dan
Perang AI
ChatGPT
Rian Irawan Hariadi
dan
E
“Perang AI”
PL Oleh: Rian Irawan Hariadi ChatGPT
Ebook ini digagas oleh seorang Programmer yang pemalas bernama RIAN IRAWAN HARIADI
Saking malasnya, konten dalam buku ini dikerjakan oleh Kecerdasan Buatan alias Artificial
M
Intelligence (selanjutnya disingkat AI saja) yang bernama chatGPT yang dibuat oleh OpenAI…..yang
diprediksi akan menggusur Google 2 tahun setelah peluncurannya:
November 2022,
Ditransfer ke Rek. BSI (Bank Syariah Indonesia) no. BCA 2240057355 an Rian Irawan
Hariadi dan kirimkan bukti transfer ke WhatsApp +62812-8567-1982, sertakan nama
dan email. Link ebook akan segera dikirimkan via reply WhatsApp.
halaman ini sengaja dikosongkan
E
PL
M
SA
2
SA
M
PL
E
3
Pengantar. Oleh: Rian Irawan Hariadi 7
Pentingnya literasi AI 11
Mereka yang Terdisrupsi oleh AI 14
Perang Ai 14
Bekerjasama, Bukan Melawan AI 15
E
Kesimpulan 26
PL
Sejarah ChatGPT secara Timeline
Tentang OpenAi
44
48
Perang AI 51
M
Perang AI Vertikal 1: Human vs Machine 52
Perang AI Horizontal 63
1. ChatGPT vs ChatGPT . 67
2. Kasus Bob vs Alice 68
3. The Matrix Trilogy (Alternate Scenario) 69
Kesimpulan 71
4
Abad 19: mobil menggantikan kuda, abad 21: AI menggantikan …. 73
Strata Kelas Baru Umat Manusia 74
E
Mulai Menyusun Memori kolektif Bersama 86
2. Menjadi ‘minoritas kreatif’ 87
1. Membuat sistem pendidikan alternatif 94
PL
2. Menggunakan Leverage
3. Menguasai Ilmu Konseptual dan Fundamental
Membangun Literasi AI
Di mana Roadmap kita?
98
98
99
M
Kabar Baik untuk UMKM 99
Visual Recognition 103
5
Kalo ada yang bertanya kenapa harga buku ini Rp 88.888…
E
PL
Untuk selanjutnya pembicaraan dari ChatGPT hanya akan ditampilkan dashboard
pertanyaan dan jawaban, seperti ini:
M
Jelaskan dengan ringkas apa itu Artificial Intelligence untuk orang awam
SA
6
Pengantar. Oleh: Rian Irawan Hariadi
Selamat datang di Buku ChatGPT 88888, buku ini akan membagikan ilmu dan wawasan
mengenai dunia Artificial Intelligence (selanjutnya disingkat AI saja), dan terutama
mengenai salah satu produknya yang sedang viral akhir-akhir ini: ChatGPT
Perlu diketahui bahwa buku ini bukan hanya dikhususkan untuk praktisi atau programmer
AI, AI Engineer, BIG DATA Engineer, atau yang berkaitan dengan itu, namun juga untuk
kalangan umum yang baru belajar atau ingin menambah wawasan tentang AI dan
E
ChatGPT, lagipula dari sekitar 300-an halaman ebook ini, hanya sepertiganya yang
membahas hal teknis, sisanya adalah pemahaman konseptual yang mudah dicerna.
Saya, maaf maksud saya chatGPT–mulai menulis buku ini pada Januari 2023 kira-kira dua
PL
bulan setelah ChatGPT resmi diluncurkan, 30 November 2022.
ChatGPT adalah sebuah platform teknologi AI, buatan perusahaan yang bernama Open AI.
ChatGPT sendiri merupakan sebuah platform software AI Deep Learning yang dikemas
dalam bentuk aplikasi website (website app) sehingga Anda bisa dengan mudah
mengaksesnya via browser modern seperti Firefox ataupun Chrome.
M
Mengoperasikan ChatGPT sangatlah mudah, Anda tinggal membuka website OpenAI di
browser : https://chat.openai.com/chat , mendaftar akun, dan kemudian Anda bisa
langsung berkomunikasi pada ChatGPT dengan cara bertanya.
SA
7
Anda bisa bertanya apapun pada ChatGPT, seperti pertanyaan yang berdasarkan fakta:
E
PL
M
SA
Sebagaimana yang Anda lihat di setiap form yang berlogo , itu adalah pertanyaan
yang ditulis oleh saya (sebagai manusia), sedangkan yang berlogo adalah jawaban
yang dibuat (generate) oleh ChatGPT, jawaban yang dibuat oleh teknologi AI.
Jadi bagi Anda yang masih awam, manakala Anda melihat orang bisa berkomunikasi
dengan robot seperti di film-film fiksi ilmiah, maka ketahuilah hal itu sudah terjadi di dunia
nyata sekarang melalui aplikasi seperti ChatGPT. ChatGPT adalah teknologi AI dalam jenis
chatbot alias Robot Chat, yaitu robot yang diciptakan untuk berkomunikasi dengan
manusia via tulisan (kedepannya saya yakin bisa via obrolan).
8
Anda yang masih awam mungkin bertanya: Bagaimana bisa teknologi AI ChatGPT mengerti
kata-kata yang kita tanyakan seolah-olah dia itu manusia ? Jawabannya adalah Natural
Language Processing (NLP), Semiotika Reinforcement, dan proses Training.
ChatGPT menggunakan salah satu teknologi AI yang bernama NLP yang memungkinkan
ChatGPT untuk bisa memahami pertanyaan Anda layaknya dia adalah manusia, padahal
jelas dia bukan manusia, dia adalah mesin.
NLP membuat komputer bisa mengerti bahasa manusia ‘senatural’ apa pun, dan disinilah
Semiotika Reinforcement mengambil peranan. Teknologi ini memungkinkan AI untuk
menjawab, komputer akan ‘menyusun’ kata-kata yang “pas” sesuai dengan apa yang sudah
di-”training” kepada dia.
E
Sedangkan proses Training. Apa itu? Silahkan lihat penjelasan di bawah.
PL
M
See? Program AI ternyata harus diberikan training dulu. Mengapa demikian?
Karena teknologi AI pada hakikatnya adalah teknologi yang meniru fungsi dan cara kerja
SA
otak manusia. Memang, semua benda ciptaan manusia pada dasarnya meniru dari alam
bukan? Pesawat meniru burung, mobil meniru kuda, dsb.
Otak manusia perlu belajar untuk mengenali sesuatu. Otak bayi belum mengenali apa itu
gajah hingga kemudian si bayi diperlihatkan gambar gajah. Anak kecil mungkin tidak akan
takut merangkak mendekati ular kobra, sampai kemudian dia ‘diajari’ bahwa hal itu adalah
sangat berbahaya. Demikianlah manusia belajar. Inilah yang disebut training.
Pun demikian halnya dengan AI, yang tidak lain adalah program komputer, dia harus
diajari terlebih dahulu dengan menggunakan algoritma pemrograman dan kalkulasi
matematis yang rumit. Untuk bisa mengenali suatu gambar kucing atau anjing, sebuah
program AI harus diajari dengan gambar kucing dan anjing sebanyak 10 ribu buah
setidaknya.
9
E
Dataset untuk ‘mengajari’ AI mengenali anjing dan kucing, dibutuhkan ribuan gambar,
PL
Selain itu tentu saja, sekalipun mengakomodir beberapa typo, AI tidak bisa mengerti
bahasa alay, Anda tetap harus menuliskan kata-kata yang benar. Sebab AI di-training
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan bukan bahasa gaul atau
alay.
M
SA
Tapi mengapa manusia hanya perlu belajar beberapa gambar saja untuk kemudian bisa
mengenali kucing dan anjing di jalan? Dan mengapa kita bisa mengerti bahasa gaul atau
10
slang, dan melakukan proses akuisisi pada bahasa-bahasa baru dalam kehidupan
sehari-hari dengan cepat, sekalipun bahasa alay ?
Jawabannya adalah: karena otak manusia mampu memproses jauh lebih baik
dibandingkan AI, otak manusia adalah Kecerdasan Yang Sesungguhnya (Real Intelligence),
dan bukan lagi Artificial.
Jadi boleh dibilang bahwa: otak manusia adalah AI yang paling canggih, dan tidak akan
pernah bisa ditandingi oleh teknologi apapun. Selain paling canggih. Otak manusia adalah
super komputer yang paling efisien di alam semesta, dengan kapasitas memori sekitar 2,5
petabytes atau 2500 Terabytes dan kemampuan proses 100 Terra FLOPS atau 0.1 Peta
FLOPS (Googling saja saya malas menjelaskan). Untuk superkomputer Titan yang terletak di
E
Oak Ridge AS, dengan kemampuan 10 PetaFlops dibutuhkan energi listrik sekitar 8.2 MW
atau kira-kira 0.1 MW untuk per 0.1 Peta Flops. Energi 0.1 MW itu sama dengan sekitar 86
juta kalori.
PL
Bayangkan 86 juta kalori dibutuhkan untuk superkomputer, padahal otak manusia hanya
membutuhkan energi sebesar 12 watt dan 330 kalori PER HARI, dan kalori sebesar itu
sudah bisa didapatkan dari sepiring nasi dengan lauk tahu tempe, bahkan masih lebih.
Jadi otak manusia itu jutaan kali lebih efisien daripada super komputer paling canggih
sekalipun.
M
Pentingnya literasi AI
Dari sini Anda paham bahwa Kemampuan AI komputer ternyata hanyalah seperkecil,
sepersekian juta dari kemampuan otak kemampuan otak manusia terutama dalam hal
SA
efisiensi. Namun karena komputer adalah mesin, dia tidak akan merasa lelah, letih, lesu,
atau tidak mood, sehingga hasilnya akan konsisten, maka dipakailah AI komputer untuk
membantu pekerjaan manusia.
Dengan demikian, penting bagi kita semua untuk memiliki literasi mengenai AI yang
notabene adalah artificial ini. Mengapa? Mari kita tanyakan saja ke chatGPT:
11
E
PL
M
Jawaban diatas sudah jelas bahwa AI sangat bisa membuat pekerjaan manusia menjadi
jauh lebih efektif.
SA
Sebenarnya adalah sebuah kesalahpahaman jika banyak orang berkata “AI bisa
menggantikan pekerjaan manusia”, sebenarnya yang terjadi bukanlah menggantikan
namun justru membuatnya menjadi lebih efektif dan efisien.
Tapi karena pekerjaan manusia dengan AI menjadi lebih efisien dan efektif, maka tentu
saja JUMLAH PEKERJA yang dibutuhkan akan semakin sedikit, suatu task pekerjaan yang
tadinya membutuhkan 5 orang, dengan adanya AI cukup dikerjakan oleh 1 atau 2 orang
saja. Lalu kemana 3 orang sisanya?
Ya jelas, mereka tidak akan berguna lagi, alias.. tersingkir oleh AI. Sepertinya inilah yang
dimaksud orang-orang dengan ‘menggantikan’.
12
SA
M
PL
E
13
Mereka yang Terdisrupsi oleh AI
Dan dengan diluncurkannya chatGPT, maka penerapan AI untuk membantu pekerjaan
manusia kini menjadi sedemikian massif-nya, walaupun ibarat pisau bermata dua, AI
memiliki manfaat sekaligus ancaman bagi keberlangsungan hidup manusia. Saya sendiri
yakin ChatGPT hanyalah langkah awal, di kedepannya akan banyak muncul lagi
kehebohan-kehebohan lain, tapi pada intinya sama: Manusia harus bersiap-siap untuk
‘Perang AI’, sesuatu yang akan saya jelaskan di belakang.
Perang Ai
E
Perang AI vertikal atau Perang AI yang melibatkan AI versus Manusia, saat ini sudah terjadi.
Mungkin kedengarannya kejam, tapi memang demikianlah keadaannya. Dalam Perang AI
Vertikal manusia dan AI saling bersaing dalam hal pekerjaan. Dengan mulai dipakainya AI
PL
untuk membantu pekerjaan manusia, otomatis juga manusia-manusia yang pekerjaannya
bisa digantikan oleh AI akan tidak dibutuhkan lagi. Mereka tersingkir, di-PHK, dipecat,
dibuang! Tidak berguna lagi. Mereka menjadi SAMPAH!
Lihatlah ChatGPT, dia sudah mulai bisa menggantikan pekerjaan seperti Content Writer, dia
juga sudah bisa menggantikan Data Analyst, dia sudah bisa menuliskan Surat Kontrak,
resep masakan, kode pemrograman, bahkan bisa menjadi pengacara menemukan
M
pasal-pasal KUHP yang cocok. Berapa banyak profesi yang terancam dari sini?
Dan di sini kita baru membicarakan Perang AI dalam kondisi ‘damai’, maksudnya dalam
kondisi tidak ada peperangan horizontal antara manusia versus manusia. Lalu bagaimana
SA
jika seandainya dalam kondisi perang, seperti perang Russia - Ukriana akhir-akhir ini?
Ternyata AI juga bisa mengambil peranan, dalam hal ini manusia menjadikan AI sebagai
alat, sebagai senjata untuk membunuh sesama manusia lainnya.
14
Bekerjasama, Bukan Melawan AI
Lalu apa yang harus dilakukan jika kita tidak mau terdisrupsi atau ‘tersingkir’ oleh AI ?
Jawabannya jelas: kita HARUS BERADAPTASI untuk bisa hidup dengan AI dan HARUS BISA
BERKOLABORASI dengan AI itu sendiri. Bekerjasamalah dengan AI, jangan pernah
sekali-kali berpikiran untuk melawan AI, itu adalah sesuatu yang bodoh.
Dan tentu saja untuk bisa bekerjasama dengan AI, maka wajiblah kita memiliki ilmunya
terlebih dahulu, dan untuk itulah saya, eh maksud saya chatGPT, menulis buku ini, karena
buku ini bukan hanya ditujukan kepada kaum teknis, kaum geek, programmer, tetapi juga
E
untuk orang awam dari apapun latar belakangnya.
Tentu saja Anda tidak boleh berhenti di buku ini, masih banyak sumber bacaan lain di luar
sana. Tapi sebagai langkah awal untuk mengenali AI, buku ini bolehlah menjadi acuan.
PL
Mudah-mudahan buku ini bisa menjadi bekal ilmu yang cukup sebagai modal agar bisa
bekerja sama dengan AI dan chatGPT. Karena itu baca dan pelajarilah ebook ini!
Jangan pernah lupa, Anda sendiri sebenarnya sudah memiliki AI dan Superkomputer
paling canggih dan paling efisien di Alam semesta ini.
15
Beradaptasi dengan AI 1 : Memahami Strata Kelas
E
kuda sebagai sumber energi utama transportasi. Jalan raya yang tadinya dipenuhi kuda
mendadak digantikan mobil. Dan jadilah mulai saat itu minyak bumi sebagai barang
rebutan bagi semua makhluk-makhluk serakah di atas muka bumi.
PL
Kuda telah terdisrupsi oleh mesin mobil pada awal Abad ke 20. Rumput telah digantikan
bensin, dan peradaban pun berubah cepat.
Mungkin kehebohan yang sama akan berulang sekarang. Saat ini teknologi dunia mulai
mengarah kepada Artificial Intelligence, semua pekerjaan manusia yang manual satu demi
satu akan digantikan oleh AI. Dan manusia yang sudah nyaman atau terbiasa dengan
pekerjaan manual, nasib mereka akan sama seperti kuda di abad 19.
M
Ini adalah suatu fakta hidup.
Manusia bukan kuda. Manusia bisa beradaptasi dengan kemampuan Creative Survival-nya,
SA
manusia telah membuktikan ini berabad-abad, mereka selamat dari kepunahan berkat
kemampuan Creative Survival, dan ini berlaku dalam bidang apapun dalam peradaban,
mulai dari ekonomi, politik hingga kesehatan.
Abad 8 hingga abad 16, 8 abad lamanya Eropa berada dalam kegelapan, peradaban
mandeg karena dominasi dogma agama, tapi orang Eropa belajar dan mengembangkan
kemampuan Creative Survivalnya, sehingga terciptalah Renaissance, Aufklärung, Revolusi
Industri, dan seperti inilah mereka sekarang: peradaban yang maju.
Jepang pada awal Abad 19 adalah negara terbelakang. Mereka kalah dalam segala hal dari
bangsa-bangsa Barat, terutama dalam hal sains. Tapi begitu mereka menyadari
ketertinggalan mereka, sifat Creative Survival mereka pun hidup, mereka segera
melakukan revolusi untuk mengadopsi ilmu pengetahuan dari Barat. Suatu pergerakan
88
yang dinamakan Restorasi Meiji. Pergerakan ini akhirnya membuahkan hasil, awal abad
ke-20, Jepang menjelma menjadi kekuatan industri baru di Asia.
Dua contoh di atas adalah contoh nyata bagaimana kemampuan Creative Survival mampu
membawa manusia menuju perubahan yang lebih baik bagi peradabannya. Hal yang sama
boleh jadi akan terjadi saat ini.
Saat ini kita berada di masa transisi, saat dimana banyak pekerjaan sebentar lagi akan
terdisrupsi dengan adanya AI, dan kita yang masih berkutat dalam pola pekerjaan lama
tanpa bisa melihat perubahan insya Allah akan hancur tergilas jaman. Itu pasti.
Karena itu dalam Bab berikut kita akan membahas langkah-langkah yang harus dilakukan
E
oleh kita, agar kita tidak gagap melihat perkembangan teknologi AI yang sedemikian
cepatnya.
PL
Strata Kelas Baru Umat Manusia
Ketika Revolusi Industri terjadi, strata piramida kelas manusia berubah. Kelas kaum
kapitalis alias pemilik modal berada di puncak piramida, nomor dua adalah kaum
bangsawan, pemerintah, birokrat, dan seterusnya hingga orang miskin berada di dasar
paling bawah.
M
Pertanyaannya sekarang. Bagaimana dengan jaman AI ?
SA
89
SA
M
PL
E
90