Anda di halaman 1dari 10

p-ISSN: 2086-4280

Wiharso & Susilawati e-ISSN: 2527-8827

Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik dan Self


Efficacy Mahasiswa melalui Model CORE
Tri Arif Wiharso1* dan Helfy Susilawati2
1*Teknik
Telekomunikasi FTEK, Universitas Garut
Cempaka Indah blok 7 No 75, Garut, jawa barat, Indonesia
1*triarif@uniga.ac.id

2Teknik Elektro FTEK, Universitas Garut

Kp. Sukamentri, Garut, jawa barat, Indonesia


2helfy.susilawati@uniga.ac.id

Artikel diterima: 22-09-2019, direvisi: 26-09-2020, diterbitkan: 30-09-2020

Abstrak
Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh hasil peningkatan kemampuan Koneksi matematik dan self
efficacy melalui pembelajaran Model CORE, selain itu untuk melihat respon mahasiswa terhadap belajar
matematik dengan model CORE. Pelaksanaan penelitian ini berbentuk quasi eksperimen dengan
membandingkan prestasi belajar mahasiswa melalui model CORE dengan mahasiswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional. Populasi berasal dari mahasiswa Fakultas Teknik di Perguruan Tinggi di
Garut dengan sampel penelitiannya berjumlah 54 mahasiswa. Dengan 27 orang diberi pembelajaran
dengan model CORE dan 27 lainnya melalui pembelajaran konvensional. Dalam pengambilan data
digunakan Instrumen berupa tes matematik, angket model CORE dan angket self efficacy. Hasil yang
didapat yaitu: 1) Peningkatan Koneksi matematik mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran dengan
model CORE lebih baik dari pada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. 2) Self
efficacy mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model CORE peningkatannya tidak lebih
baik dari pada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. 3) Terdapat hubungan antara
model CORE dengan Self efficacy dalam kategori sedang. 4) Mahasiswa memberikan kesan yang positif
terhadap model CORE.
Kata kunci: Model CORE, Koneksi Matematik, Self efficacy.

Improving Mathematical Connection Ability and Self Efficacy Students


through Core-Based Models
Abstract
This study aims to obtain the results of increasing the ability of mathematical connections and self-
efficacy through learning the CORE Model, in addition to seeing student responses to learning
mathematics with the CORE model. The implementation of this research is in the form of a quasi-
experiment by comparing student learning achievement through the CORE model with students who
receive conventional learning. The population came from students of the Faculty of Engineering at Higher
Education in Garut with a research sample of 54 students. With 27 people being taught using the CORE
model and 27 others through conventional learning. In collecting the data, instruments were used in the
form of a mathematical test, a CORE model questionnaire, and a self-efficacy questionnaire. The results
obtained are: 1) Increased mathematical connection of students who get learning with the CORE model
is better than students who receive conventional learning. 2) The increase in self-efficacy of students who
get learning with the CORE model is not better than students who get conventional learning. 3) There is
a relationship between the CORE model and Self-efficacy in the medium category. 4) Students give a
positive impression on the CORE model.
Keywords: CORE Model, Mathematical Connection, Self-efficacy.

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 429


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

.
I. PENDAHULUAN masalah (problem solving), koneksi
Kemampuan koneksi perlu dimiliki (connections) penalaran dan pembuktian
oleh siswa dalam mempelajari matematika (reasoning and proof), dan representasi
pada setiap tingkatan sekolah dan (representation).
perguruan tinggi (Pitriani & Afriansyah, Dikarenakan pentingnya kemampuan
2017; Lubis, Harahap, & Nasution, 2019). koneksi matematik (Mayasari & Afriansyah,
Semisal di fakultas teknik dimana 2016) maka mahasiswa harus
matematika menjadikan matakuliah wajib memperlihatkan penguasaan mereka. Dari
yang harus dikuasai oleh mahasiswa hasil wawancara penulis dengan beberapa
dikarenakan hampir semua matakuliah di dosen fakultas teknik di Garut, khususnya
fakultas teknik memerlukan konsep dasar yang berkaitan dengan matakuliah
matematika dan mereka tentunya harus matematika memberitahukan bahwa
dapat menghubungkan keterkaitan mahasiswa masih kesulitan dalam
terhadap konsep lainnya terutama dalam mengaitkan konsep matematika dengan
bidang keteknikan. seperti keterkaitan matakuliahnya seperti misalnya dalam
terhadap matakuliah fisika, Rangkaian menerapkan konsep matematika kedalam
listrik, sistem kontrol dan sebagainya. teori fisika listrik, rangkaian listrik,
Keterkaitan konsep dalam matematika membuat model matematik dari suatu
bisa dilihat dari materi-materi yang permasalahan dan konsep lainnya.
dipelajari selama ini dalam pelajaran Selain kemampuan koneksi matematik
matematika (Afriansyah, 2012; Sapilin, mahasiswa juga memerlukan self efficacy
Adisantoso, & Taufik, 2019) misalnya untuk (Moma, 2014). Menurut Bandura (1997)
mempelajari persamaan diferensial harus self efficacy merupakan keyakinan seorang
mempelajari dahulu konsep turunan dan individu mengenai kemampuannya dalam
integral. Dimana kalau dihubungkan mengorganisasi dan menyelesaikan suatu
dengan bidang lain seperti pada rangkaian tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil
listrik persamaan diferensial dipakai untuk tertentu. Self Efficacy juga merupakan
mencari besar arus listrik pada rangkaian aspek yang dapat mempengaruhi kinerja
listrik RL seri atau bisa juga untuk mencari seseorang untuk meraih suatu tujuan
besar muatan pada rangkaian listrik RLC (Robbins, 2003; Mujib, 2017). Dengan
seri. Sejalan dengan pernyataan demikian dapat dikatakan memiliki Self
sebelumnya, teori yang mendukung Efficacy yang baik membuat mahasiswa
pentingnya kemampuan koneksi dapat menyelesaikan permasalahan dalam
matematik. Menurut NCTM (2000; Asih & matematika baik yang berhubungan
Ramdhani, 2019) terdapat 5 kemampuan dengan konsep dalam matematika maupun
dasar matematik yang perlu dikuasai yaitu diluar bidang matematika.
komunikasi (communication), pemecahan

430 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Wiharso & Susilawati e-ISSN: 2527-8827

Selanjutnya, untuk menumbuh memperluas, menggunakan dan


kembangkan kemampuan koneksi menemukan. Dengan pembelajaran seperti
matematik dan self efficacy diperlukan ini memungkinkan siswa dapat
pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan koneksi
membuat siswa aktif, tidak cemas, matematiknya serta karena pembelajaran
menyenangkan selama pembelajaran ini berorientasi pada diskusi dalam
terjadi interaksi baik sesama siswa maupun kelompok menjadikan siswa bisa lebih
dengan pengajar serta dapat yakin dengan penyelesaian masalah
mengkonstruk pengetahuan yang matematik yang dikerjakannya karena bisa
didapatnya dengan pengetahuan yang baru saling berinteraksi dengan temannya
dalam menyelesaikan permasalahan sehingga memperkuat self efficacy.
matematik (Alexandra & Ratu, 2018). Sintak model pembelajaran CORE
Dengan demikian, diperlukan model menurut Suyatno (Nur Fallah, 2017) yaitu:
pembelajaran yang memungkinkan semua 1) Tahap connecting, penghubungan
itu terjadi, seperti model CORE pengetahuan baru dengan pengetahuan
(Connecting, Organizing, Reflectin and lama; 2) Tahap organizing, siswa
Extending). mengambil kembali ide-ide mereka; 3)
Bandura (1997) mendefinisikan self Tahap reflecting, adanya bimbingan guru
efficacy sebagai keyakinan seorang individu dalam kekeliruan yang dilakukan siswa
mengenai kemampuannya dalam dalam hal mengkoordinasikan
mengorganisasi dan menyelesaikan suatu pengetahuannya; dan 4) Tahap extending,
tugas agar tercapainya suatu hasil. Dari pada tahap ni siswa dapat memperlihatkan
pengertian tersebut bila dihubungkan kemampuan hasil belajar mereka terhadap
dengan keyakinan diri siswa dalam permasalahan baru.
menyelesaikan persoalan dalam
matematika tentunya akan berpengaruh II. METODE
terhadap hasil belajar dari siswa tersebut Jenis penelitian yaitu kuasi eksperimen
(Dewi & Afriansyah, 2018). Oleh karena itu, dengan bentuk Nov Equivalent Control
siswa harus mempunyai self efficacy atau Group Design. Dalam bentuk penelitian ini,
keyakinan yang tinggi. subjek tidak dikelompokkan secara acak
Model CORE (Connecting, Organizing, murni tetapi peneliti menerima keadaan
Reflectin and Extending) menurut subjek seadanya (Ruseffendi, 2010). Atau
Ngalimun (2014) adalah (C) koneksi sering disebut pretes dan postes group
informasi lama-baru dan antar konsep, (O) design. Dengan rancangan penelitian
organisasi ide untuk memahami materi. (R) seperti pada table 1 berikut.
memikirkan kembali, mendalami, dan
menggali, (E) mengembangkan,

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 431


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

belajar mahasiswa, seperti pada tabel 2


berikut.
Tabel 2.
Contoh instrumen penelitian
No Soal
2 Carilah solusi dari persamaan
diferensial
Keterangan : 𝑑3 𝑦 𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
− 3 +2 =0
O1 = Tes awal 𝑑𝑥 3 𝑑𝑥 2 𝑑𝑥
O2 = Tes akhir 3 Dapatkan solusi persamaan
X1 = Pembelajaran metode CORE 𝑑 2𝑦 𝑑𝑦
diferensial dari 𝑑𝑥 2 + 6 𝑑𝑥 − 16𝑦 =
X 2 = Pembelajaran konvensional. 9𝑒 𝑥
5 Sebuah rangkaian RLC seri dengan
resistansi R = 200 ohm, induktansi L
Dengan populasi seluruh mahasiswa = 100 Henry, kapasitansi C = 0,01
Fakultas Teknik semester II di Perguruan Farad dan suatu sumber tegangan
Tinggi di Garut tahun, akademik konstan sebesar 6000 volt. Tentukan
muatannya saat t.
2018/2019. Pemilihan populasi di Fakultas
teknik dikarenakan konsep matematika Selanjutnya untuk mendapatkan data
banyak berhubungan dengan mata kuliah peningkatan self efficacy dilakukan dengan
lainnya yang cocok dengan topik penelitian. cara memberikan angket kepada
Dalam menentukan sampel dilakukan mahasiswa setelah diberikan perlakuan
dengan cara acak, sehingga didapat untuk kepada kedua kelas yaitu kelas eksperimen
kelas kontrol yaitu kelas A dan untuk kelas dan kelas kontrol. Dengan indikator soal
eksperimen yaitu kelas B. Pemilihan sampel angket terdapat pada tabel berikut :
dengan memepertimbangkan bahwa
Tabel 3.
kemampuan mahasiswa fakultas teknik tiap
Indikator angket self efficacy
kelas mempunyai kemampuan yang sama. No Sikap Siswa Indikator
Analisis data untuk peningkatan koneksi
matematik didapat dari instrumen 1 Magnitude Keyakinan terhadap
penelitian berbentuk soal isian sebanyak 5 sesuatu yang belum
dicoba
soal dengan indikator mahasiswa dapat Menghadapi tugas yang
menyelesaikan solusi PDB orde satu, sulit
mahasiswa dapat menyelesaikan solusi 2 Generality Konsisten pada tugas
Kesiapan terhadap situasi
PDB orde dua, mahasiswa dapat Strengh Ketahanan dan kegigihan
menyelesaikan solusi PDB orde n, 3 dalam menghadapi tugas
mahasiswa dapat menyelesaikan Keberhasilan pengalaman
sebelumnya
permasalahan PDB dengan konsep
rangkaian Listrik. Contoh sebagian soal
untuk mengukur pengaruh terhadap hasil
432 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Wiharso & Susilawati e-ISSN: 2527-8827

Contoh sebagian soal angket untuk


mengukur self efficacy mahasiswa terdapat
pada tabel 3 berikut.
Tabel 3.
Contoh instrumen penelitian
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya yakin dapat memahami materi matematika yang diberikan
dosen
2 Saya yakin dapat menyelesaikan masalah matematika yang
diberikan dosen walapun rumit
3 Dalam pembelajaran kelompok saya bisa berkontribusi dalam
memecahkan masalah matematika
11 Saya mampu menyelesaikan sendiri soal matematika saat ujian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN model CORE dan kelas kontrol yang
Penelitian ini menghasilkan data dari tes menggunakan pembelajaran konvensional.
awal, tes akhir dan angket. Datanya didapat Hasil perhitunga datanya tersaji pada tabel
dari kelas eksperimen yang menggunakan 4 berikut.

Tabel 4.
Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematika
Eksperimen Kontrol
Skor Ideal Tes Awal Tes Akhir Tes Awal Tes Akhir
Koneksi 100 N 27
Matematika Mean 19,44 70 19,63 59,63
% 19,44 70 19,63 59,63
St. Dev 9,64 11,18 9,19 12,85
Min 5 45 5 35
Max 45 90 40 85

Dari tabel 3 diperoleh data untuk kelas hasil simpangan baku pretes 9.19 dan
eksperimen persentase jawaban benarnya postes 12.85
untuk pretes 19,44 % dan postesnya Selanjutnya untuk melihat perbedaan
sebesar 70 % sehingga peningkatannya secara signifikan dari kedua kelas tersebut
sebesar 50,56 %. Sedangkan untuk kelas di gunakan uji t karena kedua kelompok
konvensional nilai pretesnya 19.63 dan berdistribusi normal serta homogen. Dari
postesnya 59,63 sehingga peningkatannya hasil uji t berbantuan SPSS diperoleh
sebesar 40 %. Dengan simpangan baku Independent Samples Test , sig =0,003 <
untuk kelas eksperimen untuk pretes 9.64 0,05 artinya ada perbedaan kemampuan
dan postes 11.18. Sedangkan kelas kontrol akhir antara mahasiswa kelas eksperimen
dengan Mahasiswa kelas kontrol. Untuk

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 433


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

gain ternormalisasi terdapat pada Gambar Dari hasil gambar 1 menunjukkan kelas
1 berikut. eksperimen mendapat rataan hitung
sebesar 0.62 dan simpangan baku 0.15
,sedangkan kelas kontrol mendapat rataan
0,88
0,81 hitung sebesar 0.49 serta simpangan baku
0,62
0.18. Dari hasil tersebut ditinjau dari nilai
0,49 rataan hitung gain ternormalisasi
0,39 keduanya berada dalam tingkatan sedang,
0,15 0,18 0,08 namun kelas eksperimen lebih besar 0.13
RATA-RATA ST.DEV MIN MAX
daripada kelas kontrol.
Oleh sebab itu untuk melihat perbedaan
Eksperimen Kontrol yang signifikan atau peningkatan mana
Gambar 1. Hasil gain ternormalisasi kemampaun yang lebih baik dilanjutan dengan uji t
koneksi matematik dengan SPSS , hasilnya terdapat pada tabel
5.

Tabel 5
Uji t Kemampuan Koneksi Matematik

Pada tabel 5, menunjukkan hasil Sig. (2- peningkatan karena dalam model CORE
tailed) < 0,05 artinya Ha yang diterima terdapat empat tahapan yaitu Connecting,
dapat dikatakan peningkatan kemampuan Organizing, Reflecting dan Extending
koneksi matematik kelas eksperimen lebih (CORE) dimana adalah Connecting (C) pada
baik daripada kelas kontrol. tahapan ini mahasiswa diingatkan kembali
Pada kelas eksperimen yang mendapat mengenai materi yang telah dipelajari
perlakuan dengan model CORE terjadi mengenai turunan dan integral yang
434 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Wiharso & Susilawati e-ISSN: 2527-8827

merupakan syarat mempelajari persamaan menghubungkan antar konsep


diferensial, pada tahap Organizing (O) matematika baik dalam matematika itu
mahasiswa diberikan lembar kerja sendiri maupun diluar bidang matematika.
mahasiswa mengenai materi persamaan Sejalan dengan itu, menurut Humaira
diferensial misalnya pada topik persamaan (2014) model CORE pada pembelajaran
diferensial biasa (PDB) orde satu linier membuat siswa aktif dalam membangun
dengan bimbingan dosen mereka pengetahuannya
memahami materi tersebut. selanjutnya Sejalan dengan hasil penelitian ini, dari
pada tahap Reflecting (R) mereka Beladina (2013) yang melakukan penelitian
memikirkan kembali konsep dengan di SMP Negeri 2 Semarang yang pada
menyelesaikan persoalan PDB orde satu kesimpulannya bahwa kreativitas
linier secara berkelompok dan membahas matematis siswa yang mengikuti model
solusi dari permasalahan tersebut, terakhir pembelajaran kooperatif tipe CORE lebih
Extending (E) pada tahapan ini mahasiswa baik dari kreativitas matematis siswa yang
diberikan lagi permasalahan berupa quis mengikuti pembelajaran konvensional.
dan pemberian tugas, selain itu dosen Selanjutnya untuk hasil dari Self efficacy
menginformasikan bahwa materi PDB orde tersaji dalam tabel 6. Kemudian dilakukan
satu linier merupakan konsep yang uji t dengan hasil perhitungannya terdapat
berkaitan dengan Rangkaian Listrik. pada tabel 7.
Dengan pembelajaran model CORE
mahasiswa berlatih berfikir mandiri dalam

Tabel 6.
Rekapitulasi Hasil Angket Self Efficacy

Kelas
Skor eksperimen Kontrol
ideal
N 27
̅
𝑿 36,27 35, 19
% 75, 57 73.31
48 St.dv 3.06 3.09
min 30 29
Max 42 40

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 435


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

Tabel 7.
Uji t Skor Self efficacy Mahasiswa

Dari tabel 7 hasil uji t, diperoleh nilai (2009), ada tiga aspek yang secara simultan
signifikansi sebesar 0,177. Untuk berpengaruh terhadap keyakinan
memperoleh hasil digunakan uji satu pihak matematik, yaitu objek pendidikan
dengan membagi dua nilai signya (Uyanto, matematika, konteks kelas, dan dirinya
2009). Maka didapat nilai sig 0,089 > α (α = sendiri.
5%) dapat disimpulkan secara signifikan Dengan menggunakan uji spearman
peningkatan self efficacy kelas eksperimen berbantuan SPSS didapat hasil berikut ini :
tidak lebih baik dari kelas kontrol. Dari data tabel 6. didapat nilai sig 0,01 <
Berdasarkan hasil kesimpulan dari 0,05 maka didapat kesimpulan terdapat
tabel.7 yang menyatakan bahwa model hubungan antara kemampuan koneksi
CORE tidak berpengaruh secara signifikan matematik dengan self efficacy begitu juga
terhadap peningkatan Self efficacy jika ditinjau dari r hitung didapat 0,486 > r
mahasiswa , ini terjadi dikarenakan dari tabel 0.381 maka menunjukkan ada
hasil angket pada pertanyaan “Saya yakin hubungan dari keduanya dengan nilai 0,486
dapat menyelesaikan masalah matematika yang termasuk dalam kategori Cukup. Dari
yang diberikan dosen walapun rumit” rata- hasil ini memberikan gambaran jika
rata mahasiswa menjawab TS (Tidak keyakinan diri mahasiswa baik maka akan
Setuju), ini mengindikasikan bahwa berdampak pada peningkatan kemampuan
mereka kurang yakin bila mendapatkan koneksi matematik begitupun sebaliknya
soal yang lebih rumit dari yang biasa jika keyakinan diri mahasiswa kurang maka
mereka dapatkan selama pembelajaran kemampuan koneksi matematik akan
walaupun dari pandangan peneliti mereka kurang juga.
bisa mengerjakannya. Sebab dalam Pada penelitian ini juga dikaji mengenai
keyakinan matematika menurut Sugiman Sikap atau tanggapan mahasiswa terhadap
436 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Wiharso & Susilawati e-ISSN: 2527-8827

model CORE dan self efficacy yang didapat dari Beasiswa DIKTI dengan program
dari hasilnya angket. Dari hasil perhitungan IMPoME (International Master Program
didapat persentase respon mahasiswa on Mathematics Education). Universitas
terhadap model CORE 76,54% dalam Sriwijaya Palembang–Universitas
kategori kuat, sedangkan terhadap Self UTRECHT Belanda).
efficacy sebesar 75,57 % (dalam kategori Alexandra, G., & Ratu, N. (2018). Profil
kuat) dari hasil tersebut tidak heran karena kemampuan berpikir kritis matematis
selama pengamatan pada saat siswa SMP dengan graded response
pembelajaran berlangsung terlihat models. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
mahasiswa aktif berdiskusi di dalam Matematika, 7(1), 103-112.
kelompoknya pada usaha dalam memahai, Asih, N., & Ramdhani, S. (2019).
menyelesaikan, dan menganalisis Peningkatan Kemampuan Pemecahan
persoalan yang diberikan oleh dosen. Masalah Matematis dan Kemandirian
Dengan demikian pembelajaran jadi tidak Belajar Siswa Menggunakan Model
satu arah dan tidak kaku sehingga mereka Pembelajaran Means End
tidak jenuh selama pembelajaran Analysis. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
berlangsung. Matematika, 8(3), 435-446.
Beladina, N. (2013). Keefektifan Model
IV. PENUTUP Pembelajaran CORE Berbantuan LKPD
Peningkatan Kemampuan koneksi terhadap Kreativitas Matematis Siswa.
matematik mahasiswa yang mendapatkan Unnes Journal of Mathematics
pembelajaran dengan model CORE lebih Education, 1(1).
baik dari pada mahasiswa yang Bandura, A (1997). Self Efficacy The
memperoleh pembelajaran konvensional. Excercise of Control. USA: W. H Freeman
Sedangkan pada peningkatan self efficacy and Company.
matematik, mahasiswa yang mendapatkan Dewi, S. S. S., & Afriansyah, E. A. (2018).
pembelajaran model CORE tidak lebih baik Kemampuan Komunikasi Matematis
dari pada mahasiswa yang memperoleh Siswa Melalui Pembelajaran
pembelajaran konvensional. Keterkaitan CTL. JIPMat, 3(2), 145-155.
antara koneksi matematik dan self Humaira, F. A., dkk. (2014). Penerapan
efficcacy, dari hasil perhitungan berada di Model Pembelajaran CORE pada
kategori sedang. Terakhir untuk hasil Pembelajaran Matematika Siswa Kelas X
analisis angket mendeskripsikan bahwa SMAN 9 Padang. Padang. Jurnal
mahasiswa memberikan respon yang Pendidikan Matematika, 3(1). 31-37.
positif terhadap model CORE. Hiebert, J., & Carpenter. (1992). Learning
and teaching with Understanding, in D.
A. Grouws (Ed.), Handbook of Research
DAFTAR PUSTAKA on Mathematics Teaching and Learning.
Afriansyah, E. A. (2012). Design Research: (New York: Macmillan Publishing
Konsep Nilai Tempat pada Penjumlahan Company, 1992) 65 – 97.
Bilangan Desimal (Doctoral dissertation, Lubis, R., Harahap, T., & Nasution, D. P.
Tesis yang tidak dipublikasikan berasal (2019). Pendekatan Open-Ended dalam

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 437


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

Membelajarkan Kemampuan Koneksi Eksakta Lainnya (Edisi Cetak pertama).


Matematis Siswa. Mosharafa: Jurnal Bandung: Tarsito.
Pendidikan Matematika, 8(3), 399-410. Sapilin, S., Adisantoso, P., & Taufik, M.
Mayasari, Y., & Afriansyah, E. A. (2016). (2019). Peningkatan Pemahaman
Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Konsep Peserta Didik dengan Model
melalui Model Pembelajaran Berbasis Discovery Learning pada Materi Fungsi
Masalah (Studi Penelitian di SMP Negeri Invers. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
5 Garut). Jurnal Riset Pendidikan, 2(01), Matematika, 8(2), 285-296.
27-44. Sugiman. (2009). Aspek Keyakinan
Moma, L. (2014). Self-efficacy matematik Matematik Siswa dalam Pendidikan
pada siswa SMP. Mosharafa: Jurnal Matematika. Tersedia online:
Pendidikan Matematika, 3(2), 85-94. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/
Mujib, A. (2017). Identifikasi Miskonsepsi 131930135/2009b_KYM_0.pdf di akses
Mahasiswa Menggunakan CRI pada [19-07-2019]
Mata Kuliah Kalkulus II. Mosharafa: Uyanto, S. S. (2009). Pedoman Analisis Data
Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), dengan SPSS. Yogyakarta : Graha Ilmu.
181-192.
National Council of Teachers of
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Mathematics. (2000). Principles and
Tri Arif Wiharso, M.Pd
Standarts for School Mathematics.
Reston, VA: NCTM. Lahir di Garut, 13 Mei 1986.
Ngalimun (2014). Strategi dan Model Staf pengajar di fakultas
Pembelajaran. Aswaja pressindo. teknik Universitas Garut.
Studi S1 Pendidikan
Yogyakarta.
Matematika STKIP garut,
Nur Fallah, A. (2017). Pengaruh Model Core lulus tahun 2009; S2
(Connecting, Organizing, Reflecting, Dan pendidikan Matematika
Extending) Terhadap Peningkatan Universitas Pasundan
Kemampuan Koneksi Matematis Dan Bandung, lulus tahun 2014;
Self-Efficacy Siswa Sma. Skripsi. Unpas
Helvy Susilawati, S.Pd, M.T.
Bandung: Tidak Diterbitkan.
Pitriani, R., & Afriansyah, E. A. (2016). Lahir di Sumedang, 1
Persepsi dalam pembelajaran Desember 1989. Staf
pendekatan keterampilan proses pengajar di fakultas teknik
Universitas Garut. Studi S1
terhadap kemampuan koneksi
Pendidikan Fisika, UIN Sunan
matematis siswa (Studi penelitian di Gunung Djati, lulus tahun
SMP Negeri 1 Wanaraja). Jurnal 2011; S2 Teknik elektro
Gantang, 1(2), 15-24. Institut Teknologi Bandung,
Robbins, S. P. (2003). Perilaku Organisasi lulus tahun 2014;
Jilid 1. Jakarta: Indeks Kelompok
Gramedia.
Ruseffendi, E. T. (2010). Dasar-Dasar
Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-

438 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika

Anda mungkin juga menyukai