Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Capital Intensity, Dan

Ukuran Perusahaan Terhdap Tax Avoidance Pada


Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Listing Di BEI
Tahun 2017-2021
Devi Tri Kurnia1, Ariyani1
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Narotama Surabaya, Indonesia
devitrikurnia@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis dampak dari kinerja keuangan yang meliputi profitabilitas,
leverage, capital intensity, dan ukuran perusahaan baik secara simultan maupun parsial terhadap tax avoidance
perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021. Populasi
penelitian ini adalah seluruh perusahaan subsektor makanan dan minuman yang terindeks di BEI periode 2017-2021.
Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai perusahaan sub sector makanan dan
minuman yang go public terdaftar di BEI, telah mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap pada situs
resmi BEI yaitu www.idx.co.id , dan tidak mengalami kerugian selama periode 2017-2021, sehingga menghasilkan
jumlah sampel sebanyak 17 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial profitabilitas dan
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, sementara leverage dan capital intensity secara
parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap tax avoidance. Selanjutnya secara simultan profitabilitas, leverage,
capital intensity, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance perusahaan yang listing di
BEI pada periode 2017-2021. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah perusahaan lebih meningkatkan pendapatan
dan asetnya sehingga laba bersih yang diperoleh semakin besar dan meningkatkan kemampuan untuk membayar
kewajibannya, sehingga diharapkan perusahaan memiliki kinerja keuangan yang tinggi dan menghindari praktik
pengindaran pajak (tax avoidance) dalam laporan keuangan yang disajikannya. Orisinalitas penelitian ini terletak
pada perusahaan sub sector makanan dan minuman dengan penyajian laporan keuangannya pada periode 2017-2021.

Kata kunci:
profitabilitas, leverage, capital intensity, ukuran perusahaan, tax avoidance.

1. Pendahuluan
Pajak memiliki peran penting dalam suatu negara karena pajak meningkatkan anggaran pendapatan negara,
yang kemudian dapat digunakan untuk mendanai semua inisiatif yang akan membantu negara berkembang. Tidak
terkecuali Indonesia yang sebagai negara berkembang akan membutuhkan banyak dana untuk perbaikannya, akan
sangat memperhatikan sektor perpajakan.
Wajib pajak badan atau perusahaan biasanya orang-orang yang akan terlibat dalam perencanaan pajak dalam
upaya untuk mengurangi kewajiban pajak mereka. Dalam hal perencanaan pajak, wajib pajak maupun perusahaan
cenderung akan memilih melakukan praktik tax avoidance dimana hal ini menjadi pilihan bagi wajib pajak maupun
perusahaan untuk meminimalkan beban pajaknya karena pada dasarnya tax avoidance (penghindaran pajak) ini
dilakukan dengan cara memanfatkan celah-celah atau kelemahahan peraturan perundang-undangan perpajakan
sehingga bersifat legal karena tidak melanggar peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku.

1
Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan salah satu cara untuk mengefisiensikan beban pajak secara
legal yang tidak melanggar peraturan undang-undang. Penghidaran pajak ini dapat dikatakan persoalan yang rumit
dan unik karena disatu sisi diperbolehkan, tetapi tidak diinginkan (Maharani & Suardana, 2014). Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi sebuah perusahaan dalam membayar pajaknya antara lain profitabilitas, leverage, dan
ukuran perusahaan. Selain ketiga faktor tersebut, terdapat faktor lain yang mempengaruhi secara signifikan terhadap
tax avoidance adalah capital intensity (Widagdo, Kalbuana & Yanti, 2020).
Berdasar pada fenomena yang terurai secara jelas pada latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian yang
dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh baik secara simultan maupun parsial
profitabilitas, leverage, capital intensity, dan ukuran perusahaan terhdap tax avoidance pada perusahaan makanan
dan minuman yang listing di BEI Tahun 2017-2021.

2. Tinjauan Pustaka
Penghindaran pajak (tax avoidance) adalah suatu kegiatan merekayasa beban pajak serendah mungkin
dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuat undang-undang (Suandy, 2016).
Selanjutnya model estimasi pengukuran Tax Avoidance menggunakan model Cas Effective Tax Rate (CETR) yang
digunakan oleh (Chen, et al, 2010) dikutip dari Budiman dan Setiyono (2012). Alasan digunakan Cash ETR karena
pengukuran Tax Avoidance menggunakan cash ETR baik digunakan untuk menggambarkan kegiatan penghindaran
pajak oleh perusahaan karena cash ETR tidak terpengaruh dengan adanya perubahan estimasi seperti penyisihan
penilaian atau perlindungan pajak.
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir,
2016). Berkaitan dengan jenis-jenis rasio profitabilitas, Kasmir (2016, h. 199) membagi rasio profitabilitas menjadi
8 jenis yaitu gross margin (GPM), net profit margin (NPM), Return on Asset (ROA), Return on Equity Ratio (ROE),
Return On Sales Ratio (ROS),Return On Employee (ROCE), Return on Investment (ROI), Earning Per Share (EPS).
Rasio profitabilitas yang paling sering digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh assets yang
digunakan dapat menghasilkan laba adalah Return on Assets (ROA).
Leverage dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana
yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi
pemilik perusahaan. Selain itu leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (Kasmir, 2016).
Leverage lazimnya diketahui melalui besarnya nilai debt to equity ratio (DER), karena rasio ini merupakan rasio
yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang dan perusahaan mampu untuk memenuhi
kewajibannya dengan ekuitas yang dimiliki
Capital Intensity adalah aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan yang dikaitkan dengan investasi dalam
bentuk asset tetap. Rasio intensitas modal dapat menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan
aktivanya untuk menghasilkan penjualan (Jusman & Nosita, 2020). Capital intensity dapat menunjukan seberapa
efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya guna menghasilkan penjualan. Capital Intensity menjelaskan

2
seberapa besar perusahaan melakukan investasi pada aset. Umumnya pengukuran intensitas modal akan diproksikan
dengan rasio intensitas aset tetap.
Ukuran perusahaan adalah “besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta
perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva” (Hartono, 2015). Ukuran perusahaan
(firm size) menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan,
rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Semakin besar ukuran perusahaan, maka transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan akan semakin kompleks.
Kerangka teoritik penelitian ini digambarkan dalam bagan berikut ini.

Profitabilitas Leverage Capital Ukuran


Intensity Perusahaan

H1 H2 H3 H4
H5

Tax Avoidance

Gambar 1. Bagan Kerangka Konseptual

3. Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif didesain dengan explanatory research. Populasi pada
penelitian ini terdiri dari seluruh korporasi yang bergerak pada subsektor makanan dan minuman yang terindeks di
BEI periode 2017-2021. Adapun sampel dalam penelitian ini sebanyak 17 perusahaan yang diperoleh dengan
menggunakan purposive sampling dengan kriteria-kriteria berikut:
a. Perusahaan go public yang terindeks di BEI selama periode 2017-2021 yang bergerak pada sub sektor makanan
dan minuman
b. Perusahaan tersebut secara lengkap telah mempublikasikan laporan keuangannya selama periode 2017-2021 di
situs resmi BEI (www.idx.co.id)
c. Perusahaan tersebut yang tidak mengalami kerugian dalam kurun waktu 2017-2021.
Penelitian ini memiliki dua jenis variabel yaitu variabel dependen (Y) dan variabel independen (X) yang
secara operasionalisasi definisikan sebagai berikut:
a. Variabel (Y) yaitu tax avoidance yang didefinisikan suatu kegiatan perusahaan sub sektor makanan dan
minuman listing di BEI merekayasa beban pajak serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada
tetapi berbeda dengan tujuan pembuat undang-undang. Indikator pengukuran tax avoidance (Y) diperoleh
melalui rumus:

3
b. Variabel (X1) yaitu profitabilitas yang didefinisikan suatu rasio yang digunakan mengukur efektivitas
perusahaan sub sektor makanan dan minuman listing di BEI di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Indikator pengukuran variabel profitabilitas (X1) diperoleh melalui
rumus :

c. Variabel (X2) yaitu leverage yang didefinisikan suatu rasio yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan
perusahaan sub sektor makanan dan minuman listing di BEI untuk menggunakan aktiva atau dana yang
mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan. Indikator
pengukuran variabel leverage (X2) diperoleh melalui rumus :

d. Variabel (X3) yaitu capital intensity yang didefinisikan sebagai aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan
sub sektor makanan dan minuman listing di BEI yang dikaitkan dengan investasi dalam bentuk asset tetap.
Indikator pengukuran variabel capital intensity (X3) diperoleh melalui rumus :

e. Variabel (X4) yaitu ukuran perusahaan yang didefinisikan sebagai besar kecilnya perusahaan sub sektor
makanan dan minuman listing di BEI dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan dengan
menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva. Indikator pengukuran variabel ukuran perusahaan (X4)
diperoleh melalui rumus :
Size = Ln Total Asset
Dalam penelitian ini digunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh mengacu pada sumber yang tidak
secara langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2017). Data diambil dari situs Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id), serta sumber tekstual lainnya, berupa laporan tahunan yang dihasilkan oleh perusahaan
sub sektor makanan dan minuman untuk tahun 2017-2021.
Metode analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengkarakterisasi dan mendeskripsikan statistik
inferensial variabel-variabel dalam penelitian ini. Analisis inferensial ini memberikan gambaran nilai rata-rata,
standar deviasi, terendah, dan maksimum dari masing-masing variabel. Sementara untuk mengestimasi pengaruh
masing-masing variabel independen dengan variabel dependen digunakan analisis regresi linier berganda yang
sebelumnya dilakukan pengujian asumsi klasik antara lain: uji normalitas, uji heteroskedastisita, uji
multikolinieritas, dan uji autokorelasi.
Dalam penelitian ini digunakan persamaan model regresi sebagai berikut:
Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + …………bi Xi + e

4
Dimana :
Y = Tax avoidance
X1 = Profitabilitas
X2 = Leverage
X3 = Capital Intensity
X4 = Ukuran Perusahaan
bi = Parameter arah
e = standard error

Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F dengan kriteria H 0 ditolak dan
Ha diterima, apabila Fh > Ft. Sedangkan H0 diterima dan Ha ditolak, jika Fh < Ft . Selanjutnya untuk pengujian
hipotesis secara parsial digunakan uji t dengan kriteria H0 ditolak dan Ha diterima, apabila nilai t h ≥ ttabel, sedangkan
H0 diterima dan Ha ditolak, apabila th < ttabel .

4. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan analisis statistik deskriptif, diketahui bahwa perusahaan makanan dan minuman periode 2017-
2021 memiliki probabilitas dengan nilai rata-rata Return On Asset sebesar 10,02% (lebih besar dari 5,98%) dan
mean parsial tertinggi ditunjukkan oleh emiten MLBI sebesar 34,61%, leverage dengan nilai rata-rata Debt to
Equity Ratio sebesar 75,66% (lebih kecil dari 200%) dan mean parsial tertinggi ditunjukkan oleh emiten TBLA
sebesar 234,14%, capital intensity dengan nilai rata-rata rasio intensitas asset tetap sebesar 36,20% dan mean parsial
tertinggi ditunjukkan oleh emiten CLEO sebesar 70,86%, dan ukuran perusahaan dengan nilai size sebesar 15,11 dan
mean parsial tertinggi ditunjukkan oleh emiten INDF sebesar 18,60.
Ringkasan hasil analisis regresi linier berganda dengan empat variabel bebas dan satu variabel terikat dengan
SPSS ditunjukkan melalui tabel berikut.
Tabel 1. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coeffecients t Sign. t r partial
B Std. Error 
Constant 11,039 5,419 2,037 0,046
Profitabilitas -0,187 0,079 -0,311 -2,379 0,021 -0,294
Leverage -0,009 0,012 -0,101 -,687 0,494 -0,088
Capital intensity 0,010 0,024 0,056 0,409 0,684 0,053
Ukuran perusahaan 1,005 0,372 0,356 2,703 0,009 0,329
Dependen Variabel Tax avoidance
F 2,931
Sign. F 0,028
R 0,404
Adjusted R2 0,108

Berdasarkan tabel tersebut maka didapatkan persamaan regresi adalah sebagai berikut:
Y = 11,039 - 0,187 Profitabilitas - 0,009 Leverage + 0,010 Capital Intensiy + 1,005 Ukuran Perusahaan

5
Besarnya koefesien determinasi simultan (Adjusted R2) sebesar 0,108, artinya variabilitas tax avoidance yang
dapat diterangkan dengan menggunakan variable profitabilitas, leverage, capital intensity dan ukuran perusahaan
sebesar 10,8%, sementara pengaruh sebesar 89,2% disebabkan oleh variable lain diluar model ini. Sementara itu
berdasar pada tabel 1, koefesien determinasi partial profitabilitas X1) sebesar -0,226, artinya profitabilitas
berkontribusi yang negative kepada tax avoidance sebesar 0,294 atau 29,4%. Nilai koefesien determinasi partial
leverage (X2) sebesar -0,088 atau -8,8%, artinya leverage berkontribusi negatif terhadap tax avoidance sebesar
0,088 atau 8,8%. Nilai koefesien determinasi partial untuk capital intensity (X3) sebesar 0,053 atau 5,3%, artinya
capital intensity memberikan kontribusi positif terhadap tax avoidance sebesar 0,053 atau 5,3%. Nilai koefesien
determinasi partial ukuran perusahaan (X4) sebesar 0,329 atau 32,9%, artinya ukuran perusahaan berkontribusi
positif terhadap tax avoidance sebesar 0,329 atau 32,9%.
Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance pada makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021 dengan kontribusi parsial negative sebesar 29,4% yang
tunjukkan dengan besarnya nilai t1 sebesar -2,379 dan probabilitas 0,021 kurang dari 5%, serta koefesien determinasi
parsial (r1 parsial) = -0,294 (tabel 1) atau -29,4%. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) yang menyatakan
“profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021” diterima pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian Nathania, Wijaya, Hutagalung & Simorangkir (2021); Prabowo (2020) yang
menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap tax avoidance, tetapi tidak sejalan dengan temuan dari
penelitian Bratakusuma (2021); Artinasari (2018) yang menyatakan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tax
avoidance.
Leverage secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap tax avoidance pada makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021 dengan kontribusi negative parsial sebesar 6,87% yang
ditunjukkan dengan besarnya nilai t 2 sebesar -0,687 dan probabilitas 0,494 lebih dari 5%, serta koefesien (r 2 parsial)
= -0,088 (tabel 1) atau -8,8%. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) yang menyatakan “leverage secara parsial
berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2017-2021” tidak diterima pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sejalan dengan
temuan dari penelitian Artinasari (2018); Sriyono & Andesto (2022) yang menyatakan leverage tidak berpengaruh
terhadap penghindaran pajak, tetapi tidak sejalan dengan temuan dari penelitian Bratakusuma (2021); Prabowo
(2020) yang menyatakan leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
Capital intensity secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap tax avoidance pada makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021 dengan kontribusi positif parsial sebesar 5,3%
yang ditunjukkan dengan besarnya nilai t3 sebesar 1,457 dan probabilitas 0,409 > 5%, serta koefesien (r 3 parsial) =
0,053 (tabel 1) atau 5,3%. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan “Capital intensity secara parsial
berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2017-2021” tidak diterima pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sejalan dengan
temuan dari penelitian Afrianti (2022) yang menyatakan capital intensity tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
tetapi tidak sejalan dengan temuan Rahma, Pratiwi, Mary & Indriyenni (2022) yang menyatakan capital intesity
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak.

6
Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance pada makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021 dengan kontribusi parsial positif sebesar 32,9%
yang ditunjukkan dengan besarnya nilai t4 sebesar 2,703 dan probabilitas 0,009 < 5%, koefesien (r4 parsial) = 0,329
(tabel 1) atau 32,9%. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) yang menyatakan “Ukuran perusahaan secara parsial
berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2017-2021” diterima pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sejalan dengan
temuan dari penelitian Putri & Putra (2017) yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tax avoidance, tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan temuan dari penelitian Widagdo, Kalbuana &
Yanti (2020); Prabowo (2020) yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh negative terhadap tax avoidance.

5. Kesimpulan
a. Profitabilitas melalui return on asset (ROA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance
melalui cash effective tax rate (CETR)
b. Leverage melalui debt to equity ratio (DER) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap tax avoidance
melalui cash effective tax rate (CETR)
c. Capital intensity melalui intensitas aset tetap secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap tax avoidance
melalui cash effective tax rate (CETR)
d. Ukuran perusahaan melalui size secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance melalui cash
effective tax rate (CETR)
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah perusahaan lebih meningkatkan pendapatan dan asetnya sehingga
laba bersih yang diperoleh semakin besar dan meningkatkan kemampuan untuk membayar kewajibannya, sehingga
diharapkan perusahaan memiliki kinerja keuangan yang tinggi dan menghindari praktik pengindaran pajak (tax
avoidance) dalam laporan keuangan yang disajikannya.

DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, Firdha. 2022. The effect of leverage, capital intensity, and sales growth on tax avoidance with independent
commissioners as moderating variables (Empirical study on manufacturing companies listed on the Indonesia
Stock Exchange In 2017-2020). International Journal of science, technology & management, 3(2), 337-348.
Artinasari, 2018. Pengaruh profitabilitas, leverage, likuidittas, capital intensity dan inventory intensity terhadap tax
avoidance. Jurnal ilmu dan riset akuntansi, 7(8), 1-18
Bratakusuma, Sumantri. 2021. Pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap tax avoidance pada perusahaan
manufaktur sektor realestateand propertyyang terdaftar di BEI periode 2016 – 2019. Jurnal Akuntansi dan
Bisnis Krisnadwipayana, 8(2), 266-286.
Budiman, Judi dan Setiyono. 2012. Pengaruh karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).
Simposium Nasional Akuntansi XV
Hartono, J. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kelima. Jakarta: Rajawali Pers.
Jusman, J., & Nosita, F. (2020). Pengaruh corporate governance, capital intensity dan profitabilitas terhadap tax
avoidance pada sektor pertambangan. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 697.
Kasmir. 2016. Analisis laporan keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nathania, C., Sherly W., Galumbang H., & Enda N.S. 2021. The influence of company size and leverage on tax
avoidance with profitability as intervening variable at mining company listed in Indonesia Stock Exchange
period 2016-2018. International Journal of Business, Economics and Law, 24 (2), 132-140.

7
Prabowo, Ari. 2020. Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap tax avoidance pada
perusahaan farmasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2010-2018. Jurnal STEI Ekonomi, 29 (1), 25-
34.
Putri, V. R., & Putra, B. I. (2017). Pengaruh leverage, profitability, ukuran perusahaan, dan proporsi kepemilikan
institusional terhadap tax avoidance. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, 19(1), 1-11.
Rahma, A.A., Nilai P., Hilda M., & Indiryenni. 2022. Pengaruh capital intensity, karakteristik perusahaan, dan csr
disclosure terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur. Owner: Riset & Jurnal Akuntansi, 6(1),
677-689.
Sriyono & Ronny A. 2022. The effect of profitability, leverage and sales growth on tax avoidance with the size of
the company as a moderation variable. Dinasti international journal of management science, 4(1), 112-126.
Suandy, Erly. 2016. Hukum pajak. edisi 5. Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung : Alfabeta
Widagdo, A.W., Nawang K., Devia. R.Y. 2020. Pengaruh capital intensity, ukuran perusahaan, dan leverage
terhadap tax avoidance pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Jurnal Riset Akuntansi
Politala, 3(2), 46-59

Anda mungkin juga menyukai