kenangkanlah pula
Tuhanku,
kecuali menyadari
Tuhanku
Tubuh biru
Angin tergantung
Tubuh biru
melepas kesumatnya
melihatnya pertama
Tubuh biru
Tubuh biru
GUGUR
Ia merangkak
Ia merangkak
Ia sudah tua
luka-luka di badannya
Bagai harimau tua
di antaranya anaknya
Ia menolak
Ia merangkak
mautpun menghadangnya.
ia berkata :
seorang cucuku
RAJAWALI
memandang dunia
duduk bertapa
mengolah hidupnya
Kerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang malang
Lalu akhirnya,
Di dalam kegagapan,
tanpa kegunaan –
ke arah udara
Kita adalah angkatan gagap.
kota Jakarta.
SAJAK IBUNDA
Ciliwung keruh,
membangkitkan keangkuhanku.
SAJAK MATA-MATA
menggangu pemandanganku.
menyesakkan perasaan,
membuat keresahan –
Banyak makannya.
Sukar diaturnya.
Sedangkan laporannya
SAJAK MATAHARI
WIDURI
tubuhnya panjang
Di lorong-lorong
jantung matanya
Di mulutnya menetes
lewat mimpi
di luar dirinya
Anak lonceng
Mendadak
dipejamkan matanya
dan berkata
-He, pemberontak
ia meludah
meletus bersama
SURAT CINTA
mengibaskan ekor
menempuh ke muka
Selusin malaikat
telah turun
untuk ke pesta
untuk dikawinkan
Aku melamarmu,
menyergap hatimu
tawananku
mendesahlah bagiku !
Angin mendesah
selalu mendesah
tergolek lemas
dalam jaringku
aku menjaringmu
aku melamarmu
kerna langit
kuingin dikau
O, zaman edan!
Ratu Adil itu tidak ada. Ratu Adil itu tipu daya!
rumah kayuku.
Tanpa pilihan
dibatas kota
mengotori wajahmu.
di jidatmu?
O,cendawan peradaban!
O, teka-teki keadilan!
Rumah tua
Langit di desa
Rumah tua
Kenangan lama
ORANG-ORANG MISKIN
menyuapi putra-putramu.
O, kenangkanlah :
orang-orang miskin
Telah diganyang
Telah haru-biru
Mereka kecut
Keder
Sekarang bangkitlah
Karena
Sarinah
Terkapai disampingmu
Perusahaan-perusahaan macet
Revolusi dewa-dewa
Namun
Berhentilah tersipu-sipu
Astaga
Mulut-mulut badut
Saudari-saudariku
Membubarkan kalian
Saudari-saudariku. Bersatulah
Ambillah galah
Tanpa menganjurkan
Saudari-saudariku
Dengan mudah
dari tubuhnya.
yang gemetaran.
hanyut di langit
Inilah sajakku,
seorang tua yang berdiri di bawah pohon meranggas,
punuh debu,
Kakiku ngilu,
menatap dunia,
Membakar dupa,
mencium bumi,
Apakah semua negara yang ingin maju harus menjadi negara industri ?
…………………………….
……………………………….
KUPANGGIL NAMAMU
yang resah
Sia-sia
Sempurnalah kesepianku.
Angin pemberontakan
Kupanggil namamu.
Kupanggil namamu.
Dan Tuhan ?
menuding kepadaku.
Tidak
Terkaca di keheningan.
CILIWUNG
REMANG-REMANG
MALAM JAHAT
TANPA GARAM
KECOA PEMBANGUNAN
Kecoa Pembangunan….
kecoa…kecoa…ke…co…a…..
Menjadi pencuri….
kecoa…kecoa… ke…co…a….
Dilindungi kekuasaan…
Kecoa…kecoa…ke…co…a…
Kecoa….kecoa… ke…co…a…
Kecoa…kecoa…ke…co…a…
Kecoa Pembangunan,
Kecoa…kecoa… ke…co…a….
Ngakunya konglomerat
Kecoa…kecoa…ke..co…a…
Paspornya empat,
Katanya pemerataan,
Nyatanya monopoli
kecoa…kecoa…ke…co..a…
SAJAK PERTEMUAN MAHASISWA
Kita bertanya :
WS Rendra Muda
HONGKONG
Tionghoa
sama.
suka bengkelai
Sukar dibuka.
manusia biasa.
SUNGAI MOSKWA
Di hari Minggu
Valya tertawa
terberai.
Berpuluh pohonan
berubah warna.
kami meluncur
Valya tertawa
dadanya terguncang
di dalam sweaternya.
MORANBONG, PYONGYANG
di rumputan
di tepi kolam.
Sementara undan
dan belibis
berenangan.
tapi hampa
di dalam hutan.
Sambil makan
jagung bakar
dinyanyikan orang.
Mencuri dosa.
di tepi kolam
yang rindang.
TERPISAH
BUMI HANGUS
BATU HITAM
dan di langit
Fajar tiba.
tanpa pendidikan.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
tanpa pilihan,
tanpa pepohonan,
…………………
Menghisap udara
Dan di langit;
mesti di-up-grade
Gunung-gunung menjulang.
Aku bertanya,
tetapi pertanyaanku
………………
keluar ke desa-desa,
Inilah sajakku