Anda di halaman 1dari 5

Memori Berkasih gerimis mengundang Siapa terlena pastinya terpana 

Telah kucuba meminta kasihmu Dalam tak sedar ku kebasahan Bujuknya,rayunya,suaranya


Biar menjadi ikatan abadi yang meminta simpati dan
Namun apa daya terlerai janji Pernah juga kau pinta harapan
kita perpisahan
Mungkin takdir yang meminta Aku sangkakan itu hanyalah Engkau pastinya tersenyum
Namun apa daya terlerai janji gurauan dengan pengunduran diriku
kita Nyata kau serius dalam Tetapi bagi diriku suatu
Mungkin takdir yang meminta senyuman ketenangan 
Andainya kita terus bersama
Bermusim kita bersama ( korus ) belum tentu kita bahagia
Menyemai ikatan cinta Bukan sekejap denganmu Selama tidak kau rubah cara
Tak mungkin kasihku hilang Bukan mainan hasratku hidupmu
Kukunci hati untukmu Engkau pun tahu niatku
Tulus dan suci Ada baiknya bila tidak lagi
Ku genggam kenangan indah Senang benar kau ucapkan bersama
Simpanlah senda gurauan Kau anggap itu suratan Terasa jauh diriku ini dengan
Andainya kau kerinduan Sikit pun riak wajahmu dosa 
Itulah jadi penanwar Tiada terkilan Aku tinggalkan walau tanpa
kerelaan yang nyata 
Sungguh ku terharu dan pilu Hanya aku separuh nyawa Kau tidak berubah
Kasih kusemai kau abaikan Menahan sebak di dada
Sedangkan kau bersahaja Berpaling muka bila saling
Putusnya ikatan cinta Berlalu tanpa kata bertatap mata
Terasa diri amat terhina kau Seolah kita tiada pernah saling
Mungkin tiada jodoh kita lakukan menyinta
Terasa diri amat terhina kau Mencari sebab serta mencari
Menangis hati ini lakukan alasan 
Ku juga bersimpati Supaya tercapai hasratmu
Hancurnya harapanku ( ulang dari korus )
Maafkan sayang Manis di bibir memutar kata
Sia-sia kukorban selama ini Malah kau tuduh akulah segala
Kasihmu yang berubah Jika kasihku, jika hatiku penyebabnya
Aku pun tak menyangka Kau guris oh oh oh... Siapa terlena pastinya terpana
Itulah alasanmu, pergilah Dalam tak sedar ku menangis Bujuknya,rayunya,suaranya
sayang yang meminta simpati dan
MENCARI ALASAN harapan
Biar rindu di kejauhan Ikhlasnya hati sering kali
Menemani hati yang gelisah disalah arti Engkau pastinya tersenyum
Semoga bertemu jua Tulusnya cinta tidak pernah dengan pengunduran diriku
kebahagiaan engkau hargai Tetapi bagi diriku suatu
Berlalu pergi dengan kelukaan ketenangan 
Telah kucuba meminta kasihmu ini Andainya kita terus bersama
Biar menjadi ikatan abadi Ku mengalah,ku bersabar belum tentu kita bahagia
Namun apa daya terlerai janji Selama tidak kau rubah cara
kita Berpaling muka bila saling hidupmu
Mungkin takdir yang meminta bertatap mata
Seolah kita tiada pernah saling Katakan apa yang kau ingin
Namun apa daya terlerai janji menyinta Selagi kau dapat berkata
kita Mencari sebab serta mencari Memang begini sikapmu
Mungkin takdir yang menimpa alasan  semenjak dahulu
Supaya tercapai hasratmu Andainya kita terus bersama
GERIMIS MENGUNDANG belum tentu kita bahagia
Kusangkakan panas Manis di bibir memutar kata Selama tidak kau rubah cara
berpanjangan Malah kau tuduh akulah segala hidupmu
Rupanya gerimis, rupanya penyebabnya
SUCI DALAM DEBU Punyai ciri selama ini ku cari Kerana cinta bahagia
Engkau bagai air yang jernih Berbeza wajah ayunya tetap asli
Di dalam bekas yang berdebu Pujangga menyatakan oh cinta
Zahirnya kotoran itu terlihat Kalau ku pilih di sini
berharga
Kesucian terlinding jua Apa kata di sana?
Kalau ku pilih di sana Dari emas dan permata
Cinta bukan hanya di mata Di sini akan terluka Lalu ku bawa cinta di persada
Cinta hadir di dalam jiwa Perlukah aku pilih keduanya? jiwa
Biarlah salah di mata mereka Bahagi kasih seadil-adilnya Sinar menyuluh gelita
Biar perbezaan terlihat antara
kita Sungguh Sewaktu debar cintamu terasa
Kuharapkan kau kan terima Ku merasa resah
melanda
Walau dipandang hina Untuk menilai sesuatu yang
Namun hakikat cinta kita indah Bangkit rinduku padamu di
Kita yang rasa Namunku ada pepatah ketika itu
Yang aku gubah Lalu tersentak diriku sedari
Suatu hari nanti lamunan
Pastikan bercahaya Di sana hanyalah menanti Kini sebenarnya aku telah kau
Pintu akan terbuka Sampai bila pun ku tak pasti tinggalkan
Kita langkah bersama Bertanya khabar melalui tinta
Di situ kita lihat Jarang sekali bertemu muka
Bersinarlah hakikat Namun ku tahu dia setia Aku adalah insan yang tak
Debu jadi permata Dan di sini tetap menunggu punya
Hina jadi mulia Berada jelas di mataku Kilauan emas permata
Kasih tak luak terhadap aku Lalu kucuba menaburi cinta
Bukan khayalan yang aku Sanggup menunggu kata Bagimu tiada nilainya
berikan putusku Tiada harta dan cinta
Tapi keyakinan yang nyata Sayang ketabahanmu
Kerana cinta lautan berapi menawanku
Pasti akan kurenang jua BUNGA
BUKAN AKU TAK CINTA Sungguh Merana kini aku merana 
Saat kita berpisah Ku merasa resah kekasih tercinta 
Kau pegang erat tangan ku Untuk menilai sesuatu yang entah kemana 
Sepertinya tak merelakan indah sendiri kini ku dibalut sepi 
pemergian ku Namunku ada pepatah
tiada tempat tuk bercurah lagi
Tuk meninggalkan mu Yang aku gubah

Dermaga saksi bisu Di sana hanyalah menanti Dimana kini entah dimana 
Waktu ku kucup kening mu Sampai bila pun ku tak pasti bunga impian yang indah dimata
Perlahan kau lepaskan Bertanya khabar melalui tinta ..kurindu tutur sepamu 
Pegangan tangan ku Jarang sekali bertemu muka nan saat kau barada disisiku....
Aku lihat kau menangis Namun ku tahu dia setia
Dan di sini tetap menunggu
kini tinggallah ku sendiri 
Lambaian tangan mu Berada jelas di mataku
Kasih tak luak terhadap aku hanya berteman dengan sepi 
Masih ku ingat selalu
Itu yang terakhir Sanggup menunggu kata menanti dirimu kembali 
Ku melihat diri mu putusku disini ku terus menanti… 
Sayang ketabahanmu akan kucoba untuk ..menanti
Sudah sering kau kirim surat menawanku dirimu kekasih 
Namun tak pernah aku jawab Reff..>>
Lalu ku kirimkan undangan Ku terima satu nota
oh bunga.... 
Agar kau tak berharap Ringkas tulisannya
Dia sedia undur diri dimana kini kau berada 
Bukannya aku tak tega Dan memaafkanku jangan biarkan diriku.. 
Bukan pula aku tak cinta Katanya anggap ini satu mimpi dalam kesorangan 
Kerana orang tua Yang datang sekadar oh bunga... 
Yang tak merestui cinta kita Untuk menguji jangan kau gores luka didada 
sunguh diriku takkan kuasa 
DISANA MENANTI DISINI HAKIKAT SEBUAH CINTA campak kan kenanga 
MENUNGGU Aku adalah insan yang tak ho ho ho.... OOhh bungaku…
Seumur hidup aku punya
Ini yang pertama hoo.. hooo oh Bungaku.
Cuma rasa cinta membara
Pintu hatiku diketuk
Oleh dua wanita Lalu tercipta rinduku padanya SYAHARA
Syahara...kasihku bidadari Namun engkau tak mengerti
kau menyinari ruang hidupku Seharusnya aku Pilu . . . Pilu sepilu pilunya
syahdunya bersamamu Cerminkan diriku Namun engkau tak perduli
mengenang di hatiku..syahara Sebelum tirai hati
Aku buka Malu. . . Semalu malunya
Syahara...sayangku Untuk mencintaimu Namun apa daya orang tak sudi
mengukir indahnya bersamamu Mahu. . . Semahu mahunya
jalinan rasa rindu Oh mungkinkah diri ini Namun apa daya orang dah
memburu di hatiku...syahara Dapat merubah buih benci
oh ooo...syahara Yang memutih
Menjadi permadani Berikanlah jawapan
c/o Syahara engkaulah gadis Seperti pinta Huraikanlah simpulan
pujaan Yang kau ucap Biar tenang jiwaku
siramilah rasa rindu Dalam janji cinta Aku rindu
anda engkau dapat mengerti
betapa ku meyayangi Juga mustahil bagiku BILA CINTA DIDUSTA
Menggapai bintang di Iangit Bila cinta didusta 
Dan bila suatu hari nanti Siapalah diriku Hati mula gelisah 
engkau dapat ku miliki Hanya insan biasa Hilang kekasih hati 
takkan pernah aku lepaskan Semua itu Hidup jadi merana 
dirimu oh oh syahara Sungguh aku tiada mampu
oh ooo...syahara * : 
Salah aku juga Insan yang diidam 
BUIH JADI PERMADANI Karna jatuh cinta Kini dimilik orang 
Dinginnya angin malam ini Insan sepertimu seanggun Cinta yang diimpikan 
Menyapa tubuhku bidadari Putus di tengah jalan 
Namun tidak dapat dinginkan Seharusnya aku Terpaksa mengalah 
panasnya Cerminkan diriku
Hatiku ini Sebelum tirai hati Mengapa menyinta 
Aku buka Andainya tak setia 
Terasa terhempasnya kelakianku Untuk mencintaimu Tak usahlah bercinta 
ini Jika hanya berpura 
Dengan sikapmu RINDU SERINDUNYA Bila hati dah jemu 
Apakah karna aku Berikanlah jawapan Mula berpaling tadah 
Insan kekurangan Huraikanlah simpulan Tak pernah difikirkan 
Mudahnya kau mainkan Biar tenang jiwaku Orang yang ditinggalkan 
Setelah kasih lama berlalu Tersiksa sayu pilu 

Oh mungkinkah diri ini Tidak mungkin kulupa Ooo...oo.. merayu-rayu 


Dapat merubah buih Perjanjian kita Ooo...oo.. ingin kembali 
Yang memutih Di bawah rumpun bambu Ooo...oo.. meratap sayu 
Menjadi permadani Di kala bulan sedang beradu Tidak mungkin orang simpati 
Seperti pinta Menoleh pun tak sudi 
Yang kau ucap Mengapa terjadi perpisahan ini
Dalam janji cinta Dikala asmara melebar Andainya ditakdirkan 
sayapnya Cinta mu didustai 
Juga mustahil bagiku Mengapa kau pergi disaat begini Pastinya kau mengerti 
Menggapai bintang di Iangit Dikala hatiku terlukis namamu Siksanya perpisahan 
Siapalah diriku Hanyalah ditemani sesalan
Hanya insan biasa Kalau memang tiada jodoh
Semua itu Apalagi nak ku heboh SURAT UNTUK KEKASIH
Sungguh aku tiada mampu Aku malu pada teman di kamar ini ingin ku tulis lagi
Pada semua sepucuk surat untukmu kekasih
Salah aku juga ingin ku tumpahkan semua duka
ini
Karna jatuh cinta Rindu. . . Rindu serindu betapa pedihnya hidupku di
Insan sepertimu seanggun rindunya rantau orang
dua tahun sudah ku tabahkan biarlah ku kan tetap tegar pernah ku sesali namun itu tiada
hati melangkah arti
hanya cita-cita yang membuatku kini aku sadari semua itu
bertahan semoga engkau selalu tabah suratan darinya
perjalanan ini penuh dengan menantiku
duri doakanlah biar ku cepat kembali kini aku sadari semua itu
semoga kau mengerti kenyataan suratan darinya
semoga engkau selalu tabah
ini menantiku
di sini di jantung kota ku doakanlah biar ku cepat kembali
BERITA KEPADA KAWAN
labuhkan harapan SURATAN Perjalanan ini
demi masa depan engkau dan Trasa sangat menyedihkan
ingin ku menangis saat ku
aku Sayang engkau tak duduk
terpaku
di sini walau banyak rintangan Disampingku kawan
mengenangkan nasib diri yang
ku hadapi
tiada arti
biarlah ku kan tetap tegar Banyak cerita
tak pernah ku nikmati megahnya
melangkah Yang mestinya kau saksikan
dunia
semoga engkau selalu tabah bahkan ku tak pernah tahu Di tanah kering bebatuan
menantiku cantiknya raut wajahmu duhai
doakanlah biar ku cepat kembali kekasih Tubuhku terguncang
Dihempas batu jalanan
(mana ku tahu kasih tentang kau hari-hari berlalu bagai dalam Hati tergetar menatap
yang di sana mimpi kering rerumputan
sedang suratmu tiada pernah ku seakan ku berjalan di balik awan
terima kelabu Perjalanan ini pun
mungkin orang tuaku yang ada hanya hitam, yang ada Seperti jadi saksi
sembunyikan semua hanya kelam Gembala kecil
seakan tak pernah merestui kita) aku melangkah dengan perasaan Menangis sedih
dua tahun sudah ku tabahkan mengapa daku terlahir ke dunia
Kawan coba dengar apa
hati ini
jawabnya
hanya cita-cita yang membuatku hanya menanggung beban duka
Ketika di kutanya mengapa
bertahan dan derita
Bapak ibunya tlah lama mati
perjalanan ini penuh dengan pernah ku sesali namun itu tiada
Ditelan bencana tanah ini
duri arti
semoga kau mengerti kenyataan kini aku sadari semua itu
Sesampainya di laut
ini suratan darinya
Kukabarkan semuanya
di sini di jantung kota ku (tabahkan hatimu sayang, Kepada karang kepada ombak
labuhkan harapan tabahkan hatimu kasih Kepada matahari
demi masa depan engkau dan tiada guna kau sesali, tiada guna
aku kau tangisi Tetapi semua diam
di sini walau banyak rintangan semua itu sudah suratan Tetapi semua bisu
ku hadapi darinya) Tinggal aku sendiri
biarlah ku kan tetap tegar Terpaku menatap langit
hari-hari berlalu bagai dalam
melangkah
mimpi Barangkali di sana
semoga engkau selalu tabah seakan ku berjalan di balik awan ada jawabnya
menantiku kelabu Mengapa di tanahku terjadi
doakanlah biar ku cepat kembali yang ada hanya hitam, yang ada bencana
hanya kelam
(mana ku tahu kasih tentang kau aku melangkah dengan perasaan Mungkin Tuhan mulai bosan
yang di sana Melihat tingkah kita
sedang suratmu tiada pernah ku mengapa daku terlahir ke dunia Yang selalu salah dan bangga
terima ini dengan dosa-dosa
mungkin orang tuaku hanya menanggung beban duka Atau alam mulai enggan
sembunyikan semua dan derita Bersahabat dengan kita
seakan tak pernah merestui kita) pernah ku sesali namun itu tiada Coba kita bertanya pada
arti Rumput yang bergoyang
di sini di jantung kota ku kini aku sadari semua itu
labuhkan harapan suratan darinya DENGANMU AKU HIDUP
demi masa depan engkau dan
mengapa daku terlahir ke dunia Denganmu aku hidup
aku
ini Denganmu aku mati
di sini walau banyak rintangan
hanya menanggung beban duka Hanyalah padamu
ku hadapi
dan derita hanyalah untukmu
Hidupkan dijalani

Padamu ku berserah
Padamu ku berpasrah
Hanyalah padamu
Hanyalah untukmu
Hidup kan dijalani

Engkau Allah yang Maha


Mendengar
Engkau Allah yang Maha
Penyayang
Engkau yang mengampuni
Engkau yang memaafkan
Engkau Allah

Allahurrahman Allahurrahim
Allahul malikul kuddusussalam
Allahul mukmin allahul
muhaymin
Allahul azzizul jabbarrul
muttaqabbir

HAMPA
Kupejamkan mata ini
Mencoba tuk melupakan
Segala kenangan indah
Tentang dirimu tentang
mimpiku
Semakin aku mencoba
Bayangmu semakin nyata
Merasuk hingga ke jiwa
Tuhan tolonglah diriku

Reff :
Entah dimana dirimu berada
Hampa terasa hidupku tanpa
dirimu
Apakah disana slalu rindukan
aku
Seperti diriku yang slalu
merindukanmu
Selalu merindukanmu

Tak bisa aku ingkari


Engkaulah satu-satunya
Yang bisa membuat jiwaku
Yang pernah mati menjadi
berarti
Namun kini kau menghilang
Bagaikan ditelan bumi
Tak pernahkah kau sadari
Arti cintamu untukku

Entah dimana dirimu berada


Hampa terasa hidupku tanpa
dirimu
Apakah disana slalu rindukan
aku
Seperti diriku yang slalu
merindukanmu
Selalu merindukanmu

Anda mungkin juga menyukai