Anda di halaman 1dari 19

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Kelompok II Lia Amelia, M.Pd

MAKALAH BAHASA INGGRIS


<Kasus Ferdi Sambo=

Disusun Oleh:

1. Muhammad Amar Zaki 12120413436


2. Zaki Alazhar Jane 12120410663
3. Darma Ramadhani Ritonga 12120410593
4. Ardea Fernanda 12120411212
5. Rafi’I Fadillah Saragih 12120410397

6. Muhammad Fadhil 12120410865

PRODI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022/2023

1 0
KATA PENGANTAR

Segala puji kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang <Kasus Ferdi
sambo= ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan
makalah seperti ini dapat tercatat dengan rapi dan dapat kita pelajari kembali pada kesempatan
yang lain untuk kepentingan proses belajar kita.
Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik
dan saran sangat saya harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dan untuk
pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan makalah yang lain di masa mendatang. Semoga
dengan adanya makalah ini kita dapat sama-sama belajar demi kemajuan kita.

Pekanbaru,29 September 2022

Penyusun

1 0
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................... 1

BAB II Pembahasan

A. Case of Ferdi Sambo (Kasus Ferdi Sambo) ....................................................... 2

B. Fakta dibalik kasus Ferdi Sambo ....................................................................... 3

C. Penegakan hukum terhadap Ferdi Sambo ........................................................ 5

D. Pandangan masyarakat terhadap kepolisian ................................................... 11

BAB III Penutup

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 13

B. Saran .................................................................................................................. 13

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 14

ii

1 0
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo tiba untuk menjalani
pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (4/8/2022). Kasus
kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Kadiv
Propam Polri nonaktif Irjen Pol. Ferdy Sambo masih menimbulkan tanda tanya besar.
Ferdy Sambo akhirnya dibawa ke Mako Brimob dan ditempatkan di Provost pada Sabtu
(6/8) untuk melakukan pemeriksaan atas dugaan pelanggaran kode etik dalam
pelaksanaan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Berdasarkan keterangan polisi, Brigadir J yang merupakan ajudan Sambo tewas


usai terlibat baku tembak dengan ajudan Irjen Ferdy lainnya, Bharada E. Aksi saling
tembak ini terjadi karena Brigadir J diduga melecehkan istri Sambo berinisial PC, yang
sedang beristirahat di kamarnya. Namun, keluarga meragukan keterangan polisi
tersebut.
Berikut kronologi perkembangan kasus Ferdi Sambo terhadap kematian
Brigadir J dan fakta beserta hal-hal penting lain nya yang akan kami bahas secara
mendetail.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kronologi tentang Kasus Ferdi Sambo?
2. Bagaimana fakta kasus ferdi Sambo yang sebenarnya?
3. Bagaimana para penegak hukum di Indonesia menangani kasus Ferdi Sambo?
4. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap kepolisian setelah Kasus Ferdi Sambo?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui kronologi kasus Ferdi Sambo


2. Untuk mengetahui fakta yang terjadi terhadap kasus Ferdi Sambo
3. Untuk mengetahui para penegak hukum di Indonesia menangani kasus Ferdi
Sambo
4. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap kepolisian setelah Kasus Ferdi
Sambo ini

1 0
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kasus Ferdi Sambo

Asal mula kasus Ferdy Sambo dan perkembangan kasus terbaru membuat
banyak orang penasaran. Simak ulasan tentang kronologi lengkap kasus tewasnya
Brigadir J dalam artikel berikut ini.
Kasus pembunuhan berencana yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo, mantan Kadiv
Propam Polri, terhadap ajudannya Brigadir J atau Yoshua Hutabarat menjadi perhatian
publik hampir dua bulan belakangan.
Kini proses hukum terus berjalan. Ferdy Sambo yang dulunya polisinya polisi sudah
menjadi tersangka.
Selain itu ada empat tersangka lainnya, yaitu Putri Chandrawati (istri Ferdy
Sambo), Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Bripka Ricky Rizal atau Bripka R,
dan Kuat Ma'ruf (sopir Ferdy Sambo).
Lalu, bagaimana asal mula kasus Ferdy Sambo membunuh Brigadir J?
Kronologi kasus tewasnya Brigadir J mulai mencuat ketika Ferdy Sambo yang
sebelumnya menjabat Kadiv Propam Polri membuat laporan ke Polres Metro Jakarta
Selatan pada Jumat, 8 Juli 2022.
Ferdy Sambo melaporkan adanya kontak tembak antara Brigadir J dengan Bharada E.
Tembak-tembakan ini terjadi disebut karena Brigadir J melakukan pelecehan seksual
terhadap Putri Chandrawati, istri Ferdy Sambo.
Ada dua laporan yang dibuat pihak Ferdy Sambo ke Polres Jakarta Selatan
dengan terduga Brigadir J, yakni pelecehan terhadap Putri Chandrawati dan percobaan
pembunuhan terhadap Bharada E.
Adapun saksi dalam kejadian tembak-tembakan tersebut yaitu Kuat Ma'ruf, Bripka
RR, dan Bharada E. Sementara jenazah Brigadir J dibawa ke RS Bhayangkara Polri
tingkat satu.
Lalu pada Senin, 11 Juli 2022, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad
Ramadhan melakukan konferensi pers terkait dengan peristiwa meninggalnya Brigadir
J. Materinya berasal dari Divisi Propam yang sudah direkayasa.
Di hari yang sama juga terdapat informasi terjadi permasalahan saat pengantaran
jenazah kepada keluarga Brigadir J.

1 0
Seiring berjalannya waktu dan desakan publik yang curiga adanya rekayasa di kasus
tewasnya Brigadir J, pada 12 Juli 2022, Kapolri membentuk Tim Khusus Polri
berdasarkan SPRIN Nomor SPRIN/5647/VII/HUK.12.1. /2022
Tim khusus tersebut melakukan investigasi melibatkan Kompolnas dan Komnas
HAM. Tugasnya yaitu mengungkap kasus tewasnya Brigadir J sesuai fakta, objektif,
transparan, dan akuntabel.
Di sisi lain, kuasa hukum Brigadir J melapor ke Polri adanya dugaan
pembunuhan terhadap Brigadir J. Lalu pada Senin, 18 Juli 2022, Kapolri Jenderal
Listyo Sigit menonaktifkan Ferdy Sambo dari jabatan Kadiv Propam Polri.
Adapun laporan pihak Ferdy Sambo tentang dugaan percobaan pembunuhan dan
laporan terkait dugaan perbuatan pelecehan yang ditudingkan terhadap Brigadir J
dilimpahkan ke Polda Metro Jaya pada Selasa, 19 Juli 2022.
Menyusul, pada Rabu, 20 Juli 2022, Kapolri juga menonaktifkan Karo Paminal Polri
dan Kapolres Metro Jakarta Selatan. Di hari yang sama, autopsi ulang terhadap jenazah
Brigadir J dilakukan Tim Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), didampingi
Komnas HAM dan Kompolnas

B. Fakta dibalik kasus Ferdi Sambo

Singkat cerita, fakta-fakta pun mulai terungkap, mulai dari adanya hambatan
penyidikan seperti intimidasi, tekanan, intervensi, hingga menghilangkan barang bukti
yang dilakukan beberapa anak buah Ferdy Sambo.
Termasuk fakta CCTV di pos satpam diambil oknum personel Divisi Propam Polri dan
Bareskrim Polri.
Pada 3 Agustus 2022, Bharada E ditetapkan sebagai tersangka dengan sangkaan Pasal
338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP. Lalu, pada 5 Agustus 2022, Bharada E
membuat pengakuan berbeda dari sebelumnya.
Bharada E mengungkap semua fakta, termasuk pembunuhan berencana yang
didalangi Ferdy Sambo. Pada 9 Agustus 2022, Kapolri mengumumkan penetapan
tersangka terhadap Ferdy Sambo, Bripka Ricky Rizal atau Bripka R, dan Kuat Ma'ruf.
Tak cukup sampai di situ, Polri juga menetapkan istri Ferdy Sambo yaitu Putri
Chandrawati sebagai tersangka.

Dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Ferdy Sambo sudah


menjalani sidang komisi kode etik pada Kamis, 25 Agustus 2022. Rekonstruksi
3

1 0
pembunuhan Brigadir J pun sudah digelar pada Selasa, 30 Agustus 2022.Saat ini proses
hukum Ferdy Sambo cs atas pembunuhan berencana terhadap Brigadir J masih
berlangsung.

Motif Pembunuhan Brigadir J

Menko Polhukam Mahfud Md menyerahkan pengungkapan motif pembunuhan


Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang menjerat Irjen Ferdy Sambo kepada
pihak kepolisian. Mahfud menyerahkan kepada Polri untuk mendalami motif
pembunuhan Brigadir J, sebab laporan Komnas HAM tidak bersifat pro yustitia."Ini
laporan Komnas HAM dan Komnas Perempuan tercantum di dalamnya ini adalah
hasil laporan yang tidak pro yustitia , oleh sebab itu ini kita sampaikan aja biar polisi
yang mendalami, gitu ya," kata Mahfud, di kantornya usai menerima laporan
rekomendasi dari Komnas HAM dan Komnas Perempuan, Senin (12/9/2022).
Menurut Mahfud dalam laporan tersebut telah jelas terdapat dugaan tindak pidana
perencanaan pembunuhan Pasal 340 dan Pasal 338 tentang pembunuhan yang
dilakukan Ferdy Sambo dkk.

Namun menurutnya motif tidak harus selalu ada."Kalau dari laporan ini juga
memang sudah jelas perencanaan pembunuhan Pasal 340 dan Pasal 338 sehingga
Sambo itu tidak bisa mengelak. Nah soal motif itu tidak harus ada, tapi boleh ada juga,
kadang kala kan hakim ingin tahu juga karena kan motif itu apakah pelakunya orang
sehat atau orang gila, kan gitu sehingga di cari motifnya. Kalau sudah tidak gila
sebenarnya cukup, tapi mungkin apakah emosional, atau terencana dst itu terserah
polisi aja," katanya.Mahfud menyerahkan agar polisi yang mendalami motif
pembunuhan Brigadir J.Kita serahkan ke polisi ya mengolah itu, dan polisi kan tahu
yang mana yang harus didalami, mana yang tidak. Saya juga tidak koordinasi dengan
polisi tentang ini semua," sambungnya

Diketahui hari ini Komnas HAM menyerahkan hasil penyelidikan kasus


pembunuhan Brigadir J atau Brigadir Yosua melalui Mahfud Md. Berdasarkan
penyelidikan kasus ini, Komnas HAM memiliki dua kesimpulan."Sesuai Undang-
Undang 39/1999 untuk isu-isu atau kasus HAM yang diselidiki oleh Komnas HAM
memang ada kewajiban untuk kami menyerahkan laporan kepada Presiden dalam hal
ini diwakili ke Bapak Menko dan DPR RI," ujar Ketua Komnas HAM Taufan
Damanik, di kantor Kemenko Polhukam, Senin (12/9/2022).
4

1 0
Taufan mengatakan, berdasarkan penyelidikan, ada dua kesimpulan. Pertama,
extrajudicial killing dan obstruction of justice dalam proses penanganan kasus
pembunuhan Yosua yang diotaki Ferdy Sambo.Komnas HAM duga ada kekerasan
Seksual sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menduga
kuat peristiwa pembunuhan Brigadir Yosua (Brigadir J) didahului oleh peristiwa
kekerasan seksual. Kekerasan seksual itu diduga dilakukan oleh Brigadir J terhadap
istri Inspektur Jenderal Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, di Magelang, Jawa
Tengah.Hal ini disampaikan Komnas HAM sebagai salah satu poin kesimpulan
terhadap penyelidikan kematian Brigadir J pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Kepala
Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri yang dihuni Sambo saat itu,
Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan."Terdapat dugaan kuat terjadinya
peristiwa kekerasan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J kepada Saudari PC (Putri
Candrawathi) di Magelang, tanggal 7 Juli 2022," kata komisioner Komnas HAM,
Beka Ulung Hapsara, dalam jumpa pers di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta
Pusat, Kamis (1/9/2022).

Kesimpulan paling mendasar adalah pembunuhan Brigadir J adalah peristiwa


extrajudicial killing atau pembunuhan di luar hukum. Kesimpulan selanjutnya, tak ada
penyiksaan terhadap Brigadir J. Tewasnya Brigadir J disebabkan oleh luka tembak di
kepala dan dada sebelah kanan.

C. Penegakan hukum terhadap Ferdi Sambo

Pada awal penanganan kasus ini, citra polisi disebut sempat menurun. Listyo
Sigit menyatakan bahwa meningkatnya citra kepolisian itu tak lepas dari upaya timsus
yang membuka kasus pembunuhan Brigadir Nofryansah Yosua
Hutabarat alias Brigadir J atau sambo itu kepada publik. Dia pun menegaskan bahwa
timsus yang dipimpin oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono akan tetap
membuka kasus itu secara transparan seperti arahan Presiden Jokowi.

Kasus ini mulai mendapatkan titik terang setelah jendral kepolisian itu
membentuk tim khusus yang mengambil alih kasus ini dari Polda Metro Jaya. Tim itu
bergerak cepat dengan menetapkan Bharada E sebagai tersangka dalam kasus ini.
Dalam waktu beberapa hari saja, timsus kemudian menetapkan tiga tersangka lainnya,
Brigadir Ricky Rizal, Kuat Maruf dan Ferdy Sambo.

1 0
Timsus juga memastikan tak ada peristiwa tembak menembak antara Yosua
dan Richard. Yang terjadi, menurut Listyo Sigit, Richard menembak Yosua atas
perintah Ferdy. Belakangan polisi pun menyatakan tak ada bukti yang menguatkan
peristiwa pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Proses hukum kasus Ferdi sambo Masih on the Track

Anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani mengatakan bahwa proses hukum kasus
pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang diotaki oleh
Ferdy Sambo membutuhkan kecermatan dan berbasis pada prinsip due process of law.

"Saya kira kita sepakat bahwa proses hukum memerlukan kecermatan dan berbasis
due process of law yang benar," kata Arsul di Jakarta, Kamis (22/9).

Arsul memahami perasaan keluarga Brigadir J bahwa mereka menginginkan agar


proses hukum segera diselesaikan sebagaimana yang disampaikan kuasa hukumnya
Kamaruddin Simanjuntak.

Terkait hal tersebut, ia mengatakan bahwa pihaknya meyakini jajaran penegak


hukum, baik Polri maupun Kejaksaan Agung yang menangani kasus pembunuhan
berencana ini masih berada di dalam track (jalur) benar.

Dalam konteks ini, kami di Komisi III DPR meyakini bahwa jajaran penegak hukum
dalam sistem peradilan pidana terpadu kita masih dalam track dengan proses hukum
yang dijalankan," ujarnya.

Polri, kata Arsul, sejauh ini memenuhi sejumlah tuntutan keluarga Brigadir J, seperti
autopsi ulang hingga beragam aduan yang dibuat tim kuasa hukumnya.

"Sejauh ini kan apa-apa yang menjadi concern keluarga Brigadir J mendapat atensi
Polri, seperti halnya autopsi ulang dan didalami informasi yang mereka sampaikan,"
kata Wakil Ketua (Waka) MPR RI itu.

Sebelumnya, Pengacara Brigadir J Kamaruddin Simanjuntak menyampaikan


bahwa Samuel Hutabarat, ayah Brigadir J, lelah atas perkembangan kasus
pembunuhan terhadap anaknya ketika ia berkunjung ke kediamannya di Muaro Jambi.

1 0
Kepolisian Indonesia sendiri telah menetapkan lima tersangka kasus dugaan
pembunuhan berencana Brigadir J. Kelimanya ialah Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka
RR, Kuat Maruf, dan istri Ferdy Sambo, yakni Putri Candrawathi.

Selain itu, Polri menjerat tujuh perwira sebagai tersangka penghalangan penyidikan
kasus Brigadir J. Para tersangka, yakni Ferdy Sambo dan Brigjen Pol. Hendra
Kurniawan.

Kemudian Komisaris Besar Polisi Agus Nurpatria, AKBP Arif Rahman Arifin,
Komisaris Polisi Baiquni Wibowo, Komisaris Polisi Chuck Putranto, dan AKP Irfan
Widyanto. Di sisi lain, ada lima perwira polisi dipecat secara tidak hormat.

Upaya Tim Gabungan dalam Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Tewasnya


Brigadir J

Untuk menyelidiki kasus tewasnya Brigadir J, Kapolri membentuk tim


gabungan yang terdiri dari pihak internal dan eksternal Polri. Adapun pihak eksternal
yang dilibatkan adalah Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Sedangkan Tim Internal/Tim Khusus dipimpin
oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, beranggotakan Inspektur Pengawasan
Umum Komjen Agung Budi Maryoto, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto,
Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri Komjen Ahmad Dofiri, Asisten Kapolri
bidang Sumber Daya Manusia Irjen Wahyu Widada, Provost, dan Pengamanan
Internal (Paminal) (Media Indonesia, 14 Juli 2022). Menurut Undang-undang (UU)
No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), penyidikan dilakukan oleh
penyidik, yaitu pejabat polisi negara Republik Indonesia dan pejabat pegawai negeri
sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang [Pasal 6 ayat (1)].
Berdasarkan ketentuan tersebut, penyidikan tindak pidana umum, seperti pembunuhan
dan penganiayaan, dilakukan oleh penyidik Polri.

Penyidikan merupakan tahapan awal (garda terdepan) dalam proses penegakan


hukum sesuai dengan sistem peradilan pidana. Untuk itu sudah waktunya
mengembangkan dan mengenalkan ajaran hukum kritis dan progresif (yang saat ini
sudah mulai dikembangkan oleh akademisi), dalam rangka melaksanakan tugas selaku
pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat dalam penegakan hukum (Rusman,
2017: 239). Oleh karena itu, idealnya penyidik harus mampu independen dan

1 0
transparan memposisikan diri terbebas dari kekuasaan/kewenangan birokrat (termasuk
unsur pimpinan dan atasan penyidik), serta berpihak pada fakta hukum dan keadilan.
Kompolnas dan Komnas HAM bukanlah penegak hukum yang melakukan penyidikan
tindak pidana umum berdasarkan KUHAP.

Kompolnas dibentuk berdasarkan Pasal 37 UU No. 2 Tahun 2002 tentang


Kepolisian RI dan Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2011 tentang Komisi Kepolisian
Nasional. Sementara itu, Komnas HAM dibentuk berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia. Pembentukan tim gabungan untuk menyelidiki kasus
tewasnya Brigadir J merupakan langkah tepat untuk memastikan penyelidikan
profesional, transparan, dan akuntabilitas. Kedua lembaga eksternal yang terlibat
diyakini dapat memberikan masukan terkait penanganan kasus. Selain itu, menurut
komisioner Kompolnas Poengky Indarti, Kompolnas akan memastikan Polri serius
mengusut kasus itu, dan akan memastikan Polri profesional dan mandiri dalam
melaksanakan tugasnya dalam mengusut kasus ini dengan didukung scientific crime
investigation (Media Indonesia, 14 Juli 2022). Hasil pemeriksaan fakta, informasi, dan
data yang diperoleh Kompolnas dari dua lokasi, yaitu rumah dinas Sambo sebagai
tempat kejadian perkara dan rumah keluarga Brigadir J di Jambi, digunakan untuk
membangun konstruksi peristiwa penembakan terhadap Brigadir J.

Hasil rekonstruksi itu disampaikan kepada Tim Khusus Polri (Kompas, 20 Juli
2022). Sebelumnya, tim penyelidik Komnas HAM juga telah mengunjungi rumah
keluarga Brigadir J di Jambi serta memperoleh sejumlah keterangan dan dokumen
terkait. Komnas HAM juga telah menyelidiki jenazah Brigadir J dan mendalami relasi
antar-ajudan Irjen Sebelumnya, tim penyelidik Komnas HAM juga telah mengunjungi
rumah keluarga Brigadir J di Jambi serta memperoleh sejumlah keterangan dan
dokumen terkait. Komnas HAM juga telah menyelidiki jenazah Brigadir J dan
mendalami relasi antar-ajudan Irjen Sambo. Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan
Damanik mengatakan, KomnasHAM telah menyelidiki kondisi tubuh jenazah. Ada
spekulasi bahwa ada penyiksaan yang dialami oleh Brigadir J (Kompas, 27 Juli
2022).Berbagai pihak memberikan perhatian pada transparansi Polri.

Dengan keterbatasan kewenangan Kompolnas dan Komnas dalam penanganan


kasus ini, hasil penyelidikan Kompolnas dan Komnas HAM hendaknya

1 0
diberikankepada penyidik Polri untuk mendukung kerjanya dalam mengungkap kasus
tewasnya Brigadir J sampai tuntas.

Mendorong Transparansi Polri dalam Pengusutan Kasus Tewasnya Brigadir J

Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS),
Bambang Rukminto, mengatakan kejadian polisi tembak polisi mencoreng nama baik
institusi Polri. Oleh karena itu perlu adanya langkah dan kebijakan yang dikeluarkan
oleh Kapolri untuk mengembalikan citra polisi kepada masyarakat (Media Indonesia,
12 Juli 2022).Dari hasil penyidikan Polri, telah ditetapkan 4 tersangka dalam kasus
tewasnya Brigadir J, yaitu Bharada E, FS, Bripka RR, dan KM. Keterlibatan RR dan
KM diungkap oleh Bharada E, saat diperiksa Tim Khusus Polri. Bharada E dijerat
Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP, sedangkan,
Brigadir RR dan KM dipersangkakan dengan Pasal 340 tentang pembunuhan
berencana subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP (liputan6.com, 8
Agustus 2022).

Setelah dilakukan gelar perkara pada 9 Agustus 2022, Tim Kusus memutuskan
untuk menetapkan FS sebagai tersangka pembunuhan terhadap Brigadir J. Tim Khusus
menemukan bahwa peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap
Brigadir J yang menyebabkan Brigadir J meninggal dunia, yang dilakukan oleh
Bharada E atas perintah FS (news.detik.com, 9 Agustus2022).

Walaupun terkesan lambat, setelah satu bulan peristiwa terjadi,hasil penyidikan


Polri terhadap Brigadir J sejauh ini patut diapresiasi.Namun, Polri masih harus
menuntaskan pengusutan dengan menetapkan semua orang yang terlibat kasus pidana
sebagai tersangka tanpa terkecuali. Selain itu, Polri juga perlu melanjutkan penyidikan
terhadap dua laporan kasus lainnya, yaitu pelecehan seksual dan percobaan
pembunuhan. Profesionalisme kepolisian dalam menangani kasus-kasus tersebut akan
menjawab, apakah Polri mampu melewati ujian ini untuk mempertahankan
kepercayaan publik.

Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, DPR RI melalui Komisi III, perlu


mengadakan rapat kerja dengan Polri, Kompolnas, dan KomnasHAM, untuk meminta
penjelasan perkembangan penyelidikan dan penyidikan kasus-kasus tersebut. Komisi
III DPR RI dapat mendorong agar penyidikan kasus-kasus tersebut dilakukan secara

1 0
transparan dan tuntas, serta menjunjung tinggi prinsip perlindungan hak asasi manusia.
Namun, pengawasan yang dilakukan oleh DPR RI tidak sampai pada materi
penyidikan, karena tidak dapat mencampuri proses penyidikan yang sedang
berlangsung.

16 Polisi Disanksi Etik

Komisi Kode Etik Polri (KKEP) terus menggelar sidang etik untuk para polisi terkait
kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat (Josua), yang diotaki eks Kadiv Propam
Irjen Ferdy Sambo. Sebelumnya, sudah ada 16 polisi yang menjalani sidang etik dan
dijatuhi sanksi. Mereka dijatuhi sanksi berupa penempatan di tempat khusus (patsus)
hingga pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).

Di antara mereka ada yang menyatakan menerima sanksi yang dijatuhkan dan ada juga
yang menyatakan banding. Sebanyak 16 polisi itu terdiri atas 4 orang tersangka kasus
obstruction of justice dan 12 orang diduga melanggar kode etik.

Enam belas polisi yang sudah menjalani sidang etik ialah:

1. Eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo;

2. Eks PS Kasubbagaudit Baggaketika Rowabprof Divisi Propam Polri, Kompol Chuck


Putranto;

3. Eks PS Kasubbagriksa Baggaketika Rowabprof Divisi Propam Polri, Kompol


Baiquni Wibowo;

4. Eks Kaden A Biropaminal Divisi Propam Polri, Kombes Agus Nurpatria;

5. Paurlog Bagrenmin Divisi Propam Polri Divisi Propam Polri, AKP Dyah
Candrawati;

6. Eks Kasubdit Renakta Polda Metro Jaya, AKBP Pujiyarto;

7. Eks Wadirkrimum Polda Metro Jaya, AKBP Jerry Raymond Siagian;

8. Ajudan Sambo, Bharada Sadam;

9. Eks BA Roprovos Divpropam, Brigadir Frillyan Fitri Rosadi;

10. Eks Banum Urtu Roprovos Divpropam Polri, Briptu Firman Dwi Ariyanto;
10

1 0
11. Eks Banit Den A Ropaminal Divpopam Polri, Briptu Sigid Mukti Hanggoro;

12. Eks Pamin Den A Ropaminal Divpropam Polri, Iptu Januar Arifin;

13. Mantan Panit II Unit III Den A Ropaminal Divpropram Polri, AKP Idham Fadilah;

14. Mantan Panit I Unit 1 Den A Ropaminal Propam Polri, Iptu Hardista Pramana
Tampubolon; dan

15. Kasubnit I Unit I Satreskrim Polres Metro Jaksel, Ipda Arsyad Daiva Gunawan.

16. Mantan Kasubdit 1 Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Raindra Ramadhan
Syah.

D. Pandangan masyarakat terhadap kepolisian

Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi Kepolisian Republik

Indonesia (Polri) turun pasca terjadinya kasus pembunuhan Brigadir J yang

dilakukan oleh Irjen Ferdi Sambo. Temuan ini merupakan dari hasil survei nasional

Indikator yang bertajuk <Persepsi Publik terhadap Kasus Sambo: Antara Penegakan

Hukum dan Harapan Warga= yang dilakukan pada 11-17 Agustus 2022. <Polri

tengah mendapat ujuan. Salah satu perwira tingginya Irjen Ferdi Sambo yang

memegang jabatan strategis sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan

(Propam) menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan berencana. Korban dan

beberapa pelaku samasama anggota Polri yang merupakan ajudan,= menurut

pengantar survei Indikator. Adanya kasus ini tingkat kepercayaan masyarakat

terhadap institusi Kepolisian turun ke level 54,4 pada Agustus 2022 dibanding

posisi April lalu masih di level 71,6 seperti terlihat pada grafik.

Tingkat kepercayaan publik terhadap Polri merupakan paling rendah

dibandingkan dengan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga hukum lainnya,

seperti Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam Rapat Dengar

11

1 0
Pendapatan dengan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), sebannyak 97

personil polisi telah diperiksa, 35 personil diduga melanggar kode etik profesi. Dari

jumlah tersebut 18 personil telah ditempatkan di penempatan khusus. Menghadapi

kasus ini, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar Kapolri mengungkapkan

kasus ini tanpa ada yang ditutupi. Instruksi ini seolah mengindikasikan bawa ada

upaya untuk menutup-nutpi di awal sehingga diperlukan instruksi tegas dari

Presiden.

Selanjutnya, Kapolri membentuk tim khsusus untuk menangani kasus ini dan

melaporkan hasil-hasil penyelidikan dan penyidikan secara terbuka kepada publik.

Kasus pembunuhan berencana yang melibatkan petinggi Polri ini telah menjadi

pemberitaan luas. Berbagai eleman menjadi sorotan, antara lain pelaku dan siapa

yang terlibat, motif, scenario, bukti dan lainnya. Publik menunggu kasus ini dan

mengamati kerja institusi Polri dalam kasus besar yang melibatkan personilnya.

12

1 0
BAB III

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan hasil penyelidikan atas peristiwa tersebut, dapat disimpulkan


sebagai berikut:

1. Telah terjadi peristiwa kematian Brigadir J pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Eks
Kadiv Propam Irjen FS di Duren Tiga No 46, Jakarta Selatan.
2. Pembunuhan Brigadir J merupakan extrajudicial killing.
3. Berdasarkan hasil autopsi pertama dan kedua, ditemukan fakta bahwa tidak ada
penyiksaan terhadap Brigadir J, melainkan luka tembak. Penyebab kematian
adalah 2 luka tembak, yang satu di kepala dan yang satu di dada sebelah kanan.
4. Terdapat dugaan kuat terjadinya peristiwa kekerasan seksual yang dilakukan oleh
Brigadir J kepada Saudari PC di Magelang tanggal 7 Juli 2022.
5. Terjadi obstruction of justice dalam penanganan dan pengungkapan peristiwa
kematian Brigadir J.

B. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah

di atas masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurana .Adapun nantinya

penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan

meggunakan pedomandari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun

dari pembaca

13

1 0
DAFTAR PUSTAKA

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/08/26/

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://beritadiy.pikiran-
rakyat.com/citizen/amp/pr-705417086/asal-mula-kasus-ferdy-sambo-dan-perkembangan-
kasus-terbaru-begini-kronologi-lengkap-kasus-tewasnya-brigadir-
j&ved=2ahUKEwja9_fokrz6AhXMR2wGHd1_DkAQFnoECAoQAQ&usg=AOvVaw1FkO
Bf2ztk0IZz_pBHrIpK

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://berkas.dpr.go.id/puslit/file
s/info_singkat/Info%2520Singkat---15-I-P3DI-Agustus-2022-
188.pdf&ved=2ahUKEwiFza_RlLz6AhUxTGwGHd_HCQkQFnoECAsQAQ&usg=AOvVa
w3GFOx_nXYnHj6-E1oXDq2X

https://news.detik.com/berita/d-6286608/mahfud-md-serahkan-ke-polisi-soal-motif-
pembunuhan-brigadir-j.

https://m-merdeka-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.merdeka.com/amp/peristiwa/komisi-iii-
dpr-proses-hukum-kasus-ferdy-sambo-masih-on-the-
track.html?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#a
mp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16645294941767&referrer=https%3A%2F%2Fwww.goog
le.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fkomisi-iii-dpr-
proses-hukum-kasus-ferdy-sambo-masih-on-the-track.html

https://news-detik-com.cdn.ampproject.org/v/s/news.detik.com/berita/d-6318692/kombes-
murbani-disanksi-demosi-1-tahun-di-kasus-ferdy-
sambo/amp?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#
amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16645304185113&referrer=https%3A%2F%2Fwww.goo
gle.com&ampshare=https%3A%2F%2Fnews.detik.com%2Fberita%2Fd-
6318692%2Fkombes-murbani-disanksi-demosi-1-tahun-di-kasus-ferdy-sambo

14

1 0
Nama-nama yang ikut berkontribusi dalam pembuatan tugas Makalah & PPT:

1. Ardea Fernanda (Penyari materi bahasan A)


2. Muhammad Amar Zaki (Mengetik Makalah)
3. Muhammad Fadhil (Penyari materi bahasan B)
4. Darma Ramadhani Ritonga (Penyari materi bahasan C)
5. Rafi’i Fadillah Saragih (Membuat PPT)
6. Zaki Al azhar Jane (Penyari materi bahasan D)

15

1 0
16

1 0

Anda mungkin juga menyukai