1. Diagnosa Klinis
2. Pajanan Yang dialami : Kimia/ Fisika/ Biologi/ Egonomi/ Psikososial
3. Menentukan pajanan merupakan factor penyakit atau bukan
4. Jumlah pajanan secara : Kualitatif Kuantitatif
5. Peran factor Individu : Fisik dan Individu
6. Peran factor lain diluar lingkungan pekerjaan
7. Diagnosa Okupasi : PAK/diperberat kerja/ bukan PAK/ butuh informasi lanjut
2. Jenis Pajanan yang dialamai
Pajanan fisika (audio) sejak 8 tahun yang lalu, dengan bising. dengan 100 dB setiap
harinya.
3. Hubungan Pajanan dengan Penyakit
Disebutkan pasien mengalami gangguan pendengaran dalam 1 bulan terakhir, dan
diketahui selama 8 tahun ia bekerja di lingkungan dengan pajanan bising dengan
100 db, sehingga ini cukup membuktikan pajanan saat bekerja mempengaruhi
pendengaranya
4. Pajanan yang dialami cukup besar
Batas normal 85 db, pada tempat kerja 100 db selama 8 tahun dirasakan
5. Faktor Individu
Status Kesehatan individu : riwayat sakit pasien seperti riwayat infeksi, riwayat
dalam keluarga, kebiasaan olahraga, apakah pernah mengalami trauma kepala atau
sekitar daerah telinga.
6. Faktor lain di luar pekerjaan
Hobi, kebiasaan, pajanan di rumah
7. Diagnosis Okupasi
NIHL (Noise Induced Hearing Loss )
DIFFERENT DIAGNOSIS
NIHL Terdiagnosis sebanyak 7 juta orang dari total 35% total pekerja di Amerika
dan Eropa, dan menjadi peringkat pertama PAK.
PENATALAKSANAAN
Dilakukan upaya adminstratif dengan menjadwalkan shift kerja untuk mengurangi lama
paparan, atau bahkan dilakukan pemindahan posisi kerja
Penggunaan sumbat telinga (ear plugs) atau tutup telinga (ear murfs)
Bila pasien sudah cukup terganggu dapat diberikan Alat Bantu Dengar (ABD)
Bila sudah sama sekali tidak bisa mendengar pasien perlu di berikan terapi psikterapi dan
membuat menerima keadaanya. dan mengajari pasien membaca ucapan bibir
PROGNOSIS
Oleh karena jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tuli saraf
koklea yang sifatnya menetap, dan tidak dapat diobati secara
medika mentosa maupun pembedahan, maka prognosisnya
kurang baik.Oleh sebab itu yang terpenting adalah pencegahan
terjadinya ketulian.
PENCEGAHAN
Bising dengan frekuensi dan intensitas tertentu dapat menyebabkan ketulian yang
berupa tuli saraf dan sifatnya permanen.Pemeriksaan fisik dan pengujian
audiometrik mutlak dibutuhkan untuk setiap pekerja yang dilakukan sebelum mulai
bekerja dan secara berkala selama bekerja dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya gangguan pendengaran akibat bising terutama bising industri.Oleh
karena itu jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tuli saraf koklea yang
sifatnya menetap dan tidak dapat diobati secara medikamentosa ataupun
pembedahan, maka yang terpenting dilakukan adalah pencegahan terjadinya
ketulian.