yang disetujui PPK dengan biaya ditanggung
Penyedia Jasa.
Profil galian : dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan dan dipadatkan
dan diperiksa PPK untuk mendapat persetujuan sebelum bangunan diatasnya, konstruksi
beton atau pasangan batu dilaksanakan, demikian pula bila sewaktu-waktu tebing galian
longsor akibat kegiatan peralatan berat atau sebab lain karena kelalaian Penyedia Jasa.
Bila dalam metoda kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah hasil galian (stock-
piling) sebelum tanah tersebut diangkut kelokasi penimbunan permanen sebagai tanggul
atau bangunan permanen lainnya sehingga berakibat 2 (dua) kali kerja atau double-
handling, maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk kegiatan tersebut,
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan galian atau timbunan.
Pengukuran untuk pembayaran setiap klasifikasi material galian harus dibuat menurut
batas, tingkatan dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar dalam meter kubik (m3). Dan
pengukuran tersebut didasarkan pada permukaan tanah asli sebelum galian hingga
25
permukaan galian seperti disebut diatas. Klasifikasi material yang digali ditentukan
berdasarkan analisa dan pertimbangan Direksi.
Pembayaran dilakukan berdasarkan kuantitas yang diukur sebelum pekerjaan galian
dimulai hingga galian selesai dilaksanakan, dan telah selesai dengan rapi. Oleh karena itu
Penyedia jasa harus melaksanakan survei pengukuran sehingga bisa diketahui dimensi dan
elevasi permukaan asli dan permukaan pada akhir galian. Catatan mengenai garis dan titik-
titik pokok di lapangan, dan catatan pengukuran kuantitas nyata, harus diserahkan dan
dilaksanakan dengan pengawasan Direksi.
Pembayaran untuk setiap klasifikasi galian pada galian terbuka dilakukan sesuai dengan
harga satuan per meter kubik seperti dicantumkan pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan tersebut sudah termasuk biaya semua tenaga/pekerja, peralatan dan material yang
diperlukan untuk pekerjaan galian, termasuk pembuangan hasil galian.
Pengukuran dan pembayaran untuk Landasan (matting) terbuat dari batang pohon kelapa
dengan dia. 20 cm, panjang 4 m adalah dalam batang (batang) dan untuk pemindahan
gambangan untuk lintasan adalah dalam meter (m’) sedangkan Timbunan Badan jalan
inspeksi adalah dalam meter kubik (m3).
Pengukuran dan Pembayaran timbunan badan jalan inspeksi menggunakan alat excavator
standart dengan bahan timbunan tanah setempat dan perlu uji tanah terhadap bahan
timbunan tanah yang digunakan untuk mengetahui volumenya.
Bila dalam metode kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah hasil galian (stock-
piling) sebelum tanah tersebut diangkut ke lokasi penimbunan permanen sebagai tanggul
atau bangunan permanen lainnya sehingga berakibat 2 (dua) kali kerja atau double-
handling, maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk kegiatan tersebut,
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan galian.
26
B. Timbunan / Urugan Tanah
Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan tanah yang dilaksanakan
untuk terwujudnya konstruksi permanen : pekerjaan timbunan bagian dari bangunan irigasi
dan bangunan pelengkap yang tanahnya berasal dari pekerjaan galian, borrow-pit atau tanah
didatangkan dari luar (tanah urug merah) serta sudah mendapat persetujuan PPK sebelum
pekerjaan timbunan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa wajib menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan kepada PPK termasuk
semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan
persetujuan sebelum dilaksanakan.
Pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, dimensi, elevasi dan kemiringan
timbunan yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah disepakati. Kecuali bila ada ketentuan
lain.
Tipe-A : urugan kembali untuk bangunan :bendung, saluran irigasi dan drainasi dan di
lokasi lain sesuai dengan perintah PPK dengan pemadatan biasa/normal.
Penyedia Jasa wajib menyampaikan metoda kerja, bahan dan peralatan yang direncanakan akan
digunakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan urugan kembali
dilaksanakan:
Tipe-A : - tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian atau
dari borrow-pit yang memenuhi syarat sebagai tanah bahan timbun
berdasarkan hasil uji laboratorium dan atas persetujuan/perintah PPK.
Tipe-B. : tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian dilokasi
bangunan atau lokasi lain sesuai persetujuan PPK.
Pengukuran untuk pekerjaan urugan kembali tipe-A berdasarkan SNI 03-4144-1996 tentang
metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah, dilakukan dalam satuan meter kubik (m3) yaitu
volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan dinding/permukaan paling luar
bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak melampaui elevasi permukaan tanah
asli atau berdasarkan data hasil pengukuran sebelum dan segera setelah pekerjaan urugan
kembali selesai dikerjakan diatas fondasi tanah lembek dimana settlement dan land subsidence
masih terus berlanjut atau sesuai perintah PPK.
Kecuali bila ditetapkan lain oleh PPK, biaya untuk urugan kembali tipe-B sudah termasuk
dalam harga Lamp Sum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Tapi bila berdasarkan perintah
PPK, pembayaran pekerjaan urugan kembali tipe-B harus dilakukan berdasarkan harga satuan
maka pembayarannya dilakukan berdasarkan volume pekerjaan tersebut yang diperoleh dari
data pengukuran sebelum dan sesudah selesainya pekerjaan yang memuaskan PPK.
27
Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk : galian, angkutan, re-handling,
penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian dan biaya lain termasuk, upah,
bahan, peralatan serta pekerjaan penunjangnya.
Penyedia Jasa wajib menyampaikan metoda kerja, bahan dan peralatan yang direncanakan akan
digunakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan timbunan tanah
dari luar dilaksanakan:
- Tanah timbunan berasal dari tanah didatangkan dari luar berupa tanah urug/tanah merah
yang memenuhi syarat sebagai bahan timbunan berdasarkan hasil uji laboratorium dan
atas persetujuan/perintah PPK.
- Pemadatan menggunakan stamper dengan berat pemadat 80 kg – 100 kg.
Pengukuran untuk pekerjaan timbunan tanah dari luar dilakukan dalam satuan meter kubik (m3)
yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan dinding/permukaan paling
luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang tidak melampaui elevasi permukaan
tanah asli atau berdasarkan data hasil pengukuran sebelum dan segera setelah pekerjaan
timbunan tanah dari luar selesai dikerjakan diatas fondasi tanah lembek dimana settlement dan
land subsidence masih terus berlanjut atau sesuai perintah PPK.
Pembayaran pekerjaan Timbunan tanah dari luar dan pemadatan dilakukan berdasarkan harga
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk : galian,
angkutan, re-handling, penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian dan biaya
lain termasuk, upah, bahan, peralatan serta pekerjaan penunjangnya.
28
III. PEKERJAAN BETON
1.1 Umum
Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya untuk desain dan pelaksanaan pekerjaan
cetakan beton termasuk perancah (false work/scaffolding), dan wajib menyerahkan
desain dan metoda kerja kepada PPK guna mendapat persetujuan paling lambat 2 (dua)
bulan sebelum pekerjaan cetakan beton tersebut dilaksanakan termasuk gambar kerja,
dan perhitungan teknis, rincian dari material dan produk pabrik yang akan dipakai
untuk pelaksanaan pekerjaan cetakan.
Pekerjaan cetakan beton dapat dibuat dari kayu atau besi dengan desainnya harus
menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat, penyekat,
penopang dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi deformasi yang besar
karena menahan adukan beton yang masih plastis atau karena metoda kerja penuangan
dan pemadatan beton atau karena timbulnya beban tambahan yang semula tidak
diperhitungkan.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan desain dan metoda kerja untuk pembuatan cetakan
beton kepada PPK guna mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan. Desain cetakan
dan perancah harus memuat rincian dasar perhitungan, beban dan tegangan yang
ditanggung konstruksi, asumsi, sifat dan karakteristik material yang dipakai, rincian
konstruksi yang diusulkan termasuk ukuran kaso 5/7 cm , papan penyekat , penopang,
penguat dan perancah. Metoda kerja penuangan beton, pemadatan, perawatan dan lain-
lain harus sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Cetakan harus dibuat dengan cukup teliti sehingga memperlihatkan bentuk beton
seperti yang diuraikan dalam metoda kerja diatas. Penyedia Jasa juga harus
memperhatikan perlunya penyesuaian terhadap terjadinya penyusutan,
pemampatan/penurunan (settlement) atau lendutan/defleksi yang mungkin terjadi
selama pelaksanaan sehingga beton yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan
dimensi dan toleransi yang disyaratkan.
Cetakan harus dilapisi dengan plywood 12 mm yang baru atau metal dengan
persetujuan PPK, sehingga akan diperoleh permukaan beton yang halus dengan texture,
warna dan penampilan yang seragam. Pelapis cetakan diberi minyak bekisting tidak
boleh berkarat dan yang dikhawatirkan akan menempel pada permukaan beton dan
dengan sabungan yang baik sehingga tidak meninggalkan bekas atau cacat pada
permukaan beton.
29
Tipe-A2 : Cetakan dengan penopang, penyokong dan perancah yang agak
berat, untuk bangunan beton dengan tinggi dinding lebih dari 1.0 m
dan kurang atau sama dengan 5.0 m yang diukur dari dasar atau
permukaan tanah. Pengukuran untuk pembayaran cetakan tipe ini
harus dimulai dari 0.0 m sampai puncak dinding dimana cetakan
tipe-A2 dipasang.
Dalam hal tinggi cetakan dalam satu bagian/segmen pekerjaan bervariasi, maka tinggi
rata-rata yang dihitung dari gambar kerja dapat dipakai sebagai dasar untuk
menetapkan tipe cetakan.
Semua sudut beton exposed harus ditutup dengan pengisi/listel berbentuk segitiga
dengan ukuran tidak kurang dari 1 cm x 1 cm x 1 cm untuk mencegah mortar mengalir
keluar dan mempersiapkan permukaan yang halus dan lurus atau dengan cara lain
sesuai perintah PPK. Pengisi segitiga/listel dibuat dari kayu kualitas baik, lurus dan
dengan permukaan yang dihaluskan.
Penuangan beton tidak diijinkan untuk dilaksanakan sebelum seluruh besi tulangan,
waterstop, joint element, anchor, imbedded item dan lain-lain sudah dipasang Penyedia
Jasa dengan baik sesuai gambar kerja dan diperiksa serta disetujui PPK.
Cetakan yang dipasang vertikal untuk bangunan, tidak boleh dibongkar lebih cepat dari
3 (tiga) hari atau 72 (tujuh puluh dua) jam sesudah beton dituangkan.
30
1.3 Pengukuran dan Pembayaran Cetakan
Cetakan beton untuk beton lantai kerja, beton pracetak dan sebagainya, tidak dibayar
dan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton bersangkutan.
Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya harus terlebih
dahulu diusulkan oleh Penyedia Jasa dilampiri hasil uji laboratorium kepada PPK guna
mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan.
Semen dan agregat harus disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara kualitasnya,
dan meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat persetujuan PPK
tetapi masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum dipergunakan sebagai
campuran beton.
Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik
ini harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk campuran
beton.
Kualitas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari bahan- bahan pokok
untuk tiap kelas harus sesuai dengan standar Indonesia PBI-2002, item struktur utama
digunakan campuran dengan perbandingan berat 1 Semen : 2 pasir : 3 batu pecah dengan
mengacu pada hasil job mix design untuk mendapatkan kualitas sama dengan atau lebih K175
Sedangkan untuk lantai kerja digunakan campuran dengan perbandingan berat 1 Semen : 3
pasir : 6 batu pecah
2.1 Semen
2.1.1 Umum
31
Meskipun sudah ada mill certificate, Penyedia Jasa wajib melakukan uji
laboratorium sesuai dengan standar AASHTO T105 dan T 106 untuk meyakinkan
semen tersebut memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap bantingan
dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi harus dicetak jelas
pada kantong.
Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang kering,
hujan tidak bocor, beralaskan balok kayu dan ventilasi udara yang baik untuk
mencegah kerusakan semen akibat udara yang lembab. Semen yang sudah
menunjukkan tanda-tanda kerusakan, mulai menggumpal dan mengeras harus
segera dibuang dari lokasi dan tidak boleh dipakai.
Penyedia Jasa wajib menyampaikan gambar rencana gudang semen dan metoda
penyimpanannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui. Tumpukan semen tidak
boleh lebih dari 13 (tiga belas) kantong, dan bila penyimpanan akan lebih dari 2
(dua) bulan, tumpukan semen tidak boleh lebih dari 7 (tujuh) kantong.
Semen yang telah disimpan digudang lebih dari 1 (satu) bulan pada musim hujan
dan lebih dari 3 (tiga) bulan pada musim kemarau harus segera dikeluarkan dari
gudang dan tidak boleh dipergunakan. Penyimpanan dan pemakaian semen dari
gudang harus berdasarkan FIFO, first in-first out, dan kantong-kantong semen
ditata sedemikian sehingga memudahkan aksesibilitas untuk pemeriksaan.
2.2.1 Umum
Agregate beton harus berasal dari batu yang padat, keras dan awet, bebas dari
segala kotoran, bahan organik, kontaminasi bahan kimia dan bahan perusak
lainnya. Bila perlu PPK akan memerintahkan pencucian supaya bersih dan
menolak agregat yang tidak memenuhi Spesifikasi ini.
Agregat kasar untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan
pemecah batu (stone-crusher) atau kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras,
awet, dan memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Agregat kasar harus berukuran nominal maksimum 40 mm, tetapi untuk beton pra-
cetak dan beton dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah PPK,
maksimum 20 mm. Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi
ketentuan seperti dibawah ini, dengan analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO
T27:
32
Lubang saringan Persen lolos (%), berdasarkan berat
(mm) Ukuran nominal 40 mm Ukuran nominal 20 mm
50 100 -
40 95~100 -
25 * 100
20 35~70 90~100
10 10~30 20~55
5 0~5 0~10
2.5 - 0~5
Ambang batas kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton harus
memenuhi ketentuan sbb:
Uji laboratorium Nilai Maksimum (%)
Kadar lumpur, sesuai AASHTO T 112 0.25
Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 1.0
Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1.95 1.0
Agregat halus untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan
pemecah batu (stone-crusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam,
padat, keras, awet, bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan
partikel yang berpengaruh buruk pada beton.
Susunan gradasi butiran agregat halus harus memenuhi ketentuan dibawah ini,
dengan analisa saringan sesuai ketentuan AASHTO T27.
Lubang Saringan Persen Lolos (%)
(mm) Berdasarkan Berat
10 100
5 90 ~ 100
2,5 80 ~ 100
1,2 50 ~ 90
0,6 25 ~ 65
0,3 10 ~ 35
0,15 2 ~ 10
Bila modulus halus butir (MHB) agregat halus bervariasi lebih dari 0,2
dibandingkan dengan MHB material beton, maka perbandingan material beton
harus dimodifikasi. Untuk setiap tambahan variasi MHB ± 0,1 kandungan pasir
dalam material beton harus disesuaikan dengan ± 0,5 % berat.
33
Kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton tidak boleh lebih dari :
Nilai
Uji laboratorium
Maksimum (%)
Kadar lumpur, AASHTO T 112 1,0
Kehilangan bila diuji sesuai AASHTO T 112 3,0
Persen agregat dengan specific gravity kurang dari 1.95 1.0
Penyimpanan agregat kasar harus terpisah dari agregat halus, baik dilokasi sumber
agregat/quarry maupun dilokasi base-camp/batching plant dan harus dijaga dari
kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang
berasal dari sumber/quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi
butiran yang berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan
penanganan/perlakuan agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran.
Di tempat pekerjaan beton misalnya lining saluran dan lain-lain, Penyedia Jasa
harus menyediakan alas dari anyaman bambu atau bahan lainnya untuk tempat
menyimpanan sementara agregat dalam jumlah yang tidak banyak agar tidak
bercampur dengan tanah disekitarnya atau terkontaminasi dengan bahan lain.
2.3 Air
Penyedia Jasa wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan untuk
campuran beton kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui sebelum pelaksanaan
pekerjaan beton. Bila dipandang perlu oleh PPK, kualitas air yang akan digunakan,
dipastikan dengan uji laboratorium sesuai dengan ASTM C70 atau SNI yang sesuai.
Pemakaian bahan tambah kimia harus terlebih dahulu mendapat ijin PPK, dan bahan
tambah yang korosif tidak boleh digunakan:
(a) Air-entraining admixtures, harus sesuai dengan ASTM C260 atau JIS A6204.
(b) Water reducing admixtures, harus sesuai ASTM C260 atau JIS A6204.
34
Pemakaian bahan tambah kimia : air-entraining, water reducing, super plasticizer, set
accelerator, retarder dan sebagainya akan diperintahkan oleh PPK sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan di tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan dan memakai bahan
tambah atas beban biaya sendiri. Bila PPK memerintahkan pemakaian bahan tambah
dalam uji coba campuran beton, Penyedia Jasa wajib melaksanakan dengan biaya sendiri
sesuai Pasal II.2.1
3. Campuran Beton
Sesudah usulan penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton disetujui PPK,
Penyedia Jasa wajib membuat dan melakukan uji-coba campuran beton untuk semua tipe
beton yang akan dipakai di pekerjaan sebelum pekerjaan beton dilaksanakan.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan data hasil uji coba campuran termasuk proporsi
campuran dan kuat tekan beton dengan umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari kepada PPK
untuk dikaji dan disetujui.
Proporsi campuran untuk setiap tipe beton akan diputuskan PPK berdasarkan hasil dari
uji coba campuran dan uji laboratorium (testing) yang dikerjakan Penyedia Jasa, dan
selama pelaksanaan pekerjaan PPK mungkin akan me-modifikasi proporsi campuran
untuk mendapatkan beton dengan kepadatan, kemudahan pengerjaan, kekentalan
campuran dan kuat tekan yang maksimum dengan perbandingan air/semen yang
minimum.
Proporsi campuran yang telah disetujui PPK, segera dikonversikan pada proporsi setiap
bahan di lapangan, agregat dan semen diukur berdasarkan beratnya sedang air dan bahan
tambah kimia berdasarkan volumenya.
35
Kuat tekan umur 28 hari Ukuran Perkiraan
Rasio Kisaran
Tipe (kg/cm2) maksimum kandungan
maksimum nilai slump
beton Kubik Silinder agregate semen
air/semen (cm)
15 cm 15cmx30cm (mm) (kg/cm3)
Tipe- 0,40 420
450 400 -
K450 (approx) (approx)
Tipe- 0,45 400 2~5
400 330 20
K400
Tipe- 0,45 365 2~5
350 290 20
K350
Tipe- 20 0,60 350
300 250 2~5
K300 15(shotcrete) 0,35 ~ 0,50 400
Tipe -A 5 ~ 15
260 225 40 (20 mm)* 0,50 330
(K225) (7,5~12,5)*
Tipe-B
200 175 40(20 mm)* 0,50 300 5 ~ 12
(K175)
Tipe-B
200 175 20 0,50 300 5 ~ 12
Lining
Tipe-C
145 125 40 0,55 250 5~7,5
(K125)
Tipe-
115 100 20 0,55 200 7,5~10
D(K100)
Kalau tidak ditentukan dalam gambar atau diperintahkan PPK, tipe beton dan
penggunaannya dilokasi pekerjaan sbb:
36
3.2 Pencampuran dan Pengadukan Mekanis
Semen dan agregat harus dicampur berdasarkan berat sedang air diukur dalam volume
kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Peralatan untuk mengukur berat dan volume harus
selalu dalam kondisi baik dan ketelitian tinggi selama dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan dan secara periodik dilakukan kalibrasi sesuai perintah PPK. Material beton
harus dicampur berdasarkan desain campuran beton (mix design) yang telah disetujui
PPK dengan toleransi sebagai berikut:
- semen : ± 2%
- agregat halus : ± 2%
- agregat kasar : ± 3%
- air : ±1%
- bahan tambah : ± 1%
Penyedia Jasa wajib menyampaikan kepada PPK sisa harian volume beton untuk setiap
tipe beton termasuk berat semen yang dipergunakan di setiap lokasi pekerjaan permanen
maupun pekerjaan non permanen.
4.1 Umum
Penyedia Jasa sebelum melaksanakan pekerjaan beton baik untuk pekerjaan permanen
maupun non-permanen wajib menyampaikan metoda kerja pengangkutan dan penuangan
beton kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui. Metoda kerja tersebut harus
menguraikan secara rinci seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan beton yang meliputi
akses menuju ke lokasi kerja dan sekitarnya, material, peralatan dan pekerja, metoda,
37
tahapan dan urutan kegiatan, pemadatan dan perawatan beton, dan kegiatan pembuatan
benda uji dan uji laboratorium yang akan dikerjakan.
Tidak diijinkan melaksanakan pengecoran beton sebelum metoda kerja diatas disetujui
PPK.
Tidak diijinkan melaksanakan kegiatan pembetonan jika: hasil pekerjaan galian, cetakan,
pemasangan besi tulangan dan bagian konstruksi/material yang nantinya akan tertanam
dalam beton dan lain-lain belum diperiksa dan disetujui PPK termasuk keamanan akses
menuju dan sekitar lokasi pekerjaan.
Segera setelah pencampuran dan pengadukan beton dilaksanakan beton harus diangkut
ke lokasi kerja dengan metoda yang menjamin keberlanjutan pengiriman beton dengan
aman bebas dari separasi dan kontaminasi serta kemudahan dalam pengerjaan
(workability) pada waktu dan tempat pengecoran.
Semua beton harus sudah dituangkan/dicor dan dipadatkan dalam waktu 1 (satu) jam
sejak pencampuran/pengadukan dan beton yang sudah mulai mengeras dilarang
digunakan untuk pekerjaan.
Penuangan/pengecoran beton pada hari hujan tidak diperkenankan. Bila mulai turun
hujan atau akan segera turun hujan pada saat penuangan beton sedang berlangsung, maka
pelaksanaan pekerjaan harus diberhentikan dan sambungan konstruksi harus dibuat dan
perawatan beton untuk bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan harus dilaksanakan.
Dalam hal dilakukan penundaan pekerjaan pembetonan sesudah mulai turun hujan,
permukaan beton yang sedang dalam proses mengeras harus ditutup dengan rapat dan
dilindungi dari curah hujan dengan upaya/cara yang disetujui PPK untuk mencegah
hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan beton serta mencegah
kerusakan lain akibat hujan dan aliran air hujan.
Bila kualitas beton dinilai PPK tidak memenuhi ketentuan spesifikasi ini karena Penyedia
Jasa mengabaikan ketentuan diatas, atau karena ketidak hati-hatiannya atau karena sebab-
sebab lain, maka beton tersebut harus dibongkar dan dibuang serta dicor ulang dengan
mengikuti ketentuan dalam Spesifikasi ini hingga memuaskan PPK dengan beban biaya
Penyedia Jasa.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan diatas fondasi yang sudah terlebih dahulu
disiapkan dengan baik, Penyedia Jasa wajib membersihkan dan membuangan dari
segala kotoran dan benda-benda lepas : oli, cat dan material sejenisnya, lumpur,
gumpalan tanah, puing-puing dan genangan air sampai memuaskan PPK dan harus
menjaga permukaan fondasi selalu bersih dan tidak ada genangan air selama
pelaksanaan penuangan/pengecoran beton. Penuangan beton tidak boleh
38
dilaksanakan sebelum pekerjaan galian dan penyiapan fondasi diperiksa dan
disetujui PPK.
Bila dalam gambar kerja ditunjukkan adanya beton untuk lantai kerja , maka beton
lantai kerja harus dituang/dicor lebih dahulu dengan persetujuan PPK sebagai
pekerjaan persiapan pelaksanaan penuangan adukan beton konstruksi/bangunan.
Bila adukan beton akan dituang diatas fondasi batu, maka permukaan batu tersebut
harus terlebih dahulu dikasarkan (chipping), dicuci dan dibersihkan dengan tujuan
agar terbentuk ikatan yang kuat dengan menuangkan mortar sebelum pengecoran
adukan beton. Proporsi pasir/semen untuk mortar harus sama dengan proporsi
pasir/semen termasuk bahan tambah untuk adukan beton per meter kubik.
Penuangan adukan beton pada beton lantai kerja tidak perlu didahului dengan
mortar.
Bila adukan beton dituang diatas beton lama atau pasangan batu, maka permukaan
beton lama atau pasangan batu harus lebih dahulu dikasarkan (chipping), disikat
dengan sikat baja atau sesuai dengan perintah PPK, dan harus dibersihkan dari
segala kotoran dan benda-benda lepas: oli, cat dan material sejenisnya, lumpur,
gumpalan tanah, puing-puing dan genangan air. Sebelum adukan beton segar dicor,
permukaan beton lama atau pasangan batu harus terlebih dahulu disiram air agar
lembab dan dituang mortar atau bahan lain yang disetujui PPK.
Sebelum penuangan adukan beton kedalam cetakan dilaksanakan, segala kotoran, debu,
paku, kawat, batu atau puing dan lain-lain harus dibuang dan dibersihkan, selanjutnya
permukaan cetakan dibasahi dengan air atau bahan kimia lain dan dihindari adanya
genangan air pada cetakan dan lokasi pengecoran.
Adukan beton harus dituang sedekat mungkin dengan lokasi akhir beton itu berada, guna
mencegah perubahan posisi besi tulangan, cetakan, atau komponen bangunan yang akan
tertanam dalam adukan beton. Penuangan adukan beton dilaksanakan lapis demi lapis
mendatar dengan tebal lapisan tidak melebihi 30 cm. Penuangan adukan beton harus
dikerjakan menerus diantara sambungan konstruksi yang telah disetujui.
Bila diperlukan kemiringan yang tajam, talang luncur harus dilengkapi dengan papan-
papan pencegah segregasi atau talang luncur yang pendek-pendek dengan arah yang
berbalikan untuk mencegah segregasi.
Penuangan adukan beton menggunakan pompa dapat dilakukan dengan persetujuan PPK,
penempatan dan pengoperasian pompa harus diatur sedemikian rupa agar getarannya
tidak merusak adukan beton yang masih segar dan baru dalam proses mengeras (setting).
Bila adukan beton dituang dan dialirkan menggunakan alat mekanik/pneumatis dengan
tekanan tertentu, alat tersebut harus sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan dan dengan
kapasitas yang cukup. Pengoperasian pompa harus dilaksanakan sedemikian sehingga
aliran adukan beton berlangsung terus menerus tanpa adanya rongga-rongga udara.
Adukan beton tidak boleh dituang digenangan air atau air mangalir, dan air yang
berakumulasi selama pelaksanaan pekerjaan harus dibuang keluar lokasi kerja.
39
Adukan beton tidak boleh dituang pada beton yang sudah dituang/dicor terlebih dahulu
lebih dari 30 menit kecuali bila dibuat siar pelaksanaan (construction joint) pada bagian
tersebut sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini. Bila karena suatu sebab penuangan beton
terpaksa dihentikan, maka siar pelaksanaan harus dibuat secara horizontal atau vertikal
sesuai dengan keperluan, dilengkapi dengan pengunci untuk menahan gaya geser, dan
pasak untuk memperkuat ikatan antar bagian konstruksi sesuai dengan perintah PPK.
Sebelum pekerjaan pembetonan dilanjutkan, permukaan beton harus dipotong atau di-
chipping untuk menghilangkan lapisan semen dan pasir halus (laitance) dan
memunculkan agregat beton, dan permukaan beton harus disiram air sehingga jenuh.
Bahan pengikat (bonding-agent) harus dituang sebelum pengecoran adukan beton yang
baru. Semua bahan yang akan dipakai dan cara penggunaannya harus mendapat
persetujuan PPK.
Bila PPK menilai bahwa kecil kemungkinan penuangan adukan beton dapat dikerjakan
dengan baik disebabkan oleh sempitnya jarak antara besi tulangan dan banyaknya benda
yang akan terpendam dalam beton, tipisnya segmen beton dan lain-lain, Penyedia Jasa
harus menambahkan superplasticizer kedalam adukan beton untuk menambah keenceran
adukan beton dengan biayanya sendiri. Sebelum penggunaan plasticizer Penyedia Jasa
harus menyampaikan kepada PPK rincian datanya termasuk spesifikasi, cara
penggunaan, kemudahan dalam penggunaanya, susunan kimia dan lain-lain untuk
mendapat persetujuan.
Kecuali bila diperintahkan lain oleh PPK, Penyedia Jasa dengan biayanya sendiri harus
menggunakan bahan tambah air entraining admixture (AE-admixture) dalam
pelaksanaan pekerjaan lining saluran untuk menambah kemudahan dalam pengerjaan
adukan beton dan menambah kedap air.
Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada PPK rincian data AE-admixture termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-
lain untuk mendapat persetujuan.
Beton untuk bangunan harus dipadatkan menggunakan vibrator mekanik atau elektrik
yang sebelum digunakan harus mendapat persetujuan PPK. Vibrator yang dipakai harus
berdiameter yang sesuai dengan jarak besi tulangan, frekuensi tinggi dan harus
dioperasikan oleh operator yang berpengalaman.
Pemadatan beton harus dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut
cetakan, disekitar besi tulangan dan peralatan/benda yang dipasang dalam beton sehingga
beton benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon. Pemadatan
harus merata, tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi tulangan serta
harus dicegah pemadatan yang berlebihan.
Alat penggetar/poker vibrator harus dimasukkan kedalam adukan beton segar dengan
jarak yang teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang dipakai
antara satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga
adukan beton segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor
sebelumnya. Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung
udara dipermukaan adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga
puluh) detik sejak saat dimasukkan kedalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator
40
harus dilakukan secara vertikal dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-
rongga udara.
Penyedia Jasa wajib menyediakan vibrator cadangan selama penuangan beton, atau
pelaksanaan pekerjaan akan dihentikan oleh PPK. Penundaan pelaksanaan pekerjaan
akibat hal tersebut adalah tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa dalam
menyelesaikan pekerjaan seluruhnya.
Perawatan beton yang dikerjakan tidak sesuai dengan ketentuan, dianggap sebagai
pelanggaran/cacad yang dapat berakibat seluruh pelaksanaan pekerjaan beton dihentikan
oleh PPK sampai Penyedia Jasa memperbaikinya.
Cetakan beton yang dibuat dari kayu harus selalu dibasahi/disiram air selama masa
perawatan beton masih berlangsung. Sedang cetakan beton yang terbuat dari bahan metal
yang menghadap sinar matahari harus diberi naungan, atau dicat putih atau dilindungi
selama periode perawatan. Bila cetakan beton dibongkar sebelum masa perawatan 7
(tujuh) hari, cara perawatan lanjutan yang sudah disepakati harus dikerjakan oleh
Penyedia Jasa sampai selesainya masa perawatan beton selama 7 (tujuh) hari.
Penyedia Jasa harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan PPK tentang metoda kerja
perawatan beton, curing compound yang akan dipakai dan penyediaan material tersebut
dilapangan dalam jumlah yang cukup sebelum pekerjaan penuangan beton dilaksanakan.
Perawatan basah adalah cara perawatan beton dengan menggenangi atau menyiramkan
air ke seluruh permukaan beton. Untuk menjaga kelembaban pada permukaan beton
dapat dilakukan dengan menutupinya dengan karung guni yang selalu dalam keadaan
basah. Penutupan dengan karung guni basah atau material lain harus dilakukan sesegera
mungkin sesudah pekerjaan finishing selesai dikerjakan dan tidak ada kemungkinan yang
berakibat rusaknya permukaan beton tersebut. Penutupan dengan karung basah harus
berlanjut sampai beton berumur 7 (tujuh) hari.
Metoda perawatan beton yang dapat berakibat kondisi beton berubah-ubah basah dan
kering, tidak dapat disetujui karena dianggap cara perawatan beton yang tidak benar.
Bila disetujui PPK, dapat dipakai liquid membrane curing compound yang memenuhi
ketentuan AASHTO M 148, Type 2 atau yang identik, untuk perawatan awal dan akhir
beton struktur dan lining.
41
Bila karena suatu sebab selaput curing compound pada permukaan beton rusak dalam
masa perawatan beton, permukaan yang rusak tersebut harus segera dipoles/disemprot
ulang dengan curing compound yang baru. Pemakaian curing compound pada permukaan
beton harus dilakukan segera setelah tidak lagi terlihat kilauan air pada permukaan beton
tersebut atau segera sesudah cetakan beton dibongkar.
Bila pemakaian curing compound harus ditunda, perawatan dengan pembasahan harus
dilakukan pada permukaan beton sampai perawatan dengan curing compound dapat
dilaksanakan.
Sebelum dipakai, curing compound harus terlebih dahulu diaduk merata kemudian
disemprotkan dengan halus ke permukaan beton menggunakan peralatan semprot sebagai
lapis pertama. Penyemprotan kedua kalinya dilakukan dengan arah tegak lurus terhadap
arah penyemprotan pertama. Dosis untuk setiap penyemprotan harus tidak kurang dari 1
liter curing compound untuk setiap 3,6 meter luas permukaan beton. Pemakaian curing
compound pada bagian sambungan harus dilakukan dengan hati-hati sehingga ikatan
antara beton dengan besi tulangan dan pemasangan joint sealer tidak terganggu.
Pekerjaan finishing pada permukaan beton harus dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi ini atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau perintah PPK.
Bila setelah pembongkaran cetakan dijumpai kesalahan dalam pengerjaan beton atau
cacat-cacat atau bila hasil uji laboratorium, uji kuat desak, menunjukkan kualitas beton
jelek maka atas perintah PPK, pekerjaan tersebut harus dibongkar dan diganti oleh
Penyedia Jasa atas biaya sendiri.
Pekerjaan beton untuk bangunan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar, mendatar,
bulat atau ber-texture.
Pekerjaan finishing pada lining beton untuk saluran dikerjakan segera sesudah beton
cukup mengeras, dihaluskan dan diratakan dengan penggosok kayu atau baja sampai rata
dan dengan mutu yang sama guna mendapatkan permukaan lining beton yang halus dan
rata.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan metoda kerja untuk uji coba pelaksanaan pekerjaan beton
termasuk personel, peralatan dan material beton kepada PPK untuk dikaji dan disetujui
sebelum uji coba tersebut dilaksanakan. Untuk maksud uji coba diatas, Penyedia Jasa harus
menyiapkan 4 (empat) panel beton dengan tujuan untuk memastikan bahwa ketentuan dalam
42
spesifikasi ini diikuti dengan baik oleh Penyedia Jasa dalam pelaksanaan pekerjaan
pembetonan yang sesungguhnya nanti dilapangan.
Uji kuat desak beton dilakukan dengan mengambil contoh benda uji dari setiap panel masing-
masing 1 (satu) contoh benda uji dengan diameter 100 mm (concrete coring) sesuai dengan
ketentuan dalam ASTM C-42, ditambah dengan uji kuat desak contoh benda uji berbentuk
silinder yang diambil pada saat pengecoran beton sesuai dengan ketentuan dalam Pasal III-
9.1, Uji Laboratorium Selama Pelaksanaan.
Berdasarkan evaluasi hasil uji coba pengerjaan pembetonan, bila ternyata tidak sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, PPK akan memerintahkan Penyedia Jasa melakukan
modifikasi metoda kerja, peralatan yang dipergunakan dan personel yang melaksanakan uji
coba tersebut. Dengan pengertian bahwa modifikasi dan perubahan yang diperintahkan PPK
tersebut tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa dari segala kewajibannya dalam
kontrak.
Bila karena suatu sebab, material dan metoda kerja dirubah, Penyedia Jasa wajib melakukan
uji coba pengerjaan pembetonan lagi untuk memastikan bahwa perubahan tersebut sesuai
dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.
a. Toleransi Dimensi:
- Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m + 5 mm
- Panjang keseluruhan lebih dari 6 m + 15 mm
- Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau
antara kepala jembatan -0 dan+10 mm
b. Toleransi Bentuk:
- Persegi (selisih dalam panjang diagonal) 10 mm
- Kelurusan dan lengkungan (penyimpangan dari
garis yang dimaksud) untuk panjang s/d 3m 12 mm
- Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3m – 6m 15 mm
- Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6m 20 mm
Penyedia Jasa wajib melakukan uji mutu beton di laboratorium miliknya kecuali ditentukan
tersendiri dalam Spesifikasi ini. Uji mutu beton tersebut adalah uji mutu semen dan agregat
beton, uji kuat desak contoh benda uji berbentuk silinder yang diambil selama pelaksanaan
pengecoran beton, juga uji kuat desak contoh benda uji yang diambil dari lining beton
(concrete coring).
Bila tidak ditentukan lain, uji mutu material beton dan pekerjaan beton yang telah selesai
dikerjakan, dilakukan sesuai dengan ketentuan dan frekuensi seperti yang diuraikan dibawah
ini. Tetapi, Penyedia Jasa wajib melaksanakan uji mutu diatas dengan frekuensi yang lebih
tinggi/banyak, bila PPK berpendapat bahwa material beton yang berada dilokasi kerja atau
pekerjaan beton yang telah selesai dikerjakan tidak memenuhi Spesifikasi ini.
43
10.1 Uji Mutu Beton Selama Pelaksanaan
Standar uji yang dipakai untuk uji mutu seperti disebut dibawah ini, atau yang setara JIS,
atau ketentuan dan frekuensi yang ditetapkan PPK.
4. Beton
(1) Slump ASTM C143 (1) 2 (dua) kali/hari untuk setiap
tipe beton yang dicor dilokasi
kerja,
(2) Setiap bagian/segmen
pekerjaan untuk pengecoran
beton,
(3) Setiap compuran/adukan beton
(batching).
(2) Kuat desak (campresive ASTM C39 Satu sample terdiri dari 6 (enam)
strength) ASTM C192 benda uji silinder untuk setiap tipe
beton yang dicor setiap hari atau
setiap bagian (segment)
(3) Air content ASTM C231 Setiap uji coba compuran (trial
mix) dan setiap 3 (tiga) bulan
untuk setiap tipe beton.
(4) Density (canal lining) 100 mm coring, 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor
(5) Kuat desak (canal lining) 100 mm coring 1 (satu) coring setebal lining per
ASTM C42 100 m3 beton yang dicor.
44
Material & Uji Mutu Standar *) Frekuensi
(6) Toleransi Lihat Pasal C-8 Setiap bagian yang sudah selesai.
(7) Batching Plant (a) uji berat dan volume sekali
sebulan
(b) kalibrasi setiap 6 bulan
*) Untuk nilai yang diijinkan (permissable value), lihat gambar & spesifikasi.
Untuk setiap 100 (seratus) m3 beton yang dicor secara terus menerus setiap hari harus
diambil 3 (tiga) sample dan tidak kurang dari 1 (satu) random sample. Benda uji harus
berbentuk silinder dengan diameter 15 (lima belas) cm dan tinggi 30 (tiga puluh) cm yang
akan diuji kuat desak setelah dirawat selama 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari. Hasil uji kuat desak harus dianalisa secara statistik dengan 2 (dua) metoda sebagai
berikut:
Metoda ini dterapkan untuk pekerjaan bangunan skala besar, atau pekerjaan dengan
volume beton besar, atau atas perintah PPK.
(a) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari 80% kuat desak yang ditetapkan
desain (ck) dengan probabilitas lebih dari 5%. Kuat desak yang memenuhi
syarat ini (m) diperoleh dengan rumus:
dimana, m : kuat desak rata-rata beton umur 28 hari dari seluruh hasil uji
per bagian blok/lot yang dilaksanakan secara berturutan.
Ka : probabilitas distribusi normal
S : standard deviasi.
(b) Hasil uji kuat desak harus tidak dari ck dengan probalitas 25%.
Standard deviasi diperoleh hasil uji laboratorium dan jika hasil yang diperoleh
memenuhi rumus (a) dan (b), kualitas beton dinilai memenuhi spesifikasi dengan
menggunakan rumus (c) dan (d) sebagai berikut:
45
Ka,Kb : koefisien untuk penilaian
Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan dan
selanjutnya pada setiap saat pengambilan benda uji untuk kuat desak dan saat-saat
lain bila diperintahkan PPK.
Semua uji/tes diatas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam standar yang
dijelaskan dalam spesifikasi ini.
1,6
1,5
1,4
1,3
Acceptance judgment
1,2
coefficient Ka, Kb
1,1
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
5 10 20 30 50 100 200
Number of test values (n)
46
10.2 Pemeriksaan Pekerjaan Selesai
Penyedia Jasa wajib melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan teliti bersama PPK
pada pekerjaan saluran irigasi, drainasi dan bangunan irigasi yang sudah selesai, dan bila
air sudah mengalir di jaringan irigasi untuk memastikan ada/tidak ada kebocoran.
Penyedia Jasa harus memastikan penyebab kebocoran dan mengerjakan perbaikan yang
diperlukan sebelum dapat diterima dengan baik oleh PPK.
Pengukuran prestasi pekerjaan beton untuk semua tipe beton dalam meter kubik (m 3) beton
yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar
kerja. Tidak ada pengurangan volume beton yang ditempati besi beton, besi profil atau
benda/peralatan lainnya yang terpendam dalam beton.
Pembayaran untuk semua tipe beton dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus sudah diperhitungkan
termasuk biaya untuk pekerja, material, alat peralatan, penuangan beton, pemadatan, dan
perawatan termasuk bahannya, bahan tambahan baik bersifat kimia (admixture) maupun
mineral (additive), pekerjaan penyelesaian/finishing dan semua pekerjaan non-permanen
untuk akses dan pendukung, tanggul pelindung dan pengaman, saluran pengelak, relokasi dan
pengamanan serta pengeringan kecuali pekerjaan non-permanen (general-items), uji
laboratorium yang diharuskan dalam spesifikasi dan pekerjaan perbaikan lainnya.
12.1 Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir
yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SNI 0376-84,
dengan karakteristik sebagai berikut:
Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan PPK untuk pengadaan besi tulangan yang
akan dipergunakan dan menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya
ke lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa dengan biaya sendiri harus melakukan uji material
bila diminta PPK dengan prosedure baku uji yang disetujui PPK. Besi yang digunakan
diameter 10 mm dan 12 mm dan besi UNP sebagai landasan stoplog ukuran sesuai
gambar kerja.
47
Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui PPK. Dua besi tulangan dengan diameter yang sama
yang diambil secara random dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak
boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan
harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacad.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada PPK untuk mendapat persetujuan sebelum pemasangannya
di lokasi pekerjaan.
Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi
yang ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan harus
dipasang pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada
cetakan beton.
Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan
kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama proses
penuangan dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak
diijinkan mencuat keluar permukaan beton.
Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat
desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai dengan
desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan disiram air sesaat
sebelum beton dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan dan UNP harus
dibersihkan dari material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil
pengecoran sebelumnya yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat
melemahkan ikatan dengan beton.
Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada PPK untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan
secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.
Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada gambar
kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh PPK.
Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya
tidak diperkenankan tanpa persetujuan PPK. Penyambungan harus dilakukan dengan
overlap sepanjang mungkin.
Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang dari
300 mm diameter besi tulangan dan batang melintang dengan overlap 150 mm. Untuk
48
penyambungan dengan cara overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat dengan
kawat sedemikian sehingga tebal selimut beton tetap memenuhi ketentuan.
Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan
ketentuan dalam gambar, atau atas perintah PPK.
Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat kg untuk setiap
jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang dihitung
untuk besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam
daftar dan gambar pembesian/penulangan yang disetujui PPK.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti
sbb:
Besi Bulat-Ulir
Diameter D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
(mm)
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
Besi Bulat-Polos
Diameter 8 10 12 16 19 22 25 28 32
(mm)
Berat 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
(kg/m)
Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar diatas, PPK akan
menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan
ketentuan dalam standar SNI
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan akan diperhitungkan
dalam pembayaran, yaitu sebesar 0,5 x panjang besi tulangan sambungan.
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dan UNP dilakukan berdasarkan harga
satuan yang ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana
tulangan digunakan, akan meliputi harga yang tepat dimana tulangan digunakan untuk
masing-masing tipe besi bulat-ulir dan besi bulat-polos di tempat-tempat pemakaian
akhir di dalam konstruksi beton tulang dan pekerjaan-pekerjaan lainnya. Harga satuan
tersebut sudah termasuk biaya dan ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat
penyediaan, pemasangan dan penyetelan besi tulangan dan semua pekerjaan
pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini. Adapun dalam hal besi tulangan yang
telah selesai dirakit/dipasang tidak dapat diperhitungkan untuk pembayarannya, namun
demikian rakitan tersebut dapat diprogres sebagai kemajuan pekerjaan. Pembayaran
untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan atas selesainya pekerjaan beton
dimana besi tulangan tersebut menjadi satu kesatuan dengan beton tersebut.
49
Analisa pembesian berdasarkan Lampiran Permen PUPR No : 28/PRT/M/2016 dengan
no. Analisa A.4.1.1.17. Pembesian 10 kg dengan besi polos atau besi ulir.
Penyedia Jasa wajib memastikan benda-benda dan peralatan yang akan terkubur/terpendam
adukan beton harus sudah terpasang dengan kuat dan tepat pada posisinya sesuai gambar,
sebelum pelaksanaan penuangan beton. Semua benda-benda tersebut harus bersih dan bebas
dari kotoran, oli, mortar dan bahan lain yang berakibat buruh pada beton.
14. Sambungan
Sambungan konstruksi hanya dilaksanakan pada lokasi yang ditetapkan dalam gambar
kerja, sesuai dengan Spesifikasi ini, atau yang disetujui PPK, kecuali dalam kondisi
yang tidak diduga sebelumnya, penghentian atau penundaan penuangan beton yang
tidak dapat dihindari.
Sebelum adukan beton yang baru akan dituangkan pada beton lama yang sudah dituang
sebelumnya di lokasi sambungan konstruksi, beton lama harus sudah berumur tidak
kurang dari 24 jam. Permukaan beton lama harus dibersihkan dari pasta semen, selaput
semen-pasir dan cacad-cacad, dengan disemprot air bertekanan, sand blasting,
chipping, atau sikat baja sehingga terlihat agregat beton lama yang bersih dan terikat
kuat.
Setelah permukaan beton lama selesai dipersiapkan, beton harus dibuat jenuh air
selama 4 (empat) jam sebelum penuangan beton baru. Bahan pengikat beton (bonding-
agent) harus dituang pada permukaan beton lama sebelum penuangan mortar dan beton
baru dilaksanakan. Semua bahan dan pemakaiannya harus mendapat persetujuan PPK
terlebih dulu. Sesaat sebelum penuangan beton baru, cetakan harus diperiksa terpasang
kuat/erat pada beton lama dan permukaan sambungan disaput tipis dengan mortar
campuran 1 pasir : 2 semen ke seluruh permukaan.
Sambungan eskpansi harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi ini
di lokasi dan desain yang dirinci dalam gambar kerja.
Bila ditentukan dalam gambar kerja atau sesuai perintah PPK, waterstop atau pipa PVC
untuk besi-pasak harus terkubur dengan tepat dan baik dalam beton yang dituang
pertama kali: Filler yang akan dipakai untuk sambungan ekspansi harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, Pasal H-5, dan harus dipotong sesuai dengan bentuk
permukaan sambungan dan dipasang pada permukaan beton lama dengan baik
sehingga tidak akan bergeser pada saat penuangan beton baru sedang dikerjakan.
Segera sesudah cetakan dibongkar, sambungan ekspansi harus diperiksa, adukan beton
dan mortar yang melekat pada sambungan harus dipotong dengan hati-hati dan
dibuang.
50
Seluruh permukaan luar dan dalam dari sambungan ekspansi harus dibersihkan dan
dipersiapkan untuk pemasangan joint sealant. Bahan untuk sealant harus sesuai dengan
bahan untuk filler dan mudah dipasang untuk sambungan mendatar ataupun tegak.
Penggunaan sealant berikut primer yang diperlukan harus sesuai dengan
petunjuk/panduan dari produsen bahan tersebut.
Sambungan kontraksi harus ditempatkan dan dikerjakan dengan rinci sesuai dengan
gambar kerja atau perintah PPK. Sambungan kontraksi dikerjakan dengan menuangkan
beton pada salah satu sisi sambungan dan dibiarkan sampai mulai mengeras sebelum
penuangan beton pada sisi yang lainnya dilaksanakan. Untuk menghindarkan ikatan
antara kedua beton, permukaan beton pada lokasi sambungan kontraksi dicat dengan
oli atau bahan lainnya yang disetujui PPK. Bila ditentukan dalam gambar atau atas
perintah PPK, waterstop dapat dipasang.
51
IV. PEKERJAAN PEMANCANGAN
1. Umum
Kontraktor haruslah mengadakan semua pekerja, bahan/material, peralatan dan hal-hal kecil
lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan tiang pancang, pemasangan, pemancangan dan
pekerjaan uji/tes pancang tiang pancang kayu seperti yang tertera di dalam gambar konstruksi.
Sebelum memulai pekerjaan tiang pancang, kontraktor haruslah menginformasikan untuk
mendapatkan persetujuan tentang usulan detail jadwal dan metoda kerja termasuk prosedur dan
urutan pemancangan tiang pada tempat semestinya, persyaratan semua peralatan yang
dipergunakan dan keterangan lainnya yang diminta oleh Direksi.
Walaupun disebutkan dalam syarat-syarat/spesifikasi, dalamnya pemancangan/ kedalaman
penetrasi dan panjangnya tiang pancang secara final haruslah ditentukan atas dasar nilai daya
dukung yang disyaratkan, namun bila diminta/diperintahkan oleh Direksi, maka harus ditetap -
yakinkan dengan percobaan pembebanan statis. Panjang tiang pancang dan kedalaman
penetrasi yang ditetapkan oleh Direksi atas dasar hasil tes pancang tersebut haruslah
diperlakukan sebagai pengganti persyaratan lain yang ditetapkan lebih dahulu tentang penetrasi
tiang pancang.
Jumlah, panjang dan daya dukung tiang pancang ditetapkan berdasarkan hasil uji pengeboran
eksplorasi, pemancangan dan daya dukung yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
sebelum dilakukan pemesanan dan produksi tihang pancang yang hanya dapat dikerjakan atas
perintah PPK.
Penyimpangan maximum kepala tiang pancang yang diperkenankan haruslah hanya sebesar
10 cm + 2 cm pada sembarang arah terukur dari tempat yang semestinya, Panjang tiang pancang
3 m dengan jarak masing-masing galam 30 cm, seperti tertera pada gambar konstruksi.
Tiang pancang yang ditolak oleh Direksi harus dicabut/diambil atau diganti ataupun dipotong
sesuai dengan tinggi rendah yang disetujui oleh Direksi.
Kelas kayu menurut kekuatan :
52
Kelas kuat Berat jenis kering Kekuatan lentur mutlak Kekuatan tekan
udara (kg/cm2) mutlak (kg/cm2)
I 0,90 1100 650
II 0,90 – 0,60 1100 – 725 650 – 425
III 0,60 – 0,40 725 – 500 425 – 300
IV 0,40 – 0.30 500 – 360 300 – 215
V 0,30 360 215
Sumber : Teknik Sipil, V Sunggono kh, Ir.
Pemancangan dilaksanakan dengan tripod dan hammer. Bila peralatan memerlukan kalibrasi,
maka harus dikalibrasi dengan perangkat yang semestinya dan disetujui oleh Direksi.
Semua tiang pancang haruslah dipancang sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar,
penyimpangan maksimum kepala tiang pencang yang diperkenankan haruslah hanya sebesar
120 mm pada sembarang arah terukur dari tempat yang semestinya seperti tertera pada gambar.
Semua kepala tiang pancang kayu harus diperkuat dengan topi pancang (pile cops) seperti
tertera dalam gambar kontrak selama pemancangan dilaksanakan.
Pemancangan tiang kayu Galam dimulai dengan menggunakan penumbukan ringan sampai
tiang masuk ke dalam tanah cukup baik untuk menjamin bahwa pemancangan dilakukan pada
arah yang tepat. Pukulan-pukulan kemudian harus dinaikan berangsur-angsur sampai daya
dukung terhadap pemancangan mendekati daya dukung yang ditetapkan. Intensitas dari
pemancangan tidak boleh begitu saja dinaikan dalam suatu usaha untuk mencapai kedalaman
ujung yang ditentukan, karena dapat menimbulkan kerusakan pada tiang. Pemacangan harus
dilanjutkan sampai ujung tiang mencapai kedalaman ujung yang ditentukan, atau masuknya
tiang ke dalam tanah (penetrasi) yang ditentukan untuk tiap pukulan pada pukulan penuh telah
dicapai.
Selama pelaksanaan pemancangan berlangsung tali penahan tiang labrang (twitches dan guys)
yang memegang tiang dalam posisinya harus makin lama makin direndahkan untuk
menghindari kesalahan, dan akhirnya dialihkan. Bilamana tiang cenderung untuk membelok
dari arah yang telah ditentukan, tali labrang (twiches) mungkin dapat digunakan untuk
membetulkan posisinya pada suatu tingkat terbatas, namun bila tiang membelok arahnya dalam
tingkat yang besar, haruslah dikoreksi jika mungkin tanpa merusak tiang. Bila ini tidak dapat
dikerjakan, mungkin harus dilakukan pencabutan dan pemancangan kembali dekat posisinya
yang tepat, kecuali diperintahkan lain.
53
Apabila pemancangan dengan alat tidak bisa maka pemancangan dilakukan secara manual
sesuai petunjuk direksi.
Tiang pancang yang dipancang dalam air, perangkat pelurus pancang sebaiknya (preferable)
mempunyai kepanjangan yang memadai hingga tak perlu menggunakan perangkat ikutan, dan
harus direncanakan sedemikian hingga memungkinkan melaksanakan pemancangan tiang
pancang sebagaimana mestinya lebih baik.
Pada penyelesaian pemancangan, kelebihan panjang tiang harus dipotong pada elevasi yang
ditentukan, seperti ditentukan dalam gambar rencana, dan permukaan yang dipotong dilindungi
segera dengan petroleum jelly (diberikan waktu panas) untuk mencegah pembelahan.
Pengukuran pekerjaan pengadaan dan pemancangan galam haruslah didasarkan atas meter
panjang (m’) tiang pancang yang dipergunakan untuk pekerjaan tiang pancang kayu yang
memenuhi serta dapat diterima sesuai dengan gambar konstruksi, persyaratan-persyaratan atau
sesuai yang diperintahkan oleh Direksi.
Pembayaran menggunakan harga satuan meter panjang yang tertera di dalam daftar kuantitas
pekerjaan. Harga satuan itu harus sudah meliputi kompensasi pengadaan semua
bahan/material, jasa pekerjaan serta hal-hal kecil lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan.
Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
4.4 4.4. Pengadaan dan Pemancangan Galam dia 10/12 cm m'
54
V. PEKERJAAN LAIN-LAIN
55
Pengukuran dan Pembayaran
➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
biaya pengadaan dan pemasangan untuk Pekerjaan pintu air sesuai seperti yang
diuraikan pada bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
➢ Pembayaran hingga tujuh puluh (70 %) percent dari Kontrak unit price atau
lump sum price atas kedatangan / tibanya hingga ke Site dan disetujui oleh
Engineer asalkan ; Kontraktor telah menyerahkan kepada Engineer untuk
persetujuan faktur-faktur terperinci, daftar-daftar paket, faktur-faktur
pembayaran, bill of lading, dan sertifikat asuransi. Sebelum pengapalan /
pengiriman peralatan dan material, gambar- gambar dan / atau sertifikat-sertifikat
test harus telah diserahkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Engineer.
Kontraktor telah dengan semestinya menyimpan peralatan atau material -material
dan telah diserahkan sebuah penerimaan detail dan / atau laporan kerusakan.
Engineer telah menyetujui penerimaan dan / atau laporan kerusakan dan
penegasan penyimpanan yang semestinya / sebaik-baiknya dari peralatan dan
material-material.
➢ Pembayaran hingga tiga puluh (30 %) percent dari Kontrak lump sum price
terhadap penyelesaian yang penting / substantial dari pemasangan yang disetujui
oleh Engineer.
➢ Bila item pekerjaan/biaya buah diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.
Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
4.12 4.12. Pengadaan dan pemasangan Pintu Air Box bh
Culvert
2. Dewatering/ Pengeringan
➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
biaya lok untuk Pekerjaan Pengeringan sesuai seperti yang diuraikan pada bagian
Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya lok diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
56
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.
3. Kisdam
➢ Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan kisdam dilokasi pekerjaan guna
menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan membuat
bangunan sementara yang berupa tanggul, bangunan/saluran pengelak atau karung
diisi dengan tanah setempat untuk memindahkan aliran air sehingga tidak
menggenangi lokasi pekerjaan dan membongkar/membersihkannya bila pekerjaan
telah selesai dikerjakan.
➢ Segala biaya yang dikeluarkan untuk upaya kisdam ini, kecuali bila sudah disediakan
secara tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap sudah termasuk dalam
harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.
➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
biaya lump-sum untuk Pekerjaan Pengeringan sesuai seperti yang diuraikan pada
bagian Umum di atas dalam Spesifikasi ini.yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya lok di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.
➢ Penghamparan material pasir batu (sirtu) dengan ketebalan dan lebar timbunan sesuai
dengan gambar kerja dan persetujuan direksi, setelah penghamparan maka dilakukan
pemadatan menggunakan pedesterian roller atau sejenisnya agar padat
➢ Segala biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pengurugan dan pemadatan sirtu
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga, kecuali bila sudah disediakan secara
tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dianggap sudah termasuk dalam harga
kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.
57
Pengukuran dan Pembayaran
➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
biaya m3 untuk Pekerjaan Pengurugan dan Pemadatan Sirtu sesuai seperti yang
diuraikan pada atas dalam Spesifikasi ini yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya m3 di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.
➢ Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dianggap sudah termasuk dalam
biaya buah untuk Pekerjaan Peengadaan dan Pemasangan nomenklatur sesuai seperti
yang diuraikan di atas dalam Spesifikasi ini yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
➢ Bila item pekerjaan/biaya buah di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia
Jasa.
58
D. PENUTUP
1. Kontraktor yang mempergunakan bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yang diperlukan
untuk pekerjaan ini, dianjurkan semaksimal mungkin menggunakan produksi Dalam Negeri.
2. Dalam hal upaya penyedia jasa menyelesaikan seluruh pekerjaan ini, tidak dibatasi oleh peralatan
dan personil yang ada dalam dokumen pengadaan ini. Penyedia jasa dapat mepergunakan atau
menambah jumlah, jenis dan kapasitas peralatan serta personil semaksimal mungkin tanpa
diberikan tambahan biaya.
59