Anda di halaman 1dari 14

Reviu Pelaksanaan

Anggaran
Periode Semester 1 - 2022
BELANJA BERKUALITAS
DARI PERSPEKTIF KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN

Reformulasi IKPA
Penyesuaian kerangka aspek penilaian kinerja sesuai konteks

kualitas belanja/value for money : input value - input - output -

outcome

Rumusan ulang formula penilaian per indikator agar lebih fit

dengan konteks akselerasi dan kualitas belanja

Eliminasi indikator dengan relevansi rendah terhadap kualitas

belanja

Penilaian kinerja dengan mempertimbangkan derajat kewajaran

(fairness treatment) sesuai karakteristik atau kompleksitas

transaksi.
EVALUASI IKPA
SEMESTER 1 TAHUN 2022 Revisi DIPA

100

Capaian Output 98,49 83,89 Deviasi Hal. III

Dispensasi SPM 100


96,16 94,92 Penyerapan Anggaran

Penyelesaian UP 99,95 99,41 Belanja Kontraktual

92,33

Penyelesaian Tagihan
Indikator IKPA yang

Belum Optimal
01 Deviasi Halaman III DIPA

02 Penyerapan Anggaran

03 Penyelesaian Tagihan

04 Pertanggungjawaban UP/TUP
Deviasi Halaman III DIPA
Deviasi halaman III DIPA terbesar terjadi pada bulan Mei 2022 yaitu
sebesar 33,99%. Penyebab terjadinya deviasi tersebut adalah gagalnya
satuan kerja dalam melakukan revisi halaman III pada bulan Mei 2022
(dispensasi revisi Halaman III DIPA secara nasional) sehingga terjadi
deviasi atas hal-hal sebagai berikut:
Satuan kerja dengan belanja pegawai besar merencanakan THR 2022
pada bulan Mei 2022 namun ternyata dibayarkan di bulan April 2022.
Satuan kerja yang gagal melakukan revisi halaman III DIPA antara lain
Kementerian Agama Kota Bima, Kementerian Agama Kabupaten Bima,
Kementerian Agama Kabupaten Dompu, Polres Dompu, Kantor
Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bima, dan beberapa
satuan kerja lainnya
Terjadi perubahan aturan terkait persentase PPN dari 10% menjadi
11% sehingga membutuhkan waktu dan alokasi dana untuk
penyesuaiannya. Hal ini menyebabkan waktu realisasi tidak sama
dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Satuan Kerja besar
yang mengalami hal tersebut antara lain PJN III, KSOP Bima, UPBUA
Bima.
Penyerapan Anggaran

Beberapa satuan kerja memiliki realisasi yang lebih rendah dari target yang ditetapkan pada semester 1 Tahun 2022, yaitu 50% untuk belanja pegawai, 50%
untuk belanja barang, dan 40% untuk belanja modal.
Beberapa hal yang menjadi penyebabnya adalah
Adanya kegiatan yang baru akan dilaksanakan pada semester 2 tahun 2022
Belum terbitnya ketentuan Maksimal Pencairan PNBP bagi satuan kerja yang memiliki PNBP
Adanya pergantian pejabat
Pagu Anggaran yang masih terdapat blokir
Adanya kegiatan yang belum dapat dilaksanakan karena menunggu juknis, serta
Permasalahan terkait pengadaan barang/jasa pemerintah
Penyelesaian Tagihan

Pada bulan Maret 2022 terdapat 1 penyelesaian tagihan yang terlambat yaitu milik satuan kerja UPBUA Sultan Muhammad Salahudin.
Berdasarkan konfirmasi didapatkan informasi bahwa kontrak tersebut merupakan kontrak tahun sebelumnya yang wan prestasi sehingga
sesuai dengan juknis dari eselon I Kementerian Perhubungan baru dapat diajukan pembayarannya pada bulan Maret 2022.
Penyelesaian tagihan yang terlambat pada bulan April sejumlah 23 tagihan merupakan milik satuan kerja PJN III yang disebbabkan
adanya konversi tariff PPN dari 10% menjadi 11% yang membutuhkan tambahan dana sedangkan dananya belum tersedia.
Pertanggungjawaban UP/TUP

Seluruh Pertanggungjawaban UP/TUP telah diselesaikan secara tepat waktu, namun komponen akurasi pada bulan April sampai dengan Juni
2022 masih belum mendapatkan nilai 100. Hal ini disebabkan satuan kerja masih belum memahami konsep perhitungan GUP yang
disebulankan.
Tantangan
Eksekusi Belanja

Semester 2 -

2022
Tantangan Penyesuaian Rencana Belanja
Satker dapat secara aktif berkoordinasi dengan kantor pusat
Pagu Anggaran di-Blokir Perencanaan halaman III DIPA mempertimbangkan adanya blokir anggaran
tersebut.

Perencanaan anggaran dilakukan antara bagian teknis dan bagian keuangan


Kepatuhan terhadap secara bersama-sama
rencana yang disusun PPN Bima mengingatkan satuan kerja untuk melakukan pengecekan kembali
terhadap rencana anggaran yang telah disusun dan ditetapkan dalam halam
masih rendah III DIPA masing-masing

Satker dapat melakukan reviu DIPA belanja sumber dana RM yang dapat
Pengesahan MP PNBP dioptimalkan penyerapannya
belum terbit Melakukan koordinasi dengan Kantor Pusat Kementerian terkait dalam hal
kendala atau permasalahan penerbitan Maksimum Pencairan (MP) PNBP
Tantangan Pengadaan Barang dan Jasa

KPPN bersama satker melakukan koordinasi untuk percepatan pelaksanaan


Waktu Pengadaan Lama pengadaan barang/jasa
Satker memitigasi potensi keterlambatan pelaksanaan pengadaan B/J
Tantangan Eksekusi Kegiatan Pengadaan

Barang dan Jasa


Satker melakukan persiapan berupa penyusunan rencana atas kegiatan yang
Petunjuk Teknis belum akan dilakukan sesuai petunjuk teknis tahun lalu sehingga pada saat juknis
terbit dapat menyegerakan pelaksanaan kegiatan
ada ·Berkoordinasi secara aktif dengan kantor pusat

Melakukan persiapan berupa penyusunan rencana atas kegiatan yang akan


Kegiatan berdasarkan dilakukan
kondisi tertentu Mengoptimalkan penyerapan anggaran yang tidak terkendala kondisi dan
cuaca tertentu

Satker agar mengikuti pengawasan KPPN dengan mengajukan


Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban UP/TUP 3 Hari Kerja sebelum tanggal jatuh tempo.
UP/TUP terlambat Menihilkan UP dalam hal sudah tidak dibutuhkan UP dan semua pembayaran
secara LS
Tantangan Sumber Daya Manusia yang

Kompeten
KPA agar menyiapkan cadangan Bendahara
Kurangnya pejabat
PPK dan PPSPM yang baru menjabat agar segera mendaftarkan diri untuk
perbendaharaan yang
mengikuti penilaian kompetensi PPK dan PPSPM

tersertifikasi

KPA agar menunjuk/menetapkan operator tambahan untuk membantu


Perangkapan Pejabat pengelolaan keuangan
Perbendaharaan Operator baru dapat mengajukan permintaan bimbingan teknis khusus
melalui Kalembo Ade
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai