Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

PEDOMAN PEMANFAATAN TANAH DESA DALAM RANGKA


FASILITASI PERIJINAN PEMANFATAAN TANAH DESA DI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disusun oleh:

HARIS SUHARTONO, SH

No. Presensi 17/DIKLAT PIM III/I/2019

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN I

YOGYAKARTA

2019

i
EXSECUTIVE SUMMARY

PEDOMAN PEMANFAATAN TANAH DESA DALAM RANGKA PEMANFAATAN


TANAH DESA DALAM RANGKA FASILITASI PERIJINAN PEMANFAATAN
TANAH DESA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

A. PENDAHULUAN

Sebagai tindak lanjut daeri Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta


Nomor 34 Tahun 2017 tentang Pemenfaatan Tanah Desa, sebagaimana diamanatkan
dalam Pasal 7, Pemerintah Desa Wajib menyusun Peraturan Desa tentang Pemanfaatan
Tanah Desa dalam rangka pemanfaatan tanah desa. Dalam menyusun Peraturan Desa
tersebut harus berpedoman pada Peraturan Gubernur Nomor 34 tahun 2017.

Sampai dengan akhir 2018 dari 392 desa yang ada di Wilayah 4 (empat)
kabupaten kecuali Kota Yogyakarta, belum ada satu desa pun yang telah menindak
lanjuti dan menyusun Peraturan Desa, sehingga proses perijinan tentang pemanfaatan
tanah desa menjadi terhambat. Untuk itu dalam rangka mempercepat proses perijinan
tentang pemanfaatan tanah desa perlu ada terobosan dengan memberikan pedoman bagi
Pemerintah Desa dalam menyusun Peraturan Desa tentang Pemanfaatan tanah desa,
Pedoman tentang Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa sebagai
acuan bagi Pemerintah Desa dalam menyusun Peraturan Desa.

B. KEGIATAN INOVASI
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka untuk mengatasi permasalahan tersebut
untuk jangka pendek/menengan meliputi:
1. Penyusunan Rencana Proyek Perubahan
2. Persiapan, dengan membentuk Tim Internal
3. Penyusunan Draf Rapergub tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa.

ii

4. FGD dengan Pemerintah Desa se DIY terkait rencana Penyusunan Rapergub tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa
5. Pengesahan Rapergub tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa melalui Biro Hukum.
6. Monitoring dan Evaluasi.

C. OUTPUT KEGIATAN
Dalam Implementasi Proyek Perubahan ini dijangka pendek telah dihasikan:
1. Rancangan Proyek perubahan.
2. Terselengaranya FGD/Sosialisasi penyusunan Pedoman Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa.
3. Draf Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tentang tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa
4. Monitoring dan Evaluasi Implementasi Proyek Perubahan.

D. MANFAAT PROYEK PERUBAHAN


Dengan adanya kegiatan Proyek Perubahan ini diperoleh manfaat;
1. Adanya Pedoman tentang Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah
Desa.
2. Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa menjadi lancar dan
cepat.
3. Proses perijinan pemanfaatan Tanah Desa tidak lagi menjadi terhambat.
4. Terkait dengan permasalahan Tukar menukar Tanah Desa dapat segera terselesaikan.

Proyek Leader

HARIS SUHARTONO,SH

iii
BAB I

PROYEK PERUBAHAN

A. IDENTITAS PROJECT CHARTER

Nama : Pedoman Pemanfaatan Tanah Desa Dalam Rangka Fasilitasi Perijinan


Tanah Desa di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Deskripsi : Bahwa sejak ditetapkannya Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 34 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Tanah Desa,
sebagai amanat Pasal 7 Pemerintah Desa Wajib menyusun Peraturan
Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa. Sampai Tahun 2019 belum ada
satupun Pemerintah Desa menyusun Peraturan Desa, sehingga
mengakibatkan proses perizinan pemanfaatan tanah desa menjadi
terhambat (berhenti).
Proyek Perubahan ini merupakan upaya untuk:
1. Memberikan pedoman bagi Pemerintah Desa dalam rangka
penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa.
2. Untuk percepatan proses penyusunan Peraturan Desa.
Sehingga diharapkan Pemerintah Desa desa segera mendapatkan manfaat
terkait dengan pemanfaatan tanah desa dan meningkatkan pendapatan
desa.
Mentor : Drs. KRIDO SUPRAYITNO, SE, M.Si (Kepala Dinas Pertanahan dan
Tata Ruang Daerah Istimewa Yogyakarta ((Kundo Niti Mandhala Sarta
Tata Sasana).
No. HP. 08122705564
Email ……………………….
Project Leader: HARIS SUHARTONO, SH (Kepala Bidang Pemanfaatan, Penanganan
Permasalahan dan Pengawasan Pertanahan).
No. HP. 081226462274
Email harisrokum@gmail.com
Coach : Dr.rer.publ, Dra. Wuryani, M.Si.
No. HP 081 328 343 544
Email: yaniwur@yahoo.com
B. LATAR BELAKANG (BURNING PLATFORM)
1. Uraian Isu Strategis
Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 sejak
sebelum amandemen sudah memberikan pengakuan terhadap keberadaan daerah
istimewa. Hal ini dapat dicermati dari amanah Pasal 18 tersebut yang berbunyi
“Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan
pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-Undang dengan memandang dan
mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara dan hak-hak asal
usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa”. Istilah “hak-hak asal-usul dalam
daerah-daerah yang bersifat istimewa” bukan hanya menunjuk pada daerah yang
“pernah” bersifat istimewa, namun keistimewaan tersebut masih terus berlangsung
sesudah Indonesia merdeka sampai sekarang. Sesudah reformasi, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945 mengalami amandemen yang semakin
memperkuat keberadaan daerah khusus dan daerah istimewa. Penguatan itu berupa
kewajiban Negara untuk mengakui dan menghormati keberadaannya. Hal ini dapat
dicermati dari amanah Pasal 18B ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945 yang berbunyi “Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan
pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dalam
Undang-undang”. Yogyakarta dengan merujuk pada lingkup wilayah Kasultanan dan
Kadipaten merupakan salah satu daerah yang mengandung sifat istimewa. Dari sisi asal
usulnya, keistimewaan Yogyakarta sudah dibuktikan dalam sejarah perjalanannya yang
tetap istimewa ketika Indonesia merdeka, namun tidak ingin memisahkan diri menjadi
negara tersendiri dan justru memaklumatkan diri sebagai bagian dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Melalui proses politik yang panjang sifat keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta dipertegas dengan lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menetapkan 5
(lima) urusan yang menjadi kewenangan keistimewaan DIY. Kelima urusan tersebut
yaitu tata cara pengisian jabatan dan kedudukan serta tugas dan wewenang Gubernur
dan Wakil Gubernur, kelembagaan Pemerintah Daerah DIY, kebudayaan, pertanahan,
dan tata ruang.
Amanat Undang-undang tersebut menegaskan adanya 2 (dua) tugas besar
yang harus dipenuhi dengan segera, yakni tugas mengisi subtansi keistimewaan DIY
dan tugas yuridis yang menyangkut pemenuhan tata cara, fotmat dan prosedur formal.
Sebagai tindak lanjut dari Pasal 35 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya urusan
pertanahan telah ditetapkan Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 1 tahun 2017 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Tanah Kasultanan dan dan
Tanah Kadipaten. Berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Daerarh Istimewa
Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Tanah
Kasultanan dan Tanah Kadipaten, telah ditindak lanjuti dengan peraturan
pelaksanaannya yaitu:
1. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 33 Tahun 2017 tentang
Pengelolaan dan Pemanfaatan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten;
2. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 34 Tahun 2017 tentang
Pemanfaatan Tanah Desa; dan
3. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 35 Tahun 2017 tentang
Pola Hubungan Kerja dan Tata Cara Pemberian Fasilitasi Pengelolaan dan
Pemanfaatan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 34 Tahun 2017


tentang Pemanfaatan Tanah Desa disebutkan:
Tanah Desa terdiri dari:
a. Tanah Kas Desa;
b. Tanah Pelungguh;
c. Pengarem-arem;
d. Tanah untuk kepentingan umum.
Pemanfaatan tanah desa dilakukan dengan cara Pelindungan, Penggunaan dan
pelepasan. Penggunaan tanah desa dilakukan dengan cara digarab sendiri, Sewa,
Bangun guna serah atau Bangun Guna Serah dan Kerjasama Penggunaan.

Tanah Desa merupakan hak milik kasultanan atau hak milik Kadipaten yang
pemanfaatannya diserahkan kepada Pemerintah Desa dengan hak anggaduh.
Pemanfaatan Tanah Desa oleh Pemerintah Desa harus mendapatkan ijin tertulis dari
Kasultanan atau Kadipaten.
Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan Tanah Desa oleh Pemerintah Desa berdasarkan
Pasal 7 Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 34 Tahun 2017
tentang Pemanfaatan Tanah Desa, Pemerintah Desa harus menetapkan Peraturan Desa
tentang Pemanfaatan tanah Desa. Sampai dengan tahun 2019 Desa-desa yang berada di
wilayah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang tersebar di 4 (empat)
Kabupaten berjumlah 392 desa belum menetapkan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan
Tanah Desa, hal ini menyebabkan proses perijinan terkait pemanfaatan tanah desa
(sewa menyewa) menjadi terhambat, sudah ada sekitar 110 ijin pemanfaatan tanah desa
yang sampai sekarang belum bisa diproses. Disamping itu ada 41 berkas tukar menukar
Tanah Desa dengan Tanah milik warga yang belum bisa diselesaikan administrasinya
hal ini juga akan menimbulkan persoalan karena tanah milik warga sudah turun waris
dan menuntut untuk dapat diselesaikan, kalau tidak rawan akan gugatan ke Kasultanan
atau ke Kadipaten.

Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, sesuai dengan Tugas dan Fungsi berdasarkan
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 67 Tahun 2018 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, Dan Tata Kerja Dinas Pertanahan dan
Tata Ruang (Kundha Niti Mandhala Sarta Tata Sasana), khususnya bidang pertanahan
mempunyai tugas memfasilitasi terkait dengan proses perizinan penggunaan Tanah
Desa, maka agar pelaksanaan proses perizinan dapat berjalan dengan lancar perlu ada
pedoman bagi pemerintah Desa terkait dengan penyusunan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa. Berdasarkan Pasal 7 Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 34 Tahun 2017 tersebut dinyatakan bahwa dalam rangka
Pemanfaatan Tanah Desa, harus disusun Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah
Desa. Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa sebagai persyaratan dalam hal
Ijin sewa menyewa, pelepasan tanah desa, dan tukar menukar tanah desa. Dinas
Pertanahan dan Tata Ruang mempunyai tugas memfasilitasi Pemerintah Desa dalam
proses perijinan pemanfaatan tanah desa. Sampai saat ini dari 392 Desa yang tersebar di
4 (empat) Kabupaten belum ada satu pun yang menetapkan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa, hal ini menyebabkan kendala dalam proses perijinan ke
kasultanan atau Kadipaten. Untuk itu dalam rangka mempercepat proses perijinan
pemanfaatan tanah desa diperlukan percepatan dalam penyusunan Peraturan Desa,
sehingga diperlukan templet pedoman penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan
tanah Desa.
2. Bahan Pendukung Yang Terkait Langsung Dengan Proyek Perubahan
a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa
Yogyakarta.
b. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
d. Peraturan Daerah Istimewa DIY Nomor 1 Tahun 2013 tentang Kewenangan Dalam
Urusan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
e. Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2017
tentang Pemanfaatan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten.
f. Peraturan Daerah Istimewa DIY Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kelembagaan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
g. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 34 Tahun 2017 tentang
Pemanfaatan Tanah Desa.
h. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 67 Tahun 2018 tentang
Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pertanahan
dan Tata Ruang (Kundha Niti Mandhala Sarta Tata Sasana).

3. Visi, Misi, Tujuan dan Program:


Arah RPJM pada tahun 2017-2022 mengangkat tema:
a. Visi
“Menyongsong Abad Samudera Hindia Untuk Kemuliaan Martabat Manusia
Jogja”
b. Misi
“Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja”

Dari misi ini telah dijabarkan ke dalam “lima kemuliaan” atau “Panca Mulia” yakni:
1. Terwujudnya peningkatan kualitas hidup, kehidupan, penghidupan masyarakat
yang berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan
peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia jogja yang berdaya saing.
2. Terwujudnya peningkatan kualitas dan keragaman kegiatan perekonomian
masyarakat serta penguatan ekonomi yang berbasis pada sumberdaya local
(keunikan teritori ekonomi) untuk pertumbuhan pendapatan masyarakat sekaligus
pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.
3. Terwujudnya peningkatan harmoni kehidupan bersama baik dalam lingkup
masyarakat maupun pada lingkup birokrasi atas dasar toleransi, tenggangrasa,
kesantunan, dan kebersamaan.
4. Terwujudnya tata dan perilaku penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,
dan
5. Terwujudnya perilaku yang bermartabat dari para aparatur sipil penyelengara
pemerintahan atas dasar tegaknya nilai-nilai integritas yang menjunjung tingggi
kejujuran, nurani masa lalu, nurani rasa bersalah dan berdosa apabila melakukan
penyimpangan-penyimpangan yang berupa korupsi, kolusi dan nepotisme.

Berdasarkan hal tersebut, Panca Mulia dari misi Gubernur DIY, untuk Dinas
Pertanahan dan Tata Ruang merumuskan ke dalam 2 (dua) misi pembangunan
DIY tahun 2017-2022 yang tercantum dalam RPJMD DIY 2017-2022, yaitu sebagai
berikut:
1. Meningkatkan Kualitas, Kehidupan dan Penghidupan Masyarakat yang
Berkeadilan dan Berkeadaban.
2. Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Demokratis.

c. Tujuan

Tujuan dalam Rencana Srategis Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Daerah Istimewa
Yogyakarta sesuai dengan Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2017-2022
bahwa Dinas Pertanahan dan Tata Ruang mempunyai tujuan yaitu “Meningkatnya
penyelenggaraan pengelolaan dan pemanfaatan pertanahan”.

d. Sasaran
Sasaran dalam Rencana Srategis Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Daerah Istimewa
Yogyakarta sesuai dengan Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2017-2022
bahwa Dinas Pertanahan dan Tata Ruang mempunyai sasaran yaitu “Meningkatnya
fasilitasi tertib administrasi tanah kasultanan, kadipaten, dan tanah desa”
e. Program

Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, dalam rangka mendukung visi dan misi
Gubernur khususnya Bidang Pertanahan dilakukan melalui beberapa program yaitu:
1. Program Tertib Administrasi Pertanahan;
2. Program Pengelolaan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten.
3. Program Pemanfataan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten serta Tanah
Desa;
4. Program Perencanaan dan Pengendalian Urusan Pertanahan; dan
5. Program Sarana Prasarana Keistimewaan Urusan Pertanahan.

4. Uraian Tupoksi
Berdasarkan Pasal 23 Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 67
Tahun 2018 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja
Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, ditegaskan bahwa:
(1) “Bidang Pemanfaatan, Penanganan Permasalahan, dan Pengawasan
Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan pemanfaatan, penanganan
permasalahan, dan pengawasan pertanahan untuk meningkatkan persentase desa
yang sudah mempunyai Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa dan
persentase pengajuan permohonan Serat Kekancingan yang ditindaklanjuti”.
(2) Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pemanfaatan, Penanganan Permasalahan, dan
Pengawasan Pertanahan mempunyai fungsi:
a. penyusunan program kerja Bidang Pemanfaatan, Penanganan Permasalahan,
dan Pengawasan Pertanahan;
b. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis pemanfaatan, penanganan
permasalahan, dan pengawasan pertanahan;
c. penyiapan bahan dan fasilitasi pemanfaatan tanah kosong lintas daerah
kabupaten/kota;
d. pelaksanaan validasi data subyek dan obyek pemanfaatan tanah kosong;
e. fasilitasi pemanfaatan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten;
f. fasilitasi pengawasan dan penertiban pemanfaatan Tanah Kasultanan dan Tanah
Kadipaten;
g. fasilitasi perlindungan terhadap Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten serta
Tanah Desa;
h. fasilitasi penggunaan pemanfaatan Tanah Desa;
i. fasilitasi pelepasan Tanah Desa untuk kepentingan umum;
j. fasilitasi dan koordinasi penyelesaian permasalahan, konflik dan sengketa
pertanahan;
k. pengkajian fungsi pertanahan;
l. penyiapan bahan pertimbangan teknis izin Tanah Desa;
m. fasilitasi penanganan dan penyelesaian permasalahan pertanahan;
n. fasilitasi penyelesaian sengketa tanah garapan lintas Daerah Kabupaten/Kota;
o. fasilitasi penataan dan pengawasan pemanfaatan pertanahan;
p. penyiapan bahan penetapan lokasi dan pemanfaatan Tanah Kasultanan dan
Tanah Kadipaten serta Tanah Desa;
q. fasilitasi pengawasan pemanfaatan tanah Kasultanan dan Kadipaten serta Tanah
Desa;
r. pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan program Bidang Pemanfaatan,
Penanganan Permasalahan, dan Pengawasan Pertanahan; dan
s. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsi Dinas.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, ada beberapa kegiatan yang belum
dapat dilaksanakan secara optimal terkait dengan Pemanfaatan Tanah Desa dan
penyelesaian Tanah Desa terkait dengan tukar menukar, yang dikarenakan adanya
permasalahan sebagai berikut:
a. Belum ada PERATURAN DESA tentang Pemanfaatan Tanah Desa yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam pemanfaatan tanah desa.
b. Belum ada pedoman/templat terkait dengan PERATURAN DESA tentang
Pemanfaatan Tanah Desa.
c. Sumber Daya Manusia kurang memahami regulasi terkait dengan Pemanfaatan
Tanah Desa.
d. Belum adanya Sumber Daya Manusia yang paham akan Penyusunan Peraturan
Perundang-undangan.
Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Pertanahan dan Tata Ruang

Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang


(Khunda Niti Mandala Sarta Tata Sarana

Sekretaris

Jabatan Fungsional Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian


Program Keuangan Umum Fasiltasi
Perencanaan
dan
pengendalian
Urusan Bidang
Bidang Penatausahaan Bidang Pemanfaatan, Bidang Pengaturan dan Bidang Pelaksanaan dan Pertanahan dan
dan Pengendalian Penanganan Permasalahan dan Pembinaan Tata Ruang Pengawasan Tata Ruang
Pertanahan Pengawasan pertanahan

Seksi Administrasi Seksi Pelaksanaan


Seksi Pentausahaan Seksi Pengaturan
Pemanfaatan Tata Ruang
Pertanahan Tata Ruang
Pertanahan

Seksi Pengendalian Seksi Penanganan Seksi Pembinaan Seksi Pengawasan


Pertanahan Permasalahan Tata Ruang Tata Ruang
Pertanahan
5. Analisis untuk memilih tugas pokok dan fungsi yang terkait dengan program
yang bermasalah.

Untuk mengetahui prioritas masalah yang perlu diketahui dilakukan analisis dengan
menggunakan model/metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) adalah salah
satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Berdasarkan
tugas pokok dan fungsi terkait program yang bermasalah dapat ditentukan
permasalahan sebagaimana tersebut dalam tabel berikut:

Tabel 1. Analisis Permasalahan yang dominan

No. U S G Total
1. Belum optimalnya penyiapan bahan dalam Fasilitasi 4 4 4 12
perijinan tentang Pemanfaatan Tanah Desa (Perdes)
yang dapat dijadikan sebagai acuan
2. Belum adanya pedoman/template terkait dengan 5 5 3 13
PERDES tentang Pemanfaatan Tanah Desa
3. Sumber Daya Manusia yang kurang memahami 4 4 2 10
regulasi terkait dengan Pemanfaatan Tanah Desa
4. Sumber Daya Manusia yang belum paham akan 4 4 1 9
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan

Berdasarkan hasil analisis menggunakan model USG maka “Belum adanya


pedoman/templat terkait dengan PERDES tentang Pemanfaatan Tanah Desa yang
dapat dijadikan sebagai acuan Pemerintah Desa”, menduduki prioritas I dengan total
nilai 13. Oleh karena itu project leader akan menindaklanjuti dengan merancang proyek
perubahan dengan tema “Mewujudkan Pedoman Pemanfaatan Tanah Desa Dalam
Rangka Fasilitasi Perijinan Tanah Desa”.

6. Penetapan masalah utama dalam pelaksanaan tupoksi yang akan diselesaikan


dengan proyek perubahan.
Merujuk pada hasil analisis prioritas masalah maka didapatkan permasalahan utama
dalam tupoksi yang akan ditindak lanjuti dalam program proyek perubahan yaitu
“Mewujudkan Pedoman Pemanfaatan Tanah Desa Dalam Rangka Fasilitasi
Perijinan Tanah Desa”.

7. Pengunaan teknis analisis


Permasalahan yang dihadapi saat ini terkait dengan perijinan pemanfaatan tanah desa,
penyelesaian tukar menukar tanah desa dengan tanah milik warga, kondisi yang
diharapkan, dan alternatif pemecahan masalah/inovasi yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Kondisi Saat ini
a. Ada 110 (seratus sepuluh) pengajuan perizinan oleh Pemerintah Desa terkait
dengan pemanfaatan tanah desa yang belum terfasilitasi proses perijinannya.
b. Ada 41 (empat puluh satu) permasalahan terkait dengan tukar menukar tanah desa
dengan tanah milik warga yang diajukan oleh Pemerintah Desa melalui Bupati
yang belum terfasilitasi penyelesaian administrasinya
c. Belum adanya Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa sebagai salah
satu persyaratan dalam fasilitasi perizinan pemanfatan tanah desa.
d. Belum adanya templet/pedoman rancangan penyusunan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa.
2. Kondisi yang diharapkan:
a. Terfasilitasinya pengajuan perijinan pemanfaatan Tanah Desa oleh Pemerintah
Desa kepada Gubernur dan Kasultanan.
b. Terselesaikannya permasalahan terkait dengan tukar menukar tanah desa dengan
tanah milik warga.
c. Adanya Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa, di 392 (tiga ratus
sembilan puluh dua) Desa di 4 Kab/Kota.
d. Adanya templet/pedoman rancangan penyusunan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa.
3. Permasalahan/Gap
a. Kurangnya pemahaman tentang pembentukan rancangan peraturan perundang-
undangan.
b. Kurangnya jumlah personil yang kompeten dan memadai dalam rangka
pembentukan rancangan peraturan perundang-undangan.
c. Belum adanya regulasi pedoman penyusunan pemanfaatan tanah desa (Perdes).
Selanjutnya dari berbagai masalah yang ada tersebut di analisis dengan menggunakan
analisis McKinsey Framework sebagai berikut:

Gambar 2. Analisis McKinsey Framewor

STRATEGI

STRUKTUR SISTEM

NILAI
BERSAMA

STAF KEMAMPUAN

Style

GAYA

Tabel 2. Analisis McKinsy

a. Shared Value
Bahwa dalam rangka melaksanakan visi dan misi Bapak Gubernur yang
diwujudkan dalam 5 (lima) Pancamulia, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang sesuai
dengan yang tercantum dalam RPJM 2017-2022, yaitu mendukung Terwujudkan
Tata Pemerintahan Yang Demokratis yang tergambar sebagai berikut:

Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator sasaran


Mewujudkan Terwujudnya Indikator Meningkatnya bidang tanah
Tata Kelola reformasi Reformasi Pengelolaan Kasultanan,
Pemerintahan Tata Kelola Birokrasi dari dan Kadipaten dan
73,07 (bb) pemanfaatan
yang Pemerintahan tanah desa yang
[2016] menjadi tanah
Demokratis yang baik Kasultanan, terfasilitasi untuk
76 (a) [2022]
(good Kadipaten dan dikelola serta
governance) tanah desa dimanfaatkan
Dalam pengelolaan dan pemanfaatan tanah Kasultanan, Kadipaten dan tanah desa
telah ditetapkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 34 Tahun 2017 tentang
Pemanfaatan Tanah Desa, adalah bentuk komitmen dari Pemerintah Daerah DIY
dalam melaksanakan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewan
DIY, yang juga telah ditindaklanjuti dengan Perdais Nomor 1 Tahun 2017.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 34 tahun 2017 tersebut, Dinas Pertanahan
dan Tata Ruang diberikan mandat dalam rangka fasilitasi perijinan pemanfaatan
tanah desa kepada Kasultanan untuk tanah kasultanan atau Kadipaten untuk tanah
Kadipaten, yaitu terkait dengan Ijin Sewa Menyewa, Ijin Pelepasan Tanah Desa,
Tukar Menukar Tanah Desa dengan Tanah milik warga, yang diajukan oleh
masyarakat kepada Pemerintah Desa.
Dalam memberikan pelayanan tersebut, berdasarkan Peraturan Gubernur DIY
Nomor 34 Tahun 2017 ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh
Pemerintah Desa diantaranya desa harus sudah mempunyai Peraturan Desa tentang
Pemenfaatan Tanah Desa, sehingga untuk mempercepat proses penyusunan
Peraturan Desa tentang pemanfaatan tanah desa perlu memberikan Pedoman
tentang Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa.

b. Structure
Dalam struktur organisasi pemerintah daerah, berdasarkan Pergub Nomor 67
Tahun 2018 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Dinas, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah, dalam menjalankan
tugas Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, khususnya pada Bidang Pemanfaatan,
Penanganan Permasalahan, dan Pengawasan Pertanahan mempunyai fungsi antara
lain fasilitasi penggunaan pemanfaatan Tanah Desa.
Sumber daya manusia yang ada di Bidang Pemanfaatan, Penanganan
Permasalahan, dan Pengawasan Pertanahan berjumlah 10 (sepuluh) orang terdiri
dari 2 (dua) orang Seksi, masing-masing memiliki 2 (dua) orang Staf, serta
dibantu oleh 6 (orang) pegawai kontrak, adapun seksi tersebut yaitu:
1. Seksi Administrasi Pemanfaatan Pertanahan;
2. Seksi Penanganan Permasalahan, dan Pengawasan Pertanahan
Adapun tugas dari masing-masing Seksi adalah:
1. Seksi Administrasi Pemanfaatan Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan
administrasi pemanfaatan pertanahan. Dalam melaksanakan tugas tersebut seksi
Administrasi Pemanfaatan Pertanahan mempunyai fungsi:
a. Menyusun program kerja Bidang Pemanfaatan, Penanganan Permasalahan,
dan Pengawasan Pertanahan.
b. Penyiapan fasilitasi kebijakan teknis administrasi Pertanahan.
c. fasilitasi dan koordinasi administrasi penggunaan tanah desa.
d. Fasilitasi Pelepasan Tanah Desa untuk kepentingan umum.
e. Fasilitasi penataan dan penggunaan Tanah Desa.
f. Penyiapan bahan dan fasilitasi pemanfaatan tanah lintas Kabupaten/Kota.
g. Fasilitasi permohonan izin tukar menukar Tanah desa
h. Verifikasi dokumen permohonan tukar menukaar Tanah Desa.
i. Pemantauan dan evaluasi terhadap pemanfaatan tanah desa.
j. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan seksi Administrasi
pemanfaatan pertanahan;dan
k. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsi Dinas.
2. Seksi Penanganan Permasalahan, dan Pengawasan Pertanahan mempunyai tugas
melaksanakan penanganan permasalahan dan pengawasan pertanahan. Dalam
melaksanakan tugas Seksi Penanganan Permasalahan, dan Pengawasan
Pertanahan mempunyai fungsi:
a. Menyusun program kerja Bidang Penanganan Permasalahan, dan
Pengawasan Pertanahan.
b. Penyiapan fasilitasi kebijakan teknis Penanganan Permasalahan, dan
Pengawasan Pertanahan.
c. Fasilitasi dan koordinasi Penanganan Permasalahan, dan Pengawasan
Pertanahan.
d. Fasilitasi penyelesaian permasalahan tanah garapan lintas Kabupaten/Kota.
e. Fasilitasi pelindungan terhadap Tanah kasultanan dan Tanah kadipaten serta
Tanah Desa.
f. Fasilitasi pengawasan Tanah kasultanan dan Tanah kadipaten dan Tanah
Desa.
g. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan seksi Administrasi
pemanfaatan pertanahan;dan
h. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsi Dinas.

Adapun tugas staf sesuai dengan seksinya masing- masing yaitu melakukan
pengadministrasi Pemanfaatan Pertanahan dan Penanganan Permasalahan, dan
Pengawasan Pertanahan. Dari jumlah SDM yang ada dalam rangka menyusun
proyek perubahan perlu ada penambahan pegawai.

b. Staff
Sebagaimana kita ketahui bahwa di Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
terkait dengan jumlah Aparatur Sipil Negara sangat terbatas khususnya bidang
pemanfaatan, penanganan permasalahan dan pengawasan pertanahan, yang harus
memfasilitasi permohonan perijinan pemanfaatan tanah bagi 392 (tiga ratus
sembilan puluh dua) desa di wilayah DIY, dengan personil dan waktu yang terbatas
tidak bisa memberikan pelayanan yang maksimal dan intensif ke masing-masing
desa, sehingga ke depan diperlukan adanya penambahan pegawai.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Pertanahan dan Tata
Ruang Daerah Istimewa Yogyakarta, didukung oleh 38 Pegawai Negeri Sipil,
dengan rincian menurut sebaran pegawai berdasarkan unit kerja, jabaran
pangkat/golongan, dan tingkat pendidikan sebagai berikut:
No Unit Kerja Laki- Perempuan Jumlah
Laki (orang)
1. Sekretariat 8 2 10
2. Bidang Penatausahaan Pertanahan 3 5 8
3. Bidang Penyelesaian Permasalahan 1 5 6
Pertanahan
4. Bidang Pengaturan dan Pembinaan 3 3 6
Tata Ruang
5. Bidang Pelaksanaan dan Pengawasan 3 2 5
Tata Ruang
6. Jabatan Fungsional Tertentu 3 0 3
JUMLAH 21 17 38
c. Skill
Secara umum, keahlian dan keterampilan pegawai Dinas Pertanahan dan Tata
Ruang khususnya bidang Pemanfaatan, Penanganan Permasalahan dan
Pengawasan Peratanahan secara teknis dapat dikatakan sudah cukup terampil,
masing-masing pegawai sudah memahami deskripsi tugas dan fungsinya. Namun
demikian terkait dengan penyusunan produk hukum daerah mereka kurang
memahami sehingga perlu ditingkatkan baik dalam hal pengetahuan, keterampilan
dan keahlian serta motivasi kerja supaya bisa lebih berprestasi, begitu juga dalam
melayani masyarakat, sikap yang resposif sangat diperlukan dari para
pengelolanya.

d. Style
Dalam memberikan fasilitasi pelayanan perijinan pemanfaatan tanah desa,
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang diberi tanggungjawab dalam
memberikan rekomendasi secara penuh, dari aspek kewenangan. Dengan
kewenangan dan tanggung jawab yang ada, Pimpinan harus didukung oleh tim
manajemen yang solid dan punya visi serta misi yang sama. Briefing atau rapat
koordinasi terbatas mingguan rutin dilakukan untuk mengkomunikasikan
permasalahan dan rencana kegiatan masing-masing seksi. Konsolidasi pegawai
juga rutin dilakukan hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan budaya
kerja

e. System
Pimpinan Penyelenggara berkewajiban melaksanakan evaluasi terhadap
pelaksanaan Pelayanan Publik di lingkungan organisasinya. Terkait dengan
prosedur/proses fasilitasi perizinan pemanfaatan tanah desa dengan mendasarkasn
pada Peraturan Gubernur DIY Nomor 34 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan tanah
Desa.
Dengan Peraturan Gubernur DIY dapat digunakan sebagai evaluasi
pelaksanaan kerja, apakah fasilitasi proses perijinan pemanfaatan tanah desa telah
sesuai dengan persyaratan yang telah di tetapkan berdasarkan pergub yang ada,
dengan Pergub ini digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan apakah
bisa diproses terus atau tidak. Sistem yang sekarang ada terkait dengan fasilitasi
proses perijinan pemanfaatan tanah desa sebenarnya sudah berjalan walaupun
belum ada Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa, namun dalam rangka
tertib admnistrasi yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur DIY
Nomor 34 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan tanah Desa, fasilitasi proses perizinan
untuk sementara dihentikan, sambil menunggu Pemerintah Desa untuk membuat
terlebih dahulu Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa, sehingga untuk
mengatasi hal tersebut dalam jangka pendek perlu dibuatkan pedoaman
penyusunan peraturan desa, sebagai acuan untuk mempercepat Pemerintah Desa
menyusun Peraturan Desa.

f. Strategy
Adapun Dinas Pertanahan dan Tata Ruang belum bisa memberikan fasilitasi
perijinan terkait pemanfaatan tanah desa secara maksimal karena belum adanya
regulasi yaitu Peraturan Desa, untuk mengatasi hal tersebut dalam rangka
percepatan pemanfaatan tanah desa dengan cara memberikan pedoman kepada
Pemerintah Desa terkait penyusunan Peraturan Desa.
Strategi adalah sejumlah pengambilan keputusan agar suatu perusahaan atau
organisasi dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Stategi yang telah
dilakukan terkait dengan permasalahan dalam proyek ini adalah melakukan rapat
koordinasi dengan Kasultanan dan Kadipaten selaku pemangku kepentingan terkait
pemanfaatan tanah desa, terhadap rencana penyusunan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa, mekanisme klarifikasi terhadap Raperdes Pemanfaatan
tanah desa.

Berdasarkan uraian analisis dengan McKinsey 7s Framework, diperoleh


permasalahan:
1. Pengajuan perijinan oleh Pemerintah Desa terkait dengan pemanfaatan tanah desa
belum terfasilitasi proses perijinannya.
2. Permasalahan terkait dengan tukar menukar tanah desa dengan tanah milik warga
yang diajukan oleh Pemerintah Desa melalui Bupati belum terfasilitasi
penyelesaian administrasinya.
3. Belum adanya Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa sebagai salah
satu persyaratan dalam fasilitasi perijinan pemanfatan tanah desa.
4. Belum adanya templet/pedoman rancangan penyusunan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa.
5. Kurangnya jumlah pegawai
6. Ketrampian, dan kemampuan SDM kurang dalam penyusunan peraturan
perundang-undangan.
7. Koordinasi dengan Kasultanan dan Puro Pakualaman perlu ditingkatkan dalam
rangka percepatan penyusunan Perdes

Dari permasalahan tersebut kemudian dilakukan analisis prioritas masalah dalam upaya
mengatasi isu strategis dengan menggunakan metode Aktual, Problematik,
Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL) sebagai berikut:

Tabel 3.
Analisis APKL untuk menentukan prioritas masalah dalam pelaksanaan Tupoksi

NO. MASALAH A P K L JML RANK


1. pengajuan perijinan oleh Pemerintah 4 3 3 4 14 4
Desa terkait dengan pemanfaatan tanah
desa yang belum terfasilitasi proses
perijinannya.
2. permasalahan terkait dengan tukar 4 3 4 4 15 3
menukar tanah desa dengan tanah milik
warga yang diajukan oleh Pemerintah
Desa melalui Bupati yang belum
terfasilitasi penyelesaian
administrasinya
3. Belum adanya Peraturan Desa tentang 4 3 2 4 13 5
Pemanfaatan Tanah Desa sebagai salah
satu persyaratan dalam fasilitasi
perijinan pemanfatan tanah desa.
4. Belum adanya templet/pedoman 5 5 4 4 19 1
rancangan penyusunan Peraturan Desa
tentang Pemanfaatan Tanah Desa.
5. Kurangnya jumlah pegawai 4 3 3 2 12 6
6. Ketrampian, dan kemampuan SDM 3 3 3 2 11 7
kurang dalam penyusunan peraturan
perundang-undangan
7. Koordinasi dengan Kasultanan dan Puro 4 4 4 4 16 2
Pakualaman perlu ditingkatkan dalam
rangka percepatan penyusunan Perdes
Keterangan:
Skala penilaian APKL menggunakan rentang skor 1 – 5, dengan ketentuan:
a. Semakin tinggi tingkat aktual (A), semakin besar nilainya.
b. Semakin problematik akibat yang ditimbulkan (P), semakin besar nilainya.
c. Semakin besar kekhalayakan yang ditimbulkan (K), semakin besar nilainya.
d. Semakin besar kelayakan (feasibility) (L), semakin besar nilainya.

Berdasarkan analisis APKL diatas, maka prioritas masalah yang harus diselesaikan
adalah “Belum adanya templet/pedoman rancangan penyusunan Peraturan Desa
tentang Pemanfaatan Tanah Desa”.

Dari hasil analisis prioritas masalah, maka didapatkan permasalahan utama dalam
pelaksanaan tupoksi yang akan ditindaklanjuti dengan program proyek perubahan, yaitu
“Belum adanya templet/pedoman rancangan penyusunan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa”.
Berdasarkan prioritas masalah terpilih diatas, maka perlu dikembangkan sebuah inovasi
yang tidak hanya menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam hal fasilitasi perijinan
pemanfaatan tanah desa, tapi juga menyentuh isu strategis terkait dengan pemanfaatan
tanah desa. Berdasarkan analisis bagan hubungan kondisi saat ini, kondisi yang
diharapkan, dan inovasi untuk merumuskan judul proyek perubahan terlihat sebagai
berikut:
Gambar 3. Bagan alur Pikir Proyek Perubahan

Kondisi saat ini Kegiatan Mengatasi Kondisi yang diharapkan


Kondisi saat ini
a. 110 (seratus sepuluh)
pengajuan perijinan oleh
Pemerintah Desa terkait a. Penyusunan Pedoman
dengan pemanfaatan Pemanfatan Tanah Desa a. Terfasilitasinya 110 (seratus
tanah desa yang belum b. Pembuatan buku saku sepuluh) pengajuan
terfasilitasi proses pedoman pemanfaatan perijinan pemanfaatan
perijinannya. tanah desa Tanah Desa oleh
b. 41 (empat puluh satu) c. Sosialisasi Pedoman Pemerintah Desa kepada
permasalahan terkait Pemanfaatan Tanah Gubernur dan Kasultanan.
dengan tukar menukar Desa b. Terselesaikannya 41 (empat
tanah desa dengan tanah d. Bimtek penyusunan puluh satu) permasalahan
milik warga yang belum peraturan desa terkait dengan tukar
terfasilitasi penyelesaian pemanfaatan tanah menukar tanah desa dengan
administrasinya desa sesuai dengan tanah milik warga.
c. Belum adanya Peraturan pedoman c. Tersusunnya Peraturan
Desa tentang Pemanfaatan e. Pendampingan Desa tentang Pemanfaatan
Tanah Desa sebagai salah penyusunan peraturan Tanah Desa, di 392 (tiga
satu persyaratan dalam desa pemanfaatan ratus sembilan puluh dua)
fasilitasi perijinan tanah desa sesuai Desa di 4 Kab/Kota.
pemanfatan tanah desa. d. Adanya templet/pedoman
d. Belum adanya rancangan penyusunan
templet/pedoman Peraturan Desa tentang
rancangan penyusunan
Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa.

Inovasi
Pedoman Pemanfaatan Tanah Desa Dalam Rangka Fasilitasi Perijinan
Tanah Desa di Daerah Istimewa Yogyakarta.
C. TUJUAN PROYEK PERUBAHAN
Untuk menentukan kegiatan prioritas dilakukan teknik analisis tapisan. Teknik ini
digunakan untuk melihat derajat kemungkinan implementasi dari setiap yang dihasilkan, apakah
dapat dilaksanakan dalam jangka pendek, Jangka menengah, atau jangka panjang. Adapun
Indikator yang dipakai adalah E (Efektifitas), K (Kemudahan), W (waktu), M (Manfaat) dan B
(Biaya) sebagaimana Tabel berikut:
Tabel 4. Analisis Tapisan untuk menentukan Prioritas Kegiatan

No Kegiatan Prioritas Pertimbangan Penilaian Total Ranking


E K W M B
1. Penyusunan Pedoman 5 5 5 5 5 25 1
Pemanfatan Tanah Desa
2. Pembuatan buku saku pedoman 5 3 3 4 5 20 5
pemanfaatan tanah desa

3. Sosialisasi Pedoman Pemanfaatan 5 4 4 5 4 22 4


Tanah Desa
4. Bimtek penyusunan peraturan 5 5 4 4 5 23 3
desa pemanfaatan tanah desa
sesuai dengan pedoman
5. Pendampingan penyusunan 5 5 4 5 5 24 2
peraturan desa pemanfaatan
tanah desa

Dari hasil analisis di atas maka dapat ditetapkan kegiatan jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang adalah sebagai berikut:
No Kegiatan Ranking Prioritas Strategis
1 penyusunan pedoman pemanfaatan tanah desa 1 Jangka Pendek
2. Sosialisasi Pedoman Pemanfaatan Tanah Desa 2 Jangka menengah
3. Bimtek penyusunan peraturan desa pemanfaatan 3 Jangka menengah
tanah desa sesuai dengan pedoman
4. Pendampingan penyusunan peraturan desa 4 Jangka Menengah
pemanfaatan tanah desa
5. Pembuatan buku saku pedoman pemanfaatan tanah desa 5 Jangka Panjang

Tujuan yang akan dicapai untuk jangka pendek (sampai batas waktu berakhirnya
Diklat), jangka menengah selama satu atau dua tahun, dan jangka panjang yang dicapai
lebih dari satu atau dua tahun dengan memperhatikan capaian-capaian yang akan diperoleh
dalam rencana perubahan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Jangka Pendek (Selama Diklat) Maret 2019-JUNI 2019:
- Memberikan panduan bagi pemerintah desa dan pihak terkait mengenai pemanfaatan
tanah desa untuk mempercepat proses pemanfaatan tanah desa
2. Jangka Menengah Juni 2019-Desember 2020 :
- Meningkatkan pemahaman aparat pemerintah desa mengenai teknis penyusunan
peraturan desa pemanfaatan tanah desa sesuai dengan pedoman yang berlaku di 4
(empat) Kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten
Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul.
- Memperdalam kompetensi apparat pemerintah desa mengenai teknis penyusunan
peraturan desa tentang pemanfaatan tanah desa di 4 (empat) Kabupaten yaitu
Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul dan Kabupaten
Gunung Kidul.
- Meningkatkan pemahaman apparat pemerintah desa mengenai Pedoman Pemanfaatan
Tanah Desa di seluruh wilayah DIY
3. Jangka Panjang 2021-2022)
- Memudahkan pihak-pihak yang membutuhkan pedoman pemanfaatan tanah desa
dalam memanfaatkan pedoman.
- Mewujudkan Tata Kelola pemanfaatan Tanah Desa yang Akuntabel.

D. MANFAAT
Manfaat dapat dibedakan antara manfaat yang bisa dirasakan oleh organisasi (Dinas
Pertanahan dan Tata Ruang dan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat/organisasi lain.
Manfaat bagi Organisasi (Dinas Pertanahan dan Tata Ruang)
1. Jangka Pendek
- Terwujudnya kemudahan dalam rangka penyusunan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan tanah desa
2. Jangka Menengah
- Terwujudnya percepatan penyusunan peraturan desa tentang pemanfaatan tanah desa
di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
3. Jangka Panjang
- Terwujudnya Fasilitasi Proses Perijinan terkait dengan pemanfaatan tanah desa.
- Terselesaikannya permasalahan pertanahan terkait tukar menukar tanah desa dengan
tanah milik warga
- Terwujutnya Pemanfaatan Tanah Desa yang akuntabel.
Bagi Masyarakat / Pemerintah Desa
1. Jangka Pendek
- Pemerintah Desa dapat menggunakan pedoman baku dalam penyusunan peraturan
desa tentang pemanfaatan tanah desa
3. Jangka Menengah
- Masyarakat memahami mekanisme proses perijinan tentang pemanfaatan tanah desa.
- Terwujudnya kejelasan bagi masyarakat terkait dengan pemanfaatan tanah desa
4. Jangka Pangjang
- Mempermudah masyarakat dalam memanfaatkan tanah desa.
E. PENTAHAPAN DAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jangka Pendek
Waktu
No Kegiatan Pelaksanaan Target Waktu Feb 2019 Maret 2019 April 2019 Mei 2019 Juni 2019 Hasil Kegiatan Rencana Monev
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Milstone I:
Persiapan pelaksanaan proyek perubahan:
a. Konsultasi dengan Mentor dan 1 hari - Arahan dari Mentor Minggu ke 3
Kepala Dinas Project terkait dengan Proyek bulan Maret
(Mentor) terkait leader Perubahan 2019
- Foto
rencana pelaksanaan
Proyek Perubahan
b. Koordinasi Internal Project 1 hari - Pemahaman/Dukungan Minggu ke 3
Bidang Pemanfaatan, leader, Kasi, internal Bidang terkait bulan Maret
Penanganan dan Staf rencana implementasi 2019
proyek perubahan
Permasalahan dan
- Notulen Rapat
Pengawasan
Pertanahan dengan
Kasie dan Staf guna
penyampaikan
rencana pelaksanaan
proyek perubahan
c. Pembentukan Tim Mentor, 1 hari SK Kepala Dinas tentang Minggu ke 3
Proyek Perubahan Project Tim Proyek Perubahan bulan Maret
leader 2019
d. Konsultansi lanjutan Mentor, 1 hari Kesepakatan tentang Minggu ke 3
dengan mentor Project Area Perubahan bulan Maret
terkait rencana leader 2019
pelaksanaan Proyek
Perubahan
2. Milstone II:
Pembentukan Tim Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan
Tanah Desa
a. Koordinasi internal Project 1 hari Diperolehnya masukan Minggu ke 3
dengan Kasie dan leader, dari Kasie dan Staf bulan Maret
Staf terkait dengan Kasie dan tentang draf Tim 2019
rencana staf Penyusunan draf
Pembentukan Tim Rapergub (Notulen)
Penyusunan Draf
Rapergub tentang
Pedoman
Penyusunan
Peraturan Desa
tentang
Pemanfaatan Tanah
Desa
b.Pengajuan draf Tim Project 1 hari Diterimanya draf Tim Minggu ke IV
Penyusunan leader Penyusunan Rapergub Maret 2019
Rapergub kepada
Kepala Dinas PTR
3. Milstone III:
Pengesahan Tim Penyusunan Rapergub
Pengajuan Draf Tim Mentor 1 hari Disahkannya SK Tim Minggu ke IV
Penyusunan Rapergub Penyusunan Rapergub Maret 2019
Pedoman
4. Milstone IV:
Penyusunan Draf Awal Rapergub

a. Persiapan Project 1 hari - Undangan Minggu pertama


penyusunan Draf leader - Daftar Hadir April 2019
- Notulen
- Foto
b. Rapat Project 1 hari Usulan masukan subtansi Minggu ke 2
koordinasi/FGD leader dari peserta rakor April 2019
dengan stakeholder
untuk menjaring
masukan terhadap
substansi Rapergub
tentang Pedoman
Penyusunan
Peraturan Desa
tentang
Pemanfaatan
Tanah Desa
5. Milstone V:
Pembahasan Draf Rapergub Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfatan Tanah Desa

a. Persiapan Project 1 Hari - Undangan Minggu ke 2


Pembahasan draf leader - Daftar Hadir April 2019
Rapergub - Notulen
b. Pembahasan draf Project 15 hari Konsep rancangan Minggu ke 2
rapergub leader Pergub April 2019
sampai minnggu
pertama mei

6. Milestone VI:
Pengiriman draf Rapergub Pedoman Penyusunan Perdes tentang Pemanfaatan Tanah Desa ke Biro Hukum Sekretariat Daerah DIY
a. Penyusunan surat Project 1 hari Surat pengantar ke Biro Minggu ke tiga
pengantar leader Hukum mei 2019

b. Pengiriman draf Project 1 hari Tanda terima surat dan Minggu keempat
Rapergub leader draf Rapergub Mei 2019
Pedoman
Penyusunan
Perdes tentang
Pemanfaatan
Tanah Desa Ke
Biro Hukum Setda
DIY

7. Milstone VII:
Monev Implementasi Proyek Perubahan
a. Penyusunan Project 1 hari Laporan Implementasi Minggu keempat
Laporan leader Proyek Perubahan Juni 2019
Implementasi
Proyek Perubahan
Jangka Menengah dan Jangka Panjang
Waktu
No Kegiatan Pelaksanaan Target Waktu Juli 2019 Agustus 2019 Sept 2019 Okt 2019 Nop 2019 Hasil Kegiatan Rencana Monev
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Jangka Menengah

1. Milestone 1
Pengesahan Pergub tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa

- Penomoran Pergub Biro hukum 1 hari Pergub yang sudah Minggu ke 3 juli
tentang Pedoman dinomori 2019
Penyusunan Peraturan
Desa tentang
Pemanfaatan Tanah
Desa Oleh Biro Hukum

2. Milestone 2
Penggandaan pedoman
- Foto copy Pergub Project 1 hari Foto Copy Pergub Minggu ke 3 juli
tentang Pedoman Leader 2019
Penyusunan Peraturan
Desa tentang
Pemanfaatan Tanah
Desa
3. Milestone 3
Sosialisasi
- Sosialisasi di 4 Project 4 hari Pemahaman Minggu ke 4 juli
Kabupaten Leader Pemerintah Desa 2019 dan minggu
tentang ke 2,3 dan 4 2019
Pentingnya
Penyusunan
Perdes tentang
Pemanfaatan
tanah desa
4. Milestone 4
Bintek
- Bintek di 4 Kabupaten Project 4 hari Pemerintah Desa Minggu ke 1 dan
Leader mampu menyusun 2 Agustus 2019
Peraturan Desa dan Minggu ke 1
tentang dan 2 Oktober
Pemanfaatan 2019
tanah Desa
5 Milestone 5
Pendampingan
- Pendampingan Project Pemerintah Desa Minggu ke 1 dan
penyusunan perdes Leader yang masih belum 2 Agustus 2019
mampu menyusun dan Minggu ke 1
Peraturan Desa dan 2 Oktober
tentang 2019
Pemanfaatan
Tanah Desanya
semakin
memahami cara
penyusunannya

Jangka Panjang 2020

Waktu
No Kegiatan Pelaksanaan Target Waktu Januari 2020 Feb 2020 Maret 2020 April 2020 Mei 2020 Hasil Kegiatan Rencana Monev
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
a. Penyusunan Buku saku Project 5 hari Tersediannya Buku Tahun 2020
Pergub tentang Leader saku tentang
Pedoman Penyusunan Pedoman
Perdes Penyusunan
Peraturan Desa
tentang
Pemanfaatan
Tanah Desa agar
agar dapat dilihat
dibaca lebih
mudah
F. OUTPUT KUNCI (Key Project DELIVERABLES)
Nama Deskripsi
Jangka Pendek
1. Terlaksananya persiapan pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan dimaksudkan
proyek perubahan untuk mewujudkan kesiapan implementasi
proyek perubahan dengan adanya
pemahaman Kasie dan staf serta mentor dan
tersusunnya 1 (satu) tim proyek perubahan
sebagai tim internal yang akan melaksanakan
tugas-tugas teknis terkait proyek perubahan
2. Terbentuknya Tim Pertimbangan teknis Keputusan Kepala Dinas PTR
izin penggunaan Tanah Kasultanan dan
Tanah Kadipaten
3. Tersusunnya draf awal Rapergub Rumusan atau konsep rancangan Peraturan
tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Gubernur tentang Pedoman penyusunan
Desa tentang Pemanfaatan tanah Desa Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah
Desa
4. Terbahasnya draf Rapergub tentang Menghimpun input atau masukan dari peserta
Pedoman Penyusunan Peraturan Desa FGD terhadap subtansi materi terkait dengan
tentang Pemanfaatan tanah Desa rancangan Peraturan Gubernur tentang
Pedoman penyusunan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa
5. Terlaksananya simulasi penerapan Dengan simulasi ini diharapkan dapat
Rapergub Pedoman Penyusunan menyempurnakan kembali terhadap subtansi
Peraturan Desa tentang Pemanfaatan materi apabila Peraturan Gubernur
tanah Desa diberlakukan

6. Terkirimnya Rapergub ke Biro Hukum Rapergub diterima oleh Biro Hukum untuk
mendapatkan pembahasan lebih lanjut,
terutama dari aspek legal drafting.
Jangka Menengah
1. Terlaksananya pengesahan Rancangan Peraturan Gubernur yang sudah ditetapkan
Peraturan Gubernur menjadi Peraturan menjadi Pedoman dalam rangka penyusunan
Gubernur Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah
Desa
2. Terlaksananya penggandaan Peraturan Nantinya akan disebarkan kepada 392 (tiga
Gubernur tentang Pedoman Penyusunan ratus sembilan puluh dua) desa untuk
Peraturan Desa tentang Pemanfaatan dipedomani dalam penyusunan Peraturan
tanah Desa Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa
3. Terlaksananya sosialisasi Pergub Sosialisasi dilakukan terhadap 392 desa yang
Pedoman Penyusunan Perdes tentang belum menyusun perdes tentang pemanfaatan
pemanfaatan tanah desa tanah desa
4. Terlaksananya bimtek Pergub Pedoman Bimtek dilakukan terhadap 392 desa yang
Penyusunan Perdes tentang belum menyusun perdes tentang pemanfaatan
pemanfaatan tanah desa tanah desa
5. Terlaksananya pendampingan Pergub Pendampingan dilakukan terhadap 392 desa
Pedoman Penyusunan Perdes tentang yang belum menyusun perdes tentang
pemanfaatan tanah desa pemanfaatan tanah desa
Jangka Panjang
Tersusunnya buku saku pedoman Buku saku dimaksudkan untuk
penyusunan perdes tentang pemanfaatan mempermudah aparat pemerintah desa dalam
tanah desa memahami pedoman penyusunan perdes
tentang pemanfatan tanah desa. (dilaksanakan
di tahun 2020 blm ada anggaran di tahun
2019)

G. TIM PROYEK PERUBAHAN


Struktur Deskripsi

Gambar 3. Tim Proyek Perubahan Seponsor/Mentor bertugas


memberikan dukungan, persetujuan
Kepala Dinas Pertanahan dan arahan atas proyek perubahan.
dan Tata ruang/Sponsor
Coach bertugas membimbing dan
memberikan arahan serta masukan
Coach ................. Kabid ........... Pendamping terhadap proyek perubahan
PPPPP
Pendamping yang terdiri dari Kepala
bagian di Bidang Pertanahan
bertugas memberikan saran dan
masukan terhadap proyek
Kasie APP Kasie PPPP perubahan

Ketua Tim bertugas memimpin dan


Gambar 4. Tim Penyusun Rapergub mengelola team work dalam
menyusun rancangan Keputusan
Kepala Dinas
Ketua Tim

Project Leader

Sekretaris

Kanwil Kabid/Kasie OPD


Kumham Dinas PTR
H. ANGGARAN
No Anggaran Deskripsi
1. - Rp. 19.820.000 - Biaya Makan dan Minum rapat
2. - Rp. 4.657.000 - Foto Copy
3. - Rp. 5.585.900 - Penggandaan
4. - Rp. 16.800.000 - Sosialisasi 4 kali
5 - Rp. 16.800.000 - Bintek 4 kali

I. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
A. Stakeholder Internal Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
1. Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
2. Kepala Bidang Pemanfaatan, Penanganan Permasalahan, dan Pengawasan
Pertanahan
3. Kasie Administrasi Pemanfaatan Pertanahan
4. Kasie Penanganan Permasalahan dan Pengawasan Pertanahan
5. Kepala Bidang Penatausahaan dan Pengendalian Pertanahan
6. Kasie Penatausahaan Pertanahan
7. Kasie Pengendalian Pertanahan
B. Stakeholders Eksternal di luar Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Pemda DIY)
1. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
2. Puro Pakualaman
3. Pani Radyo Pati
4. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
5. Bappeda DIY
6. Biro Hukum Setda DIY
7. Biro Tata Pemerintahan Setda DIY
8. Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Kabupaten Sleman, Bantul,
Gunungkidul dan Kulon Progo
9. Dinas/Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Sleman, Bantul,
Gunungkidul dan Kulon Progo
C. Stakeholders Eksternal di luar Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (diluar Pemda)
1. Kanwil Kumham DIY
2. Masyarakat
Peran masing-masing stakeholder dalam proyek perubahan:

Tabel 4. Peran Stakeholder


No Stakeholder Peran
1 Kepala Dinas Selaku Project Sponsor/Mentor
- Memberikan Bimbingan, arahan dan
dukungan terhadap implementasi area
perubahan yang sudah disepakati
- Memberikan saran dan advis terhadap
permasalahan yang dihadapi project leader

2. Kepala Bidang PPPPP Mengkoordinasikan peyusunan draf Peraturan


Gubernur tentang Pedoman Penyusunan
Peraturan Desa.

3. Kasie Administrasi Menyusun konsep rancangan Peraturan Gubernur


Pemanfaatan Pertanahan tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa.

4. Kasie Penanganan Membantu memberikan masukan terhadap


Permasalahan dan Pemanfaatan subtansi rancangan Peraturan Gubernur tentang
Pertanahan pedoman Penyusunan Peraturan Desa.

5. Kepala Bidang Penatausahaan Membantu memberikan masukan terhadap


dan Pengendalian Pertanahan subtansi rancangan Peraturan Gubernur tentang
pedoman Penyusunan Peraturan Desa.

6. Kasie Penatausahaan Membantu memberikan masukan terhadap


Pertanahan subtansi rancangan Peraturan Gubernur tentang
pedoman Penyusunan Peraturan Desa.

7. Kasie Pengendalian Pertanahan Membantu memberikan masukan terhadap


subtansi rancangan Peraturan Gubernur tentang
pedoman Penyusunan Peraturan Desa.

9. Kasultanan Memberikan arahan terkait Subtansi Materi


Peraturan Desa dan mekanisme klarifikasi.

10. Puro Pakualaman Memberikan arahan terkait Subtansi Materi


Peraturan Desa dan mekanisme klarifikasi.

11. Kepala Biro Hukum Memberikan arahan dan masukan terhadap


subtansi Peraturan Desa dan legal drafting
penyusunan serta membantu memproses
pengajuan rancangan Peraturan Gubernur kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
12. Paniradyo Pati Membantu memberikan masukan terhadap
subtansi rancangan Peraturan Gubernur tentang
pedoman Penyusunan Peraturan Desa.

13. BPKA Memberikan anggaran.

14. Bappeda Memberikan subport, bimbingan dalam rangka


perencanaan.

15. Biro Tata Pemerintahan Membantu memberikan masukan terhadap


subtansi rancangan Peraturan Gubernur tentang
pedoman Penyusunan Peraturan Desa.

16. Dinas Pertanahan dan Tata Membantu memberikan masukan terhadap


Ruang Kabupaten subtansi rancangan Peraturan Gubernur tentang
pedoman Penyusunan Peraturan Desa.

17. Badan Pemberdayaan Membantu memberikan masukan terhadap


Masyarakat Desa Kabupaten subtansi rancangan Peraturan Gubernur tentang
pedoman Penyusunan Peraturan Desa.

18. Kanwil Kumham DIY Membantu konsep legal drafting dan


memberikan masukan terhadap subtansi
rancangan Peraturan Gubernur tentang pedoman
Penyusunan Peraturan Desa
19. Masyarakat Memberikan masukan terhadap subtansi
rancangan Peraturan Gubernur tentang pedoman
Penyusunan Peraturan Desa
Gambar 5. Empat Kelompok Stakeholdesr Yang Berpengaruh

BAGAN ANALISIS STAKEHOLDERS

LATENTS PROMOTOR

Pengaruh Tinggi Kepentingan rendah Pengaruh Tinggi Kepentingan Tinggi

 Paniradyo Pati  Gubernur


 Badan Pengelolaan Keuangan Daerah  Sekretaris Daerah
 Bappeda DIY  Kasultanan
 Kadipaten
 Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
 Kepala Biro Hukum
 Kepala Bidang PPPPP
 Kanwil Hukum dan HAM DIY
 Kepala Bidang Penatausahaan dan
Pengendalian Pertanahan
 Kasie Administrasi Pemanfaatan Pertanahan
 Kasie Penanganan Permasalahan dan
Pengawasan Pertanahan
 Kepala Bidang Penatausahaan dan
Pengendalian Pertanahan
 Kasie Penatausahaan Pertanahan
 Kasi Pengendalian Pertanahan

APATHETICS DEFENDERS
Pengaruh rendah kepentingan rendah Pengaruh rendah kepentingan Tinggi

 Masyarakat  Biro Tata Pemerintahan Setda DIY


 Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten
Sleman
 Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten
Bantul
 Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten
Gunungkidul
 Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten
Kulon Progo
 Dinas/Badan Pemberdayaan Masyarakat
Desa Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul
dan Kulon Progo
Adapun hasil pemetaan jaringan (net mapping) terhadap masing-masing stakeholders dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 6. Peta Stakeholder

Gubernur ur +++ Sekda Kasultanan Kadipaten Kepala Dinas Biro Hukum Kabid
++++ ++++ ++++ PTR DIY ++++ ++++ PPPPP
++++

Bappeda
Kasie APP
++++
DPPKA

Kasie PPPP
Dinas PUESDM ++++

Dinas Kehut anan


dan Lingkungan Kabid PPP +++
Hidup PUESDM

Dinas Pertanahan Pedoman Pemanfaatan


dan Tata Ruang Kasie
Tanah Desa dalam rangka
Kabupaten Bantul Penatausahaan
Fasilitasi Perijinan Tanah Pertanahan ++
Desa
Dinas Pertanahan
dan Tata Ruang
Kabupaten Kasie
Sleman Pengendalian
Pertanahan ++

Dinas Pertanahan
dan Tata Ruang
Kabupaten Kulon Kanwil Kumham
Progo ++

Dinas Pertanahan
Badan Pemberdayaan Biro Tata Tokoh
dan Tata Ruang
Paniradyopati Pemerintahan Masyarakat
Kabupaten Pemerintahan Masyarakat
Gunungkidul Desa Kabupaten Bantul

Keterangan:
Promotor Ekternal Defenders Garis Komando
Garis Koordinasi
Latens Ekternal Apathetics

Plus 3 atau lebih sangat mendukung


Plus 2 mendukung
J. IDENTIFIKASI MASALAH DAN SOLUSI
A. Potensi Masalah
Deskripsi:
a. Persiapan SDM akan tidak tepat waktu karena ada beban pekerjaan lain di kantor
b. Tidak semua SDM menganggap penting terhadap perubahan yang akan dilakukan.
c. Waktu yang terbatas untuk menyelesaikan proyek perubahan.
d. Ketersediaan anggaran
B. Solusi :
a. Persiapan SDM agar tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan lain di kantor.
b. Samakan persepsi akan pentingnya perubahan.
c. Waktu dalam proyek perubahan diatur seefisien mungkin.
d. Cari pos-pos anggaran lainnya.

K. FAKTOR PENDUKUNG LAINNYA


a. Dukungan Pimpinan yang tinggi
b. Proyek Perubahan sesuai dengan tugas dan fungsi Bidang Pemanfaatan, Penangan
Permasalahan dan Pengawasan Pertanahan.
c. Dukungan SDM Bidang Pemanfaatan, Penangan Permasalahan dan Pengawasan
Pertanahan dan Bidang Penatausahaan dan Pengendalian Pertanahan
d. Sarpras tersedia.
BAB II
IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

A. DESKRIPSI IMPLEMENTASI

Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang


Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, maka sebagai tindak lanjut telah ditetapkan:
1. Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun2017 tentang Pengelolaan dan
Pemanfaatan Tanah Kasultanan dan dan Tanah Kadipaten.
2. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 33 Tahun 2017 tentang
Pengelolaan dan Pemanfaatan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten;
3. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 34 Tahun 2017 tentang
Pemanfaatan Tanah Desa; dan
4. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 35 Tahun 2017 tentang Pola
Hubungan Kerja dan Tata Cara Pemberian Fasilitasi Pengelolaan dan Pemanfaatan
Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten.

Bahwa ditetapkannya Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 34


Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Tanah Desa, sebagai amanat Pasal 7 Pemerintah Desa
Wajib menyusun Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa. Sejak ditetapkannya
Peraturan Gubernur Nomor 34 Tahun 2017 tersebut, sampai Tahun 2018 dan sudah berjalan
tahun 2019, dari 392 desa yang tersebar di 4 (empat) wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten
Sleman, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul belum ada
satupun yang menyusun dan menetapkan Peraturan Desa, sehingga mengakibatkan proses
perizinan pemanfaatan tanah desa menjadi terhambat (berhenti). Adapun pengajuan yang
telah masuk ke Dinas Pertanahan dan Tata Ruang terkait dengan Pemanfaatan Tanah Desa
berjumlah sekitar 110 permohonan, 41 (empat puluh satu) permohonan terkait tukar menukar
tanah desa, yang kesemuanya belum bias diproses perijinannya. Maka untuk mempercepat
proses penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa, agar proses perijinan
dapat segera terselesaikan maka perlu ada pedoman tentang penyusunan Peraturan Desa
tentang Pemanfaatan Tanah Desa.
Proyek Perubahan ini merupakan upaya untuk:
1. Memberikan pedoman bagi Pemerintah Desa dalam rangka penyusunan Peraturan Desa
tentang Pemanfaatan Tanah Desa (Peraturan Gubernur tentang Pedoman Penyusunan
Peraturan Desa tentang Pemanfaatan tanah Desa.
2. Untuk percepatan proses penyusunan Peraturan Desa.
3. Melaksanakan perintah Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 34
Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Tanah Desa.
4. Mempercepat proses fasilitasi perijinan pemanfaatan tanah desa.
5. Terselesaikannya tukar menukar Tanah Desa dengan Tanah milik warga.

Oleh sebab itu maka guna pencapaian terhadap proyek perubahan terkait dengan pedoman
pemanfaatan Tanah Desa dalam rangka fasilitasi perijinan Tanah Desa di Daerah Istimewa
Yogyakarta, perlu dilakukan tahapan-tahapan, dimana dimasing-masing tahapan tersebut
dapat diukur keberhasilannya. Adapun tahapan (Milestone) sebagai berikut:
Dalam jangka Jangka Pendek
1. Milestone 1
Persiapan Pelaksanaan Proyek Perubahan
a. Koordinasi dan konsultasi dengan mentor tentang Proyek Perubahan, dilaksanakan
pada tanggal 20 Maret 2019, pada konsultasi ini Mentor sangat mendukung Proyek
Perubahan serta sekaligus memberikan arahan agar Proyek Perubahan segera
dilaksanakan dan dipercepat proses penyusunan Peraturan Gubernur DIY tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa.
b. Koordinasi internal bidang guna menyampaikan gagasan Proyek Perubahan,
dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2019, dengan hasil rapat sebagai berikut bahwa
semua staf mendukung terkait dengan Proyek Perubahan karena nantinya akan
menyelesaikan terkait dengan ijin-ijin pemanfaatan tanah desa yang belum
terselesaikan. Tim Proyek Perubahan Internal akan dibetuk dalam minggu ini.
c. Mencari data-data awal/pendukung terkait dengan Proyek Perubahan yang nantinya
akan digunakan sebagai alat nalisis terhadap kebijakan dan langkah-langkah yang
akan diambil dalam implementasi proyek perubahan.
d. Pembentukan Tim Proyek Perubahan, tanggal 21 Maret 2019 Tim Proyek perubahan
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, hal ini untuk
memberikan kepastian kepada semua personil untuk melaksanakan tugas.
e. Konsultasi lanjutan dengan mentor terkait implementasi proyek perubahan, tanggal
22 Maret 2019, dalam rangka percepatan penyusunan pedoman pemanfaatan tanah
desa.

2. Milestone 2
Pembentukan Tim Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa.
a. Koordinasi internal dengan Kasie dan Staf terkait pembentukan Tim Penyusunan Rapergub
Tentang Pedoman Pemanfaatan Tanah Desa lintas instansi pada hari Senin tanggal 25 Maret
2019.
b. Konsultasi dan pengajuan draf Tim Penyusunan Rapergub tentang Pedoman Penyusunan
Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa dengan Kepala Dinas tanggal 26 Maret 2019.

3. Milestone 3
Pengesahan Tim Penyusunan Rapergub
Pengesahan Keputusan Kepala Dinas tentang Pembentukan Tim Penyusunan Rancangan
Peraturan Gubernur tentang Penyusunan Pedoman Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah
Desa.

4. Milestone 4
Penyusunan Draf Awal Rapergub
a. Rapat koordinasi Persiapan penyusunan Draf awal dengan Tim Penyusunan Rapergub
tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa, terhadap
subtansi yang akan diatur dalam Rapergub, yang dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2019.
b. Melakukan FGD yang dilakukan pada tanggal 8 April 2019, yaitu dengan meminta masukan
dari berbagai instansi baik dari Pemda DIY, Pemda Kabupaten, maupun dari Pemerintah
Desa terkait dengan rencana penyusunan rancangan Peraturan Gubernur tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa.

5. Milestone 5
Pembahasan Draf Rapergub Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfatan
Tanah Desa
a. Persiapan Pembahasan draf Rapergub tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa, pada hari senin, tanggal 15 April 2019.
b. Pembahasan draf rapergub tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa, pada hari Jum’at tanggal 15 April 2019, kamis, 18 April 2019,
Jum’at 19 April 2019, dan Senin 22 April 2019 finalisasi draf rapergub.

6. Milestone 6
Pengiriman draf Rapergub Pedoman Penyusunan Perdes tentang Pemanfaatan Tanah
Desa ke Biro Hukum Sekretariat Daerah DIY
a. Penyusunan surat pengantar ke Gubernur melalui Biro Hukum terkait pengajuan draf
Rapergub tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa
untuk mohon tanda tangan Gubernur, pada tanggal 20 Mei 2019
b. Pengiriman surat pengantar ke Gubernur melalui Biro Hukum terkait draf Rapergub tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa untuk mohon tanda
tangan Gubernur, pada tanggal 20 Mei 2019.

7. Milestone 7
Monev Implementasi Proyek Perubahan
Penyusunan Laporan Implementasi Proyek Perubahan

Kendala yang yang dihadapi dalam proses implementasi adalah pada waktu pembahasan,
karena setiap yang duduk sebagai Tim masing-masing juga mempunyai kesibukan sendiri-
sendiri pada Instansinya sehingga sulit untuk duduk bersama melakukan pembahasan
sehingga solusi yang diambil dan dilakukan dengan melalui Telepon atau konsultasi
dengan mendatangi yang bersangkutan.
FORMULIR IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

JANGKA PENDEK

Nama Proyek Perubahan Mewujudkan Pedoman Pemanfaatan Tanah Desa Dalam Rangka fasilitasi Perijinan Tanah Desa di Daerah Istimewa Yogyakarta

Area Perubahan Penataan Peraturan Perundang-undangan


No. Tanggal Program Aksi / Indikator Capaian Prosentase Kendala dan Upaya Bukti Fisik Hal
Kegiatan Keberhasilan Capaian Penyelesaiannya
Milestone I :
Persiapan pelaksanaan proyek perubahan:
1. Rabu, 20 Maret 2019 Konsultasi dengan Terlaksananya Pemahaman 100% - - Notulen hasil
(Mentor) terkait konsultasi dengan mentor terhadap konsultasi
dengan Proyek mentor dan RPP - Foto
Perubahan pemahaman

2. Rabu 20 Maret 2019 Koordinasi Internal Terpenuhinya rapat Pemahaman, 100% - - Undangan
Bidang Pemanfaatan, terkait proyek dukungan, - Daftar Hadir
Kasie dan Staf guna perubahan masukan, dan - Notulen Rapat
penyampaikan rencana komitmen - Foto
implementasi proyek
perubahan
3. Kamis 21 Maret 2019 Pembentukan Tim Terbentuknya Tim SK Tim Proyek 100% - SK Kepala Dinas
Proyek Perubahan Proyek Perubahan Perubahan tentang Tim Proyek
Perubahan
4. Jum’at 22 Maret 2019 Konsultasi lanjutan Terlaksananya Dukungan mentor 100% - - Notulen hasil
dengan mentor terkait konsultasi lanjutan dalam konsultasi
rencana pelaksanaan dengan mentor dan pelaksanaan - Foto
Proyek Perubahan dukungan mentor proyek perubahan
Milestone II :
Pembentukan Tim Penyusunan Peraturan Gubernur tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa
1. Senin 25 Maret 2019 Koordinasi internal Tersusunnya Draf Draf SK Tim 100% - - Undangan
dengan Kasie dan Staf Tim - Daftar hadir
terkait pembentukan - Notulen
Tim Penyusunan - Draf SK Tim
Rapergub Tentang Penyusunan
Pedoman Pemanfaatan Peraturan Gubernur
Tanah Desa - Foto
2. Selasa 26 Maret 2019 Pengajuan draf Tim Terwujudnya Draf Draf SK Tim 100% - - Notulen hasil
Penyusunan Rapergub Tim konsultasi
kepada Kepala Dinas - Draf final SK Tim
PTR Penyusunan
Rapergub
- Foto
Milestone III : Pengesahan Tim Penyusunan Rapergub
1. Kamis 27 Maret 2019 Pengajuan draf Tim Terwujudnya draf Draf SK Tim 100% - SK Tim Penyusunan
Penyusunan Rapergub Tim Penyusunan Rapergub yang sudah
kepada Kepala Dinas Rapergub kepada di tandatangani
PTR Kepala Dinas PTR
Milestone IV :
Penyusunan Draf Awal Rapergub
1. Jum’at, 29 Maret Persiapan Penyusunan Terlaksananya rapat Kesiapan 100% - - Undangan
2019 Draf Awal Rapergub persiapan penyusunan Draf - Daftar Hadir
penyusunan Draf awal Rapergub - Draf Rapergub
Rapergub - Notulen
- Foto
2. Senin 8 April 2019 Rapat Koordinasi/FGD Terlaksananya Masukan terhadap 100% - - Undangan
dengan stakeholder Rakor/FGD penyusunan draf - Daftar Hadir
untuk menjaring /Konsultasi Publik Rapergub - Draf Rapergub
masukan terhadap dalam rangka (Materi FGD)
substansi Rapergub penyusunan draf - Notulen
tentang Pedoman Rapergub tentang - Usulan Peserta
Penyusunan Peraturan Pedoman - Foto
Desa tentang Penyusunan
Pemanfaatan Tanah Peraturan Desa
Desa tentang Pemanfaatan
Tanah Desa
Milestone V :
Pembahasan Draf Rapergub Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfatan Tanah Desa
1. Senin 15 April Persiapan Terlaksananya Kesiapan 100% - Undangan
2019 pembahasan Draf persiapan pembahasan - Daftar hadir
Rapergub Pedoman pembahasan Draf draf Rapergub - Notulen
Penyusunan Rapergub Pedoman Pedoman - Pembagian kerja
Peraturan Desa Penyusunan Penyusunan - Foto
tentang Pemanfaatan Peraturan Desa Peraturan Desa
Tanah Desa tentang tentang
Pemanfaatan Tanah Pemanfaatan
Desa Tanah Desa
2 Kamis 18 April pembahasan Draf Terlaksananya Pembahasan 100% - Undangan
2019 Rapergub Pedoman pembahasan Draf draf Rapergub - Daftar Hadir
Penyusunan Rapergub Pedoman Pedoman - Notulen
Peraturan Desa Penyusunan Penyusunan - Foto
tentang Pemanfaatan Peraturan Desa Peraturan Desa - Draf Rapergub
Tanah Desa tentang tentang hasil pembahasan
Pemanfaatan Tanah Pemanfaatan
Desa Tanah Desa
3. Jum’at,19 April Lanjutan Terlaksananya Pembahasan 100% - Undangan
2019 pembahasan Draf pembahasan Draf draf Rapergub - Daftar Hadir
Rapergub Pedoman Rapergub Pedoman Pedoman - Notulen
Penyusunan Penyusunan Penyusunan - Foto
Peraturan Desa Peraturan Desa Peraturan Desa - Draf Rapergub
tentang Pemanfaatan tentang tentang hasil pembahasan
Tanah Desa Pemanfaatan Tanah Pemanfaatan
Desa Tanah Desa
4. Senin 22 April Sinkronisasi hasil Terlaksananya Pembahasan 100% - Undangan
2019 verifikasi Rancangan Sinkronisasi hasil draf Rapergub - Daftar Hadir
Peraturan Desa verifikasi Pedoman - Notulen
Rancangan Penyusunan - Foto
Peraturan Desa Peraturan Desa - Draf Rapergub
tentang hasil pembahasan
Pemanfaatan
Tanah Desa
Milestone VI :
Pengiriman draf Rapergub Pedoman Penyusunan Perdes tentang Pemanfaatan Tanah Desa ke Biro Hukum Sekretariat Daerah DIY
1. Jum’at 10 Mei Penyusunan surat Tersusunnya surat Draf surat 100% - Draf surat
2019 pengantar ke Biro pengantar ke Biro pengantar pengantar
Hukum terkait Hukum terkait
pengajuan draf permohonan tanda
Rapergub tentang tangan draf
Pedoman Rapergub tentang
Penyusunan Pedoman
Peraturan Desa Penyusunan
tentang Pemanfaatan Peraturan Desa
Tanah Desa tentang
Pemanfaatan Tanah
Desa
2. Senin 13 Mei 2019 Pengiriman surat Terkirimnya surat Surat pengantar 100% - - Surat pengantar
pengantar dan draf pengantar ke Biro dan draf final yang sudah di
Raperbup Pedoman Hukum terkait Rapergub tanda tangani
Penyusunan permohonan tanda diterima oleh - Draf final
Peraturan Desa tangan draf Biro Hukum Rapergub
tentang Pemanfaatan Rapergub tentang Setda DIY - Tanda terima dari
Tanah Desa ke Biro Pedoman Biro Hukum
Hukum Penyusunan
Peraturan Desa
tentang
Pemanfaatan Tanah
Desa
Milestone VII :
Monitoring, Evaluasi, dan Penyusunan Laporan Implementasi Proyek Perubahan
1. Selasa 28 Mei Rapat Monev Terlaksananya Laporan monev 100% - - Undangan
2019 monev - Daftar hadir
implementasi - Notulen
Proyek Perubahan - Paparan hasil
monev
- Foto
- Surat Dukungan/
Testimoni
Implementasi
Proyek
Perubahan

2. Rabu 29 Mei Penyusunan laporan Terlasananya Laporan 100% laporan


2019 Implementasi Proyek Penyusunan Implementasi
Perubahan laporan Proyek Perubahan
Implementasi
Proyek Perubahan
A. BUKTI-BUKTI IMPLEMENTASI (FORM IMPLEMENTASI PROYEK
PERUBAHAN
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Implementasi Proyek Perubahan Pedoman Pemanfaatan Tanah Desa Dalam
Rangka Fasilitasi perijinan Pemanfaatan Tanah Desa di Daerah Istimewa Yogyakarta,
diajukan sebagai salah satu tugas perorangan dalam Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat III pada Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY Tahun Anggaran
2019.

Dari kegiatan ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


1. Laboratorium kepemimpinan ini menjadi sebuah pekerjaan yang membutuhkan
perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, yang membutuhkan
strategi yang baik agar semua tahapan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
2. Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan yang
terlibat secara langsung menjadi kunci sukses dalam implementasi pelaksanaan
program.
Berdasarkan pengalaman tersebut dapat disimpulkan bahwa koordinasi dan komunikasi
pemberdayaan seluruh pihak akan menghasilkan program dengan baik dan dapat berjalan
dengan lancar serta sukses.

Tersusunnya rancangan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta


tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa,
dimaksudkan sebagai acuan atau pedoman dalam rangka penyusunan Peraturan Desa
tentang Pemanfaatan Tanah Desa oleh Pemerintah Desa di seluruh Wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta. Dengan cepat disusunnya Peraturan Desa tentang Pemanfaatan
tanah desa diharapkan proses-proses perijinan terkait dengan Pemanfaatan Tanah Desa,
dapat berjalan dengan lancar.

B. REKOMENDASI
1. Dengan Tersusunnya rancangan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa,
diharapka kepada Pemerintah Desa di seluruh Wilayah daerah Istimewa Yogyakarta
untuk dapat segera menyusun Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa.
2. Ketugasan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang khususnya Bidang Pertanahan yang
mempunyai tugas fasilitasi pemanfaatan Desa, dengan adanya pedoman ini diharap
proses perijinannya bisa berjalan dengan lancar.
3. Rancangan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa untuk dapat segera
ditetapkan menjadi Peraturan Gubernur.

C. PENGALAMAN BELAJAR SELAMA MEMIMPIN PERUBAHAN

Pengalaman belajar selama memimpin proyek perubahan dalam rangka


mwujudkan pedoman pemanfaatan Tanah Desa di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu
penyusunan pedoman penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa
adalah:
1. Milestone pertama mulai dari persiapan perlu dibutuhkan persiapan yang matang
untuk menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan, pentingnya suatu
komunikasi/koordinasi yang baik dan jelas dengan atasan maupun teman kerja.
2. Milestone Kedua pembentukan Tim Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur
tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa,
diperlukan Tim kerja yang jelas dan terkoordiner sehingga benar-benar mau bekerja,
bisa menjadi Tim kerja yang baik bisa membantu dan mendukung tugas kita.
3. Milestone ketiga, dengan ditetapkannya Tim Penyusunan Rancangan Peraturan
Gubernur tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah
Desa, menjadi titik tolak tim untuk bekerja untuk mewujudkan autput yang
diharapkan.
4. Milestone keempat Sosialisasi perlu dilakukan untuk menginformasikan mencari
masukan terhadap para pihak yang berkepentingan sehingga tidak terjadi suatu
kesaalahan/kekurangan.
5. Milestone kelima pentingnya suatu data untuk mendukung suatu kegiatan.
6. Milestone keenam untuk mengetahui keberhasilan perlu dilakukan implementasi
walaupun tidak mudah.
7. Milestone ketujuh menilai suatu kegiatan yang kita lakukan sendiri tidak
gampang/mudah.
Suatu perubahan yang mana kegiatan tersebut membutuhkan dukungan dari semua
stakeholder dan memerlukan pemahaman bersama serta kekompakan Tim Proyek
Perubahan tidaklah mudah, dukungan dan arahan dari pimpinan mutlak diperlukan,
sehingga semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu.
Keteladanan dan ketegasan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan semua
kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim Proyek Perubahan.

Yogyakarta 12 Juni 2019

Peserta Diklat

HARIS SUHARTONO
MILESTONE 1
Persiapan Pelaksanaan Proyek Perubahan

1. Konsultasi dengan (Mentor) terkait dengan Proyek


Perubahan
2. Koordinasi Internal Bidang Pemanfaatan, Kasie dan Staf
guna penyampaikan rencana proyek perubahan.
3. Mencari data awal/pendukung terkait dengan Proyek
Perubahan
4. Pembentukan Tim Proyek Perubahan
5. Konsultasi lanjutan dengan (Mentor) terkait kesepakatan
Proyek Perubahan
MILESTONE 2
Pembentukan Tim Penyusunan Rancangan
Peraturan Gubernur tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Desa tentang
Pemanfaatan Tanah Desa.

1. Koordinasi internal dengan Kasie dan Staf terkait rencana


pembentukan Tim pada hari Rabu tanggal 20 Maret 2019.
2. Penyusunan draf Tim Penyusunan Rapergub tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Desa tentang Pemanfaatan
Tanah Desa.
MILESTONE 3
Pengesahan Keputusan Kepala Dinas tentang
pembentukan Tim Penyusunan Rapergub
tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa
tentang Pemanfaatan Tanah Desa.
MILESTONE 4
Penyusunan Draf Awal Rancangan Peraturan
Gubernur

a. Rapat koordinasi Persiapan penyusunan draf awal dengan


Tim Penyusunan Rapergub tentang Pedoman Penyusunan
Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa,
dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2019.

b. Melakukan FGD yang dilakukan pada tanggal 27 Maret


2019, terkait dengan rencana penyusunan rancangan
Peraturan Gubernur tentang Pedoman Penyusunan
Peraturan Desa tentang Pemanfaatan Tanah Desa.
MILESTONE 5

Anda mungkin juga menyukai