DISUSUN OLEH :
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan kasih sayang-
Nya tim penulis dapat menyelesaikan laporan magang guru produktif di PT.
Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung yang dilaksanakan sejak tanggal 12
Desember 2022 sampai dengan 11 Januari 2023.
Dalam pelaksanaan magang guru produktif dan dalam penyusunan laporan
ini, tim penulis telah banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besanya kepada pimpinan perusahaan PT. Multimas Nabati
Asahan – Kuala Tanjung serta seluruh tim dari setiap departemen yang telah
banyak memberi fasilitas, ilmu, bantuan bimbingan, dan masukan kepada penulis.
Tim penulis juga sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang
namanya tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca, akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih.
Tim Penulis juga mengaharapkan saran dan masukan yang membangun
demi kesempurnaan laporan ini. Terima kasih.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Untuk mewujudkan pelaksanaan kelas industri binaan PT. Multimas
Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung (Wilmar Group) – Kuala
Tanjung sehingga kelak menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap
kerja, terampil serta kompetitif untuk menjadi bank tenaga kerja PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung dan perusahaan
industri lainnya maka perlu dilakukan berbagai kegiatan yang mendukung
tercapainya program yang dimulai dengan dilaksanakannya Magang Guru-
Guru Prduktif dan Guru BK sehingga tercipta keselarasan kurikulum dan
penyesuaian kebutuhan dunia industri yang akan diadaptasikan di SMK
Negeri 1 Air Putih khususnya di kelas industri yang akan terbentuk.
Aplikasi kegiatan Magang Guru diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan guru mengenai proses pengolahan kelapa sawit mulai dari
penerimaan bahan baku sampai menghasilkan pruduk. Pengetahuan yang
diperoleh selama magang kemudian akan di transfer kepada siswa SMK
Negeri 1 Air Putih khususnya kelas industri untuk mencapai tujuan
pembentukan kelas industri dan program link and match SMK dengan PT
Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung (Wilmar Group).
2
1.3. Manfaat Magang Guru Produktif
Bagi guru
a. Guru dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan praktis di lapangan
khususnya di bidang pengolahan CPO menjadi produk turunannya di PT.
Multimas Nabati Asahan
b. Guru dapat mengetahui dunia kerja sehingga diharapkan dapat
mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia kerja
3
BAB II
PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN
4
2005, PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) - Kuala Tanjung mulai
start-up pabrik crushing palm kernel dengan kapasitas 550 MT/hari. Sampai saat
ini, PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) - Kuala Tanjung terus
mengalami perkembangan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Untuk menjamin mutu, PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) -
Kuala Tanjung juga telah memperoleh sertifikasi SNI ISO 9001 (Sistem
Manajemen Mutu), FSSC 22000:2017, Health & Safety Management System -
SMK3, Sertifikasi Sistem Jaminan Halal, Sistem Manajemen Lingkungan SNI
ISO 14001, Sistem Manajemen Energi ISO 50001 dan standar yang lain sesuai
dengan permintaan pelanggan (AIB, YUM, dll)
5
2. Menghasilkan produk yang aman, halal, dan berkualitas tinggi sesuai
dengan undang-undang yang berlaku dan persyaratan pelanggan.
3. Melindungi, Mengelola, dan Mengendalikan lingkungan hidup yang aman,
bersih, dan sehat sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan prosedur
kerja yang telah ditetapkan.
4. Meningkatkan dan Memelihara profesionalisme karyawan/ti dalam
pelaksanaan prosedur kerja untuk menghasilkan produk yang aman, halal,
dan berkualitas tinggi.
5. Meningkatkan dan Memelihara System Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan kinerjanya untuk mencegah terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
6. Melaksanakan dan Memelihara Sistem Manajemen Energi dengan
menggunakan energi yang efektif dan efisien melalui penggunaan
peralatan, jasa & produk yang hemat energi serta pemanfaatan sumber
energi alternatif yang dapat diperbaharui sesuai dengan peraturan dan
undang-undang yang berlaku.
7. Memelihara dan Mengembangkan prosedur kerja, kerangka kerja yang
aman, benar, dan efisien untuk meningkatkan mutu dan pemanfaatan
energi yang efektif dan efisien secara berkesinambungan dengan
memastikan ketersediaan informasi dan kebutuhan sumber daya untuk
mencapai target produksi dan efisiensi energi sesuai dengan target yang
telah ditetapkan secara berkala.
8. Melaksanakan Community Social Responsibility sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan kemampuan perusahaan.
6
4. Semua dampak dari pekerjaan dapat dijaga.
5. Pelatihan karyawan untuk bekerja dengan aman merupakan syarat dasar.
6. Bekerja dengan aman adalah syarat dari pekerjaan.
7. Manajemen wajib melakukan audit.
8. Semua kekurangan harus segera diperbaiki.
9. Keselamatan kerja di dalam dan di luar tempat kerja sangat dijunjung
tinggi.
10. Prosedur dan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja harus
dilaksanakan dengan baik.
7
2.7. Lokasi dan Letak Geografis
PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung
(Wilmar Group)yang terletakdi Jl. Access Road Dusun IV Tanjung Permai,
Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara Asahan
21257 – Indonesia.
8
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG
9
RPO (Refined Palm Oil), dan bahan baku yang diperlukan untuk pengolahan
produksi di PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala
Tanjung.
10
d. Melakukan pengecekan terhadap muatan truk-truk yang masuk.
e. Melakukan pengecekan data pengemudi truk.
f. Melakukan kendali terhadap truk yang masuk agar tidak terjadi
antrian, baik di weight bridge ataupun di sampling tower.
2. Timbangan
Truk yang membawa buah kelapa sawit yang telah selesai
menjalani pengecekan dan diterima kemudian dilakukan penimbangan
di jembatan timbang terlebih dahulu. Penimbangan dilakukan untuk
mengetahui seberapa banyak buah sawit yang diterima dan untuk
memudahkan dalam pemberian upah berdasarkan berapa ton buah sawit
yang angkutnya. Jembatan timbang yang berada di PKS PT. Mutimas
Nabati Asahan ada 2 buah dan memiliki fungsinya masing-masing.
Jembatan timbang pertama berfungsi untuk menimbang raw material
yang masuk. Kemudian jembatan timbang kedua berfungsi untuk
menghitung jumlah tandan yang diterima oleh pabrik kelapa sawit
dengan cara menimbang truk dan tandan yang rusak (jika ada).
Prinsip kerja jembatan timbang adalah pada saat mobil truk
mulai mendeteksi atau menimbang kedalam timbangan maka loadcell
sebagai sensor mulai mendeteksi gaya tekanan beban yang dirubah
kedalam arus atau tegangan listrik. Besaran arus atau tegangan listrik
yang dihasilkan oleh loadcell selalu berubah-ubah mengikuti berat atau
tekanan beban yang di timbang. Selanjutnya arus atau tegangan dikirim
ke analog yang ada pada indikator, analog digitalakan segera
memproses perubahan arus atau tegangan yang ditimbulkan oleh
loadcell sedemikian rupa hingga terbentuk angka digital sebagai hasil
penimbangan. Jembatan timbang berfungsi untuk menimbang kapasitas
kotor dari truk (Bruto) dikurangi kapasitas kosong truk (Tara) untuk
mendapatkan berat Netto. Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut :
11
3.3. Proses Pengolahan Tandan Buah Segar menjadi CPO (Crude Palm Oil)
Buah kelapa sawit yang telah dipanen oleh pihak perkebunan yang
bekerja sama dengan PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala
Tanjung kemudian diangkut dan diantarkan ke PT. Multimas Nabati Asahan
(Wilmar Group) – Kuala Tanjung dengan menggunakan truk. Sesampainya
truk di pabrik, maka akan dilakukan beberapa proses pengolahan kelapa sawit
sampai dihasilkannya minyak CPO. Adapun tahapan proses pengolahan
kelapa sawit adalah sebagai berikut:
1. Sortasi
Proses sortasi dilakukan secara bersamaan pada saat pembongkaran
buah sawit dari truk agar dapat mengefisiensikan waktu sortasi terhadap
berton-ton buah. Sortasi dilakukan untuk memisahkan tandan buah segar
yang bagus dari buah mentah, buah sakit, dan buah busuk. Buah sawit yang
telah disortasi sesuai dengan kriteria maka dimasukkan ke dalam lori. PT. PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung memiliki standar
kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas
buah distasiun penerimaan TBS (Tandan Buah Segar) karena tingkat
kematangan buah berpengaruh pada kandungan lipase, lipase akan memacu
peningkatan FFA. Jenis sawit yang diterima dari kebun masyarakat dan agen
merupakan jenis tenera dan dura dengan kapasitas penerimaan 1000-1500
ton/hari. Ada beberapa sumber tandan buah segar yang diterima PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung beberapa dari
Sumatera bagian Utara. Adapun kriteria tandan buah segar Kelapa sawit
sesuai dengan tingkat kematangan dapat dilihat pada Tabel 1.
12
Tabel 3.1 Kriteria Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Sesuai dengan Tingkat
Kematangan
No Kriteria Keterangan
1 Buah Mentah Untuk buah mentah : Berondolan ditolak oleh
PKS
2 Buah Mengkal Untuk buah mengkal : Brodolan < 10 Brondolan
3 Buah Masak Untuk buah masak : Brodolan >10 Brondolan
4 Buah Tangkai Panjang Untuk tangkai panjang : Panjang Tangkai > 25 cm
5 Buah Lewat Busuk Untuk buah lewat masak : Brondolan > 50%
Lepas
6 Buah Busuk Untuk buah busuk : Brondolan < 10% , Brondolan
Lengket dalam Janjang dan Warna Kehitaman
(Ditolak PKS)
7 Tandan Kosong Untuk Tandan Kosong : 0% Brondolan yang
Tanggal (Ditolak PKS)
13
Gambar 3.2 Stasiun Loading Ramp dan Lori
3. Lori
Setelah buah kelapa sawit terkumpul banyak, pastikan lori-lori telah
berada posisi yang tepat untuk menampung buah sawit dari atas. Apabila
selesai mengatur posisi lori maka pintu tersebut akan dibuka oleh petugas dan
akhirnya buah-buah tersebut masuk ke dalam lori. Kapasitas 1 lori dapat
mencapai 10 ton. Selanjutnya tandan buah segar di sterilisasi dengan cara
perebusan.
4. Perebusan (Sterilisasi)
Setelah buah kelapa sawit masuk ke dalam lori, maka akan dilajutkan
dengan proses sterilisasi yaitu dengan cara merebus buah kelapa sawit yang
telah dimasukkan ke lori-lori. Proses perebusan ini dilakukan dalam tangki
perebusan yang dapat memuat 6 lori dalam sekali proses perebusannya (60
ton). Proses perebusan dilakukan dengan 3 fase dimana ketiga fase ini
merupakan proses penaikan tekanan secara bertahap yaitu dimulai pada
tekanan 1,5 barg (± 13 menit) 2,5-2,6 barg (± 14 menit), dan 2,7-2,9 barg (±
48 menit) dengan waktu perebusan paling lama 90 menit tergantung pada
14
tingkat kematangan buah. Adanya proses kenaikan tekanan secara bertahap
bertujuan untuk lebih memudahkan proses pelepasan berondolan dari
tandannya.
15
5. Tippler
Tippler merupakan alat yang digunakan dalam proses penuangan buah
yang telah selesai direbus kemudian buah kelapa sawit yang masih menyatu
dengan tandan diangkut naik dengan conveyor menuju thresher.
16
Gambar 3.8 Thresher (Warna Hijau)
17
8. Penyaringan (Clarifier Tank)
Minyak kasar (crude oil) yang dihasilkan kemudian disaring
menggunakan vibrating screen. Penyaringan bertujuan untuk memisahkan
beberapa bahan asing,seperti pasir dan fiber yang masih mengandung minyak
dan dapat dikembalikan ke digester. Minyak yang telah disaring kemudian
ditampung pada crude oil tank (COT). Suhu didalam COT1 berkisar 80-95 0C
agar kualitas minyak yang terbentuk tetap baik.Di dalam COT, minyak
dialirkan secara underflow kemudian menuju ke CST (Continous Settling
Tank) yang didalamnya berisi minyak yang belum murni. Dalam CST
dilakukan pemisahan minyak dengan air berdasarkan berat jenisnya. Minyak
yang terpisah dialirkan ke oil tank sedangkan air dialirkan ke COT2
kemudian ke decanter untuk dipisahkan 3 komponen yaitu minyak, air, dan
solid dengan menggunakan sistem sentrifugal. Minyak akan masuk ke CST
kembali kemudian menuju oil tank yang masih memiliki moisture 1% lalu
dipompa ke vakum dryer untuk menurunkan moisture minyak hingga 0,2%
kemudian disimpan dalam storage tank lalu akan dipompa ke pump house
untuk diolah lebih lanjut CPO yang dihasilkan, air yang dipisahkan akan
digunakan sebagai metan gas yang dimanfaatkan untuk bahan bakar boiler,
dan solid yang terpisahkan akan dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
18
Tugas pokok Departemen Pump House dan Tank Farm adalah:
19
Adapun gate yang terdapat pada Departemen Pump House dan Tank Farm
dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Gate yang terdapat pada Departemen Pump House dan Tank Farm
Nomor Gate Kegunaan Jenis Minyak
1 Loading Olein
2 Unloading CNO
3 Unloading RSPO SG
4 Unloading CPO Sania
5 Unloading CPO Sania
6&7 Unloading CPO Sedang
8&9 Unloading ULRM dan YUM
Sumber: Departemen Pump House PT MNA – Kuala Tanjung, 2023.
Kapasitas Tanki
20
pada tahap selanjutnya mudah bereaksi pada CPO. CPO dengan suhu 40-
45°C dinaikkan suhunya hingga 90-110°C dengan menggunakan plate heat
exchanger (PHE).
Pada PHE terjadi perpindahan panas dimana fluida panas mengalir
dengan arah yang berlawanan dengan media pendinginnya. Aliran ini
dinamakan counter-current dimana aliran counter-current lebih efisien
sehingga sedikit heat loss yang terjadi.
Selanjutnya minyak yang sudah bersuhu 110°C dialirkan ke alat dryer
dengan tujuan untuk mengurangi moisture (kadar air) yang ada pada CPO.
b. Degumming
Pada proses pengolahan minyak di PT. Multimas Nabati Asahan
(Wilmar Group) – Kuala Tanjung, proses degumming bertujuan untuk
menghilangkan senyawa pengotor dan getah. Pada proses degumming CPO
akan ditambahkan citric acid sebanyak 0 - 200 ppm dan phosphoric acid
sebanyak 0,04% -0,065% yang kemudian dihomogenkan dengan agitator.
Penambahan citric acid dan phosphoric acid ini akan memacu terbentuknya
floc-floc gum sehingga semua senyawa pengotor dan getah terikat didalam
gum. Tujuan penggunaan citric acid adalah untuk mengikat semua trans
metal yang ada di dalam minyak, sedangkan tujuan penggunaan phosphoric
acid adalah untuk mengikat gum yang sudah berpindah massa ke fase yang
bisa diikat oleh fosfor. Pengikatan senyawa trans metal bertujuan
menghilangkan kofaktor yang dibutuhkan oleh asam lemak untuk oksidasi.
Kofaktor atau senyawa trans metal ini akan berfungsi sebagai katalis yang
mempercepat proses oksidasi, bila hal ini terjadi maka tingkat radikal bebas
atau bilangan peroksida akan naik, maka penambah asam sitrat menjadi
penting untuk menghindari itu. Pada proses ini CPO akan dipanaskan hingga
temperatur 110oC dimasa pre-treatment yang bertujuan untuk mengilangkan
air agar tidak terjadi peningkatan ALB, Temperatur 110oC dibuat karena
diharapkan pada temperatur tersebut pereaksian proses degumming bisa
optimal, dan diharapkan suhu CPO bisa bertahan di suhu 95oC -105oC. Tidak
21
ada proses netralisasi di PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) –
Kuala Tanjung.
c. Bleaching
Proses Bleaching yang dilakukan di PT. Multimas Nabati Asahan
(Wilmar Group) – Kuala Tanjung adalah dengan meninjeksi bleaching earth
yang bertujuan untuk mengikat gum-gum yang sudah diikat oleh fosfor,
getah, kotoran, senyawa volatile serta senyawa trans metal yang sudah diikat
oleh asam sitrat. Penambahan Bleaching earth adalah sebanyak 0,8% -1,7%
untuk mencapai warna dan kestabilan yang diinginkan. Adapun penambahan
Bleaching earth harus dengan sesuai dosis yang tepat karena kekurangan dan
kelebihan penggunaan bleaching earthakan menggangu kestabilan dan warna
dari minyak yang dipucatkan. Filtrat bleaching earth akan disaring pada
niagara filter. Niagara Filter bertujuan agar impurities, fosfatida, dan trans
metal yang sudah digumpalkan oleh bleaching earth bisa ditangkap, sehingga
minyak menjadi bersih dan jernih.
d. Filtrasi
Proses filtrasi merupakan proses penyaringan dengan tujuan agar
minyak terbebas dari partikel-partikel bleaching earth. Proses filtrasi
dilakukan di alat niagara filter. Minyak yang berasal dari slurry tank
dimasukkan kedalam alat niagara filter. Proses ini berlangsung hingga
tekanan niagara filter mencapai 4 barg. Bleaching earth yang sudah
mengandung gum-gum dan trace metal menempel pada leaf filter yang
berada di dalam alat niagara filter. Selanjutnya minyak dialirkan ke pulse
filter dan filter bag untuk memaksimalkan penyaringan. Sementara cake
bleaching earth yang menempel pada leaf filter akan dikeringkan dan
dikeluarkan dengan cara digetarkan sehingga masuk ketempat penampungan
spent earth.
22
e. Deodorise
Proses deodorisasi di PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) –
Kuala Tanjung berlangsung di dalam deodorizer pada kondisi vakum. Proses
deodorizing merupakan proses penghilangan asam lemak bebas dan
komponen penyebab bau tidak sedap seperti peroksida, aldehid, keton, dan
senyawa hasil oksidasi lemak lainnya. Deodorizing bertujuan untuk
mereduksi senyawa asam lemak bebas dan menghilangkan senyawa aldehid
dan keton sebagai agen pembawa bau pada minyak. Proses ini dilakukan
secara bertahap dengan titik kontrol kritis yang dibuat untuk menghasilkan
minyak yang berkualitas. Minyak hasil bleaching atau BPO dilewatkan terus-
menerus di heat exchanger untuk memanfaatkan perpindahan panas yang
efesien serta untuk mengurangi biaya produksi dan energi. Suhu pemanaskan
di dalam final heater dihantarkan dengan menggunakan coil yang
menghasilkan uap panas untuk memanaskan minyak. Temperatur di dalam
final heater mencapai 260oC. Suhu yang sangat tinggi ini bertujuan untuk
membantu proses penguapan asam lemak bebas, senyawa aromatik, pigmen
dan air. Setelah minyak mencapai suhu 260oC maka minyak panas ini akan
dipompa menuju pre striper atau tangki deo 1 untuk memulai proses
deodorisasi.
Produk bawah pre-stripper dimasukkan ke deodorizer. Alat ini
dilengkapi dengan tray serta spurging steam. Minyak akan turun ke bawah
melawati tray dan dibantu spurging steam untuk menguapkan asam lemak
bebas. Asam lemak bebas yang menguap akan dihisap oleh vakum
(scrubber). Uap yang ditangkap oleh scrubber akan dirubah menjadi produk
samping (by product) yaitu PFAD (Palm Fatty Acid Distillate). PFAD
merupakan produk hasil samping dari proses RBDPO minyak.
Setelah proses refining selesai dilakukan, maka akan dihasilkan
minyak RPO (Refined Palm Oil), minyak RPO ini akan di fraksinasi.
Fraksinasi adalah proses pemisahan 2 fraksi padat (stearin) dan cair (olein)
dari minyak. Contoh pemanfaatan fraksi olein sebagai minyak goreng dan
fraksi stearin sebagai bahan campuran shortening.
23
Adapun proses fraksinasi yang dilakukan pada PT. Multimas Nabati
Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung untuk memisahkan antara stearin
dan olein, terdiri atas 2 bagian yaitu :
1. Kristalisasi
Crystallizer adalah tangki yang berfungsi sebagai pemisah dua fraksi
padat (stearin) dan cair (olein) dari minyak. Proses crystallizer dimulai
dengan pre-cooling yaitu mendinginkan RPO dengan menggunakan plate
heat exchanger dengan pendinginnya air hingga temperature 60-65oC. Setelah
proses pre-cooling minyak dipompa ke tangki crystallizer dan dimulai proses
pemisahan fraksi stearin dan olein.
Pemisahan fraksi olein dan stearin dilakukan dengan pendinginan agar
terbentuk kristal-kristal minyak stearin. Pendinginan tangki crystallizer
menggunakan cooling system tengan pengantar air yang dialirkan ke dalam
coil yang mengelilingi bagian dalam tangki crystallizer. Di dalam tangki
crystallizer juga terdapat agitator yang berfungsi agar minyak mengalami
pengadukan agar pendinginan dan proses pembentukan Kristal bisa merata.
Minyak RBDPO yang ber temperatur 60-65 oC didinginkan dalam 10
segmen/tahapan pendinginan, dimulai dari suhu 60oC hingga suhu 25oC
selama kurang lebih 16 jam. Setelah proses pembentukan kristal selesai maka
akan dilakukan proses holding. Holding adalah keadaan yang dibuat untuk
mempertahan kekerasan kristal yang sudah terbentuk dengan cara
mempertahankan temperatur dari minyak tersebut. Setelah holding selesai
maka minyak akan siap untuk di filtrasi.
2. Filtrasi
Kristal-kristal yang sudah terbentuk dari minyak RPO akan di filtrasi
agar diperoleh fraksi olein dan stearin. Minyak yang sudah melalui proses
kristalisasi di tangki crystallizer akan di filtrasi di dalam filter press. Minyak
dipompa dengan tekanan 2 bar melewati filter cloth berukuran 5 mikron.
Minyak yang sudah melewati filter cloth akan di filtrasi lagi dengan filter bag
sebelum disimpan ke dalam tangki olein. Setelah proses filtrasi selesai maka
sisa minyak dan butir-butir Kristal minyak stearin yang menempel di filter
24
cloth akan di press agar sisa minyak bisa dikeluarkan dari dalam butir-butir
Kristal stearin. Proses pressing ini dinamakan squeezing. Squeezing dilakukan
dalam 5 tahapan penaikan tekanan. Dari tekanan awal 2 bar ketika minyak
masuk hingga tekanan 5 bar. Tekanan yang diberikan akan mengisi filter
cloth dengan udara yang padat sehingga butir-butir kristral tertekan dan fraksi
olein yang terdapat dalam kristal bisa dikeluarkan dengan maksimal. Proses
filtrasi dan pressing diharapkan memberikan yield olein sebanyak 60%.
Setelah proses squeezing selesai maka cake atau stearin padat yang menempel
di filter press akan dilepaskan/discharge dan disimpan dalam stearin tank
kemudian di panaskan untuk disimpan dalam bulking tank. Minyak yang
dihasilkan dari proses fraksinasi adalah RBDP Olein dan RBDP Stearin.
Adapun RBDPO juga dapat dibagi berdasarkan nilai IV (Iodine
Value) dan waktu holding nya yaitu sebagai berikut :
1. Olein 1, memiliki nilai IV 64 cg I2/g , dengan waktu holding 32 jam.
2. Olein 2, memiliki nilai IV 60 cg I2/g, dengan waktu holding 16 jam.
3. Olein 3, memiliki nilai IV 59 cg I2/g, dengan waktu holding 12 jam.
4. Olein 4, memiliki nilai IV 57 cg I2/g , dengan waktu holding 7 jam.
25
dan tersiernya. Pada labelling terdapat beberapa keterangan yang dilampirkan
yaitu berupa nama produk, quantity, produsen, komposisi, informasi nilai
gizi, halal, kode produksi, expired date, layanan konsumen, SNI, barcode,
informasi produk, nomor MD, batch, kode plastic dan gambar buanglah
sampah pada tempatnya. Semua keterangan ini dikeluarkan oleh PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung.
Proses filling dilakukan secara otomatis. Tahapan filling untuk
kemasan botol antara lain pertama disediakan botol kemasan kemudian
ditempelkan label secara otomatis, disusun botol-botol dan dimasukkan ke
dalam mesin filler untuk proses pengisian. Proses filling diakhiri dengan
penutupan botol atau kemasan dan pengepresan botol. Selanjutnya, produk
minyak akan melewati pemberian kode (tanggal produksi dan tanggal
expired). Kemasan minyak yang sudah diberikan kode akan dilewatkan di
metal detector untuk mengetahui apakah ada tidaknya unsur logam di dalam
produk minyak tersebut. Jika minyak tidak lolos dari metal detector yang
ditandai dengan adanya logam-logam yang terdapat di dalam produk, maka
minyak akan direject (ditolak atau dikembalikan ke tanki CPO). Setelah
melewati metal detector, maka produk minyak tersebut dimasukkan ke dalam
karton dan dilakukan sealing karton, kemudian disusun di atas pallet dan siap
untuk didistribusi.
Untuk stand pouch proses filling juga dilakukan secara otomatis.
Kemudian proses penghembusan udara ke dalam kemasan, pengisian,
penyegelan dan pemberian kode tepat di atas kemasan, dan penimbangan.
Selanjutnya disusun di dalam karton, pemberian kode pada karton,
penyegelan karton dan terakhir disusun di atas pallet-pallet. Sedangkan untuk
kemasan jerry can, jerry can yang sudah disediakan dilewatkan ke inkjet
print, kemudian proses pengisian secara otomatis, penutupan botol dan
dikunci botol dengan alat pengunci dan disusun di atas pallet-pallet.
Cooking oil atau dikenal dengan istilah minyak goreng adalah produk
yang dihasilkan oleh PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala
Tanjung dari bahan RBDPL (Refined Bleached and Deodorized Palm Olein)
dari hasil proses fraksinasi RBDPO (Refined Bleached and Deodorized Palm
26
Oil). PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung
memiliki berbagai brand atau merek cooking oil baik untuk lokal maupun
ekspor. Beberapa brand atau merek minyak goreng yang disediakan oleh PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung antara lain Sania,
Fortune, Sovia, Siip, Mahkota, Camilla, Bukit Zaitun, dan Ol’eis.
27
8. Line 8 Iso Tank/Flexy Bag (Palmatic/Lauric) : Kapasitas 84 ton/hari setara
dengan 4 FCL
Shortening di filling kemudian dikemas, selanjutnya akan masuk ke
tahap metal line, jika terdapat kandungan metal yang terikut dari proses
chilling dan crystallizer maka akan diproses kembali. Parameter pada proses
texturing bergantung pada settingan pada sistem, permukaan yang kilat
(karena persamaan ukuran partikel minyak dan air), oil out sewaktu ditekan
tidak keluar dan tidak kelihatan butiran pasir.
28
Tabel 3.3 Tabel Porsi Tes Uji Asam Lemak Bebas
FFA range (%) Test Portion (g) Alcohol (mL) Strength of alkali
0.00 to 0.2 56.4 ± 0.2 50 0.1 M
0.2 to 1.0 28.2 ± 0.2 50 0.1 M
1.0 to 30.0 7.05 ± 0.05 75 0.25 M
30.0 to 50.0 7.05 ± 0.05 100 0.25 or 1.0 M
50.0 to 100 3.525 ± 0.001 100 1.0 M
Contoh perhitungan:
Massa sampel = 56,54 g (olein)
Volume titrasi NaOH = 1,42 mL
Konsentrasi NaOH = 0,1041 M
29
2. Bilangan Iodine Lemak & Minyak (IV) Metode WIJS
Definisi : Angka iodine merupakan sebuah ukuran ketidakjenuhan
lemak dan minyak. Nilai tersebut dinyatakan sebagai centigram iodine yang
terabsorb per gram sampel (% iodine yang terabsorb). Ikatan rangkap yang
terdapat pada asam lemak tidak jenuh akan bereaksi dengan senyawa iodin
atau larutan iodin.
Prosedur:
a. Dicairkan sampel bila tidak berbentuk cairan dan saring jika perlu untuk
menghilangkan pengotor padat dan air dalam jumlah renik.
b. Timbang sampel kedalam labu Iodine yang kering sesuai berikut:
30
i. Untuk setiap jenis sampel, sedikitnya jalankan sebuah banko dengan cara
dan perlakuan yang sama seperti sampel.
Perhitungan
(B−S)× M ×12,69
Iodine value=
massa sampel
Dimana :
Contoh perhitungan:
Volume titrasi Blanko = 43,4160 mL
Volume titrasi Sampel = 31,7080 mL
Konsentrasi Na-tiosulfat = 0,1005 M
Berat sampel = 0,2460 (olein)
31
Langkah kerja :
a. Ditimbang sampel (Tabel 3) kedalam erlenmeyer dengan penutup dan
ditambahkan 50 ml asam asetat : asam asetat-isooktan dengan
perbandingan 3 : 2 dan 0,5 ml KI jenuh dengan menggunakan pipet
ukur yang sesuai.
b. Dibiarkan larutan ini selama minimal 1 menit sambil diaduk sesekali
(dianjurkan diaduk selama 3 kali dalam 1 menit) kemudian dengan
segera ditambahkan 30 ml aquadest.
c. Titrasi dengan larutan Natrium tiosulfat. Lanjutkan titrasi sampai warna
kuning iodin hampir menghilang. Tambahkan 0,5 mL SDS 10% dan
dambahkan sekitar 0,5 mL larutan indikator amilum.
d. Titrasi dengan larutan Natrium tiosulfat 0,01M dengan pengadukan
yang konstan. Tambahkan terus natrium tiosulfat hingga warna biru
menghilang.
Perhitungan
peroxide ( S−B ) × M ×1000
Perokside value(miliequivalents test portion)=
1000 g massa sampel
Dimana :
M = Molaritas larutan N2S2O3
B = Volume Titrasi Blanko
S = Volume titrasi sampel
Contoh perhitungan:
Massa sampel = 2,9278 g (stearin)
Konsentrasi Na-tiosulfat = 0,1005 M
B = 0,0300
S = 0,1400
( S−B ) × M × 1000
Perokside value= =3,738
2,9278
32
Defenisi : Metode ini menentukan warna dengan pencocokan
warna dan transmit cahaya melalui cairan minyak atau lemak pada batasan
tertentu ke warna dari sumber sinar yang sama di transmit melalui standar
glass.
Prinsip : Warna dari contoh dibandingkan dengan suatu kombinasi warna
merah, kuning, dan biru dari standar warna.
Prosedur :
a. Jika perlu cairkan sampel, saring untuk menghilangkan air dan
pengotor yang ada.
b. Tuangkan sampel ke dalam sel lovi bond pada ukuran sel yang tepat.
Sel 5 ¼ inci untuk sampel yang sangat gelap dimana melebihi 20
satuan merah jika digunakan 5 ¼.
c. Hidupkan sumber cahaya dan lihat dengan lensa mata. Atur warna
pada rak untuk mencocokkan warna dari sampel.
Perhitungan :
Lovi bond colour = s “ cell = (rR) / (yY)/ (bB)/ (nN)
Disana / where : s = ukuran sel yang digunakan saat pengukuran
r = nomor pembacaan untuk merah
y = nomor pembacaan untuk kuning
b = nomor pembacaan untuk biru (jika perlu)
n = nomor pembacaan untuk netral (jika perlu)
33
a. Timbang minyak yang homogen seberat 0,1 g dengan batas ketelitian
0,1 mg dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml. Larutkan sampel
dengan iso-oktan sampai garis batas, dan kocok hingga larut dan
biarkan beberapa menit. Isi kuvet dengan larutan minyak yang telah
dibuat dan diukur absorbansinya pada 269 nm dan 446 nm.
b. Jika larutan berkonsentrasi tinggi, ambil 2 ml sampel yang sudah
dicairkan dan masukkan ke dalam labu ukur 10 ml dan encerkan
sampai garis batas dengan aseton. Ukur absorbansi larutan ini pada
panjang gelombang 269 nm dan 446 nm. Pengenceran yang demikian
lebih baik untuk sampel yang memiliki harga DOBI yang tinggi.
Perhitungan :
absorbance at λ 446 nm
DOBI =
absorbance at λ 269 nm
Nyatakan hasilnya dengan 2 desimal
Contoh hasil analisa:
Sampel CPO
Nilai absorbansi pada panjang gelombang 296 nm = 0,198
Nilai absorbansi pada panjang gelombang 446 nm = 0,539
25 ×3,83 × 0,539
Betakaroten= =471,75
1,094
34
6. Penentuan Fatty Acid Content (FAC)
Definisi: merupakan metode umum GLC untuk penentuan komposisi
asam lemak pada minyak/lemak atau hewani non-ruminansia.
Prinsip: Mengubah oil (minyak) menjadi FAME (Fatty Acid Methyl
Ester).
Prosedur:
a. Ditimbang 0,1 gram sampel kedalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan 2 ml larutan NaOH metanolik 0,5 N dan dipanaskan
selama 10 menit dengan menggunakan kondensor pendingin tegak
dalam penangan air yang dikontrol pada temperature 60 +1 ℃.
c. Ditunggu hingga dingin kemudian tambahkan 2,5 ml reagen BF3-
Metanol dan panaskan selama 2 menit dalam penangas air yang
dikontrol pada suhu 60 +1 ℃.
d. Ditunggu hingga dingin, tambahkan 2 mL n-hexane dan lanjutkan
pemanasan selama 1 menit lagi dalam penangas yang di kontrol pada
suhu 60 +1 ℃., tambhakan 8 ml larutan NaCl jenuh, aduk selama 15
detik.
e. Diambil 1 ml larutan dari lapisan hexane di posisi bagian atas dan
pindahkan ke tabung reaksi bertutup.
f. Ditambahkan sedikit Na2SO4 anhidrat, kocok dan biarkan
mengendap.
g. Diambil 1 µL larutan sampel dan suntikkan ke kromatografi gas
dengan kondisi yang sudah ditentukan.
Contoh hasil analisa:
Sampel: Olein
Persentase C16: 0 sebesar 39,67631% (asam palmitat)
Persentase C18: 1 Cis sebesar 42,25368 (asam oleat)
Persentase C18: 2 Cis sebesar 11,35796% (asam linoleat)
Persentase C18: 0 sebesar 4,42502% (asam stearat)
Persentase C14: 0 sebesar 0,95546% (asam miristat)
Persentase total asam lemak Trans
C18:1 Trans dan C18:2 Trans sebesar 0,14561%
35
3.9. Budaya dan Lingkungan Kerja
Budaya kerja dan lingkungan kerja di perusahaan PT. Multimas
Nabati Asahan Kuala Tanjung sudah sangat baik. Perusahaan selalu
memperhatikan keselamatan para pekerja dengan menanamkan Nilai-Nilai
Inti Wilmar, Kebijakan perusahaan, serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) seperti pemasangan Danger Alert seperti (No Smoking, Pedestrian
Walk, Hazard, dll). Kebersihan lingkungan juga sangat terjaga sehingga
menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja.
Kami memperhatikan setiap pekerja telah berkerja sesuai dengan SOP
yang berlaku dan disiplin. Setiap pekerja juga selalu memperhatikan
keselamatan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain, dibuktikan selama
beberapa waktu khususnya selama pelaksanaan magang tidak ada kecelakaan
kerja yang terjadi.
Hal ini penting untuk di transfer kepada siswa untuk meningkatkan
kedisplinan siswa dalam melakukan pekerjaan. Rasa tanggung jawab dapat
meningkatkan dan memelihara profesionalisme siswa/i dalam pelaksanaan
prosedur kerja serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan kinerjanya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Budaya kerja
yang baik perlu diterapkan kepada siswa sejak dini untuk meningkatkan
kualitas diri, terampil dan kompetitif agar dapat bersaing di dunia industri
kelak.
36
BAB IV
KESIMPULAN
37