1
Mengapa tak juga Sebelum tirai hati aku buka menyiksa
Derita selimut cinta Untuk mencintaimu Laksana diriku sedang mengejar badai
Melepas belenggu jiwa Laksana 'ku mengejar badai
Kau halalkan segala cara
Oh mungkinkah diri ini dapat merubah buih Demi kepuasan duniamu
Apakah karena cinta yang dulu kurasa Yang memutih menjadi permadani
Sangat tulus bersahaja Seperti pinta yang kau ucap dalam janji cinta
Sehingga tiada kata hati berprasangka Percuma kuberdayung di air yang deras
Bahwa dia akan khianat cinta
Bahwa dia akan khianat cinta Juga mustahil bagiku menggapai bintang di langit
Siapalah diriku hanya insan biasa Sia-sia kupertaruhkan harta, jiwa, dan raga
Semua itu sungguh aku tiada mampu Namun pada akhirnya aku yang kecewa
Tinggallah kini hidupku sendiri Pada akhirnya kuterluka
Antara ada dan tiada 'Ku tak kuasa menanggung beban derita cinta
Jasad bagai keranda Salah aku juga karna jatuh cinta menyiksa
Naungan nafas cinta Insan sepertimu seanggun bidadari Laksana diriku sedang mengejar badai
Abadi terpendam di jiwa Seharusnya aku cerminkan diriku Laksana 'ku mengejar badai
Sebelum tirai hati aku buka Kau halalkan segala cara
Demi kepuasan duniamu
Buih Jadi Permadani Untuk mencintaimu
3
Nyanyian Rindu Kasih, apa kabar?
Baik
Aku kau banding-bandingkan
Dengan wanita yang baru kau cinta?
Evie Tamala Setelah kupikir-pikir Kejam
Aku tetap memilih dia
'Ku tuliskan syair ini hanya untukmu
Karena dia lebih lembut darimu
Maafkan
Gedung Tua
'Ku nyanyikan lagu ini hanya untukmu Wawa Marisa
Payung hitam yang menjadi saksi Tempat keramaian kemewahan sunyi sepi
Betapa besar cinta ini padamu, kasih Semuanya hampa termakan lapuknya usia
Setiap hari diriku menanti
'Ku curahkan kasih sayang hanya padamu Siapa yang mau menghuni gedung tua?
Tak peduli hujan turun, petir menghalangi
Kutetap bertahan walau air hujan membasahi
Bulan saja mengerti diriku badan Sudah berulang kali pernah aku mencoba
Aku ini sedang jatuh cinta padamu, sayang Membangun dan membina
Tapi kini setelah kau kembali Kehancuran di jiwa ini
Apa memang tiada kau merasa? Sikapmu sungguh menyakitkan hati
Atau memang tiada dirasa getaran jiwa? Mengapa baru sekarang Kecewa dan kecewa yang selalu kurasa
Aku kau banding-bandingkan Merana dan tersiksa
Dengan wanita yang baru kau cinta? Yang tiada akhirnya
Masih terngiang selalu merdu suaramu, kasih
Kejam
Secepatnya jasad dipendam Kerinduan Esok aku akan pergi lama kembali
Secepatnya jasad dipendam Ridho Irama, Sonet 2 Kuharapkan agar engkau sabar menanti
Karena tak lagi dibutuhkan Esok aku akan pergi lama kembali
Diri yang semula dipuja Kuharapkan agar engkau sabar menanti
Betapa hati rindu pada dirimu, duhai kekasihku
Kini bangkai tak berguna
Segeralah kembali pada diriku, duhai kekasihku
Aku akan sabar menantimu kembali
Dari kamar yang indah Selamat jalan dan sampai berjumpa lagi
Aku sudah rindu lincah manja sikapmu
Kasur empuk tilam putih
Aku sangat rindu kasih sayang darimu
Kini harus berpindah Esok kita akan berpisah
Terkubur dalam perut bumi Tentu hari-hari 'kan jadi sunyi
Semoga kita dapat bertemu lagi seperti dahulu Esok kita akan berpisah
Supaya kita dapat bercinta lagi seperti dahulu Tentu hati akan rindu sekali
Kalau selama ini
Diri berhiaskan
Emas intan permata Gelisah, hati gelisah, sejak kepergianmu Semakin lama kita berpisah
Bermandi cahaya Tak sabar, hati tak sabar, menanti kedatanganmu
Mengapa, mengapa hatiku berdebar-debar Orang yang baik bukan yang tidak pernah
Kita sama-sama tergoda
Seakan-akan ku ragu Melakukan kesalahan
Untuk merelakan kepergianmu, kasih Tapi yang menyadari kesalahannya
Mengapa, mengapa hatiku berkata-kata Masa iya gara-gara senyuman Dan memperbaikinya
Seakan-akan berbisik Kau ingin pasrah mati di istana hatiku
Bahwa kita tidak akan berjumpa lagi
Cukup satu kali
Aku tak ingin mati oleh peluru perang Kehilangan tongkat
Kepergianku hanya untuk kembali 'Ku rela mati ditelan senyumanmu Cukup satu kali
Kita berpisah untuk berjumpa lagi Jangan dua kali
Antara Senyum Dan Perang Benar, benarkah itu katamu?
Bersalah yang sama
Jangan dua kali
Sodiq
Senyuman Monalisa tak seindah senyummu
Tak seorang pun dalam dunia
Begitu dahsyat kau mengguncang jiwaku
Bagaikan dentuman peluru perang Yang tak pernah berdosa
Di saat dirimu melempar senyuman Karena sudah kudrat manusia
Rasanya ingin mati di istana hatimu Sungguh, sungguh aku tergoda Tempatnya salah dan lupa
Masa iya gara-gara senyuman Kita sama-sama tergoda Tak seorang pun dalam dunia
Kau melayang-layang bagai dilanda perang Yang tak pernah berdosa
Karena sudah kudrat manusia
Masa iya gara-gara senyuman
Tempatnya salah dan lupa
Sumpah mati Kau melayang-layang bagai dilanda perang
Kalau kau tak percaya coba lihat di dadaku
Detak-detak jantungku berkata 'ku cinta kamu Itu sih bukan lupa
Sumpah mati
(Tapi kalau selalu lupa)
Kalau kau tak percaya coba lihat di dadaku
Itu mah disengaja
Ah, masa iya gara-gara senyuman Detak-detak jantungku berkata 'ku cinta kamu
Kau ingin pasrah mati di istana hatiku
Cukup satu kali
Ah, masa iya gara-gara senyuman
Kehilangan tongkat
Aku tak ingin mati oleh peluru perang Kau ingin pasrah mati di istana hatiku
Cukup satu kali
'Ku rela mati ditelan senyumanmu
Kehilangan Tongkat Jangan dua kali
Rhoma Irama Bersalah yang sama
Benar, benarkah itu katamu? Jangan dua kali
7
Walau harus nyawa melayang Cintaku hanyalah padamu Lama sudah 'ku menanti
Demi cinta akan ku korbankan Duhai kekasihku Menanti memadu kasih
Andaikan laut tenggelam Sayangku hanyalah untukmu Penuh rasanya rindu di hati
Cintaku padamu tak pudar Di dalam hidupku
Zapin
Semoga saja cinta kita suci abadi Kurindu gayamu ketika bercanda Aku dendangkan
Tak terpisah untuk selamanya Tawa lepas renyah ceria Lagu Melayu
Semoga saja cinta kita suci abadi Kurindu gayamu ketika bermanja Pelipur hati
Tak terpisah untuk selamanya Meluluhkan segenap jiwa Pelipur lara
Kurindu bagaimana engkau membujuk
Ketika 'ku merajuk
Cintaku hanyalah padamu Kurindu bagaimana engkau mengasihi Cahaya manis, kilau gemilau
Duhai kekasihku Ketika kubersedih Digantung Tapir indah menawan
Sayangku hanyalah untukmu Ku bernyanyi lagu Zapin riang
Di dalam hidupku S'moga hadirin, aduhai sayang
Kini 'ku telah kembali Jadi terkesan
Kembali padamu, kasih
Hasrat seiya jiwa sekata Setelah lama kutinggal pergi
Prasasti cinta bak sumpah Kembanglah goyang atas kepala
Kehidupanku kematianku Lipatlah tangan, sanggul dipadu
Hanyalah untuk dirimu Kita berdendang, bersukaria
8
Lagulah Zapin, aduhai sayang Laksamana raja di laut Tenggelam aku dalam lamunan cintamu
Rentak Melayu Bersemayam di Bukit Batu Ingin kuraih kudekap dalam pelukku
Ahai, hati siapa Isikanlah kata-kata mesramu
Ahai, tak terpaut Bawalah diriku dalam hidupmu
Laksamana raja di laut
Mendengar lagu Zapin Melayu Oh, rinduku
Bersemayam di Bukit Batu
Ahai, hati siapa
Ahai, tak terpaut Laksamana raja di laut Rindu bila kau jauh dariku
Mendengar lagu Zapin Melayu Bersemayam di Bukit Batu Perasaan s'lalu tak menentu
Ahai, hati siapa Rindu belaian mesra tanganmu
Ahai, tak terpaut Rindu bisikan kata rayumu
Laksamana raja di laut
Mendengar lagu Zapin Melayu
Bersemayam di Bukit Batu
Ahai, hati siapa
Ahai, tak terpaut
Peluklah Aku Bila semua kerinduan ini
Hanya khayalan mimpi hidupku
Mendengar lagu Zapin Melayu Rena Movies Sisa jeratan rinduku ini
Sungguh membuatku terpaku
Membawa tepak hantaran belanja Telah kurasa benih cinta di hatimu
Bertakhta perak, indah berseri Takkan kulepas ikatan rinduku Cuma dia yang kusayang
Kami bertandak, menghidup budaya Kuharapkan kau hadir di sisiku Cuma dia yang kurindu
Tidak Melayu, sayang, tidak Melayu Membawaku berlabuh ke kapal cintamu Cuma dia yang kutunggu (Cur-cur-cur-hiya)
Hilang di bumi
Tenggelam aku dalam lamunan cintamu Cuma dia yang kutunggu (Cur-cur-cur-hiya)
Petinglah gambus, sayang, lantang berbunyi Ingin kuraih kudekap dalam pelukku Cuma dia yang kutunggu
Isikanlah kata-kata mesramu
Disambut dengan tingkah meruas
Saya bernyanyi sampai di sini Bawalah diriku dalam hidupmu Pertengkaran
Mudah-mudahan hadirin semua Oh, rinduku
Yunita Ababiel
Menjadi puas
Rindu bila kau jauh dariku
Mengapa pertengkaran antara kita selalu terjadi?
Laksamana raja di laut Perasaan s'lalu tak menentu
Bersemayam di Bukit Batu Rindu belaian mesra tanganmu
Ahai, hati siapa Rindu bisikan kata rayumu Mengapa pertengkaran antara kita selalu terjadi?
Ahai, tak terpaut Setiap kali rasa cemburu datang jadi pemicu
Mendengar lagu Zapin Melayu Bila semua kerinduan ini
Hanya khayalan mimpi hidupku Mengapa tak pernah kau mengerti diriku?
Laksamana raja di laut Sisa jeratan rinduku ini Yang selama ini menyayangmu setulus hati ini
Bersemayam di Bukit Batu Sungguh membuatku terpaku
Ahai, hati siapa Mengapa pertengkaran selalu terjadi?
Ahai, tak terpaut Cuma dia yang kusayang
Mendengar lagu Zapin Melayu Cuma dia yang kurindu
Sampai saat ini aku tak mengerti
Cuma dia yang kutunggu
Apakah salahku coba katakan?
9
Dalam hati ini tak pernah ada Jauh mengejar mimpi yang tiada pasti Yo wes cukupno anggonmu mendem
Hasrat di hatiku untuk yang lain Biar hujan datang berturun, takkan tawar rasa Yo wes cukup anggonmu gendeng
Kalaupun berpisah aku tak kuasa lautan cinta Yo mari-mario, yo leren-lereno, ojo diterus-terusno
Keutuhan cinta itu yang kudamba Ku khayalkan kasihmu memekakkan rasa
Kiranya gerimismu tawarkan lautan
Tutupen botolmu, tutupen oplosanmu
Mengapa pertengkaran antara kita selalu terjadi? Emanen nyawamu, ojo mbok terus-teruske
Setiap kali rasa cemburu datang jadi pemicu Benar kata pujangga, "Selasih ku sangka mayang" Mergane ora ono gunane
"Mayang ku sangkakan daun selada"
Orang benci ku sangka sayang
Mengapa tak pernah kau mengerti diriku? Tutupen botolmu, tutupen oplosanmu
Namun diri tak merasa tetapi apakan daya?
Yang selama ini menyayangmu setulus hati ini Emanen nyawamu, ojo mbok terus-teruske
Mergane ora ono gunane
Kenang-kenanglah aku, sayang, rinduilah aku
Mengapa pertengkaran selalu terjadi?
dalam ingatanmu
Benci Kusangka Sayang Yang telah tinggalkanku selama ini
Oplosan
Oplosan
Jauh mengejar mimpi yang tiada pasti
Tryana Oplosan
Biar hujan datang berturun, takkan tawar rasa
lautan cinta
Masih membasah luka yang dulu pernah kau cipta Ku khayalkan kasihmu memekakkan rasa Opo ora eman duite? Gawe tuku banyu setan
Kau sayat kembali di atas derita lama Kiranya gerimismu tawarkan lautan Opo ora mikir yen mendem iku biso ngrusak pikiran?
Tak pernah menjadi impian dan hitam bukanlah
harapan Oplosan Ojo diteruske mendeme, mergo ora ono untunge
Yo cepet marenono mendemmu, ben dowo umurmu
Mengering air mata, mengenang percintaan yang Wiwik Sagita
kini tinggal igauan
Oplosan
Opo ora eman duite? Gawe tuku banyu setan Oplosan
Masih segar di ingatan kenangan kita masih Opo ora mikir yen mendem iku biso ngrusak pikiran? Oplosan
bersama Ojo diteruske mendeme, mergo ora ono untunge Palapa!
Cinta yang telah berlalu ku simpan jadi sejarah Yo cepet marenono mendemmu, ben dowo umurmu
Biarlah ku jalani lara, biarlah kan ku telan duka
Cobo sawangen kae konco-kancamu
Semoga kau mengerti, tak pernah ku restui
Yu palapa, hey! Akeh sing podo gelempangan
pemergian dirimu
Oplosan Ugo akeh sing kelesetan ditumpakke ambulan
Sungguh menyayat hati
Oplosan
Oplosan Yo wes cukupno anggonmu mendem
Benar kata pujangga, "Selasih ku sangka mayang" Perdana record Suroboyo Yo wes cukup anggonmu gendeng
"Mayang ku sangkakan daun selada"
Yo mari-mario, yo leren-lereno, ojo diterus-terusno
Orang benci ku sangka sayang
Namun diri tak merasa tetapi apakan daya? Cobo sawangen kae konco-kancamu
Akeh sing podo gelempangan Tutupen botolmu, tutupen oplosanmu
Ugo akeh sing kelesetan ditumpakke ambulan Emanen nyawamu, ojo mbok terus-teruske
Kenang-kenanglah aku, sayang, rinduilah aku
Mergane ora ono gunane
dalam ingatanmu
Tutupen botolmu, tutupen oplosanmu
Yang telah tinggalkanku selama ini
10
Emanen nyawamu, ojo mbok terus-teruske Jangan mencoba, mencoba lagi Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
Mergane ora ono gunane Mendekati diriku Agar menjadi saksi cinta kita berdua
Berdua
Benci Sakit rasa hatiku tak mungkin terlupakan
Tasya Rosmala Engkau sendiri jadi penyebab Menjadi saksi kita berdua
Luka dalam hatiku
Kebencianku pada dirimu Bulan Bintang
Goyang semuanya Karena perbuatanmu Rhoma Irama
Kurasa tak perlu engkau kembali Kurasa tak perlu engkau kembali Bulan di manakah kini
Untuk bercinta denganku lagi Untuk bercinta denganku lagi Jangan kau sembunyi tampakkanlah diri
Terlambat, itu sudah berlalu Terlambat, kini ku sudah benci Bintang sepi menyendiri
Menyakiti dan meninggalkanku? Padi Reborn Malam semakin kelam tanpa kau sang rembulan
Tanpa ku tahu apa sebabnya Bintang sedih bermuram tanpa kau sang rembulan
Indah, terasa indah
Seribu kali engkau mohon maaf padaku Bila kita terbuai dalam alunan cinta Bulan di manakah kini
Tak mungkin luluh rasa hatiku Sedapat mungkin terciptakan rasa Jangan kau sembunyi tampakkanlah diri
Dengan ratapmu itu Keinginan saling memiliki
Jangan kau coba, mencoba lagi
Mendekati diriku Naluriku berkata bulan masih ada
Namun bila itu semua Dan menanti bintang dengan penuh damba
Dapat terwujud dalam satu ikatan cinta Kuyakin bulan juga gelisah merana
Sakit rasa hatiku tak mungkin terlupakan Tak semudah seperti yang pernah terbayang Dan menanggung rindu dalam penantian
Engkau sendiri jadi penyebab Menyatukan perasaan kita
Luka dalam hatiku
Kebencianku pada dirimu Bulan bintang pun merindukanmu
Tetaplah menjadi bintang di langit
Karena perbuatanmu Agar cinta kita akan abadi
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini Bulan di manakah kini
Kurasa tak perlu engkau kembali Agar menjadi saksi cinta kita berdua Jangan kau sembunyi tampakkanlah diri
Untuk bercinta denganku lagi Berdua Bintang sepi mengendiri
Terlambat, kini ku sudah benci Berselimut sunyi selalu mencari
Sudah, terlambat sudah
Goyang lagi semuanya Kini semua harus berakhir Malam semangkin kelam tanpa kau rembulan
Mungkin inilah jalan yang terbaik Bintang sedih bermuram tanpa kau sang rembulan
Dan kita mesti relakan kenyataan ini Bulan di manakah kini
Seribu kali engkau mohon maaf padaku Jangan kau sembunyi tampakkanlah diri
Tak mungkin luluh rasa hatiku
Dengan ratapmu itu Tetaplah menjadi bintang di langit
Agar cinta kita akan abadi
11
Narluriku berkata bulan masih ada Memelukmu walau selalu Keloas ati sun kaya keloas
Dan menanti bintang dengan penuh damba Tak akan pernah sanggup aku melepasnya Krungu sampean mbaleni rabi lawas
Kuyakin bulan juga gelisah merana Membelaimu walau selalu Keloas ati sun kaya keloas
Dan menanggung rindu dalam penantian Masih terasa harum lembut di hatiku
Keloas, goyang lagi bro
Bulan, bintang pun merindukanmu Mencari apa yang aku cari Asik bro
Merangkai rindunya hatiku
Bulan di manakah kini Dari pada saya lawas tambah lara
Jangan kau sembunyi tampakkanlah diri Bulan bawa bintang menari, iringi langkahku (iringi Mending pisah bagen kula dadi rangda (aamiin)
Bintang sedih menyendiri langkahku) Apa nggak maju loh ka
Berselimut sunyi selalu mencari Malam hadir bawa diriku, berjumpa denganmu
Dua hati satu tujuan, melangkah bersama
Kula sumpah ora arep alad eled
(melangkah bersama)
Malam semakin kelam tanpa kau rembulan Kula rela cintane ditugel boled
Cinta hadir bawa diriku, menyentuh indahnya
Bintang sedih bernuram tanpa kau sang rembulan Dari pada saya lawas tambah lara
Bulan di manakah kini Mending pisah bagen kula dadi rangda
Jangan kau sembunyi tampakkanlah diri Bulan bawa bintang menari, iringi langkahku (iringi
Memandangmu langkahku)
Malam hadir bawa diriku, berjumpa denganmu
Keloas ati sun kaya keloas
Krungu sampean mbaleni rabi lawas
Ikke Nurjanah Dua hati satu tujuan, melangkah bersama
Keloas ati sun kaya keloas
(melangkah bersama)
Matursembah nuwun, t'rimakasih
Cinta hadir bawa diriku, menyentuh indahnya
Mencari apa yang aku cari
Merangkai rindunya hatiku Keloas Dari pada saya lawas tambah lara
Tati Mutia Mending pisah bagen kula dadi rangda
Memandangmu walau selalu
Tak akan pernah beri jemu di hatiku Kula sumpah ora arep alad eled
Pak Warto goyang lagi Pak Warto
Menyapamu walau selalu Kula rela cintane ditugel boled
Pak Yono goyang yok
Masih terasa merdu bagai di awal jumpa Dari pada saya lawas tambah lara
Bapak Warto sama Bapak Yono
Mending pisah bagen kula dadi rangda
Mencari apa yang aku cari
Keloas ati sun kaya keloas
Merangkai rindunya hatiku Keloas ati sun kaya keloas
Krungu sampean mbaleni rabi lawas
Keloas yang waru kulo bli pengen Krungu sampean mbaleni rabi lawas
Bulan bawa bintang menari, iringi langkahku (iringi Krungu sampean mbaleni rabi bengen Keloas ati yang kulo bli pengen
langkahku) Krungu sampean mbaleni rabi bengen
Malam hadir bawa diriku, berjumpa denganmu
Layang-layang murage ning pekarangan
Dua hati satu tujuan, melangkah bersama Layang-layang murage ning pekarangan
Ati sun melayang keduhung kenang sampean
(melangkah bersama) Ati sun melayang keduhung kenang sampean
Cinta hadir bawa diriku, menyentuh indahnya
Haa-aa, haa-aa
12
Keloas ati sun kaya keloas Itulah pengorbanan diriku Jare lungo mung sedelo
Krungu sampean mbaleni rabi lawas Dari harta cinta sampai raga Malah tanpo kirim warto
Keloas ati sun kaya keloas Agar kau kembali kejalan benar Lali opo pancen nglali
Jalan yang diridhoi Tuhan Yen eling mbok enggal bali
Debu Debu Jalanan
Hamdan ATT Walaupun ayah serta ibuku Ning stasiun balapan
Tak merestui aku denganmu Rasane koyo wong kelangan
Kutinggalkan mereka berdua
Dengan kedua tanganku ini Demi untuk hidup bersamamu
Kuangkat dirimu yang hina Janji lungo mung sedelo
Dari debu-debu jalanan Jare sewulan ra ono
Kusucikan dengan air cinta Tapi mengapakah kini engkau pergi Pamitmu naliko semono
Lari bersama lelaki lain? Ning stasiun balapan Solo
Lalu aku jadikan dirimu Stasiun Balapan Yen eling mbok enggal bali
13
Nadyan regane enem ewu Kalung emas kuwi mbiyen tak tuku Lali tenan to dek, nggonmu janji-janji
Kuwi wujud katresnanku Tak pasrahke mung kanggo sliramu Disekseni lampu alun-alun iki
Jare kowe melu aku llha kok mlayu Gedhe roso tresnaku Lali tenan to dek, nggonmu janji-janji
Opo kurang larang Yo mung kanggo sliramu Ning terminal stasiun gonku nggoleki
Pungkasane kowe ilang Ra nyono kowe lali karo aku
Neng endi aku nggoleki, tali kutang
Lungo tak anti-anti kapan nggonmu bali
Loro atiku atiku kelaran loro Mecak ing endahing wengi kuto Nganjuk iki
Iki mas taline tak kundurake Rasaning nganti tembus ning dhodho Sumilir angin atis gugah kangene ati
Ngerto bapak ra ngeparengake Nangisku iki Opo kang mas ora ngerteni? Kang mas tak kangeni
Aku dijodohke malah karo priyo seje Mergo kowe sing njalari
Wis cukup mung semene wae Kebangeten opo salahku iki
Ning alun-alun tak goleki
Opo dosaku iki
Terminal stasiun tak ubengi
Duh Kangmas Andong Basuki Senajan setaun tak enteni
Aku ora bakal lali Kalung emas kuwi mbiyen tak tuku Tresnamu sing tak gondeli
Yen Gusti ngeparengake, mesti bali Tak pasrahke mung kanggo sliramu
Tali kutang iki, tak simpen tekane pati Gedhe roso tresnaku
Lali tenan to dek, nggonmu janji-janji
Tali kutang wujud tresnoku kang suci Yo mung kanggo sliramu
Disekseni lampu alun-alun iki
Ra nyono kowe lali karo aku
Lali tenan to dek, nggonmu janji-janji
Iki mas taline tak kundurake Ning terminal stasiun gonku nggoleki
Ngerto bapak ra ngeparengake Loro atiku atiku kelaran loro
Aku dijodohke malah karo priyo seje Rasaning nganti tembus ning dhodho
Ning alun-alun tak goleki
Wis cukup mung semene wae Nangisku iki
Terminal stasiun tak ubengi
Mergo kowe sing njalari
Senajan setaun tak enteni
Kebangeten opo salahku iki
Duh Kangmas Andong Basuki Tresnamu sing tak gondeli
Opo dosaku iki
Aku ora bakal lali
Yen Gusti ngeparengake, mesti bali
Tali kutang iki, tak simpen tekane pati
Alun Alun Nganjuk Ning alun-alun tak goleki
Vita Kdi Terminal stasiun tak ubengi
Tali kutang wujud tresnoku kang suci
Senajan setaun tak enteni
Tresnamu sing tak gondeli
Lungo tak anti-anti kapan nggonmu bali
Tali kutang wujud tresnoku kang suci
Mecak ing endahing wengi kuto Nganjuk iki Ngawi Nagih Janji
Kalung Emas Sumilir angin atis gugah kangene ati
Denny Caknan
Opo kang mas ora ngerteni? Kang mas tak kangeni
Didi Kempot
Kowe mbiyen ngomong tresno
Ning alun-alun tak goleki
Kalung emas sing ono gulumu Janji ra bakal ngeliyo
Terminal stasiun tak ubengi
Saiki wis malih dadi biru Jare pun mantep atimu
Senajan setaun tak enteni
Luntur koyo tresnamu Bakal ngenteni baliku
Tresnamu sing tak gondeli
Luntur koyo atimu
Sak iki kowe lali karo aku
14
Siseh wetan Kartonyono Ning Ngawi aku teko nagih janji Tetapi untuk sementara biarlah berpisah
Aku pamit bablas lungo Kutho iki cen ngangeni Kupergi karena terpaksa demi cita-cita
Pandongamu sing tak jaluk Sliramu tak anti-anti ning alun-alun Ngawi Ani, Ani
Aku bakal mantuk Roso iki iseh podo, ora ono sing bedo Tabahkan hatimu, aku juga rindu
Dulu aku suka padamu dulu aku memang suka Antara Cinta Dan Tahta Harta dan tahta tiada berguna
Bila hidup tanpa dirimu, jauh dariku
(Ya-ya-ya)
Dulu aku gila padamu dulu aku memang gila
OM Adella
Pria Idaman
Darah Muda Bertahun ku mencari dirimu, pujaan hati
Rita Sugiarto
Lembah dan ngarai bukit 'ku daki
Rhoma Irama
Demi cinta, ku tak perduli Sikapmu yang penuh kasih dan sayang
Membuat aku hai mabuk kepayang
Darah muda darahnya para remaja Sifatmu yang peramah dan pendiam
Istana indah megah bagaikan gubuk derita
Yang selalu merasa gagah Membuat aku rindu siang malam
Harta dan tahta tiada berguna
Tak pernah mau mengalah
Bila hidup tanpa dirimu, jauh dariku
Masa muda masa yang berapi-api
Juga wajahmu yang teramat tampan
Yang maunya menang sendiri
Agar selalu jadi perhatian
Walau salah tak peduli Janganlah dikau bersedih, sayangku, kini kita
Sungguh kau seorang pria idaman
Darah muda bersatu
Idamannya gadis sepanjang zaman
Ku ingin kau berjanji tak pernah tinggalkanku lagi
Biasanya para remaja
Sungguh sukar dicari masa kini
Berpikirnya sekali saja Bukankah di dalam pertemuan 'kan ada perpisahan?
Orang sepertimu pria sejati
Tanpa menghiraukan akibatnya Hanyalah maut jua yang dapat memisahkan kita
Bagaimana aku tak bahagia
Wahai kawan para remaja
Berdampingan denganmu, hai kekasih
16
Sopan santunmu menyejukkan kalbu Sungguh sukar dicari masa kini Kucoba untuk tidak putus asa
Tutur sapamu hai semanis madu Orang sepertimu pria sejati Membuka mata hatimu
Bagaimana aku tak bahagia Kucoba menguakkan tabir
Berdampingan denganmu, hai kekasih Penghalang cintamu dan cintaku
Bentuk tubuhmu lelaki perkasa
Kejujuranmu dapat dipercaya Yatim Piatu 'Ku tahu kau terjerat dan terbenam
Rhoma Irama Dalam kepalsuan
Sikapmu yang penuh kasih dan sayang
Cinta tak dapat lagi membedakan
Membuat aku hai mabuk kepayang
Yatim piatu, malang nasibmu Siapa dan yang mana
Sifatmu yang peramah dan pendiam
Membuat aku rindu siang malam Semoga Tuhan selalu
Melimpahkan rahmat-Nya padamu Wahai angin pengembara
(Amin, Allahumma Amin) Terbangkan tirai penghalang di hatinya
Juga wajahmu yang teramat tampan
Agar merasakan getarannya jiwa
Agar selalu jadi perhatian
Yatim piatu, besarkan hatimu Wahai burung duta suara
Sungguh kau seorang pria idaman
Di dalam mengarungi Dendangkan lagu untuknya tentang cinta
Idamannya gadis sepanjang zaman
Hidup yang penuh tantangan ini Agar hirau akan hatiku yang lara
(Amin, Allahumma Amin)
Sungguh sukar dicari masa kini
Apakah belum juga kau mengerti
Orang sepertimu pria sejati
Wahai semua kawan Atau memang tiada cinta lagi
Bagaimana aku tak bahagia
Berdampingan denganmu, hai kekasih Atasmu kewajiban
Menyantuni mereka dan mengasihinya Telah kupaparkan segalanya padamu
Siapa diriku
Sopan santunmu menyejukkan kalbu
Sungguh engkau manusia Kini kuserahkan kepadamu untuk
Tutur sapamu hai semanis madu
Yang tiada beriman Menentukan sikapmu
Bila pada mereka tak belas kasihan 'Kan kuterima itu walaupun hati
Bentuk tubuhmu lelaki perkasa Pedih dan merana
Kejujuranmu dapat dipercaya Karena 'ku tahu tak seorang pun bisa
Wahai para hartawan Memaksakan cinta
Coba ulurkan tangan
Sikapmu yang penuh kasih dan sayang 'Tuk membantu mereka dalam kehidupan
Membuat aku hai mabuk kepayang Dua Kursi
Sifatmu yang peramah dan pendiam Rita Sugiarto
Membuat aku rindu siang malam Sungguh engkau manusia
Pendusta 'kan agama
Apabila mereka engkau sia-sia La-la la la-la la la-la la la-la la
Juga wajahmu yang teramat tampan
Agar selalu jadi perhatian
Sungguh kau seorang pria idaman
Tabir Kepalsuan Kalau hanya masakanan dimeja
Tak pernah engkau makan
Rhoma Irama Kalau hanya kopi yang ku suguhkan
Idamannya gadis sepanjang zaman Tak pernah engkau minum
Tapi jangan sampai kau macam-macam
Ternyata hatimu buta Diluaran rumah kau macam-macam sayang
Buta karena tabir kepalsuan
17
Awas, awas, awas, awas Aku takut sayangmu terbagi Bukan baru sekali ini
Dua kursi Aku takut rindumu terbagi Hatiku engkau sakiti
Dua kursi Pada orang, pada orang lain Tapi baru kali ini
La-la la Takkan mau lelaki yang dipuja Mataku menjadi saksi
La-la la Menduakan cinta
La-la la Perasaan wanita tak beda
Ilalang, ilalang
La-la la Ingin dipuja dimanja-manja
Walau cintaku malang
La-la la la-la la-la la-la la la-la Satu cinta, satu cinta saja
Ilalang, ilalang
Kalau hanya makanan dimeja Cukup saja dua kursi
Ku tak akan putus harapan
Kalau hanya kopi yang ku suguhkan Jangan tambah kursi lagi
Tak pernah engkau minum Diluar rumah ini
Tapi jangan sampai kau macam-macam (Diluar rumah) Bunga Dahlia
Diluaran rumah kau macam-macam sayang Kalau hanya makanan dimeja Ikke Nurjanah
Awas, awas, awas, awas Tak pernah engkau makan
Awas, awas, awas, awas Kalau hanya kopi yang ku suguhkan
Awas, awas, awas, awas Tak pernah engkau minum Bungaku
Satu kali kau salah melangkah Tapi jangan sampai kau macam-macam Dahlia
Bibir mulai berdusta Diluaran rumah kau macam-macam sayang
Bila tingkah lakumu berubah Awas, awas, awas, awas Duhai bunga pujaan
Aku pasti curiga Satu kali kau salah melangkah Kau bunga dahlia
La-la la la Bibir mulai berdusta Oh, bunga kesayangan
La-la la la Bila tingkah lakumu berubah Kau bunga dahlia
Jangan sampai ada bunga yang baru Aku pasti curiga
Diluar rumah
Aku takut terbagi Ilalang Bunga nan cantik menawan
Aku takut rindumu terbagi Machica Mochtar Menjadi sebutan
Pada orang, pada orang lain Sungguh indah di taman
Takkan mau lelaki yang dipuja Di taman kerinduan
Menduakan cinta Ilalang, ilalang
Perasaan wanita tak beda Menghalangi pandangan
Ilalang, ilalang Banyak bunga nan molek
Ingin dipuja dimanja-manja Tak semolek dahlia
Satu cinta, satu cinta saja Jadi saksi cerita malam
Oh, bunga
Cukup saja dua kursi Dahlia
Jangan tambah kursi lagi Ilalang, ilalang
Diluar rumah ini Lihat langkahku goyang
Satu kali kau salah melangkah Ilalang, ilalang Datanglah kumbang
Bibir mulai berdusta Tak kuasa jiwa terguncang Menghampirinya
Bila tingkah lakumu berubah Menghisap sari bunga dahlia
Aku pasti curiga
La-la la la Benar cerita burung-burung
Dirimu s'lalu berdusta Bunga di taman
La-la la la Kini layu di tangan
Jangan sampai ada bunga yang baru Benar kata bisik angin
Kau takkan pernah setia Kumbang tiada belas kasihan
Diluar rumah
18
Bungaku malu-malu Bungaku Agar tak seorang pun
Merunduk pucat warnanya Dahlia Yang 'kan dapat menyentuh tubuhmu
Bungaku malu-malu
Bersedih sesali dirinya Sonia Sonia Sonia
Abiem Ngesti Primadona di hatiku
Layulah sudah bunga impian
Layulah sudah bunga dahlia Sonia Sonia kasihku
Bungaku dahlia Hanyalah diriku Aku rindu kepadamu
Yang selalu Aku cinta kepadamu
Duhai bunga pujaan Menyintaimu Hanya kepadamu
Kau bunga dahlia
Oh, bunga kesayangan La-la-la-la-la-la-la-la-la-la Aku mau jadi bulu matamu
Kau bunga dahlia La-la-la-la-la-la-la-la-la-la-la-la-la Pelindung dari cahaya dan debu
Aku mau jadi pemerah bibirmu
Bungaku Sonia kasihku Yang menambah kecantikanmu
Dahlia Aku rindu kepadamu
Aku cinta kepadamu Sonia kasihku
Datanglah kumbang Hanya kepadamu Sonia ho-oo Sonia
Menghampirinya
Menghisap sari bunga dahlia Aku mau jadi bulu matamu Sonia kasihku
Pelindung dari cahaya dan debu Aku rindu kepadamu
Bunga di taman Aku mau jadi pemerah bibirmu Aku cinta kepadamu
Kini layu di tangan Yang menambah kecantikanmu Hanya kepadamu
Kumbang tiada belas kasihan
Sonia kasihku Kalau kupunya sayap
Bungaku malu-malu Sonia ho-oo Sonia Kubawa kau terbang ke bulan
Merunduk pucat warnanya Aku cemburu bila
Bungaku malu-malu Sonia kasihku Orang lain memandang wajahmu
Bersedih sesali dirinya Aku rindu kepadamu
Aku cinta kepadamu Kubuat pagar besi
Layulah sudah bunga impian Hanya kepadamu Yang mengelilingi dirimu
Layulah sudah bunga dahlia Agar tak seorang pun
Bungaku dahlia Kalau kupunya sayap Yang 'kan dapat menyentuh tubuhmu
Kubawa kau terbang ke bulan
Duhai bunga pujaan Aku cemburu bila Sonia Sonia
Kau bunga dahlia Orang lain memandang wajahmu Primadona di hatiku
Oh, bunga kesayangan
Kau bunga dahlia Kubuat pagar besi
Yang mengelilingi dirimu
19
Sonia kasihku Pabila dirimu tak mau bicara Lama kutunggu (lama kutunggu) kejujuranmu
Aku rindu kepadamu Berarti hatimu ada kebimbangan Terkadang harus menanggung kekecewaan
Aku cinta kepadamu
Hanya kepadamu
Izinkanlah Aku untuk meyakinkan Terlalu mahal (terlalu mahal) harus kubayar
Bahwa dirimu masih sayang padaku Kecuranganmu dengan, dengan air mata
Masih Adakah Cinta Ho-oo ha-aa
Latief Khan Dengan air mata
Masih adakah rasa sayang dihatimu Dengan air mata
Aduhai sang bidadari Masih adakah sisa cinta dihatimu (Air mata, air mata)
Benarkah kau membenciku
Ataukah memang Serta kerinduan didalam hatimu Katanya tebu manis airnya
Kau tak sudi lagi Untuk diriku yang mencintaimu Kucoba tanam di pinggir hati
Tumbuh memang tumbuh
Ha-aa-aa Sayang, sayang, sayang
Masih adakah rasa sayang dihatimu
Masih adakah rasa sayang dihatimu Tebu berduri menusuk hati, ho-ho-ho
Masih adakah sisa cinta dihatimu
Masih adakah rasa cinta dihatimu
Serta kerinduan didalam hatimu Mahal Layar berlayar perahu kayu
Untuk diriku yang mencintaimu Meggy Z Biarlah, biar kini tanpa dirimu
Masih adakah rasa sayang dihatimu Terlalu mahal harus kubayar Katanya tebu manis airnya
Masih adakah sisa cinta dihatimu Kecuranganmu dengan, dengan air mata Kucoba tanam di pinggir hati
Yaa- ha-ha- ha Ha-ha, dengan air mata Tumbuh memang tumbuh
(Mata, mata, mata, mata, mata, mata, mata) Sayang, sayang, sayang
Hu-hu-ha-ha-ha (Mata, mata, mata, mata, mata, mata, mata) Tebu berduri menusuk hati
Getarkan bibirmu bicaralah sayang Katanya tebu manis airnya Lama kutunggu (lama kutunggu) kejujuranmu
Walau kau berdusta aku takkan marah Kucoba tanam di pinggir hati Terkadang harus menanggung kekecewaan
Pabila dirimu tak mau bicara Tumbuh memang tumbuh
Berarti dirimu ada kebimbangan Sayang, sayang, sayang Terlalu mahal (terlalu mahal) harus kubayar
Tebu berduri menusuk hati, ho-ho-ho Kecuranganmu dengan, dengan air mata
Izinkanlah aku untuk meyakinkan
Bahwa dirimu masih sayang padaku Layar berlayar perahu kayu Dengan air mata
Hey-he-he yeah Biarlah, biar kini tanpa dirimu Dengan air mata
(Air mata, air mata)
Getarkan bibirmu bicaralah sayang Katanya tebu manis airnya
Walau kau berdusta aku takkan marah Kucoba tanam di pinggir hati Katanya tebu manis airnya
Tumbuh memang tumbuh Kucoba tanam di pinggir hati
Sayang, sayang, sayang Tumbuh memang tumbuh
Tebu berduri menusuk hati
20
Sayang, sayang, sayang Langit sebagai atap rumahku Baru seminggu tak jumpa
Tebu berduri menusuk hati Dan bumi sebagai lantainya Rindu hatiku jadinya
Hidupku menyusuri jalan Terlalu rindu
Kutunggu kejujuranmu
(Masih kutunggu)
Sisa orang yang aku makan
Emas Hantaran
Kutunggu kejujuranmu Langit sebagai atap rumahku Arief, Yollanda
(Masih kutunggu) Dan bumi sebagai lantainya
Kutunggu, kutunggu kejujuranmu Hidupku menyusuri jalan Berakhir sudah impian cinta
(Masih kutunggu) Sisa orang yang aku makan Tinggallah puing-puingnya
Kutunggu kejujuranmu Mimpi yang indah tak jadi nyata
Gelandangan Jembatan menjadi tempat perlindungan
Dari terik matahari dan hujan
Terkikis ombak menerpa
Rhoma Irama Begitulah nasib yang aku alami Aku yang dulu engkau sayangi
Entah sampai kapan hidup begini Mengapa kau tinggal pergi?
Kering sudah rasanya air mataku
Terlalu banyak sudah yang tertumpah Terlalu Rindu Oh, di manakah janji yang suci
Yang katamu tak berbagi?
Menangis meratapi buruk nasibku Rita Sugiarto
Nasib buruk seorang tunawisma
Ku ingin kau mengerti apa yang ku alami
Terlalu rindu aku menunggu Takdir diriku harus melangkah jauh darimu
Langit sebagai atap rumahku Terlalu sunyi tanpa dirimu
Dan bumi sebagai lantainya
Andaikan aku boleh bertanya
Hidupku menyusuri jalan
Tidak kah kau tahu Apakah ada salah diriku?
Sisa orang yang aku makan
Rindunya hatiku kepadamu Agar ku jauh dari prasangka rasa cemburu
Siang ingin malam, malam ingin siang Aku yang dulu engkau sayangi
Jembatan menjadi tempat perlindungan
Dalam penantian Mengapa kau tinggal pergi?
Dari terik matahari dan hujan
Rindunya hatiku lelahnya jiwaku jauh disisimu Oh, di manakah janji yang suci
Begitulah nasib yang aku alami
Yang katamu tak berbagi?
Entah sampai kapan hidup begini
Tak lelap tidurku tak indah mimpiku
Tanpa belaianmu Ku ingin kau mengerti apa yang ku alami
Kering sudah rasanya air mataku
Inginnya segera dirimu kembali Takdir diriku harus melangkah jauh darimu
Terlalu banyak sudah yang tertumpah
Pengobat rinduku
Menangis meratapi buruk nasibku
Nasib buruk seorang tunawisma Andaikan aku boleh bertanya
Apakah ada salah diriku?
Agar ku jauh dari prasangka rasa cemburu
21
Tiada salah dirimu, kasih Kini kusadari cintamu padaku Lupa akan baiknya
Salah pada nasibku sendiri Hartalah semata yang engkau cari Salahmu tak pernah kau rasa
Karena tak punya emas permata hantaran cinta
Lebih baik putus saja sudah hubungan kita Rita Sugiarto Katanya diriku tercipta
Daripada lama-lama aku mati tersiksa Dari tulang rusukmu
Katanya diriku tercipta Yang hilang satu
Cukup sudah kumengerti apa yang kau harap Dari tulang rusukmu
dariku Yang hilang satu Tobat, tobat, tobatlah tobat
Aku hanya punya cinta dan tak punya apa-apa Nyatanya hidupku kau siksa Kau salah-salahkan wanita
Lebih baik putus saja sudah hubungan kita Hanya karena kuterlahir Yang kau ingat buruknya
Daripada lama-lama aku mati tersiksa Tak sempurna Lupa akan baiknya
Salahmu tak pernah kau rasa
Kini kusadari cintamu padaku Kau salahkan aku
Hartalah semata yang engkau cari Hinakan diriku Bagai kacang lupa kulitnya
Tak perduli aku Kau lupakan asal-usulnya
Cinta yang merana Susah kau timang-timang
Cinta yang sejati dan ketulusanmu
Semuanya itu tiada kau miliki Hina kau sayang-sayang
Hanya yang kau tanam benih cinta hitam Kau salahkan aku Senang dikit kau lupa pulang
Hingga membuat aku tak tahan Hinakan diriku
Tak perduli aku Sadarlah, ingatlah
Kasihku tersiksa Sadarlah engkau kekasihku
Lebih baik putus saja sudah hubungan kita
Daripada lama-lama aku mati tersiksa Sadarlah, ingatlah
Katanya diriku tercipta Sadarlah engkau kekasihku
Cukup sudah kumengerti apa yang kau harap
Dari tulang rusukmu
Yang hilang satu Bintang Pentas
dariku
Wiwik Sagita
Aku hanya punya cinta dan tak punya apa-apa
Lebih baik putus saja sudah hubungan kita Tobat, tobat, tobatlah tobat
Daripada lama-lama aku mati tersiksa Kau salah-salahkan wanita Hey!
Yang kau ingat buruknya Aini record lagista punya
22
Mantep bro Malam ini kita bersama Tetapi cinta di atas segalanya
Wiwik Sagita Satu atap di dalam bahtera Berhias perlu, cantik pun perlu
Jangan bicara tentang duka Untuk gairah cinta
Kita bicara yang indah-indah saja Akhlak mulia hiasan yang utama
Saya sang bintang pentas
Bekerja bila malam tiba
Malam kujadikan siang Saya sang bintang pentas Tak guna harta benda da-da
Siang berlalu penuh mimpi Bekerja bila malam tiba Kalau jadi neraka
Malam 'ku jadikan siang Tak guna wajah indah dah-dah
Siang berlalu penuh mimpi Kalau jadi bencana
Dari pentas satu ke pentas yang lain
Aku nyanyikan suara hati
Suara hati para pemirsa yang merindukan kasih Dari pentas satu ke pentas yang lain Bukan bahu berbintang
dan sayang Aku nyanyikan suara hati Bukan leher berdasi
Kasih dan sayang untukmu Suara hati para pemirsa yang merindukan kasih Yang kudambakan
dan sayang Pria yang punya hati
Kasih dan sayang untukmu
Saya sang bintang pentas
Bekerja bila malam tiba, malam tiba Bukan alis berukir
Saya sang bintang pentas Bukan bibir bergincu
Bekerja bila malam tiba, malam tiba Yang kudambakan
Malam ini (malam ini) mata enggan terpejam
Memandang wajah yang 'ku rindukan
Malam ini (malam ini) 'ku curahkan semua
Dasi Dan Gincu Gadis yang punya malu
Segala hasrat yang terpendam Rhoma Irama, Riza Umami Cinta karena dasi si-si
Akan segera basi
Bukan bahu berbintang Cinta karena gincu cu-cu
Malam ini kita bersama
Bukan leher berdasi Akan segera layu
Satu atap di dalam bahtera
Jangan bicara tentang duka Yang kudambakan
Kita bicara yang indah-indah saja Pria yang punya hati Jabatan perlu, tampan pun perlu
Bahkan emas permata
Bukan alis berukir Tetapi cinta di atas segalanya
Saya sang bintang pentas
Bukan bibir bergincu Berhias perlu, cantik pun perlu
Bekerja bila malam tiba, malam tiba
Yang kudambakan Untuk gairah cinta
Gadis yang punya malu Akhlak mulia hiasan yang utama
Goyang lagi ya Aini record
Hey!
Cinta karena dasi si-si Tak guna harta benda da-da
Akan segera basi Kalau jadi neraka
Malam ini (malam ini) mata enggan terpejam Cinta karena gincu cu-cu Tak guna wajah indah dah-dah
Memandang wajah yang kurindukan Akan segera layu Kalau jadi bencana
Malam ini (malam ini) kucurahkan semua
Segala hasrat yang terpendam Kandas
Jabatan perlu, tampan pun perlu
Evie Tamala
Bahkan emas permata
23
Bila tiada mendalam
Cinta dan kerinduan Syahdu Kuyakin ini semua
Perasaan cinta
Takkan terlalu dalam luka yang kurasakan Rhoma Irama, Rita Sugiarto Tetapi hatiku malu
Untuk menyatakannya
Bila saja kutahu bahwa kesetiaanmu Bila kamu di dekatku
Begitu dalam padaku Hati rasa syahdu Bila kamu di dekatku
Takkan aku mengingkari janjiku Satu hari tak bertemu Hati rasa syahdu
Hati rasa rindu Satu hari tak bertemu
Hati rasa rindu
Sesal kian mendera
Akhir sudah cerita
Kini kau telah berdua
Kuyakin ini semua Pertemuan
Perasaan cinta
Itu kenyataannya Rhoma Irama, Noer Halimah
Tetapi hatiku malu
Untuk menyatakannya
Bila saja kutahu bahwa kesetiaanmu Pertemuan yang kuimpikan
Begitu dalam padaku Kini jadi kenyataan
Bila kamu di dekatku
Takkan aku mengingkari janjiku Pertemuan yang kudambakan
Hati rasa syahdu
Ternyata bukan khayalan
Satu hari tak bertemu
Sekian lama kucari dirimu kasih Hati rasa rindu
Dari waktu ke waktu kucari Sakit karena perpisahan
Hingga putus asa diri ini Kini telah terobati
Bila cintaku terbalas
Kebahagiaan yang hilang
Oh bahagia sekali
Kini kembali lagi
Dan betapa kusesali yang telah terjadi Tapi bila tak berbalas
Kekasih yang paling kucintai kini terluka hati 'Ku tak sakit hati
Pertemuan yang kuimpikan
Kini jadi kenyataan
Bila tiada mendalam Karena aku menyadari
Pertemuan yang kudambakan
Cinta dan kerinduan Siapa aku ini
Ternyata bukan khayalan
Takkan terlalu dalam luka yang kurasakan Tak sepadan tak setinggi
Ho-hoo Tak patut kau cintai
Rindu yang selama ini sudah menggunung
Mencair diterpa cinta dalam senandung
Sekian lama kucari dirimu kasih Cukup bahagia hatiku
Dari waktu ke waktu kucari Bila selalu bersamamu
Hingga putus asa diri ini Cukup bahagia hatiku Cinta yang selama ini masih terpendam
Dapat memandang wajahmu Tercurah sudah penuh dengan kemesraan
24
Na a a a a a a ... Kebahagiaan yang hilang Ora jemu-jemu karo mesem ngguyu
Kini kembali lagi Ngilangake roso lungkrah lesu
Pertemuan yang kuimpikan
Kini jadi kenyataan Pertemuan yang kuimpikan Adek njawil dek
Pertemuan yang kudambakan Kini jadi kenyataan Jebul wis sore
Ternyata bukan khayalan Pertemuan yang kudambakan Witing kalopo katon ngawe-awe
Ternyata bukan khayalan
Sakit karena perpisahan
Kini telah terobati
Prau Layar Prayogane becik balik wae
Dene sesuk esuk
Kebahagiaan yang hilang Didi Kempot Tumandang nyambut gawe
Kini kembali lagi
Yo konco ning nggisik gembiro Yo konco ning nggisik gembiro
Pertemuan yang kuimpikan Alerap-lerap banyune segoro Alerap-lerap banyune segoro
Kini jadi kenyataan
Pertemuan yang kudambakan Angliyak numpak prau layar Angliyak numpak prau layar
Ternyata bukan khayalan Ing dino minggu keh pariwisoto Ing dino minggu keh pariwisoto
Rindu yang selama ini sudah menggunung Alon praune wis nengah Alon praune wis nengah
Mencair diterpa cinta dalam senandung Byak byuk byak, banyu binelah Byak byuk byak, banyu binelah
Ora jemu-jemu karo mesem ngguyu Ora jemu-jemu karo mesem ngguyu
Cinta yang selama ini masih terpendam Ngilangake roso lungkrah lesu Ngilangake roso lungkrah lesu
Tercurah sudah penuh dengan kemesraan
Adek njawil dek Adek njawil dek
Tak ingin lagi terpisah Jebul wis sore Jebul wis sore
Cukup sekali berpisah Witing kalopo katon ngawe-awe Witing kalopo katon ngawe-awe
Tak ingin lagi merana
Cukup sekali merana Prayogane becik balik wae Prayogane becik balik wae
Dene sesuk esuk Dene sesuk esuk
Na a a a a a a ... Tumandang nyambut gawe Tumandang nyambut gawe
25
Anoman Si Kethek Putih Sendiri kini 'ku dibalut sepi Kini tinggal aku sendiri
Sowan paman Shinto dijak mulih Tiada tempat 'tuk bercurah lagi Hanya berteman dengan sepi
Konangan Indrajit lan patih Menanti dirimu kembali
Ning Anoman ora wedi getih Di sini kuterus menanti
Di mana kini entah di mana
Akan kucoba untuk
Bunga impian yang indah di mata
Menanti, dirimu kekasih
Eh lhadalah, Alengko diobong Kurindu tutur sapamu nan manja
Togog Bilung wa a o podho pating domblong Saat kau berada di sisiku
Omah gedhe podho dadi areng Oh, bunga
Dosomuko dadi gereng-gereng Di mana kini kau berada
Kini tinggal aku sendiri
Jangan biarkan diriku
Hanya berteman dengan sepi
Dalam keseorangan
Iyo wae ya iyo, iyo iyo wae Menanti dirimu kembali
Iyo wae ya iyo, iyo iyo wae Di sini kuterus menanti
Iyo wae ya iyo, iyo iyo wae Akan kucoba untuk Oh, bunga
Menanti, dirimu kekasih Jangan kau gores luka di dada
Sungguh diriku takkan kuasa
Ceritane Wayang Ramayana
Campakkan kenangan
Ing negoro Alengkodirojo Oh, bunga
Ratu buto Rahwono rojo Di mana kini kau berada
Gawe geger nyolong Dewi Shinto Jangan biarkan diriku Ho-ho-ho
Dalam keseorangan Ho, bungaku
Ho-ho-ho
Anoman Si Kethek Putih
Ho-ho-ho, bungaku
Sowan paman Shinto dijak mulih Oh bunga
Konangan Indrajit lan patih
Ning Anoman ora wedi getih
Jangan kau gores luka di dada
Sungguh diriku takkan kuasa
Hadirmu Bagai Mimpi
Campakkan kenangan Anisa Rahma
27
Jubah hitam ini tongkat panjang ini Hasratku ingin bercermin tapi Hanya dia
Menjadi teman sependeritaanku Cerminku pecah seribu, pecah seribu (Dia, dia, dia, dia, dia, dia, dia, dia, hanya dia)
Kerudungmu yang cantik bersulam bermanik Hanya dia yang ada di antara jantung hati
Tak mungkin bersatu dalam koperku Tempat bermanja, tempatnya rindu
ho-oh
Tempat curahan hati yang damai
(La-la-la-la-la-la-la-la la-la-la-la-la-la-la-la) ho-oh
Hai lelaki pengembara
Biarkan kuikut serta Entah apa
Hanya dia
Mati pun aku rela bagai Rama dan Shinta Bagaikan kayu basah dimakan api
(Dia, dia, dia, dia, dia, dia, dia, dia, hanya dia)
Seiya dan sekata Api curiga, api cemburu
Hanya dia yang ada di antara jantung hati
Api kerinduan yang membara
Tempat bermanja, tempatnya rindu
Takkan lagi ada satu Tempat curahan hati yang damai
Runcingnya bambu menusuk hatimu Oh angin, kabarkan
Karena aku tak terima engkau dihina Melati di depan rumahku menantimu
Entah apa
(Ha-ah-ah-ah)
Bagaikan kayu basah dimakan api
Sekuat apa pun tulang di punggungmu Api curiga, api cemburu
Tak mungkin mampu membuntutiku Api kerinduan yang membara Bimbang ragu
Kita tak berdaya walau saling cinta Sementara malam mulai datang
Berpisah itu jalan yang utama Hasratku ingin bercermin tapi
Oh angin, kabarkan
Pecah Seribu Melati di depan rumahku menantimu
(Ha-ah-ah-ah)
Cerminku pecah seribu, pecah seribu
29
Sliramu siji tresnoku yo mung siji Tembang rindu kanggo riko Terlalu dalam jurang pemisah
Tak simpen lan tak jogo tekaning mati Janji suci tekaning pati Kasih sudah berakhir di sini saja
Panyuwunku kanggo riko jogo tresno iso
Sayang aku tulus tresno sliramu
Salam tresno dijogo Di depan orang tuamu kau malukan diriku
Senadyan adoh panggonanmu Kau bandingkan aku dengan dirinya
Tresno ra bakal ilang Sumpah tulus kanggo riko Kau hina diriku kau sebut tentang harta
Kangen sansoyo mbekas Salam rindu mring sliramu Kasih kusedar ku tiada berpunya
Tembang rindu kanggo riko
Janji suci tekaning pati Berbeza Kasta Jikalau kau memang tak lagi cinta
Thomas Arya Aku 'kan pergi walau terluka
Salam tresno dijogo
Senadyan adoh panggonanmu Haruskah berakhir sampai di sini? Jikalau kau memang tak lagi cinta
Sumpah tulus kanggo riko Cinta yang dulu kita bina Aku 'kan pergi walau terluka
Salam rindu neng sliramu Kini telah layu di dalam hati
Secawan Madu
Sumilir angin wengi kang tumetes Sudahlah cukuplah sampai di sini Via Vallen
Anambahi kangenku sansoyo gedhe Percuma saja berkasih
Titipan rindu iki sansoyo akeh Kita sudah tak sehaluan lagi
Amung biso dedungo angenku nggo kowe (angenku Secawan madu yang kau berikan
nggo kowe) Tapi mengapa kau tumpahkan?
Perbezaan kasta yang jauh Kau bangun cinta yang menjanjikan
Aku tahu siapalah diriku Dirimu pula yang menghancurkan
Sliramu siji tresnoku yo mung siji Terlalu dalam jurang pemisah
Tak simpen lan tak jogo tekaning pati Kasih sudah berakhir di sini saja
Panyuwunku kanggo riko jogo tresno iso Tega-teganya ketulusanku
Sayang aku tulus tresno sliramu Kau balas dengan kecuranganmu
Di depan orang tuamu kau malukan diriku
Kau bandingkan aku dengan dirinya
Tresno ra bakal ilang Pandainya engkau bersilat lidah
Kau hina diriku kau sebut tentang harta
Kangen sansoyo mbekas Cinta bagimu hanyalah senjata
Kasih kusedar ku tiada berpunya
Tembang rindu kanggo riko
Janji suci tekaning pati Semula 'ku mengagumi
Jikalau kau memang tak lagi cinta
Sikap dan ketulusanmu
Aku 'kan pergi walau terluka
Salam tresno dijogo Hingga diriku jatuh terbuai
Senadyan adoh panggonanmu Dalam bujuk dan rayumu
Sumpah tulus kanggo riko Sudahlah cukuplah sampai di sini
Salam rindu mring sliramu Percuma saja berkasih
Setelah pintu hatiku
Kita sudah tak sehaluan lagi
Telah terbuka untukmu
Tresno ra bakal ilang Ternyata aku engkau jadikan
Kangen sansoyo mbekas Perbezaan kasta yang jauh Hanya koleksi cintamu
Aku tahu siapalah diriku
30
Perih sungguh perih Sungguh aku bahagia Ada tangis di hatiku
Bagai tertusuk seribu duri Benih cinta yang kau tanam Ada hasrat yang menggebu
Bersemi indah di hati
Pandainya engkau bersilat lidah Ada engkau di anganku
Cinta bagimu hanyalah senjata Air mata bahagia Bermain dalam khayalku
Jangan menjadi duka Ada senyum di mataku
Bersama kita selamanya Yang menyiksa pandanganku
Semula 'ku mengagumi
Sikap dan ketulusanmu
Hingga diriku jatuh terbuai Kuterlena Ingin berjumpa denganmu
Dalam bujuk dan rayumu Dalam buai Walau sekedar di mimpiku
Asmara Walau sekedar di mimpiku
Setelah pintu hatiku
Telah terbuka untukmu Sungguh aku bahagia Sampai kapankah menunggu
Ternyata aku engkau jadikan Benih cinta yang kau tanam Hari-hari indah denganmu?
Hanya koleksi cintamu Bersemi indah di hati Hari-hari indah denganmu
Perih sungguh perih Air mata bahagia Aku tak bisa, ku tak kuasa
Bagai tertusuk seribu duri Jangan menjadi duka Lama tak bertemu
33
Kita berlayar menuju Pulau Poros Aduh pak e mak e aduuh Ikke Nurjanah
Hydra hingga Egina Hatiku rindu kangen tenanan
Burung laut yang indah cantik molek Kangmasku pulang kangmasku mulih
Haruskah aku bertahan
Menggiring kita ke suasana romantis Neng tanah sebrang
Dengan ketidakberdayaan
Beninge banyu kalimantan
Seorang wanita yang ditinggalkan
Mbiyen sing tak ombe sayang
Kali Merah, Kali Merah
Ngelingake naliko mbiyen kenalan
Kali Merah, Kali Merah
Rino wengi tansah kelingan Betapa sulit kuterima
Ya Athena
Prawan ayu kalimantan Semua perlakuanmu, kasih
Kali Merah, Kali Merah
Bantal guling tak sayang sayang Betapa sulit kunyatakan
Kali Merah, Kali Merah
Nganti koyo wong kedanan Rasa kekecewaan ini
Ya Athena
Cimpedak mas dudu nongko
Kali Merah, Kali Merah
Mbiyen cedhak rawani
Kali Merah, Kali Merah Haruskah aku bertahan
Kondho
Ya Athena Dengan ketidakberdayaan
Neng opo sliramu lungo
Kali Merah, Kali Merah Seorang wanita yang ditinggalkan
Ninggal mulih ra kondho kondho
Kali Merah, Kali Merah
Ya Athena
Terhanyut dalam kemesraan
Prawan Kalimantan Aduh pak e mak e aduuh
Hatiku rindu kangen tenanan
Membuat diriku lupa segalanya
Didi Kempot Kangmasku pulang kangmasku mulih
Neng tanah sebrang Rintihan dan jeritan hatiku
Tidak kau dengarkan
Rino wengi tansah kelingan Malah kau campakkanku
Prawan ayu Kalimantan Aduh pak e mak e aduuh
Dan kau tinggalkan
Bantal guling tak sayang sayang Hatiku rindu kangen tenanan
Dan kau tinggalkan
Nganti koyo wong kedanan Kangmasku pulang kangmasku mulih
Cempedhak mas dudu nongko Neng tanah sebrang
Mbiyen cedhak ra wani kondho Haruskah aku bertahan
Neng opo sliramu lungo Dengan ketidakberdayaan
Beninge banyu kalimantan
Ninggal mulih ra kondho kondho Seorang wanita yang ditinggalkan
Mbiyen sing tak ombe sayang
Saben dino aku ngalamun Ngelingake naliko mbiyen kenalan
Tekan omah atiku bingung Saben dino aku ngalamun Terhanyut dalam kemesraan
Jane tresno ra wani nembung Tekan omah atiku bingung Membuat diriku lupa segalanya
Rasane koyo wong linglung Jane tresno ra wani nembung
Wangi wangi banyune sabun Rasane koyo wong linglung
Tak rewangi adus kungkum Rintihan dan jeritan hatiku
Wangi wangi banyune sabun
Trenaku ra bakal alum Tidak kau dengarkan
Tak rewangi adus kungkum
Tak enteni yen mase purun Malah kau campakkanku
Tresnoku ra bakal alum
Aduh pak e mak e aduuh Dan kau tinggalkan
Tak enteni yen mase purun
Hatiku rindu kangen tenanan Dan kau tinggalkan
Tak enteni yen mase purun
Kangmasku pulang kangmasku mulih Dan kau tinggalkan
Neng tanah sebrang Terhanyut Dalam Kemesraan Engkaulah Takdirku
34
Weni Wahyuni Engkaulah detak jantungku Dona dona don
Mengalir dalam nadiku Primadona desa
Engkau jawaban doa-doaku
Ha-a-a a-a-a-a-a
Tuhan membawamu
Ha-a-a a-a-a-a-a Hai, bunga
Menjadi takdirku
Ha-a-a a-a-a-a-a Primadona desa
Menjadi takdirku
Ha-aa-aaa ... Kau indah merekah
Engkaulah takdirku
Izinkan 'ku memetikmu
Mencintai dirimu Primadona Desa Untuk kutanamkan
Dalam jambangan hati
Hal paling menakutkan yang kulakukan Rhoma Irama
Di taman sanubari
Kutakut kehilanganmu
Sebagai kumbang sari
Kutakut engkau bosan
Hai, bunga Semerbak mewangi
Kutakut ditinggalkan
Primadona desa
Kau indah merekah
Hai, bunga
Kau segalanya dalam hidupku Izinkan 'ku memetikmu
Primadona desa
Sungguh tanpamu aku bagai tak bernyawa Untuk kutanamkan
Kau indah merekah
Kumohon kepadamu cintailah diriku Dalam jambangan hati
Sepenuh hatimu, sayang Di taman sanubari
Sebagai kumbang sari Dona dona don
Semerbak mewangi Primadona desa
Kupasrahkan cinta dalam hidupku
Dona dona don
Hanya kepadamu
Primadona desa
Hai, bunga
Dona dona don
Primadona desa
Berikan aku hatimu Primadona desa
Kau indah merekah
Berikan aku cintamu Dona dona don
Jangan biarkan aku tersesat Primadona desa
Dalam kerinduan Alam sekitar menjadi saksi
Jadi saksi akan keindahanmu
Dona dona don
Kicau burung-burung
Engkaulah detak jantungku Primadona desa
Memuji penciptaanmu
Mengalir dalam nadiku Dona dona don
Aneka bunga merasa iri
Engkau jawaban doa-doaku Primadona desa
Iri hati akan keindahanmu
Tuhan membawamu Dona dona don
Karena kumbang-kumbang
Menjadi takdirku Primadona desa
Bersaing mempersuntingmu
Dona dona don
Primadona desa
Kupasrahkan cinta dalam hidupku
Dona dona don
Hanya kepadamu
Primadona desa
Dona dona don Antara Teman Dan Kasih
Berikan aku hatimu Primadona desa Riza Umami
Berikan aku cintamu Dona dona don
Jangan biarkan aku tersesat Primadona desa
Dalam kerinduan
35
Tiada mungkin lagi Melupakanmu Janganlah lagi kau nyatakan
Tiada mungkin lagi, hm... Walau kutahu sungguh Rasa cintamu kepadaku
Aku tak mampu Karena sesungguhnya
Demi tak merenggut Aku tak mencintaimu
Kunanti, lama kunanti
Kebahagiaannya Tak mungkin kupaksakan
Datangmu wahai kekasih
Kurelakan segalanya Untuk mencintai kamu
Sungguh lama 'ku menanti
Berhari berbulan tahun berganti Teman Biasa Mulai sekarang kau anggaplah
Evie Tamala Diriku ini teman saja
Kecewa, hati kecewa
Setelah kita berjumpa PERJUANGAN DAN DOA
Sungguh hatiku kecewa Keramahanku kepadamu
Kebaikanku kepadamu Rhoma Irama
Karena kini kau telah berdua
Bukan berarti bahwa
Aku cinta kepadamu Berakit-rakit ke hulu
Ternyata ia yang kau cinta Bukan berarti bahwa Berenang ke tepian
Karibku yang paling setia Aku ini kekasihmu Sakit-sakit dahulu
Betapa 'ku, aku menderita Susah-susah dahulu
Tak akan 'ku menyakitinya Baru kemudian
'Ku 'kan mencoba untuk Tapi sikapmu kepadaku
Seakan aku kekasihmu Bersenang-senang
Melupakanmu
Walau kutahu sungguh
Aku tak mampu Sejak aku kenal padamu Pahit rasanya empedu
Demi tak merenggut Kau kuanggap teman yang biasa Manis rasanya gula
Kebahagiaannya Sakit-sakit dahulu
Kurelakan segalanya Susah-susah dahulu
Sungguh aku tiada menduga Baru kemudian
Kala engkau menyatakan cinta Berbahagia
Mengapa harus terjadi Rupanya aku membuat engkau
Cobaan seberat ini Jatuh cinta
Hingga harus 'ku memilih Berjuang (berjuang)
Antara teman setia dan kasih Berjuang sekuat tenaga
Janganlah lagi kau nyatakan Tetapi jangan lupa
Rasa cintamu kepadaku Perjuangan harus pula disertai doa
Biarlah diriku saja merana
Dan menderita
Hanyalah satu kupinta Sejak aku kenal padamu Rintangan (rintangan)
Sayangi serta cintailah dia Kau kuanggap teman yang biasa Rintangan sudah pasti ada
Hadapilah semua dengan tabah
Sungguh aku tiada menduga Juga dengan kebesaran jiwa
Ternyata ia yang kau cinta
Karibku yang paling setia Kala engkau menyatakan cinta
Betapa 'ku, aku menderita Rupanya aku membuat engkau Berakit-rakit ke hulu
Tak akan 'ku menyakitinya Jatuh cinta Berenang ke tepian
'Ku 'kan mencoba untuk Sakit-sakit dahulu
36
Susah-susah dahulu Aa-aa-aa Belaian kasihmu, oh pujaanku
Baru kemudian Tak mungkin tak mungkin
Bersenang-senang Kuhidup sendirian
Seribu cinta yang datang
Berjuang (berjuang)
Selalu kuhadang
Hanya satu kuharapkan
Zubaedah
Berjuang sekuat tenaga Dirimu seorang Mansyur S.
Tetapi jangan lupa
Perjuangan harus pula disertai doa Zubaedah zubaedah sayangku
Sejengkal tanah yang hilang
Akan aku genggam
Rintangan (rintangan) Begitu pula cintaku Ku suka kamu (ya ya ya ya)
Rintangan sudah pasti ada Akan kupertahankan Aku sayang kamu (ah masa iya)
Hadapilah semua dengan tabah Kalau kau tak percaya belahlah dadaku
Juga dengan kebesaran jiwa Di dalam jantungku terukir matamu
Sampai langit pun menjadi bumi
Atau bumi pun menjadi langit Kalau kau tak percaya coba lihatlah
Pahit rasanya empedu Di dalam hatiku terlukis wajahmu
Manis rasanya gula
Mana mana mana mungkin
Sakit-sakit dahulu Zubaedah zubaedah sayangku
Hidup tanpamu
Susah-susah dahulu
Belaian kasihmu, oh pujaanku
Baru kemudian
Tak mungkin tak mungkin Percayalah sayang aku masih bujangan
Berbahagia
Kuhidup sendirian Langit dan bumi yang menjadi saksinya
Sejengkal Tanah Ku pantang berdosa walau ada maunya
Aa-aa-aa Pacarpun tak punya hanya dirimu saja
Mansyur S.
37
Ku suka kamu (ya ya ya ya) Penjahat cinta bertopengkan dewa Cukup hanya sekali ini
Aku sayang kamu (ah masa iya) Sungguh pengecut kau bersandiwara Kegagalan cinta pertama
Kalau kau tak percaya belahlah dadaku Akan ku rebut dari tangannya
Di dalam jantungku terukir matamu Karna dia resmi menjadi milik ku
Jangan mudah berjanji
Kalau kau tak percaya coba lihatlah
Bila kau tak tepati
Di dalam hatiku terlukis wajahmu
Kursi pelaminan biru di malam pengantin Cukup hanya sekali ini
Janur kuning menghias di ruang tamu Kegagalan cinta pertama
Zubaedah zubaedah zubaedah sayangku
Tak Sebening Hatiku Kenangan yang takkan aku lupakan
38
Bimbang, aku jadi bimbang Sebagai sahabatku kutahu kau bersedih Sudah ada mawar putih
Tiada dapat memutuskan Karena merasa kehilangan diriku Jangan cari yang merah
Goncang, jiwa jadi goncang Tapi yang paling sedih dan pasti kau menangis Sudah punya cinta suci
Lenyaplah kebahagiaan Bila kucerita noda hitam hidupku Jangan cari masalah
'Pabila satu yang kupilih Demi kebahagiaanmu Bunga yang mekar ditaman
Pasti yang lain menderita Biar aku yang mengalah Jaga dan pelihara
'Pabila tiada yang kupilih Asal engkau bahagia Jangan engkau lalai terlena
Pasti mereka takkan rela Hidup bersamanya Dipetik orang
Tuhan, pada-Mu oh Tuhan Tak mungkin aku tak mungkin Kemesraan menghangatkan
Semua ini kuserahkan Aku 'kan hadir di pestamu Hati yang dilanda cinta
Apa yang harus kutempuh Awas jangan sampai
Engkau Maha Memutuskan Terbakar panasnya dusta
Maafkan aku duhai sahabatku
Pestamu Dukaku Aku tak dapat memenuhi undanganmu
Karena dia yang jadi teman hidupmu Jangan sampai putik berpaling
Yulia Citra Orang yang telah menghancurkan hidupku Kelain cinta
Ho-o-oo-ooo Jangan sampai engkau menyesal
Dari jauh kudoakan Orang yang telah menghancurkan hidupku Kemudian, terluka
Maafkan sahabatku bila 'ku tak datang Merana
Di pesta perkawinanmu Tak sanggup aku tak sanggup
(Pestamu adalah dukaku) Memberi doa restu untukmu Sudah ada mawar putih
Tak mungkin aku tak mungkin Mawar Putih Jangan cari yang merah
Sudah punya cinta suci
Aku 'kan hadir di pestamu Inul Daratista Jangan cari masalah
Tak sanggup aku tak sanggup
Memberi doa restu untukmu Bunga yang mekar ditaman
Sudah ada mawar putih
Jangan cari yang merah Jaga dan pelihara
Maafkan aku duhai sahabatku Sudah punya cinta suci Jangan engkau lalai terlena
Aku tak dapat memenuhi undanganmu Jangan cari masalah Dipetik orang
Karena dia yang jadi teman hidupmu
Orang yang telah menghancurkan hidupku Kemesraan menghangatkan
Mahkota cinta kuberikan
Ho-o-oo-ooo Hati yang dilanda cinta
Benang sari janganlah bimbang
Orang yang telah menghancurkan hidupku Awas jangan sampai
Jaga
Jaga Terbakar panasnya dusta
Tak mungkin aku tak mungkin Jaga, jaga, jaga
Aku 'kan hadir di pestamu Setia Jangan sampai putik berpaling
Kelain cinta
Jangan sampai engkau menyesal
39
Kemudian, terluka Haa, haa Semua hilang, semua sirna
Merana Haa, huu Apalagi kasih sayangmu
Terluka
Merana
Haruskah aku bertanya-tanya kepada awan? Haruskah aku bertanya-tanya kepada awan?
Mawar Biru Mengapa aku kehausan di tengah-tengah lautan?
Haruskah aku bertanya-tanya kepada pohon?
Mengapa aku kehausan di tengah-tengah lautan?
Nurhana Mengapa aku kelaparan di tengah-tengah ladang?
Putihnya bunga melati
Sudah ada di dalam pelukanmu
Tumetesing waspaku Seakan-akan aku ini tiada lagi kata Mengapa masih ada yang melekat
Ora tego rasaning atiku Seakan-akan aku ini terbuang dari pandangan Bunga mawar di tanganmu?
Ninggalake sliramu, priyo idamanku Semua hilang, semua sirna
Tansah katon esemmu Apalagi kasih sayangmu
Ngawe-awe rasaning atiku Sucinya cintaku ini
Ngelingake naliko bareng mlaku-mlaku Tetap suci dan s'lalu setia
Haruskah aku bertanya-tanya kepada awan? Mengapa masih ada yang melekat
Mengapa aku kehausan di tengah-tengah lautan? Cinta lain di hatimu?
Ora nyono, ora ngiro
Yen ngene dadine
Aku kudu melu Putihnya bunga melati Mengapa ada mawar di tangan
Ndherekake romo lan ibuku Sudah ada di dalam pelukanmu Tapi melati dalam pelukanmu?
Mulih neng ndesaku Mengapa masih ada yang melekat Mengapa ada mawar di tangan
Bunga mawar di tanganmu? Tapi melati dalam pelukanmu?
Wekasan mung welingku
Aku titip kembang mawar biru Sucinya cintaku ini Mengapa ada mawar di tangan
Openono minongko tondho katresnanku Tetap suci dan s'lalu setia Tapi melati dalam pelukanmu?
Mengapa masih ada yang melekat Mengapa ada mawar di tangan
Cinta lain di hatimu? Tapi melati dalam pelukanmu?
Ora nyono, ora ngiro
Yen ngene dadine HARUSKAH BERAKHIR
Aku kudu melu Mengapa ada mawar di tangan
Ridho Irama
Ndherekake romo lan ibuku Tapi melati dalam pelukanmu?
Mulih neng ndesaku Mengapa ada mawar di tangan
Tapi melati dalam pelukanmu? Putik yang sedang berbunga
Harum yang sedang mewangi
Wekasan mung welingku Haruskah gugur ke bumi?
Aku titip kembang mawar biru Haruskah aku bertanya-tanya kepada awan?
Openono minongko tondho katresnanku Mengapa aku kehausan di tengah-tengah lautan?
Haruskah aku bertanya-tanya kepada pohon? Hati yang sedang bahagia
Mawar Ditangan Melati Mengapa aku kelaparan di tengah-tengah ladang? Cinta yang sedang bersemi
Dipelukan Haruskah berakhir kini?
41
Yo mung karo Kangmas Ning awan katon netramu Ho-o-o-o-o
Atiku mung kanggo Kangmas Ing saben wengiku Tak sadar jatuh air mataku
Keroso ing sumilire angin dalu
Sliramu duh kang mas
Nadyan akeh pepalang Sejenak napasku terhenti
Sing dadi memani e kalbu
Ngalangi dalan katresnan Kala kuteringat kepadamu
Mung sliramu sing ono ning atiku
Iku pancen dalan supoyo
Aku treno sliramu
Tresno iki bakal kasembadan
Telah kugenggam kebahagiaan
Lintang Ati Ning angin tak titipne
Yang larut dalam kebersamaan
Jadi tercemar dan tercela
Nella Kharisma Roso kangen marang sliramu
Hanya karena setitik noda
Nadyan batin pengen ketemu
Amung biso nyawang fotomu
Lintang sing ono ing wengi Baru kurasa kukehilangan
Gawe kangen ati Saat kenangan hadir di angan
Ati sing tansah nandang kasmaran iki Abote mendem kangen
Apalah daya perpisahan
Endahe esemu gawe bungahe atiku Kangen sing neng jero dodoku
Membuat luka semakin dalam
Mung sliramu pepujaning atiku Gedene roso tresno iki amung tak simpen
Ning jero ati
Sejenak napasku terhenti
Ning awan katon netramu Kala kuteringat kepadamu
Ing saben wengiku Ning angin tak titipne
Keroso ing sumilire angin dalu Roso kangen marang sliramu
Sliramu duh kang mas Nadyan batin pengen ketemu Telah kugenggam kebahagiaan
Sing dadi memani e kalbu Amung biso nyawang fotomu Yang larut dalam kebersamaan
Mung sliramu sing ono ning atiku Jadi tercemar dan tercela
Aku treno sliramu Hanya karena setitik noda
Abote mendem kangen
Kangen sing neng jero dodoku
Ning angin tak titipne Gedene roso tresno iki amung tak simpen Baru kurasa kukehilangan
Roso kangen marang sliramu Ning jero ati Saat kenangan hadir di angan
Nadyan batin pengen ketemu
Amung biso nyawang fotomu Goyah Apalah daya perpisahan
Membuat luka semakin dalam
Rita Sugiarto
Abote mendem kangen Goyah keseimbangan diri
Kangen sing neng jero dodoku Sejenak napasku terhenti Seiring lenyap hasrat di hati
Gedene roso tresno iki amung tak simpen Kala kuteringat kepadamu Mengapa cinta berakhir
Ning jero ati Dan kala raut wajahmu Sedangkan ada rasa saling memiliki
Perlahan-lahan hilang di mataku
Lintang sing ono ing wengi Ho-o-o-o-o
Gawe kangen ati Goyah keseimbangan diri Tak sadar jatuh air mataku
Ati sing tansah nandang kasmaran iki Seiring lenyap hasrat di hati
Endahe esemu gawe bungahe atiku Mengapa cinta berakhir
Mung sliramu pepujaning atiku Sedangkan ada rasa saling memiliki
42
Sejenak napasku terhenti Myakne, wis myakne isun hang nyingkreh Mestine welas ning ati
Kala kuteringat kepadamu Ojo takon-takon yoro, welas hang ring kene Biso ndudui dalan
Welas Hang Ring Kene Tatu iki sun pendem ring ati
Nak sun tinggal baen yoro, welas hang ring kene
Dudu malah gawe riko
Suyo lali-lalian
Syahiba Saufa
Ngomong Apik Apik Dumeh mergo isun hang welas
AA Jaya, masih Syahiba Saufa Riko gampangno
Suwi-suwi perih nong batin
Hang isun roso
Bengen mulo ono roso welas nong njero ati Paran baen hang di jaluk
Tapi saiki wis nono, cerito wis ilang Yo wis isun turuti
Wis kadung riko ajurno angen sun kebendung Akeh hang riko karep Isun ngomong apik-apik
Luntur welas isun iki mergo riko Yo wis isun lakoni Nawi sing biso maning
AA Jaya Ngaboti riko
45
Kadang pingin ngeluh nalika kentekan eluh Siji-sijine mung riko Pergilah kasih
Kodrate manungso kui pancen bedo-bedo Nong ati nisun selawase Usah risaukan ku yang menanti
Separuh rogo iki yoro mung kanggo riko
Dedel duwel ati nampa kasunyatan iki Sungguh berat hatiku meninggalkan
Kudu tak tambani kanggo njalani uripku iki Sing ono hang biso ngalangi niat iki Dirimu kekasih air mata berlinang
Masio tah samudro sun arungi Ku kan kembali kepada dirimu
Sing ono hang biso mbatesi welas iki Setiamu takkan kuduakan
Jujur sedih uripku koyo mengkene
Masio ilang nyowo sun belani Hanyalah dirimu kasih satu yang kusayang
Sugih, waras durung tau tak rasakke
Takkan tergantikan
Urip dewe, tresno ra ono sing gape
Kudu sabar mung dianggep wong sepele Paran byaen sun lakoni kanggo riko
Semoga kau dan aku
Satu hati sampai mati
Mlaku we kadang kesandung Siji-sijine mung riko
Setia tak terganti
Ora ono sing nulung Nong ati nisun selawase
Tangise ning ati ra iso tak bendung Separuh rogo iki yoro mung kanggo riko
Walau menangis pilu hati ini
Sayangku akan tetap abadi
Mlaku we kadang kesandung Nong ati nisun selawase
Sampai akhir masa kau ku nanti
Ora ono sing nulung (Separuh rogo iki) Yoro mung kanggo riko
Hanya kau yang aku sayangi
Tangise ning ati ra iso tak bendung
Satu Hati Sampai Mati
Thomas Arya Sumpah mati bukan maksud di hati
Aku pancen wong sepele nanging bakal tak
Tuk meninggalkan dirimu oh kasih
buktekke
Ku melangkah pergi karna janji
Dadi uwong ojo seneng nyepelekke Walau menangis pilu hati ini Usah kasih engkau bersedih
Sayangku akan tetap abadi Cintaku suci
Sampai akhir masa kau kunanti Hanya satu untuk dirimu
Kanggo Riko Hanya kau yang aku sayangi
46
Hanyalah dirimu Cintaku kepada nyai tak seperti sabun mandi Jemblemku super kabeh wong podo ngiler
Kasih satu yang kusayang Pabila sering dipakai, makin habis kurang wangi Jemblemku super kabeh wong podo ngiler
Takkan tergantikan Percayalah cintaku suci ka nyai
Jemblemku larang loh mas
Semoga kau dan aku Aduh, bagaimana nyai, urusan kakang teh?
Satu hati sampai mati Akang sudah habis-habisan
Saikine aku kepikiran
Setia tak terganti Asal tau saja nyai, sebelum isinya
Ndek kapan isun ngicipi jemblemu
Lemarinya dulu akang sudah jual, demi nyai
Angen angen ngedun mbun mbunan
Jawab dong nyai!
Hanyalah dirimu kasih satu yang kusayang Iso tak pangan sak durunge turu
Takkan tergantikan
Kujual baju, celana, itu semua demi nyai
Koyo wong sing ngidam telung wulan
Aku kerja jadi kuli demi nyai
Semoga kau dan aku Aku iki sing ngidam jemblemmu
Satu hati sampai mati Sak umpomo tek ku tuku larang
Setia tak terganti Walaupun Madonna cantik Raduwe duwit wani dodol untu
47
Mbok yo ojo mbingungi (tak usah bingung -bingung) Pancen ra ngerti Kadung tresno ning sliramu dhuh wong bagus
Yo jemblem mbok sing gembol kui Mbok yo ojo mbingungi, mbingungi Ra eling dino lan wektu
Yo jemblem mbok sing gembol kui
Aku njaluk jemblemu dik Neng ati katon ra biso ilang
Aduh, Jemblem sing ngendi maneh mas Aku njaluk jemblemu dik Soyo suwe soyo ra karuan
Jemblem sing kui lho dik Eh, jemblem sing ngendi mas Snadyan mung tansah anggadhang
Sing kuwi ngendi Jemblem sing kui Aku samar yen sliramu ra kelingan
Mosok ra ngerti dik Sing kuwi ngendi
Pancen ora ngerti Mosok ra ngerti
Wong bagus tak anti-anti
Mbok yo ojo mbingungi (mosok bingung dik) Eh, pancen ra ngerti
Jo pijer semoyo wae
Yo jemblem mbok sing gembol kui Mbok yo ojo mbingungi (lo lo lo)
Aku tresno karo kowe
Yo jemblem mbok sing gembol kui
Dik, aku penasaran
Tegane atimu soyo gawe loro iku ra prayogo
Opo yo tenan kowe dodolan jajan Aku ngidam jemblemu (Oalah)
Aku ora bakal mundur
Nyawang kowe sing bakul jajan Jemblem sing ngendi maneh mas
Aku ora bakal mlayu
Mesti wae jajanmu yo enak tenan Jemblem sing kui lho dik
Yen durung nyanding sliramu
Sing kuwi ngendi
Mosok ra ngerti dik
Mas kuwi pancen bener mas
Eh, pancen ra ngerti Ukuraning tresno dudu bondho Nanging
Tapi mung kari siji jenenge jemblem
Mbok yo ojo mbingungi Lungiting asmoro
Jemblemku jembleme super
Yo jemblem mbok sing gembol kui
Tak eman eman mas
Nyawang podo ngiler Duta Nirwana
Aku njaluk jemblemu dik (Oalah) He-eh
Jemblem sing ngendi mas He-aa
Jemblemku super kabeh wong podo ngiler
Jemblem sing kui lho dik Nella lovers, terima kasih
Jemblemku super kabeh wong podo ngiler
Sing kuwi ngendi
Seprene nggonku ngenteni janji
Saikine aku kepikiran
Mosok ra ngerti dik Iki prasetyaning ati
Ndek kapan isun ngicipi jemblemu
Pancen ora ngerti Kadung tresno ning sliramu dhuh wong bagus
Angen angen ngedun mbun mbunan
Mbok yo ojo mbingungi, walah walah (lo lo lo) Ra eling dino lan wektu
Iso tak pangan sak durunge turu
Yo jemblem mbok sing gembol kui
Koyo wong sing ngidam telung wulan
Aku iki sing ngidam jemblemmu
Sak umpomo tek ku tuku larang
Lungiting Asmoro Neng ati katon ra biso ilang
Soyo suwe soyo ra karuan
Raduwe duwit wani dodol untu Nella Kharisma Snadyan mung tansah anggadhang
Aku samar yen sliramu ra kelingan
Aku ngidam jemblemu Melodi record
Jemblem sing ngendi mas Duta nirwana Wong bagus tak anti-anti
Jemblem sing kui dik Jo pijer semoyo wae
Sing kui ngendi Seprene nggonku ngenteni janji Aku tresno karo kowe
Mosok ra ngerti dik Iki prasetyaning ati Tegane atimu soyo gawe loro iku ra prayogo
48
Aku ora bakal mundur Tumetes iluhku nganti koyo tirto segoro Rakoyo biasane sliramu neng kene
Aku ora bakal mlayu Nalikane kowe lungo ninggalke aku Ngancani ati iki nandang tresno suci
Yen durung nyanding sliramu Nelongso ku nelongso Kangen njero ati raiso di tambani
Ati soyo keronto-ronto Mung sliramu seng tak anti-anti
Kowe uwes cidro
Ukuraning tresno dudu bondho nanging
Dadi sumpah setiamu
Lungiting asmoro Liwang liwunging ati mergo tresno iki
Ukuraning tresno dudu bondho nanging Rasane kroso perih udan njero ati
Lungiting asmoro Tumetes iluhku nganti koyo tirto segoro Seng tak gandoli ora ngerungmangsani
49
Karna ada ko yang buat sa nyaman Percaya hati jang orang lain Tingkahmu sikapmu terhadap diriku
Karna ada ko yang selalu tenangkan Cinta yang murni bukan yang lain Yang membuat aku makin sayang
Jauhkan sa dari keraguan Sayang kepadamu
Trada yang sanggup memisahkan
Kita butuh ruangan yang sepi
Terbuka curahkan rasa dalam hati Habis satu tambah satu bahagia engkau berikan
Pegang sa janji dan percaya Sa untuk ko, ko untuk sa Dan di setiap waktu
Hanya ko satu yang sa punya Dua panggilan yang menjadi kita Kau sirami aku dengan kasih sayang
Sa pu hari su sempurna Habis satu tambah satu bahagia kan ku berikan
Sa akan jaga ko untuk selamanya Tiada habisnya kasih sayangku terhadap dirimu
Dan tra tak akan lepaskan
Tra tak pernah rasa bosan
Sa masih bisa Terpisah jarak dan tra bertatap Hatiku jiwaku hanyalah untukmu
Bertahan dan tetap hidup Tapi ko tetap sa impikan Hanya untukmu duhai kekasihku oh
Bukan karna soapa deng ko lebih dari cukup, ah
Mata tertutup biarpun redup tapi ko tetap bercahaya
Untuk bertemu kembali bersatu Habis satu tambah satu bahagia engkau berikan
Angin tertiup malam nyambut
Tuhan su tau kita pun mau Dan di setiap waktu
Semoga ko bisa tersenyum selalu Kau sirami aku dengan kasih sayang
Ko jadi bulan untuk saya Habis satu tambah satu bahagia kan ku berikan
Dan terlalu lebih tidada sedih tra salah pilih Tiada habisnya kasih sayangku terhadap dirimu
Karna ada ko yang buat sa nyaman
Tetap begini, sekarang saja sa su nyaman
Karna ada ko yang selalu tenangkan
Semoga sampai akhi zaman
Jauhkan sa dari keraguan Walau berjuta halangan rintangan
Trada yang sanggup memisahkan Cintaku tetap hanyalah dirimu
Selalu muncul di dalam pesan Satu tambah satu aku dan dirimu
Selalu jujur tiga kata bosan Akan berdua untuk selamanya
Pegang sa janji dan percaya
I love you
Itu juga Tuhan tau
Hanya ko satu yang sa punya
Sa pu hari su sempurna
Karna Su Sayang
Sa akan jaga ko untuk selamanya Near
Karna ada ko yang buat sa nyaman
Karna ada ko yang selalu tenangkan Habis 1+1 Biasa sa cinta satu sa pinta
Jauhkan sa dari keraguan Gamma1 Jang terlalu mengekang rasa
Trada yang sanggup memisahkan Karna kalau sa su bilang
Sa trakan berpindah karna su sayang
Senyummu tawamu hadir di benakku
Pegang sa janji dan percaya Yang membuat hati ini rindu rindu kepadamu
Hanya ko satu yang sa punya Hatiku jiwaku hanyalah untukmu Jangan kau berulah sa trakan mendua
Sa pu hari su sempurna Hanya untukmu duhai kekasihku oh Cukup jaga hati biar tambah cinta
Sa akan jaga ko untuk selamanya Karna kalau sa su bilang
Sa trakan berpindah karna su sayang
Habis satu tambah satu bahagia engkau berikan
Tutup telinga dan juga mata Dan di setiap waktu
Cukup kau tau apa yang kau rasa Kau sirami aku dengan kasih sayang Dan ini semua tentang hati
Jadi coba pikir kembali
50
Janji tra mungkin sa ingkari Dan coba renungkan kembali Yang penting aku senang, aku menang
Karna alasan tra kabari Sap rasa tumbuh dan tra mati Persetan orang susah karena aku
Ko masih jadi kekasih Yang penting asyik
Jadi jang takut sa ke lain hati Sekali lagi
Kasih ko begitu curiga
(Asyik!)
Berubah kini ko berbeda
Ikat sa kuat atas nama cinta Biasa sa cinta satu sa pinta Khotbah soal moral omong keadilan
Sa tra suka ko paksa, itu masalahnya Jaga hati biar sa makin cinta Sarapan pagiku
Percaya rasa jang dengar cerita Aksi tipu-tipu, lobying, dan upeti
Pegang sap janji sa tra coba berpindah Wow, jagonya
Biarkan cinta tumbuh sebisanya
Cinta dan resah itu pelengkapnya
Maling kelas teri, bandit kelas coro
Jang hanya datang dan tinggalkan lara Biasa sa cinta satu sa pinta
Itu kantong sampah
Sa tetap cinta walo tra bersuara Jang terlalu mengekang rasa
Siapa yang mau berguru datang padaku
Karna kalau sa su bilang
Sebut tiga kali namaku
Sa trakan berpindah karna su sayang
Biasa sa cinta coba ko pahami Bento! Bento! Bento!
Sa su bilang sayang jaga sap hati (Asyik!)
Tra mendua sa berhenti mencari Jangan kau berulah sa trakan mendua
Cukup ko dalam mimpi, kini dan nanti Cukup jaga hati biar tambah cinta Namaku Bento rumah real estate
Karna kalau sa su bilang Mobilku banyak harta berlimpah
Sa trakan berpindah karna su sayang Orang memanggilku bos eksekutif
Biasa sa cinta satu sa pinta Tokoh papan atas, atas segalanya
Jang terlalu mengekang rasa (Asyik!)
Karna kalau sa su bilang Biasa sa cinta satu sa pinta
Sa trakan berpindah karna su sayang Jang terlalu mengekang rasa Wajahku ganteng banyak simpanan
Karna kalau sa su bilang Sekali lirik oke sajalah
Sa trakan berpindah karna su sayang Bisnisku menjagal, jagal apa saja
Jangan kau berulah sa trakan mendua
Yang penting aku senang, aku menang
Cukup jaga hati biar tambah cinta
Persetan orang susah karena aku
Karna kalau sa su bilang Jangan kau berulah sa trakan mendua
Yang penting asyik
Sa trakan berpindah karna su sayang Cukup jaga hati biar tambah cinta
Sekali lagi
Karna kalau sa su bilang
(Asyik!)
Sa trakan berpindah karna su sayang
Bilang pada sa kalo rindu
Pasti sa ada jangan ragu Bento Khotbah soal moral omong keadilan
Sarapan pagiku
Tetapi bukannya begitu Iwan Fals
Ko malah marah sampe lupa waktu Aksi tipu-tipu, lobying, dan upeti
Namaku Bento rumah real estate Wow, jagonya
Mobilku banyak harta berlimpah
Tra balas sa pu pesan Orang memanggilku bos eksekutif Maling kelas teri bandit kelas coro
Jujur sa sayang ko membingungkan Tokoh papan atas, atas segalanya Itu kantong sampah
Sa cuma butuh sedikit sandaran (Asyik!) Siapa yang mau berguru datang padaku
Ko pikir semua itu cuma jalan sa dekati selingkuhan Sebut namaku
Wajahku ganteng banyak simpanan Bento! Bento! Bento!
Sekali lirik oke sajalah (Asyik!)
Bisnisku menjagal, jagal apa saja
51
Bento! S'perti menjelma waktu aku tertawa Di kantong safarimu kami titipkan
Ujung Aspal Pondok Gede Kala memberimu dosa Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang sampai Merauke
Iwan Fals oh, maafkanlah
Di kamar ini aku dilahirkan (Na-na-na-na-na) oh, maafkanlah Saudara dipilih bukan dilotre
Di balai bambu buah tangan bapakku Meski kami tak kenal siapa saudara
Rasa sesal di dasar hati Kami tak sudi memilih para juara
Di rumah ini aku dibesarkan
Diam, tak mau pergi Juara diam, juara he-eh, juara hahaha
Dibelai mesra lentik jari ibu
Haruskah aku lari dari kenyataan ini?
Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Pernah ku mencoba 'tuk sembunyi Untukmu yang duduk sambil diskusi
Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Namun senyummu tetap mengikuti Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR
Kambing sembilan motor tiga bapak punya Hati kecil berbisik untuk kembali padanya
Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya S'ribu kata menggoda Di hati dan lidahmu kami berharap
S'ribu sesal di depan mata Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Sampai saat tanah moyangku Seperti menjelma waktu aku tertawa Jangan ragu, jangan takut karang menghadang
Tersentuh sebuah rencana Kala memberimu dosa Bicaralah yang lantang, jangan hanya diam!
Dari serakahnya kota
Terlihat murung wajah pribumi Rasa sesal di dasar hati Wakil rakyat seharusnya merakyat
Terdengar langkah hewan bernyanyi Diam, tak mau pergi Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Haruskah aku lari dari kenyataan ini? Wakil rakyat bukan paduan suara
Di depan masjid samping rumah wakil pak lurah Pernah ku mencoba 'tuk sembunyi Hanya tahu nyanyian lagu "setuju"
Tempat dulu kami bermain mengisi cerahnya hari Namun senyummu tetap mengikuti
Namun sebentar lagi angkuh tembok pabrik berdiri Wakil rakyat seharusnya merakyat
Satu per satu sahabat pergi dan takkan pernah kembali Pernah ku mencoba 'tuk sembunyi Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Namun senyummu tetap mengikuti Wakil rakyat bukan paduan suara
Sampai saat tanah moyangku Hanya tahu nyanyian lagu "setuju"
Tersentuh sebuah rencana Pernah ku mencoba 'tuk sembunyi
Dari serakahnya kota Namun senyummu tetap mengikuti Wakil rakyat seharusnya merakyat
Terlihat murung wajah pribumi
Terdengar langkah hewan bernyanyi
Surat Buat Wakil Rakyat Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Iwan Fals Hanya tahu nyanyian lagu "setuju"
Yang Terlupakan Untukmu yang duduk sambil diskusi
Iwan Fals Untukmu yang biasa bersafari Wakil rakyat seharusnya merakyat
Di sana, di gedung DPR Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Denting piano kala jemari menari
Wakil rakyat bukan paduan suara
Nada merambat pelan di kesunyian malam
Wakil rakyat kumpulan orang hebat Hanya tahu nyanyian lagu "setuju"
Saat datang rintik hujan
Bukan kumpulan teman-teman dekat
Bersama sebuah bayang Wakil rakyat seharusnya merakyat
Apalagi sanak famili
Yang pernah terlupakan Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Di hati dan lidahmu kami berharap Wakil rakyat bukan paduan suara
Hati kecil berbisik untuk kembali padanya
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan Hanya tahu nyanyian lagu "setuju"
S'ribu kata menggoda
Jangan ragu, jangan takut karang menghadang
S'ribu sesal di depan mata Wakil rakyat seharusnya merakyat
Bicaralah yang lantang, jangan hanya diam!
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
52
Wakil rakyat bukan paduan suara Penindasan serta kesewenang-wenangan Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju" Banyak lagi, teramat banyak untuk disebutkan Lewati rintang untuk aku anakmu
Hoi hentikan, hentikan jangan diteruskan Ibuku sayang masih terus berjalan
Wakil rakyat seharusnya merakyat Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan Walau tapak kaki
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat Penuh darah penuh nanah
Bukan paduan suara Wo o ya o ya o ya bongkar
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju" Wo o ya o ya o ya bongkar Seperti udara
Bongkar Wo o ya o ya
Wo o ya o ya
o ya
o ya
bongkar
bongkar
Kasih yang engkau berikan
Tak mampu 'ku membalas
Iwan Fals Ibu
Kalau cinta sudah dibuang Di jalanan kami sandarkan cita-cita Ibu
Sebab di rumah tak ada lagi yang bisa dipercaya
Jangan harap keadilan akan datang
Kesedihan hanya tontonan Orang tua pandanglah kami sebagai manusia Tikus Tikus Kantor
Bagi mereka yang diperkuda jabatan Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta Iwan Fals
Wo o ya o ya o ya bongkar Kisah usang tikus-tikus kantor
Wo o ya o ya o ya bongkar Yang suka berenang di sungai yang kotor
Wo o ya o ya o ya bongkar Wo o ya o ya o ya bongkar
Wo o ya o ya o ya bongkar Kisah usang tikus-tikus berdasi
Wo o ya o ya o ya bongkar Yang suka ingkar janji lalu sembunyi
Sabar, sabar, sabar dan tunggu
Itu jawaban yang kami terima
Ternyata kita harus ke jalan Ibu Di balik meja teman sekerja
Di dalam lemari dari baja
Robohkan setan yang berdiri mengangkang Iwan Fals
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh Kucing datang cepat ganti muka
Wo o ya o ya o ya bongkar Lewati rintang untuk aku anakmu Segera menjelma bagai tak tercela
Wo o ya o ya o ya bongkar Ibuku sayang masih terus berjalan Masa bodoh hilang harga diri
Wo o ya o ya o ya bongkar Walau tapak kaki Asal tak terbukti ah tentu sikat lagi
Wo o ya o ya o ya bongkar Penuh darah penuh nanah
Tikus-tikus tak kenal kenyang
Penindasan serta kesewenang-wenangan Seperti udara Rakus, rakus, bukan kepalang
Banyak lagi, teramat banyak untuk disebutkan Kasih yang engkau berikan Otak tikus memang bukan otak udang
Hoi hentikan, hentikan jangan diteruskan Tak mampu 'ku membalas Kucing datang tikus menghilang
Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan Ibu
Ibu Kucing-kucing yang kerjanya molor
Di jalanan kami sandarkan cita-cita Tak ingat tikus kantor datang menteror
Sebab di rumah tak ada lagi yang bisa dipercaya Ingin kudekap Cerdik, licik, tikus bertingkah tengik
Orang tua pandanglah kami sebagai manusia Dan menangis di pangkuanmu Mungkin karena sang kucing pura-pura mendelik
Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta Sampai aku tertidur
Bagai masa kecil dulu Tikus tahu sang kucing lapar
O-o-oh! Kasih roti jalan pun lancar
Lalu doa-doa Memang sial sang tikus teramat pintar
Wo o ya o ya o ya bongkar
Baluri sekujur tubuhku Atau mungkin si kucing yang kurang ditatar
Wo o ya o ya o ya bongkar
Dengan apa membalas
Wo o ya o ya o ya bongkar Tikus-tikus tak kenal kenyang
Ibu
Wo o ya o ya o ya bongkar Rakus, rakus, bukan kepalang
Ibu
53
Otak tikus memang bukan otak udang Dia tahu, dia rasa Oh, singgahlah sayang, pesawat tempurku
Kucing datang tikus menghilang Maka tersenyumlah, kasih Mendarat mulus di dalam sanubariku
Buku Ini Aku Pinjam Tetap langkah, jangan hentikan
Cinta ini milik kita Penguasa, penguasa
Iwan Fals Berilah hambamu uang
Dia tahu, dia rasa Cinta ini milik kita Beri hamba uang
Cinta ini milik kita
Pesawat Tempurku Beri hamba uang
Dia tahu, dia rasa Penguasa, penguasa Jangan kau tak menepati janji
Maka tersenyumlah, kasih Berilah hambamu uang Datanglah dengan kasihmu
Tetap langkah, jangan hentikan Beri hamba uang Andai kau tak datang kali ini
Cinta ini milik kita Beri hamba uang Punah harapanku
Beri hamba uang
Buku ini aku pinjam Kutatap mega tiada yang hitam
Beri hamba uang
'Kan kutulis sajak indah Betapa indah hari ini
Hanya untukmu seorang Oh ya, andai kata dunia tak punya tentara
Tentang mimpi-mimpi malam Ku menanti seorang kekasih
Tentu tak ada perang yang banyak makan biaya
Yang tercantik yang datang di hari ini
Oh, oh ya, andai kata dana perang buat diriku
Dia tahu, dia rasa Adakah dia kan selalu setia
Tentu kau mau singgah bukan cuma tersenyum
Maka tersenyumlah, kasih Bersanding hidup penuh pesona
Tetap langkah, jangan hentikan Kalau hanya senyum yang engkau berikan Harapanku
Cinta ini milik kita Westerling pun tersenyum
Jangan kau tak menepati janji
Datanglah dengan kasihmu
54
Andai kau tak datang kali ini Bila cinta tak menyatukan kita Jelas menatap awan berarak
Punah harapanku Bila kita tak mungkin bersama Wajah murung s'makin terlihat
Izinkan aku tetap menyayangimu, oh-oh-oh
Jangan kau tak menepati janji Engkau sarjana muda
Datanglah dengan kasihmu Sayangku (sayangku), oh-oh Resah tak dapat kerja
Andai kau tak datang kali ini Dengarkanlah isi hatiku Tak berguna ijazahmu
Punah harapanku Cintaku (cintaku), oh-oh Empat tahun lamanya
Andai kau tak datang kali ini Dengarkanlah isi hatiku Bergelut dengan buku
Punah harapanku Sia-sia semuanya
Sayangku (sayangku), oh-oh (dengarkanlah)
Ijinkan Aku Menyayangimu Dengarkanlah isi hatiku S'tengah putus asa
Iwan Fals Dia berucap, "Maaf, Ibu"
Aku sayang padamu
Andai kau izinkan
Walau sekejap memandang
Izinkan aku membuktikan Lonteku
Kubuktikan kepadamu
Aku memiliki rasa
Sarjana Muda Iwan Fals
Hembusan angin malam waktu itu
Iwan Fals
Bawa lari 'ku dalam dekapanmu
Cinta yang kupendam Berjalan seorang pria muda Kau usap luka di sekujur tubuh ini
Tak sempat aku nyatakan Dengan jaket lusuh di pundaknya "Sembunyilah sembunyi, " ucapmu
Karena kau t'lah memilih Di sela bibir tampak mengering Nampak jelas rasa takut di wajahmu
Menutup pintu hatimu Terselip s'batang rumput liar Saat petugas datang mencariku
Izinkan aku membuktikan Jelas menatap awan berarak Lonteku, terima kasih
Inilah kesungguhan rasa Wajah murung s'makin terlihat Atas pertolonganmu di malam itu
Izinkan aku menyayangimu Dengan langkah gontai tak terarah Lonteku, dekat padaku
K'ringat bercampur debu jalanan Mari kita lanjutkan cerita hari esok
Sayangku, oh-oh
Dengarkanlah isi hatiku Engkau sarjana muda Walau kita berjalan dalam dunia hitam
Cintaku, oh-oh Resah mencari kerja Benih cinta tak pandang siapa
Dengarkanlah isi hatiku Mengandalkan ijazahmu Meski semua orang singkirkan kita
Empat tahun lamanya Genggam tangan erat-erat
Cinta yang kupendam Bergelut dengan buku Kita melangkah
Tak sempat aku nyatakan 'Tuk jaminan masa depan
Karena kau t'lah memilih Lonteku, terima kasih
Menutup pintu hatimu Langkah kakimu terhenti Atas pertolonganmu di malam itu
Di depan halaman sebuah jawatan Lonteku, dekat padaku
Izinkan aku membuktikan
Mari kita lanjutkan cerita hari esok
Inilah kesungguhan rasa Tercenung lesu, engkau melangkah
Izinkan aku menyayangimu Dari pintu kantor yang diharapkan Walau kita berjalan dalam dunia hitam
Terngiang kata tiada lowongan Benih cinta tak pandang siapa
Sayangku, oh-oh Untuk kerja yang didambakan Meski semua orang singkirkan kita
Dengarkanlah isi hatiku
Genggam tangan erat-erat
Cintaku, oh-oh Tak peduli berusaha lagi
Kita melangkah
Dengarkanlah isi hatiku Namun kata sama kau dapatkan
55
Lonteku, terima kasih
Atas pertolonganmu di malam itu
Sombong melangkah istana yang megah
Seakan meludah di atas tubuh yang resah Doa Pengobral Dosa
Lonteku, dekat padaku Ribuan jerit di depan hidungmu Iwan Fals
Mari kita lanjutkan cerita hari esok Namun yang kutahu Di sudut dekat gerbong
Tak terasa mengganggu Yang tak terpakai
Lonteku, terima kasih Perempuan ber-make up tebal
Atas pertolonganmu di malam itu Kotak semir mungil dan sama dekil Dengan rokok di tangan
Lonteku, dekat padaku Benteng rapuh dari lapar memanggil Menunggu tamunya datang
Mari kita lanjutkan cerita hari esok Gaduhkan mata para penjaga
56
Suara yang keluar dari dalam goa Menjelang magrib hujan tak reda Kemesraan ini
Goa yang penuh lumut kebosanan Si budi murung menghitung laba Janganlah cepat berlalu
Surat kabar sore dijual malam Kemesraan ini
Walau hidup adalah permainan Selepas isya melangkah pulang Inginku kenang selalu
Walau hidup adalah hiburan
Tetapi kami tak mau dipermainkan Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu Hatiku damai
Dan kami juga bukan hiburan Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu Jiwaku tentram di samping mu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu Hatiku damai
Turunkan harga secepatnya Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal Jiwa ku tentram
Berikan kami pekerjaan Bersamamu
Pasti kuangkat engkau Cepat langkah waktu pagi menunggu
Menjadi manusia setengah dewa Si budi sibuk siapkan buku Sementara
Tugas dari sekolah selesai setengah Sinar surya perlahan mulai tenggelam
Masalah moral, masalah akhlak Sanggupkah si budi diam di dua sisi Suara gitarmu
Biar kami cari sendiri Mengalunkan melodi tentang cinta
Urus saja moralmu, urus saja akhlakmu Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu Ada hati
Peraturan yang sehat yang kami mau Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu Membara erat bersatu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu Getar seluruh jiwa
Tegakkan hukum setegak-tegaknya Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal Tercurah saat itu
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu Kemesraan ini
Menjadi manusia setengah dewa Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu Janganlah cepat berlalu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu Kemesraan ini
Masalah moral, masalah akhlak Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal Inginku kenang selalu
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu, urus saja akhlakmu Kemesraan Hatiku damai
Peraturan yang sehat yang kami mau Iwan Fals, Chrisye, ... Jiwaku tentram di samping mu
Suatu hari Hatiku damai
Turunkan harga secepatnya
Dikala kita duduk ditepi pantai Jiwa ku tentram
Berikan kami pekerjaan
Dan memandang ombak dilautan yang kian menepi Bersamamu
Tegakkan hukum setegak-tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu Burung camar terbang Kemesraan ini
Pasti kuangkat engkau Bermain diderunya air Janganlah cepat berlalu
Menjadi manusia setengah dewa Suara alam ini Kemesraan ini
Hangatkan jiwa kita Inginku kenang selalu
Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini Sementara Hatiku damai
Sore Tugu Pancoran Sinar surya perlahan mulai tenggelam Jiwaku tentram di samping mu
Hatiku damai
Iwan Fals Suara gitarmu
Mengalunkan melodi tentang cinta Jiwa ku tentram
Si Budi kecil kuyup menggigil Bersamamu
Ada hati
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan tugu pancoran
Membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa Belum Ada Judul
Tunggu pembeli jajakan koran Iwan Fals
Tercurah saat itu
57
Pernah kita sama-sama susah Serdadu seperti belati Yang sering keluar-masuk bui
Terperangkap di dingin malam Tak dirawat tumpul dan berkarat Jadi buronan polisi
Terjerumus dalam lubang jalanan
Digilas kaki sang waktu yang sombong Umpan bergizi, oh titah bapak menteri Dar-der-dor suara senapan
Terjerat mimpi yang indah Apakah sudah terbukti? Sugali anggap petasan
Lelap Bila saja masih ada Tiada rasa ketakutan
Buruknya kabar burung Punya ilmu kebal senapan
Pernah kita sama-sama rasakan Tentang jatah prajurit yang dikentit Semakin lupa daratan
Panasnya mentari hanguskan hati
Sampai saat kita nyaris tak percaya Serdadu seperti peluru Lihat Sugali menari
Bahwa roda nasib memang berputar Tekan picu melesat tak ragu Di lokasi WTS kelas teri
Sahabat masih ingatkah Serdadu seperti belati Asyik lembur sampai pagi
Kau? Tak dirawat tumpul dan berkarat Usai garong hambur uang
Peduli setan
Sementara hari terus berganti Lantang suaramu otot kawat tulang besi
Engkau pergi dengan dendam membara Susu, telur, kacang ijo, ekstra gizi Di-di-du di-du-da-di-du
Di hati Runtuh dan tegaknya keadilan negeri ini Di-di-du di-du-du
Serdadu harus tahu pasti Di-di-du di-du-da-di-du
Cukup lama aku jalan sendiri Di-du-da-di-du-di-da-di-du-di-da-du
Tanpa teman yang sanggup mengerti Serdadu baktimu kami tunggu
Hingga saat kita jumpa hari ini Tolong kantongkan tampang serammu Ramai gunjing tentang dirimu
Tajamnya matamu tikam jiwaku Serdadu rabalah dada kami Yang tak juga hinggap rasa jemu
Kau tampar bangkitkan aku Gunakan hati jangan pakai belati Suram hari depanmu
Sobat Rasa was-was, mata beringas
Serdadu jangan mau disuap Menunggu datang peluru yang panas
Sementara hari terus berganti Tanah ini jelas meratap Di waktu hari naas
Engkau pergi dengan dendam membara Serdadu jangan lemah syahwat
Di hati Nyonya pertiwi tak sudi melihat Oh, bisik jangkrik di tengah malam
Tenggelam dalam suara letusan
Serdadu Isi kepala di balik topi baja
Semua serdadu pasti tak jauh berbeda
Kata berita di mana-mana
Iwan Fals Tentang Sugali tak tenang lagi
Tak peduli perwira, bintara, atau tamtama Dan lari sembunyi
Isi kepala di balik topi baja Tetap tentara
Semua serdadu pasti tak jauh berbeda Tar-ter-tor suara senapan
Tak peduli perwira, bintara, atau tamtama Lantang suaramu otot kawat tulang besi Sugali anggap petasan
Tetap tentara Susu, telur, kacang ijo, ekstra gizi Tiada rasa ketakutan
Runtuh dan tegaknya keadilan negeri ini Punya ilmu kebal senapan
Kata berita gagah pekasa Serdadu harus tahu pasti
Apalagi sedang kokang senjata Sugali makin keranjingan
Persetan siapa saja musuhnya Sugali Lihat Sugali menari
Perintah datang karang pun dihantam Iwan Fals Di lokasi WTS kelas teri
Serdadu seperti peluru Sua-sua-sua-suara berita Asyik joget sampai lecet
Tekan picu melesat tak ragu Tertulis dalam koran Genit kitik cewek binal paling busyet
Tentang seorang lelaki
58
Di-di-du di-du-da-di-du
Di-di-du di-du-du
Oemar Bakrie Oemar Bakre
Pegawai negeri Barang Antik
Di-di-du di-du-da-di-du Oemar Bakrie Oemar Bakrie Iwan Fals
Di-du-da-di-du-di-da-di-du-di-da-du Empat puluh tahun mengabdi Berjalan tersendat diantara sedan-sedan licin mengkilat
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati Dengan warna pucat
Ramai gunjing tentang dirimu Dan badan penuh cacat sedikit berkarat
Yang tak juga hinggap rasa jemu Oemar Bakri Oemar Bakrie
Suram hari depanmu Banyak ciptakan menteri Hai oplet tua dengan bapak supir tua
Rasa was-was, mata beringas Oemar Bakrie Cari penumpang dipinggiran ibu kota
Menunggu datang peluru yang panas Sainganmu mikrolet bajaj dan bis kota
Di waktu hari naas Profesor dokter insinyurpun jadi Kini kau tersingkirkan oleh mereka
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakrie
Oh bisik jangkrik di tengah malam Seperti dikebiri Bagai kutu jalanan
Tenggelam dalam suara letusan Ditengah tengah kota metropolitan
Kata berita di mana-mana Yi-hi-hi Cari muatan untuk nguber setoran
Tentang Sugali tak tenang lagi Wu -hu Sisanya buat makan
Dan lari sembunyi
Laju sepeda kumbang di jalan berlubang Hai oplet tua dengan bapak supir tua
Guru Oemar Bakri Selalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang Cari penumpang dipinggiran ibu kota
Iwan Fals Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang Sainganmu mikrolet bajaj dan bis kota
Tas hitam dari kulit buaya Banyak polisi bawa senjata berwajah garang Kini kau tersingkirkan oleh mereka
Selamat pagi Bapak Oemar Bakrie kaget apa gerangan? Berjalan zig zag ngebut
Berkata bapak Umar Bakri "Berkelahi pak!" jawab murid seperti jagoan Ga perduli walau mobil sudah butut
Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali Bapak Oemar Bakrie takut bukan kepalang Suara bising ribut
Tas hitam dari kulit buaya Itu sepeda butut dikebut lalu cabut kalang kabut Bakrie Yang keluar dari knalpot mu bagai kentut
Mari kita pergi memberi pelajaran ilmu pasti kentut Hai oplet tua dengan bapak supir tua
Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu Cepat pulang Cari penumpang dipinggiran ibu kota
Oemar Bakrie Oemar Bakrie Sainganmu mikrolet bajaj dan bis kota
Laju sepeda kumbang di jalan berlubang Pegawai negeri
Selalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang Kini kau tersingkirkan oleh mereka
Oemar Bakrie Oemar Bakrie
Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang Empat puluh tahun mengabdi Oh bapak tua
Banyak polisi bawa senjata berwajah garang
Pemilik oplet tua
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati Tunggu nanti di tahun dua ribu satu
Bapak Umar Bakri kaget apa gerangan? Oemar Bakri Umar Bakri
"Berkelahi pak!" jawab murid seperti jagoan Mungkin mobilmu jadi barang
Banyak ciptakan menteri Antik yang harganya selangit
Bapak Oemar Bakrie takut bukan kepalang Oemar Bakrie
Itu sepeda butut dikebut lalu cabut kalang kabut Bikin otak orang seperti otak Habibie Oh bapak tua
Cepat pulang Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakrie Pemilik oplet tua
Busyet Seperti dikebiri Tunggu nanti di tahun dua ribu satu
Standing dan terbang Ih yu-uu Mungkin mobilmu jadi barang
Bakrie Bakrie Antik yang harganya selangit
Kasihan amat loe jadi orang
Gawat!
59
Oh bapak tua Lihat di sana Engkau baik
Pemilik oplet tua Parade penganggur yang tampak murung Engkau cantik
Tunggu nanti di tahun dua ribu satu Di tepi kubur Kau wanita
Mungkin mobilmu jadi barang Aku cinta
Antik yang harganya selangit Lihat di sana antrean pencuri Aku puja
Yang timbul sebab nasinya dicuri Kau betina
Oh bapak tua Bukan gombal
Pemilik oplet tua Jangan bicara soal runtuhnya moral
Aku yang gila
Tunggu nanti di tahun dua ribu satu Mari bicara tentang harga diri yang tak ada arti
Mungkin mobilmu jadi barang Atau tentang tanggung jawab Jangan marah kalau kugoda
Antik yang harganya selangit Yang kini dianggap sepi Sebab pantas kau digoda
Jangan Bicara Mata Indah Bola Pingpong Salah sendiri kau manis
Punya wajah teramat manis
Iwan Fals Iwan Fals
Jangan bicara soal idealisme Pria mana yang tak suka Wajar saja kalau kuganggu
Mari bicara berapa banyak uang Senyummu juwita Biar mampus aku rindu
Di kantong kita Kalau ada yang tak suka Lepaskan tawamu, Nona
Atau berapa dahsyatnya ancaman Mungkin sedang goblok Agar tak murung dunia
Yang membuat kita terpaksa Mata indah bola pingpong
Engkau baik
Onani Masihkah kau kosong?
Engkau cantik
Jangan bicara soal nasionalisme Kau wanita Bolehkah aku membelai
Mari bicara tentang kita yang lupa Aku cinta Hidungmu yang aduhai?
Warna bendera sendiri Mata indah bola pingpong
Mata indah bola pingpong
Atau tentang kita yang buta Masihkah kau kosong?
Masihkah kau kosong?
Bisul tumbuh subur di ujung hidung Bolehkah aku membelai
Bolehkah aku membelai
Yang memang tak mancung Bibirmu yang aduhai?
Hidungmu yang aduhai?
Jangan perdebatkan soal keadilan Mata indah bola pingpong
Engkau baik
Sebab keadilan bukan untuk diperdebatkan Masihkah kau kosong?
Engkau cantik
Jangan cerita soal kemakmuran Bolehkah aku membelai
Kau wanita
Sebab kemakmuran Pipimu yang aduhai?
Aku puja
Hanya untuk anjing Si Tuan Polan
Jangan marah kalau kugoda Mata indah bola pingpong
Lihat di sana Masihkah kau kosong?
Sebab pantas kau digoda
Si Urip meratap di teras marmer Bolehkah aku membelai
Salah sendiri kau manis
Direktur murtad Jidatmu yang aduhai?
Punya wajah teramat manis
Lihat di sana
Wajar saja kalau kuganggu Kereta Tiba Pukul Berapa
Si Icih sedih dii ranjang empuk Iwan Fals
Sampai kapan pun kurindu
Waktu majikannya menindih
Lepaskan tawamu, Nona Hilang sabar dihati dan tak terbendung lagi
Agar tak murung dunia Waktu itu
Lama memang kutunggu kedatanganmu
60
Sobat karibku Biasanya kereta terlambat Ku rindu semeja
Datang telegram darimu Dua jam cerita lama Nikmati teh bersamamu
Dua hari yang lalu (tunggu aku) Sampai stasiun kereta pukul setengah dua Aku pulang mama
Di stasiun kereta itu pukul satu Duduk aku menunggu tanya loket dan penjaga Sembuhlah cederamu
Ku pacu sepeda motorku Kereta tiba pukul berapa Ku rindu semeja
Jarum jam tak mau menunggu
Maklum rindu Film Murahan Nikmati teh bersamamu
61
Bergelut di arena Kenyata'an Kenali kebutuhanmu jauhi keinginanmu Ejekkan pedasmu
Lindungi Pandangan dari silau dunia. Anakku jalanmu tak akan tersesat Jika kukembali larut malam
Kau pikul beban di pundakmu walau jatuh bangun Seekor anak tikus lewat jalannya Basah bulunya, oh lepek
Tak sedikit luka dan bahkan memar Berlenggak-lenggok tepat di bawah hidungnya Kuping kemasukan air
Kau peras semua keringatmu, membuat aku malu Baunya harum menggoda kucing belang Gagal makan dan keroncongan
Apa yang kuberikan padamu? Mengendap-endap senyap Kembali si belang tidur
Di keset bawah pintu
Kita telah sering direndahkan Tunggu waktu yang tepat
Puas telinga mendengar kesombongan dunia Gigit pantat si montok Panci dilompati
Terbayang malam ini pasti nikmat Ember cucian dilanggarnya
Tapi harapan tak boleh mati di sini Rencana yang tak cacat Tumpah pecah berantakan
Itu nilai yang telah kau ajarkan padaku Satu dua tiga Terpeleset piring kotor
Jelas kesempatan kedua selalu ada Mulut penuh sabun colek
Hanya, maukah kita maju meraihnya Panci dilompati
Biarlah berjalan sesuai tenaga yang kita punya Ember cucian dilanggarnya Basah bulunya, oh lepek
Tumpah pecah berantakan Kuping kemasukan air
Engkau tetap mendukungku walau aku jatuh Terpeleset piring kotor Gagal makan dan keroncongan
Betapa mahal harga yang kau bayar Mulut penuh sabun colek Kembali si belang tidur
Engkau tak pernah menyesal dan berkeluh kesah Kembali si belang tidur
Menerjang kerasnya kota Jakarta Basah bulunya, oh lepek Di keset bawah pintu
Kuping kemasukan air
Kita telah sering direndahkan
Puas telinga mendengar kesombongan dunia
Gagal makan dan keroncongan Rindu Sahabat
Kembali si belang tidur Iksan Skuter
Di keset bawah pintu Dimanakah engkau berada sahabat lama yang kutunggu
Tapi harapan tak boleh mati di sini
Itu nilai yang telah kau ajarkan padaku Kucing belang bersandar di balik tempat sampah Telah lama tak ada kabar darimu sahabat lama ku
Jelas kesempatan kedua selalu ada Mengintai mangsa-mangsanya matanya tajam
Hanya, maukah kita maju meraihnya Aku rindu saat-saat kita lewati panjangnya malam
Tak berkedip cakarnya jelas telah terasah Menghisap rokok nikmati kopi bicara tentang cinta dan
Biarlah berjalan sesuai tenaga yang kita punya Nafasnya terengah-engah mati
Harapan tak boleh mati di sini Seekor anak tikus lewat jalannya
Itu nilai yang telah kau ajarkan padaku Aku rindu semuanya
Berlenggak-lenggok tepat di bawah hidungnya Aku rindu semuanya
Jelas kesempatan kedua selalu ada Baunya harum menggoda kucing belang
Hanya, maukah kita maju meraihnya Sahabatku
Mengendap-endap senyap
Biarlah berjalan sesuai tenaga yang kita punya Aku harap kau datang menemani di sini
Tunggu waktu yang tepat Kan ku buatkan secangkir kopi
Harapan tak boleh mati di sini Gigit pantat si montok
Itu nilai yang telah kau ajarkan padaku Menunggu pagi datang bicara kehidupan
Terbayang malam ini pasti nikmat Bicara tentang semuanya
Si Belang Rencana yang tak cacat
Satu dua tiga Datanglah datang sahabat lama
Romi & The Jahats
Mencaci rusaknya dunia
Kucing belang bersandar di balik tempat sampah Panci dilompati Aku yakin harapan untuk kau kembali
Mengintai mangsa-mangsanya matanya tajam Ember cucian dilanggarnya Kau dengar lewat angin malam ini
Tumpah pecah berantakan
63
Aku rindu semuanya Gedung-gedung ditinggikan Ku sering merasakannya, kawan
Aku rindu semuanya Akal sehat dihancurkan Ingin pulang dan merebahkan badan
Sahabatku Sekolah dimahalkan Di kasur empuk dan dis'limuti bapakku
Ilmu dibuang ke selokan Rindu sayur bayam, masakan ibu
Aku harap kau datang menemani di sini
Kan ku buatkan secangkir kopi Tivi-tivi mengejar rating Ku sering merasakannya, kawan
Menunggu pagi datang bicara kehidupan Koran mengais berita tak penting Ingin pulang dan merebahkan badan
Bicara tentang semuanya Kebenaran diiklankan Sore di teras bersama bapakku
Dusta-dusta dilambungkan Ditemani teh panas ibu
Datanglah...
Kurusetra sudah digelar Apakah kau pernah
Menunggu pagi datang bicara kehidupan Dalangnya akan berkoar Jauh dari rumah?
Bicara tentang semuanya Lakon sudah disiapkan Menemukan kegagalan
Bingung Korban-korban pasti dibungkam Dan air mata yang tak bisa lagi kau teteskan
Iksan Skuter Makin hari makin susah saja Ku sering merasakannya, kawan
Kiri dikira komunis Menjadi manusia yang manusia Ingin pulang dan merebahkan badan
Kanan dicap kapitalis Sepertinya menjadi manusia Di kasur empuk dan dis'limuti bapakku
Keras dikatai fasis Adalah masalah buat manusia Rindu sayur bayam, masakan ibu
Tengah dinilai tak ideologis
Maling sandal dibakar Ku sering merasakannya, kawan
Muka klimis katanya necis Koruptor berkelakar Ingin pulang dan merebahkan badan
Jenggotan dikatai teroris Sore di teras bersama bapakku
Bersurban dibilang kearab-araban Makin hari makin susah saja Ditemani teh panas ibu
Bercelana Levi's di-bully kebarat-baratan Menjadi manusia yang manusia
Sepertinya menjadi manusia Jika kau pun merasakannya
Diam dianggap pasif Adalah masalah buat manusia Kurasa kita tak jauh berbeda
Lantang katanya subversif
Bertani dianggap kuno Makin hari makin susah saja Bapak
Jadi pegawai distempel mental londo Menjadi manusia yang manusia Iksan Skuter
Sepertinya menjadi manusia Ada manusia yang paling ingin aku peluk
Memilih jadi kere salah Adalah masalah buat manusia Tapi aku malu
Ingin kaya sangatlah susah
Belum berhasil dihina Pulang Tidak juga malu sebenarnya
Hanya angkuh sebagai lelaki dewasa
Sukses jadi omongan tetangga Iksan Skuter
Apakah kau pernah Orang yang sepertinya tak peduli
Makin hari makin susah saja Jauh dari rumah? Dengan apa yang kulakukan
Menjadi manusia yang manusia Rindu yang menumpuk
Sepertinya menjadi manusia Sakit dan berkecamuk Diam-diam bertanya kabarku
Adalah masalah buat manusia Diam-diam menanyakan siapa wanitaku sekarang
Apakah kau pernah Diam-diam menanyakan segala hal tentangku pada ibu
Menjadi bintang ketinggian Jauh dari rumah?
Menjadi tanah kerendahan Terbangun di tengah malam Ada manusia yang paling ingin aku peluk
Jadi matahari tak sanggup Dingin, lapar tak tertahan Tapi aku malu
Menjadi bulan terlalu rredu
64
Tidak juga malu sebenarnya Anjing-anjing Agar anak dan istriku
Hanya angkuh sebagai lelaki dewasa Partai-partai anjing Bisa menepi dari bising kota
Orang yang sepertinya tak peduli Jangan Seperti Bapak Kupasang panel surya
Dengan apa yang kulakukan Iksan Skuter Di atap rumahku
Nak, janganlah seperti bapak Sebab harga listrik melonjak tak pasti
Diam-diam bertanya kabarku Kincir angin kupasang di menara yang tinggi
Diam-diam menanyakan siapa wanitaku sekarang Yang susah mewujudkan mimpinya
Besarlah dengan semua harapan yang kamu miliki Angin, matahari, rumah dan mimpiku
Diam-diam menanyakan segala hal tentangku pada ibu
Kuiringi doa dari hati kami
Partai Anjing
Nyala lampu bukan saja dari bara batu
Nak, maafkanlah bapakmu Lihatlah lebih dalam
Iksan Skuter Jikalau ada yang kurang dariku Atas apapun yang alam berikan
Aku punya ide bikin partai baru Jagalah cinta dan sebarkanlah dengan nurani jiwa Nyala lampu bukan saja dari bara batu
Namanya partai anjing Yang akan meneduhkan semesta Semuanya tersedia
Logo gambar partai garis segi lima Atas apapun yang kita butuhkan
Tengahnya gambar anjing Terbanglah terbang melambung ke angkasa
Turuti apa kata hatimu Terik matahari
Punya program kerja korupsi terang-terangan Tinggilah tinggi dan seperti matahari Bukan untuk kita maki
Yang tak mau korupsi jangan masuk partai kami Menyinari seisi dunia Banyak hal baik dapat kita nikmati
Kuasai suara di dewan rakyat yang terhormat Panasnya yang menghidupi jagad ini
Korupsi yang banyak biar modal balik lagi Nak, maafkanlah bapakmu Saat malam tiba anginnya sebagai pelita
Anjing! Jikalau ada yang kurang dariku
Jagalah cinta dan sebarkanlah dengan nurani jiwa Nyala lampu bukan saja dari bara batu
(Anjing, anjing-anjing juga) Lihatlah lebih dalam
Yang akan meneduhkan semesta
Orang-orang brengsek suka makan duit rakyat Atas apapun yang alam berikan
Masuk ke partai anjing Terbanglah terbang melambung ke angkasa Nyala lampu bukan saja dari bara batu
Yang suka korupsi dan pandai mengumbar janji Turuti apa kata hatimu Semuanya tersedia
Bergabung ke partai anjing Tinggilah tinggi dan seperti matahari Atas apapun yang kita butuhkan
Menyinari seisi dunia
Punya tujuan mulia menjual aset negara Nyala lampu bukan saja dari bara batu
Merekrut anggota yang rakus seperti hhuukk hhhukk Terbanglah terbang melambung ke angkasa Semuanya tersedia
Merekrut anggota yang tak malu tak punya muka Turuti apa kata hatimu Atas apapun yang kita butuhkan
Karena semua anggotanya harus keturunan anjing Tinggilah tinggi dan seperti matahari Yang kita perlukan
Menyinari seisi dunia Yang dibutuhkan
Orang-orang jujur disingkirkan perlahan-lahan Angin, matahari, rumah dan mimpiku
Nak, janganlah seperti bapak
Kerjanya partai anjing
Habisin anggaran pajak dari uang rakyat Angin, Matahari, Rumah, Dan Lagu Petani
Biar kaya partai anjing Iksan Skuter
Main perempuan dan yang suka jalan-jalan Mimpiku Leluhurku, kakek-nenekku, ayah-ibuku petani
Merapat ke partai anjing Iksan Skuter Sawah terbentang air melimpah kehidupan sangatlah
Bikin undang-undang biar rakyat kebingungan indah
Aku punya mimpi
Bergabung ke partai anjing Saat akhirnya mereka bertandang bawa janji, mimpi,
Dan masihlah mimpi
Punya rumah kecil di tengah rumput sabana juga uang
Dekat hutan di lembah yang tenang dan damai
65
Menyalahkan aku menjadi petani yang tak kaya dan Burung melanjutkan nyanyian itu Aku takkan menyerah, tak lelah
miskin rezeki Menyisipkan sebaris doa Aku takkan menangis, mimpiku tak pernah habis
70
Yang masih bisa aku 'tuk singgahi? Hei, itu aku, hei Kau nampak tua dan lelah
Cobalah aku kapan engkau mau Hei, itu aku, hei Keringat mengucur deras
Hei, itu aku, hei Namun kau tetap tabah, hm-hm
Tahukah lagu yang kau suka?
Tahukah bintang yang kau sapa? Pejantan Tangguh Meski nafasmu kadang tersengal
Tahukah rumah yang kau tuju? Itu aku Sheila on 7 Memikul beban yang makin sarat
Tahukah lagu yang kau suka? Jantan pejantan tangguh itu yang kuharap ada padaku Kau tetap bertahan
Tahukah bintang yang kau sapa? Agar agar diriku bisa melumpuhkan tingkah liarmu
Tahukah rumah yang kau tuju? Itu aku Engkau telah mengerti
Jangan jangan siakan kehadiranku pada mimpimu Htam dan merah jalan ini
Coba keluar di malam badai Karna hanya lewat mimpi kubisa menjamahmu juga Keriput tulang pipimu
Nyanyikan lagu yang kau suka memilikimu Gambaran perjuangan
Maka kesejukan yang kau rasa (ah-ah-ah)
Coba keluar di terik siang Ajari aku tuk jadi pejantan tangguh Bahumu yang dulu kekar
Ingatlah bintang yang kau sapa Mungkin terlalu lama aku tlah bersembunyi Legam terbakar matahari
Maka kehangatan yang kau rasa Menatap mataharipun aku tak mampu Kini kurus dan terbungkuk, hm-hm
Udara malampun terlalu menusuk langkahku Namun semangat tak pernah pudar
Tahukah lagu yang kau suka? Di persembunyian aku menari
Tahukah bintang yang kau sapa? Meski langkahmu kadang gemetar
Di persembunyian aku bernyanyi Kau tetap setia
Tahukah rumah yang kau tuju? Itu aku Pejantan tangguh
Tahukah lagu yang kau suka?
Ayah, dalam hening sepi kurindu
Tahukah bintang yang kau sapa? Begitu banyak lagu yang tercipta untukmu hanya saja Untuk menuai padi milik kita
Tahukah rumah yang kau tuju? Itu aku aku tak bisa Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Mengungkapnya kepadamu Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Percayalah, itu aku, uh-uh
Percayalah, itu aku, hu-hu, ho-oh-oh Ajari aku tuk jadi pejantan tangguh Engkau telah mengerti
Mungkin terlalu lama aku tlah bersembunyi Hitam dan merah jalan ini
Du-du-du-du-du, du-du-du-du-du-du-du, ah-ah Menatap mataharipun aku tak mampu
Itu aku Keriput tulang pipimu
Udara malampun terlalu menusuk langkahku Gambaran perjuangan
Du-du-du-du-du, du-du-du-du-du-du-du, ah-ah Di persembunyian aku menari
Itu aku Di persembunyian aku bernyanyi Bahumu yang dulu kekar
Tahukah lagu yang kau suka? Pejantan tangguh Legam terbakar matahari
Tahukah bintang yang kau sapa? Kini kurus dan terbungkuk, hm-hm
Ajari aku tuk jadi pejantan tangguh
Tahukah rumah yang kau tuju? Itu aku Ajari aku tuk jadi pejantan tangguh Namun semangat tak pernah pudar
Du-du-du-du-du, du-du-du-du-du-du-du, ah-ah Ajari aku tuk jadi pejantan tangguh Meski langkahmu kadang gemetar
Ho-ho-ha-ha-ha-ah, ha-ah Ajari aku tuk jadi pejantan tangguh Kau tetap setia
Hei, itu aku, hei
Hei, itu aku, hei
Titip Rindu Buat Ayah Berita Kepada Kawan
Hei, itu aku, hei Ebiet G. Ade Ebiet G. Ade
Hei, itu aku, hei Di matamu masih tersimpan Perjalanan ini trasa sangat menyedihkan
Selaksa peristiwa Sayang engkau tak duduk disampingku kawan
Benturan dan hempasan
Terpahat di keningmu
71
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan Elegi Esok Pagi Kita pasti ingat
Tragedi yang memilukan
Ebiet G. Ade Kenapa harus mereka yang terpilih menghadap
Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan Ijinkanlah kukecup keningmu Tentu ada hikmah yang harus kita petik
Hati tergetar menampak kering rerumputan Bukan hanya ada di dalam angan Atas nama jiwa mari heningkan cipta
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi Esok pagi, kau buka jendela
'Kan kau dapati seikat kembang merah Kita mesti bersyukur
Gembala kecil menangis sedih Bahwa kita masih diberi waktu
Engkau tahu, aku mulai bosan Entah sampai kapan
Kawan coba dengar apa jawabnya
Bercumbu dengan bayang-bayang Tak ada yang bakal dapat menghitung
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati Bantulah aku temukan diri
Menyambut pagi, membuang sepi Hanya atas kasih-Nya
Ditelan bencana tanah ini Hanya atas kehendak-Nya
Ijinkanlah aku kenang Kita masih bertemu matahari
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Sejenak perjalanan Kepada rumput ilalang
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Ho ho ho Kepada bintang gemintang
Tetapi semua diam tetapi semua bisu Dan biarkan 'ku mengerti Kita dapat mencoba
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit Apa yang tersimpan di matamu Meminjam catatan-Nya
Ho ho
Barangkali di sana ada jawabnya Sampai kapankah gerangan
Mengapa di tanahku terjadi bencana Barangkali di tengah telaga Waktu yang masih tersisa
Ada tersisa butiran cinta Semuanya menggeleng
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita Dan semoga kerinduan ini Semuanya terdiam
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa Bukan jadi mimpi di atas mimpi Semuanya menjawab tak mengerti
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang Ijinkanlah aku rindu Yang terbaik hanyalah
Pada hitam rambutmu Segeralah bersujud
Kawan coba dengar apa jawabnya Ho ho ho Mumpung kita masih diberi waktu
Ketika ia kutanya mengapa Dan biarkan 'ku bernyanyi
Bapak ibunya tlah lama mati Demi hati yang risau ini Kita mesti bersyukur
Ditelan bencana tanah ini Ho ho Bahwa kita masih diberi waktu
Entah sampai kapan
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya Barangkali di tengah telaga Tak ada yang bakal dapat menghitung
Kepada karang kepada ombak kepada matahari Ada tersisa butiran cinta
Dan semoga kerinduan ini Hanya atas kasih-Nya,
Tetapi semua diam tetapi semua bisu Bukan jadi mimpi di atas mimpi Hanya atas kehendak-Nya
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit Kita masih bertemu matahari
Barangkali di sana ada jawabnya
Masih Ada Waktu Kepada rumput ilalang
Mengapa di tanahku terjadi bencana Ebiet G. Ade
Kepada bintang gemintang
Bila masih mungkin kita menorehkan batin Kita dapat mencoba
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita Atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas Meminjam catatan-Nya
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa Mumpung masih ada kesempatan buat kita
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita Mengumpulkan bekal perjalanan abadi Sampai kapankah gerangan
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang Waktu yang masih tersisa
72
Semuanya menggeleng Sungguh hidup terus diburu Membasuh debu yang lekat dalam jiwa
Semuanya terdiam Berpacu dengan waktu Mencuci bersih dari segala kekotoran
Semuanya menjawab tak mengerti Tak ada yang dapat menolong
Selain yang di sana Aku menunggu hujan turunlah
Yang terbaik hanyalah Tak ada yang dapat membantu Aku mengharap badai datanglah
Segeralah bersujud Selain yang di sana Gemuruhnya akan melumatkan semua
Mumpung kita masih diberi waktu Dialah Tuhan Kupu-kupu kertas
Dialah Tuhan
Oo-oo-oo Kupu-kupu kertas
Oh-ho-ho-o ...
Du-du-du-du-du Yang terbang kian kemari
Tuhan
Oh-ho Aneka rupa dan warna
Oh-ho-ho-o ...
Du-du-du-du Dibias lampu temaram
Hmm-hmm-hmm ...
Oh-oh-oo-oo
Tuhan Kupu-kupu kertas
Oo-oo-oo Oh-ho-ho-o ... Yang terbang kian kemari
Du-du-du-du-du Tuhan Aneka rupa dan warna
Du-du-du-du Oh-ho-ho-o ... Dibias lampu temaram
Oh-oh-oo-oo
Kupu-Kupu Kertas Kupu-kupu kertas
Menjaring Matahari Ebiet G. Ade Yang terbang kian kemari
Ebiet G. Ade Setiap waktu engkau tersenyum Aneka rupa dan warna
Kabut, sengajakah engkau mewakili pikiranku? Sudut matamu memancarkan rasa Dibias lampu temaram
Pekat, hitam berarak menyelimuti matahari
Aku dan semua yang ada di sekelilingku
Keresahan yang terbenam
Kerinduan yang tertahan Aku Ingin Pulang
Duka dalam yang tersembunyi Ebiet G. Ade
Merangkak menggapai dalam gelap
Jauh di lubuk hati Ke mana pun aku pergi
Mendung, benarkah pertanda akan segera turun hujan? Kata-katamu Bayang-bayangmu mengejar
Deras, agar semua basah yang ada di muka bumi Riuh mengalir bagai gerimis Bersembunyi di mana pun
Siramilah juga jiwa kami semua Selalu engkau temukan
Yang tengah dirundung kegalauan Seperti angin tak pernah diam Aku merasa letih
Selalu beranjak setiap saat Dan ingin sendiri
Roda zaman menggilas kita Menebarkan jala asmara
Terseret tertatih-tatih Menaburkan aroma luka Kutanya pada siapa
Sungguh hidup terus diburu Benih kebencian kau tanam Tak ada yang menjawab
Berpacu dengan waktu Bakar ladang gersang Sebab semua peristiwa
Tak ada yang dapat menolong Entah sampai kapan Hanya di rongga dada
Selain yang di sana Berhenti menipu diri Pergulatan yang panjang
Tak ada yang dapat membantu Dalam kesunyian
Selain yang di sana Kupu-kupu kertas
Dialah Tuhan Yang terbang kian kemari Aku mencari jawaban di laut
Dialah Tuhan Aneka rupa dan warna Kuseret langkah menyusuri pantai
Dibias lampu temaram Aku merasa mendengar suara
Roda zaman menggilas kita Menutupi jalan
Terseret tertatih-tatih Menghentikan petualangan
73
Du-du-du-du du-du-du ... Bergetaran rasa jiwaku Ingin kumaki, mereka berkata
Menerima karunia-Mu Tak perlu kau berlari
Ke mana pun aku pergi Mengejar mimpi yang tak pasti
Selalu kubawa-bawa Camelia, hoo, Camelia Hari ini juga mimpi
Perasaan yang bersalah Camelia, hoo, Camelia Maka biarkan ia datang
Datang menghantuiku Camelia, ho-ho, Camelia Di hatimu
Di hatimu
Masih mungkinkah pintumu kubuka Kini datang mengisi hidup
Di hatimu
Dengan kunci yang pernah kupatahkan? Ulurkan mesra tanganmu
Lihatlah, aku terkapar dan luka
Dengarkanlah jeritan dari dalam jiwa
Bergetaran rasa jiwaku
Menerima karunia-Mu
Apakah Ada Bedanya
Ebiet G. Ade
Aku ingin pulang Camelia, hoo, Camelia Apakah ada bedanya
Aku harus pulang Camelia, hoo, Camelia Hanya diam menunggu
Aku ingin pulang Camelia, ho-ho, Camelia Dengan memburu bayang-bayang?
Aku harus pulang
Aku harus pulang Camelia 2 Sama-sama kosong
74
Aku tak peduli Coba engkau dengar lagu ini Menghindarimu sejauh mungkin
Aku tak peduli Aku yang tertidur dan tengah bermimpi Cintaku kandas di rerumputan
Langit-langit kamar jadi penuh gambar
Apakah ada bedanya Wajahmu yang bening sejuk segar Ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho
Ketika kita bertemu Du du du du du du du du du
Dengan saat kita berpisah? Kapan lagi kita akan bertemu? Du du du du du du ho ho ho ho
Sama-sama nikmat Meski hanya sekilas kau tersenyum Du du du du du du du du du du du du du
Kapan lagi kita nyanyi bersama?
Tinggal bagaimana Tatapanmu membasuh luka Aku mulai sadar
Kita menghayati Cinta tak mungkin kukejar
Di belahan jiwa yang mana Ho-o-o-o Akan kutunggu, harus kutunggu
Kita sembunyikan Du du du du Sampai saatnya giliranku
Dada yang terluka Du du du
Duka yang tersayat Du du du du du Dan ketika engkau datang
Rasa yang terluka Du du du Aku pejamkan mataku
Samar kudengar suaramu
Nyanyian Rindu Cintaku Kandas Di Rerumputan Lembut memanggil namaku
Ebiet G. Ade Ebiet G. Ade Seketika sukmaku melambung
Coba engkau katakan padaku Aku mulai resah Kuputuskan untuk berlari
Apa yang seharusnya aku lakukan? Menunggu engkau datang Menghindarimu sejauh mungkin
Bila larut tiba wajahmu terbayang Berpita jingga, sepatu hitam Cintaku kandas di rerumputan
Kerinduan ini semakin dalam Kau bawa cinta yang kupesan
Ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho
Gemuruh ombak di Pantai Kuta Aku mulai ragu Du du du du du du du du du
Sejuk lembut angin di bukit Kintamani Dengan keberanianku Du du du du du du ho ho ho ho
Gadis-gadis kecil menjajakan cincin Berapa cinta kau tawarkan? Du du du du du du du du du du du du du
Tak mampu mengusir kau yang manis Berapa banyak yang kau minta?
75
Cinta mengalir sebening embun Mendengar engkau berangkat Akan tetap dianggap salah?
Kasih pun mulai deras mengalir Dengan senyum dan ikhlas Tak ada waktu lagi benahi diri
Cemerlang sebening embun Aku yakin kau cukup bawa bekal Tak ada tempat lagi untuk kembali
Dan aku bangga jadi anakmu
Pernahkah engkau coba membaca Kembali dari keterasingan ke bumi beradab
Sorot mata dalam menyimpan rindu? Ayah aku berjanji Ternyata lebih menyakitkan dari derita panjang
Sejuta impian, sejuta harapan Akan aku kirimkan Tuhan, bimbinglah batin ini agar tak gelap mata
Kenapakah mesti engkau abaikan? Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku Dan sampaikanlah rasa inginku kembali bersatu
Setiap
Se-la-ma musim belum bergulir Sujud sembahyang Ke manakah sirnanya nurani embun pagi
Masih ada waktu saling membuka diri Engkau hadir terbayang Yang biasanya ramah kini membakar hati?
Se-ja-uh batas pengertian Tolong bimbinglah aku Apakah bila terlanjur salah
Pintu pun tersibak Meskipun kau dari sana Akan tetap dianggap salah?
Cinta mengalir sebening embun Tak ada waktu lagi benahi diri
Selama musim belum bergulir Sesungguhnyalah aku menangis sangat lama Tak ada tempat lagi untuk kembali
Masih ada waktu saling membuka diri Namun aku pendam agar engkau berangkat dengan
Se-ja-uh batas pengertian tenang
Pintu pun tersibak Sesungguhnyalah aku merasa belum cukup berbakti
Cinta mengalir sebening embun Namun aku yakin engkau telah memaafkanku
Kasih pun mulai deras mengalir
Cemerlang sebening embun
Air hujan mengguyur sekujur bumi
Kami yang ditinggalkan tabah dan tawakal
Bila Kita Ikhlas
Ebiet G. Ade
Ayah Aku Mohon Maaf Ayah aku mohon maaf atas keluputanku Tak selayaknya kita memaki-maki
Ebiet G. Ade Yang aku sengaja maupun tak sengaja Mengumpat dan menggerutu, hidup serba sulit
Dan pohon kemuning Tolong padangi kami dengan sinarnya sorga Jangan hanya dongak ke langit, coba runduk ke bumi
Akan seg'ra kutanam Teriring doa selamat jalan Tengoklah mereka yang papa, lebih pantas mengeluh
Suatu saat kelak dapat jadi peneduh Buatmu ayah tercinta
Hu-hu Bila kita ikhlas, Tuhan bakal memberi
Meski-pun hanya jasad
Bersemayam di sini
Kalian Dengarkah Keluhanku Dia-lah yang paling mengerti apa yang kita perlukan
Jangan terlalu banyak menuntut, rizki telah dibagi
Ebiet G. Ade Pasrahkanlah saja semua kepada-Nya
Biarkan aku takafur
Bila rindu Dari pintu ke pintu kucoba tawarkan nama
Demi terhenti tangis anakku dan keluh ibunya Tugas kita masih sangat banyak
Kepadamu
Tetapi nampaknya semua mata memandangku curiga Menyelesaikan hidup dengan benar
Walau tak terucap Seperti hendak telanjangi dan kulit jiwaku Tak perlu merampas yang bukan bagian kita
Aku sangat kehilangan Ikhlas saja
Sebagian semangatku ada dalam doamu Apakah buku diri ini harus selalu hitam pekat? Bila kita pasrah tumbuh rasa damai
Apakah dalam sejarah orang mesti jadi pahlawan? Dalam damai kita bertemu bahagia
Wari-san yang kau tinggal Sedang Tuhan di atas sana tak pernah menghukum
Petuah sederhana Dengan sinar mataNya yang lebih tajam dari matahari Belajar tersenyum meski hati menjerit
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan Tuhan Maha Bijaksana, Dialah yang menentukan
Kemanakah sirnanya nurani embun pagi Jangan henti terus melangkah, mumpung masih punya
Meskipun aku tak dapat menunggguimu saat terakhir Yang biasanya ramah kini membakar hati? waktu
Namun aku tak kecewa Apakah bila terlanjur salah Sampai nanti kita menghadang, telah cukup bekal
76
Tugas kita masih sangat banyak Betapa pun jauhnya aku mengembara, tak dapat Ikhlas demi langit bumi
Menyelesaikan hidup dengan benar kulepaskan Bersumpah mempertahankan setiap jengkal tanah
Tak perlu merampas yang bukan bagian kita Suara-Mu berbisik lewat kedalaman jiwa
Ikhlas saja Ketika ombak di lautan melambung, memecah Wajah yang tak pernah mengeluh
Bila kita pasrah tumbuh rasa damai keheningan Tegar dalam sikap sempurna
Dalam damai kita bertemu bahagia Aku rindu kehadiran-Mu, meski hanya lewat mimpi Pantang menyerah
Lolong Kukirimkan untaian kata indah dalam nyanyian Tangan dan kaki rela kau serahkan
Darah, keringat rela kau cucurkan
Ebiet G. Ade Lewat matahari, rembulan, dan taburan bintang
Kau berikan cinta-Mu, maha luas bak bentangan Bukan hanya untuk ukir namamu
Jembatan batu di sebelahku diam Ikhlas demi langit bumi
Pancuran bambu kecil memercikkan air samudera
Kuarungi dengan sujud dan ketulusan Bersumpah mempertahankan setiap jengkal tanah
Menghempas di atas batu hitam
Merintih, menikam sepi pagi Betapa pun rindunya aku ingin bertemu dengan-Mu Merah merdeka
Terasa panjang hari-hari yang harus kulewati Putih merdeka
Pucuk-pucuk cemara bergoyang-goyang Warna merdeka
Diterpa angin dingin bukit ini Berapa banyak kanvas kugores lukisan wajah-Mu
S'perti mengisyaratkan doa Namun tak pernah dapat kureka keteduhan-Nya
Nyanyian Kasmaran
Rahasia alam diam di sekitarnya Kukirimkan untaian kata indah dalam nyanyian Ebiet G. Ade
Di sini pun aku mencari Engkau Lewat matahari, rembulan, dan taburan bintang Sejak engkau bertemu
Setiap kali kupanggili nama-Mu Kau berikan cinta-Mu, maha luas bak bentangan Lelaki bermata lembut
Namun selalu saja hanya gema suaraku samudera Ada yang tersentak dari dalam dadamu
Yang terdengar rindu Kuarungi dengan sujud dan ketulusan
Kau menyendiri duduk dalam gelap
Gadis manis duduk di sebelahku Betapa pun rindunya aku ingin bertemu dengan-Mu Bersenandung nyanyian kasmaran
Menyematkan kembang di saku bajuku Terasa panjang hari-hari yang harus kulewati Dan tersenyum entah untuk siapa
Dan berc'rita tentang sepasang burung Berapa banyak kanvas kugores lukisan wajah-Mu
Namun tak dapat kureka keteduhan-Nya Nampaknya kau tengah mabuk kepayang
Yang bercumbu di atas dahan
Kau pahat langit dengan angan-angan
Tetapi sepi tetap bergayut di dada Seraut Wajah Kau ukir malam dengan bayang-bayang
Selalu kuteriakkan kata, "Di mana?" Ebiet G. Ade
Jangan hanya diam kau simpan
Tetapi rindu tetap bergayut di dada Wajah yang s'lalu dilumuri senyum
Dalam duduk termenung
Selalu kuteriakkan kata, "Di mana?" Legam, tersengat terik matahari
Malam yang kau sapa lewat tanpa jawab
Keperkasaannya tak memudar
Ketika pulang, aku turun ke kali Terbaca dari garis-garis di dagu Bersikaplah jujur dan terbuka
Dan berkaca di atas air
Tumpahkanlah perasaan yang sarat
Kulihat wajahku letih dan tua Waktu telah menggilas semuanya
Dengan cinta yang panas bergelora
Tapi aku berusaha tertawa Ia tinggal punya jiwa
Pengorbanan yang tak sia-sia Barang kali takdir tengah bicara
Anggap hidup hanya sandiwara Untuk neg'ri yang dicintai, dikasihi Ia di peruntukkan buatmu
Yang 'kan berakhir segera
Dan pandangan matanya memang buatmu
Rindu KehadiranMu Tangan dan kaki rela kau serahkan
Darah, keringat rela kau cucurkan
Ebiet G. Ade Bukan hanya untuk ukir namamu
77
Du-du-du-du Intan buah hatimu Mari sini berkumpul, kawan, wo-woo
Du-du-du-du Dicabik tangan-tangan serigala Dansa, dansa sambil tertawa, ha-ha-ha, hey
Du-du-du, du-du-du Bintang-bintang muram
Beku dalam luka Oh, coba kawan kau dengar, ku punya cerita
Mengapa harus sembunyi dari kenyataan Untukmu, saudaraku Tempat biasa aku berbagi rasa
Cinta kasih sejati Kami semua turut berduka Suka duka tinggi bersama
Kadang datang tak terduga Di gang gelap, di balik ramainya Jogja
Lolong burung malam di rimba
Bergegaslah bangun dari mimpi Melengking menyayat jiwa Mari sini berkumpul, kawan, wo-woo
Atau engkau akan kehilangan Tangis kami pecah di batu Dansa, dansa sambil tertawa, ha-ha
Keindahan yang tengah engkau genggam Duka kami remuk di dada
Bila kau datang dari selatan
Doa kami bersama-sama
Anggap saja takdir telah bicara Langsung saja menuju Gondomanan
Untukmu
Ia datang dari langit buatmu Belok kanan sebelum perempatan
Untukmu
Dan pandangan matanya khusus buatmu Teman-teman riang menunggu di Sayidan
Angin pun menjerit
Ada Yang Tak Mampu Kulupa Badai bergemuruh
Di Sayidan, di jalanan
Angkat sekali lagi gelasmu, kawan
Ebiet G. Ade Semuanya marah
Di Sayidan, di jalanan
Hanya iblis terbahak
Ada yang tak mampu kulupa Tuangkan air kedamaian, hey
Bersorak
Bulu lembut di keningmu
Yang meremang kala kukecup Hey, hey
Lolong burung malam di rimba
Dan ketika kusibak rambutmu Hey, hey
Melengking menyayat jiwa
Tangis kami pecah di batu Dan jangan kau takut pada gelap malam
Ada yang tak hendak kubuang
Duka kami remuk di dada Bulan dan bintang semuanya teman
Serangkaian kenang-kenangan
Doa kami bersama-sama Tembok tua, tikus-tikus liar
Yang tergambar di gelap malam
Untukmu Iringi langkah kita menembus malam
Dan tersimpan di pucuk daunan
Lolong burung malam di rimba Mari sini berkumpul, kawan, wo-woo
Langit di atas simpang jalan
Melengking menyayat jiwa Dansa, dansa sambil tertawa, ha-ha
Menemaniku bernyanyi
Tangis kami pecah di batu
Bagai gejolak pohonan runtuh
Duka kami remuk di dada Di Sayidan, di jalanan
Bersama gitar, bersama sepi
Doa kami bersama-sama Angkat sekali lagi gelasmu, kawan
Bersama luka dan cinta
Untukmu Di Sayidan, di jalanan
Aku masih sempat bernyanyi lagi
Untukmu Tuangkan air kedamaian
Ada yang mesti kupikir lagi Untukmu
Di Sayidan, di jalanan
Melepas dendam dan sakit hati
Dan berjuang membendung benci
Di Sayidan Angkat sekali lagi gelasmu, kawan
Shaggydog Di Sayidan, di jalanan
Tuhan, jagalah tanganku ini
Tuangkan air kedamaian
Rembulan Menangis Oh, coba kawan kau dengar, ku punya cerita
Tempat biasa aku berbagi rasa Di Sayidan, di jalanan
Ebiet G. Ade Suka duka tinggi bersama Angkat sekali lagi gelasmu, kawan
Rembulan menangis Di gang gelap, di balik ramainya Jogja
Di serambi malam
78
Di Sayidan, di jalanan Aku ngombe, kowe ngombe Akhirnya ujung pekan tiba
Tuangkan air kedamaian Nek wis penak rasah-rese Saatnya jalan jalan bersama (asyik)
Nek isih kurang anggure
Di Sayidan, di jalanan Mergo utang ngode wae Pergi jauh keluar kota
Angkat sekali lagi gelasmu, kawan Lewati desa-desa
Di Sayidan, di jalanan Jatah preman sak parkire Pikiran segar, hati jadi riang
Tuangkan air kedamaian, hey Tambah Pak Bos sak tambule Duhai asyiknya
Karena Cemburu Bukankah sudah semua waktuku Mual mules perut pun jadi kembung
Tipe-X Hanya untukmu Pandangan berkunang-kunang
Mestinya kau tanyakan dulu semuanya padaku Jujur dan setia kuberikan padamu Oh, akhirnya kurasakan
Apa yang terjadi di malam itu Namun kau tak percaya Apa yang kutakutkan
Jangan maunya cuma marah-marah melulu Bukankah sudah semua waktuku Sungguh ku tak menyangka
Tanpa banyak kata kau maki aku Hanya untukmu Sungguh ku tak mengira
Mestinya kau tanyakan dulu semuanya padaku Jujur dan setia kuberikan padamu Kamu yang aku cinta
Apa yang terjadi di malam itu Namun kau tak percaya Oh, pandai bersandiwara
Jangan maunya cuma marah-marah melulu Kau masih tak percaya
Kau tetap tak percaya Sim salabim, kucing kawin
Tanpa banyak kata kau maki aku Sumpah nyaris mati berdiri
Kuingin engkau percaya
Liat kamu sama lelaki
Bukankah sudah semua waktuku
Hanya untukmu
Tanda Tanda Patah Hati Bikin aku patah hati
Tipe-X
Jujur dan setia kuberikan padamu Percaya gak percaya
Namun kau tak percaya Semalam waktuku sendirian
Mau nangis, malu abis
Angin bertiup kencang
Kutahu itu semua hanya karena cemburu Bukan mimpi, ini nyata
Mendung berganti hujan
Terlalu besar rasa cintamu Kamu bikin aku gila
Hatiku gak karuan
Namun coba buka sedikit hati 'tuk mengerti Sim salabim, kucing kawin
Karena aku bukan miliknya lagi Aku bertanya-tanya
Sumpah nyaris mati berdiri
Ada apa gerangan
Bukankah sudah semua waktuku Liat kamu sama lelaki
Tapi ku gak perduli
Hanya untukmu Bikin aku patah hati
Ah mungkin gejala alam
Jujur dan setia kuberikan padamu Percaya gak percaya
Namun kau tak percaya Gak tau kok tiba-tiba gelisah
Mau nangis, malu abis
Kau masih tak percaya Pikiran serba salah
Bukan mimpi, ini nyata
Kau tetap tak percaya Jantung berdebar-debar
Kamu bikin aku gila
Kaki selalu gemetar
Harusnya kau mengerti
Harusnya kau pahami Semakin gak tahan aku
Sakit Hati
Semakin tersiksa aku Tipe-X
Jangan selalu terjadi
Dan penuh cemburu Lalu ingat dirimu Sakit hati
Percayakan padaku Ingin ceritakan resahku Bikin sakit hati
Tenangkanlah hatimu Semua ini terjadi berkali-kali
Sim salabim kucing kawin Nggak pernah aku mengerti
Hingga tiba waktunya
Sumpah nyaris mati berdiri Mengapa begini?
Kita pasti bersama
Liat kamu sama lelaki Masih saja kau selalu ingkari janji
Akan selalu bersama
Bikin aku patah hati
Bukankah sudah semua waktuku Cobalah rasakan apa yang kurasa
Percaya gak percaya Hati ini sakit dibohongi
Hanya untukmu
Mau nangis, malu abis
84
Setiap kali kau tebar ribuan janji Ayo Semarang, semua bernyanyi! Ku tak bisa jauh
Nggak pernah terbukti cuman mimpi Kuambil gitar dan mulai memainkan Jauh darimu
Lagu lama yang biasa kita nyanyikan
Sakit hati Tapi tak sepatah kata yang bisa terucap Lalu mau apa lagi
Bikin sakit hati Hanya ingatan yang ada di kepala Kalau kita sudah nggak saling mengerti?
Semua ini terjadi berkali-kali Sampai kapan bertahan seperti ini?
Nggak pernah aku mengerti Hari berganti angin tetap berhembus Dua hati bercampur emosi
Mengapa begini? Cuaca berubah daun-daun tetap tumbuh
Masih saja kau selalu ingkari janji Kata hatiku pun tak pernah berubah Tapi ku tak bisa jauh
Berjalan dengan apa adanya Jauh darimu
Kau taburkan bunga di angan-angan Di malam yang dingin dan gelap sepi Ku tak bisa jauh
Hingga jiwa-ragaku melayang Benakku melayang pada kisah kita (ayo Semarang, Jauh darimu
Saat semua kembali aku tersentak semua!)
Yang kurasa hanyalah kecewa Sabar, sabar, aku coba sabar
Terlalu manis untuk dilupakan
Sadar, sadar, seharusnya kita sadar
Kenangan yang indah bersamamu tinggalah mimpi
Sakit hati Kau dan aku tercipta
Terlalu manis untuk dilupakan
Bikin sakit hati Nggak boleh terpisah
Walau kita memang tak saling cinta, takkan terjadi
Semua ini terjadi berkali-kali
diantara kita Dan tak bisa jauh
Nggak pernah aku mengerti
Mengapa begini? Jauh darimu
Ayo, Semarang semua!
Masih saja kau selalu ingkari janji Ku tak bisa jauh
Sya-la-la, sya-la-la, sya-la-la, sya-la-la,
Jauh darimu
Sya-la-la, sya-la-la, sya-la-la (Semarang, beri suaramu
Kau taburkan bunga di angan-angan
yang paling keras!) Ku tak bisa jauh
Hingga jiwa-ragaku melayang
Di malam yang dingin dan gelap sepi Jauh darimu
Saat semua kembali aku tersentak
Benakku melayang pada kisah kita, yeah! Ku tak bisa jauh
Yang kurasa hanyalah kecewa
Terlalu manis untuk dilupakan Jauh darimu, oh-wo-oh
Sakit hati Kenangan yang indah bersamamu tinggalah mimpi
Bikin sakit hati Terlalu manis untuk dilupakan Tak bisa jauh
Semua ini terjadi berkali-kali Walau kita memang tak saling cinta, takkan terjadi Jauh darimu
Nggak pernah aku mengerti Terlalu manis untuk dilupakan Oh-oh
Mengapa begini?
Masih saja kau selalu ingkari janji
Kenangan yang indah di Semarang takkan kulupakan
Matur nuwun, Semarang! Virus
Slank
Sakit hati (sakit hati) Ku Tak Bisa Aku gak mau menjadi setan
Bikin sakit hati (sakit hati) Slank Yang menakutimu
Semua ini terjadi berkali-kali Pernah berpikir 'tuk pergi Aku gak mau menjadi iblis
Nggak pernah aku mengerti Dan terlintas tinggalkan kau sendiri Yang menyesatkanmu
Mengapa begini? Sempat ingin sudahi sampai di sini
Masih saja kau selalu ingkari janji Coba lari dari kenyataan Yang aku mau kau mencoba
'Tuk mengenal aku
Terlalu Manis Tapi ku tak bisa jauh Yang aku mau kau belajar
Slank Jauh darimu 'Tuk mencintai aku tulus
Dan apa adanya
85
Aku gak ingin seperti api Jangan memaksa untuk pulang pagi Elo harus tanggung jawab
Membakar hatimu Itu sama saja bunuh diri Kalau gue nanti, nanti mati
Aku gak ingin seperti duri
Yang melukaimu Jangan terlambat sampai di rumah Balikin oh-oh balikin
(Kamu harus cepat pulang) Kehidupanku yang seperti dulu lagi
Yang aku tahu 'ku mencoba terbuka Uh, walau sedang nikmati malam ini Balikin oh-oh balikin
Yang aku tahu 'ku sengaja Kebebasanku yang seperti dulu lagi
'Tuk selalu bicara jujur Mereka nggak pernah mengerti
Dan apa adanya, hoo... Mereka nggak mau mengerti Mencintai kamu
Mereka nggak akan mengerti Bikin dompet gue kebobolan
Aku bisa saja menjadi virus Itu pasti Hidup nggak keurus
Yang melumpuhkanmu Sibuk ngeladenin kamu
Ya udah, lo pulang deh
Kamu Harus Pulang Lo jangan ngikutin gue terus, dong
Mencintai kamu
Jadi nggak doyan sama makan
Slank (Aku harus cepat pulang) Badan gue kurus
Mm-hm-oh, yeah, yeah Malam ini lo bebas, kar'na lo cewek Capek ngelayanin kamu
Oh-wo-oh, yeah
Pacarku, ayo kita pulang Balikin oh-oh balikin
Waktu hampir jam 12 malam Jangan terlambat sampai di rumah Bodi gue kayak dulu lagi
Kita nggak bisa ke mana-mana lagi (Kamu harus cepat pulang) Elo bakal kena tanggung jawab
Kar'na kita sudah berjanji, oh, ya Yeah, walau sedang nikmati malam ini Kalau gue sampe, sampe mati
Pacarku, kita harus pulang Wu-ah-oh, jangan terlambat Balikin oh-oh balikin
Aku nggak mau nanti disalahkan (Kamu harus cepat pulang) Kehidupanku yang seperti dulu lagi
Dicap jelek sama keluargamu Walau sedang nikmati malam ini Balikin oh-oh balikin
Dimusuhi sama mamamu, oh Kebebasanku yang seperti dulu lagi
Mereka nggak pernah mengerti
Jangan terlambat sampai di rumah Mereka nggak mau mengerti Mencintai kamu
(Kamu harus cepat pulang) Mereka nggak akan mengerti Sama juga di dalam penjara
Walau sedang nikmati malam ini Itu pasti Hilang kebebasan
I Miss You But I Hate You I miss you but I hate you, my girl Aku gak butuh uangmu
Aku gak butuh hartamu
Slank I miss you but I hate you, my girl Yang kubutuh hanya cintamu
Ah ... I miss you, baby I miss you but I hate you, my girl Setulus cintaku padamu
Waktu aku lagi tinggi Maafkan Aku gak mau warisanmu
Hilang akal sehatku Slank Aku gak mau kekayaanmu
Tapi masih ingat kamu Kau datang padaku saat ku luka Yang ku mau rasa sayangmu
Luka dengan sejuta kecewa Sesayang aku padamu
Hampir setiap malam hari
Yang hempaskan tubuhku, remukkan dada
Di dalam tidurku Hidup sederhana
Namun lembut belaimu balutkan luka
Sering memimpikan kamu Gak punya apa-apa tapi banyak cinta
Kau kecup bibirku saat ku muak
87
Hidup bermewah-mewahan Tapi rasa ini Percuma omongan orang dipercaya
Punya segalanya tapi sengsara Tak juga pergi Percuma banyak mulut-mulut berbisa
Seperti para koruptor Mereka hanya sirik dengan cinta
Seperti para koruptor Ku tau cinta tak harus menguasai Oh cinta kita
Ku tau cinta tak harus memiliki
Aku gak perlu make-up mu Cinta kita tak kan terbelah
Aku gak perlu bajumu Tapi terlalu pahit Walau banyak cerita cerita
Yang ku perlu isi dadamu Untuk dikenang Yang gak mengasyikan
Sepenuh kasihku padamu Kisah itu slalu tetap Cinta kita tak kan terpecah
Terbayang Walau penuh kisah dan kisah
Aku gak penting warna lipstikmu Terlalu pahit Yang coba tuk menghancurkan kita
Aku gak penting perhiasanmu Untuk dikenang
Yang penting jujur hatimu Trauma yang dulu tak mau Acuhkan nada sumbang yang ga jelas
Sejujurnya aku falling in love padamu Menghilang Acuhkan suara pengadu domba
Mereka selalu sirik dengan cinta
Hidup sederhana Walaupun perih Oh cinta kita
Gak punya apa-apa tapi banyak cinta Ku coba mengerti
Hidup bermewah-mewahan Melihat kamu Cinta kita tak kan terbelah
Punya segalanya tapi sengsara Bersama dia Walau banyak cerita cerita
Seperti para koruptor Ku tau cinta tak harus menguasai Yang coba tuk menghancurkan kita
Seperti para koruptor Ku tau cinta tak harus memiliki
Terbunuh Sepi
Terlalu Pahit Tapi terlalu pahit
Untuk dikenang Slank
Slank Kisah itu slalu tetap Gerimis di tengah malam
Kupetik gitar Terbayang Di tempat sedingin ini aku sendiri
Tuk melupakan Terlalu pahit Dan tak ada tempat mengadu
Cerita lama Untuk dikenang Dan bibir untuk kukecup
Tak juga silam Trauma yang dulu tak mau
Menghilang Sepi membunuhku
Ku tau cinta tak harus menguasai Terlalu Pahit Ku terbunuh sepi
Ku tau cinta tak harus memiliki Untuk dikenang
Kisah itu slalu tetap Ku terlepas, tak terkendali
Tapi terlalu pahit Terbayang Dan aku tenggelam dan semakin dalam
Untuk dikenang Terlalu pahit Oh, tak ada tempat berteduh
Kisah itu slalu tetap Untuk dikenang Dan tubuh untuk kupeluk
Terbayang Trauma yang dulu tak mau
Terlalu pahit Sepi membunuhku
Menghilang Ku terbunuh sepi
Untuk dikenang
Trauma yang dulu tak mau Cinta Kita Ku dibunuh, ku terbunuh
Menghilang Slank Dibunuh sepi
Kau kini bukan Jangan dengarkan orang bicara
Jangan ikuti orang mengarah Sepi
Milikku lagi
Mereka cuma sirik sama kita Sepi
88
Terbunuh, ku dibunuh Tong kosong nyaring bunyinya Masihkah diriku di dalam hatimu
Terbunuh Klentang-klentong kosong banyak bicara Masihkah fotoku di dalam dompetmu
Ku terbunuh Oceh sana-sini nggak ada isi
Sepi Otak udang ngomongnya sembarang Uuu di sana kamu gak ada kabarnya
Uuu di sini aku hampir bosan menunggumu
Tonk Kosong Tang tong, tang kosong Uuu di sana kamu kemana saja
Slank
Sedikit ngerti ngaku udah paham
Mars Slankers Uuu di sini aku resah sangat ingin tahu
Masihkah diriku di dalam hatimu
Slank Masihkah fotoku di dalam dompetmu
Kerja sedikit maunya kelihatan
Otak masih kaya TK kok ngakunya sarjana Yo, kerja, kerja, ayo kita kerja Masihkah bayangku di dalam mimpimu
Ngomong-ngomongin orang kayak udah jagoan Kerja, kerja, ayo kita kerja Masihkah fotoku di dalam dompetmu
Tong kosong nyaring bunyinya Di sini tempat cari senang Masihkah diriku di dalam hatimu
Klentang-klentong kosong banyak bicara Salah tempat kalau kau cari uang Masihkah fotoku di dalam dompetmu
Oceh sana-sini nggak ada isi Di sini orang-orang penuh kreativitas Masihkah bayangku di dalam mimpimu
Otak udang ngomongnya sembarang Tempat orang-orang yang survive Masihkah fotoku di dalam dompetmu
91
Kau bodoh, kawan, hanya karena dia
Kau bohongi kawan-kawanmu
Kau bodoh, kawan, hanya karena dia
Kau menjadi penghianat Koruptor
Kekasih Tolol Selamat Datang Di Surga Kami Superiots
Merah darahku, Indonesia
Superiots Superiots
Putih tulangku, Indonesia
Masih terngiang teriakanmu di sini Sungai indah mengalir deras, memutari di desa kami Kejayaanku Indonesia
Saat kau berada di sini Kini air kotor dan tercampur limbah dan tak dapat Dirusak orang Indonesia
Semua karya yang kini kita miliki diminum lagi
Tak lepas dari dirimu Gunung yang lebat dan menghijau, pemandangan di Indonesia beralaskan darah kematian
desa kami Kiblatkan keegoisan
Tapi kini kenyataan telah berubah Kini gundul hancur dirampas mereka hingga kini tak hijau Kedamaian kini sangat sulit ditemukan
Kau tak pernah ada waktumu lagi Ke neraka menjadi rebutan
Kau berubah karena kekasih tololmu
Semua sikapmu berubah Bencana datang menghampiri menghancurkan separuh Milik kami (milik kami) telah dirampas (telah dirampas)
negeri Bangsa kami (bangsa kami) telah terkoyak (telah
Kau bodoh, kawan, hanya karena dia Tangisan derita terjadi dan kini tak pernah berhenti terkoyak)
Kau bohongi kawan-kawanmu Di bawah langit yang kelam, di atas tanah yang hitam Semua manusia mengharapkan perubahan
Kau bodoh, kawan, hanya karena dia Di sanalah kami berdiri, selamat datang di Surga kami Semua manusia mengharapkan kebebasan
Kau menjadi penghianat
Tempat luas berumput hijau, ada juga di desa kami Bukan itu, bukan itu yang kami harapkan
Idealis yang selalu kita banggakan Tempat kami bermain bersama teman, bercanda Perang saudara menjijikkan
Sampai kini kami kalahkan bergurau bersama Pertarungan makin sengit di meja korupsi
Senang hati aku selalu mendukungmu Tembok besar dan gedung tinggi kini halangi desa kami Tak peduli siapa yang mati
Karena kau memang kawanku Asap dan polusi pun menyerang kami dan desa pun tak
sejuk lagi Milik kami (milik kami) telah dirampas (telah dirampas)
Tapi kini kenyataan telah berubah Bangsa kami (bangsa kami) telah terkoyak (telah
Kau tak pernah ada waktumu Bencana datang menghampiri menghancurkan separuh terkoyak)
Kau berubah karena kekasih tololmu negeri Semua manusia mengharapkan perubahan
Semua sikapmu berubah Tangisan derita terjadi dan kini tak pernah berhenti Semua manusia mengharapkan kebebasan
Di bawah langit yang kelam, di atas tanah yang hitam Semua manusia mengharapkan perubahan
Kau bodoh, kawan, hanya karena dia
Di sanalah kami berdiri, selamat datang di Surga kami Semua manusia mengharapkan kebebasan
Kau bohongi kawan-kawanmu
Kau bodoh, kawan, hanya karena dia Bencana datang menghampiri menghancurkan separuh Bajingan kau, koruptor, penindas bangsa ini
Kau menjadi penghianat negeri Negeri yang dulu damai, kok jadi begini?
Tangisan derita terjadi dan kini tak pernah berhenti Matilah kau, koruptor, penyakit bangsa ini
Coba kau pikir-pikir, kawan, dalam dengkulmu
Di bawah langit yang kelam, di atas tanah yang hitam Kembalikan negeriku, bajingan kau, koruptor
Siapa dan darimana asalmu
Di sanalah kami berdiri, selamat datang di Surga kami
Kau bodoh, kawan, hanya karena dia Di bawah langit yang kelam, di atas tanah yang hitam Bajingan kau, koruptor, penindas bangsa ini
Kau bohongi kawan-kawanmu Di sanalah kami berdiri, selamat datang di Surga kami Negeri yang dulu damai, kok jadi begini?
Kau bodoh, kawan, hanya karena dia Matilah kau, koruptor, penyakit bangsa ini
Selamat datang di Surga kami Kembalikan negeriku, bajingan kau, koruptor
Kau menjadi penghianat
92
Makin Rusak Negaraku Ada yang bilang kami segerombolan edan
Dipandang buruk seperti tak berpendidikan
Aku hanyalah manusia biasa
Bisa merasakan sakit dan bahagia
Superiots Tanpa kau tahu apa yang aku lakukan Izinkan ku bicara
Terkilas mimpi Indonesia yang merdeka Dan kau tak tahu apa pun yang kukerjakan Agar kau juga dapat mengerti
Dimana merdekanya ku 'tak tahu
Kebiadaban moral semakin menggila Kukerjakan apa yang aku bisa Kamu yang buat hatiku bergetar
Tampilan pornoaksi telah biasa Goresan tinta di atas lembar kertas putih Rasa yang telah kulupa kurasakan
Dan lagu yang sumbang yang kunyanyikan Tanpa tahu mengapa
Dan ketika kuterkapar Yang kutahu inilah cinta
Dunia seakan menentang Bicara memang semudah angkat kepala
Menggelitik dan menginjak kepalaku Lakukanlah dengan nyata Cinta karena cinta
Bagaimana bila nanti kedepan generasiku Hidup takkan indah hanya bermimpi saja Tak perlu kau tanyakan
Makin hancur makin rusak negaraku Ku bekerja dan berkarya Tanpa alasan cinta datang dan bertahta
Cinta karena cinta
Si pemerintah utamakan pembangunan Aku pun punya keluarga yang kusayangi Jangan tanyakan mengapa
Yang ini dan yang itu sama rakus Dan kawan-kawan di sini yang kuhargai Tak bisa jelaskan karena hati ini telah bicara
Ku tak peduli dengan apa yang kau rasa Aku berharap mereka pun akan mengerti
Hidupku tak pedulikan hidupmu Pahit dan kerasnya hidup yang kualami Kamu yang buat hatiku bergetar
Senyumanmu mengartikan semua
Dan ketika kuterkapar Kukerjakan apa yang aku bisa Tanpa aku sadari
Dunia seakan menentang Goresan tinta di atas lembar kertas putih Merasuk di dalam dada
Menggelitik dan menginjak kepalaku Dan lagu yang sumbang yang kunyanyikan
Bagaimana bila nanti kedepan generasiku Cinta karena cinta
Bicara memang semudah angkat kepala Tak perlu kau tanyakan
Makin hancur makin rusak negaraku
Lakukanlah dengan nyata Tanpa alasan cinta datang dan bertahta
Dan ketika kuterkapar Hidup takkan indah hanya bermimpi saja Cinta karena cinta
Dunia seakan menentang Ku bekerja dan berkarya Jangan tanyakan mengapa
Menggelitik dan menginjak kepalaku Tak bisa jelaskan karena hati ini telah bicara
Kukerjakan apa yang aku bisa
Bagaimana bila nanti kedepan generasiku
Goresan tinta di atas lembar kertas putih Cinta karena cinta
Makin hancur makin rusak negaraku
Dan lagu yang sumbang yang kunyanyikan Tak perlu kau tanyakan
Dan ketika kuterkapar Tanpa alasan cinta datang dan bertahta
Bicara memang semudah angkat kepala
Dunia seakan menentang Cinta karena cinta
Lakukanlah dengan nyata
Menggelitik dan menginjak kepalaku Jangan tanyakan mengapa
Hidup takkan indah hanya bermimpi saja
Bagaimana bila nanti kedepan generasiku Tak bisa jelaskan karena hati ini telah bicara
Ku bekerja dan berkarya
Makin hancur makin rusak negaraku Tak bisa jelaskan karena hati ini telah bicara
Bicara memang semudah angkat kepala
Makin hancur makin rusak negaraku
Lakukanlah dengan nyata
Makin hancur makin rusak
Hidup takkan indah hanya bermimpi saja
Negaraku
Ku bekerja dan berkarya
Bekerja Dan Berkarya Cinta Karena Cinta Putus Atau Terus
Superiots Judika
Judika
93
Aku sedang bertanya-tanya Ku harus pergi meninggalkan kamu Walau dunia menolak, ku tak takut
Tentang perasaan kita Yang telah hancurkan aku Tetap kukatakan kucinta dirimu, oh-oh
Benarkah kita saling mencinta Sakitnya sakitnya oh sakitnya
Atau hanya pernah saling cinta Karena kamu
Ku akui sungguh beratnya Bintang di hatiku
Bukankah kamu juga merasa Meninggalkanmu yang dulu pernah ada Takkan ada yang lain
Dingin mulai menjalari percakapan kita Namun harus aku lakukan Mampu goyahkan rasa cintaku padamu
Pertanyaan kamu sedang apa Karena ku tahu ini yang terbaik
Terkesan hanya sebuah formalitas saja Kamu s'galanya
Oh ku harus pergi meninggalkan kamu Tak terpisah oleh waktu
Coba tanyakan lagi pada hatimu Yang telah hancurkan aku Biarkan bumi menolak
Apakah sebaiknya kita putus atau terus Sakitnya sakitnya oh sakitnya Ku tetap cinta kamu
Kita sedang mempertahankan hubungan
Atau hanya sekedar menunda perpisahan Cintaku lebih besar dari cintanya Biar mamamu tak suka
Mestinya kau sadar itu Papamu juga melarang
Bukankah kamu juga merasa Bukan dia bukan dia tapi aku Walau dunia menolak, ku tak takut
Dingin mulai menjalari percakapan kita Tetap kukatakan kucinta dirimu
Pertanyaan kamu sedang apa Oh begitu burukkah ini
Terkesan hanya sebuah formalitas saja Hingga ku harus mengalah oh yeah Oh-oh-oh
Ah-ah-ah-ah
Coba tanyakan lagi pada hatimu Pergi meninggalkan kamu (pergi meninggalkan kamu)
Apakah sebaiknya kita putus atau terus Yang telah hancurkan aku Sudah, jangan kau usik lagi
Kita sedang mempertahankan hubungan Sakitnya sakitnya oh sakitnya Cinta yang tertanam di hati
Atau hanya sekedar menunda perpisahan, wo-oo Akan kubawa sampai mati
Cintaku cintaku Ah, yeah, yeah, yeah, yeah
Bila kamu tanya, aku maunya apa Lebih besar dari benciku (lebih besar dari benciku)
Aku mau kita t'rus bersama Cukup aku yang rasakan Kamu s'galanya
Jangan dia jangan dia Tak terpisah oleh waktu
Coba tanyakan lagi pada hatimu Jangan dia jangan dia cukup aku (jangan dia jangan dia Biarkan bumi menolak
cukup aku) Ku tetap cinta kamu
Kita sedang mempertahankan hubungan
Atau hanya sekedar, oh-wo-wo Mama Papa Larang Biar mamamu tak suka
Hanya sekedar menunda perpisahan Judika Papamu juga melarang
Oh, Tuhan, tolonglah aku Jadi Aku Sebentar Saja Jikalau kau sayang
Hapuskan rasa cintaku Judika Benar-benar sayang
Aku pun ingin bahagia (walau tak) walau tak bersama dia Telah lama kau tinggalkan ku Tak hanya kata atau rasa
Oh-oh, dia Sempat sia-siakan aku Kau harus tunjukkan
Oh, Tuhan, tolonglah aku Pergi jauh titipkan perih Jangan sampai
Hapuskan rasa cintaku Tak sedikitpun peduli Hingga waktu perpisahan tiba
Aku pun ingin bahagia walau tak bersama dia, oh-uh Dan semua yang tersisa hanyalah air mata
Seandainya kamu merasakan Hanya air mata
Mm-mm Jadi aku sebentar saja
95
Tak hanya kata atau rasa Uooo uooo uooo uooo houoo ouoo Ingin aku
Kau harus tunjukkan Kaulah cinta sejatiku Selalu menjaga dirimu
Menemani disetiap waktu
Oh-wo-oh (percayalah) Rindu terasa mengancam dadaku
Oh-wo-oh (percayalah) Saat kau selalu hadir di mimpiku Dengarlah sayangku
(Percayalah) Hati jiwaku selalu memanggilmu Tiada yang lain saat ini
Oh, kasihku Engkaulah yang ada dihati
Ke mana pun kau acuh Engkaulah yang ada dihati
Cinta tak pernah rapuh Kucinta kau, kucinta kau
Berpaling pun tak mampu hilangkan cinta Hanya kamu di hatiku Duhai kekasihku
Percayalah Takkan pernah 'kan terganti Hanyalah dirimu yang ku mau
Sampai kau jadi milikku Tiada yang lain dihati
Jangan sampai Selamanya hanya dirimu
Hingga waktu perpisahan tiba Uooo uooo uooo uooo houoo ouoo
Dan semua yang tersisa hanyalah air mata (Sampai kau jadi milikku) Kau jadi milikku Dengarlah puisi yang akan aku berikan
Hanya air mata Uooo uooo uooo uooo houoo ouoo Ungkapan hatiku
Kaulah cinta sejatiku Tiada lain yang bisa ku berikan oh
Mungkin saja Hanyalah cintaku ye
Cinta 'kan menghilang selamanya Hal itu mungkin takkan mudah
Dan semua yang tersisa hanyalah air mata Tapi 'ku takkan menyerah Dengarlah sayangku
Hanya air mata Karena jiwa ini, raga ini Tiada yang lain saat ini
Memanggil namamu Engkaulah yang ada dihati
Hanya air mata Engkaulah yang ada dihati
Hanya air mata Kau tau sejak pertama bertemu
Cinta 'Ku jatuh cinta Duhai kekasihku
Sampai Kau Jadi Milikku Uooo uooo uooo uooo houoo ouoo
Hanyalah dirimu yang ku mau
Tiada yang lain dihati
Judika (Sampai kau jadi milikku) 'Ku jatuh cinta Selamanya hanya dirimu
Kau tau sejak pertama bertemu Uooo uooo uooo uooo houoo ouoo
Terbayang senyum indah di matamu Kaulah cinta sejatiku Aku ingin
Kau berikan tatapan cinta untukku Menemani harimu
Kau cinta sejatiku Dan mencoba mengisi rasa kesepian dihatimu
Jatuh cinta, 'ku jatuh cinta Sampai kau jadi milikku Oh
Rindu terasa mengancam dadaku Uooo uooo uooo uooo houoo ouoo Sampai nanti
Saat kau selalu hadir di mimpiku Kaulah cinta sejatiku Hanya slalu namamu
Hati jiwaku selalu memanggilmu
Kasihku
Bukan Rayuan Gombal Slalu namamu yang ada didalam lubuk hatiku
Ye
Judika
Kucinta kau, kucinta kau Duhai kekasih pujaan yang slalu dihati Dengarlah sayangku
Hanya kamu di hatiku Aku menunggumu Tiada yang lain saat ini
Takkan pernah 'kan terganti Engkau gadis yang slalu hadir dalam mimpiku Engkaulah yang ada dihati
Sampai kau jadi milikku Disetiap tidurku Engkaulah yang ada dihati
Judika, Duma Riris Silalahi Kuikut aja Aku hanya ingin bercinta
Cengar-cengir Dengan kamu sendiri
Kasih kuberjanji
Mirip kebo di sawah Nggak perlu si anu si itu
Selalu menemani
Saat kau bersedih Harus gini mesti gitu
Pa'e ...
Saat kau menangis Bu'e ... Ya ya ya ya hu hu
Ini abad baru bukan dunia wayang Ya ya ya ya hu hu
A... 'kan kujaga
Ngomong darah biru sekarang orang ketawa Ya ya ya ya hu hu
A... segenap cinta yang ada untukmu
Ya ya ya ya hu hu
Pakle ...
Selama napasku masih berdesah
Bude ... Pasti ngapelku nggak pernah romantis
Dan jantungku terus memanggil indah namamu
Dulu Rama-Shinta sekarang Si Madonna Tiap datang disuguhin keris
Takkan pernah hati ini mendua
Dulu Gatotkaca sekarang John Travolta Mana ortumu, paklemu, budemu, mbahmu
Sampai akhir hidup ini
Selalu ceramah
Aku hanya ingin bercinta
Kasih kuberjanji
Dengan kamu sendiri Pasti ngapelku nggak pernah romantis
Selalu menemani
Nggak perlu si anu si itu Tiap datang disuguhin keris
Saat kau bersedih
Harus gini mesti gitu Mana ortumu, paklemu, budemu, mbahmu
Saat kau menangis
Selalu ceramah
Ya ya ya ya hu hu
A... 'kan kujaga
Ya ya ya ya hu hu Ya ya ya ya hu hu
A... segenap cinta yang ada
Ya ya ya ya hu hu Ya ya ya ya hu hu
A... percayalah
Ya ya ya ya hu hu Ya ya ya ya hu hu
A... satu cintaku untukmu
Ya ya ya ya hu hu
Gak pernah romantis
97
Berakit-Rakit Berakit-rakit kita ke hulu
Berenang kita ke tepian
Waktu 'ku nyiul pasti lagi manggil
Karena siulku burung tetangga jadi kabur
Jamrud Bersakit dahulu senang pun tak datang
Aku masih di sini di atas bumi ini Malah mati kemudian Pam pa ram pam pam
Tempatku makan, minum, "ee", dan segalanya Pam pam pa ram pam pam
Merdekalah katanya Berakit-rakit kita ke hulu Pam pam pa ram pam pam
Berenang kita ke tepian Pa ram pam pam pam pam pam pam
Tapi aku tak bisa nyanyi di rumah sendiri Bersakit dahulu senang pun tak datang
Tubuh pasti luka atau jadi berita Malah mati kemudian Besoknya lagi jadi males mandi
Dijemput dan menghilang Bersakit dahulu senang pun tak datang Biar gatel-gatel banyak panu nggak peduli
Malah mati kemudian
Ini zamannya shabu-shabu Pak RW datang bawa polisi
Bukan di zaman batu Waktuku Mandi Aku diseret dari kamar mandi
Tanpa handuk, tanpa baju
Atau kisah Si Rambo Jamrud
Ini bukan cerita sinetron Kata mereka nenek sebelah mati
Waktu 'ku mandi sambil nyanyi-nyanyi Waktu ngedenger aku lagi nyanyi
Yang sabar selalu menang Lagu nggak karuan malah kayaknya kampungan
Di akhir episode Karena suaraku jantung si nenek kumat lagi
Lagi asyik nyanyi ada yang memanggil
Aku lempeng aja malah suara makin tinggi Pak RW datang bawa polisi
Berakit-rakit kita ke hulu
Berenang kita ke tepian Diseret lagi dari kamar mandi
Pintu digedor Tanpa handuk, tanpa baju
Bersakit dahulu senang pun tak datang Kepalaku nongol
Malah mati kemudian Kata mereka aku mau nyuri
Astagfirullah Waktu 'ku nyiul pasti lagi manggil
Berakit-rakit kita ke hulu Pak RW datang bawa polisi Karena siulku burung tetangga jadi kabur
Berenang kita ke tepian
Bersakit dahulu senang pun tak datang
Aku diseret dari kamar mandi
Tanpa handuk, tanpa baju
Pelangi Dimatamu
Malah mati kemudian Jamrud
Kata mereka nenek sebelah mati
Waktu ngedenger aku lagi nyanyi 30 menit kita di sini
Aku tetap bernyanyi tapi hanya di hati Tanpa suara
Karena suaraku jantung si nenek kumat lagi
Biar cacing dalam perutku bisa tahu Dan aku resah harus menunggu lama
Merdekalah tempatnya Besoknya mandi nggak pake nyanyi Kata darimu
Hanya siul-siul biar badan nggak menggigil
Ini zamannya shabu-shabu Mungkin butuh kursus merangkai kata
Lagi asyik nyiul ada yang memanggil
Bukan di zaman batu Untuk bicara
Aku lempeng aja malah nyiul makin kenceng
Atau kisah Si Rambo Dan aku benci harus jujur padamu
Ini bukan cerita sinetron Digedor lagi Tentang semua ini
Yang sabar selalu menang Kepalaku nongol
Di akhir episode Ya masya Allah Jam dinding pun tertawa
Kar'na ku hanya diam dan membisu
Berakit-rakit kita ke hulu Pak RW datang bawa polisi Ingin kumaki diriku sendiri
Berenang kita ke tepian Diseret lagi dari kamar mandi Yang tak berkutik di depanmu
Bersakit dahulu senang pun tak datang Tanpa handuk, tanpa baju
Malah mati kemudian Kata mereka aku mau nyuri Ada yang lain di senyummu
Yang membuat lidahku gugup, tak bergerak
98
Ada pelangi di bola matamu Jadi hobbynya denger yang inggris-inggris Bangun tidur kecepatan
Dan memaksa diri 'tuk bilang, "Aku sayang padamu" Biar bingung asal british Rokok habis, kopinya nyaris
"Aku sayang padamu" "Wen de skai of skey dis way en fain deskil de spai de fil Terpaksa cari kios walau dingin
of main" Mumpung subuh lari aja
Mungkin Sabtu nanti kuungkap semua "Wen de skai to swimming pul en fain des krai de fil of Badan sehat, mata seger
Isi di hati remember" Sambil lihat body
Dan aku benci harus jujur padamu "Clos de dor en no smoking en fren des way en pis to pis Kulari pagi, lagaknya mirip atlit
Tentang semua ini alrait" Penuh percaya diri sampai tersusul semua
Alrait beibeh! Waktu sampai di tikungan, konsentrasi rada buyar
Jam dinding pun tertawa
Ternyata kulagi diincar anjing
Kar'na ku hanya diam dan membisu Sebelum bubar balikin aja kasetnya untukku lagi Pontang panting minta tolong
Ingin kumaki diriku sendiri Biar kusimpan untuk jadikan mas kawin kalau ku married Tapi dia terus menggonggong
Yang tak berkutik di depanmu
100
Sepatu butut, setelan hitam Mereka melepas rindu dipematang sawah Ini dunia ku yang aku tempuh...
Memacu darah di jantungku Hingga malam selimuti desa Dengan sgala harapan dan percaya diri
Ini hidup ku yang ku jalani
Seperti tak peduli saatku salam Jemari Tejo mulai piknik dari wajah, sampai lutut surti Dan kedua kaki melangkah dengan pasti
Dan kau sebut namamu Tanpa sadar sarung merekapun jadi alas
Tapi kuakui kau memang tepat untuk dibilang Mirip demo memasak Waktuku kecil
Setan manis di hatiku Tejo mulai berakting di depan Surti
Pacarku jelita... kau hampiriku
Musik bising dan distorsi Masang. alat. kontrasepsi Jadi suaminya... walau kupasti
Setia menemani kupingmu Sayag padanya... coba mengerti
(Duniamu yang telah kau pilih) Surti menjerit, serentak menutup matanya Dunia yang ada
(Biarkan tetap apa adanya) Surti menangis kecewa arjuna berubah
Ini duniaku yang aku tempuh
Duniamu yang telah kau pilih (Duniamu yang telah kau Hilang Tejo yang dulu ngampung, dekil lugu, tapi Surti Dengan sgala harapan dan percaya diri
pilih) suka Ini hidup ku yang ku jalani
Biarkan adanya (Biarkan tetap apa adanya) Berganti tejo yang gaul, yang funky, yang doyan Dan kedua kaki melangkah dengan pasti
Musikmu yang kau suka (Musikmu yang telah kau suka) ngucapin
Ekspresikan dari dalam diri (Ekspresimu dari dalam diri) Ini duniaku yang aku tempuh
...emberrrrrr... Dengan sgala harapan dan percaya diri
Gitar!
Surti berlari kayak kesurupan Ini hidupku...
Musik bising dan distorsi
Dan sitejo ngelamun menahan konaknya Yang kujalani...
Setia menemani kupingmu
Diacungkan jari tengah ke arah Surti, Dan kedua kaki
Seperti tak peduli saatku salam Penuh dendam di bilang ...Fu**** you... Melangkah, dengan pasti
Dan kau sebut namamu
Tapi kuakui kau memang tepat untuk dibilang
Waktuku Kecil Ini duniaku
Setan manisku Jamrud Yang aku tempuh
Waktu ku kecil Ini duniaku...
Duniamu yang telah kau pilih (Duniamu yang telah kau Pacar ku bahagia
pilih) Karna ku masi Ini hidupku
Biarkan adanya (Biarkan tetap apa adanya) Lugu padanya Yang kujalani
Musikmu yang kau suka (Musikmu yang telah kau suka) Setelah besar Ini hidupku...
Ekspresikan dari dalam diri (Ekspresimu dari dalam diri) Diapun kecewa
Surti Tejo Karna tingkahku
Mulai urakan
Ini duniaku
Yang aku tempuh
Jamrud
Surti remaja anak bapak kades Panjang rambutku... Waktuku kecil.
Dan si Tejo jejaka baru aja mudik Bolong kupingku...
Berdua saling mencinta sejak lulus SD Tato badanku...
Hingga kini beranjak gede Bikin dia manyun
Surti sumringah arjunanya pulang Kasih yo sorry-sorry yo bukan aku tak mau denger
Tiga tahun berpisah nyari dana di kota ocehanmu
Aku hanya berjalan di atas bumi dengan otak dan tujuan Kabari Aku
aku sendiri Jamrud
101
Aku disini kau ada disana Pasang akan surut Saat itu aku siap memburu
Membentang luas samudra biru Bertemu akan berpisah Dan takkan ragu-ragu
Memisahkan kita Mengakhiri hidupmu
Inginku berenang ke kotamu Hei, sampai jumpa di lain hari Ku pikir bijaksana
Tapi pasti tenggelam dan kau sedih Untuk kita bertemu lagi Sangat luar biasa
Kurelakan dirimu pergi Ternyata itu salah
Kirimu aku kabarmu disana Meskipun ku tak siap untuk merindu Ku takut masuk penjara
Lewat telepon surat faksimili Ku tak siap tanpa dirimu
Ngobatin rinduku Kuharap terbaik untukmu Dan ketika
Kirim juga photo ukuran jumbo Mulut telah berbusa
Biar kupajang dikamarku Du-du-du-du Mengucap kata-kata
Du-du-du-du Murka pada dirinya
Ngurangin beban ini Du-du-du-du Yang membuatku cemburu
Ngurangin sesak ini Du-du-du-du Hancur dan tak menentu
Ngurangin rasa ingin bertemu Ketika itu juga
Datang akan pergi
Aku telah bersumpah
Nggak perlu curiga Lewat 'kan berlalu
Karna tahu kau masih Ada 'kan tiada Dan tak ada air mata yang tersisa
Memegang janji yang pernah kita sepakati Bertemu akan berpisah Semua sirna, semoga kau di neraka bersamanya
Semua harus kurelakan, untuk apa kusesalkan
Mungkin tak lama lagi Awal 'kan berakhir
Putus tiga cintaku tumbuh sejuta
Aku hadir disana Terbit 'kan tenggelam
Atau tak lama lagi Pasang akan surut Saat itu aku siap memburu
Kau yang ada disini Bertemu akan berpisah Dan takkan ragu-ragu
Mengakhiri hidupmu
Aku disini kau ada disana Hei, sampai jumpa di lain hari
Ku pikir bijaksana
Membentang luas samudra biru Untuk kita bertemu lagi
Sangat luar biasa
Memisahkan kita Kurelakan dirimu pergi
Ternyata itu salah
Inginku terbang bersama angin Meskipun ku tak siap untuk merindu
Ku takut masuk penjara
Tapi nanti tersesat dan kau sedih Ku tak siap tanpa dirimu
Kuharap terbaik untukmu Dan tak ada air mata yang tersisa
Ngurangin beban ini
Semua sirna, semoga kau di neraka bersamanya
Ngurangin sesak ini Hei, sampai jumpa di lain hari
Semua harus kurelakan, untuk apa kusesalkan
Ngurangin rasa ingin bertemu Untuk kita bertemu lagi
Putus tiga cintaku tumbuh sejuta
Sampai Jumpa Kurelakan dirimu pergi
Meskipun ku tak siap untuk merindu Dan tak ada air mata yang tersisa
Endank Soekamti Ku tak siap tanpa dirimu Semua sirna, semoga kau di neraka bersamanya
Datang akan pergi Kuharap terbaik untukmu Semua harus kurelakan, untuk apa kusesalkan
Lewat 'kan berlalu Putus tiga cintaku tumbuh sejuta
Ada 'kan tiada Du-du-du-du
Bertemu akan berpisah Du-du-du-du Dan tak ada air mata yang tersisa
Du-du-du-du Semua sirna, semoga kau di neraka bersamanya
Awal 'kan berakhir
Terbit 'kan tenggelam Semoga Kau Di Neraka Semua harus kurelakan, untuk apa kusesalkan
Putus tiga cintaku tumbuh sejuta
Endank Soekamti
102
Maling Kondang Nek nesu koyo wewe
Elek banget rupane
Satria bergitar berjuta mimpi terhampar
Pasti cerah masa depan
Endank Soekamti Dikiro aku wedi karo kowe Tak hanya rayuan gombal
Pancen asu tumindakmu ora pantes ditiru Gitar dan melodi mereka menjadi saksi
Njupuk 'ro ngomong barange uwong kuwi jenenge Uripe dipenakke Semua kisah ini kan jadi abadi
nyolong Ora mung nesu wae Mau minta ini atau minta itu
Pancen aku rodo mbeling tapi ra gelem maling Ojo nesu, mengko ilang anune Asal senang abang berikan
Senajan kepepet tipise dompet aku ra gelem ngepet Mau minta cium atau minta pijit
Sing sabar jembar segarane (jem-jem-jembar)
Dengan senang abang berikan
Maling pitik njaluk digitik, maling hape njaluk disate Sakjane opo masalahe (hak, hak, hak e)
Maling duit, duit negoro ning neroko Mbok di rembug piye penak e (hak, hak, hak e) Mau beli rumah atau mobil mewah
Paling aman maling hatimu, saben bengi ra iso turu Nyocot wae opo gunane Nanti abang bilang bapakmu
Ngopo wae kelingan aku pancen asu Yang penting you senang
Nek nesu koyo wewe
Semua abang berikan
Pancen asu tumindakmu ora pantes ditiru Elek banget rupane
Njupuk ra ngomong barange uwong kuwi jenenge Dikiro aku wedi karo kowe Satria bergitar bercinta mimpi terhampar
nyolong Pasti cerah masa depan
Uripe dipenakke
Pancen aku rodo mbeling tapi ra gelem maling Tak hanya rayuan gombal
Ora mung nesu wae
Senajan kepepet tipise dompet aku ra gelem nyopet Ojo nesu, mengko ilang anune Gitar dan melodi mereka menjadi saksi
Wong kelangan atine remuk tenan Semua kisah cinta ini
Sya-na-na-na, na-na-na-na
Uripe ra karuan iso edan Kan jadi abadi
Sya-na-na-na, na-na-na-na
Sing ra bener malah dadi keblinger
Takon 'ro uwong pinter, muter muter muter muter muter
Sya-na-na-na, na-na-na-na
Sya-na-na-na, na-na-na-na
Mantan Jadi Teman
ter... Hoi Endank Soekamti
Nek nesu koyo wewe Cururu Curururu Curururu
Maling pitik njaluk digitik, maling hape njaluk disate Elek banget rupane Curururu Cururu Cururu
Maling duit, duit negoro ning neroko Dikiro aku wedi karo kowe Cururu Curururu Curururu
Paling aman maling hatimu, saben bengi ra iso turu Curururu Cururu Cururu
Ngopo wae kelingan aku pancen asu Uripe dipenakke
Ojo Nesu Ora mung nesu wae
Ojo nesu, mengko ilang anune
Setelah seminggu berpisah denganmu
Kudengar kamu punya pacar petinju
Endank Soekamti
Prengat-prengut lincip lambene (wo-oh) Satria Bergitar Apa kabar kamu mantan kekasihku
Kata temanku kau masih belum laku
Ra penak banget suarane (wo-oh) Endank Soekamti
Sumpah mecicil sawangane (wo-oh) Kita masih berteman walau tidak pacaran
Mau minta ini atau minta itu
Sajak arep metu matane (wo, ya) Persahabatan jangan diputuskan
Asal murah abang belikan
Cuma teman biasa bukan pasangan mesra
Mau beli baju dan juga sepatu
Misah-misuh karepe dewe (wo-oh) Persahabatan untuk selamanya
Nanti abang cari diskonan
Padahal ra ono sing gatekke (wo-oh)
Opo wae njuk disalahke (wo-oh) Cururu Curururu Curururu
Mau beli handphone atau blackberrian
Rumangsane wis bener dewe Curururu Cururu Cururu
Nanti abang cari kreditan
Cururu Curururu Curururu
Yang penting you senang
Curururu Cururu Cururu
Semua abang berikan
103
Selang dua minggu kau telfon aku Na na na Hanya syukuri anugerah akan nasib dan takdir
Apa pacarmu tidak marah padaku Sing duwe manis tenanan Dia takkan menyerah, terus berjuang hingga akhir
Sudah santai saja hanya bicara
Tak ada maksut untuk bernostalgia Guk guk guk Tapakilah jejak diri, wujudkanlah mimpi
Asune cilik Dan yakinlah 'kan kau raih yeiyeah
Kita masih berteman walau tidak pacaran Nggondol sendalku ra kondo kondo Lakukanlah dari hati, beri yg terbaik
Persahabatan jangan diputuskan Rapopo nek sing duwe asu Pastikan kau raih
Cuma teman biasa bukan pasangan mesra Gelem tak bojo
Persahabatan untuk selamanya Lagi aku terima Dan kini, dia injak usia labil
Dia tinggalkan satu masa kala ia kecil
Uuuuu... Ayu tenan Skill get real, he can make it berhasil
Uuuuu... Na na na Sekian dari banyak mimpi dalam hati kecil
Sing nduwe ayu tenanan
Kita masih berteman walau tidak pacaran Manis tenan Kecil sebenarnya berarti besar
Persahabatan jangan diputuskan Na na na Ia terlempar dalam panggung hidup yang kasar
Cuma teman biasa bukan pasangan mesra Sing nduwe manis tenanan Sabar ya kawan, ini tentang edukasi
Aku tak akan mengganggunya Kenalan, goro-goro asu Yang tak terdapat dari sekolah, atau pun skripsi
Karena aku bukan musuhnya Kasmaran, goro-goro kewan
Jangan sampai dia cemburu buta Dia takkan gentar meski guntur menggelegar
Kau lewat depan rumahku tiap hari Aral melintang tak mampu untuk buat pudar
Kita masih berteman walau tidak pacaran Dengan anjingmu sungguh seksi sekali Hanya syukuri anugerah akan nasib dan takdir
Persahabatan jangan diputuskan Berapa lama lagi aku bisa tahan berdiam disini saja Dia takkan menyerah, terus berjuang hingga akhir
Cuma teman biasa bukan pasangan mesra
Persahabatan untuk selamanya Kenalan, goro-goro asu Tapakilah jejak diri, wujudkanlah mimpi
Kasmaran, goro-goro kewan Dan yakinlah kan kau raih (berpasrah pada waktu)
Cururu Curururu Curururu Lakukanlah dari hati, beri yg terbaik
Curururu Cururu Cururu Kenalan, goro-goro asu Pasti kan kau raih (semua cita dan mimpimu)
Cururu Curururu Curururu Kasmaran, goro-goro kewan Hanya waktu yang dapat menjawab
Curururu Cururu Cururu
Waktu Mampukah dia merubah
Angin katakan padanya aa... Tapi tunggu dulu Mungkinkah sekarang seorang 'kan datang
Bahwa aku cinta dia aa... Saat malam tiba kadang aku sendiri Temani diriku sebelum terlambat?
Angin sampaikan padanya aa... Sepi menyelimutiku Selamatkan aku
Bahwa aku butuh dia aa... Teringat tentang dirimu
Kubenci malam ini
Angin tancapkanlah busur panah cintaku Jauh sudah ku melangkah Kubenci tempat ini
Tancapkanlah cepat tepat di jantung hatinya Rinduku semakin dalam Dan kesepian ini menggangguku
Sebelum hatinya jadi beku dan membatu Ke kampung halaman
Dengarkanlah, aku ingin pulang Di dalam botol ini
Angin katakan padanya aa... Di dalam asap ini
Bahwa aku cinta dia aa... Di sini aku bekerja Bayang-bayang dirimu membunuhku
Angin sampaikan padanya aa... Mencoba taklukkan dunia
Terkadang bersenang-senang Haruskah semua yang dulu t'lah datang
Bahwa aku butuh dia aa...
Tertawa dan berpesta pora Pergi dan menghilang?
Aa... aa... aa... Ku terus bertanya, engkau di mana?
Aa... aa... aa... Tapi tunggu dulu
Saat malam tiba kadang aku sendiri Mungkinkah sekarang seorang 'kan datang
Aa... aa... aa... aa... aa...
Sepi menyelimutiku Temani diriku sebelum terlambat?
Angin katakan padanya aa... Teringat tentang dirimu Selamatkan aku
Bahwa aku cinta dia aa...
Jauh sudah ku melangkah Haruskah semua yang dulu t'lah datang
Angin sampaikan padanya aa...
Rinduku semakin dalam Pergi dan menghilang?
Bahwa aku butuh dia aa...
Ke kampung halaman Ku terus bertanya, engkau di mana?
Aa... aa... aa... Dengarkanlah, aku ingin pulang
Mungkinkah sekarang seorang 'kan datang
Aa... aa... aa...
Saat sedih, saat bimbang Temani diriku sebelum terlambat?
Aa... aa... aa... aa... aa...
Ku selalu terbayang Selamatkan aku
Wo... wo... wo... wo... wo...
Kampung Halaman
Ke kampung halaman
Dengarkanlah, aku ingin pulang Podo-podo
Endank Soekamti
Endank Soekamti
105
Podo-podo mangan sego ngombe toyo Tak pernah tahu apa isi di hatimu Ku tak bisa
Podo-podo nduwe roso, nduwe kerso Tak pernah tahu apa yang kau mau Lihat kau sedih
Podo-podo kudu urip lan makaryo Izinkan aku belajar memahamimu Ku tak bisa
Kabeh podo seduluran Izinkan aku menyanyikan lagu Marah padamu
Ku tak bisa
Podo-podo sugih adat lan budoyo Kau wanita Tidak bilang iya
Podo-podo ngidak lemah Nusantara Penuh rahasia
Podo-podo urip rukun sak gendero Seperti dalamnya samudra Boleh jadi apa saja
Kabeh podo seduluran Keindahan yang tak terkira Yang penting kamu bahagia
Di dunia Hanya satu yang ku minta
Seduluran kuwi kudu iso nrimo Tetaplah jadi orang baik
Seduluran kuwi kudu iso nompo Laut biru 'kan kuselami
Seduluran kuwi kudu iso njogo Menemukan yang tersembunyi Anakku sayang
Ojo nganti kabeh podo nggawe goro-goro Bagaikan sebuah misteri Jangan nakal
Menanti untuk dimengerti Jangan ikut-ikut bapakmu
Podo-podo sugih adat lan budoyo Wanita
Podo-podo ngidak lemah Nusantara Anakku sayang
Podo-podo urip rukun sak gendero Maafkan aku tak tahu isi hatimu Jangan cengeng
Kabeh podo seduluran Tak pernah tahu apa yang kau mau Jangan ikut-ikut ibumu
Izinkan aku belajar memahamimu
Seduluran kuwi kudu iso nrimo Izinkan aku menyanyikan lagu Ku tak bisa
Seduluran kuwi kudu iso nompo Lihat kau sedih
Seduluran kuwi kudu iso njogo Kau wanita Ku tak bisa
Ojo nganti kabeh podo nggawe goro-goro Penuh rahasia Marah padamu
Seperti dalamnya samudra Ku tak bisa
Podo-podo urip ayem pingin tentrem Keindahan yang tak terkira Tidak bilang iya
Podo-podo seneng ngguyu mesam-mesem Di dunia
Podo-podo seneng slentam karo slentem Boleh jadi apa saja
Kabeh podo seduluran Laut biru 'kan kuselami Yang penting kamu bahagia
Podo urip bebarengan Menemukan yang tersembunyi Hanya satu yang ku minta
Kabeh podo seduluran Bagaikan sebuah misteri Tetaplah jadi orang baik
Menanti untuk dimengerti
Seduluran kuwi kudu iso nrimo Wanita Dalam do'a ku
Seduluran kuwi kudu iso nompo Namamu ku sebut
Seduluran kuwi kudu iso njogo Fatherhood Semoga selalu
Ojo nganti kabeh podo nggawe goro-goro Endank Soekamti Terjaga
Seduluran kuwi kudu iso nrimo Anakku sayang Boleh jadi apa saja
Seduluran kuwi kudu iso nompo Jangan nakal Yang penting kamu bahagia
Seduluran kuwi kudu iso njogo Jangan ikut-ikut bapakmu Hanya satu yang ku minta
Ojo nganti kabeh podo nggawe gelo lan nelongso Anakku sayang Tetaplah jadi orang baik
106
Hanya satu yang ku minta Kubuka pendaftaran Sahabat sejati selalu ada di hati
Tetaplah jadi orang baik Audisi percintaan Teman untuk selamanya
Superman Is Dead Yang akhirnya hilang tak berarti When you fall to my arms
When you sleep for a thousand years
Waktu terus berjalan, tiada yang di sisimu
Ingin keluar 'tuk dapatkan pemikiran baru Lady Rose Never will bring you down
Kukesal hari ini melihat di sekitar Superman Is Dead Down, down, down
Semuanya sama dan seragam Can you stay a little while You're the heart of the crown
Korban dari majalah Can you drink this cheap bottle of wine And the blood of all my lifetime
Got a love song a broken line You are my lady rose
Dia pikir dia berbeda
Dan semua band mengkopi Blink
Put the rose on your hair
Full of grace my queen of mystery
Saint Of My Life
Di manakah pemberontak engkau bersembunyi? Superman Is Dead
Can't you see, can't you believe
Bukankah ini penting And all they say it's true Good night, good night, my little angel
Dan perasaanku membunuhku! Lady rose Good night, good night, my little ones
Spread your wings and fly away to your dreams
Kubenci semua yang tak pasti I can sing a thousand song When you're asleep, I'm on your side
Rambut spikey dibilang funky I can bring your kiss around town When you're awake, I'll be there still
Mall dipenuhi lambang anarki Kiss of angel as sweet as heaven Close your eyes, put a smile on your face
Yang akhirnya hilang tak berarti Put the rose on your hair
Full of grace my burnin-latin queen Don't be scared
MTV hari ini, Rock n' Roll telah mati 'Cause I'll be there to hold you tight
Can't you see, can't you believe
Nyanyikan lagu orang lain dan kau akan terkenal You're the king, you're the queen
111
You're saint of my life Aku bukan pahlawan berparas tampan Nada arus utama yang kian menyakitkan
And when the world is trembling down Sayap-sayap pupus terbakar Ambil alih gelombang 'tuk menyerang
Don't you cry Salah-benar semua pernah kulakukan
'Cause there's nothing, nothing that will keep us apart Angkat gelas, kita bersulang! Takkan menyerah dan tak pernah berubah
Selalu ada di sini untuk selamanya
Sing with me, my little darling Aku bukan pahlawan berparas tampan Tegak menantang dan tak pernah berhenti
Sing along to these lullabies Sayap-sayap pupus terbakar Suarakan kejujuran hati yang berani
Pick the moon, kiss the star, so good night Salah-benar semua pernah kulakukan Ini budaya perlawanan basa-basi enyahlah sudah
Angkat gelas, kita bersulang! Dengan sejuta kekalahan teriakkanlah
Good night, good night, my little angel
Good night, good night, my little ones Pertarungan abadi setan malaikat
Spread your wings and fly away to your dreams Luluh-lantak darah mewangi
When you're asleep, I'm on your side Berhamburan sejuta napas terakhir Kita adalah belati
When you're awake, I'll be there still Dunia berhenti tertawa Superman Is Dead
Close your eyes, put a smile on your face Sunset di tanah anarki kian mencekam, dan sayap patah
Aku bukan pahlawan berparas tampan
terbang tertatih bersamanya
Don't be scared Sayap-sayap pupus terbakar
Hari ini setan bersyukur memanjatkan doa-doanya, untuk
'Cause I'll be there to hold you tight Salah-benar semua pernah kulakukan
You're the king, you're the queen Angkat gelas, kita bersulang! dunia tanpa pelangi
Mawar merah menghitam tega bunuh asmara
You're saint of my life
Aku bukan pahlawan berparas tampan Ketika cinta tenggelam ku 'kan mewarnainya
And when the world is trembling down
Don't you cry Sayap-sayap pupus terbakar Hari ini malaikat pergi dan tak akan pernah kembali, dan
Salah-benar semua pernah kulakukan kita adalah belati
'Cause there's nothing, nothing that will keep us apart
Angkat gelas, kita bersulang!
Don't be scared Bertarung lepas tiada henti
Angkat gelas kita bersulang! Menancap keras di dada
'Cause I'll be there to hold you tight
You're the king, you're the queen Walau kalah jangan menyerah
Kita belati, kita adalah belati
You're saint of my life Angkat gelas, kita bersulang!
Tak sempurna, jauh dari merdeka
When the world is trembling down
Don't you cry
Kita Luka Hari Ini Mereka Luka Kita bernyanyi, belati ini abadi
Tak berhenti takkan pernah berhenti
'Cause there's nothing, nothing that will keep us apart Selamanya
Bukan Pahlawan Superman Is Dead
Takkan menyerah dan tak pernah berubah
Bagai sabda gerhana menghalangi sang surya
Semuanya terbakar di dalam dinginnya dosa
Superman Is Dead Hari ini para pencari 'kan temukan jawaban, karena kita
Selalu ada di sini untuk selamanya
Di sudut kota ini melangkah sepi Tegak menantang dan tak pernah berhenti adalah belati
Dihantui mimpi abadi Suarakan kejujuran hati yang berani
Tangis dan air mata di pinggir jalan Bertarung lepas tiada henti
Kapankah ini 'kan berakhir? Berjuanglah, bertarunglah, kuingin kau di sini Menancap keras di dada
'Tuk rubuhkan meratakan semua tembok penjara Kita belati, kita adalah belati
Pemabuk di pelukan pelacur jalanan Di sini kuberpijak nafasku untukmu
Bermahkotakan duri tajam Tak sempurna, jauh dari merdeka
Tangan ini terkepal selamanya Kita bernyanyi, belati ini abadi
Tutup matamu kawan besarkan hati
Surga dan neraka menanti Engkau diam penuh dendam tersudut tak terdengar Tak berhenti dan takkan pernah berhenti
Dalam perih angkat wajah walau tak bermahkota
112
Gemuruh senja menghilang, esok 'kan datang gemilang, This monument of fuck you all! Wo-ho-oh
percayalah cinta 'kan menang Our dreams are made of steel tonight, and our heart is Segenggam harapan
Kesetiaan yang tak terpatahkan, 'kan membawamu forever strong Takkan pernah menyerah
terbang bersama The Kingdom of our ignorance we will see they fall again Terus kubertahan
Belati ini 'kan selalu abadi, belati ini takkan pernah mati Sampai ini berakhir
Belati ini 'kan selalu di sini, lelah sudah tersingkirkan! Welcome boys and girls, you know I love you all Dengarkan hatiku
Bertarung lepas tiada henti Welcome boys and girls, to this monument of fuck you all! Kita semua berbeda
Menancap keras di dada This monument of fuck you all! Tak pernah 'ku menginjakmu
Our dreams are made of steel tonight, and our heart is
Kita belati, kita adalah belati forever strong Amarah yang tak tertahan
Tak sempurna, jauh dari merdeka The Kingdom of our ignorance we will see they fall again, Kematian langit pun hitam
Kita bernyanyi, belati ini abadi and again Atas nama cinta dan harapan yang tenggelam
Tak berhenti dan takkan pernah berhenti
Bangkit Dan Percaya 'Ku 'kan bangkit dan percaya
Seiris puisi
Kuhempas nada
Asa perompak yang mencari janji