Anda di halaman 1dari 2

Standar Pelayanan Minimal (SPM)

 Standar pelayanan minimal adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar
yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara
secara minimal.
 Fungsi dari SPM :
 Memfasilitasi Pemerintah Daerah melakukan pelayanan publik yang tepat
 Instrumen bagi masyarakat dalam melakukan kontrol kinerja pemerintah dalam
pelayanan publik
 Tujuan dari SPM :
 Memberikan kemudahan pada Pemda dalam penyusunan perencanaan untuk
pelaksanaan SPM khususnya pada Bidang Kesehatan di Provinsi/Kabupaten/Kota.
 Memastikan ketersediaan layanan dasar terkait dengan perbedaan kemampuan sumber
daya Pemerintah Daerah
 Ruang Lingkup Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang
Kesehatan meliputi:
 Standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
 Standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan
 Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
 Perbedaan PMK No. 43/2016 tentang Standar Pelayanan Minimal.dengan PMK
No.4/2019
 Pada SPM yang lalu pencapaian target-target SPM, lalu pada SPM yang sekarang
lebih kepada kinerja program kesehatan,
 Pada SPM yang sekarang pencapaian target-target, namun pada SPM terbaru
diarahkan kepada kinerja Pemerintah Daerah, menjadi penilaian kinerja daerah dalam
memberikan pelayanan dasar kpd masyarakat
 SPM sekarang sbg bahan bagi Pemerintah Pusat dalam perumusan kebijakan nasional,
pemberian insentif, disinsentif dan sanksi administrasi Kepala Daerah

 Tantangan penerapan SPM di bidang Kesehatan


 Meskipun sebagian besar staf Dinkes memahami dan mengerti SPM bidang
kesehatan, namun masih banyak pejabat kab/kota yang belum memahami pentingnya
penerapan SPM dalam pelayanan publik, termasuk unsur DPRD dan Bupati/walikota
dan wakilnya.
 Hampir di sebagian besar kab/kota, perihal manajemen data cukup bermasalah/tidak
lengkap dan tidak tersimpan baik, kadang validitasnya juga diragukan. Sehingga pada
saat melaksanakan identifikasi capaian SPM kesulitan dalam penyediaan data yang
diperlukan sehingga butuh waktu yang panjang untuk mengumpulkan dan klarifikasi
data. Hal ini terjadi baik di tingkat Puskesmas maupun tingkat Dinas kab/kota.
 Keterbatasan waktu dan dan kapasitas para pegawai yang menangani program SPM
Kesehatan yang masih sehingga proses penghitungan, penyusunan rekomendasi
teknis, dan pengintegrasian ke dalam perencanaan dan penganggaran menjadi lambat.
 Pergantian pejabat pemerintah daerah yang menyebabkan perubahan komitmen dari
pejabat baru.

Anda mungkin juga menyukai