Anda di halaman 1dari 105

Administrasi Kesehatan pada

Pelaksanaan Program
Puskesmas Khususnya
Imunisasi Dasar, KB, ANC,
dan DHF
A1
PUSKESMAS
• Definisi:
- Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten / kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu
wilayah kerja. (DepKes 2011)

- Puskesmas adalah unit pelaksana fungsional yang


berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan,
pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan
secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan
pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal pada
suatu wilayah tertentu. (Azrul Azwar)
Visi dan Misi
• Visi:
- Lingkungan sehat.
- Perilaku sehat.
- Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
- Derajat kesehatan penduduk kecamatan.

• Misi:
- Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya.
- Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
- Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
- Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat berserta lingkungannya.
Puskesmas
• Fungsi:
- Pusat pembangunan kesehatan masyarakat
- Membina peran masyarakat untuk hidup sehat
- Memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh
• Peran:
- Mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
- mengutamakan pelayanan,kuratif dan rehabilitatif
dengan pendekatan individu dan keluarga.
Kegiatan – Kegiatan
Puskesmas
• KIA • Kesehatan dan Keselamatan Kerja
• Keluarga berencana • Kesehatan Gigi dan Mulut
• Usaha perbaikan gizi • Kesehatan Jiwa
• Kesehatan lingkungan • Kesehatan Mata
• Pencegahan dan Pemberantasan • Laboratorium Sederhana
Penyakit Menular
• Pencatatan Laporan dalam Rangka
• Pengobatan termasuk
penanganan darurat akibat Sistem Informasi Kesehatan
kecelakaan. • Kesehatan Usia Lanjut
• Penyuluhan Kesehatan Masyarakat • Pembinaan Pengobatan Tradisional.
• Kesehatan Sekolah • Upaya kesehatan remaja
• Kesehatan Olah Raga • Dana Sehat
• Perawatan Kesehatan Masyarakat
Posyandu
• Definisi:
Bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama
masyarakat, untuk memberdayakan dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat guna
memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi
dan anak balita.
• Kegiatan utama:
- kesehatan ibu dan anak
- keluarga berencana
- imunisasi
- gizi
- pencegahan dan penanggulangan diare
• Kegiatan pilihan:
- Bina Keluarga Balita (BKB);
- Tanaman Obat Keluarga (TOGA);
- Bina Keluarga Lansia (BKL);
- Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
- Berbagai program pembangunan masyarakat
desa lainnya.
Manfaat POSYANDU
• A. Bagi Masyarakat
• Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
• kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.
• Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang
• atau gizi buruk.
• Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.
• Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
• Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah
• Darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
• Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
• Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.
• Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan
• Ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
• Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak
balita.

• B. Bagi Kader
• 1. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.
• 2. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan
kesehatan ibu.
• 3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam
bidang kesehatan.
• 4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan
ibu.
Penyelenggara

-
Pengelolah: POSYANDU
Dipilih dari masyarakat
- terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.

• Waktu dan lokasi:


- Minimal 1x/bulan, harus disepakati oleh masyarakat
- Diusahakan mencari tempat yang mudah untuk dijangkau masyarakat

• Pembentukan posyandu:
1. Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki
kemampuan mengelola serta membina Posyandu.

2. Mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat sehingga bersedia


mendukung penyelenggaraan Posyandu.

3. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai rasa memiliki,
melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki.

4. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendapatkan


dukungan dari tokoh masyarakat.

5. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan pemilihan


pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader Posyandu,
pembentukan dan peresmian Posyandu, serta penyelengaraan dan
pemantauan kegiatan Posyandu.
KADER
• Perannya:
- Mempersiapkan penyelenggaraan posyandu.
- Memberi informasi.
- Melakukan pembagian tugas seperti pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian
makanan tambahan, serta pelayanan yang dapat
dilakukan oleh kader.
- Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan
petugas lainnya terkait dengan jenis layanan yang akan
diselenggarakan.
- Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian
makanan tambahan.
- Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu.
• Saat posyandu buka
1. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan
sasaran lainnya.
• 2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada Posyandu,
dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala anak,
pemantauan aktifitas anak, pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap
tindakan orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang
permasalahan anak balita, dan lain sebagainya.
• 3. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil
• pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita.
• 4. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini,
• kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok
• dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak balita.
• 5. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan
• pola asuh yang baik pada anaknya, dengan
• menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
• 6. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua
• yang telah datang ke Posyandu dan minta
• mereka untuk kembali pada hari Posyandu
• berikutnya.
• 7. Menyampaikan informasi pada orangtua agar
• menghubungi kader apabila ada permasalahan
• terkait dengan anak balitanya.
• 8. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah
• dilakukan pada hari buka Posyandu.
Sesudah Posyandu Buka 5. Mempelajari Sistem Informasi
1. Melakukan kunjungan rumah pada balita
yang tidak hadir pada hari buka Posyandu, Posyandu (SIP). SIP adalah sistem
anak yang kurang gizi, atau anak yang pencatatan data atau informasi tentang
mengalami gizi buruk rawat jalan, dan lain-lain. pelayanan yang diselenggarakan
2. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk di Posyandu. Manfaat SIP adalah sebagai
memanfaatkan pekarangan dalam rangka
meningkatkan gizi keluarga, menanam panduan bagi kader untuk
tanaman obat keluarga, membuat tempat memahami permasalahan yang ada,
bermain anak yang aman dan nyaman. Selain sehingga dapat mengembangkan
itu, memberikan penyuluhan tentang Perilaku jenis kegiatan yang tepat dan sesuai
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
dengan kebutuhan sasaran.
3. Melakukan pertemuan dengan tokoh
masyarakat, pimpinan wilayah untuk
menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta
mengusulkan dukungan agar Posyandu terus
berjalan dengan baik.

4. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi


dengan masyarakat, untuk membahas
kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat
digunakan sebagai bahan menyusun rencana
tindak lanjut kegiatan berikutnya.
• 6. Format SIP meliputi;
• catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu
hamil, melahirkan,
• nifas;
• catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu;
jenis kegiatan
• yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
• catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian
tablet tambah darah bagi ibu hamiXl, tanggal, dan status
pemberian imunisasi;
• catatan wanita usia subur, pasangan,usia subur, jumlah
rumah tangga, jumlah ibu hamil, umur kehamilan, imunisasi
ibu hamil, risiko kehamilan, rencana penolong persalinan,
tabulin, ambulan desa, calon donor darah, yang ada di
wilayah kerja Posyandu.
Isi Pesan KADER tentang
PHBS
• • Mendorong keluarga untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
• dengan pertolongan tenaga kesehatan agar ibu dan bayi selamat dan
• sehat.
• • Mengajak keluarga untuk mendorong ibu dalam memberikan ASI Eksklusif
• dari usia 0-6 bulan agar bayi tumbuh sehat.
• • Mendampingi keluarga untuk menimbang bayi dan balita di Posyandu setiap
• bulan agar terpantau pertumbuhan dan perkembangannya.
• • Mengajak keluarga untuk bergotong royong dalam penyediaan air bersih di
• lingkungan agar terhindar dari penyakit.
• • Mendorong keluarga untuk membiasakan diri buang air besar di jamban.
• • Menggerakkan masyarakat untuk terbiasa mencuci tangan menggunakan
• sabun dengan air bersih mengalir.
• • Mengajak keluarga untuk menjadikan rumah bebas jentik nyamuk dengan
• 3M plus seminggu sekali agar terhindar dari Demam Berdarah.
• • Menggerakkan masyarakat agar giat makan sayur dan buah secara rutin.
• • Menggerakkan masyarakat agar melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit
• setiap hari.
• • Mendorong masyarakat menjadikan rumah tempat bebas asap rokok.

Isi Pesan KADER Tentang
Ibu Hamil
• Seorang ibu sebaiknya hamil pada usia 20-30 tahun
• Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya
jarak antara anak pertama dan kedua paling
sedikit dua tahun
• Hamil lebih dari empat kali, dapat membahayakan
kesehatan ibu dan anak
Pemeriksaan Kehamilan
• Ibu memeriksa diri 4x selama hamil (TB, LILA, BB, TD)
• Minum pil tambah darah selama 90 hari.
• imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
• Mengikuti kelas ibu hamil.
• Mempersiapkan kelahiran (persalinan)
• Merawat diri dan kehamilan dengan baik
Gizi Untuk Ibu Hamil
• Makanlah aneka ragam makanan tanpa pantangan
dalam jumlah yang lebih banyak dari sebelum hamil,
jangan lupa makan sayur dan buah.
• Gunakan garam beryodium setiap kali memasak.
• Biasakan makan pagi.
• Minumlah air matang, sebaiknya
8 gelas / hari.
• Hindari minuman beralkohol.
• Apabila ibu hamil mengalami mual, muntah, dan tidak
nafsu makan, pilih makanan yang tidak berlemak dan
menyegarkan seperti roti, ubi, singkong, biskuit, dan buah.
Makan dengan porsi kecil dan sering.
• Tidak dibolehkan minum jamu, minuman keras, atau
merokok karena akan membahayakan kandungan.
Menjaga Kebersihan diri
• • Ibu hamil harus mandi sebanyak 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi
paling sedikit 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan
sebelum tidur. Mandi yang teratur dan bersih
menghindarkan ibu dari penyakit kulit seperti
gatalgatal dan dengan menggosok gigi secara
teratur untuk mencegah sakit gigi dan gusi.
• • Setiap kali mandi sebaiknya ibu hamil mengganti
baju dan pakaian dalam dari bahan yang dapat
menyerap keringat.
Mengenali Tanda-Tanda
Bahaya Pada Ibu Hamil
• Pendarahan pada hamil muda atau hamil tua.
• Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit
kepala dan atau kejang.
• Demam atau panas tinggi.
• Air ketuban keluar sebelum waktunya.
• Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang
atau tidak bergerak.
• Muntah terus dan tidak mau makan.
Isi Pesan Kader Untuk Ibu
Bersalin
• Pertolongan persalinan
- Persalinan pada ibu hamil harus ditolong oleh bidan/dokter
• Mengenali tanda-tanda persalinan
1. Mulas-mulas secara teratur yang semakin lama makin sering.
2. Perut terasa keras bila diraba.
3. Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir.
4. Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban.
5. Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut pada ibu hamil,
maka segeralah membawa ibu hamil ke Puskesmas terdekat atau meminta
pertolongan dokter/bidan.

• Mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu bersalin


1. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
2. Pendarahan lewat jalan lahir.
3. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.
4. Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang.
5. Air ketuban keruh dan berbau.
6. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.
7. Ibu gelisah akan mengalami kesakitan yang hebat.
NIFAS
• Yang harus dilakukan ibu NIFAS tentang ASI
1. Berikan ASI segera pada bayi yang baru lahir, karena ASI yang pertama kali (kolostrum) mengandung zat kekebalan
yang melindungi bayi terhadap penyakit. Istirahat cukup supaya ibu sehat dan ASI keluar banyak.
2. Ibu dapat menyusui sesering mungkin semau bayi paling sedikit 8 kali sehari.
3. Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui.
4. Ibu dapat menyusui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara disisi yang lain.
5. Ibu harus membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun saat akan memegang bayi, sesudah buang air besar atau
kecil, dan sesudah menceboki anak.

• Menjaga kesehatan ibu NIFAS


1. Minum 2 kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI): 1 kapsul segera setelah melahirkan, dan minum lagi 1 kapsul setelah
24 jam berikutnya selambatnya 27 hari setelah melahirkan (masa nifas).
2. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama 40 hari.
3. Periksa ke bidan/dokter/fasilitas kesehatan minimal 3 kali pada minggu pertama, minggu kedua, dan minggu keenam.
4. Makan dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada saat hamil.
5. Menjaga kebersihan alat kelamin dan mengganti pembalut sesering mungkin.

• Mengenali tanda bahaya ibu NIFAS


1. Perdarahan lewat jalan lahir
2. Cairan bau lewat jalan lahir
3. Demam > 2 hari
• Pentingnya ibu NIFAS ikut program KB
1. Ibu nifas mempunyai waktu yang cukup untuk
menyusui, merawat bayi serta menjaga kesehatan
ibu dan keluarga.
2. Untuk mengatur agar jarak kehamilan 2 tahun atau
lebih

• Jenis alat KB
1. Alat ber-KB untuk suami ( Kondom, Vasektomi)
2. Alat ber-KB untuk istri ( Pil, suntik, implant, IUD,
Tubektomi)
Isi Pesan KADER Untuk
Ibu KADER
• Pemberian ASI
1. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi dan
mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan kekebalan
dan mencegah berbagai penyakit, serta untuk kecerdasan.
2. Beri ASI saja sampai anak berumur 6 bulan.
3. Setelah 6 bulan, teruskan menyusui sampai anak berumur 2 tahun dan berikan
makanan pendamping
4. ASI.
5. Makanan pendamping ASI berupa makanan lumat diberikan secara bertahap,
mula-mula 2 kali berangsur sampai 3 kali sehari, dalam jumlah yang kecil sebagai
makanan perkenalan. Kenalkan buah/ sari buah 2 kali sehari sedikit demi sedikit.
• Pola makan anak
1. 0-6 bulan ASI saja
2. 6-9 bulan ASI + Makanan pendamping ASI (MP-ASI) Contohnya, bubur susu atau
bubur tim yang dilumat
3. 9-11 bulan ASI + MP-ASI yang lebih padat Contohnya, bubur nasi, nasi tim, dan
nasi lembek
4. 1-2 tahun Makanan keluarga/makanan yang dicincang atau dihaluskan 3-4 kali
sehari
5. 2-3 tahun Makanan keluarga + makanan selingan 2 kali sehari.
• Tumbuh kembang anak
1. Perhatikan tumbuh kembang anak secara teratur.
2. Bawa ke Posyandu untuk ditimbang, dapatkan kapsul vitamin A,
imunisasi, stimulasi tumbuh kembang dan periksa kesehatan.
3. Timbanglah berat badan untuk memantau pertumbuhan anak
sehingga dapat mencegah gizi kurang atau gizi buruk.
4. Bila ditimbang berat badan tidak naik 2 bulan berturut-turut atau turun
rujuk ke Puskesmas.
5. Beri makanan bergizi sesuai kelompok umur anak, agar tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas.
6. Gunakan garam beryodium setiap kali masak.
7. Bila ada gangguan perkembangan anak, rujuk ke Puskesmas.
8. Bila anak sakit, bawa ke Puskesmas.
9. Rawat anak dengan kasih sayang dan doa.

• Vitamin A
1. Vitamin A bersumber dari sayur-sayuran berwarna hijau
2. Vitamin A membuat mata sehat, tubuh kuat dan mencegah kebutaan
3. Beri kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita, kapsul biru dengan
dosis 100.000 SI untuk bayi dan kapsul merah dengan dosis 200.000 SI
untuk anak balita.
4. Dapatkan kapsul vitamin A secara gratis setiap bulan Februari dan
Agustus di Posyandu atau Puskesmas.
Imunisasi Bayi
• Umur Jenis Imunisasi
Dasar
1. 0-7 hari HB 0
2. 1 bulan BCG, Polio 1
3. 2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
4. 3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
5. 4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
6. 9 bulan Campak
• Yang perlu dilakukan bila balita batuk
1. Teruskan ASI bila masih menyusui
2. 6 bulan, makanan dan minuman hangat diperbanyak
3. > 1 tahun, beri kecap manis ditambah madu atau air jeruk
4. Jaga kebersihan hidung
5. Jauhkan dari pajanan asap rokok dan asap lainnya
6. Nafas cepat, sukar bernafas, dan batuk pilek demam
diharapkan rujuk ke PUSKESMAS

• Yang perlu dilakukan bila balita diare


1. Teruskan ASI bila masih menyusui
2. Teruskan ASI bila masih menyusui
3. Minum air matang, cairan makanan (kuah sayur)
4. Cuci kebersihan tangan
5. Rujuk ke PUSKESMAS bila, sakit lebih dari 2 hari, BAB berkali-
kali, muntah, haus, demam, dan ada darah dalam tinja.
• Yang perlu dilakukan bila balita demam
1. Demam merupakan gejala yang menyertai batuk pilek, malaria, campak,
demam berdarah, sakit telinga atau infeksi lain.
2. Teruskan pemberian ASI, bila anak masih menyusui.
3. Beri anak cairan lebih banyak dari biasa seperti air matang, air teh, kuah sayur
bening.
4. Jangan diberi pakaian tebal atau selimut tebal.
5. Kompres dengan air biasa atau air hangat. Jangan dikompres dengan air dingin
karena bisa menggigil.
6. Pada demam tinggi beri obat turun panas sesuai anjuran petugas kesehatan.
7. Usahakan tidur pakai kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk.
8. Bawa ke Puskesmas jika demam tidak sembuh dalam 2 hari.

• Yang perlu dilakukan bila anak sakit kulit


1. Bisul, koreng, biang keringat
2. Bersihkan luka dengan air matang, keringkan dengan kain bersih
3. Pencegahan:
- Mandi teratur
- Keramas
- Cuci tangan
- Bersihkan kuku dengan teratur
- Jaga higenis rumah
• Merawat gigi anak
1. Sikat gigi
2. Kurangi makanan yang manis dan lengket
3. Periksa gigi setiap 6 bulan setelah berumur 2 tahun
Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA)
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan
menyusui, serta bayi, anak balita, dan anak
prasekolah.
2. Memberikan nasehat tentang makanan guna
mencegah gizi buruk karena kekurangan protein,kalori,
dan sumber gizi lainnya, serta bila ada lakukan
pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral.
3. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan
cara stimulasinya.
4. Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil, BCG
dan DPT 3 kali, polio 3 kali, dan campak 1 kali pada
bayi
5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam
mencapai tujuan program KIA.
Keluarga Berencana
• Bagian yang terpadu (integral) dalam program
pembangunan nasional dan bertujuan untuk
menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial
budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai
keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi
nasional.(DEPKES RI)

• Tujuannya
1. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya
manusia yang bermutu dan meningkatkan
kesejahteraan keluarga
Ruang lingkup KB
1. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
2. Konseling
3. Pelayanan Kontrasepsi
4. Pelayanan Infertilitas
5. Pendidikan sex (sex education)
6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi
perkawinan
7. Konsultasi genetik
8. Tes keganasan
9. Adopsi
Strategi Pendekatan
• Pendekatan kemasyarakatan
- Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat

• Pendekatan koordinasi aktif


- Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera
sehingga dapat saling menunjang

• Pendekatan integrative
- Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan
potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi
manfaat pada semua pihak.

• Pendekatan kualitas
- Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima
pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.

• Pendekatan kemandirian
- Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu
untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.

• Pendekatan tiga dimensi


- Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dimana program
tersebut atas dasar survey pasangan usia subur di Indonesia terhadap ajakan KIE yang terbagi
menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. 15% PUS langsung merespon “ya” untuk ber-KB
2. 15-55% PUS merespon ragu-ragu“ untuk ber-KB
3. 30 % PUS merespon "tidak“ untuk ber-KB
3 Tahap Strategi Tiga
Dimensi
• Tahap perluasan jangkauan
- Pola tahap ini penggarapan program lebih
difokuskan lebih kepada sasaran

• Tahap pelembagaan
- Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada
tahap potensi yaitu tahap perluasan jangkauan

• Tahap pembudayaan program KB


- Pada tahap coverage wilayah diperluas jangkauan
propinsi seluruh Indonesia
Kegiatan Pelayanan KB
• Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
- Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan
memberikan penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok
(penyuluhan) dan penerangan massa melalui media cetak, elektronik.

• Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB


- Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi
Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan
terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.

• Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah


- PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama
institusi pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).

• Pendidikan KB
- Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan,
dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan
Antenatal Care
• Anamnesis
• Riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu
• Riwayat kehamilan sekarang
• Pemeriksaan umum dilakukan secara menyeluruh.
• Pemeriksaan khusus kebidanan
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemberian imunisasi TT diberikan 2 kali pada kunjungan
pertama kemudian interval 4 minggu, tanpa pandang
usia kehamilan. Bila pernah menerima TT 2 kali pada
kehamilan terdahulu, maka hanya diberikan TT 1 kali.
Imunisasi TT bertujuan untuk melindungi bayi dan anak
terhdap penyakit tetanus.
• Pemberian obat: pemberian tablet Fe
• Penyuluhan
Kejadian Luar Biasa (KLB)
• Definisi:
- timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidmiologis dalam kurun waktu dan daerah
tertentu
Kriteria KLB
• Timbulnya suatu penyakit/menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal.
• Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
• Peningkatan kejadian penyakit/kematian, 2 kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya.
• Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikkan dua kali lipat
atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.
• Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali
lipat atau lebih dibanding dengan angka rata-rata perbulan dari tahun
sebelumnya.
• Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya.
• Proposional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih periode yang sama dalam kurun
waktu/tahun sebelumnya.
• Beberapa penyakit khusus: kolera, DBD/DSS:
a. Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis)
b. Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu
sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.
• Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita: keracunan makanan,
keracunan pestisida.
Dengue Hemoragic Fever Sasaran :
Penyebab : Intern :
Umur SAKIT
Virus Dengue
Jenis kelamin
Daya tahan
tubuh

Ekstern:
Media : Perilaku TIDAK
Air bersih yang tidak Pekerjaan SAKIT
berhubungan langsung Pengetahuan
dengan tanah Pendidikan
Nyamuk Aedes aegypti
Faktor - Faktor DHF
• Kepadatan penduduk : penduduk yang padat lebih mudah
untuk terjadi penularan demam berdarah.
• Mobilitas penduduk : memindahkan penularan dari suatu tempat
ke tempat lain.
• Kualitas perumahan : jarak antara satu rumah dengan rumah
yang lain, pencahayaan, bentuk rumah, bahan bangunan,
kesemuanya akan mempengaruhi penularan.
• Pendidikan : akan mempengaruhi cara berpikir dalam
penerimaan penyuluhan dan cara pemberantasan yang
dilakukan.
• Perilaku : jika rajin dan senang akan kebersihan dan cepat
tanggap masalah akan mengurangi resiko penularan penyakit.
• Golongan umur : akan mempengaruhi peluang terjadinya
penularan penyakit.
• Kerentanan terhadap penyakit : lebih rentan maka akan lebih
mudah tertular penyakit.
Manifestasi Klinik
• Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu
• Seringkali uluhati terasa nyeri karena perdarahan di lambung
• Tampak bintik-bintik merah seperti bekas gigitan nyamuk
disebabkan pecahnya pembulu darah kapiler di kulit
• Untuk membedakannya kulit direnggangkan apabila bintik
merah hilang, bukan tanda DHF.
• Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan)
• Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki
dingin dan berkeringat. Bila tidak segera ditolong dapat
meninggal dunia.
• Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan trombositopenia
(100.000/m3). Biasanya baru terjadi pada hari ketiga atau
keempat. Pada orang normal 4-10 trombosit/LP (dengan rata-
rata 10/LP) menunjukan jumlah trombosit yang cukup. Rata-rata
kurang dari 2-3/LP dianggap rendah (kurang dari 100.000).
Hemokonsentrasi, Ht meningkat 20% atau lebih dari nilai
sebelumnya. Biasanya terjadi pada hari ke-3 atau 4.
Diagnosa
• Adanya 2 atau 3 kriteria klinik yang disertai trombositopenia sudah cukup untuk mendiagnosis
demam berdarah dengue.

• Pengobatan di Puskesmas
Supportif
• Tirah baring selama masih demam
• Obat antipiretik atau kompres panas hangat.
• Untuk menurunkan suhu dianjurkan pemberian parasetamol. Asetosal/salisilat tidak dianjurkan
oleh karena dapat menyebabkan gastritis, perdarahan atau asidosis.
• Diajurkan pemberian cairan elektrolit (mencegah dehidrasi sebagai akibat demam, anoreksia
dan muntah) per oral, jus buah, sirup, susu. Disamping air putih, dianjurkan diberikan selama 2
hari.
• Pasien harus diawasi ketat terhadap kejadian syok. Periode kritis adalah pada saat suhu turun
pada umumnya hari ke-3 -5 fase demam.
• Pemeriksaan kadar hematokrit berkala untuk pengawasan hasil pemberian cairan yaitu
menggambarkan derajat kebocoran plasma dan pedoman kebutuhan cairan vena.
• Jenis cairan kristaloid : larutan ringer laktat ( RL), larutan ringer asetat (RA), larutan garam faali
(GF), detroksa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL), detroksa 5% dalam larutan ringer asetat
(D5/RA). (catatan : untukresusitasi syok dipergunakan larutan RL atau RA tidak boleh larutan
yang mengandung dekstran)
• Cairan koloid : dekstran 40, plasma, albumin.
• Berikut merupakan contoh program Puskesmas dalam melakukan pemberantasan
penyakit DHF :
• Masukan
Tenaga
• Dokter
• Kooedinator P2M dan PKM
• Petugas Laboratorium
• Petugas Administrasi
• Kader aktif
• Jumantik
o Dana
• Dana untuk pelaksanaan program dapat diperoleh di:
• APBD : sebagai contoh, APBD menyediakan anggaran untuk pengawasan dan monitoring, sarana diagnosis, bahan cetakan,
kegiatan pemecahan masalah di kotamadya.
• Swadaya Masyarakat : contoh, menyediakan anggaran untuk operasional, pemeliharaan, pelaksanaan,
pencegahan dan penanggulangan DBD

Sarana
• Medis
1. Meliputi hal-hal dibawah ini :
2. Poliklinik set : stetoskop, timbangaan BB, thermometer, tensimeter, senter
3. Alat pemeriksaan hematokrit
4. Alat penyuluhan kesehatan masyarakat
5. Formulir laporan Standart Operasional dan KDRS (kasus DBD di Rumah Sakit)
6. Obat-obatan simptomatis untuk DBD (analgetik dan antipiretik)
7. Buku petunjuk program DBD
8. Bagan penatalaksanaan kasuk DBD
9. Larvasida

• Non-Medis
Meliputi hal-hal dibawah ini :
1. Gedung puskesmas
2. Ruang tunggu
3. Tuang administrasi
4. Ruang periksa
5. Ruang tindakan
6. Laboratorium
7. Apotik
8. Perlengkapan administrasi
9. Formulir laporan
• Metode
- Penemuan tersangka DBD, lihat jumlah suspek DBD yang datang
ke puskesmas

- Rujukan penderita, dilihat dari gejala DBD

- Penyuluhan Kesehatan pada Penyuluhan masyarakat meliputi


individu dan kelompok

- Surveilan kasus DBD, presentasi rumah yang


bebas jentik disbanding dengan jumlah rumah
yang diperiksa

- Surveilans vector, Pengamatan Jentik Berkala :


presentasi jumlah rumah yang diperiksa jentik
dibanding dengan jumlah rumah yang diperiksa

- Pemberantasan vector (3M, Fogging focus)

- Pencatatan dan Pelaporan


Proses
• Perencanaan
1. Penemuan penderita tersangka DBD : dilihat dari jumlah
pasien suspect DBD yang datang ke puskesmas
2. Rujukan penderita DBD : Bila terdapat tanda-tanda penyakit DBD,
seperti mendadak panas tinggi 2-7hari, tampak lemah dan lesu,
suhu badan antara 38OC sampai 40OC atau lebih, tampak bintik-
bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik merah itu
tidak hilang, kadang-kadang ada perdarahan hidung, mungkin
terjadi muntah darah atau BAB darah, tes Torniquet positif.
3. Penyuluhan Kesehatan : Perorangan dan Kelompok
4. Surveilans kasus DBD : hasil Angka Bebas Jentik
5. Surveilans vector : melalui Pengamatan Jentik Berkala
6. Pemberantasan vector : Melalui program Abatisasi, kegiatan 3M,
dan Fogging focus
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pengorganisasian
• Terdapat strukur organisasi tertulis dan pemberian
tugas yang jelas dalam melaksanakan tugasnya.
Pelaksanaan
- Penemuan tersangka DBD, lihat jumlah suspek DBD yang datang ke puskesmas

- Rujukan penderita, dilihat dari gejala DBD

- Penyuluhan Kesehatan pada Penyuluhan masyarakat meliputi individu dan


kelompok

- Surveilan kasus DBD, presentasi rumah yang bebas jentik


disbanding dengan jumlah rumah yang diperiksa

- Surveilans vector, Pengamatan Jentik Berkala : presentasi


jumlah rumah yang diperiksa jentik dibanding dengan jumlah
rumah yang diperiksa

- Pemberantasan vector (3M, Fogging focus)

- Pencatatan dan Pelaporan


- Keluaran
Penemuan tersangka DBD, lihat jumlah suspek DBD yang datang ke puskesmas
cth: 128 orang/tahun
- Rujukan penderita, dilihat dari gejala DBD
cth: dilakukan rujuk 100%
- Penyuluhan Kesehatan pada Penyuluhan masyarakat meliputi individu dan
kelompok
cth: Ibu-ibu, keluarga penderita, PKK, organisasi masyarakat
- Surveilan kasus DBD, presentasi rumah yang bebas jentik disbanding dengan
jumlah rumah yang diperiksa
cth: beli obat nyamuk
- Pencatatan dan Pelaporan: kalau seandainya terjadi wabah
o cth : W 1/ laporan KLB (wabah)
o W 2/ laporan mingguan wabah
o SP2TP : LB 1 / laporan bulanan data kesakitan
LB 2 /laporan bulanan data kematian

- Lingkungan
cth: jarak pemukiman penduduk, Transportasi, tingkat pendidikan
- Umpan balik, ada pencatatan dan pelaporan
cth: telah dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan
- Dampak
- Cth: Apakah terjadi penurunan DBD
Apakah tercipta peningkatan kesehatan masyarakat
Pencegahan DHF
• Fase suseptibel
tahap awal perjalanan penyakit dimulai dari tepaparnya
individu yang rentan (suseptibel). Fase suseptibel dari
demam berdarah dengue menurut Gurbler et al, dalam
sumantri (2008) adalah pada saat nyamuk Aedes aegypti
yang tidak infektif kemudian menjadi infektif setelah
menggigit manusia yang sakit atau dalam keadaan
viremia (masa virus bereplikasi cepat dalam tubuh
manusia). Nyamuk Aedes aegyptiyang telah menghisap
virus dengue menjadi penular sepanjang hidupnya. Ketika
menggigit manusia nyamuk mensekresikan kelenjar saliva
melalui proboscis terlebih dahulu agar darah yang akan
dihisap tidak membeku. Bersama sekresi saliva inilah virus
dengue dipindahkan dari nyamuk antar manusia.
• Fase subklinis
Fase subklinis dari demam berdarah dengue adalah
setelah virus dengue masuk bersama air liur nyamuk
ke dalam tubuh, virus tersebut kemudian
memperbanyak diri dan menginfeksi sel-sel darah
putih serta kelenjar getah bening untuk kemudian
masuk ke dalam sistem sirkulasi darah. Virus ini berada
di dalam darah hanya selama 3 hari sejak ditularkan
oleh nyamuk.. Pada fase subklinis ini, jumlah trombosit
masih normal selama 3 hari pertama.
Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN)
• Fisik: 3M
• Biologi: Memelihara ikan pemakan jentik
• Kimia: Racun pembasmi jentik
Tempat Perindukan
nyamuk
• Tempat penampungan air
• Kaleng berisikan air jernih
• Tempurung kelapa yang ada genangan air

Nyamuk aedes aegypti dewasa menggigit lebih banyak


pada siang hari, antara pukul 08.00–12.00 dan pukul 15.00–
17.00. Sangat menyukai darah manusia dan biasa
menggigit beberapa kali, keadaan ini sangat membantu
nyamuk aedes aegypti dalam memindahkan virus dengue
ke beberapa orang sekaligus. Tempat yang disenangi
nyamuk untuk beristirahat selama menunggu waktu
pematangan telur adalah tempat–tempat yang gelap,
lembab dan sedikit dingin.
Perkembangan Nyamuk
Aedes Aegypti
• Telur jentik (larva) kepompong (pupa) 
nyamuk dewasa
• Nyamuk dewasa meletakan telur di permukaan air
• Selanjutnya telur menetas menjadi jentik dan
mengalami 4 tingkatan atau stadium.
1. Stadium I : 1 hari
2. Stadium II : 1 – 2 hari
3. Stadium III : 2 hari
4. Stadium IV : 2 – 3 hari.
Survey Aedes Aegypti
• Nyamuk dewasa:
Survei nyamuk dewasa dilakukan dengan penangkapan nyamuk menggunakan umpan
orang didalam rumah atau diluar rumah selama 20 menit/rumah serta penangkapan
nyamuk yang hingggap didalam rumah yang sama. Penangkapan nyamuk dilakukan
dengan menggunakan aspirator. Dari survei nyamuk dewasa ini akan dapat diketahui
densitas vektor dengan mencermati angka index nyamuk dewasa, yaitu biting/landing rate
dan resting per rumah.
• Jentik:
• Cara jentik tunggal (single larva method).
Survei ini dilakukan dengan mengambil jentik disetiap tempat genangan air, untuk
selanjutnya dilakukan identifikasi jenis jentik tersebut.
• Cara Visual.
Survei ini cukup dilakukan dengan melihat ada tidaknya jentik disetiap genangan air tanpa
melakukan pengambilan jentik. Dalam program pemberantasan penyakit DBD, survei jentik
yang biasa dilakukan adalah cara visual dan ukuran yang dipakai sebagai indikator adalah
House Index, Container Index, dan Breteau Index.
1. House Index adalah jumlah rumah dimana ditemukan sarang aedes aegypti disuatu
daerah.
2. Container Index adalah container yang menjadi sarang aedes aegypti di suatu daerah
.
3. Breteau Index adalah jumlah rumah dengan jentik aedes aegypti per 100 rumah di
suatu daerah.
Langkah – Langkah
Survey Jentik
• Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi
tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti
diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya jentik.
• Untuk memeriksa tempat penampungan air, yang
berukuran besar seperti bak mandi, tempayan, drum,
ataupun bak penampungan air lainnya, maka
diperlukan pengamatan selama 1-2 menit untuk
memastikan bahwa ada atau tidak ada jentik.
• Untuk memeriksa tempat perkembangbiakan kecil
seperti vas bunga/pot tanaman air, botol yang airnya
keruh, seringkali airnya dipindahkan ke tempat lain.
• Untuk memeriksa jentik ditempat yang agak gelap atau
airnya keruh digunakan senter.
Tempat Penampungan Air
• Beberapa jenis tempat penampungan air (TPA) yang
digunakan sehari–hari adalah tempayan, drum, ember
plastik dan sebagainya yang kesemuanya terdiri dari
bahan yang berbeda
- Perindukan Alamiah
- Perindukan Non Alamiah
• Kebiasaan menutup tempat penampungan air
berkaitan dengan peluang nyamuk aedes aegypti
untuk hinggap dan menempatkan telur–telurnya.
• Tempat penampungan air yang selalu dikuras dengan
teratur setiap minggu akan menyebabkan
kelangsungan hidup nyamuk dengan siklus hidup yang
berlangsung sekitar seminggu menjadi terganggu
5 level of prevention
dalam DBD
• Health promotion:
- Pendidikan dan Penyuluhan tentang kesehatan
pada masyarakat
- Memberdayakan kearifan lokal yang ada
- Perbaikan suplai dan penyimpanan air
- Menekan angka pertumbuhan penduduk
- Perbaikan sanitasi lingkungan, tata ruang kota dan
kebijakan pemerintah
• Spesific protection
- Abatisasi, mematikan jentik nyamuk
- Fogging focus, penyemprotan insektisida
- Pemeriksaan jentik berkala, memberantas sarang
nyamuk
- Penggerakan PSN, menyikat, membersihkan,
menguras bak mandi dll
- Pencegahan gigitan nyamuk, kawat kasa; soffel,
pakai kelambu
- Pengendalian vektor,
Pengendalian vektor melalui surveilans vektor diatur
dalam Kepmenkes No.581 tahun 1992, bahwa
kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
dilakukan secara periodik oleh masyarakat yang
dikoordinir oleh RT/RW dalam bentuk PSN dengan
pesan inti 3M plus.
Fase Klinis
• Timbul symptom
• Demam 39-40 derajat celcius
• Sakit kepala, tubuh bagian balakang, otot, tulang
dan perut (antara pusar dan ulu hati).
Derajat-derajat DBD
(WHO)
• Derajat I: Demam disertai gejala-gejala umum
yang tidak khas dan manifestasi perdarahan
spontan satu satunya adalah uji tourniquet positif.
• Derajat II: Gejala-gejala derajat I, disertai gejala-
gejala perdarahan kulit spontan atau manifestasi
perdarahan yang lebih berat.
• Derajat III: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu
nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menyempit (<
20 mmHg), hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit
dingin dan lembab, gelisah.
• Derajat IV: Syok berat (profound shock), nadi tidak
dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.
Fase Penyembuhan,
Kecacatan, Kematian
1. Immune setelah terinfeksi
2. Namun hanya mempunyai kekebalan sebagian
(selama 6 bulan) terhadap virus dengue lain.
3. Tahap pemulihan dapat dilakukan dengan
pemberian infus atau transfer trombosit. Bila penderita
dapat melewati masa kritisnya maka pada hari
keenam dan ketujuh penderita akan berangsur
membaik dan kembali normal pada hari ketujuh dan
kedelapan
• Early Diagnosis dan Prompt Treatment
- Pengendalian penyakit menular akan berjalan
efektif kalau penyakit menular yang bersangkutan
memiliki metode deteksi dini untuk diagnostik.
- Deteksi dini dilakukan oleh petugas surveilans atau
kader dengan mencari kasus DBD secara pro aktif
disekitar penderita pertama yang diketahui
alamatnya
Treatment
 Pelacakan penderita
 Penemuan dan pertolongan penderita
 Pemeriksaan laboratorium:
 Pemeriksaan darah tepi untuk mengetahui jumlah
leukosit
 Pemeriksaan limfosit atipikal
 Pemeriksaan trombositopenia dan trombosit
 Pemberian cairan yang cukup untuk mengurangi
gejala
 Antipiretik
 Surface cooling
 Antikonvulsan
 Diazepam dan fenobarbital
• Disability Limitation
-Pembatasan kecacatan yang dilakukan adalah
untuk menghilangkan gangguan kemampuan
bekerja yang diakibatkan suatu penyakit.

Dampak DBD yang tidak diatasi:


1. Paru-paru basah
2. Komplikasi pada mata, otak, dan buah zakar
• Rehabilitation:
- Setelah sembuh dari penyakit demam berdarah
dengue, kadang-kadang orang menjadi cacat,
untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-
kadang diperlukan latihan tertentu
 Rehabilitasi fisik
 Rehabilitasi mental
 Rehabilitasi sosial vokasional
 Rehabilitasi aesthesis
Campak
• Penyakit campak dikenal juga sebagai Morbili atau
Measles, merupakan penyakit yang sangat menular
(infeksius) yang disebabkan oleh virus campak, 90 %
anak yang tidak kebal akan terserang penyakit
campak.
Penularan
• Droplet
• Masa penularan 4 hari

Etiologi
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak
yang termasuk golongan paramyxopiridae dengan
masa inkubasi rata-rata 10 hari. Virus campak berasal
dari sekresi yang keluar dari hidung dan tenggorokan,
saat penderita campak bersin, batuk atau bernafas.
Penyakit campak hanya menyerang manusia
sehingga secara bertahap dapat direduksi, eliminasi
dan akhirnya dapat dieradikasi.
Patogenesis Campak
• Infeksi virus
• Monosit terinfeksi
• Viremia
• Batuk dan korisa
• Timbul ruam pada kulit setelah sistem respirasi
terlibat
• Timbul antibodi serum diikuti ruam pada kulit
Gejala Klinis
• Demam malaise
• Konjungtivitis
• Batuk dan korisa
• Erupsi kulit
• Gejala
• Komplikasi:
- Bronchiolitis
- pneumonia
Penyakit Campak

• Health promotion
- Memberikan penyuluhan kepada masyarakat
tentang pentingnya melakukan atau menerapkan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sejak dini
- Seminar campak
- Meningkatkan kesegaran jasmani
• Spesific protection
- Modifikasi lingkungan, perbaikan sanitasi
- Perbaikan status gizi, makan teratur
- Pemberian imunisasi campak
• Early diagnosis and promp treatment
- Menurunkan angka meluasnya penyakit campak
- Menghentikan proses penyakit lanjut
- Pencarian penderita secara dini dan aktif
- Melakukan screening
- Melakukan pengobatan dan perawatan penderita
penyakit campak
• Disability Limitation
- mencegah proses penyakit lebih lanjut yaitu
dengan melakukan pengobatan dan perawatan
khusus secara berkesinambungan atau teratur
sehingga proses pemulihanpun dapat berjalan
dengan baik dan cepat.
• Rehabilitation
o Rehabilitasi fisik jika terdapat gangguan fisik akibat
penyakit campak.
o Rehabilitasi mental/psycho rehabilitation dari
penderita campak, sehingga penderita tidak
merasa minder dengan orang atau masyarakat
yang ada disekitarnya karena pernah menderita
penyakit campak.
o Rehabilitasi sosial bagi penderita campak sehingga
tetap dapat melakukan kegiatan di lingkungan
sekitar bersama teman atau masyarakat lainnya
yang berdaya guna
Tugas Dokter Puskesmas
• 5 STAR DOCTOR
- Care Provider  Mampu menyediakan perawatan
- Decision Maker Mampu menjadi penentu keputusan
- Communicator  Mampu menjadi komunikator yang
baik
- Community Leader Mampu menjadi pemimpin dalam
komunitas atau masyarakat
- Manager  Mampu dan bisa memiliki skill manajerial
yang baik untuk menjalankan fungsi-fungsi diatas
Evaluasi Program
• Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk
mengumpulkan data secara statistik lalu dianalisis
dan digunakan untuk menjawab apa yang
diharapkan pada suatu program terutama
mengenai efektivitas dan efisiensi dan orang-orang
Jenis Penilaian
• Penilaian pada tahap awal program
- Saat merencanakan suatu program
Untuk menyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-
benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan
• Penilaian pada tahap pelaksanaan program
- Saat dilaksanakan program
Untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan
tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak
• Penilaian pada tahap akhir program
- Saat program telah selesai
Untuk mengukur Output dan Impact
Ruang Lingkup
• Untuk kepentingan praktis, ruang lingkup penilaian
tersebut secara sederhana dapat dibedakan atas
empat kelompok saja yakni
1. Penilaian terhadap masukan (sumber daya)
2. Penilaian terhadap proses (sesuai atau tidak)
3. Penilaian terhadap keluaran (hasil yang dicapai)
4. Penilaian terhadap dampak (dampaknya)
Sistem Kesehatan
• Suatu sistem disebut sebagai suatu wujud (entity),
apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang
terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu
wujud yang cirri-cirinya dapat didiskripsikan dengan
jelas. Tergantung dari sifat bagian-bagian atau
elemen-elemen yang membentuk sistem, maka
sistem sebagai suatu wujud dapat dibedakan atas
dua macam
1. Konkrit
2. Abstrak
Pendekatan sistem
• Penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam
merencanakan suatu rangkaian komponen-komponen
yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai satu
kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan
• Keuntungan:
1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan
dengan kebutuhan, dengan demikian penghamburan
sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya selalu
terbatas, akan dapat dihindari.
2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk
mencapai keluaran sehingga dapat dihindari
pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
3. Keluaran yang dilaksanakan dapat lebih optimal serta
dapat diukur secara lebih tepat dan objektif.
4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap
pelaksanaan program.
Analisis Sistem
• suatu cara kerja yang dengan mempergunakan
fasilitas yang ada, dilakukan pengumpulan
berbagai masalah yang dihadapi untuk kemudian
dicarikan berbagai jalan keluarnya, lengkap
dengan uraiannya, sehingga membantu
administrator dalam mengambil keputusan yang
tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Langkah – Langkah
Analisis Sistem
• Mula-mula lakukanlah penguraian sistem sehingga menjadi jelas bagian-
bagian yang dimiliki serta hubungannya satu dengan yang lain. Agar
penguraian sistem ini dapat dilakukan dengan baik, terapkanlah prinsip
pokok pendekatan sistem.
• Lanjutkan dengan merumuskan masalah yang dihadapi oleh bagian-
bagian tersebut atau sistem secara keseluruhan. Masalah yang
dimaksud dapat berupa ketidak jelasan fungsi, peranan, hak dan
tanggung jawab dan ataupun hubungan satu sama lain.
• Lakukan pengumpulan data atau informasi untuk lebih menjelaskan
masalah yang ditemukan serta untuk merumuskan kemungkinan jalan
keluar yang dapat dilakukan.
• Berdasarkan data atau informasi yang dimiliki, kembangkan model-
model sistem yang baru. Model-model tersebut adalah yang dinilai
dapat menyelesaikan masalah yang ditemukan.
• Lakukan uji coba, jika perlu lakukan perbaikan dan catatlah setiap hasil
yang diperoleh. Atas dasar catatan tersebut, pilihlah model yang paling
menguntungkan. Terapkanlah model sistem yang terpilih dan lakukanlah
pemantauan dan penilaian berkala sesuai dengan yang diperlukan.
Masalah

A. Pengumpulan data
4 cangkupan data kesehatan menurut Blum:
1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Pelayanan kesehatan
4. Keturunan
A.1 Sumber data
• 3 Sumber data:
- Primer (wawancara langsung)
- Sekunder (Laporan bulanan puskesmas)
- Tersier (Hasil publikasi badan resmi)
A.2 Jumlah Responden
• Jika kemampuan tersedia dengan cukup,
kumpulkan data dengan lengkap dalam arti
mencakup seluruh penduduk. Dalam praktek
sehari-hari, pengumpulan data secara total ini sulit
dilakukan. Lazimnya diambil data dari sebagian
penduduk saja, yang besarnya, karena hanya
merupakan suatu survei diskriptif, ditentukan
dengan mempergunakan rumus sampel.
A.3 Cara Mengambil
Sampel
• empat cara pengambilan sampel yang dikenal,
yakni cara:
- simple random sampling,
- sistematic random sampling,
- stratified random sampling
- cluster random sampling.
B. Olah Data
• menyusun data yang tersedia sedemikian rupa
sehingga jelas sifat-sifat yang dimilikinya.
• Cara pengolahan data secara umum dapat
dibedakan atas tiga macam yakni secara manual,
mekanikal serta elektrikal. Pilihlah cara pengolahan
data yang paling dikuasai.
C. Penyajian Data
• Kegiatan ketiga yang harus dilakukan menyajikan
data yang telah diolah. Ada tiga macam cara
penyajian data yang lazim dipergunakan yakni
secara tekstular, tabular dan grafikal. Pilihlah cara
penyajian data yang paling tepat.
D. Memilih prioritas
masalah
• Cara matrix:
1. Pentingnya masalah:
• Besarnya masalah (prevalence)
• Akibat yang ditinbulakan oleh masalah (severity)
• Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
• Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet
need)
• Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)
• Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
• Suasana politik (political climate)

2. Kelayakan teknologi:
• Semakin layak, semakin diprioritaskan

3. Sumber daya yang tersedia


• Semakin tersedia, semakin diprioritaskan
E. Menetapkan Jalan
Keluar
• Menyusun Alternatif jalan keluar:
- Penyebabnya (brainstorming)
- Periksa kebenarannya (kumpulkan data
tambahan)
- Mengubah penyebab masalah kedalam bentuk
kegiatan
• Memilih prioritas jalan keluar
- Pilihlah salah satu dari alternatif jalan keluar yang
paling menjanjikan. Untuk dapat memilih prioritas
jalan keluar, pelajarilah dengan seksama berbagai
alternatif yang tersedia. Sebelum melakukan
pilihan, ada baiknya jika dicoba padukan dahulu
Lihat Efektifitasnya jalan keluar
- Besarnya masalah yang diselesaikan
- Pentingnya jalan keluar
- Sensitivitas jalan keluar
Lihat Efesiennya jalan keluar
- Makin besar biaya yang diperlukan, makin tidak
efisien jalan keluar tersebut
• Melakukan uji lapang
- Jalan keluar yang baik biasanya sulit untuk
dilakukan
- Lakukan uji lapang untuk mengetahui apa saja
yang menjadi hambatannya.
• Memperbaiki prioritas jalan keluar
- Perbaiki hambatannya
• Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar
-
Analisis Penyebab
Masalah
• Yang dimaksud dengan masalah adalah terdapatnya
kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan.
Dalam usaha mencapai visi puskesmas terdapat
beberapa masalah yang dihadapi sehingga
menyebabkan program yang diselenggrakan tidak
mencapai target yang ditetapkan. Langkah awal yang
harus dilakukan adalah menetapkan prioritas masalah.
Kita bisa menggunakan teknik non–scoring / scoring.
Teknik non scoring meliputi brain storming, Delphi
technique, dan Delbeq technique. Sedangkan teknik
scoring kita lakukan dengan kajian data yang diperoleh
dari laporan bulanan puskesmas. Dalam pemilihan
prioritas (scoring) kita dapat melakukannya dengan
menggunakan teknik kriteria matrik
Problem solving cycle
• Semua jenis hambatan atau penyebab timbulnya
masalah dalam sesuatu program dapat dirumuskan
pada saat melakukan analisis situasi (sistem) yang
lebih difokuskan pada sumber daya dan proses
(input dan proses).
INPUT
• Man: jumlah staff kurang, ketrampilan, pengetahuan, dan
motivasi kerja yang rendah. Tingkat partisipasi masyarakat
juga rendah.
• Money: sumber dana dari Dinas Kesehatan masih kurang dan
sering terlambat padahal pemasukan dari retribusi karcis tidak
banyak.
• Material: jumlah peralatan medis yang kurang memadai dan
jenis obat yang tersedia tidak sesuai dengan masalah
kesehatan yang potensial berkembang di wilayah kerja
Puskesmas.
• Method: perlaksanaan program yang kurang efektif dan
efisien. Waktu yang dimiliki oleh staf tidak cukup untuk
menyusun rencana atau untuk mengadakan supervisi.
Informasi juga dapat menjadi hambatan program karena
datanya yang tersedia kurang dapat dipercaya, kurang
akurat, pemanfaatan data jarang dilakukan untuk
perencanaan kegiatan program sehingga staf terperangkap
pada rutinisme, dan laporannya belum dibuat.
PROSES
• Planning: kurang jelasnya tujuan atau rumusan masalah
program sehingga rencana kerja operasional tidak
relevans dengan upaya pemecahan masalah
• Organizing: pembagian tugas untuk staf tidak jelas
bahkan sering tidak ada. Staf yang ada jumlahnya
belom memadai.
• Actuating: koordinasi dan motivasi staf kurang atau
kepimpinan kepala Puskesmas tidak disenangi staf.
Pengumpulan data yang kurang baik, masih lemahanya
sistem pencatatan dan koordinasi antar program.
• Controlling: pengawasan (supervisi) lemah dan jarang
dilakukan serta pencatatan data untuk monitoring
program kurang akurat dan jarang dimanfaatkan
Lingkungan
• Misalnya hambatan geografis (jalan rusak).
• Sarana transportasi yang kurang memadai.
• Iklim atau musim yang kurang menguntungkan.
• Masalah tingkat pendidikan yang rendah.
• Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif
(tabu terhadap KB, salah persepsi, mitos).
OUTPUT
• cakupan imunisasi dasar , ANC, dan DHF.
SASARAN
• bayi , balita , ibu , ibu hamil, dan masyarakat
beresiko tinggi DHF
DAMPAK
• Cakupan berbagai program belum mencapai hasil
Penyelesaian
• Input :
• Man  1 dr.umum , 1 dr.gigi , 3 perawat , 1
sanitarian , 3 administrator
• Money-Material  uang, vaksin, transportasi, alat
kontrasepsi, alat-alat pemeriksaan  hanya
transportasi yang diketahui ( motor, perahu dan
jalan kaki)
• Method  kemampuan / keahlian tenaga medis,
cara yang digunakan (tidak diketahui).
• Proses :
• Planning  Program yang dapat dilakukan untuk menangani
berbagai cakupan program yang terdapat pada kasus yang
dihadapi ( imunisasi dasar, ANC, dan DHF) adalah
• Menetapkan tujuan operasional program kesehatan bersifat
SMART
• Menyusun program / kegiatan yang dapat mendukung suatu
program utama
• Menggalakan program imunisasi dasar lengkap untuk bayi dan
balita secara jelas dan terstruktur
• Melakukan promosi kesehatan 3M untuk menanggulangi vector
penyebab DHF (dengue)
• Melakukan penyemprotan (fogging) berkala, jika didapatkan
lingkungan puskesmas merupakan lingkungan rawan DHF
• Melakukan penyuluhan tentang DHF sehingga masyarakat
dapat mengetahui penyakitnya secara benar dan tepat,
sehingga bisa dilakukan penanganan yang cepat jika terjadi
kasus DHF
• Melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya melakukan
pemeriksaan rutin bagi ibu hamil (K4) yakni minimal 4 kali selama
kehamilan (1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester
kedua dan 2 kali pada trimester akhir)

• Organizing:
• Melakukan pembagian tugas dengan jelas dan
tidak tumpang tindih.
• Menetapkan struktur organisasi yang jelas dan
sesuai dengan jumlah staff yang ada.
• Mencari staff, tenaga medis, administrasi jika
didapati masalah yang terjadi akibat kekurangan
sumber daya manusia (man).
• Actuating:
• Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan
staf.
• Menciptakan kerjasama yang lebih efisien.
• Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja
staf.
• Melakukan kerjasama yang baik lintas program
yang terpadu, sehingga cakupan program dapat
saling mendukung dan mencapai hasil yang
diinginkan bersama.

• Controlling:
• Melakukan evaluasi program secara berkala.
• Jika ditemukan adanya penyimpangan dalam
program yang terjadi, secepatnya di benahi oleh
pimpinan / staf yang bertanggung jawab untuk
mengawasi program tersebut.
• Pimpinan harus lebih aktif dan mempunyai pikiran
yang kritis, sehingga mampu melakukan analisa
yang baik jika terjadi suatu penyimpangan
Kesimpulan
• Untuk mengatasi masalah di dalam puskesmas kita
perlu memilih prioritas masalah terlebih dahulu,
kemudiaan menganalisanya, menentukan
kesenjangan yang terjadi ( input, proses, keluaran,
lingkungan, dan sebagainya) kemudian mencari
solusi yang tepat sehingga masalah cakupan
program puskesmas yang tidak terpenuhi dapat
terselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai