Anda di halaman 1dari 38

LAGU OMBAK Sedangkan dia tetap sabar dan tenang.

Dadanya yang bidang meneduhkan


Kategori: Kahlil Gibran, Alam,
kegelisahan
Kehidupan
Kala air pasang kami saling memeluk
Kala surut aku berlutut menjamah
Pantai yang perkasa adalah kekasihku,
kakinya
Dan aku adalah kekasihnya,
Memanjatkan doa
Akhirnya kami dipertautkan oleh cinta,
Seribu sayang, aku selalu berjaga
Namun kemudian Bulan menjarakkan
sendiri
aku darinya.
Menyusut kekuatanku.
Kupergi padanya dengan cepat
Tetapi aku pemuja cinta,
Lalu berpisah dengan berat hati.
Dan kebenaran cinta itu sendiri
Membisikkan selamat tinggal berulang
perkasa,
kali.
Mungkin kelelahan akan menimpaku,
Aku segera bergerak diam-diam
Namun tiada aku bakal binasa.
Dari balik kebiruan cakerawala
Untuk mengayunkan sinar keperakan
SEBUTIR DEBU
buihku
Ke pangkuan keemasan pasirnya Kategori: Kahlil Gibran, Alam
Dan kami berpadu dalam adunan
terindah. Adalah sebutir debu…
Aku lepaskan kehausannya Meringkuk kedinginan… Mengitari bumi
Dan nafasku memenuhi segenap relung tanpa rona
hatinya Selimut kecilnya tersapu angkasa
Dia melembutkankan suaraku dan Rajut penghangatnya tercerai tanpa
mereda gelora di dada. janji.
Kala fajar tiba, kuucapkan prinsip Rindu…
cinta Masih mendekam dalam setiap detak
di telinganya, dan dia memelukku jantung nafasnya
penuh damba Walau hanya sekedar sapa.. hanya
Di terik siang kunyanyikan dia lagu sebatas tanya
harapan Di setiap penat letih dan keterpurukan
Diiringi kucupan-kucupan kasih sayang nya
Gerakku pantas diwarnai kebimbangan Dia berlari di tengah gurun gulita
Mengais-ais oase kehangatan Dan semua air matamu kan berarti
Bintang di tirai angkasa, tak cukup dihidupku
untuk menghangatkan nya Bawalah cintaku bersamamu
Mencari bulan, namun raib Karena ku tetap miliku selamanya
Mentari, ia pun terlelap. Dan menikahlah denganku
Biarkan.... Bahagialah sampai batas waktu tak
Biarkan saja dia sendiri terhenti
Menikmati renungan gulita Ku hanya ingin kau jadi istriku
Biarkan sang raja malam mengurungnya untukmu satu cinta dihati
Memenjarakan nya dalam gelap
Menghangatkan diri sendiri di perapian KAN KU ABAIKAN SEGALA
bagaskara. HASRAT KU

Kategori: Kahlil Gibran, Pernikahan


HAPUS AIR MATAMU

Kategori: Kahlil Gibran, Jatuh Cinta Kan kuabaikan segala hasratku


Agar kau tenang kan hatimu
Hapus air matamu Kupertaruhakan semua ragaku
Aku tak ingin kau menangis lagi sayang Demi dirimu bintangku
Yakin kan hati
Diriku tak akan memilih Biarkan ku menggapaimu
meninggalkanmu. Biarkan ku memanjakanmu
Sekian waktu bersama Dengan segala rasa yang kumiliki
Tak bisa menepis kenyataan Dan tak untuk menyakiti
Kita berbeda jalani keyakinan
Tapi kau yang kuinginkan dari Begitu indah rasa hasratku
segalanya. Untuk memilikimu
Setiap rinduku hanya memanggilmu Karena semua hanya hayalku
Ku yakin kaupun mengerti Apakah kan jadi miliku
Ku tak ingin menanggalkan hati
Yang telah satu untuk dirimu. Hidup ini indah
Sayangku dengarkan aku Walau takdir kadang tak ramah
Takmungkin ku melepasmu Kuharus terus berlari
Kan kupertahankan Kau cinta aku Sebelum nafasku berhenti
Tuk wujudkan semua mimpi ketika ku sedih..
Menjelang masa depan yang kuingini kuingat mereka yang sedikitnya
mengingatku
Kuingin suatu hari nanti Agar ingatan mereka tentangku tak
Bila semua mimpi hati telah kuraih kan pernah pudar
Ku ingin menghampiri dirimu lagi
Tuk memintamu menjadi pendamping Ketika ku bahagia..
diri Menjadi istriku kuingat mereka yang sedang bersedih
Dihatimu akan ku labuhkan cinta agar aku datang dan menghibur
terakhirku mereka
atau menangis bersama
WAJAH-WAJAH
Cinta.. rindu.. benci.. cemburu..
Kategori: Kahlil Gibran, Sedih
sudah tak ingin kurasakan lagi
Tak mungkin memulai kisah yang tak
Waktu tak pernah adil..
mungkin terjadi.
Kadang ia berikan waktu yang panjang
untuk kesedihan...
Hanya kasih yang ingin kutebarkan
Dan ia berikan waktu yang sangat
Hanya kasih...
pendek untuk merecap kebahagiaan.
Namun Nikmat-Nya yang mana lagikah
Maka kupejamkan mata dan mengingat
yang harus kudustai?
wajah-wajah. ..
Wajah-wajah yang pernah mengenalku
Panjang pendek waktu... harus
satu persatu...
kunikmati
Wajah-wajah yang dengan
Sedih ku syukuri...
mengingatnya menjadikan ku bahagia....
Bahagia ku syukuri...
Dan salah satu wajah itu adalah KAU....
Karena hidup hanya sekali

MUSIM DINGIN
Ketika ku sedih...
Kuingat mereka yang lebih sedih Kategori: Kahlil Gibran, Alam
dariku
Agar aku punya lebih banyak semangat Dekatlah ke mari, oh teman sepanjang
hidupku,
Dekatlah padaku, dan jangan biarkan Dekatlah padaku, oh kekasih jiwaku;
sentuhan Musim Dingin, api mendingin dalam tungku,
Mencelah di antara kita. Duduklah Menyelinap padam nyalanya satu-satu,
disampingku di depan tungku, dari timbunan abu
Sebab nyalaan api adalah satu-satunya Dakaplah aku, sebab aku ngeri akan
nyawa musim ini. kesepian.
Lampu meredup, dan anggur minuman
Bicaralah padaku tentang kekayaan membuat mata sayu mengatup.
hatimu, Mari kita saling berpandangan,
Yang jauh lebih besar daripada unsur sebelum mata tertutup.
Alam yang menggelodak
Di luar pintu. Cari aku dengan rabaan, temui daku
Palanglah pintu dan patri engselnya, dalam pelukan
Sebab wajah angkasa menekan Lalu biarkan kabus malam merangkul
semangatku jiwa kita menjadi satu
Dan pemandangan ladang-ladang salju Kucuplah aku, kekasihku, kerana Musim
Menimbulkan tangis dalam jiwaku. Dingin,
Telah merenggut segala, kecuali bibir
Tuangkan minyak ke dalam lampu, yang berkata:
jangan biarkan ia pudar, Engkau dalam dakapan, oh Kekasihku
Letakkan dekat wajahmu, supaya aku Abadi,
boleh membaca dalam tangis Betapa dalam dan kuat samudera lena,
Apa yang telah ditulis pada wajahmu Dan betapa cepatnya subuh...
Tentang kehidupan kau bersamaku..
(Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis
Berilah aku anggur Musim Gugur, dan Air Mata Seulas Senyuman)
mari minum bersama
Sambil mendendangkan lagu kenangan BATU KELAPA
pada ghairah Musim Bunga
Kategori: Kahlil Gibran, Alam
Dan layanan hangat Musim Panas,
serta anugerah
Dua muda bercermin cahaya,
tuaian dari Musim Gugur.
sesaat terik melepas biasnya di perigi
harap. Jengkal waktu merayap malas, mantra hati menyusut di susuk
bertali semangat.
dua perempuan paruh nafas luruh di
tepi daun kaca: “Kembalikanlah amarahku; oh, cermin
merayu sepasang batu kelapa, terpukul sangga!”
nyata.
Lembut suara angannya mengelus
Keajaiban bagai memikat beliung padas,
rasa dua muda itu, dan gegas agar memeluk kerat penguak duri
melambung percintaan bersanding ajal.
paruh demi sepasang batu kelapa; Keadilan Cinta
memundak gersang terka. ketika hati melangkah
ketika hasrat menggema
Tak lama batu kelapa menanak ketika rasa bergetar
santannya di tempurung berekor bulu. saat itu daya tak kuasa
Mengasah dua muda untuk menilik: menemukan kekasih hati
adanya
kisah batu di kelapa selepas gelap. dimanakah posisi cinta
dikala hati menginginkannya
CINTA SETUBUH PADAS apakah cinta hanya sebuah
pelampiasan
Kategori: Kahlil Gibran, Jatuh Cinta
dari hasrat diri
dimanakah rasa
Cinta setubuh padas!
dikala posisi cinta bergeser
Bergelang waktu menggoda
sesal anak rahim di kandung celaka.
cinta,
Mengunci tabir di buih-buih selaksa
adakah cinta untukku
doa.
apakah cinta bisa berbuat adil

Mungkin karunia itu berakhir patah,


entahlah...
atau
dayaku tak kuasa lagi untuk
sekedar mengusap lempeng cumbu
menemukan cinta
bertahta angin! Dan cinta kian
menitik air mata di seanyam arang,
BAYANG
Tetap saja semua sama
Kategori: Kahlil Gibran, Penantian
Sejak kau pergi..
Ku masih saja menanti mu
Setiap langkah ku ada dia..
Hingga kau kembali
Mengikuti di belakang punggungnya. .
Dan takkan tinggalkan ku lagi..
Gelap dan tak terlihat..
Entah kapan..
Kasat mata..

Menunggu mu masih..
Terdiam kala banyak yang
Setia tetap ku janji..
membicarakannya. .
Hingga ku dapat kau kembali..
Seakan tak seorang pun memandang
Bersama jalani hari..
kearah ku..
Sibuk mengagumi pesonanya..
KU INGIN TAHU SIAPA
Sibuk meminta senyumannya. .
Kategori: Kahlil Gibran, Jatuh Cinta
Akulah sang tak terlihat..
Saat dia berada di dekat ku.. Dia yang memikat hati
Entah bagaimana caranya
Akulah sang gelap.. Aku bisa tergoda
Dibalik wajah cerah nya..
Ku curi-curi waktuku
Akulah sang kasat mata.. Tuk mengusik hatinya
Ada namun seakan tak ada.. Banyak cara kucoba
Demi untuk mendapatkan hatinya
Akulah sang bayang..
Sesuatu yang tak dianggap ada.. Mungkin kau tahu
Tuk mendapatkan nya
menunggu Tuhan tolonglah aku
Ingin kumenangkan hatinya tuk miliki
Hari terhitung minggu
Minggu pun menjadi bulan.. Jika mungkin kutahu apa yang bisa
Pagi ku mengingat mu menaklukannya
Malam ku mengenangmu Belah dadaku tuk butikan cintaku
Mungkin enggkau tahu aku cinta dia Sang anak kembali terdiam dan
Ingin ku menangkan hatinya tuk sesekali mengerut dahinya.
kumiliki
Dan dia pun kembali melontarkan
TANYA SANG ANAK pertanyaan yang lain.
Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ibu?
Kategori: Kahlil Gibran, Kehidupan
Ayah kembali menjawab,"Iya kaulah
yang terhebat dan terkuat!"
Konon pada suatu desa terpencil
"Kenapa ayah, kenapa aku yang
Terdapat sebuah keluarga
terkuat?" Sang anak pun kembali
Terdiri dari sang ayah dan ibu
melontarkan pertanyaan.
Serta seorang anak gadis muda dan
naif!
Sang ayah pun menjawab dengan
perlahan dan penuh kelembutan.
Pada suatu hari sang anak bertanya
"Kerana engkau adalah buah dari
pada sang ibu!
cintanya!
Ibu! Mengapa aku dilahirkan wanita?
Cinta yang dapat membuat semua
Sang ibu menjawab,"Kerana ibu lebih
manusia tertunduk dan terdiam. Cinta
kuat dari ayah!"
yang dapat membuat semua manusia
Sang anak terdiam dan
buta, tuli serta bisu!
berkata,"Kenapa jadi begitu?"

Dan kau adalah segalanya buat kami.


Sang anak pun bertanya kepada sang
Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan
ayah!
kami.
Ayah! Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?
Tawamu adalah tawa kami.
Ayah pun menjawab,"Kerana ibumu
Tangismu adalah air mata kami.
seorang wanita!!!
Dan cintamu adalah cinta kami.
Sang anak kembali terdiam.

Dan sang anak pun kembali bertanya!


Dan sang anak pun kembali bertanya!
Apa itu Cinta, Ayah?
Ayah! Apakah aku lebih kuat dari
Apa itu cinta, Ibu?
ayah?
Sang ayah dan ibu pun tersenyum!
Dan sang ayah pun kembali menjawab,"
Iya, kau adalah yang terkuat!"
Dan mereka pun menjawab,"Kau, kau seiringan bayu pawana Lebanon yang
adalah cinta kami sayang.." berpuput riang.

FIKIRAN DAN SAMADI Kebebasan mengundang kita pada


mejanya agar kita menikmati makanan
Kategori: Kahlil Gibran, Kehidupan
lazat dan anggurnya ; tapi bila kita
telah duduk menghadapinya, kita pun
Hidup menjemput dan melantunkan
makan dengan lahap dan rakus.
kita dari satu tempat ke tempat yang
lain; Nasib memindahkan kita dari satu
Tangan Alam menyambut hangat
tahap ke tahap yang lain. Dan kita yang
kedatangan kita, dan menawarkan pula
diburu oleh keduanya, hanya
agar kita menikmati keindahannya ;
mendengar suara yang mengerikan, dan
tapi kita takut akan keheningannya,
hanya melihat susuk yang menghalangi
lalu bergegas lari ke kota yang ramai,
dan merintangi jalan kita.
berhimpit-himpitan seperti kawanan
kambing yang lari ketakutan dari
Keindahan menghadirkan dirinya
serigala garang.
dengan duduk di atas singgahsana
keagungan; tapi kami mendekatinya
Kebenaran memanggil-manggil kita di
atas dorongan Nafsu ; merenggut
antara tawa anak-anak atau ciuman
mahkota kesuciannya, dan mengotori
kekasih, tapi kita menutup pintu
busananya dengan tindak laku durhaka.
keramahan baginya, dan
menghadapinya bagaikan musuh.
Cinta lalu di depan kita, berjubahkan
kelembutan ; tapi kita lari ketakutan,
Hati manusia menyeru pertolongan ;
atau bersembunyi dalam kegelapan,
jiwa manusia memohon pembebasan ;
atau ada pula yang malahan
tapi kita tidak mendengar teriak
mengikutinya, untuk berbuat
mereka, kerana kita tidak membuka
kejahatan atas namanya.
telinga dan berniat memahaminya.
Namun orang yang mendengar dan
Meskipun orang yang paling bijaksana
memahaminya kita sebut gila lalu kita
terbongkok kerana memikul beban
tinggalkan.
Cinta, tapi sebenarnya beban itu
Malampun berlalu, hidup kita lelah dan Fajar Musim Bunga telah
kurang waspada, sedang hari pun mengeluarkan pakaiannya
memberi salam dan merangkul kita. dari lipatan simpanan, dan
Tapi di siang dan malam hari, kita menyangkutnya
sentiasa ketakutan. pada pohon pic dan sitrus , dan mereka
kelihatan bagai pengantin dalam
Kita amat terikat pada bumi, upacara tradisi Malam Kedre..
sedangkan gerbang Tuhan terbuka
lebar. Kita memijak-mijak roti Sulur-sulur daun anggur saling
Kehidupan, sedangkan kelaparan berpelukan bagai kekasih
memamah hati kita. Sungguh betapa Air kali pun lincah berlompatan menari
budiman Sang Hidup terhadap ria,
Manusia, namun betapa jauh Manusia Di sela-sela batuan, menyanyikan lagu
meninggalkan Sang Hidup. riang.

MUSIM BUNGA Dan bunga-bunga bermekaran dari


jantung alam,
Kategori: Kahlil Gibran, Alam
Laksana buih-buih bersemburan, dari
kalbu lautan
Marilah, sayang, mari berjalan
menjelajahi perbukitan,
Kemarilah, sayang: mari meneguk sisa
Salju telah cair dan Kehidupan telah
air mata
terjaga dari lenanya
musim dingin, dari gelas kelopak bunga
dan kini mengembara menyusuri
lili,
pegunungan dan lembah-lembah,
Dan menenangkan jiwa, dengan gerimis
Mari kita ikut jejak-jejak Musim
nada-nada
Bunga, yang melangkaui
Curahan simfoni burung-burung yang
Ladang-ladang jauh, dan mendaki
berkicauan
puncak-puncak perbukitan
dan berkelana riang dalam bayu
'Tuk menadah ilham dari aras
mengasyikkan
ketinggian,
Di atas hamparan ngarai nan sejuk
Mari duduk di batu besar itu, tempat
kehijauan.
bunga violet
berteduh dalam persembunyian, dan Tenanglah, kerana roh-roh malam tak
meniru menghiraukan bisikan rahsiamu, dan
Kemanisan mereka dalam pertukaran bayang-bayang tak berhenti dihadapan
kasih rindu. mimpi-mimpi.
Tenanglah, hatiku. Tenanglah hingga
SEMALAM fajar tiba, kerana dia yang menanti
pagi dengan sabar akan menyambut
Kategori: Kahlil Gibran, Sedih
pagi dengan kekuatan. Dia yang
mencintai cahaya, dicintai cahaya.
Semalam aku sendirian di dunia ini,
Tenanglah hatiku, dan dengarkan
kekasih;
ucapanku.
dan kesendirianku... sebengis
kematian...
DALAM mimpi aku melihat seekor
Semalam diriku adalah sepatah kata
murai menyanyi saat dia terbang di
yang tak bersuara...,
atas kawah gunung berapi yang
Di dalam fikiran malam.
meletus.
Hari ini... aku menjelma menjadi
Kulihat sekuntum bunga Lili
sebuah nyanyian menyenangkan di atas
menyembulkan kelopaknya di balik
lidah hari.
salju.
Dan, ia berlangsung dalam seminit dari
Kulihat seorang bidadari te***jang
sang waktu yang melahirkan sekilas
menari-menari di antara batu-batu
pandang, sepatah kata, sebuah
kubur.
desakan dan... sekucup ciuman
Kulihat seorang anak tertawa sambil
bermain dengan tengkorak-tengkorak.
ANTARA PAGI DAN MALAM HARI
Kulihat semua makhluk ini dalam

Kategori: Kahlil Gibran, Alam sebuah mimpi. Ketika aku terjaga dan
memandang sekelilingku, kulihat

TENANGLAH hatiku, kerana langit tak gunung berapi memuntahkan nyala api,

pun mendengari tapi tak kudengar murai bernyanyi,

Tenanglah, kerana bumi dibebani juga tak kulihat dia terbang.

dengan ratapan kesedihan. Kulihat langit menaburkan salju di atas

Dia takkan melahirkan melodi dan padang dan lembah, dilapisi warna
nyanyianmu.
putih mayat dari bunga lili yang KALA musim gugur berlalu dan gita
membeku. pujinya bertukar menjadi lagu
Kulihat kuburan-kuburan, berderet- kematian dan ratapan, kudapati semua
deret, tegak di hadapan zaman-zaman orang telah meninggalkan diriku
yang tenang. Tapi tak satu pun kulihat kecuali satu-satunya buah di talam
di sana yang bergoyang dalam tarian, perak.
juga tidak yang tertunduk dalam doa. Kuambil ia dan memakannya, dan
Saat terjaga, kulihat kesedihan dan merasakan pahitnya bagai kayu gaharu,
kepedihan; ke manakah perginya masam bak anggur hijau.
kegembiraan dan kesenangan impian? Aku berbicara dalam hati,"Bencana
Mengapa keindahan mimpi lenyap, dan bagiku, kerana telah kutempatkan
bagaimana gambaran-gambarannya sebentuk laknat di dalam mulut orang-
menghilang? Bagaimana mungkin jiwa orang itu, dan permusuhan dalam
tertahan sampai sang tidur membawa perutnya.
kembali roh-roh dari hasrat dan " Apa yang telah kaulakukan, jiwaku,
harapannya? dengan kemanisan akar-akarmu itu
yang telah meresap dari usus besar
DENGARLAH hatiku, dan dengarlah bumi, dengan wangian daun-daunmu
ucapanku. yang telah meneguk cahaya matahari?"
Semalam jiwaku adalah sebatang Lalu kucabut pohon jiwaku yang kukuh
pohon yang kukuh dan tua, dan tua.
menghunjam akar-akarnya ke dasar Kucabut akarnya dari tanah liat yang
bumi dan cabang-cabangnya mencekau di dalamnya dia telah bertunas dan
ke arah yang tak terhingga. tumbuh dengan subur. Kucabut akar
Jiwaku berbunga di musim bunga, dari masa lampaunya, menanggalkan
memikul buah pada musim panas. Pada kenangan seribu musim bunga dan
musim gugur kukumpulkan buahnya di seribu musim gugur.
mangkuk perak dan kuletakkannya di Dan kutanam sekali lagi pohon jiwaku
tengah jalan. Orang-orang yang lalu di tempat lain.
lalang mengambil dan memakannya, Kutanam dia di padang yang tempatnya
serta meneruskan perjalanan mereka. jauh dari jalan-jalan waktu.
Kulewatkan malam dengan terjaga di
sisinya, sambil berkata,"Mengamati
bersama malam yang membawa kita padang yang tempatnya jauh dari jalan
mendekati kerlipan bintang." waktu.
Aku memberinya minum dengan darah
dan airmataku, sambil TENANGLAH, hatiku, hingga fajar
berkata,"Terdapat sebentuk tiba.
keharuman dalam darah, dan dalam Tenanglah, kerana langit menghembus
airmata sebentuk kemanisan." bau hamis kematian dan tak bisa
Tatkala musim bunga tiba, jiwaku meminum nafasmu.
berbunga sekali lagi. Dengarkan, hatiku, dan dengarkan aku
bicara.
PADA musim panas jiwaku menyandang Semalam fikiranku adalah kapal yang
buah. Tatkala musim gugur tiba, terumbang-ambing oleh gelombang
kukumpulkan buah-buahnya yang laut dan digerakkan oleh angin dari
matang di talam emas dan kuletakkan pantai ke pantai
di tengah jalan. Orang-orang melintas, Kapal fikiranku kosong kecuali untuk
satu demi satu atau dalam kelompok- tujuh cawan yang dilimpahi dengan
kelompok, tapi tak satu pun warna-warna, gemilang berwarna-
menghulurkan tangannya untuk warni.
mengambil bahagiannya. Sang waktu datang kala aku merasa
Lalu kuambil sebuah dan memakannya, jemu terapung-apungan di atas
merasakan manisnya bagai madu permukaan laut dan berkata,
pilihan, lazat seperti musim bunga dari "Aku akan kembali ke kapal kosong
syurga, sangat menyenangkan laksana fikiranku menuju pelabuhan kota
anggur Babylon, wangi bak wangi- tempat aku dilahirkan."
wangian dari melati. Tatkala kerjaku selesai, kapal
Aku menjerit,"Orang-orang tak fikiranku
menginginkan rahmat pada mulutnya Aku mulai mengecat sisi-sisi kapalku
atau kebenaran dalam usus mereka, dengan warna-warni - kuning matahari
kerana rahmat adalah puteri airmata terbenam, hijau musim bunga baru,
dan kebenaran putera darah!" biru kubah langit, merah senjakala
Lalu aku beralih dan duduk di bawah yang menjadi kecil. Pada layar dan
bayangan pohon sunyi jiwaku di sebuah kemudinya kuukirkan susuk-susuk
menakjubkan, menyenangkan mata dan Aku berlayar menuju pulau-pulau
menyenangkan penglihatan. barat, dan membawa bijih emas dan
Tatkala kerjaku selesai, kapal gading, batu merah delima dan
fikiranku laksana pandangan luas zamrud, dan sulaman serta pakaian
seorang nabi, berputar dalam warna merah lembayung.
ketidakterbatasan laut dan langit. Dari pulau-pulau selatan aku kembali
Kumasuki pelabuhan kotaku, dan orang dengan rantai dan pedang tajam,
muncul menemuiku dengan pujian dan tombak-tombak panjang, serta
rasa terima kasih. Mereka membawaku beraneka jenis senjata.
ke dalam kota, memukul gendang dan Aku mengisi kapal fikiranku dengan
meniup seruling. harta benda dan barang-barang lhasil
Ini mereka lakukan kerana bahagian bumi dan kembali ke pelabuhan kotaku,
luar kapalku yang dihias dengan sambil berkata, "Orang-orangku pasti
cemerlang, tapi tak seorang pun masuk akan memujiku, memang sudah
ke dalam kapal fikiranku. pastinya. Mereka akan menggendongku
Tak seorang pun bertanya apakah yang ke dalam kota sambil menyanyi dan
kubawa dari seberang lautan meniup trompet"
Tak seorang pun tahu kenapa aku Tapi ketika aku tiba di pelabuhan, tak
kembali dengan kapal kosongku ke seorangpun keluar menemuiku. Ketika
pelabuhan. kumasuki jalan-jalan kota, tak seorang
Lalu kepada diriku sendiri, aku pun memerhatikan diriku.
berkata,"Aku telah menyesatkan Aku berdiri di alun-alun sambil
orang-orang, dan dengan tujuh cawan mengutuk pada orang-orang bahawa
warna telah kudustai mata mereka" aku membawa buah dan kekayaan bumi.
Mereka memandangku, mulutnya penuh
Setelah setahun aku menaiki kapal tawa, cemuhan pada wajah mereka.
fikiranku dan kulayari di laut untuk Lalu mereka berpaling dariku.
kedua kalinya. Aku kembali ke pelabuhan, kesal dan
Aku berlayar menuju pulau-pulau bingung. Tak lama kemudian aku
timur, dan mengisi kapalku dengan melihat kapalku. Maka aku melihat
dupa dan kemenyan, pohon gaharu dan perjuangan dan harapan dari
kayu cendana. perjalananku yang menghalangi
perhatianku. Aku menjerit.
Gelombang laut telah mencuri cat dari Itulah arak-arakan sang fajar, hatiku!
sisi-sisi kapalku, tak meninggalkan apa Akankah hening malam melumpuhkan
pun kecuali tulang belulang yang kedalaman hatimu yang menyanyi
bertaburan. menyambut fajar?
Angin, badai dan terik matahari telah Lihatlah kawanan merpati dan burung
menghapus lukisan-lukisan dari layar, murai melayang di atas lembah.
memudarkan ia seperti pakaian Akankah kengerian malam menghalangi
berwarna kelabu dan usang. engkau untuk menduduki sayap
Kukumpulkan barang-barang hasil dan bersama mereka?
kekayaan bumi ke dalam sebuah Para pengembala memandu kawanan
perahu yang terapung di atas dombanya dari tempat ternak dan
permukaan air. Aku kembali ke orang- kandang.
orangku, tapi mereka menolak diriku Akankah roh-roh malam
kerana mata mereka hanya melihat menghalangimu untuk mengikuti
bahagian luar. mereka ke padang rumput hijau?
Pada saat itu kutinggalkan kapal Anak lelaki dan perempuan bergegas
fikiranku dan pergi ke kota kematian. menuju kebun anggur. Kenapa kau tak
Aku duduk di antara kuburan-kuburan berganjak dan berjalan bersama
yang bercat kapur, merenungkan mereka?
rahsia-rahsianya. Bangkitlah, hatiku, bangkit dan
berjalan bersama fajar, kerana malam
TENANGLAH, hatiku, hingga fajar telah berlalu. Ketakutan malam lenyap
tiba. bersama mimpi gelapnya.
Tenanglah, meskipun prahara yang Bangkitlah, hatiku, dan lantangkan
mengamuk mencerca bisikan-bisikan suaramu dalam nyanyian, kerana hanya
batinmu, dan gua-gua lembah takkan anak-anak kegelapan yang gagal
menggemakan bunyi suaramu. menyatu ke dalam nyanyian sang fajar.
Tenanglah, hatiku, hingga fajar tiba.
Kerana dia yang menantikan dengan 7 ALASAN MENCELA DIRIKU
sabar hingga fajar, pagi hari akan
Kategori: Kahlil Gibran, Kehidupan
memeluknya dengan semangat.
NUN di sana! Fajar merekah, hatiku.
Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku,
Bicaralah, jika kau mampu bicara!
pertama kali ketika aku melihatnya
lemah, Aku akan melakukan segala apa yang
padahal seharusnya ia bisa kuat. telah engkau ucapkan tadi
Dan aku akan menjadikan jiwaku
Kedua kali ketika melihatnya berjalan sebagai sebuah kelambu yang
terjongket-jongket menyelubungi jiwamu.
dihadapan orang yang lumpuh Hatiku akan menjadi tempat tinggal
keanggunanmu
Ketiga kali ketika berhadapan dengan serta dadaku akan menjadi kubur bagi
pilihan yang sulit dan mudah penderitaanmu.
ia memilih yang mudah Aku akan selalu
mencintaimu...sebagaimana padang
Keempat kalinya, ketika ia melakukan rumput
kesalahan dan cuba menghibur diri yang luas mencintai musim bunga.
dengan mengatakan bahawa semua
orang juga melakukan kesalahan Aku akan hidup di dalam dirimu laksana
bunga-bunga yang hidup oleh panas
Kelima kali, ia menghindar kerana matahari.
takut, lalu mengatakannya sebagai Aku akan menyanyikan namamu seperti
sabar lembah menyanyikan gema loceng di
desa
Keenam kali, ketika ia mengejek Aku akan mendengar bahasa jiwamu
kepada seraut wajah buruk seperti pantai mendengarkan kisah-
padahal ia tahu, bahawa wajah itu kisah gelombang.
adalah salah satu topeng yang sering ia Aku akan mengingatimu seperti
pakai perantau asing yang mengenang
tanahair tercintanya,
Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan Sebagaimana orang lapar mengingati
lagu pujian dan menganggap itu sebagai pesta jamuan makan,
suatu yang bermanfaat Seperti raja yang turun takhta
mengingati masa-masa
PROSA V kegemilangannya,

Kategori: Kahlil Gibran, Jatuh Cinta


Dan seperti seorang tahanan
mengingati masa-masa kesenangan dan Sebagaimana Dia Ada Untuk
kebebasan. Pertumbuhanmu,
Aku akan mengingatimu sebagaimana Demikian Pula Dia Ada Untuk
seorang petani yang mengingati bekas- Pemangkasanmu.
bekas gandum di lantai tempat Sebagaimana Dia Mendaki
simpanannya, Kepuncakmu,
juga seperti gembala mengingati Dan Membelai Mesra Ranting-
padang rumput yang luas dan Rantingmu Nan Paling Lembut Yang
sungai yang segar airnya." Bergetar Dalam Cahaya Matahari.

(Dari Sayap Sayap Patah) Demikian Pula Dia Akan Menghunjam


Ke Akarmu,
AKU BICARA PERIHAL CINTA Dan Mengguncang-Guncangnya Di
Dalam Cengkeraman Mereka Kepada
Kategori: Kahlil Gibran
Kami.
Laksana Ikatan-Ikatan Dia
Apabila Cinta Memberi Isyarat
Menghimpun Engkau Pada Dirinya
Kepadamu, Ikutilah Dia,
Sendiri.
Walau Jalannya Sukar Dan Curam.
Dia Menebah Engkau Hingga Engkau
Dan Pabila Sayapnva Memelukmu
Telanjang.
Menyerahlah Kepadanya.
Dia Mengetam Engkau Demi
Walau Pedang Tersembunyi Di Antara
Membebaskan Engkau Dari Kulit
Ujung-Ujung Sayapnya Bisa
Arimu.
Melukaimu.
Dia Menggosok-Gosokkan Engkau
Sampai Putih Bersih.
Dan Kalau Dia Bicara Padamu
Dia Merembas Engkau Hingga Kau
Percayalah Padanya.
Menjadi Liar;
Walau Suaranya Bisa Membuyarkan
Dan Kemudian Dia Mengangkat Engkau
Mimpi-Mimpimu Bagai Angin Utara
Ke Api Sucinya.
Mengobrak-Abrik Taman.
Sehingga Engkau Bisa Menjadi Roti
Karena Sebagaimana Cinta
Suci Untuk Pesta Kudus Tuhan.
Memahkotai Engkau, Demikian Pula Dia
Kan Menyalibmu.
Semua Ini Akan Ditunaikan Padamu Dan Jangan Mengira Kaudapat
Oleh Sang Cinta, Mengarahkan Jalannya Cinta,
Supaya Bisa Kaupahami Rahasia Sebab Cinta,
Hatimu, Pabila Dia Menilaimu Memang Pantas,
Dan Di Dalam Pemahaman Dia Menjadi Mengarahkan Jalanmu.
Sekeping Hati Kehidupan.
Cinta Tak Menginginkan Yang Lain
Namun Pabila Dalam Ketakutanmu, Kecuali Memenuhi Dirinya.
Kau Hanya Akan Mencari Kedamaian Namun Pabila Kau Mencintai Dan
Dan Kenikmatan Cinta. Terpaksa Memiliki Berbagai Keinginan,
Maka Lebih Baiklah Bagimu, Biarlah Ini Menjadi Aneka
Kalau Kaututupi Ketelanjanganmu, Keinginanmu:
Dan Menyingkir Dari Lantai-Penebah Meluluhkan Diri Dan Mengalir Bagaikan
Cinta. Kali,
Memasuki Dunia Tanpa Musim Tempat Yang Menyanyikan Melodinya Bagai
Kaudapat Tertawa, Sang Malam.
Tapi Tak Seluruh Gelak Tawamu,
Dan Menangis, Mengenali Penderitaan Dari
Tapi Tak Sehabis Semua Airmatamu. Kelembutan Yang Begitu Jauh.
Merasa Dilukai Akibat Pemahamanmu
Cinta Tak Memberikan Apa-Apa Sendiri Tenung Cinta;
Kecuali Dirinya Sendiri, Dan Meneteskan Darah Dengan Ikhlas
Dan Tiada Mengambil Apa Pun Kecuali Dan Gembira.
Dari Dirinya Sendiri. Terjaga Di Kala Fajar Dengan Hati
Cinta Tiada Memiliki, Seringan Awan,
Pun Tiada Ingin Dimiliki; Dan Mensyukuri Hari Haru Penuh
Karena Cinta Telah Cukup Bagi Cinta. Cahaya Kasih;
Istirah Di Kala Siang Dan
Pabila Kau Mencintai Kau Takkan Merenungkan Kegembiraan Cinta Yang
Berkata, Meluap-Luap;
Tuhan Ada Di Dalam Hatiku, Kembali Ke Rumah Di Kala Senja
Tapi Sebaliknya, “Aku Berada Di Dengan Rasa Syukur;
Dalam Hati Tuhan”.
Dan Lalu Tertidur Dengan Doa Bagi Terasa Getaran Kehadirannya.
Kekasih Di Dalam Hatimu, Perilaku Tanganku Saksi Bisu
Dan Sebuah Gita Puji Pada Bibirmu Kehadirannya,
Bagai Danau Tenang Yang
NYANYIAN SUKMA Memantulkan Cahaya Bintang-Bintang
Bergemerlapan.
Kategori: Kahlil Gibran

Air Mataku Menandai Sendu


Di Dasar Relung Jiwaku Bergema
Bagai Titik-Titik Embun Syahdu
Nyanyian Tanpa Kata;
Yang Membongkarkan Rahsia Mawar
Sebuah Lagu Yang Bernafas Di Dalam
Layu.
Benih Hatiku,
Lagu Itu Digubah Oleh Renungan,
Dan Dikumandangkan Oleh Kesunyian,
Yang Tiada Dicairkan Oleh Tinta Di
Dan Disingkiri Oleh Kebisingan,Dan
Atas Lembar Kulit ;
Dilipat Oleh Kebenaran,
Ia Meneguk Rasa Kasihku Dalam Jubah
Dan Diulang-Ulang Oleh Mimpi Dan
Yg Nipis Kainnya,
Bayangan,
Dan Mengalirkan Sayang, Namun Bukan
Dan Difahami Oleh Cinta,
Menyentuh Bibirku.
Dan Disembunyikan Oleh Kesedaran
Siang
Betapa Dapat Aku Mendesahkannya?
Dan Dinyanyikan Oleh Sukma Malam.
Aku Bimbang Dia Mungkin Berbaur
Dengan Kerajaan Fana
Lagu Itu Lagu Kasih-Sayang,
Kepada Siapa Aku Akan
Gerangan ‘Cain’ Atau ‘Esau’ Manakah
Menyanyikannya?
Yang Mampu Membawakannya
Berkumandang?
Dia Tersimpan Dalam Relung Sukmaku
Nyanyian Itu Lebih Semerbak Wangi
Kerna Aku Risau, Dia Akan Terhempas
Daripada Melati:
Di Telinga Pendengaran Yang Keras.
Suara Manakah Yang Dapat
Pabila Kutatap Penglihatan Batinku
Menangkapnya?
Kidung Itu Tersembunyi Bagai Rahsia
Nampak Di Dalamnya Bayangan Dari
Perawan Suci,
Bayangannya,
Dan Pabila Kusentuh Hujung Jemariku
Getar Nada Mana Yang Mampu Pensil-pensil beraneka warna pun
Menggoyahnya? mendengarnya, dan mereka pun tak
Siapa Berani Menyatukan Debur pernah mendekatinya.
Ombak Samudra Dengan Kicau Bening Dan selembar kertas yang seputih
Burung Malam? salju itu tetap suci dan murni
Siapa Yang Berani Membandingkan selamanya -suci dan murni- dan
Deru Alam, Dengan Desah Bayi Yang kosong.
Nyenyak Di Buaian?
Siapa Berani Memecah Sunyi TANYA SANG ANAK
Dan Lantang Menuturkan Bisikan
Kategori: Kahlil Gibran
Sanubari
Yang Hanya Terungkap Oleh Hati?
Konon pada suatu desa terpencil
Insan Mana Yang Berani Melagukan
Terdapat sebuah keluarga
Kidung Suci Tuhan?
Terdiri dari sang ayah dan ibu
Serta seorang anak gadis muda dan
KATA SELEMBAR KERTAS
naif!
SEPUTIH SALJU

Kategori: Kahlil Gibran Pada suatu hari sang anak bertanya


pada sang ibu!
Kata selembar kertas seputih Ibu! Mengapa aku dilahirkan wanita?
salju,”Aku tercipta secara murni, Sang ibu menjawab,”Kerana ibu lebih
kerana itu aku akan tetap murni kuat dari ayah!”
selamanya. Sang anak terdiam dan
Lebih baik aku dibakar dan kembali berkata,”Kenapa jadi begitu?”
menjadi abu putih daripada menderita
kerana tersentuh kegelapan atau Sang anak pun bertanya kepada sang
didekati oleh sesuatu yang kotor.” ayah!
Ayah! Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?
Tinta botol mendengar kata kertas itu. Ayah pun menjawab,”Kerana ibumu
Ia tertawa dalam hatinya yang hitam, seorang wanita!!!
tapi tak berani mendekatinya. Sang anak kembali terdiam.

Dan sang anak pun kembali bertanya!


Ayah! Apakah aku lebih kuat dari Apa itu Cinta, Ayah?
ayah? Apa itu cinta, Ibu?
Dan sang ayah pun kembali menjawab,” Sang ayah dan ibu pun tersenyum!
Iya, kau adalah yang terkuat!” Dan mereka pun menjawab,”Kau, kau
Sang anak kembali terdiam dan adalah cinta kami sayang..”
sesekali mengerut dahinya.
GURU
Dan dia pun kembali melontarkan
Kategori: Kahlil Gibran
pertanyaan yang lain.
Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ibu?
Barangsiapa mahu menjadi guru,
Ayah kembali menjawab,”Iya kaulah
biarkan dia memulai mengajar dirinya
yang terhebat dan terkuat!”
sendiri
“Kenapa ayah, kenapa aku yang
sebelum mengajar orang lain,
terkuat?” Sang anak pun kembali
dan biarkan dia mengajar dengan
melontarkan pertanyaan.
teladan sebelum mengajar dengan
kata-kata.
Sang ayah pun menjawab dengan
Sebab mereka yang mengajar dirinya
perlahan dan penuh kelembutan.
sendiri dengan memperbetulkan
“Kerana engkau adalah buah dari
perbuatan-perbuatannya sendiri
cintanya!
lebih berhak atas penghormatan dan
Cinta yang dapat membuat semua
kemuliaan
manusia tertunduk dan terdiam. Cinta
daripada mereka yang hanya mengajar
yang dapat membuat semua manusia
orang lain
buta, tuli serta bisu!
dan memperbetulkan perbuatan-
perbuatan orang lain.
Dan kau adalah segalanya buat kami.
Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan
PROSA (V)
kami.
Tawamu adalah tawa kami. Kategori: Kahlil Gibran
Tangismu adalah air mata kami.
Dan cintamu adalah cinta kami. Aku akan melakukan segala apa yang
telah engkau ucapkan tadi
Dan sang anak pun kembali bertanya!
Dan aku akan menjadikan jiwaku Aku akan mengingatimu sebagaimana
sebagai sebuah kelambu yang seorang petani yang mengingati bekas-
menyelubungi jiwamu. bekas gandum di lantai tempat
Hatiku akan menjadi tempat tinggal simpanannya,
keanggunanmu juga seperti gembala mengingati
serta dadaku akan menjadi kubur bagi padang rumput yang luas dan
penderitaanmu. sungai yang segar airnya.”
Aku akan selalu
mencintaimu…sebagaimana padang (Dari Sayap Sayap Patah)
rumput
yang luas mencintai musim bunga. ANAK

Kategori: Kahlil Gibran


Aku akan hidup di dalam dirimu laksana
bunga-bunga yang hidup oleh panas
Dan seorang perempuan yang
matahari.
menggendong bayi dalam dakapan
Aku akan menyanyikan namamu seperti
dadanya berkata, Bicaralah pada kami
lembah menyanyikan gema loceng di
perihal Anak.
desa
Aku akan mendengar bahasa jiwamu
Dan dia berkata:
seperti pantai mendengarkan kisah-
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
kisah gelombang.
Mereka adalah anak-anak kehidupan
Aku akan mengingatimu seperti
yang rindu akan dirinya sendiri
perantau asing yang mengenang
Mereka dilahirkan melalui engkau tapi
tanahair tercintanya,
bukan darimu
Sebagaimana orang lapar mengingati
Meskipun mereka ada bersamamu tapi
pesta jamuan makan,
mereka bukan milikmu
Seperti raja yang turun takhta
mengingati masa-masa
Pada mereka engkau dapat
kegemilangannya,
memberikan cintamu, tapi bukan
Dan seperti seorang tahanan
fikiranmu
mengingati masa-masa kesenangan dan
Kerana mereka memiliki fikiran
kebebasan.
mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh Antara dunia ini dan dunia akan datang
mereka, tapi bukan jiwa mereka Kolam air manis buat jiwa-jiwa yang
Kerana jiwa-jiwa itu tinggal di rumah kehausan,
hari esok, yang tak pernah dapat Dia adalah sebatang pohon tertanam
engkau kunjungi meskipun dalam mimpi Di lembah sungai keindahan
Engkau bisa menjadi seperti mereka, Memikul bebuah ranum
tapi jangan cuba menjadikan mereka Bagi hati lapar yang mencari.
sepertimu
Kerana hidup tidak berjalan mundur Dia adalah seekor burung nightingale
dan tidak pula berada di masa lalu Menyejukkan jiwa yang dalam
kedukaan
Engkau adalah busur-busur tempat Menaikkan semangat dengan alunan
anakmu menjadi anak-anak panah yang melodi indahnya
hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah Dia adalah sepotong awan putih di
keabadian, dan ia merenggangkanmu langit cerah
dengan kekuatannya, sehingga anak- Naik dan mengembang memenuhi
anak panah itu dapat meluncur dengan angkasa.
cepat dan jauh. Kemudian mencurahkan kurnianya di
Jadikanlah tarikan tangan sang atas padang kehidupan. Membuka
pemanah itu sebagai kegembiraan kelopak mereka bagi menerima cahaya.
Sebab ketika ia mencintai anak-anak
panah yang terbang, maka ia juga Dia adalah malaikat diutus Yang Maha
mencintai busur teguh yang telah Kuasa mengajarkan Kalam Ilahi.
meluncurkannya dengan sepenuh Seberkas cahaya gemilang tak kunjung
kekuatan. padam.
Tak terliput gelap malam
(Dari ‘Cinta, Keindahan, Kesunyian’) Tak tergoyah oleh angin kencang
Ishtar, dewi cinta, meminyakinya
PENYAIR dengan kasih sayang
Dan, nyanyian Apollo menjadi
Kategori: Kahlil Gibran
cahayanya.

Dia adalah rantai penghubung


Dia adalah manusia yang selalu Sampai bila manusia menyanjung
bersendirian, penguasa yang
hidup serba sederhana dan berhati meraih kehebatan dgn mengambil
suci kesempatan??
Dia duduk di pangkuan alam mencari Sampai bila manusia mengabaikan
inspirasi ilham mereka? yang boleh memperlihatkan
Dan berjaga di keheningan malam, keindahan pada jiwa-jiwa mereka
Menantikan turunnya ruh Simbol cinta dan kedamaian?

Dia adalah si tukang jahit yang Sampai bila manusia hanya akan
menjahit benih hatinya di ladang kasih menyanjung jasa? org yang sudah
sayang tiada?
dan kemanusiaan menyuburkannya dan melupakan si hidup yg dikelilingi
penderitaan
Inilah penyair yang dipinggirkan oleh yang menghambakan hidup mereka
manusia seperti lilin menyala
pada zamannya, bagi menunjukkan jalan yang benar
Dan hanya dikenali sesudah jasad bagi orang yang lupa
ditinggalkan
Dunia pun mengucapkan selamat Dan oh para penyair,
tinggal dan kembali ia pada Ilahi Kalian adalah kehidupan dalam?
kehidupan ini:
Inilah penyair yang tak meminta apa- Telah engkau tundukkan abad demi
apa abad termasuk tirainya.
dari manusia kecuali seulas senyuman
Inilah penyair yang penuh semangat Penyair..
dan memenuhi Suatu hari kau akan merajai hati-hati
cakerawala dengan kata-kata indah manusia
Namun manusia tetap menafikan Dan, kerana itu kerajaanmu adalah
kewujudan keindahannya abadi.

Sampai bila manusia terus terlena? Penyair..periksalah mahkota


berdurimu..kau akan menemui
kelembutan di sebalik jambangan Lalu aku melihat tiga Putera Kegelapan
bunga-bunga Laurel… duduk di atas sebongkah batu.
Aku menghampirinya seolah-olah ada
(Dari ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis kekuatan yang menarikku tanpa aku
Air Mata Seulas Senyuman) dapat melawannya.

MIMPI Aku berhenti beberapa langkah dari


Putera Kegelapan itu seakan-akan ada
Kategori: Kahlil Gibran
tenaga magis yang menahanku.
Saat itu, salah satunya berdiri dan
Kala malam datang dan rasa kantuk
dengan suara yang seolah berasal dari
membentangkan selimutnya di wajah
dalam laut ia berkata:
bumi, aku bangun dan berjalan ke laut,
“Hidup tanpa cinta ibarat pohon yang
“Laut tidak pernah tidur, dan dalam
tidak berbunga dan berbuah. Dan cinta
keterjagaannya itu laut menjadi
tanpa keindahan seperti bunga tanpa
penghibur bagi jiwa yang terjaga.”,
aroma semerbak
dan seperti buah tanpa biji. Hidup,
Ketika aku sampai di pantai, kabus dari
cinta dan keindahan adalah tiga dalam
gunung menjuntaikan kakinya seperti
satu, yang tidak dapat dipisahkan
selembar jilbab yang menghiasi wajah
ataupun diubah.”
seorang gadis.
Aku melihat ombak yang berdeburan.
Putera kedua berkata dengan suara
Aku mendengar puji-pujiannya kepada
bergema seperti air terjun,
Tuhan
”Hidup tanpa berjuang seperti empat
dan bermeditasi di atas kekuatan
musim yang kehilangan musim
abadi yang tersembunyi di dalam
bunganya. Dan perjuangan tanpa hak
ombak-ombak itu – kekuatan yang lari
seperti padang pasir yang tandus.
bersama angin,
Hidup, perjuangan dan hak adalah tiga
mendaki gunung, tersenyum lewat bibir
dalam satu yang tidak dapat
sang mawar dan menyanyi dengan
dipisahkan ataupun diubah.”
desiran air yang mengalir di parit-
parit.
Kemudian Putera ketiga membuka
mulutnya seperti dentuman halilintar :
KASIH SAYANG DAN PERSAMAAN
“Hidup tanpa kebebasan seperti tubuh
Kategori: Kahlil Gibran
tanpa jiwa, dan kebebasan tanpa akal
seperti roh yang kebingungan.
Sahabatku yang papa, jika engkau
Hidup, kebebasan dan akal adalah tiga
mengetahui, bahawa Kemiskinan yang
dalam satu, abadi dan tidak pernah
membuatmu sengsara itu mampu
sirna.”
menjelaskan pengetahuan tentang
Selanjutnya ketiga-tiganya berdiri dan
Keadilan
berkata dengan suara yang
dan pengertian tentang Kehidupan,
menggerunkan sekali:
maka engkau pasti berpuas hati
dengan nasibmu.
Itulah anak-anak cinta,
Buah dari perjuangan,
Kusebut pengetahuan tentang Keadilan
Akibat dari kebebasan,
: Kerana orang kaya terlalu sibuk
Tiga manifestasi Tuhan,
mengumpul harta utk mencari
Dan Tuhan adalah ungkapan
pengetahuan.
dari alam yang bijaksana.
Dan kusebut pengertian tentang
Kehidupan : Kerana orang yang kuat
Saat itu diam melangut, hanya
terlalu berhasrat mengejar kekuatan
gemersik sayap-sayap yang tak nampak
dan keagungan bagi menempuh jalan
dan getaran tubuh-tubuh halus yang
kebenaran.
terus-menerus.

Bergembiralah, sahabatku yang papa,


Aku menutup mata dan mendengar
kerana engkau merupakan penyambung
gema yang baru saja berlalu. Ketika
lidah Keadilan dan Kitab tentang
aku membuka mataku,
Kehidupan.
aku tidak lagi melihat Putera-Putera
Tenanglah, kerana engkau merupakan
Kegelapan itu, hanya laut yang dipeluk
sumber kebajikan bagi mereka yang
halimunan.
memerintah terhadapmu, dan tiang
Aku duduk, tidak memandang apa-apa
kejujuran bagi mereka yang
pun kecuali asap dupa yang menggulung
membimbingmu.
ke syurga.
Jika engkau menyedari, sahabatku Ingatlah, bahawa keimanan itu adalah
yang papa, bahawa malang yang peribadi sejati Manusia. Tidak dapat
menimpamu dalam hidup merupakan ditukar dengan emas;
kekuatan yang menerangi hatimu, tidak dapat dikumpul seperti harta
dan membangkitkan jiwamu dari ceruk kekayaan. Mereka yang mewah sering
ejekan ke singgahsana kehormatan, meminggirkan keimananan, dan
maka engkau akan merasa berpuas hati mendakap erat emasnya.
kerana pengalamanmu,
dan engkau akan memandangnya Orang muda sekarang jangan sampai
sebagai pembimbing, serta meninggalkan Keimananmu, dan hanya
membuatmu bijaksana. mengejar kepuasan diri dan
kesenangan semata.?
Kehidupan ialah suatu rantai yang Orang-orang papa yang kusayangi, saat
tersusun oleh banyak mata rantai yang bersama isteri dan anak sekembalinya
berlainan. dari ladang merupakan waktu yang
Duka merupakan salah satu mata paling mesra bagi keluarga,
rantai emas antara penyerahan sebagai lambang kebahagiaan bagi
terhadap masa kini dan harapan? masa takdir angkatan yang akan datang.
depan. Tapi hidup orang yang senang
Antara tidur dan jaga, di luar fajar bermewah-mewahan dan mengumpul
merekah. emas,
pada hakikatnya seperti hidup cacing
Sahabatku yang papa, Kemiskinan di dalam kuburan. Itu menandakan
menyalakan api ketakutan.
keagungan jiwa, sedangkan kemewahan
memperlihatkan keburukannya. Air mata yang kutangiskan, wahai
Duka melembutkan perasaan, dan Suka sahabatku yang papa, lebih murni
mengubati hati yang luka. Bila Duka daripada tawa ria orang yang ingin
dan kemelaratan dihilangkan, melupakannya,
jiwa manusia akan menjadi batu tulis dan lebih manis daripada ejekan
yang kosong, hanya memperlihatkan seorang pencemuh. Air mata ini
kemewahan dan kerakusan. membersihkan hati dan kuman benci,
dan mengajar manusia ikut merasakan Kerana kau menghampirinya saat hati
pedihnya hati yang patah. lupa dan mencarinya saat jiwa mahu
kedamaian.
Benih yang kautaburkan bagi si kaya,
dan akan kau tuai nanti, akan kembali Bila dia berbicara, mengungkapkan
pada sumbernya, sesuai dengan Hukum fikirannya, kau tiada takut
Alam. membisikkan kata “Tidak” di kalbumu
Dan dukacita yang kausandang, akan sendiri, pun tiada kau menyembunyikan
dikembalikan menjadi sukacita oleh kata “Ya”.
kehendak Syurga. Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti
Dan angkatan mendatang akan dari mendengar hatinya; kerana tanpa
mempelajari Dukacita dan ungkapan kata, dalam?
Kemelaratan sebagai pelajaran persahabatan, segala fikiran, hasrat,
tentang Kasih Sayang dan Persamaan. dan keinginan dilahirkan bersama dan
dikongsi, dengan kegembiraan tiada
(Dari ‘Suara Sang Guru’) terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat,
PERSAHABATAN tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam
Kategori: Kahlil Gibran
dirinya, mungkin kau nampak lebih
jelas dalam ketiadaannya,
Dan seorang remaja berkata,
bagai sebuah gunung bagi seorang
Bicaralah pada kami tentang
pendaki, nampak lebih agung daripada
Persahabatan.
tanah ngarai dataran.

Dan dia? menjawab:


Dan tiada maksud lain dari
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang
persahabatan kecuali saling
mesti dipenuhi.
memperkaya roh kejiwaan.
Dialah ladang hati, yang kau taburi
Kerana cinta yang mencari sesuatu di
dengan kasih dan kau tuai dengan
luar jangkauan misterinya, bukanlah
penuh rasa terima kasih.
cinta ,
Dan dia pulalah naungan dan
pendianganmu.
tetapi sebuah jala yang ditebarkan: Ia menyaksikan jiwa-jiwa yang
hanya menangkap yang tiada melayang-layang dengan sayap-sayap
diharapkan. mereka, dan orang-orang yang terlena
di dalam kekuasaan Sang Lelap.
Dan persembahkanlah yang terindah
bagi sahabatmu. Ketika rembulan tersungkur di kaki
Jika dia harus tahu musim surutmu, langit, dan kota itu berubah warna
biarlah dia mengenali pula musim menjadi hitam kepekatan,
pasangmu. Sang Maut berjalan dengan langkah
Gerangan apa sahabat itu jika? kau tenang di celah-celah kediaman –
sentiasa mencarinya, untuk sekadar berhati-hati tidak menyentuh apa-apa
bersama dalam membunuh waktu? pun –
Carilah ia untuk bersama sehingga tiba di sebuah istana. Ia
menghidupkan sang waktu! masuk melalui pagar besi berpaku
Kerana dialah yang bisa mengisi tanpa sebarang halangan dan berdiri di
kekuranganmu, bukan mengisi sisi sebuah ranjang ,
kekosonganmu. dan tika ia? menyentuh dahi? si lena,
Dan dalam manisnya persahabatan, lelaki itu membuka kelopak matanya
biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi dan memandang dengan penuh
kegembiraan.. ketakutan.
Kerana dalam titisan kecil embun pagi,
hati manusia menemui fajar dan Melihat bayangan Sang Maut di
ghairah segar kehidupan. hadapannya, dia menjerit dengan suara
ketakutan bercampur aduk kemarahan,
DUA KEINGINAN “Pergilah kau dariku, mimpi yang
mengerikan! Pergilah engkau makhluk
Kategori: Kahlil Gibran
jahat! Siapakah engkau ini?
Dan bagaimana mungkin kau memasuki
Di keheningan malam, Sang Maut turun
istana ini? Apa yang kau inginkan?
atas hadrat Tuhan menuju ke bumi.
Tinggalkan rumah ini dengan segera!
Ia terbang melayang-layang di atas
Ingatlah, akulah tuan rumah ini.
sebuah kota dan mengamati seluruh
Nyahlah kau, kalau tidak, kupanggil
penghuni dengan tatapan matanya.
para hamba suruhanku dan para
pengawalku? untuk mencincangmu Aku masih mempunyai urusan
menjadi kepingan!” kehidupan yang belum selesai dan
berhutang emas dengan orang.
Kemudian Maut berkata dengan suara Di atas laut aku memiliki kapal yang
lembut, tapi sangat menakutkan, belum kembali ke pelabuhan,
“Akulah kematian, berdiri dan permintaanku..jangan ambil nyawaku…
tunduklah padaku.” Ambillah olehmu barang yang kau
inginkan dan tinggalkanlah daku. Aku
Dan si lelaki? itu menjawab, “Apa yang punya perempuan simpanan yang?
kau inginkan dariku sekarang, dan luarbiasa cantiknya untuk kau pilih,
benda apa yang kau cari? Kematian. Dengarlah lagi : Aku punya
Kenapa kau datang ketika urusanku seorang putera tunggal yang
belum selesai? Apa yang kau inginkan kusayangi,
dari orang kaya berkuasa seperti aku? dialah sumber kegembiraan hidupku.
Pergilah sana, carilah orang-orang Kutawarkan dia juga sebagai galang
yang lemah, dan ambillah dia! Aku ganti, tapi nyawaku jangan kau cabut
ngeri melihat taring-taringmu yang dan tinggalkan diriku sendirian.”
berdarah dan wajahmu yang bengis,
dan mataku sakit menatap sayap- Sang Maut itu mengeruh,”Engkau tidak
sayapmu yang menjijikkan dan kaya tapi orang miskin yang tak sedar
tubuhmu yang meloyakan.” diri.”?
Kemudian Maut mengambil tangan
Namun selepas tersedar, dia orang hina itu, mencabut nyawanya,
menambah dengan ketakutan, “Tidak, dan memberikannya kepada para
tidak, Maut yang pengampun, malaikat di langit untuk
jangan pedulikan apa yang telah menghukumnya.
kukatakan, kerana rasa takut membuat
diriku mengucapkan kata-kata yang Dan Maut berjalan perlahan di antara
sesungguhnya terlarang. setinggan orang-orang miskin hingga ia
Maka ambillah longgokan emasku mencapai rumah paling daif yang ia
semahumu atau nyawa salah seorang temukan.
dari hamba-hambaku, dan
tinggalkanlah diriku…
Ia masuk dan mendekati ranjang di mencabut nyawanya, dan menaruh roh
mana tidur seorang pemuda dengan itu di bawah perlindungan sayap-
kelelapan yang damai. sayapnya.
Maut menyentuh matanya, anak muda
itu pun terjaga. Dan ketika melihat Ketika ia naik kembali ke langit, Maut
Sang Maut berdiri di sampingnya, menoleh ke belakang — ke dunia – dan
ia berkata dengan suara penuh cinta dalam bisikan amaran ia berkata,
dan harapan, “Aku di sini, wahai Sang “Hanya mereka? di dunia yang?
Maut yang cantik. mencari Keabadianlah yang sampai ke
Sambutlah rohku, kerana kaulah Keabadian itu.”
harapan impianku. Peluklah diriku,
kekasih jiwaku, (Dari ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis
kerana kau sangat penyayang dan tak Air Mata Seulas Senyuman)
kan meninggalkan diriku di sini. Kaulah
utusan Ilahi, kaulah tangan kanan CINTA (I)
kebenaran.
Kategori: Kahlil Gibran
Bawalah daku pada Ilahi. Jangan
tinggalkan daku di sini.”
Lalu berkatalah Almitra, Bicaralah
pada kami perihal Cinta.
“Aku telah memanggil dan merayumu
berulang kali, namun kau tak jua
Dan dia mengangkatkan kepalanya dan
datang.
memandang? ke arah kumpulan manusia
Tapi kini kau telah mendengar suaraku,
itu, dan keheningan menguasai mereka.
kerana itu jangan kecewakan cintaku
Dan dengan suara lantang dia berkata:
dengan menjauhi diri.
Peluklah rohku, Sang Maut yang
Pabila? cinta menggamitmu, ikutlah ia
dikasihi.”
Walaupun jalan-jalannya sukar dan
curam
Kemudian Sang Maut meletakkan jari-
Pabila ia mengepakkan sayapnya,
jari lembutnya ke atas bibir yang
Engkau serahkanlah dirimu kepadanya
bergetar itu,
Walaupun pedang yang tersisip pada
sayapnya akan melukakan kamu.
Pabila ia berkata-kata agar kamu menjadi sebuku roti yang
Engkau percayalah kepadanya diberkati
walaupun suaranya akan untuk hidangan kenduri Tuhanmu yang
menghancurkan mimpimu suci
seperti angin utara yang memusnahkan
taman-taman Semua ini akan cinta lakukan kepadamu
kerana sekalipun cinta memahkotakan supaya engkau memahami rahsia
kamu hatinya
Ia juga akan mengorbankan kamu dan dengan itu menjadi wangi-wangian
walaupun ia menyuburkan dahan- kehidupan
dahanmu tetapi seandainya di dalam
ia juga mematahkan ranting-rantingmu ketakutanmu
walaupun ia memanjat dahanmu yang engkau hanya mencari kedamaian dan
tinggi nikmat cinta
dan mengusap ranting-rantingmu yang maka lebih baiklah engkau membalut
gementar dirimu
dalam remang cahaya matahari yang bogel itu
ia juga turun ke akar-akarmu dan beredarlah dari laman cinta yang
dan menggoncangkannya dari perut penuh gelora
bumi ke dunia gersang yang tidak bermusim
di sana engkau akan ketawa
Seperti seberkas jagung tetapi bukan tawamu
ia akan mengumpulmu untuk dirinya dan engkau akan menangis
membantingkanmu sehingga engkau tetapi bukan dengan air matamu
bogel
mengayakkanmu sehingga terpisah Cinta tidak memberikan apa-apa
kamu dari kulitmu melainkan dirinya
mengisarkanmu sehingga engkau dan tidak mengambil apa-apa
menjadi putih bersih melainkan daripada dirinya
mengulimu agar kamu mudah dibentuk cinta tidak mengawal sesiapa
dan selepas itu membakarmu di atas dan cinta tidak boleh dikawal sesiapa
bara api kerana cinta lengkap dengan
sendirinya
untuk beristirehat ketika matahari
Dan pabila engkau bercinta remang
engkau tidak seharusnya berkata untuk mengingati kemanidan dalam
“kejadian adalah hatiku,” sebaliknya tidurmu berdoalah untuk kekasihmu
berkatalah: yang bersemadi di dalam hatimu
“aku adalah kejadian” dengan lagu kesyukuran pada bibirmu

Dan janganlah engkau berfikir (Dari ‘Sang Nabi’)


engkau boleh menentukan arus cinta
kerana seandainya cinta CINTA (II)
memberkatimu
Kategori: Kahlil Gibran
ia akan menentukan arah perjalananmu

Mereka berkata tentang serigala dan


Cinta tiada nafsu melainkan dirinya
tikus
tetapi seandainya kamu bercinta
Minum di sungai yang sama
dan ada nafsu pada cintamu itu
Di mana singa melepas dahaga
maka biarlah yang berikut ini menjadi
nafsumu;
Mereka berkata tentang helang dan?
menjadi air batu yang cair
hering
membentuk anak-anak sungai
Menjunam paruhnya ke dalam bangkai
yang menyanyikan melodi cinta
yg sama
pada malam yang gelap gelita
Dan berdamai – di antara satu sama
untuk mengenal betapa pedihnya
lain,
kemesraan
Dalam kehadiran bangkai – bangkai
untuk merasa luka kerana engkau kini
mati itu
mengenali cinta
dan rela serta gembira
Oh Cinta, yang tangan lembutnya
melihat darah dari lukanya
mengekang keinginanku
untuk bangun pada waktu fajar dengan
Meluapkan rasa lapar dan dahaga
hati yang lega
akan maruah dan kebanggaan,
dan bersyukur untuk satu hari lagi
yang terisi cinta
Jangan biarkan nafsu kuat terus
menggangguku
Memakan roti dan meminum anggur Seorang wanita dengan wajah
Menggoda diriku yang lemah ini melankolis menghampiri dan sambil
Biarkan rasa lapar menggigitku, mendesah, dia berkata, ‘Cinta adalah
Biarkan rasa haus membakarku, racun pembunuh, ular hitam berbisa
Biarkan aku mati dan binasa, yang menderita di neraka, terbang
Sebelum kuangkat tanganku melayang dan berputar-putar
Untuk cangkir yang tidak kau isi, menembusi langit sampai ia jatuh
Dan mangkuk yang tidak kau berkati tertutup embun, ia hanya akan
diminum oleh roh-roh yang haus.
CINTA (III) Kemudian mereka akan mabuk untuk
beberapa saat, diam selama satu tahun
Kategori: Kahlil Gibran
dan mati untuk selamanya.’

Kemarin aku berdiri berdekatan pintu


Seorang gadis dengan pipi kemerahan
gerbang sebuah rumah ibadat dan
menghampiri dan dengan tersenyum
bertanya kepada manusia yang lalu-
dia berkata, “Cinta itu laksana air
lalang di situ tentang misteri dan
pancuran yang digunakan roh pengantin
kesucian cinta.
sebagai siraman ke dalam roh orang-
Seorang lelaki setengah baya
orang yg kuat,? membuat mereka
menghampiri, tubuhnya rapuh
bangkit dalam doa di antara bintang-
wajahnya gelap. Sambil mengeluh dia
bintang di malam hari dan senandung
berkata, “Cinta telah membuat suatu
pujian? di depan matahari di siang
kekuatan menjadi lemah, aku
hari.’
mewarisinya dari Manusia Pertama.”

Setelah itu seorang lelaki


Seorang pemuda dengan tubuh kuat
menghampiri. Bajunya hitam,
dan besar menghampiri. Dengan suara
janggutnya panjang dengan dahi
bagai menyanyi dia berkata, “Cinta
berkerut, dia berkata, “Cinta adalah
adalah sebuah ketetapan hati yang
ketidakpedulian yang buta. la bermula
ditumbuhkan dariku, yang
dari hujung masa muda dan berakhir
rnenghubungkan masa sekarang dengan
pada pangkal masa muda.’
generasi masa lalu dan generasi yang
akan datang.’
Seorang lelaki tampan dengan wajah Seorang lelaki dengan badan bongkok
bersinar dan dengan bahagia berkata, dan kakinya bengkok bagai potongan-
‘Cinta adalah pengetahuan syurgawi potongan kain menghampiri. Dengan
yang menyalakan mata kita. Ia suara bergetar, dia berkata, “Cinta
menunjukkan segala sesuatu kepada adalah istirahat panjang bagi raga di
kita seperti para dewa melihatnya.’ dalam kesunyian makam, kedamaian
bagi jiwa dalam kedalaman keabadian.?
Seorang bermata buta menghampiri,
sambil mengetuk-ngetukkan Seorang anak kecil berumur lima tahun
tongkatnya ke tanah dan dia kemudian menghampiri dan sambil tertawa dia
berkata sambil menangis, ‘Cinta adalah berkata, “Cinta adalah ayahku, cinta
kabus tebal yang menyelubungi adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku
gambaran sesuatu darinya atau yang yang mengerti tentang cinta.”
membuatnya hanya melihat hantu dari
nafsunya yang berkelana di antara Waktu terus berjalan. Manusia terus-
batu karang, tuli terhadap suara-suara menerus melewati rumah ibadat.
dari tangisnya sendiri yang bergema di Masing-masing mempunyai
lembah-lembah.’ pandangannya tersendiri tentang
cinta. Semua menyatakan harapan-
Seorang pemuda, dengan membawa harapannya dan mengungkapkan
sebuah gitar menghampiri dan misteri-misteri kehidupannya.
menyanyi, ‘Cinta adalah cahaya ghaib
yang bersinar dari kedalaman IBU
kehidupan yang peka dan mencerahkan
Kategori: Kahlil Gibran
segala yang ada di sekitarnya. Engkau
bisa melihat dunia bagai sebuah
Ibu merupakan kata tersejuk yang
perarakan yang berjalan melewati
dilantunkan oleh bibir – bibir manusia.
padang rumput hijau. Kehidupan adalah
Dan “Ibuku” merupakan sebutan
bagai sebuah mimpi indah yang
terindah.
diangkat dari kesedaran dan
Kata yang semerbak cinta dan impian,
kesedaran.’
manis dan syahdu yang memancar dari
kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya. Ibu adalah
penegas kita dilaka lara, impian kta kenapa kita menutup mata ketika kita
dalam rengsa, rujukan kita di kala tidur?
nista. ketika kita menangis?
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, ketika kita membayangkan?
kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun itu karena hal terindah di dunia tdk
yang kehilangan ibinya, ia akan terlihat
kehilangan sehelai jiwa suci yang
senantiasa ketika kita menemukan seseorang yang
merestui dan memberkatinya. keunikannya sejalan dengan kita, kita
bergabung
Alam semesta selalu berbincang dalam dengannya dan jatuh ke dalam suatu
bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi keanehan
yang menyusuinya melalui panasnya. serupa yang dinamakan cinta.
Matahari tak akan pernah
meninggalkan bumi sampai malam Ada hal2 yang tidak ingin kita
merebahkannya dalam lentera ombak, lepaskan,
syahdu tembang beburungan dan seseorang yang tidak ingin kita
sesungaian. tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari
Bumi adalah ibu pepohonan dan dunia,
bebungaan. Bumi menumbuhkan, melainkan suatu awal kehidupan baru,
menjaga dan membesarkannya. kebahagiaan ada untuk mereka yang
Pepohonan tersakiti,
dan bebungaan adalah ibu yang tulus mereka yang telah dan tengah mencari
memelihara bebuahan dan bebijian. dan
mereka yang telah mencoba.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua karena merekalah yang bisa
wujud. menghargai betapa
Penuh cinta dan kedamaian. pentingnya orang yang telah
menyentuh kehidupan
CINTA mereka.

Kategori: Kahlil Gibran


Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu belajar lebih banyak tentang
kamu dirimu sendiri
menitikan air mata dan masih peduli dan menyadari bahwa penyesalan tidak
terhadapnya, seharusnya ada, cintamu akan tetap di
adalah ketika dia tidak hatinya
memperdulikanmu dan sebagai penghargaan abadi atas
kamu masih menunggunya dengan setia. pilihan2 hidup
yang telah kau buat.
Adalah ketika di mulai mencintai orang
lain dan Teman sejati, mengerti ketika kamu
kamu masih bisa tersenyum dan berkata ” aku
berkata lupa ….”
” aku turut berbahagia untukmu ” menunggu selamanya ketika kamu
berkata ”
Apabila cinta tidak bertemu bebaskan tunggu sebentar ”
dirimu, tetap tinggal ketika kamu berkata ”
biarkan hatimu kembalike alam bebas tinggalkan aku
lagi. sendiri ”
kau mungkin menyadari, bahwa kamu mebuka pintu meski kamu belum
menemukan mengetuk dan
cinta dan kehilangannya, tapi ketika belum berkata ” bolehkah saya masuk
cinta itu mati ?”
kamu tidak perlu mati bersama cinta mencintai juga bukanlah bagaimana
itu. kamu
melupakan dia bila ia berbuat
Orang yang bahagia bukanlah mereka kesalahan,
yang selalu melainkan bagaimana kamu memaafkan.
mendapatkan keinginannya, melainkan
mereka Bukanlah bagaimana kamu
yang tetap bangkit ketika mereka mendengarkan,
jatuh, entah melainkan bagaimana kamu mengerti.
bagaimana dalam perjalanan bukanlah apa yang kamu lihat,
kehidupan. melainkan apa
yang kamu rasa, dan berkata bahwa cintamu merupakan
bukanlah bagaimana kamu melepaskan mahakarya indah penuh makna
melainkan yang tak bisa diungkapkan dengan
bagaimana kamu bertahan. kata-kata
hanya bisa dirasakan dengan hati yang
Mungkin akan tiba saatnya di mana terdalam
kamu harus
berhenti mencintai seseorang, bukan biru…
karena orang ternyata dirimulah yang bisa
itu berhenti mencintai kita melainkan membuatku kembali membuka hati
karena kita yang tertutup rapat oleh serpihan luka
menyadari bahwa orang iu akan lebih yang lama terpendam
berbahagia membuatku dapat melupakan semua
apabila kita melepaskannya. keraguan jiwa
dan lebih merasakan hangatnya cinta…
kadangkala, orang yang paling
mencintaimu adalah biru…
orang yang tak pernah menyatakan kau mampu memberiku warna yang
cinta berbeda di setiap sisi lemahku…
kepadamu, karena takut kau berpaling membuatku tertawa, tersenyum, dan
dan lebih semangat menjalani hari-hariku
memberi jarak, dan bila suatu saat bersamamu
pergi, kau akan kau juga memberiku rasa tenang,
menyadari bahwa dia adalah cinta yang damai, dan juga cinta disampingmu
tak kau dengan segala kekuranganku
sadari
kau memang spesial di hatiku…
RAHASIA BIRUKU… kau juga inspirasi di setiap langkah-
langkahku…
Kategori: Kahlil Gibran

biru…
Biru…
kau sungguh membuatku bersyukur
aku ingat saat dirimu menatap mataku
karena memilikimu,
dengan lembut
memberi sejuta rasa untuk menghargai
cinta dan indahnya kehidupan…

Anda mungkin juga menyukai