e-ISSN: 2580-3239
Volume 20 No. 02 November 2021
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Perencanaan Pajak, Free
Cash Flow dan Earning Pressure Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI Periode 2017-
2019. Objek dari penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan dengan atau
karakteristik yaitu perencanaan pajak, free cash flow, earning pressure dan manajemen
laba. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2019. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 53 perusahaan manufaktur sub sektor makanan
dan minuman. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Berdasarkan uji statistik dan uji hipotesis dalam tingkat signifikansi α = 0,05 dapat
dibuktikan bahwa secara parsial perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba, sedangkan free cash flow dan earning pressure berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. Secara simultan, perencanaan pajak, free cash
flow dan earning pressure berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Free Cash Flow, Earning Pressure dan Manajemen Laba
Abstract
This objective of this research is to examine empirically the infuence of tax planning,
free cash flow and earning pressure of earning management. The Object of this
research is tax planning, free cash flow and earning pressure of earning management.
Population of this research is manufacturing companies sub sector food and beverage
companies which are registered in Indonesia Stock Exchange (BEI) for the period
2017-2019. The sample of the population consist of 53 mining companies. Data
technique analysis used in this research is double regression linier. Based on statistical
test and hypothesis test in the level of significance α = 0,05 can be proved that in
partially tax planning, free cash flow and earning pressure have a significant effect
toward earning management, tax planning dont have effect toward earning
management, free cash flow have a significant effect, earning pressure have a
significant effect toward earning management.
In Search – Informatic, Science, Entrepreneur, Applied Art, Research, Humanism 114
In Search p-ISSN: 2085-7993
e-ISSN: 2580-3239
Volume 20 No. 02 November 2021
Keywords: Tax Planning, Free Cash Flow, Earning Pressure, and Earning
Management.
1. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan proses rugi. Laba mencerminkan bahwa perusahaan
akhir dalam proses akuntansi yang telah mencapai kinerja yang baik. Laba
mempunyai peranan penting bagi berkaitan erat dengan pembagian deviden
pengukuran dan penilaian kinerja sebuah kepada pemilik perusahaan. Sehingga
perusahaan. Perusahaan- perusahaan di manajemen berusaha untuk mencapai target
Indonesia, khususnya perusahaan yang go laba agar memperoleh manfaat dari apa yang
public diharuskan membuat laporan telah dilakukannya. Manajemen laba
keuangan setiap periodenya. Tujuan laporan menggambarkan bahwa manajemen diduga
keuangan adalah untuk memberikan telah melakukan rekayasa pada data keuangan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan dengan motivasi tertentu
keuangan, dan arus kas entitas yang (Achyani dan Lestari, 2019:78).
bermanfaat bagi sebagian besar pengguna Fenomena akhir – akhir ini yang terkait
laporan keuangan dalam pembuatan dengan manajemen laba yang baru-baru ini
keputusan ekonomi (PSAK, 2017:1). terjadi di tahun 2019 yaitu kasus PT. Tiga
Penyusunan laporan keuangan dengan Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA) alias TPS
menggunakan pendekatan akrual Food yang merupakan perusahaan yang
memberikan kesempatan bagi manajemen bergerak dibidang produksi barang-barang
untuk berperilaku oportunis. Dengan consumer good. Perusahaan menjalankan
menggunakan pendekatan akrual, setiap bisnisnya melalui dua entitas anak usaha
transaksi atau peristiwa. diakui pada yang kemudian tujuh entitas diperusahaan
saatterjadinya dan dicatat serta dilaporkan food dan enam anak usaha di entitas berasal.
dalam laporan keuangan periode Kasus ini bermula pada laporan keuangan
yangbersangkutan (Ikatan Akuntan 2017 yang ditolak oleh investor diduga
Indonesia, 2007). Namun, penggunanaan adanya penyelewengan dana.
pendekatan akrual ini dimanfaatkan oleh RUPST pada tanggal 30 Juli 2018,
pihak manajemen untuk melakukan pemegang saham TPS Food melakukan
perubahan penilaian,metode akuntansi, serta hostile takeover atau pengambilalihan paksa.
penggeseran biaya dan pendapatan untuk Laporan investigasi berbasis fakta yang
meningkatkankesejahteraan dan kepentingan dilakukan oleh E&Y kepada manajemen
pribadi (Sulistyanto, 2008). AISA tanggal 12 maret 2019
Laporan keuangan terdiri dari beberapa mengungkapkan bahwa terjadi
jenis diantaranya adalah laporan laba rugi. penggelembungan pada akun piutang usaha,
Laporan laba rugi menyajikan informasi yang persediaan dan asset tetap Grup AISA. Selain
berkaitan dengan ukuran kinerja perusahaan itu, terjadi pula penggelembungan dana
yang disampaikan dalam bentuk laba atau sebesar Rp4 triliun, penggelembungan
pajak (tax planning). Puta, dkk (2018) laba. Penelitian yang dilakukan oleh
mengungkapkan bahwa motivasi pajak dalam Widianingrum dan Sunarto (2018) dan
pada manajemen laba dapat dipenuhi dengan mengemukakan bahwa free cash flow
cara melakukan perencanaan pajak. Astutik berpengaruh negatif terhadap manajemen
(2016) menyatakan bahwa motif perusahaan laba. Penelitian yang dilakukan oleh
melakukan perencanaan pajak adalah Winingsih (2017) mengungkapkan bahwa
digunakan untuk melakukan penghematan free cash flow tidak berpengaruh terhadap
pajak yang sesuai dengan ketentuan manajemen laba.
peraturan perpajakan. Manajemen laba terus Selain perencanaan pajak dan free cash
dilakukan untuk meminimalisasi laba sebagai flow yang terindikasi mempengaruhi
penentu besarnya pajak yang harus dibayar manajemen laba, earning pressure pun dapat
kepada pemerintah. mempengaruhi manajemen laba. Subagyo
Peneliti terdahulu yang dilakukan oleh dan Oktavia (2010) menyatakan Insentif
Aditama dan Purwaningsih (2014) serta pajak dapat mengimplikasikan bahwa
Achyani dan Lestari (2015) yang menyatakan perusahaan akan memilih untuk menurunkan
bahwa berdasarkan hasil uji regresi laba sebagai respon atas penurunan tarif
perencanaan pajak tidak berpengaruh secara pajak. Midiastuty, dkk (2015) menyatakan
signifikan terhadap manajemen laba pada bahwa penurunan laba yang dilakukan oleh
perusahaan non manufaktur yang terdaftar di manajer karena laba perusahaan
BEI. Hasil pengujian Astutik (2016) telahmencapai target merupakan upaya
menunjukkan bahwa variabel bebas yang dalam menghadapi earnings pressure.
terdiri dari perencanaan pajak dan beban Peneliti terdahulu yang dilakukan oleh
pajak tangguhan secara bersama-sama Subagyo dan Oktavia (2010) menyatakan
berpengaruh manajemen laba. bahwa penurunan laba yang dilakukan adalah
Faktor lain yang mempengaruhi adanya respon terhadap penurunan tarif pajak dan
praktik manajemen laba diantaranya adalah menyimpulkan bahwa earning pressure
kebijakan free cash flow. Perusahaan yang berpengaruh terhadap discrectional accrual.
memiliki nilai free cash flow yang tinggi dan Penelitian yang dilakukan oleh Slamet dan
tanpa adanya pengawasan yang memadai Wijayanti (2012) menyatakan bahwa earning
akan memiliki kesempatan yang besar dalam pressure berpengaruh signifikan terhadap
melakukan praktik manajemen laba. discrectional accrual dimana perusahaan
Kesempatan yang dimiliki yaitu dengan cenderung melakukan manajemen laba untuk
meningkatkan laba yang dilaporkan untuk meningkatkan laba jika laba yang diperoleh
menutupi tindakan dari pihak manajer yang perusahaan rendah guna menarik investor.
optimal dalam memanfaatkan kekayaan Alasan penulis mengangkat topik
perusahaan (Bukit dan Iskandar, 2009). manajemen laba sebagai variabel dependen,
Menurut Kodriah dan Fitri (2017) hal ini dikarenakan praktik manajemen laba
menyatakan bahwa free cash flow seolah-oleh sudah menjadi kebiasaan yang
berpengaruh positif terhadap manajemen digunakan oleh perusahaan di seluruh dunia
dengan Tax Retention Rate (TRR) atau terhadap ukuran perusahaan (Rosdini, 2009).
tingkat retensi pajak dengan rumus sebagai Rumus pengukuran free cash flow adalah
berikut: sebagai berikut:
TRR = FCF = x 100%
2.5 Earning Pressure
2.4 Free Cash Flow
Menurut Yin dan Cheng (2004) earning
Free Cash Flow menurut Brigham dan
pressure adalah tindakan untuk melakukan
Houston (2010:108) menyatakan bahwa arus
penurunan akrual yang bersifat menurunkan
kas yang benar-benar tersedia untuk
laba sehingga pajak yang akan dibayarkan
didistribusikan kepada seluruh investor yaitu
menjadi kecil. Perusahaan yang labanya telah
perusahaan menempatkan seluruh
mencapai target (minimal dengan laba tahun
investasinya pada aktiva tetap, produk-
lalu), laba perusahaan dapat dikurangi
produk baru, dan modal kerja yang
dengan earnings pressure guna melakukan
dibutuhkan untuk mempertahankan operasi
income smoothing. Menurut Midiastuty, dkk
yang sedang berjalan.
(2015) earnings pressure diukur dengan
Perusahaan dengan nilai free cash flow menggunakan rumus:
yang tinggi akan memiliki kesempatan yang 𝑁𝑖𝑡−𝑁𝑖𝑡−1
EPressit =
lebih besar dalam melakukan manajemen laba 𝑇𝐴0
dengan cara meningkatkan laba dalam
2.6 Manajemen Laba
laporan keuangan untuk menutupi tindakan
Menurut Amat dan Gowthorpe (2004)
dari pihak manajer yang tidak optimal dalam
manajemen laba (creative accounting)
memanfaatkan kekayaan perusahaan (Bukit
merupakan transformasi informasi keuangan
dan Iskandar, 2009). Perusahaan dengan arus
dengan menggunakan pilihan metode,
kas bebas yang tinggi pun lebih cenderung
estimasi dan praktik akuntansi yang
tidak melakukan praktik manajemen laba.
diperbolehkan oleh standar akuntansi.
Hal ini disebabkan karena investor
Penelitian ini menggunakan discretionary
merupakan pemilik sementara (transient
accruals sebagai proksi manajemen laba
investors) yang lebih terfokus pada
yang menggunakan model Modified Jones
bagaimana besaran perusahaan untuk dapat
(Jones Modifikasian) (Dechow at al, 1996).
membagikan dividen (Agustia, 2013).
Pengukuran model Modified Jones (Jones
Pengukuran free cash flow dalam
Modifikasian) dapat mendeteksi manajemen
penelitian ini menggunakan rumus yang
laba lebih baik dibandingkan dengan model-
dikemukakan oleh Penman (2010:121) nilai
model lainnya yang sejalan dengan hasil
arus kas bebas (free cash flow) tersebut dibagi
penelitian Dechow et al., (1996). Rumus
dengan total aset pada periode yang sama
discretionary accruals adalah sebagai
dengan tujuan agar lebih dapat
berikut:
diperbandingkan (comparable) bagi
DAit = (TAit/Ai,t-1 ) – NDAit
perusahaan sampel dan menjadi relatif
lebih dari 0,10. Nilai ini menunjukkan bahwa penelitian ini tidak terjadi masalah
pada model regresi tidak terjadi autokorelasi.
multikolinearitas. 4.2 Uji Hipotesis
4.1.3 Uji Heterokedastisitas 4.2.1 Uji Regresi Linier Berganda
Tabel 4.3 Tabel 4.5
Hasil Uji Heterokedastisitas Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Sumber: Data olahan SPSS Ver.25 Variabel β Standarized Sig.
Hasil uji heterokedastisitas dalam Coeeficient
penelitian ini menggunakan uji Glejser. Beta
Constant -0,3535
Berdasarkan hasil uji Glejser, nilai
Perencanaan -0,028 0,258 0,087
signifikansi dari kedua variabel yaitu Pajak
perencanaan pajak (X1) sebesar 0,964, free Free Cash -0,084 0,212 0,035
cash flow (X2) sebesar 0,521 dan earning Flow
Earning 0,457 0,105 0,002
pressure (X3) sebesar 1,261 diatas 0,05 atau
Pressure
5%. Hal ini menunjukkan bahwa model Sumber: Data olahan SPSS Ver.25
regresi terbebas dari ketidaksamaan variance Hasil pengujian regresi diatas menunjukkan
dari residual satu ke pengamatan yang lain regresi sebagai berikut:
sehingga dapat disimpulkan bahwa model
terbebas dari heterokedastisitas. Y = - 0,028PP - 0,084FC + 0,457EP
4.1.4 Uji Autokorelasi
Tabel 4.4
4.2.2 Uji T
Hasil Uji Autokorelasi
Hasil Uji T digunakan untuk menguji
Model Durbin- Keterangan hipotesis penelitian tentang seberapa jauh
Watson pengaruh setiap variabel independen dalam
1 1,628 Tidak Terjadi
autokorelasi menerangkan variabel dependen. Kriteria
Sumber: Data olahan SPSS Ver.25 yang ditetapkan jika nilai signifikansi lebih
Keterangan Unstandar kecil dari 0,05 maka hipotesis dapat diterima.
dized Variabel T Sig. Keterangan
Residual Perencanaan -0,286 0,964 Tidak Terjadi
Kolmogorov-Smirnov 0,712 Pajak Heterokedastisitas
Z
0,895 Free Cash -1,740 0,521 Tidak Terjadi
Asymp. Sig. (2-Tailed) Flow Heterokedastisitas
Earning -0,684 1,261 Tidak Terjadi
Hasil uji autokorelasi dalam penelitian Pressure Heterokedastisitas
ini menghasilkan nilai Durbin-Watson Berdasarkan tabel 4.5, nilai signifikansi
sebesar 1,628 yang berada diantara nilai perencanaan pajak sebesar 0,087 yang lebih
1,5164<1,628<1,7001. Hal ini menunjukkan besar dari nilai signifikansi yang sudah
bahwa persamaan model regresi dalam ditetapkan yaitu sebesar 0,05 sehingga dapat
disimpulkan H1 ditolak.
In Search – Informatic, Science, Entrepreneur, Applied Art, Research, Humanism 123
In Search p-ISSN: 2085-7993
e-ISSN: 2580-3239
Volume 20 No. 02 November 2021
Nilai signifikansi free cash flow dan earning pressure (X3) memberikan
sebesar 0,035 yang lebih kecil dari nilai kontribusi terhadap manajemen laba sebesar
signifikansi yang sudah ditetapkan yaitu 32,8%. Sedangkan sisanya sebesar 67,2%
sebesar 0,05 yang menunjukkan bahwa free dipengaruhi oleh faktor lain diluar model
cash flow berpengaruh terhadap manajemen penelitian.
laba sehingga dapat disimpulkan H2 diterima. 4.3 Pembahasan
Nilai signifikansi earning pressure sebesar 4.3.1 Perencanaan Pajak Terhadap
0,002 yang lebih kecil dari nilai signifikansi Manajemen Laba
yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 0,05 Variabel perencanaan pajak dari hasil
yang menunjukkan bahwa earning pressure pengujian regresi linier berganda yang telah
berpengaruh terhadap manajemen laba dilakukan menunjukkan koefisien regresi
sehingga dapat disimpulkan H3 diterima. negatif sebesar -0,028 dengan tingkat
4.2.3 Uji F signifikansi (α) = sebesar 0,087 yang mana
Hasil uji F dalam penelitian pada lebih besar dari tingkat signifikansi (α) = 5%,
dasarnya digunakan untuk menunjukkan maka H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
apakah semua variabel independen yang perencanaan pajak tidak dapat mempengaruhi
dimasukkan dalam model telah fit atau tadi. perusahaan untuk melakukan praktik
Berdasarkan hasil pengujuan regresi linier manajemen laba karena pada perusahaan
berganda dalam tabel 4.5, nilai F hitung yang dilakukan oleh peneliti yaitu perusahaan
adalah sebesar 2,75 dengan tingkat manufaktur sub sektor makanan dan
signifikansi 0,000. Nilai signifikansi < 0,05 minuman terdapat berbagai divisi dan
maka dapat disimpulkan bahwa variabel departemen dengan masing-masing
independen yaitu perencanaan pajak, free manajemen.
cash flow, dan earning pressure telah Hal ini akan membuat kecenderungan
menunjukkan fit model. Hipotesis yang manajemen untuk melakukan tindakan
didapatkan bahwa perencanaan pajak, free manajemen laba, karena pada hakikatnya
cash flow, dan earning pressure berpengaruh manajemen akan mementingkan
secara simultan terhadap manajemen laba. kepentingannya masing-masing (self
4.2.4 Koefisien Determinasi interest) dalam hal memperoleh bonus atau
Tabel 4.6 penghargaan (reward) jika menunjukkan
Tabel Koefisien Determinasi kinerja yang baik dibandingkan dengan
Model R Square Adjusted mementingkan kepentingan perusahaannya.
R Square Sehingga perencanaan pajak seringkali
1 0,595 0,328 terjadi karena self interest dari pihak
Sumber: Data olahan SPSS Ver.25 manajemen bukan karena perencanaan pajak
Berdasarkan hasil uji koefisien yang menjadi kepentingan pemilik
determinasi pada tabel 4.6 menunjukan perusahaan (principal) (Wardani dan Santi,
bahwa R Square sebesar 0,595 yang berarti 2018). Perencanaan pajak merupakan
perencanaan pajak (X1), free cash flow (X2) keinginan dari pemilik perusahaan
(principal) untuk meningkatkan dividen yang maka H2 diterima. Hal ini menunjukkan
tinggi dengan meminimalkan biaya-biaya bahwa free cash flow dapat mempengaruhi
operasional perusahaan. Ada tidaknya perusahaan untuk melakukan praktik
perencanaan pajak tidak tidak akan manajemen laba. Hasil penelitian ini
mempengaruhi manajemen dalam melakukan berpengaruh dikarenakan arus kas bebas
pratik manajemen laba. merupakan arus kas aktual yang
Penelitian sebelumnya yang didistribusikan kepada investor setelah
mendukung hasil penelitian ini adalah perusahaan melakukan semua investasi dan
penelitian yangdilakukan oleh Aditama dan modal kerja dalam menjalankan kelangsungan
Purwaningsih (2014) yang menyatakan operasional perusahaan (Sawir, 2004:93).
bahwa perencanaan pajak tidak berpengaruh Semakin besar nilai free cash flow
positif terhadap manajemen laba pada yang tersedia di dalam perusahaan, maka
perusahaan non manufaktur yang terdaftar di perusahaan bisa dikatakan semakin sehat dan
BEI serta penelitian Wardani dan Santi (2018) dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang
menunjukkan bahwa tax planning tidak dapat menunjukkan kinerja yang baik dalam
berpengaruh secara signifikan terhadap hal pertumbuhan perusahaan, pembayaran
manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak utang dan pembayaran dividen kepada
sejalan dengan penelitian yang dilakukan investor. Semakin kecil free cash flow, maka
oleh Romantis, Heriansyah, D.W dan Azizah perusahaan bisa dikategorikan sebagai
(2020) yang menyatakan bahwa perencanaan perusahaan yang tidak sehat (Agustia,
pajak mempunyai pengaruh terhadap 2013:38).
manajemen laba pada perusahaan- Penelitian sebelumnya yang
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mendukung hasil penelitian ini adalah
serta penelitian Astutik (2016) menunjukkan penelitian yang dilakukan oleh Agustia
bahwa variabel bebas yang terdiri dari (2013) serta Widiangingrum dan Sunarto
perencanaan pajak dan beban pajak (2018) mengemukakan bahwa free cash flow
tangguhan secara bersama- sama berpengaruh negatif terhadap manajemen
berpengaruh manajemen laba. laba. Penelitian yang dilakukan oleh Kodriah
dan Fitri (2017) menyatakan bahwa free cash
flow berpengaruh positif terhadap
manajemen laba karena free cash flow
4.3.2 Free Cash Flow Terhadap merupakan determinan penting dalam
Manajemen Laba penentuan nilai perusahaan, sehingga
Variabel free cash flow dari hasil manajer lebih berfokus pada usaha untuk
pengujian regresi linier berganda yang telah meningkatkan free cash flow. Hasil penelitian
dilakukan menunjukkan koefisien regresi ini bertentangan dengan penelitian yang
negatif sebesar -0,084 dengan tingkat dilakukan oleh Ivanto dan Tan (2015) bahwa
signifikansi (α) = sebesar 0,035 yang mana tidak terdapat pengaruh signifikan antara
lebih kecil dari tingkat signifikansi (α) = 5%, surplus free cash flow dengan manajemen
laba serta Winingsih (2017) yang pajak. Jika laba yang dihasilkan oleh
mengungkapkan bahwa free cash flow tidak perusahaan tinggi, perusahaan akan
berpengaruh terhadap manajemen laba. cenderung melakukan manajemen laba
dengan meminimalkan laba agar beban
4.3.3 Earning Pressure Terhadap
pajaknya rendah (Wardani dan Santi,
Manajemen Laba
2018:13).
Variabel earning pressure dari hasil
Free cash flow merupakan arus kas
pengujian regresi linier berganda yang telah
aktual yang didistribusikan kepada investor
dilakukan menunjukkan koefisien regresi
sesudah perusahaan melakukan semua
positif sebesar 0,457 dengan tingkat
investasi dan modal kerja yang diperlukan
signifikansi (α) = sebesar 0,002 yang mana
untuk menjaga kelangsungan operasionalnya.
lebih besar dari tingkat signifikansi (α) = 5%,
Free cash flow merupakan kas yang tersedia
maka H3 diterima. Hal ini menunjukkan
diperusahaan yang dapat digunakan untuk
bahwa earning pressure berpengaruh
berbagai aktivitas/kegiatan (Murhadi,
terhadap manajemen laba. Perusahaan
2013:48). Semakin kecil free cash flow,
cenderung melakukan manajemen laba untuk
maka perusahaan bisa dikategorikan sebagai
meningkatkan laba jika laba yang diperoleh
perusahaan yang tidak sehat (Agustia,
perusahaan rendah guna meningkatkan
2013:38).
labanya untuk menarik minat investor
Earnings pressure mendorong manajer
(Wijayanti dan Slamet, 2012).
untuk melakukan manajemen laba.
Hasil penelitian tersebut sejalan
Perusahaan yang labanya berada di di atas
dengan penelitian yang dilakukan oleh
target yang telah ditentukan, tidak akan
Subagyo dan Oktavia (2010), dan Slamet dan
melakukan manajemen laba agar dia tetap
Wijayanti (2012) yang membuktikan bahwa
dapat memperoleh keuntungan dari
earnings pressure berpengaruh signifikan
penurunan tarif pajak (Hamijaya, 2015:8).
positif terhadap manajemen laba. Ketika laba
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
yang dilaporkan perusahaan pada periode
sebelumnya yang dilakukan oleh Aditama
berjalan lebih besar daripada laba
dan Purwaningsih (2014) dan Wardani dan
tahunsebelumnya maka hal tersebut akan
Santi (2018) yang menyebutkan bahwa
mendorong manajer melakukan manajemen
perencanaan pajak tidak berpengaruh
laba agar beban pajak yang dibayarkan
terhadap manajemen laba Penelitian
perusahaan menjadi lebih kecil.
sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi dan
4.3.4 Perencanaan Pajak, Free Cash Flow Priyadi (2016), Kodriyah dan Fitri (2017),
dan Earning Pressure Terhadap dan Mappanyukki, Prakoso dan Irwandi
Manajemen Laba (2016) menunjukkan bahwa free cash flow
Perusahaan yang melakukan berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil
perencanaan pajak (tax planning) untuk penelitian tersebut sejalan dengan Subagyo
memperkecil laba usahanya, akan meninjau dan Oktavia (2010), dan Slamet dan
laba karena laba merupakan dasar pengenaan Wijayanti (2012) yang membuktikan bahwa
4. Dalam mendeteksi laba, peneliti dan Keuangan Vol. 15, No. 1, Mei
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat 2013, hlm. 27-42.
menambah variabel-variabel Amat, Oriol dan C. Gowthorpe. 2004.
penelitian agar mampu mewakili Creative accounting: Nature,
banyak faktor-faktor yang dapat Incidence and Ethical Issues.
mempengaruhi manajemen laba. www.papers.ssrn.com.
5. Perusahaan sebaiknya tidak Astutik, Ratna Eka Puji. 2016. Pengaruh
melakukan praktik manajemen laba Perencanaan Pajak dan Beban Pajak
karena tindakan tersebut akan Tangguhan Terhadap Manajemen
merugikan perusahaan dimasa Laba. Jurnal Ilmu dan Riset
mendatang. Akuntansi, 5(3):1-17.
6. Bagi investor, harus lebih cermat lagi Brigham, Eugene F. Dan J.F. Houston. 2010.
dalam menilai perusahaan terutama Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
dalam melihat arus kas bebas di Edisi 11. Jakarta: Salemba
dalam laporan keuangan untuk EmpatBukit, R. B. & T. M Iskandar.
melakukan investasi. 2009. Surplus Free Cash Flow,
6. DAFTAR PUSTAKA EarningsManagement and Audit
Achyani, Fatchan dan Susi Lestari. 2019. Committee. Int. Journal of
Pengaruh Perencanaan Pajak Economics and Management, 3(1):
Terhadap Manajeman Laba. 204 - 223.
JURNAL Riset Akuntansi dan Bukit, Rina dan Takiah Mohd Iskandar.
Keuangan Indonesia. Vol. 4 No. 1 2009. Surplus Free Cash Flow,
April 2019. Earnings Management and Audit
Aditama, Ferry dan Anna Purwaningsih. Committee. International Journal of
2014. Pengaruh Perencanaan Pajak Economics and Management
Terhadap Manajemen Laba Pada 3(1):204-223. ISSN 1823-836X.
Perusahaan Non Manufaktur Yang Dechow, P. M., Sloan, R. G., dan Sweeney,
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. A. P. (1996). Detecting Earnings
MODUS vol. 26(1):33-50, 2014. Management. The Accounting
ISSN: 0852-1875. Review. Vol. 70, No.2. Hal: 193-225.
Agnes, Sawir.2004. Analisis Kinerja Dewan Standar Akuntansi Keuangan. IAI.
Keuangan dan Perencanaan 2007. Standar Akuntansi Keuangan
Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. (SAK) No. 1: Laporan Keuangan.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Agustia, Dian. 2013. Pengaruh Faktor Good Hamijaya, Marselina. 2015. Pengaruh
Corporate Governance, Free Cash Insentif Pajak dan Insentif Non Pajak
Flow dan Leverage Terhadap Terhadap Manajemen Laba Saat
Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Terjadi Penurunan Tarif Pajak
Penghasilan Badan Pada Perusahaan