Pelaksanaan Program
Puskesmas Khususnya
Imunisasi Dasar, KB, ANC,
dan DHF
A1
PUSKESMAS
• Definisi:
- Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten / kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu
wilayah kerja. (DepKes 2011)
• Misi:
- Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya.
- Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
- Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
- Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat berserta lingkungannya.
Puskesmas
• Fungsi:
- Pusat pembangunan kesehatan masyarakat
- Membina peran masyarakat untuk hidup sehat
- Memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh
• Peran:
- Mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
- mengutamakan pelayanan,kuratif dan rehabilitatif
dengan pendekatan individu dan keluarga.
Kegiatan – Kegiatan
Puskesmas
• KIA • Kesehatan dan Keselamatan Kerja
• Keluarga berencana • Kesehatan Gigi dan Mulut
• Usaha perbaikan gizi • Kesehatan Jiwa
• Kesehatan lingkungan • Kesehatan Mata
• Pencegahan dan Pemberantasan • Laboratorium Sederhana
Penyakit Menular
• Pencatatan Laporan dalam Rangka
• Pengobatan termasuk
penanganan darurat akibat Sistem Informasi Kesehatan
kecelakaan. • Kesehatan Usia Lanjut
• Penyuluhan Kesehatan Masyarakat • Pembinaan Pengobatan Tradisional.
• Kesehatan Sekolah • Upaya kesehatan remaja
• Kesehatan Olah Raga • Dana Sehat
• Perawatan Kesehatan Masyarakat
Posyandu
• Definisi:
Bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama
masyarakat, untuk memberdayakan dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat guna
memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi
dan anak balita.
• Kegiatan utama:
- kesehatan ibu dan anak
- keluarga berencana
- imunisasi
- gizi
- pencegahan dan penanggulangan diare
• Kegiatan pilihan:
- Bina Keluarga Balita (BKB);
- Tanaman Obat Keluarga (TOGA);
- Bina Keluarga Lansia (BKL);
- Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
- Berbagai program pembangunan masyarakat
desa lainnya.
Manfaat POSYANDU
• A. Bagi Masyarakat
• Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
• kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.
• Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang
• atau gizi buruk.
• Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.
• Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
• Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah
• Darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
• Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
• Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.
• Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan
• Ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
• Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak
balita.
•
• B. Bagi Kader
• 1. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.
• 2. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan
kesehatan ibu.
• 3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam
bidang kesehatan.
• 4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan
ibu.
Penyelenggara
•
-
Pengelolah: POSYANDU
Dipilih dari masyarakat
- terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.
• Pembentukan posyandu:
1. Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki
kemampuan mengelola serta membina Posyandu.
3. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai rasa memiliki,
melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki.
• Jenis alat KB
1. Alat ber-KB untuk suami ( Kondom, Vasektomi)
2. Alat ber-KB untuk istri ( Pil, suntik, implant, IUD,
Tubektomi)
Isi Pesan KADER Untuk
Ibu KADER
• Pemberian ASI
1. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi dan
mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan kekebalan
dan mencegah berbagai penyakit, serta untuk kecerdasan.
2. Beri ASI saja sampai anak berumur 6 bulan.
3. Setelah 6 bulan, teruskan menyusui sampai anak berumur 2 tahun dan berikan
makanan pendamping
4. ASI.
5. Makanan pendamping ASI berupa makanan lumat diberikan secara bertahap,
mula-mula 2 kali berangsur sampai 3 kali sehari, dalam jumlah yang kecil sebagai
makanan perkenalan. Kenalkan buah/ sari buah 2 kali sehari sedikit demi sedikit.
• Pola makan anak
1. 0-6 bulan ASI saja
2. 6-9 bulan ASI + Makanan pendamping ASI (MP-ASI) Contohnya, bubur susu atau
bubur tim yang dilumat
3. 9-11 bulan ASI + MP-ASI yang lebih padat Contohnya, bubur nasi, nasi tim, dan
nasi lembek
4. 1-2 tahun Makanan keluarga/makanan yang dicincang atau dihaluskan 3-4 kali
sehari
5. 2-3 tahun Makanan keluarga + makanan selingan 2 kali sehari.
• Tumbuh kembang anak
1. Perhatikan tumbuh kembang anak secara teratur.
2. Bawa ke Posyandu untuk ditimbang, dapatkan kapsul vitamin A,
imunisasi, stimulasi tumbuh kembang dan periksa kesehatan.
3. Timbanglah berat badan untuk memantau pertumbuhan anak
sehingga dapat mencegah gizi kurang atau gizi buruk.
4. Bila ditimbang berat badan tidak naik 2 bulan berturut-turut atau turun
rujuk ke Puskesmas.
5. Beri makanan bergizi sesuai kelompok umur anak, agar tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas.
6. Gunakan garam beryodium setiap kali masak.
7. Bila ada gangguan perkembangan anak, rujuk ke Puskesmas.
8. Bila anak sakit, bawa ke Puskesmas.
9. Rawat anak dengan kasih sayang dan doa.
• Vitamin A
1. Vitamin A bersumber dari sayur-sayuran berwarna hijau
2. Vitamin A membuat mata sehat, tubuh kuat dan mencegah kebutaan
3. Beri kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita, kapsul biru dengan
dosis 100.000 SI untuk bayi dan kapsul merah dengan dosis 200.000 SI
untuk anak balita.
4. Dapatkan kapsul vitamin A secara gratis setiap bulan Februari dan
Agustus di Posyandu atau Puskesmas.
Imunisasi Bayi
• Umur Jenis Imunisasi
Dasar
1. 0-7 hari HB 0
2. 1 bulan BCG, Polio 1
3. 2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
4. 3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
5. 4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
6. 9 bulan Campak
• Yang perlu dilakukan bila balita batuk
1. Teruskan ASI bila masih menyusui
2. 6 bulan, makanan dan minuman hangat diperbanyak
3. > 1 tahun, beri kecap manis ditambah madu atau air jeruk
4. Jaga kebersihan hidung
5. Jauhkan dari pajanan asap rokok dan asap lainnya
6. Nafas cepat, sukar bernafas, dan batuk pilek demam
diharapkan rujuk ke PUSKESMAS
• Tujuannya
1. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya
manusia yang bermutu dan meningkatkan
kesejahteraan keluarga
Ruang lingkup KB
1. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
2. Konseling
3. Pelayanan Kontrasepsi
4. Pelayanan Infertilitas
5. Pendidikan sex (sex education)
6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi
perkawinan
7. Konsultasi genetik
8. Tes keganasan
9. Adopsi
Strategi Pendekatan
• Pendekatan kemasyarakatan
- Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat
• Pendekatan integrative
- Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan
potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi
manfaat pada semua pihak.
• Pendekatan kualitas
- Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima
pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
• Pendekatan kemandirian
- Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu
untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
• Tahap pelembagaan
- Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada
tahap potensi yaitu tahap perluasan jangkauan
• Pendidikan KB
- Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan,
dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan
Antenatal Care
• Anamnesis
• Riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu
• Riwayat kehamilan sekarang
• Pemeriksaan umum dilakukan secara menyeluruh.
• Pemeriksaan khusus kebidanan
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemberian imunisasi TT diberikan 2 kali pada kunjungan
pertama kemudian interval 4 minggu, tanpa pandang
usia kehamilan. Bila pernah menerima TT 2 kali pada
kehamilan terdahulu, maka hanya diberikan TT 1 kali.
Imunisasi TT bertujuan untuk melindungi bayi dan anak
terhdap penyakit tetanus.
• Pemberian obat: pemberian tablet Fe
• Penyuluhan
Kejadian Luar Biasa (KLB)
• Definisi:
- timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidmiologis dalam kurun waktu dan daerah
tertentu
Kriteria KLB
• Timbulnya suatu penyakit/menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal.
• Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
• Peningkatan kejadian penyakit/kematian, 2 kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya.
• Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikkan dua kali lipat
atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.
• Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali
lipat atau lebih dibanding dengan angka rata-rata perbulan dari tahun
sebelumnya.
• Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya.
• Proposional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih periode yang sama dalam kurun
waktu/tahun sebelumnya.
• Beberapa penyakit khusus: kolera, DBD/DSS:
a. Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis)
b. Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu
sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.
• Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita: keracunan makanan,
keracunan pestisida.
Dengue Hemoragic Fever Sasaran :
Penyebab : Intern :
Umur SAKIT
Virus Dengue
Jenis kelamin
Daya tahan
tubuh
Ekstern:
Media : Perilaku TIDAK
Air bersih yang tidak Pekerjaan SAKIT
berhubungan langsung Pengetahuan
dengan tanah Pendidikan
Nyamuk Aedes aegypti
Faktor - Faktor DHF
• Kepadatan penduduk : penduduk yang padat lebih mudah
untuk terjadi penularan demam berdarah.
• Mobilitas penduduk : memindahkan penularan dari suatu tempat
ke tempat lain.
• Kualitas perumahan : jarak antara satu rumah dengan rumah
yang lain, pencahayaan, bentuk rumah, bahan bangunan,
kesemuanya akan mempengaruhi penularan.
• Pendidikan : akan mempengaruhi cara berpikir dalam
penerimaan penyuluhan dan cara pemberantasan yang
dilakukan.
• Perilaku : jika rajin dan senang akan kebersihan dan cepat
tanggap masalah akan mengurangi resiko penularan penyakit.
• Golongan umur : akan mempengaruhi peluang terjadinya
penularan penyakit.
• Kerentanan terhadap penyakit : lebih rentan maka akan lebih
mudah tertular penyakit.
Manifestasi Klinik
• Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu
• Seringkali uluhati terasa nyeri karena perdarahan di lambung
• Tampak bintik-bintik merah seperti bekas gigitan nyamuk
disebabkan pecahnya pembulu darah kapiler di kulit
• Untuk membedakannya kulit direnggangkan apabila bintik
merah hilang, bukan tanda DHF.
• Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan)
• Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki
dingin dan berkeringat. Bila tidak segera ditolong dapat
meninggal dunia.
• Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan trombositopenia
(100.000/m3). Biasanya baru terjadi pada hari ketiga atau
keempat. Pada orang normal 4-10 trombosit/LP (dengan rata-
rata 10/LP) menunjukan jumlah trombosit yang cukup. Rata-rata
kurang dari 2-3/LP dianggap rendah (kurang dari 100.000).
Hemokonsentrasi, Ht meningkat 20% atau lebih dari nilai
sebelumnya. Biasanya terjadi pada hari ke-3 atau 4.
Diagnosa
• Adanya 2 atau 3 kriteria klinik yang disertai trombositopenia sudah cukup untuk mendiagnosis
demam berdarah dengue.
• Pengobatan di Puskesmas
Supportif
• Tirah baring selama masih demam
• Obat antipiretik atau kompres panas hangat.
• Untuk menurunkan suhu dianjurkan pemberian parasetamol. Asetosal/salisilat tidak dianjurkan
oleh karena dapat menyebabkan gastritis, perdarahan atau asidosis.
• Diajurkan pemberian cairan elektrolit (mencegah dehidrasi sebagai akibat demam, anoreksia
dan muntah) per oral, jus buah, sirup, susu. Disamping air putih, dianjurkan diberikan selama 2
hari.
• Pasien harus diawasi ketat terhadap kejadian syok. Periode kritis adalah pada saat suhu turun
pada umumnya hari ke-3 -5 fase demam.
• Pemeriksaan kadar hematokrit berkala untuk pengawasan hasil pemberian cairan yaitu
menggambarkan derajat kebocoran plasma dan pedoman kebutuhan cairan vena.
• Jenis cairan kristaloid : larutan ringer laktat ( RL), larutan ringer asetat (RA), larutan garam faali
(GF), detroksa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL), detroksa 5% dalam larutan ringer asetat
(D5/RA). (catatan : untukresusitasi syok dipergunakan larutan RL atau RA tidak boleh larutan
yang mengandung dekstran)
• Cairan koloid : dekstran 40, plasma, albumin.
• Berikut merupakan contoh program Puskesmas dalam melakukan pemberantasan
penyakit DHF :
• Masukan
Tenaga
• Dokter
• Kooedinator P2M dan PKM
• Petugas Laboratorium
• Petugas Administrasi
• Kader aktif
• Jumantik
o Dana
• Dana untuk pelaksanaan program dapat diperoleh di:
• APBD : sebagai contoh, APBD menyediakan anggaran untuk pengawasan dan monitoring, sarana diagnosis, bahan cetakan,
kegiatan pemecahan masalah di kotamadya.
• Swadaya Masyarakat : contoh, menyediakan anggaran untuk operasional, pemeliharaan, pelaksanaan,
pencegahan dan penanggulangan DBD
Sarana
• Medis
1. Meliputi hal-hal dibawah ini :
2. Poliklinik set : stetoskop, timbangaan BB, thermometer, tensimeter, senter
3. Alat pemeriksaan hematokrit
4. Alat penyuluhan kesehatan masyarakat
5. Formulir laporan Standart Operasional dan KDRS (kasus DBD di Rumah Sakit)
6. Obat-obatan simptomatis untuk DBD (analgetik dan antipiretik)
7. Buku petunjuk program DBD
8. Bagan penatalaksanaan kasuk DBD
9. Larvasida
• Non-Medis
Meliputi hal-hal dibawah ini :
1. Gedung puskesmas
2. Ruang tunggu
3. Tuang administrasi
4. Ruang periksa
5. Ruang tindakan
6. Laboratorium
7. Apotik
8. Perlengkapan administrasi
9. Formulir laporan
• Metode
- Penemuan tersangka DBD, lihat jumlah suspek DBD yang datang
ke puskesmas
- Lingkungan
cth: jarak pemukiman penduduk, Transportasi, tingkat pendidikan
- Umpan balik, ada pencatatan dan pelaporan
cth: telah dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan
- Dampak
- Cth: Apakah terjadi penurunan DBD
Apakah tercipta peningkatan kesehatan masyarakat
Pencegahan DHF
• Fase suseptibel
tahap awal perjalanan penyakit dimulai dari tepaparnya
individu yang rentan (suseptibel). Fase suseptibel dari
demam berdarah dengue menurut Gurbler et al, dalam
sumantri (2008) adalah pada saat nyamuk Aedes aegypti
yang tidak infektif kemudian menjadi infektif setelah
menggigit manusia yang sakit atau dalam keadaan
viremia (masa virus bereplikasi cepat dalam tubuh
manusia). Nyamuk Aedes aegyptiyang telah menghisap
virus dengue menjadi penular sepanjang hidupnya. Ketika
menggigit manusia nyamuk mensekresikan kelenjar saliva
melalui proboscis terlebih dahulu agar darah yang akan
dihisap tidak membeku. Bersama sekresi saliva inilah virus
dengue dipindahkan dari nyamuk antar manusia.
• Fase subklinis
Fase subklinis dari demam berdarah dengue adalah
setelah virus dengue masuk bersama air liur nyamuk
ke dalam tubuh, virus tersebut kemudian
memperbanyak diri dan menginfeksi sel-sel darah
putih serta kelenjar getah bening untuk kemudian
masuk ke dalam sistem sirkulasi darah. Virus ini berada
di dalam darah hanya selama 3 hari sejak ditularkan
oleh nyamuk.. Pada fase subklinis ini, jumlah trombosit
masih normal selama 3 hari pertama.
Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN)
• Fisik: 3M
• Biologi: Memelihara ikan pemakan jentik
• Kimia: Racun pembasmi jentik
Tempat Perindukan
nyamuk
• Tempat penampungan air
• Kaleng berisikan air jernih
• Tempurung kelapa yang ada genangan air
Etiologi
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak
yang termasuk golongan paramyxopiridae dengan
masa inkubasi rata-rata 10 hari. Virus campak berasal
dari sekresi yang keluar dari hidung dan tenggorokan,
saat penderita campak bersin, batuk atau bernafas.
Penyakit campak hanya menyerang manusia
sehingga secara bertahap dapat direduksi, eliminasi
dan akhirnya dapat dieradikasi.
Patogenesis Campak
• Infeksi virus
• Monosit terinfeksi
• Viremia
• Batuk dan korisa
• Timbul ruam pada kulit setelah sistem respirasi
terlibat
• Timbul antibodi serum diikuti ruam pada kulit
Gejala Klinis
• Demam malaise
• Konjungtivitis
• Batuk dan korisa
• Erupsi kulit
• Gejala
• Komplikasi:
- Bronchiolitis
- pneumonia
Penyakit Campak
• Health promotion
- Memberikan penyuluhan kepada masyarakat
tentang pentingnya melakukan atau menerapkan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sejak dini
- Seminar campak
- Meningkatkan kesegaran jasmani
• Spesific protection
- Modifikasi lingkungan, perbaikan sanitasi
- Perbaikan status gizi, makan teratur
- Pemberian imunisasi campak
• Early diagnosis and promp treatment
- Menurunkan angka meluasnya penyakit campak
- Menghentikan proses penyakit lanjut
- Pencarian penderita secara dini dan aktif
- Melakukan screening
- Melakukan pengobatan dan perawatan penderita
penyakit campak
• Disability Limitation
- mencegah proses penyakit lebih lanjut yaitu
dengan melakukan pengobatan dan perawatan
khusus secara berkesinambungan atau teratur
sehingga proses pemulihanpun dapat berjalan
dengan baik dan cepat.
• Rehabilitation
o Rehabilitasi fisik jika terdapat gangguan fisik akibat
penyakit campak.
o Rehabilitasi mental/psycho rehabilitation dari
penderita campak, sehingga penderita tidak
merasa minder dengan orang atau masyarakat
yang ada disekitarnya karena pernah menderita
penyakit campak.
o Rehabilitasi sosial bagi penderita campak sehingga
tetap dapat melakukan kegiatan di lingkungan
sekitar bersama teman atau masyarakat lainnya
yang berdaya guna
Tugas Dokter Puskesmas
• 5 STAR DOCTOR
- Care Provider Mampu menyediakan perawatan
- Decision Maker Mampu menjadi penentu keputusan
- Communicator Mampu menjadi komunikator yang
baik
- Community Leader Mampu menjadi pemimpin dalam
komunitas atau masyarakat
- Manager Mampu dan bisa memiliki skill manajerial
yang baik untuk menjalankan fungsi-fungsi diatas
Evaluasi Program
• Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk
mengumpulkan data secara statistik lalu dianalisis
dan digunakan untuk menjawab apa yang
diharapkan pada suatu program terutama
mengenai efektivitas dan efisiensi dan orang-orang
Jenis Penilaian
• Penilaian pada tahap awal program
- Saat merencanakan suatu program
Untuk menyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-
benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan
• Penilaian pada tahap pelaksanaan program
- Saat dilaksanakan program
Untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan
tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak
• Penilaian pada tahap akhir program
- Saat program telah selesai
Untuk mengukur Output dan Impact
Ruang Lingkup
• Untuk kepentingan praktis, ruang lingkup penilaian
tersebut secara sederhana dapat dibedakan atas
empat kelompok saja yakni
1. Penilaian terhadap masukan (sumber daya)
2. Penilaian terhadap proses (sesuai atau tidak)
3. Penilaian terhadap keluaran (hasil yang dicapai)
4. Penilaian terhadap dampak (dampaknya)
Sistem Kesehatan
• Suatu sistem disebut sebagai suatu wujud (entity),
apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang
terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu
wujud yang cirri-cirinya dapat didiskripsikan dengan
jelas. Tergantung dari sifat bagian-bagian atau
elemen-elemen yang membentuk sistem, maka
sistem sebagai suatu wujud dapat dibedakan atas
dua macam
1. Konkrit
2. Abstrak
Pendekatan sistem
• Penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam
merencanakan suatu rangkaian komponen-komponen
yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai satu
kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan
• Keuntungan:
1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan
dengan kebutuhan, dengan demikian penghamburan
sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya selalu
terbatas, akan dapat dihindari.
2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk
mencapai keluaran sehingga dapat dihindari
pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
3. Keluaran yang dilaksanakan dapat lebih optimal serta
dapat diukur secara lebih tepat dan objektif.
4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap
pelaksanaan program.
Analisis Sistem
• suatu cara kerja yang dengan mempergunakan
fasilitas yang ada, dilakukan pengumpulan
berbagai masalah yang dihadapi untuk kemudian
dicarikan berbagai jalan keluarnya, lengkap
dengan uraiannya, sehingga membantu
administrator dalam mengambil keputusan yang
tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Langkah – Langkah
Analisis Sistem
• Mula-mula lakukanlah penguraian sistem sehingga menjadi jelas bagian-
bagian yang dimiliki serta hubungannya satu dengan yang lain. Agar
penguraian sistem ini dapat dilakukan dengan baik, terapkanlah prinsip
pokok pendekatan sistem.
• Lanjutkan dengan merumuskan masalah yang dihadapi oleh bagian-
bagian tersebut atau sistem secara keseluruhan. Masalah yang
dimaksud dapat berupa ketidak jelasan fungsi, peranan, hak dan
tanggung jawab dan ataupun hubungan satu sama lain.
• Lakukan pengumpulan data atau informasi untuk lebih menjelaskan
masalah yang ditemukan serta untuk merumuskan kemungkinan jalan
keluar yang dapat dilakukan.
• Berdasarkan data atau informasi yang dimiliki, kembangkan model-
model sistem yang baru. Model-model tersebut adalah yang dinilai
dapat menyelesaikan masalah yang ditemukan.
• Lakukan uji coba, jika perlu lakukan perbaikan dan catatlah setiap hasil
yang diperoleh. Atas dasar catatan tersebut, pilihlah model yang paling
menguntungkan. Terapkanlah model sistem yang terpilih dan lakukanlah
pemantauan dan penilaian berkala sesuai dengan yang diperlukan.
Masalah
A. Pengumpulan data
4 cangkupan data kesehatan menurut Blum:
1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Pelayanan kesehatan
4. Keturunan
A.1 Sumber data
• 3 Sumber data:
- Primer (wawancara langsung)
- Sekunder (Laporan bulanan puskesmas)
- Tersier (Hasil publikasi badan resmi)
A.2 Jumlah Responden
• Jika kemampuan tersedia dengan cukup,
kumpulkan data dengan lengkap dalam arti
mencakup seluruh penduduk. Dalam praktek
sehari-hari, pengumpulan data secara total ini sulit
dilakukan. Lazimnya diambil data dari sebagian
penduduk saja, yang besarnya, karena hanya
merupakan suatu survei diskriptif, ditentukan
dengan mempergunakan rumus sampel.
A.3 Cara Mengambil
Sampel
• empat cara pengambilan sampel yang dikenal,
yakni cara:
- simple random sampling,
- sistematic random sampling,
- stratified random sampling
- cluster random sampling.
B. Olah Data
• menyusun data yang tersedia sedemikian rupa
sehingga jelas sifat-sifat yang dimilikinya.
• Cara pengolahan data secara umum dapat
dibedakan atas tiga macam yakni secara manual,
mekanikal serta elektrikal. Pilihlah cara pengolahan
data yang paling dikuasai.
C. Penyajian Data
• Kegiatan ketiga yang harus dilakukan menyajikan
data yang telah diolah. Ada tiga macam cara
penyajian data yang lazim dipergunakan yakni
secara tekstular, tabular dan grafikal. Pilihlah cara
penyajian data yang paling tepat.
D. Memilih prioritas
masalah
• Cara matrix:
1. Pentingnya masalah:
• Besarnya masalah (prevalence)
• Akibat yang ditinbulakan oleh masalah (severity)
• Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
• Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet
need)
• Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)
• Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
• Suasana politik (political climate)
2. Kelayakan teknologi:
• Semakin layak, semakin diprioritaskan