Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesehatan di Indonesia masih buruk, buktinya Indonesia menjadi salah satu negara
terburuk dalam bidang kesehatan di Asia. Tidak hanya dipandang dari keadaan jasmaninya saja
tetapi juga dilihat dari keadaan yang lain seperti keadaan rohani,ekonomi dan sosial dan itulah
definisi kesehatan menurut WHO bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera seseorang baik
jasmani, rohani, ekonomi maupun sosial. Semua hal itu harus seimbang, artinya semuanya
terkontrol dengan baik. jika salah satu nya timpang (tidak dalam keadaan baik/sejahtera), maka
kondisinya tidak sehat (sakit). Bebasnya pola hidup masyarakat yang akhirnya mengakibatkan
masyarakat itu sendiri menjadi sakit. Penyakit yang tersebar di Negara kita, mayoritasnya
diakibatkan pola hidup mereka sendiri yang tidak sehat. Seringkali masyarakat mengetahui dirinya
sakit setelah tubuh mereka sudah terjangkit dan terasa gejalanya. Seperti halnya penyakit
hipotensi, orang yang terkena hipotensi tidak merasa dan tidak menyadari kalau dia terkena
penyakit. Hal itu terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan akan ruang lingkup penyakit itu.
Dokter Keluarga

Dokter keluarga adalah semua dokter yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga
dan menerapkan prinsip dokter keluarga. Pelayanan kedokteran keluarga memiliki karakteristik
untuk lebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara keseluruhan, bukan pada disiplin ilmu
kedokteran, kelompok penyakit, teknik-teknik kedokteran, jenis kelamin, atau usia tertentu.
Dokter keluarga lebih berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini dokter keluarga melihat lingkungan sekitar
keluarga. Dengan demikian dokter keluarga dapat menyelenggarakan pelayanan lebih pada
pencegahan penyakit atau pendidikan kesehatan. Oleh karena itu, dokter keluarga butuh
pengetahuan dasar klinis mengenai perjalanan alamiah penyakit, perkembangan pada manusia, dan
perilaku manusia (komunitas pasien dan perubahan trend). Pendekatan pada pasien dilakukan
dengan proses anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang sederhana. Dengan proses

1
ini maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tempat bekerja dokter
keluarga.1

Tujuan
Dengan melakukan kunjungan ke rumah salah seorang pasien yang memliki Hipertensi
selama beberapa Tahun, diharapkan kita dapat melakukan analisa kasus Hipertensi dengan
pendekatan keluarga, yakni;
 Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarganya mengenai pentingnya kesehatan.
 Memantau perkembangan penyakit pasien serta kepatuhan pasien menjalani terapi. Serta
memberikan penjalasan mengenai pentingnya kepatuhan minum obat terhadap
kesembuhan pasien.
 Memberikan penyuluhan mengenai faktor faktor yang dapat mempengaruhi kesembuhan
dan penularan penyakit pasien.

2
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Kasus

Seorang Bapa berusia 58 tahun mengeluh telah memiliki Hipertensi sejak beberapa tahun
terakhir. Hipertensi tersebut walau sudah lama menjadi penyakit bapa tersebut, namun Bapa
Slamet dapat mengontrol hingga sangat baik. Bapa Selamet sangat Rutin mengkonsumsi
Amlodipine 5 mg setiap hari dan sangat menjaga makanan.. Pasien datang ke puskesmas untuk
memeriksakan keadaannya.

Pada tanggal 9 Juli 2016 dilakukan kunjungan ke rumah pasien untuk melakukan
anamnesis dan melihat kondisi lingkungan tempat tinggal pasien. Kondisi pasien tampak sehat,
tidak ada gejala demam, lemas, ataupun gejala lainnya selain sakit kepala yang dirasa secara tiba-
tiba dan juga penurunan berat badan yang drastis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah pasien cukup baik yaitu 130/70, perlu diketahui pasien memiliki riwayat darah tinggi dimana
tekanan darah mencapai 140/90. Pasien juga tinggal di lingkungan yang cukup bersih.

Analisa Kunjungan Rumah

a. Kondisi pasien
Kondisi pasien dalam keadaan baik, tidak ada demam. Yang dirasakan hanya sakit kepala
tiba-tiba dan berat badan yang turun mendadak, pasien terlihat aktif.

b. Pendidikan
Pasien hanya tamatan Sekolah Dasar dan tidak melanjutkan studinya.

c. Keadaan rumah
a. Lokasi :

3
Rumah terletak di daerah pemukiman yang cukup baik, tetapi jarak rumah yang
satu dengan yang lain berdekatan.

Jl D No.48 RT/RW 02/01, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

b. Kondisi :
Jenis bangunan adalah permanen. Rumah terlihat kokoh, dinding rumah dari bata
yang dilapisi semen, lantai rumah terbuat dari keramik, atap dari genteng.
Kebersihan didalam rumah cukup bersih dan tertata rapi. Banyak barang-barang
yang sudah tidak dipakai ditumpuk di dalam gudang.

d. Luas rumah : 6 meter x 10 meter = 60 m2


e. Pembagian rumah :
Rumah dibagi menjadi 6 ruangan yaitu terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 dapur
yang menjadi satu dengan ruang makan, 1 WC, dan 1 gudang.

f. Ventilasi
Terdapat banyak jendela dan ventilasi dibagian depan rumah dan kamar sehingga udara
mudah keluar masuk. Tetapi di dapur dan ruang makan tidak ada ventilasi ataupun
cerobong untuk keluarnya asap ketika memasak.

g. Pencahayaan
Pencahayaan didalam rumah cukup.

h. Kebersihan
Kebersihan didalam rumah cukup baik dan tertata rapi, hanya saja banyak barang yang
sudah tidak dipakai ditumpuk begitu saja.

i. Sanitasi dasar
Sumber air minum berasal dari air mineral, dan air digunakan untuk keperluan sehari-hari
seperti memasak dan untuk minum. Terdapat 1 kamar mandi. Kamar mandi yang pertama
terletak di lantai bawah di dekat dapur. Jamban yang digunakan adalah jamban duduk.
Tempat untuk mencuci pakaian ada di lantai atas pada teras rumah dimana di sana juga
tempat menjemur pakaian.

4
Parameter dan indikator rumah sehat 2

Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah sebagaimana yang tercantum
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
kesehatan perumahan.meliputi 3 lingkup kelompok komponen penilaian, yaitu:

1. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, ventilasi, sarana


pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, pembuangan kotoran, pembuangan
air limbah, sarana tempat pembuangan sampah.
3. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela ruangan dirumah, membersihkan
rumah dan halaman, membuang tinja ke jamban, membuang sampah pada tempat sampah.

Adapun aspek komponen rumah yang memenuhi syarat rumah sehat adalah:

Langit-langit. Adapun persayaratan untuk langit-langit yang baik adalah dapat menahan debu
dan kotoran lain yang jatuh dari atap, harus menutup rata kerangka atap serta mudah dibersihkan.

Dinding. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding sendiri, beban tekanan angin
dan bila sebagai dinding pemikul harus dapat memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah
dari pondasi oleh lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap naik sehingga dinding terhindar
dari basah, lembab dan tampak bersih tidak berlumut.

Lantai. Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil waktu dipijak,
permukaan lantai mudah dibersihkan.Menurut Sanropie (1989), lantai tanah sebaiknya tidak
digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan
gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air
seperti disemen, dipasang tegel, keramik.Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah,
sebaiknya lantai ditinggikan ± 20 cm dari permukaan tanah.

5
Pembagian ruangan/ tata ruang. Setiap rumah harus mempunyai bagian ruangan yang sesuai
dengan fungsinya. Adapun syarat pembagian ruangan yang baik adalah:

 Ruang untuk istirahat/tidur. Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur orang
tua dengan kamar tidur anak, terutama anak usia dewasa. Tersedianya jumlah kamar yang
cukup dengan luas ruangan sekurangnya 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang
agar dapat memenuhi kebutuhan penghuninya untuk melakukan kegiatan.

 Ruang dapur. Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri, karena asap dari hasil
pembakaran dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan. Ruang dapur harus
memiliki ventilasi yang baik agar udara/asap dari dapur dapat teralirkan keluar.

 Kamar mandi dan jamban keluarga. Setiap kamar mandi dan jamban paling sedikit
memiliki satu lubang ventilasi untuk berhubungan dengan udara luar.

Ventilasi. Ventilasi ialah proses penyediaan udara segar ke dalam suatu ruangan dan pengeluaran
udara kotor suatu ruangan baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan
untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan. Ventilasi yang baik dalam
ruangan harus mempunyai syarat-syarat, diantaranya:

 Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan. Sedangkan luas lubang
ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi
10% kali luas lantai ruangan.
 Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap kendaraan, dari pabrik,
sampah, debu dan lainnya.
 Aliran udara diusahakan Cross Ventilation dengan menempatkan dua lubang jendela
berhadapan antara dua dinding ruangan sehingga proses aliran udara lebih lancar.

Pencahayaan.Cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di dalam rumah merupakan kebutuhan
manusia.Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya alami dan cahaya buatan.Yang
perlu diperhatikan, pencahayaan jangan sampai menimbulkan kesilauan.

6
 Pencahayaan Alamiah. Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke
dalam ruangan melalui jendela, celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka, selain
untuk penerangan, sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau
serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu (Azwar, 1996). Suatu
cara sederhana menilai baik tidaknya penerangan alam yang terdapat dalam sebuah rumah
adalah: baik, bila jelas membaca dengan huruf kecil, cukup; bila samar-samar bila
membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang terbaca, buruk; bila sukar
membaca huruf besar.

 Pencahayaan Buatan. Penerangan dengan menggunakan sumber cahaya buatan, seperti


lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.

Luas Bangunan Rumah. Luas bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya,
artinya luas bangunan harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak
sebanding dengan jumlah penghuninyaakan menyebabkan kepadatan penghuni (overcrowded).
Hal ini tidak sehat, disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen, bila salah satu anggota
keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Sesuai
kriteria Permenkes tentang rumah sehat, dikatakan memenuhi syarat jika ≥ 8 m2/ orang.

Dilihat dari aspek sarana sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang berkaitan dengan
perumahan sehat adalah sebagai berikut:

 Sarana Air Bersih. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.Di
Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975
(Chandra, 2009).Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat utama, antara lain:
o Syarat fisik. Air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu di bawah suhu
udara sehingga menimbulkan rasa nyaman.
o Syarat kimia. Air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat kimia, terutama
yang berbahaya bagi kesehatan,
o Syarat bakteriologis. Air tidak boleh mengandung suatu mikroorganisme.Misal
sebagai petunjuk bahwa air telah dicemari oleh feses manusia adalah adanya E. coli

7
karena bakteri ini selalu terdapat dalam feses manusia baik yang sakit, maupun
orang sehat serta relatif lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air.
 Jamban (sarana pembuangan kotoran). Pembuangan kotoran yaitu suatu pembuangan yang
digunakan oleh keluarga atau sejumlah keluarga untuk buang air besar. Cara pembuangan
tinja, prinsipnya yaitu:
o Kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah.
o Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan/ air tanah.
o Kotoran manusia tidak dijamah lalat.
o Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
o Konstruksi jamban tidak menimbulkan kecelakaan.
o Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri, dan tempat umum
lainnya dan biasanya mengandung bahan atau zat yang membahayakan kehidupan manusia serta
mengganggu kelestarian lingkungan (Chandra, 2007).Menurut Azwar (1996), air limbah
dipengaruhi oleh tingkat kehidupan masyarakat, dapat dikatakan makin tinggi tingkat kehidupan
masyarakat, makin kompleks pula sumber serta macam air limbah yang ditemui. Air limbah adalah
air tidak bersih mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia
ataupun hewan, dan lazimnya karena hasil perbuatan manusia.Dalam kehidupan sehari-hari,
sumber air limbah yang lazim dikenal adalah:

 Limbah rumah tangga, misalnya air dari kamar mandi dan dapur.
 Limbah perusahaan, misalnya dari hotel, restoran, kolam renang.
 Limbah industri.
 Sampah

Sampah adalah semua produk sisa dalam bentuk padat, sebagai akibat aktifitas manusia, yang
dianggap sudah tidak bermanfaat lagi.Entjang (2000), berpendapat agar sampah tidak
membahayakan kesehatan manusia maka perlu pengaturan pembuangan, seperti tempat sampah
yaitu penyimpanan sementara sebelum sampah tersebut dikumpulkan untuk dibuang. Syarat
tempat sampah:

8
 Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan
 Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik seranga atau binatang lainnya.

I. IDENTITAS PASIEN :

1. Nama : Slamet

2. Umur : 58 tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-Lakii

4. Pekerjaan : Pensiunan Pedagang

5. Pendidikan : SD

6. Alamat : Jl D RT/RW 02/01

Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Indonesia

Telepon : 087797633532

II. RIWAYAT BIOLOGIS KELUARGA

a. Keadaan kesehatan sekarang : Baik


b. Kebersihan perseorangan : Sedang
c. Penyakit yang sering diderita : Sakit kepala
d. Penyakit keturunan : hipertensi
e. Penyakit kronis/menular : -
f. Kecacatan anggota keluarga : -
g. Pola makan : Sedang
h. Pola istirahat : Baik
i. Jumlah anggota keluarga : 4 orang

9
III. PSIKOLOGI KELUARGA

a. Kebiasaan buruk : Mulai jarang berolahraga, sibuk dengan kegiatan

masing-masing

b. Pengambilan keputusan : Suami

c. Ketergantungan obat :-

d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas Jelambar Baru & Rumah Sakit

e. Pola rekreasi : Baik

IV. KEADAAN RUMAH/LINGKUNGAN

a. Jenis bangunan : Permanen

b. Lantai rumah : Keramik

c. Luas rumah : 60 m2

d. Penerangan : Baik

e. Kebersihan : Baik

f. Ventilasi : Baik

g. Dapur : Ada

h. Jamban keluarga : Ada. Jarak ke sumber air minum dekat karena

WC berada di dekat dapur

i. Sumber air minum : Air Sumur dibuat matang

j. Sumber pencemaran air : Ada

k. Pemanfaatan pekarangan : Ada

l. Tempat pembuangan air limbah : Ada

10
m. Tempat pembuangan sampah : Ada

n. Sanitasi lingkungan : Baik

V. SPIRITUAL KELUARGA

a. Ketaatan beribadah : Baik

b. Keyakinan tentang kesehatan : Baik

VI. KEADAAN SOSIAL KELUARGA

a. Tingkat pendidikan : Rendah

b. Hubungan antar anggota keluarga : Baik

c. Hubungan dengan orang lain : Baik

d. Kegiatan organisasi sosial : Kurang

e. Keadaan ekonomi : Sedang

VII. KULTURAL KELUARGA

a. Adat yang berpengaruh : chinese (Bangka)

b. Lain-lain :-

VIII. DAFTAR ANGGOTA KELUARGA

No Nama Hub dgn Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Keadaan Keadaan Imunisasi
KK kesehatan gizi
1. Selamet (L) Kepala 58 SD Pensiunan Islam Baik Baik 
keluarga tahun Pedagang
2. Dahlia Istri 57 SD Ibu Islam Baik Baik 
tahun Rumah
(P)
Tangga
3. Siti Anak ke 26 S-2 Ilmu Ibu Islam Baik Baik 
Aisha(P) empat tahun Komunikasi Rumah
Tangga

11
4. Hanudin (L) Menantu 37 S-1 Pegawai Islam Baik Baik 
dari tahun
anak ke
Empat

KELUHAN UTAMA : Hipertensi

KELUHAN TAMBAHAN : Pusing

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :-

PEMERIKSAAN FISIK : tekanan darah 130/70, frekuensi nadi 84 kali/menit

suhu 36,5⁰C, pernapasan 16 kali/menit

PEMERIKSAAN PENUNJANG : cek darah lengkap,

DIAGNOSIS PENYAKIT : Biologi : Hipertensi

Psikologi : Tidak ada

Sosial : Tidak tersingkir dari pergaulan


DIANOSIS KELUARGA : Tidak ada

ANJURAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT (5 Level of prevention) :

 Health promotion : meningkatkan kesadaran keluarga dan masyarakat akan pentingnya


kesehatan dan memberikan pengetahuan dan informasi kepada keluarga dan masyarakat
tentang tekanan darah rendah.

Sedangkan kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader kesehatan adalah diharapkan dapat mengetahui
apa saja faktor-faktor yang dapat mengakibatkan tekanan darah seseorang menjadi rendah dan
bagaimana cara mengatasinya, sehingga dapat :

1. Memberikan penjelasan dan komunikasi perihal faktor yang menyebabkan tekanan darah
rendah.
2. Memberikan bagaimana cara untuk mengatasi tekanan darah rendah.

 Spesific protection : Pencegahan dapat dilakukan dengan :


- Menjaga keadaan gizi pasien dan keluarga

12
- Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
- Aktifitas dan istirahat yang cukup
- Makan sering dengan porsi sedikit untuk menaikkan kembali berat badan
yang hilang
- Kontrol tekanan darah rutin

 Early diagnosis and promp treatment : Pada tahap ini, kita mendiagnosis sedini mungkin agar
dapat mengetahui terapi dan edukasi apa yang harus diberikan kepada pasien. Untuk dapat
mendiagnosa hipotensi adalah kita bisa mengetahui dari keluhan-keluhan yang dirasakan
pasien pada saat melakukan anamnesis dan juga dapat diketahui dari hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital untuk mengetahui tekanan darah pasien, denyut nadi, suhu tubuh, dan pernafasan.
Penanganannya:
- Hipotensi akibat kurang gizi, perbaiki gizi pasien bisa ditambahkan dengan
pemberian zat besi dan vitamin jika diperlukan
- Hipotensi akibat dehidrasi, konsumsi air yang lebih banyak untuk
memperbaiki aliran darah pada pasien
- Jangan berdiri terlalu lama, karena dengan berdiri lama akan mengganggu
aliran darah ke otak sehingga menyebabkan pasien merasakan pusing.
- Jika memang perlu, berikan obat yang dapat merangsang kerja pompa
jantung agar dapat meningkatkan tekanan darah pasien.
- Terapi simptomatik, jika ada demam kita berikan paracetamol.

 Disability limitation: Pada tahap ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kecacatan dan
tingkat keparahan yang diakibatkan oleh hipotensi. Orang dengan tekanan darah rendah akan
sering sekali mengalami pusing dan lemas, hal ini yang akan menyebabkan gangguan terhadap
aktivitas pasien tersebut.

 Rehabilitatif : memperbaiki status gizi pasien guna meningkatkan tekanan darah pada pasien
dan mencegah pasien terkena komplikasi akibat tekanan darah terlalu rendah. Olahraga ringan
teratur juga berguna untuk merangsang kerja pompa jantung agar tekanan darah dapat
terkontrol dengan baik.

13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) merupakan suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang turun di bawah angka normal. Tekanan darah rendah berarti kondisi
dimana kurangnya hantaran nutrisi dan oksigen ke dalam sel-sel tubuh. Seseorang yang mengalami
tekanan darah rendah umumnya akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap,
penglihatan kurang jelas (kunang-kunang) terutama setelah duduk lama lalu berjalan, keringat
dingin, merasa cepat lelah tidak bertenaga, bahkan mengalami pingsan yang berulang.3

Pada pemeriksaan secara umum, detak atau denyut nadi terasa lemah dan wajah yang terlihat
pucat. Kondisi ini dikarenakan suplai darah yang tidak maksimal ke seluruh jaringan tubuh. Yang
paling peka terhadap kondisi ini ialah sel saraf, otak dan otot, sehingga inilah yang menyebabkan
mudah capek, pusing dan kurang gesit baik secara fisik maupun psikis. 3

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah : 3

 Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyaknya darah yang dipompa dari
jantung setiap menitnya, maka semakin tinggi juga tekanan darahnya. Selain itu, seseorang
yang memiliki kelainan atau penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung
abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung, maka akan
berdampak juga pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh tubuh.
 Pendarahan yang hebat sehingga menyebabkan jumlah darah berkurang, diare yang tidak
cepat teratasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan juga menjadi
faktor terjadinya penurunan tensi darah.
 Pelebaran pembuluh darah juga mampu menyebabkan turunnya tekanan darah. Situasi ini
biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obatan
vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).

14
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi tekanan darah rendah
(hipotensi), seperti berikut ini : 3

 Mengkonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 sampai 10 gelas per
hari. Sesekali mengkonsumsi kopi untuk memacu peningkatan degup jantung sehingga
tekanan darah akan meningkat.
 Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam.
 Berolahraga teratur minimal tiga kali seminggu untuk mengurangi gejalanya.
 Pemberian obat-obatan untuk meningkatkan darah, hanya bisa dilakukan apabila gejala
hipotensi yang dirasakan benar-benar mengganggu aktivitas sehari-hari.

Gejala klinis yang dirasakan oleh pasien hipotensi : 3

 Penglihatan kabur atau berkunang kunang


 Gelisah dan pusing
 Terasa mau pingsan
 Kepala terasa ringan
 Mengantuk
 Seluruh tubuh terasa lemas dan lemah

Hipotensi Ortostatik

Orthostatic hypotension (hipotensi ortostatik/hipotensi postural), terdiri dari dua kata, yaitu
orthostatic yang berarti postur tubuh saat berdiri dan hypotension yang berarti tekanan darah
rendah. Artinya, ini adalah keadaan dimana terjadi penurunan darah yang tiba-tiba saat perubahan
posisi dari duduk menjadi berdiri. Hipotensi ortostatik didefinisikan sebagai penurunan tekanan
darah sistolik 20 mmHg atau penurunan tekanan darah diastolik dari 10 mmHg dalam waktu tiga
menit berdiri bila dibandingkan dengan tekanan darah dari posisi duduk atau telentang. Ini hasil
dari respon fisiologis tidak memadai terhadap perubahan tekanan darah postural. 4

15
BAB IV
PENUTUP

Ny. Kan Liang menderita hipotensi ortostatik dimana bisa dilihat dari gejala yang
dialami yaitu ibu merasa pusing ketika sedang duduk terus tiba-tiba beridiri yang
menyebabkan keseimbangan terganggu saat perubahan posisi tubuh dari duduk lalu berdiri.
Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor nutrisi yang kurang
sehingga membuat tekanan darah rendah ibu menjadi rendah. Ny. Kan Liang mempunyai
riwayat operasi tumor pada kepalanya, hal tersebut juga bisa menjadi faktor si ibu merasa
pusing pada kepalanya.

Saran

Untuk pasien pada kasus ini, disarankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
 Perbaikan status gizi dengan lebih sering makan dalam sehari dengan porsi kecil
dan tentunya makanan yang terjamin gizinya.
 Hindari terjadinya dehidrasi dengan minum air putih yang banyak, bisa juga
dengan makan buah-buahan dan sayur-sayuran.
 Olahraga teratur agar aliran darah tetap lancar.
 Jangan lupa untuk terus mengkontrol tekanan darah.

PROGNOSIS

a. Penyakit
Bila pasien berusaha memperbaiki pola makan dan pola hidup yang sehat dengan
berolahraga ringan teratur maka prognosis penyakit pasien adalah baik.
b. Keluarga
Adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga pasien serta keluarga yang sangat
mendukung kesehatan pasien dapat membuat suasana keluarga yang sehat jasmani dan
rohani dan prognosisnya baik untuk pasien maupun keluarganya.

16
c. Masyarakat
Untuk masyarakat sekitar tempat tinggal pasien, jika hubungan antar tetangga baik,
komunikasi lancar maka akan saling berbagi informasi tentang apa saja faktor yang
dapat menyebabkan tekanan darah rendah dan bagaimana cara mengatasinya.

Daftar Pustaka

1. Gan GL, Azwar A, Wonodirekso S. 2004. A Primer on Family Medicine Practice.


Singapore International Foundation. Penang Road.
2. Budiman C. Pengantar Kesehatan Lingkugan. Jakarta:EGC.2007.
3. Salma D. Sekilas tentang tekanan darah rendah atau hipotensi.2010. Diunduh
dari:http://majalahkesehatan.com/sekilas-tentang-tekanan-darah-rendah-atau-
hipotensi/. 28 Juli 2016.
4. Consensus statement on the definition of orthostatic hypotension, pure autonomic
failure, and multiple system atrophy. The Consensus Committee of the American
Autonomic Society and the American Academy of Neurology. Neurology 1996;
46(5):1470.

17
Gambar 1 : Puskesmas Kebon Jeruk

Gambar 2 dan 3 : Lingkungan Rumah Bp. Selamet

Gambar 4 : Ruang Keluarga

18
Gambar 5 dan 6: Dapur

Gambar 7 dan 8 : keadaan WC

19

Anda mungkin juga menyukai