Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN MAGANG GURU PRODUKTIF

DI PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN


KUALA TANJUNG

DISUSUN OLEH :

ARIF ABDILLAH NASUTION, S.Pd


IHSAN DEDE PRADHIPTA, S.Pd
MONIKA M.M. TAMPUBOLON, M.Pd
NIRU SAPLA, S.Pd

DINAS PENDIDKAN PROVINSI SUMATERA UTARA


SMK NEGERI 1 AIR PUTIH
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan kasih sayang-
Nya tim penulis dapat menyelesaikan laporan magang guru produktif di PT.
Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung yang dilaksanakan sejak tanggal 12
Desember 2022 sampai dengan 11 Januari 2023.
Dalam pelaksanaan magang guru produktif dan dalam penyusunan laporan
ini, tim penulis telah banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besanya kepada pimpinan perusahaan PT. Multimas Nabati
Asahan – Kuala Tanjung serta seluruh tim dari setiap departemen yang telah
banyak memberi fasilitas, ilmu, bantuan bimbingan, dan masukan kepada penulis.
Tim penulis juga sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang
namanya tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca, akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih.
Tim Penulis juga mengaharapkan saran dan masukan yang membangun
demi kesempurnaan laporan ini. Terima kasih.

Kuala Tanjung, Januari 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
DAFTAR GAMBAR

iii
DAFTAR TABEL

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan teknologi di masyarakat terjadi dengan pesat di era
revolusi industri 4.0. Perkembangan zaman yang semakin maju dan ilmu
pengetahuan serta teknologi yang selalu berkembang, semakin berpengaruh di
semua lini kehidupan. Pendidikan harus selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan mengembangkannya.
Maju mundurnya pendidikan di SMK besar pengaruhnya dari faktor
kedekatan atau link and match dengan Industri Dunia Usaha dan Dunia Kerja
(IDUKA). Untuk mendukung hal tersebut, maka SMK Negeri 1 Air Putih
berkeinginan untuk melakukan link and match dengan menjalin kerjasama
sekaligus bermitra kerja dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri yaitu PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung.
SMK sebagai lembaga pendidikan yang berperan untuk
mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja harus melaksanakan
program pembelajaran yang didasarkan kebutuhan dunia kerja “Demand-
Market-Driven”, penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja
karena kesuksesan siswa sesungguhnya terletak pada “Hands-On” atau
performa dunia kerja, Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan Teknologi,
Learning By Doing dan Hands On Experience yang didukung fasilitas
mutakhir untuk praktik.
Maka dari itu, hubungan erat dengan Dunia Kerja merupakan Kunci
Sukses Pendidikan Kejuruan sehingga Praktik Kerja Industri dan Kelas
Industri yang kami lakukan dengan melibatkan dunia usaha/dunia industri
secara langsung mulai awal pelaksanaan maupun pada akhir pelaksanaan,
diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mendapatkan
sertifikat sebagai bukti pengakuan kemampuan yang dimiliki siswa. Serta
melakukan Uji Kompetensi Keahlian diakhir tahun ajaran dengan melibatkan
asesor dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

1
Untuk mewujudkan pelaksanaan kelas industri binaan PT. Multimas
Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung (Wilmar Group) – Kuala
Tanjung sehingga kelak menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap
kerja, terampil serta kompetitif untuk menjadi bank tenaga kerja PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung dan perusahaan
industri lainnya maka perlu dilakukan berbagai kegiatan yang mendukung
tercapainya program yang dimulai dengan dilaksanakannya Magang Guru-
Guru Prduktif dan Guru BK sehingga tercipta keselarasan kurikulum dan
penyesuaian kebutuhan dunia industri yang akan diadaptasikan di SMK
Negeri 1 Air Putih khususnya di kelas industri yang akan terbentuk.
Aplikasi kegiatan Magang Guru diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan guru mengenai proses pengolahan kelapa sawit mulai dari
penerimaan bahan baku sampai menghasilkan pruduk. Pengetahuan yang
diperoleh selama magang kemudian akan di transfer kepada siswa SMK
Negeri 1 Air Putih khususnya kelas industri untuk mencapai tujuan
pembentukan kelas industri dan program link and match SMK dengan PT
Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung (Wilmar Group).

1.2. Tujuan Magang Guru Produktif


Adapun tujuan magang guru produktif adalah :
a. Mengetahui proses pengolahan bahan baku (TBS) sampai menghasilkan
produk (RPO, RPS, minyak goreng, shortening, speciality fat)
b. Mempelajari budaya kerja dan lingkungan kerja di perusahan PT.
Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung
c. Memperoleh bahan penyelarasan kurikulum dan penyesuaian kebutuhan
industri dalam upaya menghasilkan lulusan yang berkualitas, siap kerja,
terampil dan kompetitif.

2
1.3. Manfaat Magang Guru Produktif
Bagi guru
a. Guru dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan praktis di lapangan
khususnya di bidang pengolahan CPO menjadi produk turunannya di PT.
Multimas Nabati Asahan
b. Guru dapat mengetahui dunia kerja sehingga diharapkan dapat
mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia kerja

Bagi Sekolah SMK Negeri 1 Air Putih


a. Sebagai sarana meningkatkan kualitas guru produktif bidang keahlian
kimia industri sehingga dapat diaplikasikan kelak kepada siswa SMK
Negeri 1 Air Putih bidang keahlian Kimia Industri.
b. Sebagai sarana untuk membuka kerja sama dan memperluas relasi
lapangan pekerjaan antara SMK Negeri 1 Air Putih dengan PT. Multimas
Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung.

1.4. Durasi dan Lokasi Magang Guru Produktif


Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di PT. Multimas Nabati Asahan
(Wilmar Group) – Kuala Tanjung mulai tanggal 12 Desember 2022 sampai
dengan 11 Januari 2022 dengan jadwal masuk kerja Senin sampai Jumat mulai
pukul 08.00 s/d 16.45 WIB dan Sabtu mulai pukul 08.00 s/d 11.45 WIB.

3
BAB II
PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan


PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) - Kuala Tanjung atau
disingkat PT. MNA-KT merupakan sebuah perusahaan industri agriculture
yang bergerak dalam produksi edible oil (minyak-lemak untuk konsumsi)
berbasiskan minyak sawit (palm oil based). Perusahaan ini merupakan bagian
dari Wilmar International Limited (Wilmar Group) yang merupakan salah satu
pemain utama dalam industri agriculture dunia. PT. Multimas Nabati Asahan
(Wilmar Group) – Kuala Tanjung sendiri berdiri sejak tahun tahun 1996
dengan lokasi pabrik di Jalan Access Road, Desa Kuala Tanjung, Kecamatan
Sei Suka, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. PT. Multimas Nabati Asahan
(Wilmar Group) – Kuala Tanjung terletak di Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka,
Kabupaten Batubara. Sebelah barat berbatasan dengan PT. Inalum, sebelah timur
berbatasan dengan PT. Bakrie Sumatera Plantation, sebelah utara berbatasan
dengan Selat Malaka, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Alay.
PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) - Kuala Tanjung pada
tahun 1996, mulai mengoperasikan pabrik minyak gorengnya dengan kapasitas
1.500 MT bahan baku Crude Palm Oil (CPO). Setelah start up minyak goreng
kapasitas 1.500 MT, PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) - Kuala
Tanjung terus mengalami kemajuan pesat dari tahun ke tahun. Di tahun 1997 PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) - Kuala Tanjung mulai start-up
produksi fraksinasi dengan kapasitas 500 ton/hari. Tahun 1998, start-up pabrik
refinery ke-2 dengan kapasitas 1.000 ton/hari dan pabrik fraksinasi dengan
kapasitas 1.000 ton/hari. September 1999, start-up pabrik Crushing Palm Kernel
dengan kapasitas 300 ton/hari. Januari 2000, start-up produk consumer pack, yang
dilengkapi dengan unit produksi pembuatan botol dan pengisian minyak goreng
dalam berbagai packaging dengan kapasitas 120 ton/hari. Januari 2001,
penambahan kapasitas pabrik Crushing Palm Kernel sebanyak 300 ton/hari.
Tahun 2003, penambahan kapasitas produk consumer pack menjadi 300 ton/hari.
Januari 2005, start-up De-Oiled Plant dengan kapasitas 120 MTD. Februari 2005
pertama kali start-up speciality fat CBE/CBR (PMF 35 Plant). Di bulan Oktober

4
2005, PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) - Kuala Tanjung mulai
start-up pabrik crushing palm kernel dengan kapasitas 550 MT/hari. Sampai saat
ini, PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) - Kuala Tanjung terus
mengalami perkembangan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Untuk menjamin mutu, PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) -
Kuala Tanjung juga telah memperoleh sertifikasi SNI ISO 9001 (Sistem
Manajemen Mutu), FSSC 22000:2017, Health & Safety Management System -
SMK3, Sertifikasi Sistem Jaminan Halal, Sistem Manajemen Lingkungan SNI
ISO 14001, Sistem Manajemen Energi ISO 50001 dan standar yang lain sesuai
dengan permintaan pelanggan (AIB, YUM, dll)

2.2. Visi dan Misi Perusahaan


Visi :
Menjadi perusahan kelas dunia yang dinamis dibisnis agrikultur dan industri
terkait dengan pertumbuhan yang dinamis dengan tetap mempertahankan
posisinya sebagai pemimpin pasar di dunia melalui kemitraan dan manajemen
yang baik.
Misi :
Menjadi mitra bisnis yang unggul dan layak dipercaya bagi stakeholders.

2.3. Nilai-Nilai Inti Wilmar


Dalam bekerja wilmar memiliki nilai-nilai inti yang dianut, dipercaya,
dan dilaksanakan dengan sepenuh hati oleh seluruh karyawan yaitu :
1. Profesionalisme yang didasari rasa memiliki.
2. Kerendahan hati yang didasari kesederhanaan.
3. Integritas yang didasari kejujuran.
4. Kerja keras yang didasari sinergi tim.
5. Kepemimpinan yang berwawasan global.

2.4. Kebijakan Perusahaan


Adapun kebijakan dari PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group)
– Kuala Tanjung antara lain :
1. Kepuasan pelanggan merupakan komitmen kami.

5
2. Menghasilkan produk yang aman, halal, dan berkualitas tinggi sesuai
dengan undang-undang yang berlaku dan persyaratan pelanggan.
3. Melindungi, Mengelola, dan Mengendalikan lingkungan hidup yang aman,
bersih, dan sehat sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan prosedur
kerja yang telah ditetapkan.
4. Meningkatkan dan Memelihara profesionalisme karyawan/ti dalam
pelaksanaan prosedur kerja untuk menghasilkan produk yang aman, halal,
dan berkualitas tinggi.
5. Meningkatkan dan Memelihara System Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan kinerjanya untuk mencegah terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
6. Melaksanakan dan Memelihara Sistem Manajemen Energi dengan
menggunakan energi yang efektif dan efisien melalui penggunaan
peralatan, jasa & produk yang hemat energi serta pemanfaatan sumber
energi alternatif yang dapat diperbaharui sesuai dengan peraturan dan
undang-undang yang berlaku.
7. Memelihara dan Mengembangkan prosedur kerja, kerangka kerja yang
aman, benar, dan efisien untuk meningkatkan mutu dan pemanfaatan
energi yang efektif dan efisien secara berkesinambungan dengan
memastikan ketersediaan informasi dan kebutuhan sumber daya untuk
mencapai target produksi dan efisiensi energi sesuai dengan target yang
telah ditetapkan secara berkala.
8. Melaksanakan Community Social Responsibility sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan kemampuan perusahaan.

2.5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Adapun prinsip manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung adalah
sebagai berikut:
1. Semua kecelakaan dan cedera dapat dicegah.
2. Keterlibatan dari semua karyawan merupakan syarat dasar.
3. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan tanggung jawab manajemen
dan semua karyawan.

6
4. Semua dampak dari pekerjaan dapat dijaga.
5. Pelatihan karyawan untuk bekerja dengan aman merupakan syarat dasar.
6. Bekerja dengan aman adalah syarat dari pekerjaan.
7. Manajemen wajib melakukan audit.
8. Semua kekurangan harus segera diperbaiki.
9. Keselamatan kerja di dalam dan di luar tempat kerja sangat dijunjung
tinggi.
10. Prosedur dan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja harus
dilaksanakan dengan baik.

2.6. Etika Bisnis dan Etika Kerja


Etika Bisnis Perusahaan
a. Perusahaan memberikan kesempatan yang sama kepada karyawan yang
memiliki kemampuan untuk mengembangkan karir tanpa membedakan
grader, senioritas dan SARA.
b. Perusahaan memperlakukan karyawan sebagai asset yang berharga, karena
itu perlu dihargai dan ditingkatkan kompetensi dan karakter kerjanya.
c. Perusahaan membangun suasana keterbukaan dan komunikasi dua arah
secara layak di dalam masalah tugas dan tanggung jawab kerja.
d. Perusahaan memberi penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.

Etika Kerja Karyawan Terhadap Perusahaan


a. Menjadi warga perusahaan yang baik, memiliki kemauan dan jujur dalam
bekerja, mentaati peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
b. Menggunakan dan mengembangkan profesinalisme secara optimal untuk
kepentingan perusahaan.
c. Turut menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan secara bersama-
sama membangun budaya kerja yang baik.

7
2.7. Lokasi dan Letak Geografis
PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung
(Wilmar Group)yang terletakdi Jl. Access Road Dusun IV Tanjung Permai,
Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara Asahan
21257 – Indonesia.

2.8. Kebijakan Mutu dan Keamanan Pangan


Sebagai upaya untuk pencapaiannya, Wilmar Group berkomitmen
terhadap mutu dengan menerapkan standar sertifikasi SNI ISO 9001 (Sistem
Manajemen Mutu), FSSC 22000:2017, Health & Safety Management
System - SMK3, Sertifikasi Sistem Jaminan Halal, Sistem Manajemen
Lingkungan SNI ISO 14001, Sistem Manajemen Energi ISO 50001 dan
standar yang lain sesuai dengan permintaan pelanggan (AIB, YUM).

8
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG

3.1. Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit


Buah kelapa Sawit adalah bahan utama yang digunakan PT.MNA
dalam menghasilkan minyak CPO dan produk-produk turunannya. CPO ini
diperoleh dari daging buah kelapa sawit yang melalui tahapan-tahapan
proses seperti proses sortasi atau grading, perebusan atau sterilisasi,
perontokan hingga pengepresan yang menghasilkan CPO. Selain CPO juga
diperoleh minyak inti sawit atau CPKO (Crude Palm Kernel Oil) yang akan
diolah menjadi produk turunannya seperti CKS (Crude Kernel Sterain) dan
CKL (Crude Kernel Olein) yang merupakan bahan baku dari pembuatan
produk CBS (Cocoa Butter Substiutes). Karena kapasitas produksi dari PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung sangatlah besar
maka diperlukan bahan baku tambahan untuk mengimbangi proses produksi
yang dilakukan PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala
Tanjung.
Bahan baku ini dibeli dan dikirim melalui jalur darat yaitu dengan
menggunakan truk dan jalur laut yaitu dengan menggunakan kapal tanker.
Penerimaan bahan baku darat akan melalui proses penimbangan dan uji
kelayakan bahan baku sebelum bahan baku ini diterima dan disimpan di
pump house. Bahan baku darat ini merupakan bahan baku yang diperoleh
dari perkebunan warga, perkebunan milik pemerintah, perkebunan swasta,
PKS milik pemerintah, dan PKS swasta yang sudah bekerja sama dengan
PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung. Bahan baku
ini berupa tandan buah segar, CPO, dan kernel. Sedangkan untuk bahan
baku yang diterima melalui jalur laut adalah bahan baku yang diperoleh dari
beberapa perusahaan swasta di dalam negeri maupun diluar negeri yang
bekerja sama dengan PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala
Tanjung. Bahan baku yang dikirim melalui jalur laut juga bisa diperoleh dari
perusahaan yang bernaung di dalam Wilmar Group. Adapun bahan ahan
baku yang dikirim melalui jalur laut merupakan CPO (Crude Palm Oil),

9
RPO (Refined Palm Oil), dan bahan baku yang diperlukan untuk pengolahan
produksi di PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala
Tanjung.

3.2. Receiving Plant


Bagian penerimaan barang (Receiving) merupakan bagian yang
menjalankan fungsi pengendalian biaya pada saat barang dikirimkan ke
pabrik oleh supplier.  Petugas receiving harus memiliki dokumen Standar
Spesifikasi untuk memastikan bahwa produk yang diterima dari segi
kualitas, jenis, bentuk, ukuran telah benar.  Mereka juga harus mempunyai
copy Surat Pesanan (Purchase Order) untuk membandingkan kuantitas,
kualitas, dan harga yang telah disepakati. Petugas receiving berhak untuk
menolak barang yang dikirim supplier, jika tidak sesuai dengan surat
pesanan (purchase order) atau  spesifikasi yang disyaratkan (standard
purchase specification). Produk atau barang yang diterima bagian receiving
akan menentukan pengendalian biaya (cost) selanjutnya.Adapun tahapan
proses penerimaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Security
Security check merupakan hal pertama yang harus dilalui oleh
raw material agar dapat menuju ke proses selanjutnya. Pos security
terletak setelah kurang lebih 50 meter dari gerbang utama, sehingga
pengawasan terhadap keluar masuknya barang dan orang dapat diawasi
dengan mudah. Pos security sendiri berada dibawah divisi dengan nama
yang sama, fungsinya melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap
keluar masuknya orang dan barang, khususnya raw material. Tugas dan
tanggung jawab security diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengawasan dan pengecekan terhadap setiap orang dan
barang yang masuk ataupun keluar area dengan sistem automatic
program yang disebut dengan wilpas.
b. Melakukan pengecekan wilpas terhadap truk-truk yang masuk
membawa tandan kelapa sawit, CPO, dan kernel.
c. Melakukan pengecekan segel truck.

10
d. Melakukan pengecekan terhadap muatan truk-truk yang masuk.
e. Melakukan pengecekan data pengemudi truk.
f. Melakukan kendali terhadap truk yang masuk agar tidak terjadi
antrian, baik di weight bridge ataupun di sampling tower.

2. Timbangan
Truk yang membawa buah kelapa sawit yang telah selesai
menjalani pengecekan dan diterima kemudian dilakukan penimbangan
di jembatan timbang terlebih dahulu. Penimbangan dilakukan untuk
mengetahui seberapa banyak buah sawit yang diterima dan untuk
memudahkan dalam pemberian upah berdasarkan berapa ton buah sawit
yang angkutnya. Jembatan timbang yang berada di PKS PT. Mutimas
Nabati Asahan ada 2 buah dan memiliki fungsinya masing-masing.
Jembatan timbang pertama berfungsi untuk menimbang raw material
yang masuk. Kemudian jembatan timbang kedua berfungsi untuk
menghitung jumlah tandan yang diterima oleh pabrik kelapa sawit
dengan cara menimbang truk dan tandan yang rusak (jika ada).
Prinsip kerja jembatan timbang adalah pada saat mobil truk
mulai mendeteksi atau menimbang kedalam timbangan maka loadcell
sebagai sensor mulai mendeteksi gaya tekanan beban yang dirubah
kedalam arus atau tegangan listrik. Besaran arus atau tegangan listrik
yang dihasilkan oleh loadcell selalu berubah-ubah mengikuti berat atau
tekanan beban yang di timbang. Selanjutnya arus atau tegangan dikirim
ke analog yang ada pada indikator, analog digitalakan segera
memproses perubahan arus atau tegangan yang ditimbulkan oleh
loadcell sedemikian rupa hingga terbentuk angka digital sebagai hasil
penimbangan.  Jembatan timbang berfungsi untuk menimbang kapasitas
kotor dari truk (Bruto) dikurangi kapasitas kosong truk (Tara) untuk
mendapatkan berat Netto. Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut :

Berat Netto = Berat Bruto – Berat Tara

11
3.3. Proses Pengolahan Tandan Buah Segar menjadi CPO (Crude Palm Oil)
Buah kelapa sawit yang telah dipanen oleh pihak perkebunan yang
bekerja sama dengan PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala
Tanjung kemudian diangkut dan diantarkan ke PT. Multimas Nabati Asahan
(Wilmar Group) – Kuala Tanjung dengan menggunakan truk. Sesampainya
truk di pabrik, maka akan dilakukan beberapa proses pengolahan kelapa sawit
sampai dihasilkannya minyak CPO. Adapun tahapan proses pengolahan
kelapa sawit adalah sebagai berikut:
1. Sortasi
Proses sortasi dilakukan secara bersamaan pada saat pembongkaran
buah sawit dari truk agar dapat mengefisiensikan waktu sortasi terhadap
berton-ton buah. Sortasi dilakukan untuk memisahkan tandan buah segar
yang bagus dari buah mentah, buah sakit, dan buah busuk. Buah sawit yang
telah disortasi sesuai dengan kriteria maka dimasukkan ke dalam lori. PT. PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung memiliki standar
kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas
buah distasiun penerimaan TBS (Tandan Buah Segar) karena tingkat
kematangan buah berpengaruh pada kandungan lipase, lipase akan memacu
peningkatan FFA. Jenis sawit yang diterima dari kebun masyarakat dan agen
merupakan jenis tenera dan dura dengan kapasitas penerimaan 1000-1500
ton/hari. Ada beberapa sumber tandan buah segar yang diterima PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung beberapa dari
Sumatera bagian Utara. Adapun kriteria tandan buah segar Kelapa sawit
sesuai dengan tingkat kematangan dapat dilihat pada Tabel 1.

12
Tabel 3.1 Kriteria Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Sesuai dengan Tingkat
Kematangan
No Kriteria Keterangan
1 Buah Mentah Untuk buah mentah : Berondolan ditolak oleh
PKS
2 Buah Mengkal Untuk buah mengkal : Brodolan < 10 Brondolan
3 Buah Masak Untuk buah masak : Brodolan >10 Brondolan
4 Buah Tangkai Panjang Untuk tangkai panjang : Panjang Tangkai > 25 cm
5 Buah Lewat Busuk Untuk buah lewat masak : Brondolan > 50%
Lepas
6 Buah Busuk Untuk buah busuk : Brondolan < 10% , Brondolan
Lengket dalam Janjang dan Warna Kehitaman
(Ditolak PKS)
7 Tandan Kosong Untuk Tandan Kosong : 0% Brondolan yang
Tanggal (Ditolak PKS)

Gambar 3.1 Proses Pembongkaran Buah dari Truk dan Sortasi


(Sumber: PT MNA – Kuala Tanjung, 2023)  Contoh
2. Loading ramp
Setelah proses sortasi selesai dilakukan, maka kemudian tandan
buah kelapa sawit yang segar dan lolos disortasi dikumpulkan pada suatu
tempat yaitu ketempat penimbunan sementara (loading ramp) yang
dibawahnya terdapat pintu yang apabila dibuka buah-buahnya akan jatuh
dan masuk ke dalam lori. Di PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group)
– Kuala Tanjung, proses sortasi dilakukan pada loading ramp.

13
Gambar 3.2 Stasiun Loading Ramp dan Lori

3. Lori
Setelah buah kelapa sawit terkumpul banyak, pastikan lori-lori telah
berada posisi yang tepat untuk menampung buah sawit dari atas. Apabila
selesai mengatur posisi lori maka pintu tersebut akan dibuka oleh petugas dan
akhirnya buah-buah tersebut masuk ke dalam lori. Kapasitas 1 lori dapat
mencapai 10 ton. Selanjutnya tandan buah segar di sterilisasi dengan cara
perebusan.

Gambar 3.3 Gerbong Lori

4. Perebusan (Sterilisasi)
Setelah buah kelapa sawit masuk ke dalam lori, maka akan dilajutkan
dengan proses sterilisasi yaitu dengan cara merebus buah kelapa sawit yang
telah dimasukkan ke lori-lori. Proses perebusan ini dilakukan dalam tangki
perebusan yang dapat memuat 6 lori dalam sekali proses perebusannya (60
ton). Proses perebusan dilakukan dengan 3 fase dimana ketiga fase ini
merupakan proses penaikan tekanan secara bertahap yaitu dimulai pada
tekanan 1,5 barg (± 13 menit) 2,5-2,6 barg (± 14 menit), dan 2,7-2,9 barg (±
48 menit) dengan waktu perebusan paling lama 90 menit tergantung pada

14
tingkat kematangan buah. Adanya proses kenaikan tekanan secara bertahap
bertujuan untuk lebih memudahkan proses pelepasan berondolan dari
tandannya.

Sterilisasi akan berlangsung hingga mencapai tekanan 3 barg, lori


akan diberikan steam, tujuan pemberian steam adalah untuk membuang udara
dari lori sehingga terjadi headspace, air yang dikeluarkan pada proses
sterilisasi disebut condensate oil dan masih mengandung rendemen minyak
sekitar 2-3 % tetapi kadar FFA tingi berkisar 10 % kemudian dipompa
kembali ke clarify tank . Adapun tujuan dari proses perebusan ini adalah:

a. Menurunkan kadar FFA, karena perebusan akan menginaktifkan enzim


lipase. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan
trigliserida dan kemudian memecahkannya kembali menjadi asam lemak
bebas (ALB).
b. Melepaskan berondolan dari janjang.
c. Memisahkan fiber dan kernel.
d. Mengurangi kadar air pada inti sawit

Gambar 3.4 Tangki Perebusan

Gambar 3.5 Lori yang sedang dimasukkan ke Tangki Perebusan

15
5. Tippler
Tippler merupakan alat yang digunakan dalam proses penuangan buah
yang telah selesai direbus kemudian buah kelapa sawit yang masih menyatu
dengan tandan diangkut naik dengan conveyor menuju thresher.

Gambar 3.6 Tippler

Gambar 3.7 Proses Penuangan Buah

6. Pemipilan atau penebahan (thresher)


Pemipilan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin thresher.
Mesin thresher adalah mesin yang berfungsi untuk mengoncang tandan buah
sawit yang sudah matang karena disterilisasi sehingga dapat dipisahkan buah
dari tandannya. Fungsi dari threshing adalah untuk memisahkan buah dari
janjangannya dengan cara mengangkat dan membantingnya serta mendorong
janjang kosong ke empty bunch conveyor. Buah yang terpisah akan diangkut
ke digester sedangkan cairan dan tandan kosong akan dimasukkan ke
clarifier,

16
Gambar 3.8 Thresher (Warna Hijau)

7. Proses Pengempaan (Pressing Process)


Proses kempa merupakan proses pertama dimulainya pengambilan
minyak dari buah kelapa sawit dengan cara pelumatan dan pengempaan. Baik
buruknya pengoperasian peralatan mempengaruhi efisiensi pengutipan
minyak.Buah dialirkan ke mesin digester dengan menggunakan conveyor ke
digester.Didalam digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi
penuh diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang
terpasang pada bagian poros, sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar
atau mengeluarkan buah dari digester ke screw press. Adapun fungsi dari
digester adalah melumatkan daging buahdan menaikkan temperatur.

Gambar 3.9 Mesin Digester dan Press


Setelah kelapa sawit keluar dari digester, daging sawit akan lumat dan
langsung masuk ke screw press untuk diperas. Screw press meliputi dua
batang screw (ulir) yang berputar saling berlawanan. Bubur sawit akan
terdorong dan ditekan, sehingga menyebabkan sawit terperas. Pulp hasil
perasan keluar lewat perforated strainer, dan selanjutnya ditampung dalam
bak, sebelum dipompakanke bak CST. Fiberakan keluar bersama kernel pada
ujung screw press, yang kemudian dipisahkan antara kernel dan fiber secara
manual.

17
8. Penyaringan (Clarifier Tank)
Minyak kasar (crude oil) yang dihasilkan kemudian disaring
menggunakan vibrating screen. Penyaringan bertujuan untuk memisahkan
beberapa bahan asing,seperti pasir dan fiber yang masih mengandung minyak
dan dapat dikembalikan ke digester. Minyak yang telah disaring kemudian
ditampung pada crude oil tank (COT). Suhu didalam COT1 berkisar 80-95 0C
agar kualitas minyak yang terbentuk tetap baik.Di dalam COT, minyak
dialirkan secara underflow kemudian menuju ke CST (Continous Settling
Tank) yang didalamnya berisi minyak yang belum murni. Dalam CST
dilakukan pemisahan minyak dengan air berdasarkan berat jenisnya. Minyak
yang terpisah dialirkan ke oil tank sedangkan air dialirkan ke COT2
kemudian ke decanter untuk dipisahkan 3 komponen yaitu minyak, air, dan
solid dengan menggunakan sistem sentrifugal. Minyak akan masuk ke CST
kembali kemudian menuju oil tank yang masih memiliki moisture 1% lalu
dipompa ke vakum dryer untuk menurunkan moisture minyak hingga 0,2%
kemudian disimpan dalam storage tank lalu akan dipompa ke pump house
untuk diolah lebih lanjut CPO yang dihasilkan, air yang dipisahkan akan
digunakan sebagai metan gas yang dimanfaatkan untuk bahan bakar boiler,
dan solid yang terpisahkan akan dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Gambar 3.10 Oil Tank dan Vacuum Dryer

3.4. Pump House Dan Tank Farm


Pump House merupakan tempat penerimaan minyak,penyimpan dan
pengiriman. Target Departemen Pump House & Tank Farm adalah nihil
kontaminasi, nihil stop plant, nihil tumpahan minyak, efesiensi guna energi dan
zero accident.

18
Tugas pokok Departemen Pump House dan Tank Farm adalah:

1. Penerimaan minyak (receiving) dari truk, kapal dan plant


2. Penyimpanan minyak (storage)
3. Pengiriman minyak (transfer) ke truk, kapal dan plant.

Standarisasi mutu pada departemen ini adalah:

1. Sistem Jaminan Mutu sesuai standar ISO 9001


2. Food Safety sesuai standar FSSC 22000
3. Sistem Manaemen Lingkungan sesuai standar ISO 14001
4. Penghemat Energi sesuai standar ISO 50001
5. Sistem Manaemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai standar
SMK3
6. Halal sesuai standar SJH
7. Customer Requirement AIB, YUM dan lainnya

Flow Proses Unloading Truck

1. Registrasi: comodity, supplier, trucking dan lainnya


2. Sampling Tower: uji FFA max 5% dan uji moisture max 0,5%
3. Timbangan
4. Truk masuk ke Area Pembongkaran dan melakukan scan wajah pada
destination box
5. Proses pemanggilan truk untuk memasuki Gate
6. Proses Unloading (Bongkar Truk)
7. Cek kondisi strainer untuk mengetahui impurities yang tertangkap pada
strainer
8. Transfer CPO ke Tanki

19
Adapun gate yang terdapat pada Departemen Pump House dan Tank Farm
dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Gate yang terdapat pada Departemen Pump House dan Tank Farm
Nomor Gate Kegunaan Jenis Minyak
1 Loading Olein
2 Unloading CNO
3 Unloading RSPO SG
4 Unloading CPO Sania
5 Unloading CPO Sania
6&7 Unloading CPO Sedang
8&9 Unloading ULRM dan YUM
Sumber: Departemen Pump House PT MNA – Kuala Tanjung, 2023.

Kapasitas Tanki

1. Tank Farm Bulk 1 terdapat 58 tanki dengan kapasitas 1000 MT –


5000 MT
2. Tank Farm Bulk 2 terdapat tanki dengan kapasitas yang lebih kecil
mulai dari 48 MT - 1350 MT
3. Tank Farm Speciality Fat

3.5. Refinery dan Fractination


Proses refining bertujuan untuk menghilangkan impurities, fosfatida,
air dan memisahkan asam lemak bebas minyak. Proses pemurnian minyak
atau refining yaitu serangkaian proses yang kontiniu, yang melalui tahapan-
tahapan inti. Pemurnian minyak atau refining dimulai dengan proses :
a. Pre-Treatment
Tahap pre-treatment ini bertujuan untuk mengurangi kadar impurities
(kotoran) yang ada pada CPO. Minyak dipompakan melewati strainer hole
dengan ukuran 40 mesh. Selain itu pada tahap pre-treatment ini juga
bertujuan untuk meningkatkan suhu CPO sehingga menurunkan viskositas
CPO. Viskositas CPO diturunkan agar phosphoric acid yang ditambahkan

20
pada tahap selanjutnya mudah bereaksi pada CPO. CPO dengan suhu 40-
45°C dinaikkan suhunya hingga 90-110°C dengan menggunakan plate heat
exchanger (PHE).
Pada PHE terjadi perpindahan panas dimana fluida panas mengalir
dengan arah yang berlawanan dengan media pendinginnya. Aliran ini
dinamakan counter-current dimana aliran counter-current lebih efisien
sehingga sedikit heat loss yang terjadi.
Selanjutnya minyak yang sudah bersuhu 110°C dialirkan ke alat dryer
dengan tujuan untuk mengurangi moisture (kadar air) yang ada pada CPO.

b. Degumming
Pada proses pengolahan minyak di PT. Multimas Nabati Asahan
(Wilmar Group) – Kuala Tanjung, proses degumming bertujuan untuk
menghilangkan senyawa pengotor dan getah. Pada proses degumming CPO
akan ditambahkan citric acid sebanyak 0 - 200 ppm dan phosphoric acid
sebanyak 0,04% -0,065% yang kemudian dihomogenkan dengan agitator.
Penambahan citric acid dan phosphoric acid ini akan memacu terbentuknya
floc-floc gum sehingga semua senyawa pengotor dan getah terikat didalam
gum. Tujuan penggunaan citric acid adalah untuk mengikat semua trans
metal yang ada di dalam minyak, sedangkan tujuan penggunaan phosphoric
acid adalah untuk mengikat gum yang sudah berpindah massa ke fase yang
bisa diikat oleh fosfor. Pengikatan senyawa trans metal bertujuan
menghilangkan kofaktor yang dibutuhkan oleh asam lemak untuk oksidasi.
Kofaktor atau senyawa trans metal ini akan berfungsi sebagai katalis yang
mempercepat proses oksidasi, bila hal ini terjadi maka tingkat radikal bebas
atau bilangan peroksida akan naik, maka penambah asam sitrat menjadi
penting untuk menghindari itu. Pada proses ini CPO akan dipanaskan hingga
temperatur 110oC dimasa pre-treatment yang bertujuan untuk mengilangkan
air agar tidak terjadi peningkatan ALB, Temperatur 110oC dibuat karena
diharapkan pada temperatur tersebut pereaksian proses degumming bisa
optimal, dan diharapkan suhu CPO bisa bertahan di suhu 95oC -105oC. Tidak

21
ada proses netralisasi di PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) –
Kuala Tanjung.

c. Bleaching
Proses Bleaching yang dilakukan di PT. Multimas Nabati Asahan
(Wilmar Group) – Kuala Tanjung adalah dengan meninjeksi bleaching earth
yang bertujuan untuk mengikat gum-gum yang sudah diikat oleh fosfor,
getah, kotoran, senyawa volatile serta senyawa trans metal yang sudah diikat
oleh asam sitrat. Penambahan Bleaching earth adalah sebanyak 0,8% -1,7%
untuk mencapai warna dan kestabilan yang diinginkan. Adapun penambahan
Bleaching earth harus dengan sesuai dosis yang tepat karena kekurangan dan
kelebihan penggunaan bleaching earthakan menggangu kestabilan dan warna
dari minyak yang dipucatkan. Filtrat bleaching earth akan disaring pada
niagara filter. Niagara Filter bertujuan agar impurities, fosfatida, dan trans
metal yang sudah digumpalkan oleh bleaching earth bisa ditangkap, sehingga
minyak menjadi bersih dan jernih.

d. Filtrasi
Proses filtrasi merupakan proses penyaringan dengan tujuan agar
minyak terbebas dari partikel-partikel bleaching earth. Proses filtrasi
dilakukan di alat niagara filter. Minyak yang berasal dari slurry tank
dimasukkan kedalam alat niagara filter. Proses ini berlangsung hingga
tekanan niagara filter mencapai 4 barg. Bleaching earth yang sudah
mengandung gum-gum dan trace metal menempel pada leaf filter yang
berada di dalam alat niagara filter. Selanjutnya minyak dialirkan ke pulse
filter dan filter bag untuk memaksimalkan penyaringan. Sementara cake
bleaching earth yang menempel pada leaf filter akan dikeringkan dan
dikeluarkan dengan cara digetarkan sehingga masuk ketempat penampungan
spent earth.

22
e. Deodorise
Proses deodorisasi di PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) –
Kuala Tanjung berlangsung di dalam deodorizer pada kondisi vakum. Proses
deodorizing merupakan proses penghilangan asam lemak bebas dan
komponen penyebab bau tidak sedap seperti peroksida, aldehid, keton, dan
senyawa hasil oksidasi lemak lainnya. Deodorizing bertujuan untuk
mereduksi senyawa asam lemak bebas dan menghilangkan senyawa aldehid
dan keton sebagai agen pembawa bau pada minyak. Proses ini dilakukan
secara bertahap dengan titik kontrol kritis yang dibuat untuk menghasilkan
minyak yang berkualitas. Minyak hasil bleaching atau BPO dilewatkan terus-
menerus di heat exchanger untuk memanfaatkan perpindahan panas yang
efesien serta untuk mengurangi biaya produksi dan energi. Suhu pemanaskan
di dalam final heater dihantarkan dengan menggunakan coil yang
menghasilkan uap panas untuk memanaskan minyak. Temperatur di dalam
final heater mencapai 260oC. Suhu yang sangat tinggi ini bertujuan untuk
membantu proses penguapan asam lemak bebas, senyawa aromatik, pigmen
dan air. Setelah minyak mencapai suhu 260oC maka minyak panas ini akan
dipompa menuju pre striper atau tangki deo 1 untuk memulai proses
deodorisasi.
Produk bawah pre-stripper dimasukkan ke deodorizer. Alat ini
dilengkapi dengan tray serta spurging steam. Minyak akan turun ke bawah
melawati tray dan dibantu spurging steam untuk menguapkan asam lemak
bebas. Asam lemak bebas yang menguap akan dihisap oleh vakum
(scrubber). Uap yang ditangkap oleh scrubber akan dirubah menjadi produk
samping (by product) yaitu PFAD (Palm Fatty Acid Distillate). PFAD
merupakan produk hasil samping dari proses RBDPO minyak.
Setelah proses refining selesai dilakukan, maka akan dihasilkan
minyak RPO (Refined Palm Oil), minyak RPO ini akan di fraksinasi.
Fraksinasi adalah proses pemisahan 2 fraksi padat (stearin) dan cair (olein)
dari minyak. Contoh pemanfaatan fraksi olein sebagai minyak goreng dan
fraksi stearin sebagai bahan campuran shortening.

23
Adapun proses fraksinasi yang dilakukan pada PT. Multimas Nabati
Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung untuk memisahkan antara stearin
dan olein, terdiri atas 2 bagian yaitu :
1. Kristalisasi
Crystallizer adalah tangki yang berfungsi sebagai pemisah dua fraksi
padat (stearin) dan cair (olein) dari minyak. Proses crystallizer dimulai
dengan pre-cooling yaitu mendinginkan RPO dengan menggunakan plate
heat exchanger dengan pendinginnya air hingga temperature 60-65oC. Setelah
proses pre-cooling minyak dipompa ke tangki crystallizer dan dimulai proses
pemisahan fraksi stearin dan olein.
Pemisahan fraksi olein dan stearin dilakukan dengan pendinginan agar
terbentuk kristal-kristal minyak stearin. Pendinginan tangki crystallizer
menggunakan cooling system tengan pengantar air yang dialirkan ke dalam
coil yang mengelilingi bagian dalam tangki crystallizer. Di dalam tangki
crystallizer juga terdapat agitator yang berfungsi agar minyak mengalami
pengadukan agar pendinginan dan proses pembentukan Kristal bisa merata.
Minyak RBDPO yang ber temperatur 60-65 oC didinginkan dalam 10
segmen/tahapan pendinginan, dimulai dari suhu 60oC hingga suhu 25oC
selama kurang lebih 16 jam. Setelah proses pembentukan kristal selesai maka
akan dilakukan proses holding. Holding adalah keadaan yang dibuat untuk
mempertahan kekerasan kristal yang sudah terbentuk dengan cara
mempertahankan temperatur dari minyak tersebut. Setelah holding selesai
maka minyak akan siap untuk di filtrasi.

2. Filtrasi
Kristal-kristal yang sudah terbentuk dari minyak RPO akan di filtrasi
agar diperoleh fraksi olein dan stearin. Minyak yang sudah melalui proses
kristalisasi di tangki crystallizer akan di filtrasi di dalam filter press. Minyak
dipompa dengan tekanan 2 bar melewati filter cloth berukuran 5 mikron.
Minyak yang sudah melewati filter cloth akan di filtrasi lagi dengan filter bag
sebelum disimpan ke dalam tangki olein. Setelah proses filtrasi selesai maka
sisa minyak dan butir-butir Kristal minyak stearin yang menempel di filter

24
cloth akan di press agar sisa minyak bisa dikeluarkan dari dalam butir-butir
Kristal stearin. Proses pressing ini dinamakan squeezing. Squeezing dilakukan
dalam 5 tahapan penaikan tekanan. Dari tekanan awal 2 bar ketika minyak
masuk hingga tekanan 5 bar. Tekanan yang diberikan akan mengisi filter
cloth dengan udara yang padat sehingga butir-butir kristral tertekan dan fraksi
olein yang terdapat dalam kristal bisa dikeluarkan dengan maksimal. Proses
filtrasi dan pressing diharapkan memberikan yield olein sebanyak 60%.
Setelah proses squeezing selesai maka cake atau stearin padat yang menempel
di filter press akan dilepaskan/discharge dan disimpan dalam stearin tank
kemudian di panaskan untuk disimpan dalam bulking tank. Minyak yang
dihasilkan dari proses fraksinasi adalah RBDP Olein dan RBDP Stearin.
Adapun RBDPO juga dapat dibagi berdasarkan nilai IV (Iodine
Value) dan waktu holding nya yaitu sebagai berikut :
1. Olein 1, memiliki nilai IV 64 cg I2/g , dengan waktu holding 32 jam.
2. Olein 2, memiliki nilai IV 60 cg I2/g, dengan waktu holding 16 jam.
3. Olein 3, memiliki nilai IV 59 cg I2/g, dengan waktu holding 12 jam.
4. Olein 4, memiliki nilai IV 57 cg I2/g , dengan waktu holding 7 jam.

3.6. Consumer Pack / Kemasan untuk Minyak Goreng


Kemasan untuk produk minyak goreng terdiri dari kemasan primer
yang terdiri dari plastic bottle yang berbahan polyethylene (PE) yang diberi
cap plastic LDPE (Low Density Polyetylen) yang dibeli dari pihak ketiga,
stand pouch yang berbahan LDPE atau PE di design sendiri oleh PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung tetapi dibeli dari
pihak ketiga, serta jerry can dengan kemasan yang berwana putih dan
berwarna kuning yang dibuat sendiri oleh PT. Multimas Nabati Asahan
(Wilmar Group) – Kuala Tanjung. Selanjutnya adalah kemasan sekunder
yang terdiri atas carton yang berbahan kertas kraft untuk minyak goreng
kemasan botol dan pillow pack yang kemudian diberi label kertas HVS
chrome, yang di design sendiri oleh PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar
Group) – Kuala Tanjung tetapi dibeli dari pihak ketiga, serta kemasan tersier
berupa packing tape sedangkan untuk jerry can tidak ada kemasan sekunder

25
dan tersiernya. Pada labelling terdapat beberapa keterangan yang dilampirkan
yaitu berupa nama produk, quantity, produsen, komposisi, informasi nilai
gizi, halal, kode produksi, expired date, layanan konsumen, SNI, barcode,
informasi produk, nomor MD, batch, kode plastic dan gambar buanglah
sampah pada tempatnya. Semua keterangan ini dikeluarkan oleh PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung.
Proses filling dilakukan secara otomatis. Tahapan filling untuk
kemasan botol antara lain pertama disediakan botol kemasan kemudian
ditempelkan label secara otomatis, disusun botol-botol dan dimasukkan ke
dalam mesin filler untuk proses pengisian. Proses filling diakhiri dengan
penutupan botol atau kemasan dan pengepresan botol. Selanjutnya, produk
minyak akan melewati pemberian kode (tanggal produksi dan tanggal
expired). Kemasan minyak yang sudah diberikan kode akan dilewatkan di
metal detector untuk mengetahui apakah ada tidaknya unsur logam di dalam
produk minyak tersebut. Jika minyak tidak lolos dari metal detector yang
ditandai dengan adanya logam-logam yang terdapat di dalam produk, maka
minyak akan direject (ditolak atau dikembalikan ke tanki CPO). Setelah
melewati metal detector, maka produk minyak tersebut dimasukkan ke dalam
karton dan dilakukan sealing karton, kemudian disusun di atas pallet dan siap
untuk didistribusi.
Untuk stand pouch proses filling juga dilakukan secara otomatis.
Kemudian proses penghembusan udara ke dalam kemasan, pengisian,
penyegelan dan pemberian kode tepat di atas kemasan, dan penimbangan.
Selanjutnya disusun di dalam karton, pemberian kode pada karton,
penyegelan karton dan terakhir disusun di atas pallet-pallet. Sedangkan untuk
kemasan jerry can, jerry can yang sudah disediakan dilewatkan ke inkjet
print, kemudian proses pengisian secara otomatis, penutupan botol dan
dikunci botol dengan alat pengunci dan disusun di atas pallet-pallet.
Cooking oil atau dikenal dengan istilah minyak goreng adalah produk
yang dihasilkan oleh PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala
Tanjung dari bahan RBDPL (Refined Bleached and Deodorized Palm Olein)
dari hasil proses fraksinasi RBDPO (Refined Bleached and Deodorized Palm

26
Oil). PT. Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung
memiliki berbagai brand atau merek cooking oil baik untuk lokal maupun
ekspor. Beberapa brand atau merek minyak goreng yang disediakan oleh PT.
Multimas Nabati Asahan (Wilmar Group) – Kuala Tanjung antara lain Sania,
Fortune, Sovia, Siip, Mahkota, Camilla, Bukit Zaitun, dan Ol’eis.

3.7. Texturizing Plant


Di texturizing plant ada 2 ruang ingredient, yaitu ruang alergen dan
ruang non-alergen. Suhu di ruang alergen berada pada kisaran 23-25 0C,
bahan yang disimpan adalah Lesitin Sunflower, Topsitin, dan Soy Lesitin.
Sedangkan suhu di ruang nonalergen berada pada kisaran 27-28 0C, bahan
yang disimpan adalah Tokoferol, BHA, BHT, Antioksidan, Ascorbyl, STS,
TBHQ, Butter Flavour Oil, Asam Sitrat, dan Dimodan (emulsifier). Bahan
untuk texturing terlebih dahulu di blending dengan bahan campuran lain.
Blending minyak ada 3 tank, yaitu: TE01 61,20C, TE02 35,10C, dan TE03
61,6 0C. Tanki steam berbentuk kerucut dan terdapat spiral didalamnya.
Sebelum masuk ke tangki steam, harus terlebih dahulu di saring di filter
cartridge agar tidak terdapat kotoran. Sisa minyak lauric di simpan di tank
tidur, sedangkan untuk sisa minyak palmatik di simpan di bak petak.
Terdapat 8 line untuk proses texturing, dan terbagi menjadi 2, yaitu:
line 1-4 berada di gedung lama dan line 5-8 berada di gedung yang baru.
Proses yang membedakan kedua line tersebut adalah muatan dan proses yang
digunakan.
1. Line 1 (Lauric) : Kapasitas 80 ton/hari, dengan proses 2 cooling step
2. Line 2 (Palmitic) : Kapasitas 80 ton/hari, dengan proses 2 cooling step
3. Line 3 (Palmitic/Lauric) : Kapasitas 100 ton/hari, dengan proses 3
cooling step.
4. Line 4 (Palmitic) : Kapasitas 60 ton/hari, dengan proses 2 cooling step.
5. Line 5 (Palmatic) : Kapasitas 280 ton/hari, dengan proses 6 cooling step
6. Line 6 (Palmatic) : Kapasitas 280 ton/hari, dengan proses 6 cooling step
7. Line 7 (Palmatic) : Kapasitas 280 ton/hari, dengan proses 6 cooling step

27
8. Line 8 Iso Tank/Flexy Bag (Palmatic/Lauric) : Kapasitas 84 ton/hari setara
dengan 4 FCL
Shortening di filling kemudian dikemas, selanjutnya akan masuk ke
tahap metal line, jika terdapat kandungan metal yang terikut dari proses
chilling dan crystallizer maka akan diproses kembali. Parameter pada proses
texturing bergantung pada settingan pada sistem, permukaan yang kilat
(karena persamaan ukuran partikel minyak dan air), oil out sewaktu ditekan
tidak keluar dan tidak kelihatan butiran pasir.

3.8. Quality Control (QC)


Tanggung jawab Quality Control adalah sebagai berikut :
1. Quality Control bertanggung jawab memonitor proses produksi.
2. Bertanggung jawab untuk menganalisis dan menverifikasi kualitas suatu
produk.
3. Mengontrol kualitas produk agar produk tersebut tetap sesuai standar
ketika dipasarkan.
4. Bertanggung jawab untuk mendokumentasi semua hasil analisa kualitas
semua produk di perusahaan.
Adapun proses analisa dan controlling yang kami pelajari dan kami
lakukan selama magang di PT. MNA adalah menggunakan parameter uji
sesuai dengan AOCS yang dapat dilihat sebagai berikut :
1. Uji Asam Lemak Bebas
Definisi : Menentukan jumlah Free Fatty Acid (FFA)
Prosedur :
a. Sampel uji harus tercampur dengan baik dan berwujud cairan
sebelum ditimbang. Memanaskan sampel tidak lebih dari 10˚C diatas
titik lelehnya.
b. Digunakan Tabel 3.3 untuk menentukan massa sampel yang akan
ditimbang. Sampel ditimbang di dalam Erlenmeyer.

28
Tabel 3.3 Tabel Porsi Tes Uji Asam Lemak Bebas
FFA range (%) Test Portion (g) Alcohol (mL) Strength of alkali
0.00 to 0.2 56.4 ± 0.2 50 0.1 M
0.2 to 1.0 28.2 ± 0.2 50 0.1 M
1.0 to 30.0 7.05 ± 0.05 75 0.25 M
30.0 to 50.0 7.05 ± 0.05 100 0.25 or 1.0 M
50.0 to 100 3.525 ± 0.001 100 1.0 M

c. Menambahkan 50 mL larutan alkohol (IPA) dan 2 mL indikator PP.


d. Titrasi dengan larutn NaOH standar smpai terjadi perubahan warna
→ pink
Perhitungan :
Untuk CPO dan turunannya:

Volume titrasi NaOH × M NaOH × 25,6


FFA Palmatic ( % )=
Berat sampel

Untuk CPKO dan turunannya:

Volume titrasi NaOH × M NaOH × 20,0


FFA Lauric ( % )=
Berat sampel

Contoh perhitungan:
Massa sampel = 56,54 g (olein)
Volume titrasi NaOH = 1,42 mL
Konsentrasi NaOH = 0,1041 M

1,42 ×0,1041 ×25,6


FFA ( % ) = =0,0669
56,54

29
2. Bilangan Iodine Lemak & Minyak (IV) Metode WIJS
Definisi : Angka iodine merupakan sebuah ukuran ketidakjenuhan
lemak dan minyak. Nilai tersebut dinyatakan sebagai centigram iodine yang
terabsorb per gram sampel (% iodine yang terabsorb). Ikatan rangkap yang
terdapat pada asam lemak tidak jenuh akan bereaksi dengan senyawa iodin
atau larutan iodin.
Prosedur:
a. Dicairkan sampel bila tidak berbentuk cairan dan saring jika perlu untuk
menghilangkan pengotor padat dan air dalam jumlah renik.
b. Timbang sampel kedalam labu Iodine yang kering sesuai berikut:

Tabel 3.4. Tabel Porsi Tes Uji Iodine Value

Iodine Value expected Mass, g, ± 0.001


<5 3.000
5-20 1.000
21-50 0.400
51-100 0.200
101-150 0.130
151-200 0.100

c. Ditambahkan 10 mL sikloheksan : asam asetat glacial 1:1 dan kocok


untuk memastikan bahwa sampel harus sempurna.
d. Ditambahkan 10 mL Wijs kedalam labu. Tutup dan kocok agar
tercampur merata.
e. Ditambahkan katalis Natrium Asetat sebanyak 0,5 ml
f. Disimpan ke tempat yang gelap selama 5 menit.
g. Dikeluarkan labu dan tambahkan 10 mL larutan KI dan 100 mL aquades.
h. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N secara perlahan dan dengn
pengocokan yang kuat. Lanjutkan titrasi sampai warna kuning hampir
hilang. Tambahkan 1 – 2 mL indikator amilum dan lanjutkan titrasi
sampai warna birunya menghilang.

30
i. Untuk setiap jenis sampel, sedikitnya jalankan sebuah banko dengan cara
dan perlakuan yang sama seperti sampel.

Perhitungan
(B−S)× M ×12,69
Iodine value=
massa sampel
Dimana :

B = Volume titrasi blanko


S = Volume titrasi sampel
M = Molaritas larutan standar Na2SO2O3
W = Berat sampel

Contoh perhitungan:
Volume titrasi Blanko = 43,4160 mL
Volume titrasi Sampel = 31,7080 mL
Konsentrasi Na-tiosulfat = 0,1005 M
Berat sampel = 0,2460 (olein)

(43,4160−3,7080)× 0,1005× 12,69


IV = =60,69
0,2460

3. Penentuan Bilangan Peroksida


Definisi : Metode ini menghitung banyaknya miliekuivalen
peroksida tiap 1000 gr sampel yang mengoksidasi KI dalan lingkungan
asam asetat.
Prinsip : Jumlah bahan yang diuji dalam larutan campuran koroform.
Isooktan dan asam asetat di reaksikan dengan larutan KI.
Iodine yang dibebaskan dititrasi dengan larutan standar sodium thiosufat.
KI + CH3COOH à HI + CH3COOK
ROOH + 2 HI à I2 + H2O + ROH
I2 + 2Na2SO3à 2NaI + Na2S4O6

31
Langkah kerja :
a. Ditimbang sampel (Tabel 3) kedalam erlenmeyer dengan penutup dan
ditambahkan 50 ml asam asetat : asam asetat-isooktan dengan
perbandingan 3 : 2 dan 0,5 ml KI jenuh dengan menggunakan pipet
ukur yang sesuai.
b. Dibiarkan larutan ini selama minimal 1 menit sambil diaduk sesekali
(dianjurkan diaduk selama 3 kali dalam 1 menit) kemudian dengan
segera ditambahkan 30 ml aquadest.
c. Titrasi dengan larutan Natrium tiosulfat. Lanjutkan titrasi sampai warna
kuning iodin hampir menghilang. Tambahkan 0,5 mL SDS 10% dan
dambahkan sekitar 0,5 mL larutan indikator amilum.
d. Titrasi dengan larutan Natrium tiosulfat 0,01M dengan pengadukan
yang konstan. Tambahkan terus natrium tiosulfat hingga warna biru
menghilang.
Perhitungan
peroxide ( S−B ) × M ×1000
Perokside value(miliequivalents test portion)=
1000 g massa sampel
Dimana :
M = Molaritas larutan N2S2O3
B = Volume Titrasi Blanko
S = Volume titrasi sampel

Contoh perhitungan:
Massa sampel = 2,9278 g (stearin)
Konsentrasi Na-tiosulfat = 0,1005 M
B = 0,0300
S = 0,1400
( S−B ) × M × 1000
Perokside value= =3,738
2,9278

( 0,1400−0,0300 ) × 0,1005× 100


Perokside value=
massa sampel
4. Uji warna / Lovi Bond

32
Defenisi : Metode ini menentukan warna dengan pencocokan
warna dan transmit cahaya melalui cairan minyak atau lemak pada batasan
tertentu ke warna dari sumber sinar yang sama di transmit melalui standar
glass.
Prinsip : Warna dari contoh dibandingkan dengan suatu kombinasi warna
merah, kuning, dan biru dari standar warna.
Prosedur :
a. Jika perlu cairkan sampel, saring untuk menghilangkan air dan
pengotor yang ada.
b. Tuangkan sampel ke dalam sel lovi bond pada ukuran sel yang tepat.
Sel 5 ¼ inci untuk sampel yang sangat gelap dimana melebihi 20
satuan merah jika digunakan 5 ¼.
c. Hidupkan sumber cahaya dan lihat dengan lensa mata. Atur warna
pada rak untuk mencocokkan warna dari sampel.

Perhitungan :
Lovi bond colour = s “ cell = (rR) / (yY)/ (bB)/ (nN)
Disana / where : s = ukuran sel yang digunakan saat pengukuran
r = nomor pembacaan untuk merah
y = nomor pembacaan untuk kuning
b = nomor pembacaan untuk biru (jika perlu)
n = nomor pembacaan untuk netral (jika perlu)

5. Penentuan DOBI (Determination of Deterioration of Bleachability Index)


Defenisi : DOBI adalah suatu nilai perbandingan dari serapan panjang
gelombang pada 446 nm terhadap panjang gelombang 269 nm.
Prinsip : Analisis ini meliputi pengukuran spektofotometri pada larutan
sampel dalam pelarut iso-oktana/n-heksana (konsentrasi 0,5-1%) terhadap
pelarut. Harga absorbansi tidak selamanya tetap.

Cara kerja / prosedur :

33
a. Timbang minyak yang homogen seberat 0,1 g dengan batas ketelitian
0,1 mg dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml. Larutkan sampel
dengan iso-oktan sampai garis batas, dan kocok hingga larut dan
biarkan beberapa menit. Isi kuvet dengan larutan minyak yang telah
dibuat dan diukur absorbansinya pada 269 nm dan 446 nm.
b. Jika larutan berkonsentrasi tinggi, ambil 2 ml sampel yang sudah
dicairkan dan masukkan ke dalam labu ukur 10 ml dan encerkan
sampai garis batas dengan aseton. Ukur absorbansi larutan ini pada
panjang gelombang 269 nm dan 446 nm. Pengenceran yang demikian
lebih baik untuk sampel yang memiliki harga DOBI yang tinggi.

Perhitungan :
absorbance at λ 446 nm
DOBI =
absorbance at λ 269 nm
Nyatakan hasilnya dengan 2 desimal
Contoh hasil analisa:
Sampel CPO
Nilai absorbansi pada panjang gelombang 296 nm = 0,198
Nilai absorbansi pada panjang gelombang 446 nm = 0,539

absorbance at 446 nm 0,539


DOBI = = =2,72
absorbance at 269 nm 0,198

Volume pelarut ( mL ) ×3,83 × Absorbansi pada 446 nm


Betakaroten=
Berat sampel ( g )

25 ×3,83 × 0,539
Betakaroten= =471,75
1,094

34
6. Penentuan Fatty Acid Content (FAC)
Definisi: merupakan metode umum GLC untuk penentuan komposisi
asam lemak pada minyak/lemak atau hewani non-ruminansia.
Prinsip: Mengubah oil (minyak) menjadi FAME (Fatty Acid Methyl
Ester).
Prosedur:
a. Ditimbang 0,1 gram sampel kedalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan 2 ml larutan NaOH metanolik 0,5 N dan dipanaskan
selama 10 menit dengan menggunakan kondensor pendingin tegak
dalam penangan air yang dikontrol pada temperature 60 +1 ℃.
c. Ditunggu hingga dingin kemudian tambahkan 2,5 ml reagen BF3-
Metanol dan panaskan selama 2 menit dalam penangas air yang
dikontrol pada suhu 60 +1 ℃.
d. Ditunggu hingga dingin, tambahkan 2 mL n-hexane dan lanjutkan
pemanasan selama 1 menit lagi dalam penangas yang di kontrol pada
suhu 60 +1 ℃., tambhakan 8 ml larutan NaCl jenuh, aduk selama 15
detik.
e. Diambil 1 ml larutan dari lapisan hexane di posisi bagian atas dan
pindahkan ke tabung reaksi bertutup.
f. Ditambahkan sedikit Na2SO4 anhidrat, kocok dan biarkan
mengendap.
g. Diambil 1 µL larutan sampel dan suntikkan ke kromatografi gas
dengan kondisi yang sudah ditentukan.
Contoh hasil analisa:
Sampel: Olein
Persentase C16: 0 sebesar 39,67631% (asam palmitat)
Persentase C18: 1 Cis sebesar 42,25368 (asam oleat)
Persentase C18: 2 Cis sebesar 11,35796% (asam linoleat)
Persentase C18: 0 sebesar 4,42502% (asam stearat)
Persentase C14: 0 sebesar 0,95546% (asam miristat)
Persentase total asam lemak Trans
C18:1 Trans dan C18:2 Trans sebesar 0,14561%

35
3.9. Budaya dan Lingkungan Kerja
Budaya kerja dan lingkungan kerja di perusahaan PT. Multimas
Nabati Asahan Kuala Tanjung sudah sangat baik. Perusahaan selalu
memperhatikan keselamatan para pekerja dengan menanamkan Nilai-Nilai
Inti Wilmar, Kebijakan perusahaan, serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) seperti pemasangan Danger Alert seperti (No Smoking, Pedestrian
Walk, Hazard, dll). Kebersihan lingkungan juga sangat terjaga sehingga
menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja.
Kami memperhatikan setiap pekerja telah berkerja sesuai dengan SOP
yang berlaku dan disiplin. Setiap pekerja juga selalu memperhatikan
keselamatan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain, dibuktikan selama
beberapa waktu khususnya selama pelaksanaan magang tidak ada kecelakaan
kerja yang terjadi.
Hal ini penting untuk di transfer kepada siswa untuk meningkatkan
kedisplinan siswa dalam melakukan pekerjaan. Rasa tanggung jawab dapat
meningkatkan dan memelihara profesionalisme siswa/i dalam pelaksanaan
prosedur kerja serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan kinerjanya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Budaya kerja
yang baik perlu diterapkan kepada siswa sejak dini untuk meningkatkan
kualitas diri, terampil dan kompetitif agar dapat bersaing di dunia industri
kelak.

3.10. Penyelarasan Kurikulum dan Penyesuaian Kebutuhan Industri


Setelah melaksanakan magang guru produktif selama kurang lebih
satu bulan kami memperoleh bahan masukan dalam penyelarasan kurikulum
dan penyesuaian kebutuhan industri misalnya dalam materi Pengolahan
Kelapa Sawit, Pump House, Proses Produksi (Refinery dan Fractionation),
Quality Control, Consumer Pack dan Texturizing yang akan
diimplementasikan materinya pada mata pelajaran Produktif Kimia Industri.

36
BAB IV
KESIMPULAN

1. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi produk minyak kelapa sawit


dimulai dari jembatan timbang untuk penimbangan tandan buah segar
(TBS) setelah itu buah kelapa sawit akan masuk ke stasiun sortase dan
buah akan dipilih sesuai kriteria yang telah ditetapkan selanjutnya buah
kelapa sawit akan masuk kedalam stasiun perebusan selanjutnya ke
tippler, tresher,digester dan screw press, dan minyak akan masuk ke
stasiun pemurnian dan disimpan di storage tank. Setelah itu minyak CPO
akan dikirim ke tempat penampungan sementara yaitu Pump House &
Tank Farm Department, proses selanjutnya minyak CPO akan diolah di
Refinery dan Fractination dimana CPO akan diolah menjadi turunannya
seperti (RPO, RPS, Minyak goreng, speciality fat, dll) selanjutnya
produk akan ditransfer di Consumer Pack dan Texturizing sebelum
sampai ke konsumen. Dalam pelaksanaan semua proses dari bahan baku
(row material), bahan dalam proses (in process) dan bahan jadi (finised
good) dicheck kualitasnya di Quality Control Department sesuai
parameter yang ditetapkan.
2. Budaya kerja dan lingkungan kerja di perusahaan PT. Multimas Nabati
Asahan Kuala Tanjung sudah sangat baik. Perusahaan selalu
memperhatikan keselamatan para pekerja dengan menanamkan Nilai-
Nilai Inti Wilmar, Kebijakan perusahaan, serta Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) seperti pemasangan Danger Alert seperti (No
Smoking, Pedestrian Walk, Hazard, dll). Kebersihan lingkungan juga
sangat terjaga sehingga menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja.
3. Selama Pelaksanaan Magang kami memperoleh bahan masukan dalam
penyelarasan kurikulum dan penyesuaian kebutuhan industri misalnya
dalam materi yang berkaitan dengan Pengolahan Kelapa Sawit, Pump
House, Proses Produksi (Refinery dan Fractionation), Quality Control,
Consumer Pack dan Texturizing yang akan diimplementasikan materinya
pada mata pelajaran Produktif Kimia Industri

37

Anda mungkin juga menyukai