Anda di halaman 1dari 9

ANTOLOGI PUISI

💠RASA YANG FATAMORGANA💠

Hanya sebuah angan hampa yang menyemaraki imajinasiku

Sosokmu hadir menjelma bintang dihati

Bahkan kadang naluri tak menghayati

Didalam nestapa yang bertepi

Mengikis sebuah rasa yang terpendam

Memburai hasrat yang terbuang

Semesta izinkan aku mengkhayal

Walaupun hanya sebatas maya dan fatamorgana

Yang sulit tergenggam

Bahkan bagai debu yang berterbangan

Menjadi balok titian semu

Dalam bungkaman tanya

Yang tak kunjung terjawab

Semesta izinkanku bertemu walau tampak remang

Izinkanku mengulum senyum dalam seberkas cahaya biasnya

Mengulur hangatnya lewat semburat tawanya

Berbagi untaian pesan walau telah usai waktunya

Aku bahagia semesta walau hanya khayalan semata

Menanggapi halu yang tak kunjung usai

Tak berbuah tak bermakna

Hanyalah sebatas bunga rekah di alam mimpi

Semesta kumohon jangan jadikan khayalanku surai


Membentuk puing puing kisah yang tak kunjung usai

Ponorogo 14 April 2020


💠LAYUNG SEMBURAT SENJA💠

Dear kamu.

Teruntukmu yang telah hadir menyempurnakan hidupku.

Yang melengkungkan sabit disela ku candala.

Menggoreskan puing-puing kebahagiaan walau hanya hal hal kecil yang mengundang
tawa.

Masih ingatkah dikau sebelum kita mengadakan temu untuk kali kesekian.

Kita pernah berjumpa dibawah layung semburat senja.

Berkelakar menghempas tawa lepas disana.

Bersemayam di atas kursi bambu yang turut menghiasinya.

Layaknya hari itu dunia serasa milik kita berdua.

Namun itu fana bahwa kita tak menyadarinya.

Beberapa syair elegi kita dendangkan bersama.

Ditemani burung burung yang berkepak indah.

Mendayu dilangit semesta.

Sinar senja yang bias.

Dan pohon serta semak belukar yang menjadi sandaran bahunya.

Serunai hati juga ikut menyertai.

Meski hati merasa resah namun canda adalah dalih kesaksian kita.

Hadirmu adalah selantun nugraha.

Kau merundung sukmaku dengan belaian lembut di dada.

Karena aku percaya.

Kita bukanlah enigma atau tanda tanya.


Melainkan tanda kebesaran-Nya.

Yang menjelma dalam daksa.

Hingga baskara tak lagi bersinar.

Kita akan tetap bersua asmaralika saudara.

Kesekian kali ku percaya dikau.

Tanpa harus meraung ditinggalkan.

Tanpa harus tersedu karena perpisahan.

Tanpa harus terluka atas sebab perbuatan.

Dan setiap pertemuan yang kelak memisahkan aku hanya bisa berserah.

Hanya untuk sekali lagi ku biarkan mengikuti kemana angin mengarah.

Ponorogo 31 Desember 21.55 WIB


PERIHAL HATI

Dear Allah

Perihal hati kecil ini mengapa ia begitu perih.

Seperih belati yang berani menusuk hati.

Mengapa rasanya begitu tersendat menghirup nafas kenyataan.

Kenyataan manis yang berakhir tragis.

Dan hati memilih untuk bungkam.

Menyaksikan dia akan tersakiti.

Merasakan detik detik ia harus rela terlukai.

Dalam waktu yang lama tak berhenti.

Hanya cipratan pahit yang menghampiri.

Jadikanlah tegar hati ini tuk menghadapi pengakhiran yang rumit.

15-12-2019
MU'JIZAT HIDUP

Serpihan harapan bertabur menerka jiwa.

Jiwaku yang berbicara seolah terucap penggalan rasa.

Rasa kalbu yang berlalu lampau terkhianati.

Hingga tertusuk ribuan duri.

Separuh hati Ku pertaruhkan.

Demi ungkapan kebenaran.

Dalam naungan.

Yang justru akan menyakitkan.

Relung hatiKu mengiba.

Disetiap butiran asa.

Menanggapi sebuah rasa yang diterpa.

Sebuah cahaya yang tiada.

Yang ada hanya khayalan semata.

Mungkin Ku terlalu biasa.

Hingga takdir membinasa.

Pasti Ku terlalu hina.

Hingga takdir membawa luka.

Kehidupan yang Ku jalani bagai. api yang tak kunjung padam.

Terus membara bagai salah paham.

Berkobar kobar percikan luka

Tergumpalah serpihan air mata

Dentuman keras melanda jiwa


Membuyar lamunan bahagia

Hidupku tak kunjung datang sebuah kebahagiaan.

Seolah tau Ku tak layak mendapatkan.

Seolah Ku tak pantas tuk memimpikan.

Ingin kucoba mati dengan kebahagiaan.

Kucoba bunuh dalam kegelapan

Kucoba menghentikan penderitaan.

Namun takdir berkata lain.

Kumasih sempat berada dalam kemerlap lilin.

Dibawah lilin Kumerengkuh sengsara.

Ku menangis tiada tara.

Mengapa sempat takdir beriku kehidupan.

Seolah mengizinkan bertahan.

Tuk memulai kehidupan yang baru.

Kehidupan yang pernah dijanjikan dulu.

Ku tak bisa membendung luka.

Tak bisa menggapai cita.

Yang Ku bisa hanya menetes air mata.

Berharap kerahang jiwa.

Kini.

Ku masih membelai kenangan.

Ku rutuki hingga menggoyah pikiran.

Kupasrahi hingga kewalahan.

Namun Ku masih bertahan.


Disituasi yang menyakitkan.

Disituasi yang tiada lagi harapan.

Aku kan mencoba bertahan.

Dalam menjalani tantangan.

Berjuang melawan kesedihan.

Maju mengikis kenangan.

Kenangan dan impian.

Terus kuperjuangkan.

Semoga Ku tegar dalam jalan kebenaran.

Seolah tak pernah mengalami kesedihan.

Ku janji akan terus mengulum senyum.

Memurnikan hati yang tersenyum.

Terima kasih takdir.

Kau tlah beriku kebahagiaan.

Dalam melawan kesengsaraan.

Anda mungkin juga menyukai