ARI ASHARI
1931342016
i
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB III 25
METODOLOGI PENELITIAN 25
A. Jenis Penelitian 25
B. Waktu dan Tempat 25
C. Variabel dan Desain Penelitian 26
D. Populasi dan Sampel 27
E. Definisi Operasional Variabel 28
F. Instrument dan Perangkat Penelitian 28
G. Teknik Pengumpulan Data 30
H. Teknik Analisis Data 32
DAFTAR PUSTAKA 46
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permainan bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu
teknik dasar bola basket yang pertama diperkenalkan kepada para siswa, karena
keterampilan ini sangat penting bagi setiap pemain yang terlibat dalam
pertandingan bola basket (Puente et al., 2017; Trojian et al., 2013). Sedangkan
lari ke segala arah sesuai dengan peraturan yang ada. Seorang pemain
diperbolehkan membawa bola lebih dari satu langkah asalkan bola dipantulkan ke
lantai, baik berjalan maupun berlari. Menggiring bola harus menggunakan satu
2016; Stöckel & Vater, 2014). Jadi dapat disimpulkan bahwa menggiring bola
tujuan untuk mengadakan serangan balik, melewati lawan dan mengatur tempo
1
permainan serta untuk mencetak angka sebanyak-banyaknya tanpa kehilangan
keseimbangan.
bergerak. Pengukuran pada tes kemampuan umum bergerak melibatkan unsur lari,
lompat, panjat, dan lempar. Butir-butir tes tersebut sebagai tes berangkai untuk
mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan
keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuh (McInnes et al., 2014; Stovern et
al., 2019).
menurut Lee (2000) latihan V-drill, latihan, S-drill, latihan Yard turn drill, latihan Star
drill, latihan Pattern Run, latihan Zig-zag, H-Movement, E-Movement dan Cone
Snakedrill.
Untuk mengetahui latihan yang dapat meningkatkan dan kelincahan pada pemain
sepakbola pada saat latihan maupun dalam suatu pertandingan, maka perlu adanya Salah
satu latihan yaitu, E-Movement Cone Drill merupakan latihan yang menggunakan cone
yang berguna untuk meningkatkan kelincahan seseorang dalam bergerak. Latihan adalah
adanya pengaruh latihan ladder drills terhadap keterampilan dribbling pada pemain SSB
2
Arema Domhill Malang. Selain itu penelitian Mulyono et al (2017) yang menyimpulkan
kelincahan dan kecepatan menggiring siswa Banteng Muda, sehingga dapat disimpulkan
dari beberapa hasil penelitian tersebut, bahwa latihan kelincahan dengan menggunakan
Latihan berasal dari kata training adalah suatau proses peyempurnaan kemampuan
keolahragaan yang berisikan materi teori dan praktik menggunakan metode, dan aturan
dan teratur, sehingga tujuan latihan dapat dicapai tepat pada waktunya. (Syafruddin,
2011).
Model Latihan E-Movement cone drill merupakan latihan yang menggunakan kun
(cone) yang berguna untuk meningkatkan kelincahan seseorang dalam bergerak. Latihan
ini adalah latihan dengan membentuk kun (cone) menjadi huruf E dengan ketuntasan
tertentu. Tujuan latihan ini untuk meningkatkan kemampuan mengubah arah, posisi
(a). latihan Tempatkan 6 cones sehingga dalam bentuk huruf e kerucut yang dimana
kerucut 1 dan cones 2 ditempatkan pada garis start 2 adalah 10 yard, (9 meter), terpisah
pada garis awal. Kerucut 3 dan 4 adalah 5 jarak 4,6 meter di depan kerucut 1 dan 2
(b). Ditempatkan dai kerucut 1 dan 2 Sprint dari 2 ke kerucut 3 Ditempatkan dari
3
Kelincahan menurut Johansyah (2013) adalah seperangkat keterampilan
persepsi atlet dan pengambilan kemampuan mengambil keputusan untuk dengan cepat
ataupun futsal namun masih sedikit penelitian meningkatkan kelincahan dalam olahraga
basket. Pada penelitian ini memiliki diterapkan adanya model latihan E-Movement
Operational Prosedure, sehingga latihan model ini diharapkan lebih efisien dan variatif.
efektifitas model latihan e-movement cone drill terhadap peningkatan kelincahan pada
pemain SMAN 2 Barru, dan serta penelitian model ini adalah untuk menghasilkan suatu
produk program latihan e-movement yang efisien dan efektif untuk meningkatkan kondisi
fisik seperti kelincahan variasi latihan e-movement, dan menghasilkan produk berupa
model latihan e-movement Bola basket. Dari sekian banyak bentuk latihan kelincahan
latihan tersebut belum pernah diaplikasikan pada pemain basket fokus masalah dalam
penelitian ini pada saat bertanding, dalam hal berlari, meyerang, passing dan mendribling
bola basket dilakukan secara lambat dan mudah direbut bolanya oleh karena itu peneliti
movement cone drill terhadap peningkatan kelincahan pada pemain SMAN 2 Barru
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka penulis dapat
movement yang efisien dan efektif dapat meningkatkan kondisi fisik seperti kelincahan
C. Tujuan Penilitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu produk model program
latihan emovement yang efisien dan efektif untuk meningkatkan kondisi fisik seperti
D. Manfaat Penilitian
secara teoritis maupun praktis, dan kegunaan teoritis berarti untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan secara praktis sebagai dasar keputusan dalam upaya memecahkan
1. Manfaat teoritis
a. Menambah wawasan penulis tentang bola basket terutama yang berkaitan tentang
SMAN 2 Barru
b. Sebagai bahan kajian stimulasi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian
lebih lanjut, lebih mendalam, lebih luas lagi dari segi wilayah maupun substansi
2. Manfaat praktis
5
Manfaat praktis adalah manfaat bagi pelaksanaan. Diharapkan informasi yang
diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi bagi pembina dan
6
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kerangka acuan atau sebagai landasan teori yang
Secara sederhana latihan dapat dirumuskan, yaitu segala daya dan upaya untuk
meningkatkan secara menyeluruh kondisi fisik dengan proses yang sistematis dan
berulang-ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah beban latihan, waktu atau
untuk mencapai suatu tujuan. Latihan bukan hal yang baru, sudah sejak zaman dahulu
Menurut Bompa (1994) dalam Awan Hariono (2006: 1) latihan adalah upaya
tidak cukup mudah dan sederhana. Program latihan yang diberikan pelatih amat penting
dalam mendukung kualitas latihan yang sesuai dengan cabang masing-masing. Bukan
hanya latihan fisik saja yang harus dilatih untuk mencapai prestasi yang maksimal teknik,
7
1. Latihan E-Movement
seseorang dalam bergerak. Latihan ini adalah latihan dengan membentuk kun
(cone) menjadi huruf E dengan ketuntasan tertentu. Tujuan latihan ini untuk
memotong.
8
salah satu latihan untuk meningkatkan kelincahan yang mana latihan tersebut
cone 1 (start) dan cone 2 adalah 9 meter, cone 2 dan cone 3 jaraknya 4.6
meter, cone 3 dan cone 4 jaraknya 9 meter, cone 3 dan cone 5 jaraknya 4,6
besar karena latihan ini sangat baik untuk di gunakan dalam melatih
E dan di lakukan latihan sprint serta gerakan shuffle dan juga gerakan
backpedal dalam beberapa set secara beberapa kali untuk melatih kelincahan
mengubah arah, posisi tubuh, transisi tiap gerakan dan memotong. Latihan
gerakan lari cepat, lari mundur, dan lari menyamping dengan transisi tiap
Gerakan dilakukan secara cepat. Jarak tiap cone 10 yards (9,2 meter) dan 5
9
1. Mulai di titik star pada cone 1.
2. Kelincahan
Kelincahan merupakan salah satu kondisi fisik yang juga berperan olahraga
keterampilan, bahkan pada cabang olahraga tertentu, seperti bola basket, sepak bola,
fisik, kelincahan salah satu unsur kecepatan,kekuatan dan koordinasi gerak, yang di
dalamnya termasuk unsur kekuatan dan daya tahan (Suharno, 1993). Kelincahan
komponen kelincahan merupakan unsur kemampuan fisik yang sangat kompleks dan
mencakup interaksi dari unsur-unsur lain seperti kecepatan, keterampilan gerak dan
oleh setiap atlet dalam olahraga dan merupakan faktor penting untuk meningkatkan
prestasi atlet.
10
Kelincahan adalah kemampuan untuk meningkatkan keterampilan secara
baik dan untuk memakainya dengan cepat dan tepat menurut kebutuhan-kebutuhan
yang ingin dicapai pada situasi yang berbeda-beda (Nossek, 2002). Kelincahan juga
merupakan kemampuan untuk bergerak posisi tubuh atau arah gerakan tubuh dengan
orientasi tubuh. Dalam komponen kelincahan ini sudah termasuk unsur mengelak
dengan cepat, mengubah posisi dengan cepat, bergerak lalu berhenti, dan di
cepat dalam pola- pola gerakan, jelas terlihat dalam permainan sepak bola, futsal,
bola basket, bolavoli, senam atau aktivitas lain (Berger, 2000). Tuntutan ini dapat di
batasi unsur mengatur gerak kaki atau menggunakan semua gerak tubuh.
tunggal, akan tetapi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi baik dan tidaknya
kelincahan .
tubuh untuk mengubah arah dengan cepat dan efektif sambil bergerak atau berlari,
untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan di mulai dengan gerakan
yang lain. Lebih lanjut Suharno (1993) menjelaskan bahwa kelincahan adalah
kemampuan untuk mengubah arah dan posisi yang dilakukan dengan cepat, tepat,
kelincahan di pengararuhi oleh banyak hal dan berhubungan erat dengan unsur ,
11
kecepatan, kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi gerak. Kelincahan adalah
kemampuan fisik mengubah secara cepat arah atau bagian tubuh tanpa gangguan
olahraga tetapi juga dalam situasi kegiatan fisik dan rekreasi. Kelincahan tergantung
pada faktor kekuatan, kecepatan, tenaga, daya ledak otot, keseimbangan, koordinasi.
Gerak dibedakan menjadi dua, yaitu : gerak kasar dan gerak halus, gerak
kasar adalah gerakan seluruh tubuh dan bagian-bagian tubuh yang besar seperti
dalam kegiatan berpindah tempat, sedangkan gerak halus adalah gerak yang
Kelincahan di pengaruhi oleh kekuatan atau kemampuan atlet melawan tahanan dengan
suatu kecepatan tinggi (Balley, 1990). Sedangkan Nala (1998) mengatakan bahwa dalam
aktivitas kelincahan sewaktu sedang berlari cepat kemudian melakukan perubahan gerak
secara tiba-tiba, jika tidak di tunjang oleh komponen koordinasi yang prima, penampilan
kelincahan tidaklah berhasil. Nossek (2002) mengatakan bahwa kelincahan yang terbaik
a. Somatotipe Orang yang mempunyai bentuk tubuh tinggi ramping dan bundar
kenderung kurang lincah. Sebaliknya pada orang yang sedang atau sedikit pendek
namun memiliki perototan yang baik cenderung memiliki kelincahan yang lebih
12
b. Usia
Pada anak-anak, kelincahan terus meningkat sampai kira-kira umur 12 tahun, ketika
mereka memasuki “tahun-tahun kaku” pada masa pertumbuhan yang cepat. Selama
periode ini kelincahan tidak dapat meningkat bahkan cenderung menurun. Setelah
pertunbuhan yang cepat lewat, kelincahan meningkat lagi secara mantap sampai
mencapai kematangan.
c. Jenis kelamin
Di bandingkan anak perempuan, akan tetapi pada masa pubertas akan terjadi hal
yang sebaliknya.
Kelebihan berat badan secara langsung akan mengurangi kelincahan, ini terjadi pada
e. Kelelahan
Kelelahan, baik yang terjadi pada saraf motorik yang mensarafi serabutserabut di
dalam motor, unit, neuromuscular, fungsi, maupun pada central nervous system
adalah:
a. Tipe tubuh, seperti yang telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan di atas,
13
Jika dihubungkan dengan tipe tubuh, maka orang yang tergolong ectomorph, dan
b. Usia kelincahan, pada seseorang akan meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun
meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setela itu
menurun kembali.
c. Jenis kelamin, anak laki-laki menunjukan kelincahan sedikit lebih baik dari pada
d. Status gizi ,anak dapat bergerak dengan lincah bila tidak mengalami kelebihan
berat badan maupun kekurangan berat badan yang semestinya. Anak yang
Sehubungan dengan hal itu penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskuler
3. Bola Basket
Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri dari dua tim
dengan masing-masing tim berisi lima orang. Kedua tim tersebut saling
Indonesia. Tak sedikit kompetisi bola basket digelar setiap tahun, seperti British
14
Basketball League (BBL) di Inggris, National Basketball Association (NBA) di
Bola basket bisa dilakukan di lapangan terbuka (outdoor) atau ruang tertutup
(indoor). Standar internasional permainan bola basket adalah empat babak, waktu
setiap babaknya adalah 10 menit (4×10 menit), dengan jeda waktu istirahat 10
bernama James Naismith pada 1891-an. Kala itu, James ingin membuat
Namun, basket yang dilakukan James berbeda dari yang sekarang. James
hanya membuat beberapa aturan dasar agar bisa diterima banyak orang.
Beberapa aturan yang diterapkan James, antara lain setiap tim terdiri dari
sembilan orang dan tidak adanya teknik dribble. Jadi, saat itu menggiring hanya
Untuk wilayah Asia, China menjadi satu di antara negara pertama yang mulai
mengenal olahraga basket, selain Jepang dan Filipina. Pada 1920-an, orang-orang
15
Yogyakarta, Surabaya, hingga Medan. Basket kemudian makin berkembang pesat
1. Pemain ini dapat melemparkan bola dari segala arah, di mana menggunakan
2. Pemain tidak bola berlari sambil memegang bola. Bola harus dilemparkan di
4. Pemain tidak diperbolehkan menjegal pemain lawan dengan cara apa pun.
5. Jika salah seorang pemain melakukan kesalahan tiga kali berturut-turut, maka
6. Poin ini akan diperoleh jika bola yang dilemparkan masuk ke keranjang.
7. Jika bola akan terlempar keluar dari arena pertandingan, maka yang berhak
menyentuhnya.
menit.
9. Tim yang berhasil memasukkan bola ke ring dengan jumlah poin terbanyak
16
1. Dimainkan secara beregu
gelindingkan
angka
waktu penyerangan
1. Pertandingan bola basket dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim
terdiri dari lima pemain pemain inti yang bermain di lapangan dan tujuh pemain
cadangan.
3. Satu pertandingan bola basket dibagi menjadi empat babak atau kuarter dengan
4. Di antara kuarter 1 dan 2 serta kuarter 3 dan 4 ada waktu istirahat selama dua
menit (FIBA), sementara di kompetisi NBA adalah 130 detik. Untuk waktu
istirahat antara kuarter dua dan tiga adalah 15 menit atau biasa disebut dengan
17
5. Time out (waktu istirahat ketika pertandingan berjalan) adalah 1 (satu) menit
setiapbabak/kuarter.
6. Jika seorang pemain mencetak angka dari dalam garis tiga poin, nilainya adalah
dua poin. Jika dari luar garis tiga poin, nilainya adalah tiga poin. Lemparan
maksimal 4 (empat) kali personal foul. Jika melakukan personal foul ke-5, dia
8. Apabila sebuah tim sudah melakukan 5 pelanggaran, ini akan dianggap sebagai
team foul dan lawan akan diberikan hadiah berupa lemparan bebas (free throw).
9. Team foul akan di-reset pada perpindahan babak. Namun, pada saat overtime,
10. Tim yang telah mencatat poin terbanyak di akhir game dinyatakan sebagai
pemenang pertandingan.
11. Apabila pada akhir pertandingan (kuarter ke-4) masing-masing tim memiliki
poin sama, akan dilakukan overtime. Waktu overtime adalah 1x15 menit
(bersih).
cara memberikan bola kepada rekan satu tim. Adapun, teknik menangkap
18
dribbling adalah untuk melewati penjagaan lawan dan melakukan
serangan.
4) Berputar (pivot) Pivot adalah gerakan memutar badan dengan salah satu
5) Rebound adalah teknik merebut kembali bola yang gagal masuk ring. Ada
dua jenis rebound dalam olahraga bola basket yaitu offensive rebound dan
bola pantul yang tidak masuk ke dalam ring yang dilakukan oleh rekan
a. Panjang: 28 meter
b. Lebar: 15 meter
3.5 Ukuran Ring dan Tiangnya
19
c. Jarak tiang ring ke endline: 1 meter
Pada saat latihan e-movement cone drills otot-otot yang aktif meliputi:
• Gluteus medius
• Gluteus maximus
a. Hamstring:
• Semimembranosus
• Semitendinosus
• Biceps femoris
20
b. Quadriceps:
• Vastus medialis
• Rectus femoris
• Vastus lateralis
• Vastus Intermedius
• Tibialis anterior
• Gastrocnemius
• Soleus
sebagai kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat. Kelincahan terjadi
karena gerakan tenaga eksplosif ( Ruslan, 2012 dalam Sukma 2015). Kelincahan
ditentukan oleh kekuatan dari kontraksi serabut otot. Kecepatan kontraksi otot
tergantung dari daya rekat serabut – serabut otot dan kecepatan transmisi impuls
saraf.
21
Seseorang yang mampu mengubah arah dari posisi ke posisi yang berbeda
dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi gerak yang baik berarti kelincahannya
cukup tinggi. Elastis otot sangat penting karna makin panjang otot tungkai dapat
terulur maka makin kuat dan cepat otot memendek atau berkontraksi. Selain itu
Pada saat latihan otot-otot lebih menjadi elastis dan ruang gerak sendi akan
lebar dengan cepat dan panjang. Keseimbangan dinamis juga akan terlatih karena
dalam pelatihan ini harus mampu mengontrol keadaan tubuh saat melakukan
kelincahan akan mngalami peningkatan (Pratama et al., 2014 dalam Made, 2016).
22
B. Kerangka Berfikir
SAMPEL
Pretest
Test Awal, test
kelincahan
E-MOVMENT CONE
DRILL PERLAKUAN
23
C. Hipotesis
statistik atas data yang diperoleh. Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka
Ada pengaruh atau perubahan kecepatan dan kelincahan pada atlet bola
basket
Tidak ada pengaruh atau perubahan kecepatan dan kelincahan pada atlet bola
basket
c) Hipotesis statistik
Ha: t = 0 (ada pengaruh atau perubahan kelincahan pada atlet bola basket)
Ho: t ≠ 0 (tidak ada pengaruh atau perubahan kelincahan pada atlet bola
basket)
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan diatas maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah, ada pengaruh latihan E-Movement cone drills terhadap
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Rasional berarti penelitian dilakukan dengan cara yang masuk akal dan terjangkau
lapangan yang dapat diuji oleh orang lain atau pihak lain. Sistematis merupakan
A. JENIS PENELITIAN
eksperimen adalah suatu cara yang sistematis dan objektif untuk mencari
hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih yang sengaja ditimbulkan
oleh peneliti sebagai treatment dengan kontrol secara ketat (Hulfian, 2014:9).
Jadi segala yang diteliti dalam penelitian ini dilakukan dengan sengaja.
Dimana dalam hal ini para pemain diberikan latihan e-movement agar kecepatan
1. Waktu penelitian
25
2. Tempat penelitian
1. Variabel penelitian
Variabel adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
2. Desain penelitian
Desain penelitian sebagai rancangan atau gambaran yang yang dijadikan sebagai
acuan dalam melakukan suatu penelitian. Rancangan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rancangan atau desain dengan model eksperimen. Yang dimaksud dengan
metode penelitian eksperimen adalah suatu cara yang sistematis dan objektif untuk
mencari hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih yang sengaja ditimbulkan
oleh peneliti sebagai treatment dengan kontrol secara ketat (Hulfian, 2014:9). Jadi segala
Dimana dalam hal ini para pemain diberikan latihan e-movement agar kecepatan
dan kelincahan pemain dapat meningkat. Semua dilakukan secara eksperimen. Populasi
dan sampel. Adapun rancangan penelitiannya adalah menggunakan One group pretest–
posttest design. Dalam desain ini tidak ada kelompok kontrol, dan subjek tidak
26
ditempatkan secara acak. Kelebihan desain ini adalah dilakukan pretest dan posttest
sehingga dapat diketahui dengan pasti perbedaan hasil akibat perlakuan yang diberikan.
T1 X T2
(Maksum, 2009:49)
Keterangan :
Analisis data mengunakan Metode tes perbuatan yaitu dengan melakukan tes
terhadap sampel berupa tes awal (pre-test) sebelum memberikan treatment (perlakuan)
dan melakukan pengukuran tes akhir (posttest) atau pengukuran setelah memberikan
perlakuan (treatment) dan setelah itu hasil dari pre-test dan post-test diolah menggunakan
a). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subyek yang
27
b). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh
adalah latihan yang menggunakan kun (cone). Latihan ini adalah latihan
tertentu.
seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu
sampai persepuluh detik (0,1 detik) atau perseratus detik (0,01 detik).
F. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pkerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik (Arikunto,2006)
1. Persiapan penelitian
2. Pelaksanaan penelitian
berikut:
Penilaiannya.
3. Pelaksanaan perlakuan
sebagai berikut.
29
3. Dengan aba-aba “ya” atlet segera berlari menuju ke garis pertama dan
setelah kedua kaki melewati garis pertama segera berbalik dan menuju
4. Atlet berlari lagi dari garis tengah menuju garis kedua dan kembali ke
b. pelaksanaan perlakuan
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah
mendapatkan data.
30
Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik test dan pengukuran.
Test dan pengukuran untuk pengambilan data antara lain adalah, pengukuran
2. Mendata atlet yang akan dijadikan sampel, yaitu atlet SMAN 2 Barru
3. Menyiapkan dan mengecek sarana dan prasana tes dan pengukuran yaitu:
run atau larik bolak balik untuk mendapat data awal, lalu diberikan latihan e-
movement cone drill selama 2 minggu dengan frekuensi latihan tiap harinya 3
contoh terlebih dahulu agar bisa tahu gerakan yang baik dan benar.
Tes akhir untuk mengambil data akhir yang di peroleh setelah di berikan
minggu.
umum data penilitan agar dapat menafsirkan dan memberi makna tentang
data pengukuran.
2. Uji Normalitas
3. Uji Hipotesis
dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari
observasi.
DAFTAR PUSTAKA
32
Adhi, Y,N. (2018). Jurnal Kesehatan Olahraga, Vol. 02 No. 7 Edisi Juli 2018, Hal (182-
192). ISSN: 2338798. UNESA Surabaya
Brown, Lee. 2005. Training For Speed, Agility, and Quickness. USA:
Human Kinetics
Diputra, R. (2015). Jurnal Sportif. Vol. 1 No. 1 November 2015. Penjaskesrek
Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Diputra, Rahman. (2015). Pengaruh Latihan Three Cone Drill, Four Cone Drill
dan Five Cone Drill Terhadap Kelincahan (Agility) dan Kecepatan (Speed).
Jurnal Efektor, 27(7): 25-30.
Donie, (2009). Manajemen Olahraga.
Jakarta: Rineka Cipta.
Firdaus Soffan, F,. (2016). Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April.
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang.
Harsono. 1988. Coaching dan AspeknAspek Psikologi dalam cabang
Coaching. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPLTK
Hidayat, R,N. (2018). Jurnal Kesehatan Olahraga, Vol. 02 No. 7 Edisi Juli 2018, Hal
(182-192). Universitas Negeri Surabaya
Kemenpora. (2009). Materi Pelatihan Pelatih Fisik Level II. Asdep Pengembangan
Tenaga dan Pembinaan Keolahragaan.
Luxbacher, A. Joseph. (2012). Sepak Bola. Jakarta : PT. Grafindo Persada
Maksum, Ali. (2009). Metode Penelitian dalam Olahraga. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Mulyono, et al. (2017). Journal of Physical Education and Sports Mariyono, pISSN
2252-648X, e-ISSN 2502- 4477. JPES 6 (1) (2017). Universitas Negeri
Semarang.
Nala, Ngurah. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Program Studi
Fisiologi Olahraga Universitas Udayana Denpasar.
Riadi, Mastur. 2009. Raih Kebugaran Jasmani Melalui Latihan Beban. Institute
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Mataram.
Sajoto Muhammad. 1998. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga.
Jakarta: Depdikbud.
Stöckel, T., & Vater, C. (2014). Hand preference patterns in expert basketball
players: Interrelations between basketball-specific and everyday life
behavior. Human Movement Science, 38, 143–151.
https://doi.org/10.1016/j.humov.2014.09.002
Sukadiyanto. 2011. Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik.
Yogyakarta: Cv Lubuk Agung.
Trojian, T. H., Cracco, A., Hall, M., Mascaro, M., Aerni, G., & Ragle, R. (2013).
Basketball injuries: Caring for a basketball team. Current Sports
33
Medicine Reports.
https://doi.org/10.1097/01.CSMR.0000434055.36042.cd
Vieyra, F. (2016). Pickup Basketball in the Production of Black Community.
Qualitative Sociology, 39(2), 101– 123. https://doi.org/10.1007/s11133-
016-9324-9
Zemková, E., & Hamar, D. (2014). Agility performance in athletes of different
sport specializations. Acta Gymnica, 44(3), 133–140.
https://doi.org/10.5507/ag.2014.013
34