MUSIM DINGIN
Ketika ku sedih...
Kuingat mereka yang lebih sedih Kategori: Kahlil Gibran, Alam
dariku
Agar aku punya lebih banyak semangat Dekatlah ke mari, oh teman sepanjang
hidupku,
Dekatlah padaku, dan jangan biarkan Dekatlah padaku, oh kekasih jiwaku;
sentuhan Musim Dingin, api mendingin dalam tungku,
Mencelah di antara kita. Duduklah Menyelinap padam nyalanya satu-satu,
disampingku di depan tungku, dari timbunan abu
Sebab nyalaan api adalah satu-satunya Dakaplah aku, sebab aku ngeri akan
nyawa musim ini. kesepian.
Lampu meredup, dan anggur minuman
Bicaralah padaku tentang kekayaan membuat mata sayu mengatup.
hatimu, Mari kita saling berpandangan,
Yang jauh lebih besar daripada unsur sebelum mata tertutup.
Alam yang menggelodak
Di luar pintu. Cari aku dengan rabaan, temui daku
Palanglah pintu dan patri engselnya, dalam pelukan
Sebab wajah angkasa menekan Lalu biarkan kabus malam merangkul
semangatku jiwa kita menjadi satu
Dan pemandangan ladang-ladang salju Kucuplah aku, kekasihku, kerana Musim
Menimbulkan tangis dalam jiwaku. Dingin,
Telah merenggut segala, kecuali bibir
Tuangkan minyak ke dalam lampu, yang berkata:
jangan biarkan ia pudar, Engkau dalam dakapan, oh Kekasihku
Letakkan dekat wajahmu, supaya aku Abadi,
boleh membaca dalam tangis Betapa dalam dan kuat samudera lena,
Apa yang telah ditulis pada wajahmu Dan betapa cepatnya subuh...
Tentang kehidupan kau bersamaku..
(Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis
Berilah aku anggur Musim Gugur, dan Air Mata Seulas Senyuman)
mari minum bersama
Sambil mendendangkan lagu kenangan BATU KELAPA
pada ghairah Musim Bunga
Kategori: Kahlil Gibran, Alam
Dan layanan hangat Musim Panas,
serta anugerah
Dua muda bercermin cahaya,
tuaian dari Musim Gugur.
sesaat terik melepas biasnya di perigi
harap. Jengkal waktu merayap malas, mantra hati menyusut di susuk
bertali semangat.
dua perempuan paruh nafas luruh di
tepi daun kaca: “Kembalikanlah amarahku; oh, cermin
merayu sepasang batu kelapa, terpukul sangga!”
nyata.
Lembut suara angannya mengelus
Keajaiban bagai memikat beliung padas,
rasa dua muda itu, dan gegas agar memeluk kerat penguak duri
melambung percintaan bersanding ajal.
paruh demi sepasang batu kelapa; Keadilan Cinta
memundak gersang terka. ketika hati melangkah
ketika hasrat menggema
Tak lama batu kelapa menanak ketika rasa bergetar
santannya di tempurung berekor bulu. saat itu daya tak kuasa
Mengasah dua muda untuk menilik: menemukan kekasih hati
adanya
kisah batu di kelapa selepas gelap. dimanakah posisi cinta
dikala hati menginginkannya
CINTA SETUBUH PADAS apakah cinta hanya sebuah
pelampiasan
Kategori: Kahlil Gibran, Jatuh Cinta
dari hasrat diri
dimanakah rasa
Cinta setubuh padas!
dikala posisi cinta bergeser
Bergelang waktu menggoda
sesal anak rahim di kandung celaka.
cinta,
Mengunci tabir di buih-buih selaksa
adakah cinta untukku
doa.
apakah cinta bisa berbuat adil
Menunggu mu masih..
Terdiam kala banyak yang
Setia tetap ku janji..
membicarakannya. .
Hingga ku dapat kau kembali..
Seakan tak seorang pun memandang
Bersama jalani hari..
kearah ku..
Sibuk mengagumi pesonanya..
KU INGIN TAHU SIAPA
Sibuk meminta senyumannya. .
Kategori: Kahlil Gibran, Jatuh Cinta
Akulah sang tak terlihat..
Saat dia berada di dekat ku.. Dia yang memikat hati
Entah bagaimana caranya
Akulah sang gelap.. Aku bisa tergoda
Dibalik wajah cerah nya..
Ku curi-curi waktuku
Akulah sang kasat mata.. Tuk mengusik hatinya
Ada namun seakan tak ada.. Banyak cara kucoba
Demi untuk mendapatkan hatinya
Akulah sang bayang..
Sesuatu yang tak dianggap ada.. Mungkin kau tahu
Tuk mendapatkan nya
menunggu Tuhan tolonglah aku
Ingin kumenangkan hatinya tuk miliki
Hari terhitung minggu
Minggu pun menjadi bulan.. Jika mungkin kutahu apa yang bisa
Pagi ku mengingat mu menaklukannya
Malam ku mengenangmu Belah dadaku tuk butikan cintaku
Mungkin enggkau tahu aku cinta dia Sang anak kembali terdiam dan
Ingin ku menangkan hatinya tuk sesekali mengerut dahinya.
kumiliki
Dan dia pun kembali melontarkan
TANYA SANG ANAK pertanyaan yang lain.
Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ibu?
Kategori: Kahlil Gibran, Kehidupan
Ayah kembali menjawab,"Iya kaulah
yang terhebat dan terkuat!"
Konon pada suatu desa terpencil
"Kenapa ayah, kenapa aku yang
Terdapat sebuah keluarga
terkuat?" Sang anak pun kembali
Terdiri dari sang ayah dan ibu
melontarkan pertanyaan.
Serta seorang anak gadis muda dan
naif!
Sang ayah pun menjawab dengan
perlahan dan penuh kelembutan.
Pada suatu hari sang anak bertanya
"Kerana engkau adalah buah dari
pada sang ibu!
cintanya!
Ibu! Mengapa aku dilahirkan wanita?
Cinta yang dapat membuat semua
Sang ibu menjawab,"Kerana ibu lebih
manusia tertunduk dan terdiam. Cinta
kuat dari ayah!"
yang dapat membuat semua manusia
Sang anak terdiam dan
buta, tuli serta bisu!
berkata,"Kenapa jadi begitu?"
Kategori: Kahlil Gibran, Alam sebuah mimpi. Ketika aku terjaga dan
memandang sekelilingku, kulihat
TENANGLAH hatiku, kerana langit tak gunung berapi memuntahkan nyala api,
Dia takkan melahirkan melodi dan padang dan lembah, dilapisi warna
nyanyianmu.
putih mayat dari bunga lili yang KALA musim gugur berlalu dan gita
membeku. pujinya bertukar menjadi lagu
Kulihat kuburan-kuburan, berderet- kematian dan ratapan, kudapati semua
deret, tegak di hadapan zaman-zaman orang telah meninggalkan diriku
yang tenang. Tapi tak satu pun kulihat kecuali satu-satunya buah di talam
di sana yang bergoyang dalam tarian, perak.
juga tidak yang tertunduk dalam doa. Kuambil ia dan memakannya, dan
Saat terjaga, kulihat kesedihan dan merasakan pahitnya bagai kayu gaharu,
kepedihan; ke manakah perginya masam bak anggur hijau.
kegembiraan dan kesenangan impian? Aku berbicara dalam hati,"Bencana
Mengapa keindahan mimpi lenyap, dan bagiku, kerana telah kutempatkan
bagaimana gambaran-gambarannya sebentuk laknat di dalam mulut orang-
menghilang? Bagaimana mungkin jiwa orang itu, dan permusuhan dalam
tertahan sampai sang tidur membawa perutnya.
kembali roh-roh dari hasrat dan " Apa yang telah kaulakukan, jiwaku,
harapannya? dengan kemanisan akar-akarmu itu
yang telah meresap dari usus besar
DENGARLAH hatiku, dan dengarlah bumi, dengan wangian daun-daunmu
ucapanku. yang telah meneguk cahaya matahari?"
Semalam jiwaku adalah sebatang Lalu kucabut pohon jiwaku yang kukuh
pohon yang kukuh dan tua, dan tua.
menghunjam akar-akarnya ke dasar Kucabut akarnya dari tanah liat yang
bumi dan cabang-cabangnya mencekau di dalamnya dia telah bertunas dan
ke arah yang tak terhingga. tumbuh dengan subur. Kucabut akar
Jiwaku berbunga di musim bunga, dari masa lampaunya, menanggalkan
memikul buah pada musim panas. Pada kenangan seribu musim bunga dan
musim gugur kukumpulkan buahnya di seribu musim gugur.
mangkuk perak dan kuletakkannya di Dan kutanam sekali lagi pohon jiwaku
tengah jalan. Orang-orang yang lalu di tempat lain.
lalang mengambil dan memakannya, Kutanam dia di padang yang tempatnya
serta meneruskan perjalanan mereka. jauh dari jalan-jalan waktu.
Kulewatkan malam dengan terjaga di
sisinya, sambil berkata,"Mengamati
bersama malam yang membawa kita padang yang tempatnya jauh dari jalan
mendekati kerlipan bintang." waktu.
Aku memberinya minum dengan darah
dan airmataku, sambil TENANGLAH, hatiku, hingga fajar
berkata,"Terdapat sebentuk tiba.
keharuman dalam darah, dan dalam Tenanglah, kerana langit menghembus
airmata sebentuk kemanisan." bau hamis kematian dan tak bisa
Tatkala musim bunga tiba, jiwaku meminum nafasmu.
berbunga sekali lagi. Dengarkan, hatiku, dan dengarkan aku
bicara.
PADA musim panas jiwaku menyandang Semalam fikiranku adalah kapal yang
buah. Tatkala musim gugur tiba, terumbang-ambing oleh gelombang
kukumpulkan buah-buahnya yang laut dan digerakkan oleh angin dari
matang di talam emas dan kuletakkan pantai ke pantai
di tengah jalan. Orang-orang melintas, Kapal fikiranku kosong kecuali untuk
satu demi satu atau dalam kelompok- tujuh cawan yang dilimpahi dengan
kelompok, tapi tak satu pun warna-warna, gemilang berwarna-
menghulurkan tangannya untuk warni.
mengambil bahagiannya. Sang waktu datang kala aku merasa
Lalu kuambil sebuah dan memakannya, jemu terapung-apungan di atas
merasakan manisnya bagai madu permukaan laut dan berkata,
pilihan, lazat seperti musim bunga dari "Aku akan kembali ke kapal kosong
syurga, sangat menyenangkan laksana fikiranku menuju pelabuhan kota
anggur Babylon, wangi bak wangi- tempat aku dilahirkan."
wangian dari melati. Tatkala kerjaku selesai, kapal
Aku menjerit,"Orang-orang tak fikiranku
menginginkan rahmat pada mulutnya Aku mulai mengecat sisi-sisi kapalku
atau kebenaran dalam usus mereka, dengan warna-warni - kuning matahari
kerana rahmat adalah puteri airmata terbenam, hijau musim bunga baru,
dan kebenaran putera darah!" biru kubah langit, merah senjakala
Lalu aku beralih dan duduk di bawah yang menjadi kecil. Pada layar dan
bayangan pohon sunyi jiwaku di sebuah kemudinya kuukirkan susuk-susuk
menakjubkan, menyenangkan mata dan Aku berlayar menuju pulau-pulau
menyenangkan penglihatan. barat, dan membawa bijih emas dan
Tatkala kerjaku selesai, kapal gading, batu merah delima dan
fikiranku laksana pandangan luas zamrud, dan sulaman serta pakaian
seorang nabi, berputar dalam warna merah lembayung.
ketidakterbatasan laut dan langit. Dari pulau-pulau selatan aku kembali
Kumasuki pelabuhan kotaku, dan orang dengan rantai dan pedang tajam,
muncul menemuiku dengan pujian dan tombak-tombak panjang, serta
rasa terima kasih. Mereka membawaku beraneka jenis senjata.
ke dalam kota, memukul gendang dan Aku mengisi kapal fikiranku dengan
meniup seruling. harta benda dan barang-barang lhasil
Ini mereka lakukan kerana bahagian bumi dan kembali ke pelabuhan kotaku,
luar kapalku yang dihias dengan sambil berkata, "Orang-orangku pasti
cemerlang, tapi tak seorang pun masuk akan memujiku, memang sudah
ke dalam kapal fikiranku. pastinya. Mereka akan menggendongku
Tak seorang pun bertanya apakah yang ke dalam kota sambil menyanyi dan
kubawa dari seberang lautan meniup trompet"
Tak seorang pun tahu kenapa aku Tapi ketika aku tiba di pelabuhan, tak
kembali dengan kapal kosongku ke seorangpun keluar menemuiku. Ketika
pelabuhan. kumasuki jalan-jalan kota, tak seorang
Lalu kepada diriku sendiri, aku pun memerhatikan diriku.
berkata,"Aku telah menyesatkan Aku berdiri di alun-alun sambil
orang-orang, dan dengan tujuh cawan mengutuk pada orang-orang bahawa
warna telah kudustai mata mereka" aku membawa buah dan kekayaan bumi.
Mereka memandangku, mulutnya penuh
Setelah setahun aku menaiki kapal tawa, cemuhan pada wajah mereka.
fikiranku dan kulayari di laut untuk Lalu mereka berpaling dariku.
kedua kalinya. Aku kembali ke pelabuhan, kesal dan
Aku berlayar menuju pulau-pulau bingung. Tak lama kemudian aku
timur, dan mengisi kapalku dengan melihat kapalku. Maka aku melihat
dupa dan kemenyan, pohon gaharu dan perjuangan dan harapan dari
kayu cendana. perjalananku yang menghalangi
perhatianku. Aku menjerit.
Gelombang laut telah mencuri cat dari Itulah arak-arakan sang fajar, hatiku!
sisi-sisi kapalku, tak meninggalkan apa Akankah hening malam melumpuhkan
pun kecuali tulang belulang yang kedalaman hatimu yang menyanyi
bertaburan. menyambut fajar?
Angin, badai dan terik matahari telah Lihatlah kawanan merpati dan burung
menghapus lukisan-lukisan dari layar, murai melayang di atas lembah.
memudarkan ia seperti pakaian Akankah kengerian malam menghalangi
berwarna kelabu dan usang. engkau untuk menduduki sayap
Kukumpulkan barang-barang hasil dan bersama mereka?
kekayaan bumi ke dalam sebuah Para pengembala memandu kawanan
perahu yang terapung di atas dombanya dari tempat ternak dan
permukaan air. Aku kembali ke orang- kandang.
orangku, tapi mereka menolak diriku Akankah roh-roh malam
kerana mata mereka hanya melihat menghalangimu untuk mengikuti
bahagian luar. mereka ke padang rumput hijau?
Pada saat itu kutinggalkan kapal Anak lelaki dan perempuan bergegas
fikiranku dan pergi ke kota kematian. menuju kebun anggur. Kenapa kau tak
Aku duduk di antara kuburan-kuburan berganjak dan berjalan bersama
yang bercat kapur, merenungkan mereka?
rahsia-rahsianya. Bangkitlah, hatiku, bangkit dan
berjalan bersama fajar, kerana malam
TENANGLAH, hatiku, hingga fajar telah berlalu. Ketakutan malam lenyap
tiba. bersama mimpi gelapnya.
Tenanglah, meskipun prahara yang Bangkitlah, hatiku, dan lantangkan
mengamuk mencerca bisikan-bisikan suaramu dalam nyanyian, kerana hanya
batinmu, dan gua-gua lembah takkan anak-anak kegelapan yang gagal
menggemakan bunyi suaramu. menyatu ke dalam nyanyian sang fajar.
Tenanglah, hatiku, hingga fajar tiba.
Kerana dia yang menantikan dengan 7 ALASAN MENCELA DIRIKU
sabar hingga fajar, pagi hari akan
Kategori: Kahlil Gibran, Kehidupan
memeluknya dengan semangat.
NUN di sana! Fajar merekah, hatiku.
Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku,
Bicaralah, jika kau mampu bicara!
pertama kali ketika aku melihatnya
lemah, Aku akan melakukan segala apa yang
padahal seharusnya ia bisa kuat. telah engkau ucapkan tadi
Dan aku akan menjadikan jiwaku
Kedua kali ketika melihatnya berjalan sebagai sebuah kelambu yang
terjongket-jongket menyelubungi jiwamu.
dihadapan orang yang lumpuh Hatiku akan menjadi tempat tinggal
keanggunanmu
Ketiga kali ketika berhadapan dengan serta dadaku akan menjadi kubur bagi
pilihan yang sulit dan mudah penderitaanmu.
ia memilih yang mudah Aku akan selalu
mencintaimu...sebagaimana padang
Keempat kalinya, ketika ia melakukan rumput
kesalahan dan cuba menghibur diri yang luas mencintai musim bunga.
dengan mengatakan bahawa semua
orang juga melakukan kesalahan Aku akan hidup di dalam dirimu laksana
bunga-bunga yang hidup oleh panas
Kelima kali, ia menghindar kerana matahari.
takut, lalu mengatakannya sebagai Aku akan menyanyikan namamu seperti
sabar lembah menyanyikan gema loceng di
desa
Keenam kali, ketika ia mengejek Aku akan mendengar bahasa jiwamu
kepada seraut wajah buruk seperti pantai mendengarkan kisah-
padahal ia tahu, bahawa wajah itu kisah gelombang.
adalah salah satu topeng yang sering ia Aku akan mengingatimu seperti
pakai perantau asing yang mengenang
tanahair tercintanya,
Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan Sebagaimana orang lapar mengingati
lagu pujian dan menganggap itu sebagai pesta jamuan makan,
suatu yang bermanfaat Seperti raja yang turun takhta
mengingati masa-masa
PROSA V kegemilangannya,
Dia adalah si tukang jahit yang Sampai bila manusia hanya akan
menjahit benih hatinya di ladang kasih menyanjung jasa? org yang sudah
sayang tiada?
dan kemanusiaan menyuburkannya dan melupakan si hidup yg dikelilingi
penderitaan
Inilah penyair yang dipinggirkan oleh yang menghambakan hidup mereka
manusia seperti lilin menyala
pada zamannya, bagi menunjukkan jalan yang benar
Dan hanya dikenali sesudah jasad bagi orang yang lupa
ditinggalkan
Dunia pun mengucapkan selamat Dan oh para penyair,
tinggal dan kembali ia pada Ilahi Kalian adalah kehidupan dalam?
kehidupan ini:
Inilah penyair yang tak meminta apa- Telah engkau tundukkan abad demi
apa abad termasuk tirainya.
dari manusia kecuali seulas senyuman
Inilah penyair yang penuh semangat Penyair..
dan memenuhi Suatu hari kau akan merajai hati-hati
cakerawala dengan kata-kata indah manusia
Namun manusia tetap menafikan Dan, kerana itu kerajaanmu adalah
kewujudan keindahannya abadi.
biru…
Biru…
kau sungguh membuatku bersyukur
aku ingat saat dirimu menatap mataku
karena memilikimu,
dengan lembut
memberi sejuta rasa untuk menghargai
cinta dan indahnya kehidupan…