Anda di halaman 1dari 38

Carcinoma Mammae Sinistra dan Tatalaksananya

Nur Farhana Amani binti Che Wan Ahmad 102013536

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Kampus II Ukrida Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta 11510
Emel: Farhana.fefe@gmail.com

Pendahuluan

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang terdapat pada
payudara. Payudara terdiri dari lobulus-lobulus, duktus-duktus, lemak dan jaringan
konektif, pembuluh darah dan limfe. Pada umumnya kanker berasal dari sel-sel yang
terdapat di duktus, beberapa diantaranya berasal dari lobulus dan jaringan lainnya.
Kanker payudara merupakan keganasan yang menyerang hampir sepertiga dari
seluruh keganasan yang dijumpai pada wanita. Kanker payudara juga merupakan
penyebab kematian kedua setelah kanker leher rahim pada wanita serta menempati
insiden tertinggi dari seluruh keganasan. Setiap tahun, lebih dari satu juta kasus baru
kanker payudara didiagnosa di seluruh dunia dan hampir 400.000 orang akan meninggal
akibat penyakit tersebut. Sampai tahun 2003, Kanker payudara merupakan kanker
dengan insidens tertinggi No.2 di Indonesia dan terdapat kecenderungan dari tahun ke
tahun insidens ini meningkat; seperti halnya di negara barat. Angka kejadian kanker
payudara di Amerika Serikat 92/100.000 wanita pertahun dengan mortalitas yang cukup
tinggi 27/100.000 atau 18% dari kematian yang dijumpai pada wanita. Di Indonesia
berdasarkan “Pathological Based Registration“ kanker payudara mempunyai insidens
relatif 11,5%. Diperkirakan di Indonesia mempunyai insidens minimal 20.000 kasus baru
pertahun; dengan kenyataan bahwa lebih dari 50% kasus masih berada dalam stadium
lanjut.
Banyak sekali faktor resiko yang dapat menyebabkan berkembangnya kanker
payudara. Secara statistik resiko kanker payudara pada wanita meningkat pada nullipara,
menarche dini, menopause terlambat dan pada wanita yang mengalami kehamilan anak
pertama di atas usia 30 tahun. Sebanyak kurang dari 1% kanker payudara terjadi pada
usia kurang dari 25 tahun, setelah usia lebih dari 39 tahun insiden meningkat cepat.
Insiden tertinggi dijumpai pada usia 45-50 tahun. Sedangkan penderita kanker payudara
pada pria secara epidemiologi kurang dari 1% dari seluruh kanker payudara.
Skenario 12
Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan terdapat
benjolan pada payudara kirinya yang semakin membesar sejak 1 tahun yang lalu.
Anamnesis
Hal-hal yang harus ditanyakan kepada penderita adalah letak benjolan, sejak kapan mulai
timbul benjolan, dan kecepatan tumbuhnya. Selain itu, perlu juga ditanya berbagai gejala
penyerta, seperti ada tidaknya nyeri, jenis dan jumlah cairan yang keluar dari puting,
perubahan bentuk dan besar payudara, hubungannya dengan haid, perubahan pada kulit, dan
retraksi puting susu. Faktor risiko yang perlu diketahui antara lain: riwayat keluarga yang
terkena kanker payudara dan atau kanker ovarium, riwayat obstetri dan ginekologi, terapi
hormonal (termasuk kontrasepsi hormonal), riwayat operasi/aspirasi benjolan di payudara
sebelumnya
Pemeriksaan Fisik
Mencakup pemeriksaan fisik menyeluruh (sesuai pemeriksaan rutin) dan pemeriksaan
kelenjar mammae.
 Dari inspeksi, amati ukuran, simetri kedua mammae, perhatikan apakah ada benjolan
tumor atau perubahan patologik kulit (misal cekungan, kemerahan, udem,erosi, nodul
satelit, dll). Perhatikan kedua papila mammae apakah simetri, ada retraksi, distorsi,
erosi, an kelainan lain.
 Palpasi umumnya dalam posisi berbaring, juga dapat kombinasi duduk dan baring.
Waktu periksa rapatkan keempat jari, gunakan ujung dan perut jari berlawanan arah
jarum jam atau searah jarum jam. Kemudian dengan lembut pijat areola mammae.
Papila mamae, lihat apakah keluar sekret. Jika terdapat tumor, harus secara rinci
periksa dan catat lokasi, ukuran, konsistensi, kondisi batas, permukaan mobilitas,
nyeri tekan. Ketika memeriksa apakah tumor melekat ke dasarnya, harus meminta
lengan pasien sisi lesi bertolak pinggang, agar m. Pektoralis mayor berkerut. Jika
tumor dan kulit atau dasar melekat, mobilitas terkekang, kemungkinan kanker sangat
besar. Jika terdapat sekret papila mammae, harus buat sediaan apus untuk
pemeriksaan sitologi. Pemeriksaan kelenjar limfe regional paling baik posisi duduk.
Ketika memeriksa aksila kanan, dengan tangan kiri topang siku kanan pasien, dengan
ujung jari kiri palpasi seluruh fosa aksila secara berurutan. Waktu memeriksa fosa
aksila kiri sebaliknya, dan terakhir periksa kelenjar supraklavikular.
Hasil Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Menurut pasien

 awalnya benjolan tersebut hanya berukuran sebesar 2cm, akan tetapi semakin
membesar dan terasa sakit

Pada pemeriksaan fisik payudara didapatkan

 benjolan pada kuadran lateral atas dari payudara kiri berukuran 4x3cm
 konsistensi keras
 batas tidak tegas
 melekat pada kulit
 terapat gambaran p’eu d orange
 terdapat retraksi papil
 nyeri tekan positif
 terdapat pembesaran KGB aksila dan infraklavikularis sinistra

Working Diagnosis: Carcinoma Mammae Sinistra

Differential diagnosis:

1. Fibroadenoma Mammae (FAM)


Fibroadenoma mammae adalah tumor neoplasma jinak payudara yang terdiri dari
campuran elemen kelenjar (glandular) dan elemen stroma (mesenkhimal), yang
terbanyak adalah komponen jaringan fibrous.
Neoplasma jinak ini paling sering terjadi pada wanita muda, umumnya 20 tahun
pertama setelah pubertas. Tumor ini ternyata lebih sering terjadi pada wanita kulit
hitam dan terjadi pada umur yang lebih muda. Tumor multiple ditemukan pada 10-
15% pasien.
Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang memperlihatkan adanya proses
hyperplasia atau proliferatif pada satu unit ductus terminalis. perkambangannya
dianggap suatu kelainan dari perkembangan normal. Penyebab tumor ini tidak
diketahui. Sekitar 10% fibroadenoma menghilang mendadak tiap tahunnya dan
kebanyakan berhenti bertumbuh setelah mencapai ukuran 2-3 cm.
Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, relative
mobile, dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya ditemukan secara
tidak sengaja. Diagnosis klinis pada pasien muda biasanya tidak sulit ditegakkan.
Pada wanita diatas umur 30 tahun, tumor fibrocystic dan karsinoma payudara perlu
dipertimbangkan. Kista dapat diidentifikasi dengan aspirasi atau ultrasonography.
Fibroadenoma tidak normal terjadi setelah menopause namun mungkin dapat muncul
setelah pemberian terapi sulih hormone.

2. Mastitis Granulomatosa
Mastitis granulomatosa dapat dibagi menjadi mastitis granulomatosa idiopatik (juga
dikenal sebagai granular mastitis lobular 15 dan mastitis granulomatosa terjadi sebagai
komplikasi sekunder dari berbagai kondisi lain seperti tuberkulosis dan infeksi
lainnya, sarkoidosis dan granulomatosis dengan polyangiitis. Terdapat bentuk khusus
dari mastitis granulomatosa terjadi sebagai komplikasi dari diabetes dan juga terdapat
beberapa kasus disebabkan oleh injeksi silikon (silikon-diinduksi radang
granulomatosa) atau reaksi benda asing lainnya. 16,17presentasi utama dari setiap
kondisi ini sebagai mastitis sangat jarang dan dalam banyak kasus mungkin
cenderung oleh payudara lainnya atau kondisi sistemik.
Meskipun mastitis granulomatous mudah disalah artikan dengan kanker namun ia
adalah (non-kanker) kondisi benar-benar jinak.
Pengobatan secara radikal berbeda untuk mastitis granulomatous idiopatik dan lesi
granulomatosa lain dari payudara, diagnosis yang tepat sangat penting.
Mastitis granulomatosa idiopatik didefinisikan sebagai mastitis granulomatosa tanpa
sebab yang timbul lainnya seperti yang disebutkan di atas. Hal ini terjadi pada rata-
rata dua tahun dan hampir secara eksklusif sampai enam tahun setelah kehamilan,
biasanya rentang usia 17-42 tahun. Beberapa kasus telah dilaporkan yang berkaitan
dengan induksi hiperprolaktinemia obat. Sangat jarang telah didiagnosis selama
kehamilan dan pada pria.

Epidemiologi dan Prevalensi

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit degenaratif yang paling banyak menyerang
perempuan. Selain menyerang perempuan, kanker payudara juga menyerang laki- laki,
walaupun jumlahnya lebih sedikit dari perempuan2. Data terbaru dari American Cancer
Society telah menghitung bahwa di tahun 2013, ada 2240 kasus baru kanker payudara pada
pria dengan angka kematian sebesar 410. Sementara sekitar 39620 wanita meninggal dunia
setiap tahunnya karena kanker payudara3. Di perkirakan jumlah kasus kanker payudara akan
meningkat 1.050.346 kasus per tahun4. Di asia, berdasarkan data GLOBACON tahun 2002
kasus kanker payudara terutama pada wanita terhitung 1,15 juta kasus5. Sementara Di
Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker
payudara merupakan kanker terbanyak pada perempuan (26 per100.000) diikuti kanker leher
rahim sebanyak (16 per 100.000)4. Jumlah ini juga didukung dengan data yang dikumpulkan
oleh SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan
pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia yaitu sebanyak 16,85% . Karena
tingginya kasus kanker peyudara di Indonesia, WHO bahkan memperkirakan kasus kanker
payudara pada wanita akan terus meningkat tiap tahunnya.

Penyakit kanker payudara selepas kanker serviks merupakan penyakit kanker dengan
prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks sebesar 0,8‰ dan
kanker payudara sebesar 0,5‰.

Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Maluku Utara, dan Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki
prevalensi kanker serviks tertinggi yaitu sebesar 1,5‰, sedangkan prevalensi kanker
payudara tertinggi terdapat pada Provinsi D.I. Yogyakarta, yaitu sebesar 2,4‰. Berdasarkan
estimasi jumlah penderita kanker serviks dan kanker payudara terbanyak terdapat pada
Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah. 1

Definisi

Kanker payudara adalah kanker pada wanita baik di negara maju dan negara berkembang.
Menurut Depkes (2007), Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan payudara, tidak termasuk kulit payudara6. Menurut Tapan
(2005) kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau tidak dikontrol, sel-sel kanker bisa menyebar pada
bagian-bagian tubuh lain dan nantinya dapat mengakibatkan kematian.

Kanker payudara juga merupakan penyakit yang ganas (kanker) sel terbentuk di jaringan
payudara. Kerusakan pada DNA dari hasil sel dalam pembelahan sel yang tidak terkendali
pada akhirnya terakumulasi membentuk benjolan. Sel-sel menyerang jaringan payudara
normal di sekitarnya dan dapat putus dari benjolan utama, menyebar di saluran getah bening
atau aliran darah ke organ-organ lain di mana benjolan sekunder (metastasis) dapat
terbentuk4. Bentuk yang paling umum dari kanker payudara merupakan karsinoma duktal, di
mana sel-sel kanker berasal dari saluran yang bergerak, susu dari payudara ke puting susu.
Lobular karsinoma, bentuk lain dari kanker payudara, dimulai dalam lobulus dari payudara,
di mana susu diproduksi.6

Anatomi Payudara
Payudara seorang wanita dewasa adalah kelenjar penghasil susu yang terletak di bagian
depan dinding dada. Ia berada di m. Pectoralis mayor dan didukung oleh dan melekat pada
bagian depan dinding dada di kedua sisi sternum oleh ligamen. Setiap payudara berisi 15-20
lobus diatur dalam mode melingkar. Lemak yang menutupi lobus memberikan payudara
ukuran dan bentuk. Setiap lobus terdiri dari banyak lobulus, yang merupakan kelenjar yang
menghasilkan susu apabila terdapat respon dari hormon.

Jenis-Jenis Carcinoma Mammae

Berdasarkan ‘The World Health Organization’ (WHO) tahun 2003, kanker payudara dibagi
atas karsinoma non invasif dan invasif.
1. Karsinoma Non-invasif
Karsinoma non-infasif sering disebut juga dengan in situ breast cancer. In situ breast
cancer adalah type kanker yang mana sel kanker tetap berada dalam selubung tempat
asalnya. Jadi sel kanker tidak menyerang jaringan disekitar saluran air susu atau
kelenjar air susu. Jenisnya antara lain :
a. Ductal Carsinoma In Situ ( DCIS )

Adalah suatu sel abnormal di sepanjang saluran air susu yang tidak
menyerang jaringan sekitar payudara. Ini adalah kanker payudara stadium awal.
Beberapa ahli menganggap DCIS adalah kondisi sangat awal dari kanker. Hampir
semua wanita dengan DCIS ini bisa disembuhkan. Tapi ada juga yang berkembang
menjadi kanker payudara yang invasife. Karsinoma duktus in situ dapat terjadi baik
pada wanita pre-menopause maupun pasca-menopause, biasanya pada kelompok
umur 40-60 tahun.

b. Lobular Carsinoma In Situ ( LCIS )


Bahwa suatu sel abnormal masih berada dalam kelenjar air susu, dan tidak
menyerang jaringan disekitarnya. LCIS terjadi terutama pada wanita pre-menopause.
Apabila setelah menopause, biasanya dihubungkan dengan adanya karsinoma
infiltratif. LCIS ditemukan pada 6% dari seluruh karsinoma mamae. Masalah
utamanya, tumor ini secara klinis tidak teraba, dan ditemukan pada hasil biopsi yang
dilakukan atas indikasi adanya kista atau lesi palpabel jinak lainnya. Masih menjadi
kontroversi diantara ahli-ahli kanker bahwa apakah LCIS merupakan suatu stadium
sangat awal dari kanker ataukah hanya merupakan penanda bahwa itu dimasa datang
akan berubah menjadi kanker. Tetapi para ahli juga sepakat bahwa apabila seseorang
mempunyai LCIS, berarti di kemudian hari dia mempunyai resiko untuk mempunyai
kanker pada salah satu payudaranya. Pada payudara yang terdapat LCIS bisa berubah
menjadi invasive lobular breast cancer. Bila kanker berkembang pada payudara yang
lain, maka bisa jadi menjadi Invasife Lobular atau Invasife Ductal Carsinoma.

2. Invasive breast cancer ( Kanker payudara yang invasive )


Invasive ( infiltrating ) breast cancer adalah jenis kanker yang sel kankernya
telah keluar/lepas dari mana dia berasal, menyerang jaringan sekitar yang mendukung
saluran dan kelenjar- kelenjar payudara. Sel-sel kanker ini bisa menyebar keberbagai
bagian tubuh, seperti ke kelenjar getah bening. Jenisnya antara lain :
a. Invasive Ductal Carsinoma ( IDC )

Dianggap sebagai penyebab terbesar kanker payudara yang invasive (85%). Jika seorang
wanita mempunyai IDC, maka sel kanker yang berada di sepanjang saluran air susu akan
keluar dari dinding saluran tersebut dan menyerang jaringan disekitar payudara. Sel kanker
bisa saja tetap terlokalisir, berada didekat tempat asalnya atau menyebar ( metastasis )
kebagian tubuh yang lain, terbawa oleh peredaran darah atau system kelenjar getah bening.
Untuk jenis IDC solid tubular, meskipun invasive tapi masih lumayan terkendali dibanding
jenis invasive lain.
b. Invasive Lobular Carsinoma ( ILC )

Meskipun tidak sebanyak IDC (10%), type ini juga mempunyai sifat yang mirip. ILC,
berkembang dari kelenjar yang memproduksi susu dan kemudian menyerang jaringan
payudara disekitarnya. Juga bahkan ke tempat yang lebih jauh dari asalnya. Dengan ILC,
penderita mungkin tidak akan merasakan suatu benjolan, yang dirasakan hanyalah adanya
semacam gumpalan atau suatu sensasi bahwa ada yang berbeda pada payudara. ILC, bisa
diditeksi hanya dengan menyentuh, dan kadang juga bisa tidak terlihat dalam mammogram.
ILC ini bersifat seperti cermin, kalau payudara kanan ada benjolan, biasanya sebelah kiri juga
ada.

Type – type yang tidak biasa / Jarang pada kanker payudara:


Tidak semua type kanker payudara berasal dari saluran air susu atau kelenjar air susu.
Beberapa jenis yang tidak umum adalah :
1. Inflammatory Breast Cancer
Jenis ini jarang, tapi termasuk type kanker payudara yang agresive. Kulit pada
payudara menjadi merah dan bengkak. Atau menjadi tebal / besar. Berbintik-bintik
menyerupai jeruk yang terkelupas. Ini dikarenakan oleh sel kanker yang memblock
pembuluh getah bening yang letaknya dekat permukaan payudara.
2. Medullary Carcinoma.
Type spesifik pada invasive breast cancer. Dimana batas tumor jelas terlihat. Sel
kanker lebar dan sel system imun terlihat disekitar batas tumor.
3. Tubular carcinoma
Jenis kanker yang jarang ini dinamaidemikian karena bentuk sel kanker ketika dilihat
dibawah microscope. Meskipun merupakan invasive breast cancer tapi tampilannya
lebih baik dari Invasive Ductal Carcinoma dan Invasive Lobular Carcinoma.
4. Metaplastic carcinoma
Mewakili kurang dari 1% dari seluruh pasien yang baru didiagnosis mempunyai
kanker payudara.Perubahan bentuk jaringan biasanya terlokalisir/terbatas dan berisi
beberapa sel yang berbeda, yang secara typical tidak ditemui pada kanker payudara
yang lain.Harapan kesembuhan dan cara penanganannya sama dengan Invasive
DuctalCarcinoma.
Tumor yang tumbuh pada sambungan antara jaringan di payudara. Jenis tumor ini
biasanya kemudian menjadi kanker ( malignant).
5. Micropapillary carcinoma
Type ini cenderung untuk menjadi agresive, sering menyebarnya ke kelenjar getah
bening, meskipun ukurannya kecil.
6. Adenoid cystic carcinoma
Jenis kanker ini penggolongannya dilihat dari ukurannya, tumor local. Termasuk jenis
invasive, tetapi lambat dalam pertumbuhan dan penyebaran.

Klasifikasi dan Staging Carcinoma Mammae

beberapa tahapan kanker payudara didasarkan pada hasil pengujian yangdilakukan


pada tumor dan kelenjar getah bening.

a. Tahap 0 (karsinoma in situ)


Sel – sel abnormal ditemukan pada lapisan dari saluran payudara atau lobulus
payudara atau di putting.

Tahap I
Pada stadium I, kanker telah terbentuk. Stadium I dibagi menjadi stadium IA dan IB, yaitu:

a. Pada stadium IA, tumor adalah 2 cm atau lebih kecil. Kanker belum menyebar di
luar payudara.

b. Stadium IB , kelompok kecil sel-sel kanker payudara (lebih besar dari 0,2 milimeter,
tetapi tidak lebih besar dari 2 mm) ditemukan dalam kelenjar getah.
Tahap II
Tahap II dibagi menjadi stadium IIA dan IIB.
a. Pada stadium IIA :
Tumor belum ditemukan di payudara. Ukuran tumor adalah 2 cm atau lebih kecil. Kanker
belum menyebar ke kelenjar getah bening.

b. Pada stadium IIB :


Ukuran tumor lebih besar dari 2 cm tapi tidak lebih besar dari 5 cm. Kelompok
kecil sel-selkanker payudara ditemukan dalam kelenjar getah bening. Kanker telah menyebar
ke 1 sampai 3kelenjar aksila bening atau ke kelenjar getah bening di dekat tulang dada .
Tahap III
a. Pada stadium IIIA:

Kanker ditemukan di 4 sampai 9 kelenjar aksila bening atau di kelenjar getah bening di
dekattulang dada. Ukuran tumor lebih besar dari 5 cm.

b. Pada stadium IIIB :

Tumor mungkin adalah ukuran apa saja dan kanker telah menyebar ke dinding dada
dan / ataukulit payudara dan menyebabkan pembengkakan atau maag.

c. Pada stadium IIIC :

Kanker mungkin telah menyebar ke kulit payudara dan menyebabkan bengkak atau ulkus dan
atau telah menyebar ke dinding dada.
Tahap IV

Pada stadium IV, kanker telah menyebar ke organ tubuh lainnya, yang paling
sering tulang, paru-paru, hati, atau otak.

Sistem TNM: TNM Staging

TNM staging memperhitungkan ukuran tumor (T), apakah kanker telah menyebar ke kelenjar
getah bening (kelenjar getah bening) (N), dan apakah tumor telah menyebar di tempat lain di
tubuh (M - untuk metastasis). Masing-masing kategori tersebut dibagi lagi menjadi
subkategori untuk melukiskan keadaan masing-masing kategori dengan cara memberi indeks
angka dan huruf dibelakang T, N, M iaitu:

 T= tumor primer
 N= Nodul, metastase ke kelenjar regional
 M=metastase organ jauh

Tiap-tiap indeks angka dan huruf mempunyai arti klinis sendiri. Pada umumnya adalah
seperti berikut:

Tahap T (tumor)

TX :berarti bahwa ukuran tumor tidak dapat dinilai

Tis: Tumor in situ

T1 - Tumor adalah 2 sentimeter (cm) di atau kurang

T1 dibagi lagi menjadi 4 kelompok

T1mi - tumor 0.1cm di atau kurang

T1a - tumor lebih dari 0,1 cm tapi tidak lebih dari 0,5 cm

T1b - tumor lebih dari 0,5 cm tapi tidak lebih dari 1 cm

T1c - tumor lebih dari 1 cm tapi tidak lebih dari 2 cm

T2 - Tumor lebih dari 2 sentimeter, tetapi tidak lebih dari 5 cm


T3 - Tumor lebih besar dari 5 cm

T4 dibagi menjadi 4 kelompok

T4a - Tumor telah menyebar ke dinding dada

T4b - Tumor telah menyebar ke dalam kulit dan payudara mungkin bengkak

T4C - Tumor telah menyebar ke kedua kulit dan dinding dada

T4d - Karsinoma inflamasi - ini adalah kanker di mana kulit di atasnya berwarna merah,
bengkak dan sakit jika disentuh
Tahap N (nodul, metastase ke kelenjar regional)

NX- berarti bahwa kelenjar getah bening tidak dapat dinilai (misalnya, jika mereka
sebelumnya dihapus)

N0 – Nodul regional negatif

sel-sel tumor yang terisolasi (ITC) adalah kelompok kecil sel kanker kurang dari 0,2 mm di,
atau sel tumor tunggal, atau sekelompok kurang dari 200 sel dalam satu area dari kelenjar
getah bening. Kelenjar getah bening yang mengandung sel-sel tumor hanya terisolasi tidak
dihitung sebagai kelenjar getah bening yang positif

N1 – Nodul regional positif, mobil

pN1mi - Satu atau kelenjar getah bening lebih berisi daerah sel kanker yang disebut
micrometastases yang lebih besar dari 0.2mm atau mengandung lebih dari 200 sel kanker
tetapi kurang dari 2mm

N2 dibagi menjadi 2 kelompok

N2a - ada sel-sel kanker di kelenjar getah bening di ketiak, yang menempel satu sama lain
dan struktur lainnya

N2B - ada sel-sel kanker di kelenjar getah bening di belakang tulang dada (yang mammae
internal node), yang baik telah terlihat pada scan atau dirasakan oleh dokter. Tidak ada bukti
dari kanker di kelenjar getah bening di ketiak

N3 dibagi menjadi 3 kelompok


N3a - ada sel-sel kanker di kelenjar getah bening di bawah tulang selangka

N3b - ada sel-sel kanker di kelenjar getah bening di ketiak dan di belakang tulang dada

N3C - ada sel-sel kanker di kelenjar getah bening di atas tulang selangka

Tahap M (metastasis)

M0 berarti bahwa tidak ada tanda-tanda penyebaran kanker

CMO (i c) berarti tidak ada tanda-tanda kanker pada pemeriksaan fisik, scan atau sinar-X tapi
sel-sel kanker yang hadir dalam darah, sumsum tulang, atau kelenjar getah bening jauh dari
kanker payudara - sel yang ditemukan oleh tes laboratorium

M1 - berarti kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh


Pentahapan Menurut AJCC( American Joint Committee on Cancer)8,9
Etiologi dan Faktor Risiko9

Penyebab kanker payudara tidak diketahui, tetapi payudara merupakan alat seks
sekunder yang selalu menerima rangsangan hormonal setiap siklus menstruasi, pada saat
hamil, dan laktasi (menyusui). Sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin
mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas (Manuaba, 2010).
Meskipun penyebab kanker payudara tidak diketahui, riset mengidentifikasi sejumlah
faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu, yang meliputi:
a. Faktor Resiko yang tidak dapat diubah (unchangeable)

1) Umur

Semakin bertambahnya umur meningkatkan risiko kanker payudara. Wanita paling


sering terserang kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah 40
tahun juga dapat terserang kanker payudara, namun risikonya lebih rendah dibandingkan
wanita di atas 40 tahun.

2) Menarche Usia Dini

Risiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi
pertama sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan
lamanya paparan hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap
proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara.
3) Menopause Usia Lanjut

Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami kanker


payudara.sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya
perubahan klinis. 21 Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum
menopause.

4) Riwayat Keluarga

Terdapat peningkatan risiko menderita kanker payudara pada wanita yang keluarganya
menderita kanker payudara. tertentu. Apabila terdapat BRCA 1 (Breast Cancer 1) dan BRCA
2 (Breast Cancer 2), yaitu suatu kerentanan terhadap kanker payudara, untuk terjadi kanker
payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. 10%
kanker payudara bersifat familial.Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara
berhubungan dengan gen gen probabilitas.

5) Riwayat Penyakit Payudara Jinak

Wanita yang menderita kelainan ploriferatif pada payudara memiliki peningkatan risiko
untuk mengalami kanker payudara.

b. Faktor Resiko yang Dapat Dirubah

1) Riwayat Kehamilan

Usia maternal lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan risiko mengalami
kanker payudara.

2) Obesitas dan Konsumsi Lemak Tinggi

Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dengan kanker payudara pada wanita
pasca menopause. Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara.

3) Penggunaan hormon dan kontrasepsi oral

Hormon berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Wanita yang menggunakan


kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Kandungan estrogen dan
progesteron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjar
payudara.estrogen. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama
mempunyai risiko untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.

4) Konsumsi Rokok

Wanita yang merokok meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara daripada
wanita yang tidak merokok.

5) Riwayat Keterpaparan Radiasi

Radiasi diduga meningkatkan risiko kejadian kanker payudara. Pemajanan terhadap radiasi
ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun meningkatkan risiko kanker
payudara.

Patofisiologi

Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukkan disregulasi hormon HGF dan onkogen
Met, serta ekspresi berlebihan enzim PTK-6.
1. Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
2. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi
ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen.
3. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel
yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu
diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan.
4. Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara.
Beberapa diantaranya disertai dengan komplikasi lain.9

Pemeriksaan Penunjang (workup)

Dokter menggunakan berbagai macam cara untuk mendiagnose kanker payudara dan untuk
menentukan apakah sudah ada metastasis ke organ lain. Beberapa test juga berguna untuk
menentukan pengobatan yang paling efektive untuk pasien. Kebanyakan pada type kanker,
biopsi (mengambil sedikit jaringan, untuk diteliti dibawah mikroskop, yang dilakukan oleh
ahli patologi) adalah jalan satu-satunya untuk menentukan secara pasti diagnosis kanker.
Apabila biopsy tidak mungkin dilakukan, dokter akan mengusulkan test lain untuk membantu
diagnosa. Test Imaging bisa digunakan untuk menemukan apakah telah terjadi metastasis.
Dokter akan mempertimbangkan factor-faktor dibawah ini, ketika akan memutuskan
test diagnostic :
 Usia dan kondisi medis pasien
 Type kanker
 Beratnya gejala
 Hasil test sebelumnya
Test diagnosa kanker payudara biasanya dimulai apabila wanita atau dokter
menemukan suatu massa atau pengerasan yang tidak normal (suatu titik kecil dari
kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray ), pada screening mammogram. Atau bisa juga
suatu yang tidak normal di payudara wanita ditemukan pada pemeriksaan klinis atau
pemeriksaan sendiri. Beberapa test mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosa dari
kanker payudara. Tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh test dibawah ini :
Imaging Test :
Diagnostic mammography.
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak gambar
yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya
putting mengeluarkan cairan atau ada benjolan baru. Diagnostic mammography bisa
juga digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat screening
mammogram.
Ultrasound ( USG )
Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan
frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang
bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu massa yang solid, yang kemungkinan
kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.

MRI (Magnetic Resonance Imaging)


MRI menggunakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi images (
gambaran ) detail dari tubuh. MRI bisa digunakan, apabila sekali seorang wanita, telah
didiagnose mempunyai kanker, maka untuk mencheck payudara lainnya bisa digunakan
MRI. Tapi ini tidak mutlak. Bisa juga untuk screening saja.Menurut American Cancer
Society ( ACS ), wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara, seperti
contohnya pada wanita dengan mutasi gen BRCA atau banyak anggota keluarganya yang
terkena kanker payudara, sebaiknya juga mendapatkan MRI, bersamaan dengan
mammography.MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan massa yang kecil
pada payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram. Khususnya
pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat. Kelemahan MRI juga ada,
kadang jaringan padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak
bisa menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk
memastikan lagi harus dilakukan biopsy.

Test Dengan Bedah


Biopsi
Suatu test bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker, tapi hanya biopsy
yang bisa memberikan diagnosis secara pasti. Sample yang diambil dari biopsy, danalisa
oleh ahli patologi (dokter spesialis yang ahli dalam menterjemahkan test-test
laboratorium dan mengevaluasi sel, jaringan, organ untuk menentukan penyakit)
 Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan tidak
teraba. Itu dapat dilakukan dengan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB,
menggunakan jarum kecil untuk untuk mengambil sample jaringan). Stereotactic
Core Biopsy (menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang akan diambil)
atau Vacuum-Assisted Biopsy (menggunakan jarum yang tebal untuk mengambil
beberapa macam jaringan inti yang luas). Dalam melakukan prosedur ini, jarum
biopsy untuk menuju area yang dimaksud, dibantu oleh mammography, USG atau
MRI. Metal clip kecil bisa diletakkan pada bagian dari payudara yang akan
dilakukan biopsy. Dalam kasus ini apabila jaringan itu membuktikan adanya kanker,
maka segera diadakan operasi tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa
pasien hanya butuh sekali operasi untuk menetukan pengobatan dan menetukan
stadium.
 Core Biopsy dapat menetukan jaringan. FNAB dapat menetukan sel dari suatu massa
yang teraba, dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk menentukan adanya sel
kanker.

Fine needle biopsy Sentinel node biopsy


 Surgical Biopsy (biopsy dengan cara operasi) mengambil sejumlah besar
jaringan.Biopsy ini bisa incisional ( mengambil sebagian dari benjolan ) atau
excisional (mengambil seluruh benjolan).

lumpectomy biopsy
Apabila didiagnose kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan untuk
mendapatkan clear margin area ( area jaringan disekitar tumor dimana dipastikan
sudah bersih dari sel kanker ) kemungkinan, sekalian mengambil jaringan kelenjar
getah bening.
Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan di ditest oleh dokter untuk
menentukan pengobatan.Test itu untuk melihat:
 Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive (biasanya menyebar) atau In situ
(biasanya tidak menyebar). Ductal (dalam saluran susu) atau lobular (dalam kelenjar
susu). Grade (seberapa besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat) dan apakah sel
kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau pembuluh getah bening. Margin dari
tumor juga di amati.
 Receptor Estrogen (ER) dan Receptor Progesteron (PR) test. Sel kanker payudara
apabila diketahui positif mengandung receptor ini ER (+) dan PR (+) berarti sel
kanker ini berkembangnya karena hormon-hormon tersebut. Biasanya diadakan
terapy hormone ( akan dibahas tersendiri ).
 Test HER2 neu.(C-erb2). Adanya protein HER2 yang berlebihan. Rata-rata 25%
penderita kanker. Dengan mengetahui status HER2 (positive atau negative) maka
dapat ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan menggunakan obat yang
disebut trastuzumab ( HERCEPTIN ) atau tidak. ( mengenai HERCEPTIN akan
dibahas tersendiri )
 Genetic Description of the Tumor.Test dengan melihat unsur biology dari tumor,
untuk memahami lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype DX adalah test
untuk mengukur resiko seberapa jauh kekambuhannya.
Test Darah:
Test darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Test-test itu antara
lain :
 Level Hemoglobin ( HB ) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di dalam sel
darah merah
 Level Hematocrit : untuk mengetahui prosentase dari darah merah didalam seluruh
badan
 Jumlah dari sel darah putih : untuk membantu melawan infeksi
 Jumlah trombosit ( untuk membantu pembekuan darah )
 Differential ( prosentase dari beberapa sel darah putih )
Jumlah Alkaline Phosphatase
Jumlah enzyme yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke liver, hati
dan saluran empedu dan tulang.
SGOT & SGPT
Test ini untuk mengevaluasi fungsi lever. Angka yang tinggi dari salah satu test ini
mengindikasikan adanya kerusakan pada liver, bisa jadi suatu sinyal adanya penyebaran
ke liver
Tumor Marker Test
Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan pada darah, kencing
atau jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu proses tidak normal dalam
tubuh. Bisa disebabkan karena kanker , bisa juga bukan. Pada kanker payudara tumor
marker yang biasanya dilakukan adalah CA 15.3 dengan mengambil sample darah. Pada
standard PRODIA tumor marker tidak boleh melebihi angka 30
Test-Test Lain:
Test-test lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah :
 Photo Thorax Untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran keparu-paru
 Bonescan Untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pada bonescan,
pasien disuntikkan radioactive tracer pada pembuluh vena. Yang natinya akan
berkumpul pada tulang yang menunjukkan kelainan karena kanker. Jarak antara
suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam. Selama itu pasien dianjurkan
minum sebanyak-banyaknya. Hasil yang terlihat adalah gambar penampang tulang
lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan kelainan akan terlihat
warnanya lebih gelap dari tulang normal.
 Computed Tomography ( CT atau CAT ) Scan. Untuk melihat secara detail letak tumor.
Disini pasien juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena, tapi volumenya
lebih banyak sehingga sebenarnya sama dengan infuse. Setelah disuntik CT-scan bisa
segera dilakukan. CT-scan akan membuat gambar tiga dimensi bagian dalam tubuh
yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya akan terlihat gambar potongan melintang
bagian dari tubuh yang discan 3 dimensi.
Positron Emission Tomography ( PET ) scan. Untuk melihat apakah kanker
sudah menyebar.Dalam PET scan cairan glukosa yang mengandung radioaktif
disuntikkan pada pasien. Sel kanker akan menyerap lebih cepat cairan glukosa tersebut,
dibanding sel normal. Sehingga akan terlihat warna kontras pada PET scan. PET scan
biasanya digunakan sebagai pelengkap data dari hasil CTscan, MRI dan pemeriksaan
secara fisik.
Manifestasi Klinis10

Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang terasa berbeda
pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri. Awalnya benjolan ini berukuran
kecil, tapi lama kelamaan membesar dan akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau puting susu. Berikut merupakan gejala kanker payudara,
yaitu:

1. Benjolan pada payudara yang berubah bentuk atau ukuran.

2. Kulit payudara berubah warna (dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit
jeruk).

3. Puting susu masuk ke dalam (retraksi). Bila tumor sudah besar, salah satu puting susu
tiba-tiba lepas atau hilang.

4. Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang timbul.

5. Kulit payudara terasa seperti terbakar.

6. Payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, tanpa menyusui.

7. Adanya borok (ulkus). Ulkus akan semakin membesar dan mendalam sehingga dapat
menghancurkan seluruh payudara.

8. Payudara sering berbau dan mudah berdarah


Penatalaksanaan11

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi


pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi
imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi
perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.

Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.


Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang
dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor,
umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor
(lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau
pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk meningkatkan harapan hidup,
pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau
kemoterapi.
Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh
sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat
dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak
dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau
dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti kanker
oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel
kanker saja.
Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan
atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang
secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor,
bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan
kelayakan terapi dengan trastuzumab.
Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit
Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang
mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup. Meskipun
demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang harapan hidup pada
pasien, diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi
pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter berupaya untuk
memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi hormon, terapi
radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan HER2- positif, trastuzumab
memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara yang dipicu oleh HER2.

Prognosis10
Dua faktor utama yang mempengaruhi prognosis pasien dengan kanker payudara
invasif adalah:
a. stadium diferensiasi histologis dari tumor.
b. Stadium tumor pada saat ditemukan.
Kehidupan:
 Semua kasus yang tidak diobati: 22% pada 5 tahun dan 5% pada 10 tahun.
 Semua kasus yang diobati: 40% pada 5 tahun dan 25% pada 10 tahun.
 Stadium 1 histologis, diobati: 80% pada 5 tahun
 Stadium 3 histologis, diobati: 25% pada 5 tahun.
 Semua stadium, limfe nodul tidak terlibat: 75% pada 5 tahun
 Semua stadium, limfe nodul terlibat: 30% pada 5 tahun
 Pasien dengan hanya karsinoma intraduktus (karsinoma in situ), dan tanpa bukti
karsinoma invasif, mempunyai prognosis yang baik sekali-lebih dari 95% pada 5
tahun.
 Karsinoma yang terjadi selama kehamilan dan laktasi, terutama mempunyai
prognosis yang buruk.
 Malah pada kelompok kecil pasien yang bertahan hidup sampai 20 tahun atau
lebih, kematian masih terjadi sebagai akibat kanker payudara, menunjukkan bahwa
penyakit ini tidak dapat disembuhkan secara menyeluruh.

Pencegahan3,12-14
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,
yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap
epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak
menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara,
pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk
promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya
menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan
pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa
memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara ini.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk
terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal
merupakan populasiat risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan
dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami
perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari
semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada
mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan
dengan beberapa pertimbangan antara lain:
 Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
 Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk
dilakukan mammografi setiap tahun.
 Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia
50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih
sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi
kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka
sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%
c. Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai
dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan
hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan
pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan
kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan
hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

Berikut cara mencegah kanker payudara secara umum:


1. Kesadaran akan payudara itu sendiri
Lebih dari 90% tumor payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri. Perhatikan setiap
perubahan pada payudara menjadi bagian penting perawatan kesehatan wanita. Saat
ini, wanita disarankan untuk breast aware? Ini berarti wanita harus tahu seperti apa
payudara mereka di depan cermin, dan rasakan saat mandi atau terlentang pada
periode berbeda setiap bulan sehingga jika ada perubahan yang tidak normal dapat
diketahui segera.
2. Berikan ASI pada bayi
Beberapa penelitin menunjukkan ada hubungan antara pemberian ASI dan
menurunnya resiko berkembangnya kanker payudara meskipun belum ada
kesepakatan yang jelas akan hal ini. Para peneliti mengklaim bahwa lebih muda dan
lebih lama seorang ibu memberikan ASI pada bayinya adalah semakin baik. Hal ini
didasari pada teori bahwa kanker payudara berkaitan dengan hormon estrogen.
Pemberian ASI secara berkala akan mengurangi tingkat hormon tersebut.
3. Jika menemukan gumpalan, segera ke dokter
Penelitian menunjukkan banyak wanita menunda untuk ke dokter jika mereka
menemukan gumpalan pada payudaranya, mereka takut memiliki kanker. Ini adalah
hal terburuk yang mereka lakukan. Jika menemukan gumpalan, segera konsultasi ke
dokter karena ini akan membantu menenangkan pikiran. Jika gumpalan tersebut
adalah kanker, segera lakukan pengobatan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa.
4. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga
Masih perlu banyak penelitian untuk memahami secara menyeluruh semua
penyebab kanker payudara. Tetapi satu hal yang perlu untuk diyakini adalah faktor
gen. Faktor ini setidaknya sebanyak 10% dari semua kasus kanker payudara. Hal ini
dianggap satu dalam 500 orang membawa gen yang dapat membuat mereka diduga
memiliki penyakit tersebut.
5. Perhatikan konsumsi alkohol
Dalam sejumlah penelitian, alkohol memiliki kaitan dengan kanker. Hal ini
didasari pada kenyataan bahwa alkohol meningkatkan estrogen.
6. Perhatikan berat badan
Obesitas nampaknya dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Para peneliti
menemukan wanita dengan berat 44 sampai 55 pound setelah umur 18 sebanyak 40%
memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker dibanding mereka yang berubah-ubah
hanya 4 atau 5 pound semasa remajanya.
7. Olahraga secara teratur
Beberapa penelitian menyarankan bahwa olahraga dapat menurunkan resiko
kanker payudara. Hal ini karena penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang
berolahraga, semakin tinggi tingkat esrogen dalam tubuh.
8. Kurangi makanan berlemak
Ada banyak perdebatan tentang hubungan kanker payudara dengan diet. Tetapi ada
bukti bahwa gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat meningkatkan resiko
penyakit. Pertahankan asupan makanan rendah lemak, tidak melebihi 30 gram lemak
per hari. Hal ini akan membantu mempertahankan diet seimbang yang juga membantu
menjaga berat badan. Kita menyimpan estrogen di lemak tubuh, jadi lebih sedikit
lemak yang kita bawa, lebih baik.
9. Setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur.
Meskipun masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan penyebab kanker
payudara, satu dari faktor utama penyebab adalah faktor usia. 80% kanker payudara
terjadi pada wanita berumur diatas 50 tahun.
10. Belajar relaks
Banyak tercatat bahwa stres dapat menyebabkan semua jenis masalah kesehatan.
Meskipun masih banyak perdebatan atas temuan ini, menurunkan tingkat stres akan
menguntungkan untuk kesehatan secara menyeluruh, termasuk resiko kanker
payudara.
11. Masukkan brokoli ke dalam menu harian Anda.
Kira-kira dalam sehari Anda hanya membutuhkan secangkir brokoli. Tahukah
Anda, brokoli mengandung senyawa sulfuraphane yang secara ilmiah terbukti
mengurangi risiko kanker.
12. Jangan lupakan buah dan sayur dalam menu harian.
Pilihlah sayuran berwarna hijau dan oranye. Makanlah tomat yang kaya dengan
likopen. Konon likopen juga agen yang berfungsi memerangi kanker.
13. Minumlah teh hijau yang kaya antioksidan.
Disamping minum teh hijau, kudaplah dark chocolate sesekali, karena secara
ilmiah terbukti cokelat sebagai agen yang memerangi kanker. Namun ingat jangan
cokelat manis, karena Anda tidak akan mendapat manfaatnya.
14. Konsumsi kedelai dan olahannya.
Di dalam kedelai terkandung 40 persen protein yang terdiri dari asam lemak
esensial dengan daya cerna yang sangat baik, 15 persen oligosakarida dan
monosakarida, 15 persen serat, 20 persen lemak yang sebagian besar terdiri dari
asam lemak tak jenuh dan 10 persen adalah bahan lainnya. Selain itu senyawa
fitokimia pada kedelai memiliki aktiviats biologis, salah satunya adalah isoflavon
yang tetap stabil pada suhu panas sehingga tidak berubah struktur oleh suhu masak
dan fermentasi, yang dapat mencegah kanker.
Kesimpulan
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit degenerative yang endemic pada
wanita hampir diseluruh dunia yang disebabkan oleh berbagai macam factor, diantaranya
faktor lifestyle dan gizi. Setiap orang di dunia ini memiliki resiko untuk terkena kanker
payudara, walaupun wanita lebih berresiko daripada laki-laki. Oleh karena itu, sangat
diperlukan pencegahan dini dimulai dari diri sendiri dengan SADARI, memperbaiki pola
makan/gizi dan gaya hidup/lifestyle. Karena menurut penelitian World Cancer Research Fund
(WCRF), memperbaiki gizi dan lifestyle dapat mencegah kanker payudara hingga 42%.
Pasien tersebut menderita carcinoma mammae sinistra stadium IIIC.

Daftar Pustaka

1. InfoDATIN Kanker. Pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI. Diunduh
dari http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
kanker.pdf pada 22 April 2016.
2. Bertie. (2012). Kanker payudara: pria juga bisa terkena kanker payudara. Diunduh
dari http://artikelkesehatanwanita.com/kanker-payudara-pria-juga-bisa-terkena-
kanker payudara.html pada 22 April 2016.
3. American cancer society. (2013). Breast cancer: key statistic of breast cancer.
Diunduh dari http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/detailedguide/breast-cancer-
key-statistics pada 22 April 2016.
4. Rasjidi, Imam. (2010). Epidemiologi Kanker pada Wanita. Jakarta: Sagung Seto.
5. CH, YIP. (2010). Breast Cancer In Asia. Diunudh dari
http://www.biosensingtech.co.uk%2Fevents%2Fibst_events%2FBC%2FPresentations
%2FProfChengHarYip.pdf pada 22 April 2016.
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007) . Kanker Payudara. Jakarta:
Depkes.
7. TNM Breast Staging. Cancer Research UK. Diunduh dari
http://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/type/breast-cancer/treatment/tnm-
breast-cancer-staging pada 22 April 2016.
8. Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti
Setiati. Pendekatan Diagnostik Tumor Padat. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam .
Jakarta: InternaPublishing; 2009. Hal 1407-1411.
9. Underwood, J.C.E. 2000. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
10. Pavani Chalasani, MD, MPH. Breast Cancer. Medscape. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/1947145-overview#a5 pada 22 April 2016.
11. Pavani Chalasani, MD, MPH. Breast cancer Treatment & Management. Medscape.
Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/1947145-treatment pada 22
April 2016.
12. Departemen Kesehatan Republik indonesia. (2009). Aktivitas Fisik dan Diet
Seimbang Mencegah Kanker. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/170-aktivitas-fisik-dan-diet-
seimbang-mencegah-kanker.html pada 22 April 2016.
13. World Health Organization. (2010). Cancer. Diunduh dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en pada 22 April 2016.
14. WHO. (2013). Early detection of cancer. Diunduh dari
http://www.who.int/cancer/detection/en/diakses pada 22 April 2016.
15. Garcia-Rodiguez JA, Pattullo A (2013). "Idiopathic granulomatous mastitis: a
mimicking disease in a pregnant woman: a case report". BMC Research
Notes 6 (95).doi:10.1186/1756-0500-6-95.
16. El-Charnoubi, W. A.; Foged Henriksen, T; Joergen Elberg, J (2011). "Cutaneous
silicone granuloma mimicking breast cancer after ruptured breast implant". Case
Reports in Dermatological Medicine 2011:
129138. doi:10.1155/2011/129138. PMC: 3505939.PMID 23198167.
17. Symmers, W. S. (1968). "Silicone mastitis in "topless" waitresses and some other
varieties of foreign-body mastitis". British Medical Journal 3 (5609): 19–
22.doi:10.1136/bmj.3.5609.8-a. PMC: 1989508. PMID 5690841.

Anda mungkin juga menyukai