Anda di halaman 1dari 18

Salman Luthan.

Dialektika Hukum dan Kekuasaan

Dialektika Hukum dan Kekuasaan

Salman Luthan

Abstract

The legalessence can be viewed from severalpe/spectfi^es; authority, substance, sociology


and reality. Power is an interaction concepts and social interrelation existing in societies,
nation, and human beings. The continuing discussion oflegal power and authority appear
within two patterns ofrelationship; lawisan equivalentto authority; andlawisdifferent from
authority. The legal symbiotic relation with power results functional relation. Authority has
a certain function toward law andvice versa. Powerplays a role as an instrument toform,
enforce, and execute the law. Law functions to legitimate andjustifypower.

Pendahuiuan

Kekuasaan mempunyai arti panting bagi Hukum juga mempunyai arti penting bagi
hukum karena kekuasaan bukan hanya kekuasaan karena hukum dapat berperan
merupakan instrumen pembentukan hukum sebagai sarana legalisasi bagi kekuasaan
(law making), tap) juga instrumen penegakan formal lembaga-lembaga negara, unit-unit
hukum (law enforcement) dalam kehidupan pemerintahan, dan pejabat negara dan
masyarakat. Pembentukan hukum, khususnya pemerlntahan. Legalisasi kekuasaan itu
undang-undang, dllakukan melalui mekanisme dilakukan melalui penetapan landasan hukum
kekuasaan poiitik dalam lembaga legislatif di bagi kekuasaan melalui aturan-aturan hukum.
mana kepentingan-kepentingan kelompok Di samping itu, hukum dapat pula berperan
masyarakat yang saling bertentangan mengontrol kekuasaan sehingga
diupayakan untuk dikompromikan guna pelaksanaannya dapat
menghasilkan satu rumusan kaidah-kaldah dipertanggungjawabkan secara legal dan etis.
hukum yang dapat diterima semua pihak. Dengan demikian terlihat jelas bahwa
Penegakan hukum merupakan upaya untuk hukum dan kekuasaan mempunyai hubungan
mendorong masyarakat agar menaati aturan- yang sangat erat. Hubungan itu dapat
aturan hukum yang beriaku (upaya preventif) digambarkan seperti satu mata uang dengan
dan penjatuhan sanksi hukum terhadap dua sisi. Di satu sisi hukum itu adalah
kasus-kasus pelanggaran hukum yang terjadi kekuasaan atau wewenang legal, dan di sisi
dalam masyarakat (upaya represif). yang lain, hukum itu adalah aturan-aturan

83
untuk mengatur tingkah laku manusia dalam kekuasaan, studi hukum terhadap kekuasaan
masyarakat, termasuk tingkah laku para- jauh tertinggal, sehingga konsep-konsep
penyelenggara negara. kekuasaan yang berkembang lebih
Kharakteristik hubungan hukum dan didominasi oleh pemikiran-pemikiran politik
kekuasaan, khususnya dalam hal legalisasi dan sosiologi.'
kekuasaan dan penegakan hukum, dijelaskan Kecenderungan studi hukum lebih
oleh Mochtar Kusumah Atmaja dalam satu terfokus kepada aspek hukum sebagai kaidah
ungkapkan "hukum tanpa kekuasaan adalah yang menjadi pedoman tingkah laku. Dalam
angan-angan, dan kekuasaan tanpa hukum konteks ini hukum' adalah aturan-aturan
adalah kelaliman".' Ungkapan tersebut, pada tingkah laku dalam kehidupan masyarakat
satu sisi, mengandung arti bahwa kaidah- yang bersifat memaksa dan bila aturan itu
kaidah hukum tidak akan ada manfaatnya jika dilanggar akan mendapat reaksi dan sanksi
tidak ditegakkan, dan hukum itu hanya dapat negatif dari negara. Pemahaman hukum
ditegakkan dengan kekuasaan. Pada sisi lain, dalam konteks kaidah-kaidah berarti
ungkapan itu bermakna bahwa kekuasaan memahami hukum sebagai hal yang
tanpa landasan hukum adalah kesewenang- seharusnya dilakukan (das sollen) dalam
wenangan. kehidupan masyarakat.
Permasalahan utamanya adalah tolok Di samping itu, studi hukum memfokuskan
ukur legalitas kekuasaan. Apakah setiap diri pula pada pemahaman hukum sebagai
kekuasaan yang berdasarkan aturan hukum realitas sosial fdas se/n) yang terjadi dalam
dapat dikuallfikasikan sebagai kekuasaan sah masyarakat. Hukum sebagai kenyataan dapat
atau legal? Apakah kekuasaan sewenang- diamati melalui hukum yang ^idup-dalam
wenang yang memiliki landasan hukum harus masyarakat'atau hukum yang dipraktikkan
diterima dan ditaati? Apakah kekuasaan yang melalui lembaga peradilan (the fmng law),
sewenang-wenang dapat melahirkan hukum pelanggaran-pelanggaran hukum yang tegadi
yang adil? Apakah efektivitas penegakan (perilaku melanggar hukum).dair ketaatan
hukum bergantung pada legalitas kekuasaan? masyarakat kepada-hukum (perilaku taat
Apakah kekuasaan legal yang sewenang- hukum). Dalam kenyataannya hanya hukum
wenang dapat menegakkan hukum guna yang, hidup dan pelanggaran hukum yang
mencapai keadilan? • banyak dikaji, sedangkan ketaatan kepada
Meskipun hukum mempunyai hubungan hukum tidak dianggap sebagai masalah.
yang sangaterat dengan kekuasaan, tapi studi
kekuasaan dalam perspektif hukum masih EsensI Kekuasaan dan HuKum
terbatas sehingga konsep-konsep kekuasaan
didalam ilmu hukum tidak begitu berkembang. Kekuasaan merupakan konsep hubungan
Dibandingkan dengan studi politik terhadap sosial yang terdapat.d'aiam kehidupan

'Mochtar Kusumaatmadja. Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Nasional.


Jakarta: BInaclpta. Him. 5.

84 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL 7. AGUSTUS 2000:83 - 100


Salman Luthan. Dialektlka Hukum dan Kekuasaan

komunitas, masyarakat, negara, dan umat kekuasaan, akan tetapi agaknya ada satu Inti
manusia. Konsep hubungan sosial itu meliputi yang nampak dalam semua perumusan itu,
hubungan personal di antara dua insan yang yaitu bahwa kekuasaan dianggap sebagai
berinteraksi, hubungan institusiona! yang kemampuan peiaku untuk mempengaruhi
bersifat hierarkis, dan hubungan subjek tingkah laku peiaku Iain sedemikian rupa,
dengan objek yang dikuasainya. Karena sehingga tingkah iaku peiaku terakhir menjadi
kekuasaan memiiiki banyak dimensi, maka sesuai dengan keinginan dari peiaku yang
tidak ada kesepahaman di antara para ahli mempunyai kekuasaan.
politik, soslologi, hukum dan kenegaraan Di samping pengertian kekuasaan
mengenai pengertian kekuasaan. sebagai kemampuan untuk memaksakan
Max Weber^dalam bukunya Wirtschaft kehendak atau kemauan kepada pihak lain,
und Gesellschaft (1992) mengemukakan beberapa pakar mengartikan kekuasaan
bahwa "kekuasaan adalah kemampuan sebagai kemampuan untuk membatasi
untuk, dalam suatu hubungan sosial, tingkah laku pihak lain. Harold D. Laswell.®
melaksanakan kemauan sendiri sekalipun dan Abraham Kaplan mengatakan,
mengaiami periawanan, dan apa pun dasar "kekuasaan adalah suatu hubungan di mana
kemampuan ini". Perumusan kekuasaan yang seseorang atau keiompok orang dapat
dikemukakan Weber dijadikan dasar menentukan tindakan seseorang atau
perumusan pengertian kekuasaan oleh keiompok lain agar sesuai tujuan dari pihak
beberapa pemikir lain misalnya, Strausz- pertama. Seiring dengan pandangan Laswell
Hupe^ mendefinlsikan kekuasaan sebagai dan Kaplan, Van Doorn^ mengungkapkan,
"kemampuan untuk memaksakan kemauan "kekuasaan adalah kemungklnan untuk
pada orang lain" Demikian puia pengertian membatasi altematif-altematif bertindak dari
yang dikemukakan oleh C. Wright Mills,^ seseorang atau suatu keiompok sesuai
"kekuasaan itu adalah dominasi, yaitu dengan tujuan dari pihak pertama". R.J.
kemampuan untuk melaksanakan kemauan Mokken merumuskan konsep "kekuasaan
kendatipun orang lain menentang". adalah kemampuan dari peiaku (seseorang
Oleh karena itu, Miriam Budiharjo atau keiompok atau lembaga) untuk
menylmpulkan, sekalipun ada banyak menetapkan secara mutlak atau mengubah
pandangan yang berbeda-beda mengenai (seluruhnya atau sebagiannya) aiternatif-

^Miriam Budiardjo. 1991. "Aneka Pemikiran Tentang Kuasa Dan Wibawa." Jakarta: Sinar Harapan. HIml.
16.Dikutip dari Max Weber. 1982. IWrfscftaft und Gese/scftaft. Tubingen Mohr. 1982.
'Ibid
^Soelaeman Soemardi. 'Pendekatan Terhadap Kejahatan Sebagai Suatu Fenomena Sosial." Dalam Miriam
Budihardjo. "AnekaPemikiran DalamTentang Kuasa DanWibawa." Dikutip dari Robert Strausz-Hupe. 1956.
Power and Community. Him. 12 dan 14.
®Budihardjo. Op.Cit. Him. 20.
®/Wd. Him. 17.

85
alternatif bertindak atau altematif-altematif perlindungan masyarakat. Perlindungan
memilih. yang tersedia bagi pelaku-pelaku masyarakat terdiri dari perlindungan masyarakat
lain". dari kejahatan dan perlindungan masyarakat
Kekuasaan untuk menetapkan batasan dari penjahat, dan perlindungan masyarakat
alternatif-alternatif bertindak bagi seseorang dari kekuasaan yang sewenang-wenang.
atau sekelompok orang dalam kehldupan Selain berarti kemampuan untuk
masyarakat padadasamyaadalah pembuatan mempengaruhi orang lain dan penetapan
aturan-aturan hukum sebagai aturan main altematif-altematif bertindak, kekuasaan juga
dalam kehidupan masyarakat yang disertai mengandung makna sarana pelaksanaan
dengan sanksi hukum tertentu untuk fungsi-fungsi dalam masyarakat dan atas
menjamin terselenggaranya ketertiban dan nama masyarakat.® Pelaksanaan fungsi-
ketenteraman dalam hubungan-hubungan fungsi dalam masyarakat mencakup
sosial. Aturan hukum tersebut merupakan pelaksanaan fungsi politik, pelaksanaan fungsi
kewajiban setiap anggota masyarakat guna ekonomi, pelaksanaan fungsi sosial dan
menjamin terselenggaranya ketertiban dan budaya, pelaksanaan fungsi hukum dan
ketenteraman masyarakat, Kekuasaan dalam pemerintahan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi
konteks in! termasuk dalam lingkup kebijakan lainnya. Pelaksanaan fungsi itu bertujuan untuk
publik, khususnya kebijakan hukum (legal i memperlancar interaksi sosial dan
policy). / penyelenggaraan kehidupan masyarakat.
Menurut Talcot Parsons,' kekuasaan' Untuk keperluan tulisan ini, kekuasaan
adalah kemampuan umum untuk menjamin diartikan sebagai konsep hubungan sosial
pelaksanaan dari kewajiban-kewajiban yang dominatif yang menggambarkan adanya suatu
mengikat oleh unit-unit organisasi kolektif kekuatan yang dimiliki oleh seseorang atau
dalam suatu sistem yang merupakan satu pranata untuk memaksakan kehendaknya
kewajiban-kewajiban yang diakui dengan kepada orang lain {termasuk pranata lain) yang
acuan kepada pencapaian tujuan-tujuan dilakukan melalui penetapan perintah-perintah
kolektif mereka dan bila ada pengingkaran atau pembuatan aturan-aturan tingkah laku
terhadap kewajiban-kewajiban dapat dikenai sehingga orang lain menjadi tunduk dan patuh
oleh sanksi negatif tertentu siapapun yang terhadap perintah-perintah dan aturan-aturan
menegakkannya. tingkah laku tersebut.
Pengertian kekuasaan yang dikemukakan Dalam masyarakat terdapat pelbagai
oleh Parson menitikberatkan kepada kekuasaan: kekuasaan yang balk dan jahat,
kekuasaan publik untuk menegakkan aturan- kekuasaan fisik (misalnya kekuasaan tentara
aturan masyarakat yang bersifat memaksa dan polls!), kekuasaan ekonomi (misalnya
demi pencapaian tujuan masyarakat. Dengan modal dan tenaga kerja), dan juga kekuasaan
kata lain, penggunaan kekuasaan adalah untuk batin manusia dan suslla, misalnya kekuasaan

^Talcott parsons. The Distribution ofPowerinAmericanSociety." WorldPolitics. Oktober. 1957. Hlm.139.


Talcott Parsons. 1967. Sociological Theoryand Modern Society.NewYork; The Free press.Hlm. 308.

86 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL. 1. AGUSTUS 2000:83 - 100


Salman Luthan. DIalektlka Hukum dan Kekuasaan

kepribadian, kekuasaan agama dan gereja, Pembagian kekuasaan yang sering


kekuasaan ilmu pengetahuan, kekuasaan dijadikan acuan dalam stud! kekuasaan adalah
perkataan yang diiicapkan dan yang ditulis, pembagian kekuasaan yang dikemukakan
kekuasaan kesusilaan dan kekuasaan adat oleh Max Weber^° yang membagi kekuasaan
atau kebiasaan, artinya kekuasaan yang dalam tiga macam wewenang. yaitu tradisional,
dilakukan atas anggota masyarakat oleh kharlsmatik dan rasional-legal. Wewenang
pandangan-pandangan yang berlaku dalam tradisional berdasarkan kepercayaan dlantara
masyarakat mengenai apa yang baik dan anggota masyarakat bahwa tradisi lama serta
buruk, patut dan tidak patut, sopan dan tidak kedudukan kekuasaan yang dilandasi oleh
sopan.® tradisi itu, adalah wajar dan patut dihormati.
Pembagian kekuasaan tersebut Wewenang kharismatik berdasarkan
merupakan pembedaan kekuasaan secara kepercayaan anggota masyarakat pada
umum. Kekuasaan dapat dibedakan daiam kesaktian dan kekuatan mistik atau religius
beberapa kelompok. Misalnya kekuasaan seorang pemimpin. Hitler dan Mao Tse Tung
negara dan kekuasaan masyarakat. sering dianggap sebagai pemimpin
Kekuasaan negara berkaitan dengan otoritas kharismatik, sekalipun tentu mereka juga
negara sebagai suatu badan yang diberi memillkl unsur wewenang rasional-legal.
wewenang oleh masyarakat guna mengatur Wewenang rasional-legal berdasarkan
kehidupannya secara tertib dan damai. kepercayaan pada tatanan hukum dilandasi
Kekuasaan masyarakat adalah kekuatan/ kedudukan seorang pemimpin. Ditekankan
kemampuan masyarakat untuk mengeiola bukan orangnya akantetapi aturan-aturan yang
dan mengorganisasikan kepentingan individu- mendasan tingkah lakunya.
individu dan kelompok-kelompok masyarakat Mengenai esensi hukum dapat
yang menjadi anggotanya sehingga interaksi dikemukakan bahwa ada perbedaan
sosia! dapat berjalan secara lancar. pandangan di antara para ahli hukum tentang
Ketidakseimbangan kekuasaan negara hukum. Perbedaan pandangan itu dapat
dan masyarakat dapat mendorong terjadinya dilihat dari pengertian hukum yang mereka
kekuasaan negara hegemonik dl mana kemukakan yang berbeda antara yang satu
negara sangat kuat dan masyarakat sangat dengan yang lainnya. Meskipun ada
lemah sehingga terclpta pola hubungan perbedaan pandangan. namun pengertian Itu
dominatif dan eksploitatif. Negara bukan hanya dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok
campur tangan dalam urusan-urusan Pertama, ahli hukum yang mengartikan
kenegaraan dan kemasyarakatan. Tetapi hukum sebagai nilai-nilai. Misalnya, Victor
negara juga intervensi dalam kehidupan Hugo yang mengartikan hukum sebagai
pribadi anggota masyarakat yang sebenamya kebenaran dan keadilan. Sejalan dengan
bukan teritorial kekuasaan negara.

®Karl Olivecrona. 1939. Lawas Facf.Copenhagen-London. Him. 123.


"Budlhardjo. Op.CIt Him. 24.

87
pengertian tersebut, Grotius" mengemukakan bentuk hukum yang hidup (theliving law) dalam
bahwa hukum adalah suatu aturan moral masyarakatatau dalam bentuk perilaku hukum
tindakan yang wajib yang merupakan sesuatu masyarakat. Perilaku hukum terdiri dari
yang benar. Pembahasan hukum dalam. perilaku melanggar hukum (pelanggaran
konteks nilai-nilal berarti memahami hukum hukum) dan perilaku menaati aturan-aturan
secara fiiosofis karena nllai-nllal merupakan hukum.
abstraksi tertinggi dari kaidah-kaidah hpkUm. Perbedaan pandangan di antara ahli
Kedua, ahli hukum yang mengartikan hukum bukan hanya mengenai pengertian
hukum sebagai asas-asas fundamental hukum, tap! juga mengenai hakekat hukum.
dalam kehidupan masyarakat Definisi hukum Perbedaan pandangan mengenai hakekat
dalam perspektif ini terlihat dalam hukum irii tergambardari munculnya berbagai
pandangan Salmond'^ yang mengatakan mazhab dalam pemikiran hukum. Pertanyaan
"hukum merupakan kumpuian asas-asas yang pokok tentang hakekat hukum berkaitan
diakul dan diterapkan oleh negara di dalam dengan hukum yang benar, apakah hukum
peraditan. Dengan perkataan lain, hukum yang benar? Jawaban atas pertanyaan prinsipil
terdiri dari aturan-aturan yang diakui dan tersebut beraneka ragam dan saling
dllaksanakan pada pengadllan". kontradiktif.
Ketlga, ahli hukum yang mengartikan Dalam paham hukum agama yang teistik,
hukum sebagai kaidah atau aturan tingkah hakekat hukum adalah perintah Allah. Hukum
laku dalam kehidupan masyarakat Misalnya, yang benar adalah hukum yang difirmankan
Vinogradoff^ mengartikan hiifcum sebagai dan diperintahkan oleh Tuhan, pencipta alam
seperangkat aturan yang diadakan dan semesta. Menurut doktrin felam, hukum yang
dllaksanakan oleh suatu masyarakat dengan benar adalah hukum-hukum Allah yang
-menghormati kebijakan dan pelaksanaan dirumuskan dalam Qur'an, dan hukum-hukum
kekuasaan atas setiap manusia dan barang. yang disabdakan Rasul dalam hadist.
Pengertian yang sama dikemukakan oleh Sedangkan bagi paham sekuler, hakekat
Kantorowich, hukum adalah suatu kumpuian hukumtidakada hubungannya dengan urusan
aturan sosial yang mengaturperilaku lahirdan keagamaan dan ketuhanan, tapi merupakan
berdasarkan pertimbangan dapat dibenarkan/ urusan peradilan, kemasyarakatan, dan
terjemahan sendiri kenegaraan.
Keempat, ahli hukum yang mengartikan Dalam konteks ini hakekat hukum bisa
hukum sebagai kenyataan (das sein) dalam ditinjau dari empat perspektif, yaitu perspektif
kehidupan masyarakat. Hukum sebagai otoritas (wewenang), perspektif substantif,
kenyataan sosia! mewujudkan diri dalam perspektif sosiologis, dan perspektif realis.

"Ahmad All. 1996.MenguakTabirHukum. Chandra Pratama. Him. 39.


"LB. Curzon. 1979. Jurisprudence. M&E Handbook. Him. 24.
"All. Op. at. Him. 34.

88 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL. 7. AGUSTUS 2000:83 - 100


Salman Luthan. Dialektika Hukum dan Kekuasaan

Perspektif otoritas merupakan. pandangan Perspektif historis menlnjau keabsahan


paham positivisme yang menempatkan hukum kebudayaan masyarakat itu, khususnya
keabsahan hukiim pada otoritas dalamjiwa rakyat. Von Savigny yang nhenjadi
pembentukan dan penegakan hukum. dipelopor perspektif menggambarkan bahwa
Menurut positivisme, hukum adalah perintah keseluruhan hukum sungguh-sungguh
penguasa' yang berdaulat dalam terbentuk melalui kebiasaan dan perasaan
mengorganisasikan kehidupan masyarakat kerakyatan. yaitu melalui pengoperasian
dan negara dan harus ditaati oleh masyarakat. kekuasaan secara diam-diam. Hukum
Femikir positivisme yang cukup berakar pada sejarah manusia, di mana
berpengamh, John Austin'^ mengemukakan akarnya' dihidupkan oleh kesadaran,
bahwa hukum adalah seperangkat perintah. keyakinan dan kebiasaan warga masyarakat.
baik iangsung ataupun tidak langsung, dari Perspektif sosiologis meninjau keabsahan
pihak yang berkuasa kepada warga hukum Hu dari sudut kemampuan atau daya
masyarakatnya yang merupakan masyarakat kerja hukum mengaturkehidupan masyarakat.
politik yang independen, di mana otoritasnya Pertanyaan pokoknya adalah, apakah hukum
(pihak yang berkuasa) merupakan otoritas itu dapat berlaku secara efektif untuk mengatur
tertinggi). Definisi yang hampir sama kehidupan masyarakat. Hakekat hukum
dikemukakan puia oleh Blackstone (Abad menumt perspektif sosiologis adalah hukum
XVII!) yang mengungkapkan bahwa hukum yang sesuai dengan fakta-fakta sosial.
adalah suatu aturan tindakan-tindakan yang Lundstedt mengemukakan hukum sungguh-
ditentukan oleh orang-orang yang berkuasa sungguh berwujud eksistensi dari fakta-fakta
bagiorang-orang yang dikuasai, untuk ditaati. sosial. yang secara keseluruhan berbeda dari
Berbeda dengan perspektif otoritas, sekedar ilusi. Hukum adalah esensiai jika
perspektifsubstantif tidak melihat keabsahan masyarakatnya bertahan lama,inilah hal yang
hukum dari sudut otoritas yang membentuk mendasar dari hukum, oleh karena itu, sangat
hukum tersebut,tapidari muatan atau isiyang dibutuhkan kesejahteraan masyarakat.
terkandung daiam kaidah-kaidah hukum Kaum realis dapat digolongkan ke daiam
tersebut. Pandangan perspektif in! tergambar perspektif sosiologis karena sama-sama
dari pandangan John Locke yang berpijak pada realitas sosial, Hakekat hukum
mengemukakan bahwa hukum adalah menunjt pandangan reaiislsme adalah hukum
sesuatu yang ditentukan oleh warga yang hidup, yaitu hukum yang dipraktikkan oleh
masyarakat pada umumnya tentangtindakan- pengadilan dalam menyelesaikan sengketa-
tindakan mereka, untuk menilai mana yang sengketa dan kasus-kasus hukum yangteijadi
merupakan perbuatan yang jujur dan mana daiam masyarakat. Holmes,seorang hakim
yang merupakan perbuatan yang curang. agung USA yang menjadi pendiri aliran realis.

"to/d. Him. 40.


"Curzon. Op. Cit Him. 27.

89
berpendapat "apa yang diramalkan akan Rakyat) daiam hierarki kekuasaan terlinggi.
diputiiskan oleh pengadilan, itulah yang saya Hierarki kekuasaan di bawah MPR adalah
artikan sebagai hukum" Pendapat Holmes Ini kekuasaan iembaga-iembaga tinggi negara,
sejalan dengan pandangan Llewellyn yang yaitu presiden, DPR (Dewan Perwakiian
menyatakan bahwa apa yang diputuskap oleh Rakyat), DPA (Dewan Pertimbangan Agung).
seorang hakim tentang suatu persengketaan, MA (Mahkamah Agung) dan BPK (Badan
adalah hukum itu sendlri. Pemeriksa Keuangan). UUD 1945 juga
mendeskripsikan struktur kekuasan pusat dan
daerah. Di samping itu, juga dideskripsikan
Hubungan Hukum dengan Kekuasaan hubungan kekuasaan antara kekuasaan
Pola hubungan hukum dengan kekuasaan lembaga tertinggi negara dengan kekuasaan
ada dua macam. Pertama, hukum adalah iembaga-iembaga tinggi negara, hubungan
kekuasaan itusendiri. Menurut Lassalle dalam kekuasaan di antara lembaga-lembaga tinggi
pidatonya yang termashur Uber negara, dan hubungan kekuasaan antara
Verfassungswessen, "konstitusi sesuatu. pusat dan daerah.
negara bukanlah undang-undang dasar Pemahaman konstitusi dari sudut
tertulis yang hanya merupakan 'secarik kekuasaan mempunyai perbedaan dengan
kertas", meiainkan hubungan-hubungan- pemahaman konstitusi sebagai aturan dasar
kekuasaan yang nyata dalam suatu negara"^® negara fsfaate fundamental nonns} atau norma
Pendapat Lassalle ini memandang konstitusi dasar (ground norm) negara sebagaimana
dari sudut kekuasaan.. - konsep Hans Kelsen. Kajian hukum. termasuk
Dari sudut kekuasaan, aturan-aturan konstitusi, yang banyak diiakukan adaiah
hukum yang tertuang dalam konstitusi suatu kajian normatif, yaitu memahami hukum
negara merupakan deskripsi struktur sebagai aturan tingkah iaku.
kekuasaan yang terdapat daiam negara Hakekat hukum dalam kontekskekuasaan
tersebut dan hubungan-hubungan kekuasaan menurut Karl Oiivecrona tak lain daripada
di antara lembaga-lembaga negara. Dengan "kekuatan yang terorganisasi", hukum adalah
demikian, aturan-aturan hukum yang termuat "seperangkat aturan mengenai penggunaan
daiam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 kekuatan", dia mengingatkan "kekerasan flsik
merupakan deskripsi struktur kekuasaan atau pemaksaan" sebagai demikian sama
ketatanegaraan Indonesia dan hubungan- sekali tidak berbeda dari kekerasan yang
hubungan kekuasaan antara iembaga- diiakukan pencuri-pencuri dan pembunuh-
lembaga negara. pembunuh.^^
Struktur kekuasaan menurut UUD 1945 Walaupun kekuasaan itu adalah hukum,
menempatkan MPR (Majelis Permusyawaratan namun kekuasaan tidak identik dengan

^®L.J. van Apeldorn. 1986. Pengantarllmu Hukum. Jakarta: FT Pradnya Paramita. Him. 70.
"Karl Oiivecrona. 1939. Law as Fact. Copenhagen-London. Him. 123,169.

90 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL 7. AGUSTUS 2000:83 -100


Salman Luthan. 'Dialektika Hukum dan Kekuasaan

hukum. Mengenai ha! ini Van Apeldorn ditentukan oleh kualitas aparatur pemaksa
mengemukakan bahwa hukum adalah (polisi dan jaksa) dalam menjalankan
kekuasaan. Hal ini tidak berarti bahwa hukum tugasnya. Sedangkan kesusilaan adalah
tidak lain daripada kekuasaan belaka; tidak kekuasaan batin yang bersumber kepada
berarti bahwa hukum dan kekuasaan adalah kesadaran diri manusia mengenai kebaikan,
dua perkataan yang sama. Hukum adalah kepatutan dan rasa keadilan. Kepatuhan
kekuasaan, akan tetapi kekuasaan tidak masyarakat kepada aturan hukum bukan
selamanya hukum. Might is not right, kata karena ada paksaan dari aparat penegak
pepatah inggris yang terkenal. Pencuri hukum, tapi berdasarkan kesadaran diri
berkuasa atas barang yang dicurinya, akan anggota masyarakat yang dengan sukarela
tetapi belum berarti bahwa la berhak atas mematuhi aturan-aturan hukum.
barang itu.^® Di samping hukum sama dengan
Esensi kekuasaan yang sama dengan kekuasaan, pola hubungan hukum dengan
hukum tersebut menurut Lassalle adalah kekuasaan yang lain adalah bahwa hukum
kekuasaan fisik, khususnya kekuasaantentara tidak sama dengan kekuasaan. Artinya, hukum
dan polisi. Namun menurut van Apeldorn, dan kekuasaan merupakan dua hal yang
kekuasaan fisik (materiil) itu bukanlah anasir terpisah. Meskipun hukum dankekuasaan dua
yang hakiki dari hukum. apalagi anasir yang hal yang terpisah, tapi ada hubungan yang erat
esenslal daripadanya. Kekuasaan fisik Itu di antara keduanya. Hubungan itu dapat
biasanya hanya menjadi unsur tambahan: berupa hubungan dominatif dan hubungan
sesuatu accesoir, bukan bagian dari hukum. resiprokal (timbal balik). Ada tiga bentuk
Sebaliknya kekuasaan susila adalah anasir manifestasi hubungan hukum dan kekuasaan
yang esensial dari hukum, yakni kekuasaan dalam konteks ini.
yang diperoleh kaidah-kaidah hukum dari nilai Pertama, hukum tunduk kepada
yang diberikan oleh masyarakat padanya, dan kekuasaan. Dalam konteks ini hukum bukan
berdasarkan hal mana biasanya kaidah- hanya menjadi subordinasi kekuasaan, tapi
kaidah itu dapat mengharapkan pentaatan juga sering menjadi alat kekuasaan. Dengan
dengan sukarela oleh anggota-anggota kata lain, kekuasaan memiliki supremasi
masyarakat.^^ terhadap hukum atau adanya supremasi
Kekuasaan fisik adalah kekuasaan yang kekuasaan. Oleh karena itu, definisi hukum
mengandaikan diri pada kekerasan atau yang dikemukakan oleh para ahli menempatkan
paksaan untuk memaksa ketaatan masyarakat hukum berada di bawah kontrol kekuasaan.
kepada aturan hukum yang berlaku dan bila Pendapat ahli hukum yang menggambarkan
melanggar akan dikenakan sanksi hukum. pandangan supremasi kekuasaan terhadap
Kepatuhan masyarakat kepada hukum sangat hukum dikemukakan oleh Thrasimachus yang

Vd. Him. 69.


"/bW. Him. 73.

91
mengungkapkan bahwa hukum tak lain Konsep itu dirumuskan dalam terminologi
daripada apa yang berfaedah bag! orang yang supremasi hukum (supreme of law).
lebih kuat. Pengertian yang hampir sama Supremasi hukum berarti bahwa hukum
dikemukakan pula oleh Gumplowicz yang merupakan kaidah tertinggi untuk mengatur
mengungkapkan bahwa hukum bersandar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
pada penaklukan yang lemah oleh yang lebih bernegara. Hukum sebagai kaidah tertinggi
kuat: hukum adaiah susunan definisi yang muncul dalam konsep staats fundamental
dibuat oleh pihak yang kuat untuk norm ataugrundnorm menurut pemikiran Hans
mempertahankan kekuasaannya.^" Kelsen. Di samping itu. supremasi hukum juga
Dalam perspektif Marxisme, hukum berarti bahwa penggunaan kekuasaan untuk
dibuat tidak untuk melindungi kepentingan menjalankan kehidupan ketatanegaraan dan
seluruh masyarakat, tap! untuk melindungi roda pemerintahanharus berdasarkan kepada
kepentingan kelompok elit. Hukum adaiah alat aturan hukum. Tanpa landasan hukum,
kaum kapitasiis untuk melindungi kekuasaan tidak memiliki legalitas.
kepentingannya dalam melakukan kegiatan Pada prinsipnya supremasi hukum tidak
bisnis, danalat penguasa untuk mempertahankan lain dari rule of law, sehingga dalam suatu
kekuasaannya. Hukum berplhak kepada pihak negara hukum tentunya harus terdapat
yang berkuasa dan kaum kapitalis. supremasi hukum. Menegakkan supremasi
Kepentingan dari General Motors adaiah hukum tentunya harus ada mle oflaw.^ Rule
kepentingan Amerika Serikat," katapepatah di of law suatu konsep yang dipergunakan agar
negeri Raman Sam. Negara membantu para supaya negara dan pemerintahnya, termasuk
pengusaha, karenasepertiyang diuraikan oleh warga negara tidak melakukan tindakan
Poulantzas dan Block, hidup negara ini kecuali berdasarkan hukum.'
memang tergantung pada sukses para Timothy O'hogan dalam The End of Law
pengusahanya. Birokrasi negara dibiayai danA.V. Dicey dalam Law and the Constitution
dengan pajak dari mereka.^^ menyebutkan prinsip-prinsip utama negara
Kedua, kekuasaan tunduk kepada hukum. hukum dalam kaitan tegaknya supremasi
Artinya, kekuasaan berada di bawah hukum hukum. Prinsip-prinsip tersebut meiiputi
atau hukum berada di atas kekuasaan, dan pemerintahan berdasarkan hukum dan
hukum yangmenentukan eksistensi kekuasaan. menghindarkan kekuasaan yang sewenang-
Dalam pemikiran hukum, tunduknya kekuasaan wenang, prinsip persamaan dl depan hukum
kepada hukum merupakan konsep dasar (equaiity before the law), perlindungan hak
dalam penyelenggaraan ketatanegaraan. asasi manusia (HAM), dan adanya peradilan
yang bebas dan independen.^

^Ibid. Him. 70.


2^Arief Budirnan. 1996. Teori Negara, Kekuasaan dan Idiologi. Jakarta:Gramedia. Him. 79.
^Harian Kompas. 23 September1999.
^Jawahirlhontowi. "Penegakan Supremasi Hukum dalam Sistem Peradilan Indonesia." UsulanPenelitian.
Him. 4

92 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL 7. AGUSTUS 2000:83 -100


Salman Luthan. Dialekfika Hukum dan Kekuasaan

Ketiga, ada hubungan timbal balik rechtspraak (mengadili) dan politie (polisi).
(simbiotik) antara hukum dan kekuasaan. Sedangkan menurut Block,fungsi negara
Dalam hal ini hubungan hukum dan daiam sistem kapitails ada tiga macam.
kekuasaan tidak bersifat dominatif di mana Pertama, menciptakan kondisi sehingga
yang satu dominan atau menjadi faktor pengembangan modal bisa berjaian dengan
determinan terhadapyang lain, tap! hubungan lancar, baik bagi pengusaha nasionai maupun
pengaruh mempengaruhi antara keduanya. asing. inilah yang disebutnya sebagaibusiness
Hubungan pengaruh mempengaruhi itu confidence. Kedua, memeratakan kekayaan
secukupnya supaya kaum buruh bisa
bersifat fungsionai, artinya hubungan itu diiihat
dari sudut fungsi-fungsi tertentu yang dapat mereprodukslkan dirinya, dan juga supaya
dijaiankan di antara keduanya. Dengan kaum buruh percaya bahwa mereka sudah
demikian, kekuasaan memiliki fungsi terhadap diperiakukan secara adii sehingga mereka
hukum, dan sebaiiknya hukum mempunyai tidak membuat keributan yang dapat merusak
fungsi terhadap kekuasaan. suasana bisnis yang baik. Ketiga, berperan
sebagai polisi untuk mencegah gangguan
terhadap sistem yang ada, serta mengembangkan
Kekuasaan dalam Konteks Hukum
suatu ideologi yang membuat kaum buruh
Kekuasaan dalam konteks hukum berkaltan merasa diperiakukan adii daiam sistem yang
dengan kekuasaan negara, yaitu kekuasaan sebenamya menguntungkan kaum kapitalis.
untuk mengatur dan menyelenggarakan Struktur kekuasaan negara bersifat
kehidupan bermasyarakat dan bernegara hierarkis atau berjenjang, mulai dari
yang meliputi bidang legisiatif, eksekutif dan J^ekuasaan tertinggi sampai kekuasaan
yudikatif. Pengaturan dan penyeienggaraan terendah. Kekuasaan tertinggi daiam suatu
kehidupan bermasyarakat dan bernegara itu negara adaiah kedauiatan. Kedauiatan adaiah
mencakup pengaturan dan penyeienggaraan kekuasaan negara secara definitif untuk
di tingkat pusatdan di tingkat daerah. Dengan memastikan aturan-aturan keiakuan dalam
demikian, kekuasaan merupakan sarana wiiayahnya, dan tidak ada pihak, baik di dalam
untuk menjaiankan fungsi-fungsi pckok maupun di iuar negeri, yang harus dimintai
kenegaraan guna mencapai tujuan negara. izin untuk menetapkan atau meiakukan
Menurut Van Volienhoven" ada empat sesuatu. Kedauiatan adaiah hak kekuasaan
fungsi pckok kenegaraan yang menjadi tugas mutlak, tertinggi, tak terbatas, tak tergantung,
negara yaitu: regeling (membuat peraturan) dan tanpa kecuai.^®
bestuur (pemerintahan daiam arti sempit).

2«Moh. Kusnardy dan Harmaily Ibrahim. 1988. "Hukum Tata Negara Indonesia." Pusat Studi Hukum Tata
Negara Ui. Him. 147. Dikutip dari Van Vollenhoven. Sfaafsrechf ove/zee. Op Cit Him. 104 -125,243.
^Arief Budiman. "Bentuk Negara dan Permerataan Hasil Pembangunan". Prisma. Juli 1982.
^tvlagnis Suseno. 1988. Etika Politik. Jakarta: PT Gramedia. Him. 53

93
Kedaulatan (souvereignity) adalah ciri atau kehidupan kenegaraan. Esensi kedaulatan
atribut hukum dari negara-negara, dan sebagai rakyat sama dengan sistem demokrasi.
atribut negara dia sudah lama ada, bahkan Dengan demlkian. negara yang berkedaulatan
ada yang berpendapat bahwa sovereignity itu rakyat adalah negara demokrasi.
mungkin lebih tua dari konsep negara Itu Elemen negara demokrasi ada lima
sendiri" Dalam teori kenegaraan, ada empat macam, yaitu: rakyat teriibat dalam pembuatan
bentuk kedaulatan sebagai pencerminan keputusan politik, adanya tingkat persamaan
kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. kedudukan di antara rakyat; adanya tingkat
Keempat bentuk kedaulatan itu adalah liberasi dan kebebasan yang dijamin untuk
kedaulatan Tuhan (godsouvereiniteit), atau .... oleh rakyat; adanya satu sistem
kedaulatan negara (staatssouvereiniteit), perwakilan, dan satu sistem pemilihan
kedaulatan hukum (rechtssouvereiniteit}, dan berdasarkan aturan mayoritas.^^
kedaulatan. rakyat (volkssouvereiniteifj^^ Bentuk kedua kekuasaan dalam konteks
Dalam kedaulatan Tuhan, keabsahan hukum adalah wewenang. Wewenang berasal
kekuasaan terletak pada sumber kekuasaan dari bahasa Jawa yang mempunyai dua arti,
yang berasal dari Tuhan. Menurut paham yaitu pertama, kuasa (bevoegdheid) atas
kedaulatan negara, kedaulatan itu ada pada sesuatu, misalnya atas sebidang tanah, atas
negara, dan dalam kedaulatan hukum, yang suatu hak. Kedua, serangkaian hak yang
berdaulat itu bukan Tuhan dan bukan negara, melekat pada jabatan atau seorang pejabat
tapi adalah hukum itu sendlri. Dalam untuk mengambil tindakan yang diperlukan
kedaulatan rakyat, yang berdaulat itu adalah
agar tugas pekeijaan dapat terlaksana dengan
rakyat. baik, kompetensi, yurisdiksi, otoritas.^
Kedaulatan rakyat berarti bahwa yang Adalah ciri khas negara bahwa
berdaulat di suatu negara adalah rakyat. kekuasaannya memiliki wewenang. Maka
Penguasa memperoleh kekuasaan untuk kekuasaan negara dapat disebut otoritas atau
menjalankan fungsi-fungsi kenegaraan wewenang. Otoritas atau wewenang adalah
(pemerintahan) karena mendapat persetujuan "kekuasaan yang dilembagakan". yaitu
rakyat yang dilakukan melalui proses kekuasaan yang de fakto menguasai, melainkan
pemilihan umum (pemilu). Pemilu merupakan juga berhak menguasai. Wewenang adalah
mekanisme demokratis untuk menegakkan kekuasaan yang berhak menuntut ketaatan,
prinsip kedaulatan rakyat dalam tatanan jadi berhak memberikan perintah.^^

^Fred Iswara. 1964. Pengantar llmu Politik. Dhwiwantara. Him. 92.


^®Srl Soemantri. "Masalah Kedaulatan Rakyat Berdasarkan UUD1945." Dalam Padmo Wahyono (ed).
1984. Masalah Ketatanegaraan Indonesia Dewasa Ini. Ghalia Indonesia. Him. 67.
^Lyman Tower Sargent. 1984. Contemporary Political Ideologies. Sixth Edition. The Dorsey Press.
Him. 32-33.
^Andi Hamzah. 1986. Kamus Hukum. Ghalia Indonesia. Him. 633.
'^Suseno. Op.CIt Him. 53.

94 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL. 7. AGUSTUS 2000:83 -100


Salman Luthan. Dialektika Hukum dan Kekuasaan

Bentuk ketiga kekuasaan dalam hukum b. Hak itu tertuju pada orang lain, yaitu yang
adalah hak. Salmond merumuskan hak sebagai menjadi pemegang kewajiban di mana
kepentingan yang diakui dan dilindungi oleh antara hak dankewajiban terdapat hubungan
hukum. Rumusan yang hampir sama korelatif.
dikemukak'an oleh Allend yang c. Hak yang ada padaseseorang mewajibkan
mengemukakan bahwa hak itu sebagai suatu pihak lain untuk melakukan [monisson]
kekuasaan berdasarkan hukum yang atau tidak melakukan {omission) sesuatu
dengannya seorang dapat meiaksanakan perbuatan. Hal In) dapat disebut sebagai
kepentingannya {the legallyguaranteed power isi dari hak.
to realise an interest). Sedangkan menurut d. Perbuatan atau omission itu menyangkut
Holland hak itu sebagai kemampuan sesuatu yang dapat disebutsebagai objek
seseorang untuk mempengaruhi perbuatan dari hak.
atau tindakan seseorang tanpa menggunakan e. Setiaphakmenurut hukum itu mempunyai
wewenang yang dimilikinya, tetapididasarkan titel, yaitu suatu peristiwa tertentu yang
atas suatu paksaan masyarakat yang merupakan alasan melekatnya hak itu
terorganisasi pada pemlllknya.
DefinisI hak menurut Holmes^^ adalah Pengakuan hukum terhadap hak
nothing but permission to exercise certain seseorang mengandung konsekuensi adanya
natural powers and upon certain conditions kewajiban pada pihak atau orang lain. Ha! itu
to obtain protection, restitution, or compensa bisa terjadi karena hubungan hak dan
tion by the aid ofpublic force. Hak dapat pula kewajiban berslfat reslprokal atau timbal balik
diartlkan sebagai kekuasaan yang dipunyal hubungan hak dan kewajiban terjadi dalam
seseorang untuk menuntut pemenuhan konsep hubungan hukum, terutama dalam
kepentingannya yang dilindungi oleh hukum pelaksanaan hubungan hukum (hukum
dari orang lain, balk dengan sukarela maupun subjektif). Kewajiban adalah suatu perintah
dengan paksaan. hukum yang mengharuskan seseorang untuk
Dengan mengacu kepada beberapa memenuhl suatu hal yang menjadi hak orang
pengertlantersebut dapat dildentiflkasikan ciri- lain atau meiaksanakan perbuatan tertentu.
ciri hak. Menurut Fitzgerald," ciri-ciri yang Dengan deskripsi di atas menjadi jelas
melekat pada hak adalah; bahwa kekuasaan dalam konteks hukum
a. hak itu dilekatkan pada seseorang yang mellputi kedaulatan, wewenang atau otoritas,
disebut sebagai pemilik atau subjek dari dan hak. Ketiga bentuk kekuasaan itu memiliki
hak itu. la juga disebutsebagai orang yang esensi dan ciri-ciri yang berbeda satu sama
memiliki titel atas barang yang menjadi iain.
sasaran hak.

^Llli Rasjidi. 1988.Dasar-DasarFilsafat Hukum.Rajawali. Him. 45.


^AII. Op. at Him. 243.
mid. Him. 244.

95
Fungsi Dialektis Hukum dan Kekuasaan Otoritas pembentukan ketentuan hukum
Fungsi dialektis hukum dan kekuasaan yang bersifat umum bukan hanya menjadi
adalah fungsi timbal ballk antara hukum den kekuasan legislatif, tapi juga menjadi
kekuasaan. Fungsi hukum dan kekuasaan meiiputi wewenang badan peradllan, khususnya
fungsi kekuasaan terhadap hukum dan fungsi sistem hukum Anglo saxon yang mengakui
hukum terhadap kekuasaan. Pembahasan yurisprudensi sebagai sumber hukum pokok.
pendahuluan akan mendeskripsikan fungsi Yurisprudensi menjadi acuan penyelesaian
kekuasaan terhadap hukum. Ada tiga macam kasus-kasus yang sejenis, sehlngga dengan
fungsi kekuasaan terhadap hukum. demikian juga bersifat umum. Dengan
Pertama, kekuasaan merupakan sarana untuk demikian, kekuasaan apa saja yang
membentuk hukum, khususnya pembentukan mempunyai otoritas pembentukan hukum
undang-undang (law making). Kekuasaan dipengaruhi pula sistem hukumnya.
untuk mbmbentuk hukum dinamakan
Fungsi parlemen juga mengalami
kekuasaan legislatif (legislative powei), yang perkembangan dan pergeseran. Sekarang,
merupakan kekuasaan pademen atau badan fungsi pokok parlemen tidak hanya sebagai
perwakilan. Kekuasaan legislatif sebagai badan pembuat undang-undang. namun juga
kekuasaan pembentuk undang-undang pertu dillhat sebagai media komunikasi antara
berasal dari pemikiran Jhon Locke dan rakyat dan pemerintah. Dalam pemerintahan
Montesquieu. sistem pariementer ia juga berfungsi sebagai
jalur rekmtmen kepemimpinan politik sekailgus
Dalam praktek ketatanegaraan di berbagai
sebagai badan pengelola konflik yang
negara. terdapat konvergensi kekuasaan
berkembang di masyarakat.^^
pembentukan undang-undang. Pembentukan
Kedua, kekuasaan merupakan alat untuk
undang-undang tidak lagi menjadi monopol!
menegakkan hukum. Penegakanhukum adalah
parlemen, tap! kerjasama antara paiiemen
suatu proses mewujudkan keinginan-keingian
dan pemerintah. Bahkan kecendenjngan di
hukum menjadi kenyataan. Yang disebut sebagai
berbagai negara menunjukkan lebih besamya
keinginan-keinginan hukum adalah di sinl tidak
peran pemerintah dalam pembentukan
lain adalah pikiran-pikiran badan pembuat
undang-undang. Hal itu bisa terjadi karena
undang-uridang yang dirumuskan dalam
pernerintah mempunyai tenaga ahli yang
peraturan-peraturan hukum.!®
banyak dalam birokrasi pemerintahan guna
Penegakan hukum dengan demikian
menyiapkan konsep atau rancangan undang-
bukan sekedar menerapkan-aturan-aturan
undang. Undang-undang merupakan produk
hukum formal saja, tapi juga mengaitkan
hukum yang bersifat umum yang mengikat
seluruh warganegara.
secara langsung aturan-aturan hukum Itu

^Bambang Cipto. 1995.Dewan Perwakilan Rakyat Rajawall. Him. 10.


^Satjipto Rahardjo. MasalahPenegakan Hukum. Tanpa tahun. SinarBaru. Him.24.

96 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL 7. AGUSTUS 2000:83 -100


Salman Luthan. Dialektika Hukum dan Kekuasaan

dengan semangat atau spirit yang masyarakat (penegakan hukum secara


melatarbelakangi iahirnya aturan-aturan represif). Penegakan hukum secara represif
tersebut. Penegakan hukum yang semata- bertujuan untuk mempertahankan legalitas
mata menegakkan aturan formal tanpa aturan hukum dengan cara menghukum para
mengaitkannya secara langsung dengan pihak yang melanggar hukum.
semangat yang terkandungdalam aturan akan Akhirnya, kekuasaan merupakan media
beriangsung dengan cara yang sangat untuk melaksanakan hukum. Adapun yang
mekanistik. Padahal tuntutan penegakan dimaksud dengan pelaksanaan hukum adalah
hukum tidak terbatas pada pelembagaan upaya menjalankan (eksekusi) putusan
prosedur dan mekanisme, tap! juga pada pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan
penerapan niiai-nilai substantifnya.^' hukum tetap. Putusan badan peradilan tidak
Kekuasaan sebagal alat untuk menegakkan akan banyak artinya bagi pengorganisasian
hukum merupakan otoritas negara yang kehidupan masyarakat jika tidak diiaksanakan
merupakan otoritas tertinggi dalam struktur secara konsekuen dan konsisten. Otoritas
kemasyarakatan. Negara memiliki monopoli eksekusi merupakan kewenangan kejaksaan
kekuasaan untuk menegakkan hukum karena dan pengadilan.
negara merupakan organ yang disepakati Mengenai fungsi hukum terhadap
masyarakat untuk mengelola kehidupan kekuasaan ada empat macam. Hukum adalah
mereka. Otoritas negara untuk menegakkan media untuk melegalisasi kekuasaan.
hukum didistribusikan kepada institusl-institusi Legalisasi hukum terhadap kekuasaan berarti
formal yang secara operasional menetapkan keabsahan kekuasaan dari segi
melaksanakan fungsi penegakan hukum. yuridisnya. Setlap kekuasaan yang memiliki
Otoritas negara didistribusikan kepada landasan hukum secara formal memiliki
kepolisian untuk upaya penegakan hukum legalitas. Namun yang sering menjadi
dalam pengertian mendorong masyarakat masalah adalah bila kekuasaan yang legal itu
agar menaati aturan-aturan hukum atau adalah kekuasaan yang sewenang-wenang.
mencegah masyarakat untuk melanggar tidak patut, dan tidak adil. Hal itu sebenamya
hukum (penegakan hukum secara preventif). merupakan masalah legitimasi kekuasaan,
Pelaksanaan penegakan hukum dalam yaitu pengakuan masyarakat terhadap
konteks ini sejalan dengan fungsi kepoiisian keabsahan kekuasaan. Tulisan ini tidak akan
dalam buidang keamanan guna menciptakan memasuki diskursus legitimasi kekuasaan.
ketertiban dan ketenteraman masyarakat. Dalam aturan-aturan hukum, terminologi
Di samping itu, otoritas negara untuk kekuasaan munoul dalam berbagai istilah,
menegakakan hukum diberikan kepada badan yaitu istilah kekuasaan itusendiri, kedaulatan,
peradilan (kekuasan yudikatif) untuk wewenang (otoritas), dan hak. Oleh karenaitu,
meiakukan proses peradilan terhadap kasus- legalisasi hukum terhadap kekuasaan
kasus pelanggaran yang terjadi dalam mencakup legalisasi terhadap kekuasaan,

"SalmanLuthan. "Penegakan Hukum". Makalah Tugas S2.1994.

97
kedaulatan.wewenang, dan hak. Legalisasi Untuk menghindari teijadinya ambiquitas
kekuasan dapat diberikan kepada lembaga, dan paradoksal pengaturan kekuasaan. maka
jabatan, dan orang. Legalisasi kekuasaan bag! pengaturan kekuasaan harus dilihat dalam
lembaga misalnya, bag] negara, lembaga- konteks satu sistem hukum. Pendisitribusian
lembaga negara. unit-unit dalam lembaga- wewenang dalam bidang hukum tertentu
lembaga negara, unit-unit pemerintahan, dan harus disinkronkan dengan pengaturan
lembaga kemasyarakatan. Legalisasi kekuasaan wewenang dalam bidang hukum lainnya.
bag! pejabat misalnya, kewenangan presiden, Misalnya, harus adasinkronisasi kewenangan
kewenangan gubernur, dan kewenangan antara kewenangan dalam bidang hukum tata
bupati. Sedangkan legalisasi hukum bagi negara dengan kewenangan dalam bidang
orang adalah pemberian atau pengakuan hukum pemerintahan.
hak bagi seseorang. Misalnya. hak milik, hak Selain fungsi melegalisasi dan mengatur
cipta, hak usaha, dan sebagainya. kekuasaan, fungsi hukum terhadap kekuasaan
Kekuasan yang dilegalisasi hukum belum yang lain adalah membatasi kekuasaan.
tentu kekuasaan atau wewenangyangadildan Pembatasan kekuasaan dimaksudkan untuk
patut. Oleh karena itu, agar legalltas hukum menghindari terjadinya penumpukan atau
sejalan. dengan prinsip-prinsip keadiian dan sentralisasi kekuasaan pada satu tangan atau
kepatutan, maka legalitas kekuasaan juga pada satu lembaga. Sentralisasi kekuasaan
harus didukung oleh legitimasi etis. Legltimasi akan mendorong kepada btoritarianisme
etis kekauasaan bersandarkan padapersetujuan dalam penyelenggaraan negara dan
masyarakat terhadap kekuasaan. Dalam penyalahgunaan kekuasaan {abuse of
perspektif etika, kekuasaan dinyatakan power).
mempunyal legitimasi bila kekuasaan itu Kekuasaan mempunyai kharakteristik
digunakan uhtuk kebalkan dan keadiian korup. Hal ini pemah dikemukakan oleh Lord
masyarakat. Acton dalam satu ungkapan "kekuasaan
Fungsl hukum tertiadap kekuasaan yang cenderung korup, dan kekuasaan mutlak
lain adalah untuk mengatur dan membatasi korup secara mutlak pula. Pembatasan
kekuasaan. Hubungan-hubungan kekuasaan kekuasaan dapat dilakukan secara sistemik,
dalam penyelenggaraan negara harus diatur organik danyuridis. Menurut Bertrand Russel,
sedemikian rupa supaya tidak menimbulkan sistem yang paling baik untuk mengontrol
amblquitas dan paradoksal di antara kekuasaan adalah sistem demokrasi.
kekuasaan-kekuasaan negara yang ada atau Demokrasi doanggap sebagai sistem terbaik
antara kekuasaan pejabat yang satu dengan bukan hanya karena adanya konsep
kekuasaan pejabat yang lain. Adanya pemisahan kekuasaan negara secara
kekuasaan yang ambiquitas dan paradoks seimbang, tapi juga karena dimungkin untuk
bukan hanya akan menimbulkan ketidakjelasan selalu mengoreksi kekuasaan tersebut.
wewenang dan pertanggungjawabannya, tap! Pembatasan kekuasaan secara organik
juga akan melahirkan ketldaksinkronan dan dilakukan dengan membentuk institusi-
ketidakpastian hukum. institusi pengawasan bagi pelaksanaan

98 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL. 7. AGUSTUS 2000:83 -100


Salman Lutfian. Dialektika Hukum dan Kekuasaan

kekuasaan, baik yang bersifat formal maupun Simpulan


yang bersifat informal. Sedangkan pembatasan
Berdasarkan deskripsl dl atas dapatditarik
kekuasaan secara yuridis dilakukan melalui
beberapa simpulan. Pertama, kekuasaan
perumusan wewenang secara jelas mengenai
adalah suatukonsepsi hubungan soslal antara
lingkup wewenang itu, limitasinya dan
duapihak ataudua Instltusl yang bersifat saling
pertanggungjawabannya.
pengaruh mempengaruhl, domlnatif atau
Akhimya, fungsi hukum terhadap kekuasaan
eksploltatlf. Kedua, hakekat hukum dapat
adalah untuk meminta pertanggungjawaban
ditinjau dari sudut otoritas yang membentuknya,
kekuasaan. Menurut Marion Levy, "kekuasaan
substanslnya dan daya kerjanya dalam
selaiu menyimpulkan imbangannya oleh
mengatur masyarakat.
tanggung jawab, yang berarti pertanggung
Dialektika hukum dan kekuasaan
jawaban dari individu-individu atau golongan-
melahirkan dua pola hubungan, yaltu hukum
golongan lainnya atas tindakan-tindakannya
Identik dengan kekuasaan dan hukum tidak
sendirl dan tindakan-tindakan orang-orang
sama dengan kekuasaan. Pola hubungan
lain.^®
hukum Identik dengan kekuasaan merefleksikan
Pertanggungjawaban kekuasaan dalam
dirl dalam bentuk kedaulatan, otoritas,
konteks hukum adalah untuk menjaga agar
wewenang, dan hak. Sedangkan pola
penggunaan kekuasaan sesual dan
hubungan hukum tidak sama dengan
mekanlsmenya dan sesual pula dengan tujuan
kekuasaan memunculkan tiga pola hubungan:
pemben'an kekuasaan tersebut Penyalahgunaan
supremasi kekusaan terhadap hukum,
kekuasaan dapat dimlntakan pertanggung
supremasi hukum terhadap kekuasaan, dan
jawaban hukum. Penyalahgunaan kekuasaan
hubungan simblotik hukum dan kekusaan.
dalam bidang hukum administrasi dapat
Hubungan simblotik hukum dan kekuasaan
dilakukan melalui proses peradilan tata usaha
melahlran hubungan fungslonal dl antara
negara, penyalahgunaan kekuasaan yang
keduanya, kekuasaan mempunyal fungsi
meruglkan kepentingan seseorang atau
tertentu terhadap hukum, dan hukum juga
masyarakat dapat digugat melalui peradilan
mempunyal fungsi tertentu terhadap
perdata. Penyalahgunaan kekuasaan yang
kekuasaan. Kekuasaan mempunyal fungsi
masuk kategori tindak pidana dapat dltuntut
sebagai alat untuk membentuk hukum,
secara pidana. Demikianlah pokok-pokok
menegakkan hukum, dan melaksanakan
pemikiran tentatif mengenai hubungan
hukum. Sedangkan fungsi hukum terhadap
dialektis hukum dan kekuasaan.
kekuasaan mellputi alat untuk melegallsasi
atau menjustlflkasi kekuasaan, alat untuk
mengatur dan mengontrol kekuasaan. dan
alat untuk mengawasi dan mewadahi
pertanggungjawaban kekuasaan. •

^®Soem

99
Daftar Pustaka Luthan, Salman . "Penegakan Hukum".
Ali, Ahmad. 1996. Menguak TabirHukum. Makalah TugasS2.1994.
Jakarta; Chandra Pratama. Olivecrona, Karl. 1939. Law as Fact.
Apeldorn, L.J. van. 1986. Pengantar llmu Copenhagen-London.
Hukum. Jakarta; PT. Pradnya Parsons, Talcott. "The Distribution of Power in
Paramita. AmericanSociety." World Politics.
Oktober. 1957.
Budiman, Anef. 1996. TeoriNegara, Kekuasaan
dan Idiologi. Jakarta; Gramedia. . 1967. Sociological Theory and
Modem Society. New York; The Free
Budiman, Arief. "Bentuk Negara dan
Press.
Permerataan Hasil Pembangunan".
Prisma. Juli 1982. Soemardi, Soeiaeman. "Pendekatan teriiadap
Kejahatan sebagai Suatu Fenomena
Budiardjo, Miriam. 1991. "Aneka Pemikiran
Sosial." Dalam Miriam Budihardjo.
Tetitang Kuasa Dan Wibawa." Jakarta;
"Aneka Pemikiran dalamTentang Kuasa
Sinar Harapan. Him. 16. Dikutip dari
danWibawa." Dikutip dari Robert Strausz-
Max Weber. 1982. Wirtschaft und
Hupe. 1956. Power and Community.
Geselschaft. Tubingen Mohr. 1982.
Soemantri, Sri. "Masalah Kedaulatan Rakyat
Cipto, Bambang. 1995. Deivan Perwakilan
Berdasarkan UUD 1945." Dalam
Rakyat. Rajawali.
Padmo Wahyono (ed). 1984. Masalah
Curzon, L.B. 1979. Jurisprudence. M&E Ketatanegaraan Indonesia Dewasa
Handbook. ini. Ghalia Indonesia.

Hamzah, Andi. 1986. Kamus Hukum. Ghalia Suseno, Frans Magnis. 1988. Etika Politik.
- Indonesia. Jakarta; PT Gramedia.

Harian Kompas. 23 September 1999. Sargent, Lyman Tower. 1984. Contemporary


iswara, Fred. 1964. Pengantar llmu Politik. PoliticalIdeologies. Sixth Edition. The
Dhwiwantara.
DorseyPress.

Kusumaatmadja, Mcchtar. Fungsi dan Rasjidi, Lili. 1988. Dasar-dasar Filsafat


Perkembangan Hukum datam Hukum. Rajawali.
Pembangunan Nasional. Jakarta; Rahardjo, Satjipto. Masalah Penegakan
Binacipta. Hukum. Tanpa tahun. Sinar Baru.
Kusnardy, Moh. dan Harmaily Ibrahim. 1988. Thontowi, Jawahir. "Penegakan Supremasi
"Hukum Tata Negara Indonesia." Pusat Hukum dalam Sistem Peradilan
StudiHukum TataNegaraUi. Him. 147. Indonesia." Usulan Penelitian.
Dikutip dari Van Vollenhoven.
Sfaafsrec/if Oerzee. Op. Cit
^ ^ ^

100 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL. 7. AGUSTUS 2000:83 -100

Anda mungkin juga menyukai