1984 Chapter 2 Dalam hasil penelitian sebelumnya Perlman, D.,
LONELINESS menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat Peplau, L. A., & RESEARCH: A usia, remaja memiliki tingkat kesepian yang Peplau, L. SURVEY OF lebih tinggi daripada kelompok usia lainnya (1984). EMPIRICAL (Peplau & Perlman, 1984). LonelIness FINDINGS Research: A Hal 30 Survey of Usia. EmpIrIcal Kebanyakan pendapat menyatakan bahwa masa FIndIngs. In L. A. muda dianggap sebagai masa berteman dan Peplau, & S. E. bersosialisasi dan masa tua sebagai masa nya Goldston, (Eds.), untuk kesepian, namun pendapat ini ditepis PreventIng the oleh beberapa survey berskala besar bahwa Harmful berdasarkan survey self-report terhadap kesepian, persentase tertinggi berada di Consequences
kalangan remaja. Dalam survey Parlee yang of Severe and
ditunjukkan sebagai berikut: PersIstent 1. sebanyak 79 persen responden di bawah LonelIness (pp. usia 18 tahun mengatakan mereka 13-46). US terkadang atau sering merasa kesepian Goverment 2. 53 persen dari usia 45-54 tahun PrIntIng OffIce, 3. 37 persen dari mereka yang berusia 55 DDH PublIcatIon tahun ke atas. No: 84-1312. 2013 Understanding Laursen dan Hartl (2013) menambahkan Laursen, B., & loneliness during bahwa perubahan-perubahan yang terjadi Hartl, A. C. adolescence: selama proses perkembangan remaja dapat (2013). Developmental meningkatkan risiko kesepian yang dialami. Understanding changes that Loneliness increase the risk of Hal 3-6 during perceived Terdapat 5 perubahan perkembangan pada Adolescence: social isolation remaja yang meningkatkan resiko Developmental mengalami kesepian Changes That 1) Dengan siapa dan bagaimana remaja Increase the menghabiskan waktunya, pada masa Risk of remaja, mereka akan lebih banyak Perceived Social menghabiskan waktu dengan teman Isolation. sebaya dibandingkan dengan keluarga Journal of seperti sebelumnya. Remaja akan Adolescence, memandang kesepian ketika mereka 36, 1261-1268. tidak merasa memiliki kontak teman dan merasa dirinya tidak popular di kalangan pertemanan. Pada masa remaja dewasa awal, terutama pada anak perempuan, terdapat kemungkinan mereka akan merasa dikucilkan dari kelompok pertemanan sesama jenis dikarenakan mereka dianggap berbeda secara fisik. Selain itu, remaja perempuan juga dapat menghindar dari teman- temannya karna merasa dirinya berbeda. Kedua hal tersebut dapat memicu perasaan kesepian dan dapat diperbaiki dengan memulai hubungan romantis dengan lawan jenis. 2) Pertumbuhan individu dan kemandirian remaja (otonomi), remaja berusaha memiliki kemandirian untuk menghindari pengawasan dari orangtua serta remaja ingin menjadi individu yang dianggap sudah dewasa. Namun, proses ini tidak semudah yang dibayangkan, untuk menjadi individu yang mandiri, harus ada keseimbangan antara kebutuhan, keterpisahan dan kedekatan yang dirasakan remaja. Saat dirinya mulai menjauh dari keluarga, banyak kebutuhan akan hubungan dengan keluarga yang tidak mudah dijumpai di tempat lain. Oleh karna itu setiap hubungan yang dimiliki remaja harus seimbang antara proses terpisah dari hubungan dengan keluarga dan juga memiliki cukup teman agar tidak merasa kesepian. 3) Proses eksplorasi identitas, selama masa remaja, mereka akan masuk kedalam kelompok yan memiliki minat dan ketertarikan pada aktivitas yang sama, namun hal ini dapat beresiko pada kesepian jika mereka tidak dapat beradaptasi didalam kelompok tersebut. 4) Perkembangan kematangan kognitif dan pengambilan perspektif sosial, kematangan kognitif membuat remaja berfikir bahwa semua orang memiliki hak dan kesempatan yang sama, hal ini berlaku dalam hubungan pertemanan, remaja juga meyakini bahwa hubungan pertemanan adalah hubungan yang timbal balik dibandng hubungan keluarga. Remaja menghadapi tuntutan dimana hubungan orangtua-anak berubah menjadi hubungan teman sebaya, dimana dapat juga terjadi penolakan dalam hubungan tersebut yang akan menimbulkan rasa terisolasi. Remaja akan mengharapkan kenyamanan dari hubungan teman sebaya, namun kerenggangan hubungannya dengan orangtua dapat juga menyebabkan kesepian. 5) Perubahan fisiologis termasuk masa pubertas, selain membuat remaja yang tidak aktif merasa sensitif dengan perubahan tubuhnya, ia juga dapat merasa terasing dari teman sebaya. Beberapa remaja melakukan aktifitas olahraga dan diet sebagai respon dari perubahan bentuk tubuhnya sehingga dapat menyebabkan kelelahan dan tidak ada waktu untuk interaksi sosial. Remaja juga ada yang membatasi interaksi nya dengan teman dan menarik diri dari lingkungan karna memiliki citra tubuh yang buruk. Kurangnya kontak dan interaksi sosial dapat membuat remaja merasa kesepian. 2021 Perbedaan Tingkat Hal 7033 Febriani, Z. Kesepian Pada Kesepian seringkali dianggap dirasakan pada (2021). Remaja Ditinjau Dari orang tua dan lansia, pada kenyataannya Perbedaan remaja lebih sering merasakan kesepian. Jenis Kelamin Tingkat Menurut hasil survei nasional Amerika pada Kesepian pada majalah Psychology Today menunjukkan bahwa Remaja Ditinjau dari empat puluh ribu orang yang merasakan dari Jenis kesepian berasal dari remaja yaitu 79 %, Kelamin. Jurnal padahal pada usia remaja seorang individu Pendidikan berada pada fase usia pertemanan yang Tambusai, 5(3), menjadi lingkungan setelah keluarga. Remaja 7032–7037. berkisar antara usia 12-22 tahun, di usia ini rata- rata remaja masih menempuh jenjang SMP dan SMA yang seharusnya mempunyai banyak teman sehingga tidak menghabiskan waktu sendirian yang akibatnya individu merasa kesepian. Remaja mengalami berbagai permasalahan saat melengkapi fungsi perkembangan hidupnya, terdapat beberapa dari remaja pernah merasa kurang mampu menjalani relasi sosialnya bahkan cenderung menjauh dari lingkungan sosial. Beberapa remaja merasakan tidak nyaman dalam kondisi tertentu yang menyebabkan hilangnya rasa percaya akan kemampuan yang dimilikinya. Kondisi tersebut mengakibatkan terhambatnya perkembangan pada remaja sekaligus perasaan terisolir secara sosial, ini menyebabkan remaja merasa kesepian.