Anda di halaman 1dari 3

Teori Perubahan Sosial

1. Teori Evolusi

Teori evolusi adalah teori perubahan dalam kehidupan masyarakat bersifat linier. Artinya,
perubahan terus berkembang menuju satu titik yang membawa masyarakat menuju tahapan
berbeda dan mengarah pada modernitas. Jenis perubahan tersebut merupakan salah satu
perubahan sosial menurut teori evolusi.

Perubahan dalam kehidupan masyarakat tersebut terjadi secara perlahan-lahan sesuai arah
tahapannya. Menurut teori evolusi, masyarakat bergerak dalam satu garis linier menuju satu titik
tertentu mulai dari tahap primitif, tradisional, hingga modern.

Proses sosial secara evolusi meninggalkan jejak yang tidak dapat dihapus dan memengaruhi
proses sosial selanjutnya. Sebagai contoh, perkembangan kondisi perkotaan dari waktu ke waktu.
Teori evolusi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu unilinear dan multilinear (Henslin, 2009:
429-430).

Evolusi unilinear mengonsumsi perubahan masyarakat mengikuti alur perubahan atau


tahapan yang sama. Adapun evolusi multilinear mengasumsikan perubahan dalam masyarakat
tidak selalu melalui tahap perkembangan sama.

Piotr Sztompka (2008) memberikan pendapat bahwa teori evolusi adalah setiap tahap yang
berurutan berbeda dan tahap sebelumnya dan merupakan pengaruh gabungan dan tahap
sebelumnya Tiap-tiap tahap terdahulu menyediakan syarat-syarat bagi tahap selanjutnya. Kondisi
tersebut menunjukkan proses perubahan Sosial menurut garis lurus.
Hal itu dilandaskan pada masyarakat mengalami perubahan dalam kehidupannya secara
perlahan-lahan, hal ini sangatlah sesuai dengan arah tahapannya. Masyarakat bergerak dalam
satu garis linear menuju satu titik tertentu dimulai dan tahap primitif (savage), tradisional,
sampai kemudian akan berada pada tahapan modern.

Menurut Piotr Sztompka (2008), proses perubahan sosial yang terjadi secara evolusi akan
meninggalkan bekas yang tidak dapat dihapus dan meninggalkan pengaruh yang tidak
terelakkan atas proses sosial selanjutnya.

Teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial terjadi akibat perubahan cara
pengorganisasian masyarakat, sistem kerja, perkembangan sosial, dan sistem kerja.

Teori ini terbagi atas teori evolusi unilinear dan multilinear. Teori evolusi unilinear
beranggapan bahwa perubahan sosial memiliki arah tetap serta tahapan yang sama. Perubahan ini
dilalui oleh semua masyarakat dan dimulai dari tahap perkembangan awal yang sederhana menuju
ke tahap perkembangan terakhir yang sempurna.

Sementara itu, teori evolusi multilinear memandang bahwa perubahan sosial yang memiliki
arah tetap, namun nyatanya masing-masing masyarakat tidak harus mengikuti tahapan yang sama.

Contoh Teori Evolusi

Sebagai contoh yang dapat dikemukakan dalam teori evolusi ini adalah perkembangan
kondisi perkotaan dari waktu ke waktu atau dari masa ke masa yang selalu mengalami
perubahan setiap waktunya. Teori evolusi sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis,
berdasarkan cara masyarakat berubah, yaitu unilinear dan multiliner (Henslin; 2006).

Kaitannya dengan di desa saya di wilayah pesisir yaitu masyarakat di sana perlahan
mengalami perubahan sosial secara evolusi, yang dulunya tempat tinggal mereka masih
membangun rumah di pinggir pantai bahkan ada yang di atas air sekarang sudah berubah menjadi
daratan. Mereka mengambil bebatuan di sekitar gunung yang ada dan menimbun rumah-rumah
mereka sehingga membuat satu perkampungan hingga saat ini. Bahkan disana juga sudah
dibangun taman dan lapangan volly sebagai sarana hiburan bagi masyarakat.

Banyaknya pembangunan membuat masyarakat mengalami perubahan seperti dari


tempat tinggal dan juga pekerjaan. Pekerjaan yang dulunya mayoritas sebagai nelayan kini
berkurang, sebagian memilih membuka usaha seperti berdagang, membuka warung, dan lain
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai