Anda di halaman 1dari 7

Techno.COM, Vol. 14, No.

1, Februari 2015: 55-61

SISTEM PEMANTAU PERTUMBUHAN POHON DI AREA HUTAN


PENAMPUNG AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE
PENGINDERAAN JAUH (INDERAJA) DAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS (SIG) DI WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH
Cahaya Jatmoko1, Edi Sugiarto2, Setia Astuti3
1,2,3
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131
Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang
Email : jatmoko74@gmail.com1, edi.sugiarto@dsn.dinus.ac.id2, setia.astuti@dsn.dinus.ac.id3

Abstrak
Salah satu penyebab terjadinya tanah longsor dan banjir adalah rusaknya kawasan hutan,
namun karena illegal logging , pembukaan ilegal taman , dan perambahan hutan memicu
pencabutan hak pengusahaan hutan ( HPH ) , yang diserahkan kepada kendali lokal , tapi tidak
berjalan dengan baik . Dari area data akses terbuka pada tahun 2010 ada sekitar 20 juta hektar
dan tidak ditindaklanjuti pengelolaannya.Hutan yang telah mengalami kerusakan akibat
penebangan liar perlu direhabilitasi.Dengan menggunakan data spasial ini , kegiatan
rehabilitasi dapat diidentifikasi dan dimonitor dengan lebih baik. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat memantau kegiatan rehabilitasi yang
dalam penelitian ini menggunakan data Landsat TM, Data penginderaan jauh dan Sistem
Informasi Geografis ( GIS ) merupakan suatu metode yang dapat diterapkan bersama-sama ,
untuk memantau dan menganalisa data dengan cepat dan akurat . Penelitian ini menggunakan
data penginderaan jauh dengan mengumpulkan fitur tutupan lahan di daerah tertentu yang
terjangkau ke seluruh pelosok area hutan penampung air tanah di Provinsi Jawa Tengah .
Sistem Informasi Geografis digunakan untuk menangkap dan menganalisa data pertumbuhan
pohon . Hasil yang diharapkan adalah terwujudnya sistem informasi geografis yang dapat
memantau pertumbuhan pohon di area hutan penampung air tanah di wilayah Provinsi Jawa
Tengah.

Kata Kunci : data spasial, Landsat TM, Remote Sensing

Abstract
One of the causes of landslides and floods is the destruction of forests, due to illegal logging,
illegal opening of the park, and forest encroachment trigger revocation of forest concessions
(HPH), which is handed over to local control, but it did not go well. From the data area of open
access in 2010 there were approximately 20 million hectares and does not well managed.
Forest who have suffered damage as a result of illegal logging needs rehabilitation. Using these
spatial data, rehabilitation can be identified and monitored better. To achieve these goals we
need a system that can monitor the rehabilitation activities that. Landsat TM remote sensing
data and Geographic Information Systems (GIS) is a method that can be applied together, to
monitor and analyze data quickly and accurate. This study uses remote sensing data to collect
land cover features in all corners of the ground water reservoir forest area in the province of
Central Java. Geographic Information System is used to capture and analyze tree growth data.
The expected result is the creation of a geographical information system that can monitor the
growth of trees in the forest area of the groundwater reservoir in the province of Central Java.

Keywords : spatial data, Landsat TM, Remote Sensing

55
Techno.COM, Vol. 14, No. 1, Februari 2015: 55-61 56

1. PENDAHULUAN spasial mengambil referensi ke


bumi.Teknologi GIS menggunakan
Salah satu penyebab terjadinya longsor informasi digital yang didapatkan dari
dan banjir adalah kerusakan kawasan metode pembuatan data digital[4].
hutan, selain akibat illegal logging,
pembukaan kebun ilegal, dan Dengan menggunakan Sistem Informasi
perambahan hutan dipicu adanya Geografis, khususnya menggunakan
pencabutan hak pengusahaan hutan perangkat lunak ArcView, serta dengan
(HPH) yang pengawasannya diserahkan memanfaatkan Avenue Script dari
kepada daerah, tetapi tidak berjalan ArcView dapat mempermudah dan
dengan baik. Dari data areal open mempercepat proses pemantauan dan
access 2010 tercatat ada sekitar 20 juta evaluasi kegiatan pemeliharaan hasil
hektare dan tidak ditindaklanjuti rehabilitasi hutan selama kegiatan
pengelolaannya[1]. berlangsung. Dan dengan
mengikutisertakan peta geografis yang
Hutan yang telah mengalami kerusakan memuat informasi tentang daerah-
akibat penebangan liar perlu daerah kegiatan rehabilitasi hutan dan
direhabilitasi. Kegiatan Rehabilitasi evaluasi ini untuk melihat seberapa
Hutan dan Lahan dimaksudkan untuk besar keberhasilan dan kendala yang
memulihkan, mempertahankan, dan dihadapi sehingga apabila ada masalah
meningkatkan fungsi hutan dan lahan yang terjadi dapat segera ditangani lebih
sehingga daya dukung, produktifitas, awal. Dengan demikian pembangunan
dan peranan hutan sebagai sistem atau rehabilitasi dapat diarahkan pada
penyangga kehidupan tetap terjaga[2]. sasaran yang tepat, dan dapat dipilih
prioritas daerah untuk ditetapkan dari
Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan mana pekerjaan harus dimulai, sehingga
dimaksudkan untuk memulihkan, biaya dan waktu dapat diatur secara
mempertahankan dan meningkatkan efisien dan efektif[4].
fungsi hutan dan lahan dalam
mendukung sistem penyangga Sistem Informasi Geografis Pemantau
kehidupan daerah aliran sungai. Pertumbuhan Pohon adalah pemantauan
Menurut UU No. 41/1999, pasal 41 (1) pertumbuhan pohon menggunakan
dan PP No. 35/ 2002 pasal 17 (1) metode inderaja dan SIG secara
kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan otomatis dengan cara pemetaan daerah
diselenggarakan melalui kegiatan yang sesuai posisi areal tanam yang
reboisasi, penghijauan, pemeliharaan, dicatat menggunakan GPS sehingga
pengayaan tanaman dan penerapan menghasilkan informasi yang tepat.
teknik konservasi tanah secara vegetatif Memastikan bahwa daerah itu benar-
( kegiatan tanam-menanam) dan sipil benar ada dan meninjau datanya dengan
teknis pada lahan kritis dan tidak melakukan site survey terperinci
produktif [3]. wilayah . Hal ini dimungkinkan karena
kemampuan Sistem ini untuk
Sistem Informasi Geografis memproses dan menganalisis data
(Geographic Information System, GIS) dengan cepat, dan dapat dipresentasikan
adalah system yang dapat digunakan dalam format geografis terjangkau
untuk menangkap, menyimpan , keseluruh wilayah khususnya provinsi
menganalisa , serta mengelola data dan Jawa Tengah secara online. Posisi areal
karakteristik yang berhubungan secara tanam dicatat menggunakan GPS dan
Techno.COM, Vol. 14, No. 1, Februari 2015: 55-61 57

peta penanaman dengan menggunakan Ketersediaan data yang akurat dalam


Sistem Informasi Geografis , khususnya bentuk numerik dan spasial mengenai
menggunakan perangkat lunak ArcView perkembangan kondisi hutan
GIS[4][5]. merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi.
1.1 Penebangan Liar Dan
Perambahan Hutan Berdasarkan data tersebut akan
Pemanfaatan sumber daya hutan diketahui areal lahan kritis dan hutan
khususnya pembalakan oleh HPH, rusak serta tingkat keberhasilan
kegiatan penebangan liar dan kegiatan reboisasi yang telah
perambahan hutan serta kebakaran dilaksanakan. Reboisasi merupakan
hutan telah mengakibatkan banyak upaya rehabilitasi lahan dengan
terjadinya lahan kritis. Keberadaan penanaman tanaman hutan pada
lahan kritis akan menyebabkan kawasan hutan untuk mengurangi
terganggunya siklus air dan terjadi terjadi erosi. Kegiatan reboisasi, yang
tanah longsor. Upaya untuk mengatasi dimulai dari kegiatan penanaman dan
masalah lahan kritis dilakukan melalui pemeliharaan tegakan akan mampu
program reboisasi dan penghijauan, meningkatkan pertumbuhan tegakan
yang telah dimulai sejak PELITA I. hutan (penutupan lahan). Kondisi ini
Melalui program reboisasi diharapkan dapat dipantau melalui pemanfatan data
dapat meningkatkan kualitas lingkungan inderaja.
hidup yakni melalui pengurangan
bahaya erosi, perbaikan kondisi 1.4 Proses Pengendalian
drainase dan aerasi tanah yang Pertumbuhan pohon hasil
diharapkan dapat mengatasi bahaya penanaman
banjir serta meningkatkan jumlah Hasil dari survey yang dilakukan
cadangan air tanah. Erosi tanah Peneliti tentang Sistem Informasi
merupakan proses hilangnya atau Geografis di Dinas Kehutanan Provinsi
terkikisnya tanah atau bagian-bagian Jawa Tengah telah dilakukan . Di dalam
tanah dari suatu tempat yang diangkut penelitian ini ditemukan bahwa form
oleh air atau angin ke tempat lain[6]. realisasi penanaman pohon yang ada
belum mencatat posisi areal tanam
1.2 Dampak dari Penebangan dan dengan menggunakan GPS dan peta
Perambahan Hutan penanaman sehingga informasi yang
Dampak yang ditimbulkan oleh erosi dihasilkan masih berupa data numeric.
menyebabkan [7] :
a. hilangnya lapisan atas tanah (top 1.5 Sistem Informasi Geografis
soil) yang subur serta menurunkan Pada dasarnya, istilah sistem informasi
kemampuan tanah untuk geografis merupakan gabungan dari tiga
mengabsorbsi dan menahan air dan unsur pokok: sistem, informasi, dan
b. meningkatkan proses sedimentasi, geografis [8][9].. Dengan melihat unsur-
sehingga menyebabkan terjadinya unsur pokoknya, maka jelas SIG
pendangkalan sungai maupun merupakan salah satu sistem informasi
pencemaran air. dan SIG merupakan suatu sistem yang
menekankan pada unsur "Informasi
1.3 Proses Pengendalian Penebangan Geografis". Penggunaan kata
Hutan Geografis" mengandung pengertian
suatu persoalan mengenai bumi:
Techno.COM, Vol. 14, No. 1, Februari 2015: 55-61 58

permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah berhubungan dengan aktivitas manusia
"Informasi Geografis" mengandung pada lahan tertentu, contohnya
pengertian informasi mengenai permukiman. Tutupan lahan
keterangan-keterangan (atribut) yang digambarkan sebagai permukaan lahan
terdapat di permukaan bumi yang yang berhubungan dengan jenis
posisinya diberikan atau diketahui. kenampakannya, contohnya tutupan
vegetasi.[13][10]
1.6 Model-SIG
Untuk menyajikan entity spasial 1.8 Kerangka Berpikir
digunakan dua model data yakni [10]: Kerangka Berpikir Sistem Pemantau
1. Model Data Raster : Model data Pertumbuhan Pohon Di Area
raster menampilkan, menempatkan, Hutan Penampung Air Tanah
dan menyimpan data spasial dengan Menggunakan Metode Inderaja dan
menggunakan struktur matriks atau Sistem Informasi Geografis Di Wilayah
piksel-piksel yang membentuk grid. Provinsi Jawa Tengah, digambarkan
Akurasi model data ini sangat dalam bentuk diagram seperti di bawah
bergantung pada resolusi atau ini.
ukuran pikselnya (sel grid)di
permukaan bumi. Entity spasial
raster disimpan di dalam layers
yang secara fungsionalitas
direlasikan dengan unsur-unsur
petanya. Model data raster
memberikan informasi spasial apa
yang terjadi dimana saja dalam
bentuk gambaran yang
digeneralisir.
2. Model Data Vektor : Model data
vektor menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data
spasial dengan menggunakan titik-
titik, garis-garis atau kurva, atau
Gambar 1. Kerangka Berpikir
poligon beserta atribut-atributnya.
Bentuk-bentuk dasar representasi
data spasial ini, di dalam sistem
model data vektor, didefinisikan 2. METODE PENGEMBANGAN
oleh sistem koodinat kartesian dua GIS
dimensi (x,y). Pada model data
Metode yang digunakan untuk
vektor terdapat tiga entity yaitu :
pengembangan sistem GIS yang dibuat
Entity Titik, Entity Garis dan
adalah metode “Waterfall” Metode ini
Entity Poligon [11][12]
terbagi dalam 5 tahapan besar yaitu
Identifikasi kebutuhan sistem gis,
1.7 Penginderaan Jauh
Analisa sistem gis, Desain sistem gis,
Data penginderaan jauh dapat
Implementasi, Operasional dan
digunakan untuk pemetaan penggunaan
pemeliharaan sistem. Masing-masing
lahan (landuse) dan tutupan lahan
tahapan akan dijelaskan lebih detail
(landcover). Penggunaan lahan
dalam subbab-subbab dibawah ini[14].
merupakan penggunaan lahan yang
Techno.COM, Vol. 14, No. 1, Februari 2015: 55-61 59

2.1 Identifikasi Kebutuhan Sistem pembuatan sistem informasi geografis


GIS nantinya dapat dilaksanakan dengan
Tujuan tahap ini adalah untuk efisien. Untuk mendesain sistem
menentukan ruang lingkup kebutuhan digunakan 3 buah diagram (Use Case
informasi dan pengetahuan bagi Diagram, Activity Diagram, sequence
pengguna dan administrator. Kebutuhan Diagram).
dikumpulkan dari hasil konsultasi
dengan pengguna akhir serta 2.4 Implementasi
menganalisa kebutuhan sistem Gis dibangun untuk kehutanan yang
digunakan oleh user. ini mungkin
2.2 Analisis Sistem GIS Yang Ada merupakan kesempatan pertama bagi
Dalam Analisis sistem ini menggunakan user untuk mengomentari, atau
Software Arc/Info, dimana proses berinteraksi dengan, sistem pemantuan
dilakukan dengan cara tumpang susun kehutanan. pengalaman pengguna pasti
(overlay). Sedangkan pada analisis memerlukan perubahan ke sistem
berikutnya adalah dengan proses analisa penambahan lapisan data baru, teknik
spasial - tabuler dalam penentuan analisis baru atau cara-cara baru
keberhasilan reboisasi. Untuk visualisasi output. Tahap ini merupakan
menentukan keberhasilan reboisasi proses pengkodean yang merupakan
menggunakan warna-warna peta citra implementasi dari desain sistem pada
satelit pada contoh gambar dibawah ini tahap-tahap sebelumnya dan pengujian
yang dilakukan untuk mencari bug atau
error terhadap unit-unit atau kode
program yang telah ditulis Integrasi
Sistem Tahap ini dilakukan
penggabungan setiap unit sistem hasil
dari tahap 3, diintegrasikan dan diuji
secara keseluruhan untuk mendapatkan
performa sistem secara optimal.
Gambar 2. Gambar Peta Citra Satelit

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Pemantauan Penanaman


Pohon Menggunakan SIG dan
GPS

Analisis Pemantauan Penanaman Pohon


Gambar 3. Warna Peta Citra Satelit
pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Sistem Informasi
2.3 Desain sistem GIS Geografis dan GPS yang seluruhnya
Model data gis dibangun digunakan dilakukan secara digital menggunakan
dalam tahap sebelumnya. dalam contoh Arcview GIS 3.1. Proses awal dalam
ini, teknik pemodelan kartografi dapat melakukan pengolahan data meliputi
digunakan untuk membantu struktur proses penentuan lokasi penanaman
persyaratan analisis gis. Tujuan dari pohon pada area yang dicatat Posisi
tahap ini adalah memberikan gambaran koordinat geografisnya. Petugas
umum agar lebih jelas sehingga Lapangan akan mencatat Geo Posisi
Techno.COM, Vol. 14, No. 1, Februari 2015: 55-61 60

koordinat area tanam dengan GPS dan


memasukkan data ke sistem secara
online kemudian data disimpan ke
dalam database.

3.2 Perancangan Sistem


3.2.1 Use Case Diagram

Input Data Penanaman

Dinhut_Provinsi

Hapus Data Penanaman


Petugas_lap Gambar 5. Tampilan form pemantau
pertumbuhan pohon
Lihat Data Penanaman

Ubah Data Penanaman Admin

4. KESIMPULAN DAN SARAN


Input Data Pertumbuhan

Login 4.1 Kesimpulan


Petugas_Kab/kota
Hapus Data Pertumbuhan 1. Metode yang diterapkan adalah
metode waterfall metode ini
Lihat Data Pertumbuhan

Logout
menawarkan cara pembuatan proses
perangkat lunak secara lebih nyata.,
Ubah Data Pertumbuhan kebutuhan sistem telah dibuat
dalam bentuk yang dapat
Gambar 4. Use Case Diagram Sistem dimengerti oleh user. kemudian
Pemantau Penanaman Pohon Desain perangkat lunak termasuk
menghasilkan fungsi sistem
perangkat lunak dalam bentuk yang
3.2.2 Implementasi Sistem mungkin ditransformasi ke dalam
Tampilan antarmuka satu atau lebih program yang dapat
merupakan penghubung antara dijalankan dengan baik. Uji unit
pengguna dengan sistem. Pada termasuk pengujian bahwa setiap
sistem Pemantauan unit sesuai spesifikasi yang ada.
Pertumbuhan Pohon Di Area 2. Dengan adanya sistem ini maka
Hutan Penampung Air Tanah terwujud sistem komputerisasi yang
ini tampilan antarmuka yang dapat memantau pertumbuhan
digunakan berupa halaman pohon di suatu kabupaten di
Website yang akan muncul di Provinsi Jawa Tengah.
Web Browser pengguna. Berisi 3. Pemanfaatan teknologi
informasi tentang sistem penginderaan jauh dan SIG untuk
informasi geografis di wilayah pemantauan pertumbuhan pohon
Provinsi Jawa Tengah. Tampilan dapat mempermudah pelaksanaan
halaman pemantauan kegiatan, karena lebih cepat, akurat
pertumbuhan pohon dapat dan efesien terjankau ke seleruh
dilihat sebagai berikut: pelosok khususnya di wilayah
provinsi Jawa Tengah.

4.2 Saran
Techno.COM, Vol. 14, No. 1, Februari 2015: 55-61 61

1. Pada sistem ini pemantaun [8] Forestry GIS Journal , GIS for
pertumbuhan pohon dilakukan Forestry and Timberland
dengan pengaruh cuaca yang baik Management ESRI Summer,
sehingga gambar peta yang 2009
dihasilkan akan sesuai dengan pola [9] JOHNSON, A., B. PETTERSON,
warna yang sebenarnya. Sedangkan C.,- and L. FULTON, J. (1992).
pada cuaca yang buruk akan Geographic Information System
mempengaruhi pola warna yang (GIS) and Mapping Practices and
berbeda dengan keadaan pada plot Standard, Philadelphia, PA 19103,
area pertumbuhan pohon yang ASTM.
diamati. [10] Subaryono (1990), Land
2. Pada sistem ini pendataan pohon Evaluation with Geographic
digunakan hanya dapat memantau Information System, Thesis,
suatu area hutan sehingga dapat University of Waterloo Canada.
dikembangkan untuk pendataan per [11] Andi Sunyoto (2007),
item pohon pada area hutan Pemanfaatan Modul Gps Receiver
diwilayah propinsi Jawa Tengah Dan Telepon Selular Untuk Wide
Area Vehicle Tracking , STMIK
AMIKOM Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA [12] Coordinate Conversions Made
Easy. http:/ /www.ibm. com /
[1] Surat Kabar Jawa Pos Minggu, developerworks
(31 Oktober 2010) , Hutan dan /java/library/jcoordconvert/index.
Menanam Banyak Pohon untuk html.
Pelestarian Air. [13] Tri Muji Susantoro (2010),
[2] Biro Pembinaan Sumber Daya Implikasi Otonomi Daerah
Hutan Perum Perhutani Jawa Terhadap Perubahan Lahan
Tengah (2003), Petunjuk Berdasarkan Data Penginderaan
Pelaksanaan Reboisasi Dengan Jauh.
Pola Manajemen Blok. [14] Roger S. Pressman, Ph.D (2002),
[3] Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Rekayasa Perangkat Lunak –
Tengah Pendekatan Praktisi (Buku Satu) ,
http://dinhut.jatengprov.go.id. Andi Yogyakarta dan McGraw-
[4] Eddy Prahasta (2005), Konsep- Hill Book Co.
Konsep Dasar sistem Informasi
Geografis, CV Informatika
Bandung.
[5] Ganter, John, 2006 Arcview
Avenue Coding Styles and Utility
Scripts for Efficient
Development.www.software.geoc
om.
[6] Simon H (1998), Metode
Inventore Hutan, Aditya Media
Yogyakarta.
[7] Anonim, (2009). Kehutanan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kehut
anan. 27 Mei 2009.

Anda mungkin juga menyukai