Anda di halaman 1dari 22

 

PENJAGA CIPTAAN ALLAH

KELOMPOK 6
DISUSUN OLEH:
⮚ SUSI SARAH I. SINAGA (202401058)
⮚ TABITHA AGNESTASYA PUTRI TARIGAN (202401027)
⮚ SUDIRMAN MANURUNG (202401008)
⮚ SUPRIANTO SITUMORANG (202401073)
⮚ TESSALONICA MARGARETH HASIBUAN (202401079)
⮚ VALENTINA KIDRE SIANIPAR (202401047)
⮚ YOSUA HENDRAWAN SIANTURI (202401009)
⮚ VALENTIN SUGIH BORU GINTING (20240100
(202401003)
3)

PROGRAM STUDI D3-KIMIA

FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 

DAFTAR ISI

  KATA PENGATAR  ……………………………………….i
  BAB I PENDAHULUAN

1.1
1.1 La
Lata
tarr be
bela
laka
kang
ng…………………………
…………
…………
…………
…………
…….1
.1
1.2
1.2 Tu
Tuju
juan
an pe
penu
nuli
lisa
san…
n………
…………
…………
…………
…………
…………
…….1
.1
1.3
1.3 Ma
Manfnfaa
aatt pe
penu
nulilisa
san…
n………
…………
…………
…………
…………
…………
……22
1.4
1.4 Ru
Rumu
musasannmmas
asal
alah
ah……
…………
…………
…………
…………
…………
………2
…2

  BAB II PEMBAHASA
PEMBAHASAN
N

  2.1 persoalan lingkungan,penye


lingkungan,penyebab,dan
bab,dan dampaknya…2
  2.2 Berbagai paradigma tentang etika lingkungan
hidup……....3

  2.3 Berteologi dalam konteks krisis ekologi…………………….4

  2.4 Keberlangsung
Keberlangsungan
an hidup semesta ciptaan…………………..4

  2.4.1 Yesus pencipta atau ciptaan……………………………4

  2.4. 2 Allah dan semesta ciptaan……………………………..5

  2.4.3Manusia dan ciptaan lainnya………………………….6

  2.5 Tanggung jawab umat Kristen sebagai penjaga ciptaan


allah…………….7

  BAB III PENUTUP

  3.1

Kesimpulan…………………………………………………8
 

  DAFTAR PUSTAKA

  KATA PENGANTAR 

 perubahan kerusakan lingkungan


lingkungan sekarang ini menjadi salah satu unsur yang
yang
sangat krusialbanyak

fakta yang memperlihatkan bahwa alam di berbagai tempat telah mengalami


kerusakan yang parah

dampak kerusakan alam sangat berpengaruh nyata bagi seluruh ciptaan kerusakan
alam pun pada

gilirannya akan menghancurkan kehidupan manusia.

 berkaitan dengan itu berbagai upaya dalam meng


mengantisipasi
antisipasi kerusakan
lingkungan pun sudah

ditetapkan sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian manusia.berkaitan dengan


itu berbagai upaya

dalam mengantisipasi kerusakan lingkungan pun sudah ditetapkan sebagai bentuk


keprihatinan

kepedulian.

Sub kajian pertama akan menyoroti berbagai persoalan lingkungan penyebab


dan dampaknya bagi
 

harus lokal maupun Global kemudian Dilanjutkan dengan berbagai paradigma


yang digunakan manusia

terhadap lingkungan hidup paradigma yang digunakan akan mempengaruhi sikap


dan tindakan manusia

dalam memperlakukan alam selanjutnya akan dibahas tentang teologi lingkungan


hidup serta reaksi Allah

manusia dan ciptaan lain dalam hubungannya dengan keberlangsungan hidup


seluruh ciptaan kajian ini

akan diakhiri dengan tanggung jawab umat Kristen sebagai penjaga ciptaan Allah
 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Teknologi canggih yang diterapkan dalam dunia bisnis tidak semuanya


 bersahabatdengan lingkungan
lingkungan alam. Sejak tahun 1960-an, kita sudah
sudah sangat sering
mendengar teriakantentang menipisnya sumber alam, pengotoran udara, air dan
tanah, pemanasan bumi, musimyang berubah tanpa aturan lagi, hutan- hutan
menjadi gundul, efek rumah kaca dan lain-lain.Semuanya itu membuat kita
 berpikir untuk menemukan
menemukan suatu relasi yang benar

dalam perspektif hubungan yang tidak saling mematikan antara dunia bisnis, manu
sia dan alamlingkunga.Dewan Gereja-Gereja se-Dunia (WCC), yang pada bulan
Februari 1992menyelenggarakan Sidang Raya yang ke-8 di Canberra-Australia,
menyerukan agar upayakita tidak berorientasi lagi kepada manusia
(man oriented ) tetapi kepada kehidupan (lifeoriented 
(lifeoriented ).
). Manusia diserukan supay
sadar bahwa dia bukanlah tujuan penciptaan. Upaya-upaya untuk mengeksploitasi
 bumi bagi kepentingannya
kepentingannya sendiri harus diga
diganti
nti oleh sikapdasar bahw
bahwaa manusia
 pada hakikatnya tidak
tidak mempunyai arti apa-apa b bila
ila dilepaskan darimak
darimakhluk-
hluk-
makhluk lainnya dalam suatu lingkaran ekologis yang tidak putus-putusnya
 

1.2 Tujuan Penulisan


Karya tulis ini disusun dengan sistematika yang telah ada dengan tujuan
sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas mata kulah umum wajib Pendidikan Agama Kristen
Protestanyang telah diberikan oleh pengajar mata kuliah Pendidikan Agama
Kristen Protestan

2. Sebagai bahan pembelajaran dan pedoman bagi mahasiswa-mahasiswi


Kristen diUniversitas SUMATRA UTARA agar dapat menjadi orang
Kristen yang taat kepadaAllah dan firmanNya.
 

3. Sebagai ilmu pengetahuan bagi seluruh masyarakat dalam kehidupan mereka


agarmendapat hidup yang layak sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus.

1.3 Manfaat Penulisan

  Manfaat dari tulisan ini adalah   agar materi penjaga ciptaan allah
dapat dimenger dan dipahami mahasiswa 

1.4 Rumusan Masalah


  Adapun rumusan masalah antara lain:
1. apa persoa
persoalan
lan lingku
lingkungan
ngan ,peny
,penyebab,
ebab,dan
dan dampaknya
dampaknya
2. apa par
paradig
adigma
ma tent
tentang
ang eka
eka lingk
lingkungan
ungan hhidup
idup
3. apama
apamaksud
ksud ber
berteolog
teologii dalam konteks
konteks kris
krisis
is ekolog
ekologii

4. apa
5. apa tang
hubun
hubungan
ganjawa
tanggung
gung keberlang
kebebrlangsunga
jawab umatsungan n hidup
Kristen seb semest
semesta
sebagai
agai pena ciptaan
penjaga
jaga ciptaan
ciptaan alla
allah

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERSOALAN LINGKUNGAN, PENYEBAB DAN DAMPAKNYA.

pengrusakan lingkungan secara global dimulai sejak lahirnya revolusi


industri sekitar 200 tahun yang lalu kerusakan ini ditandai dengan
adanyaeksploitasii besar-besaran terhadap sumber daya alam dibumi eksploitasi
adanyaeksploitas
besar-besaran yang dilakukan manusia mengakibatkan krisis lingkungan.krisis
lingkungan saat ini menjadi persoalan global dan universal karena menyangkut
keberadaan dan kehidupan di dunia
dun ia tanpa terkecuali dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa krisis lingkungan yang terjadi mengancam keutuhan seluruh
ciptaan.

Disamping itu krisis lingkungan juga ditandai dengan kedakmampuan


manusia dalam memperhakan kelestarian hutan yang mengakibatkan bencana
longsor menelan banyak korban binatang yang kehilangan tempat nggal kalau
dak pernah akan menyerang ke perkampungan mbunan sampah yang dak
pada tempatnya mendorong terjadinya wabah penyakit menular penggunaan
cairan cairan pembunuh hama yang berlebihan dan tak terkontrol begitu pula
asap yang berasal dari motor atau mobil dan pabrik mengakibatkan pencemaran
udara dan air pencemaran ini menyebabkan kotornya paru-paru manusia
sehingga mudah terserang penyakit.

keadaan lingkungan alam yang semakin rusak seper yang sudah


dipaparkan di atas menyatakan kesadaran orang akan lingkungan khususnya
dalam dua dekade terakhir ini Hal ini disebabkan karena keadaan lingkungan akan
sangat mempengaruhi kelangsungan
kelangsungan hidup seluruh ciptaan jenis lingkungan mulai
disuarakan sejak tahun 1960-an dan semakin terdengar sampai sekarang banyak
yang memikirkan kembali tentang relasi manusia dengan alam sebab Ternyata
banyak sekali terjadi eksploitasi terhadap lingkungan.

krisis lingkungan secara global sebenarnya bersumber pada saat paradigma


atau cara pandang manusia mengenai dirinya sendiri alam dan tempat manusia
 

dan keseluruhan ekosistem dapat demikian krisis lingkungan dewasa ini sangat
mungkin dipulihkan dengan cara melakukan perubahan paradigma dan perilaku
manusia dalam berinteraksi baik dengan alam maupun dengan manusia lain
dalam keseluruhan ekosistem dan kajian selanjutnya akan diulas tentang berbagai
Perkembangan Paradigma manusia terhadap lingkungan hidup.

2.2 BERBAGAI PARADIGMA TENTANG ETIKA LINGKUNGAN HIDUP.

Secara emologi
emologi eka berasal dari bahas
bahasa
a yunani yaitu Ethas yg berar
adar isadat atau kebiasaan. Eka sering dipahami sebagai ajaran yg berisikan
aturan tetang bagaimana manusia harus hidup baik di dalam masyarakat.

Eka Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Eka dan Lingkungan. Eka berasal
dari bahasa yunani yaitu “Ethos” > adat isadat atau kebiasaan. Ada ga teori
pengeran eka : – Eka Deontologi : suatu ndakan dinilai baik atau buruk

berdasarkan apakah ndakan itu sesuai atau dak dengan kewajiban. – Eka
Teologi : baik buruknya suatu ndakan berdasarkan tujuan atau akibaT suatu
ndakan. – Eka Keutamaan : mengutamakan pengembangan karakter moral
pada diri seap orang.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang


mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk
hidup lain baik secara langsung maupun secara dak langsung. Secara luas, eka
dipahami sebagai pedoman bagaimana manusia harus hidup dan berndak
sebagai orang baik. Eka memberi petunjuk, orientasi, dan arah bagaimana harus
hidup secara baik sebagai manusia. Eka lingkungan hidup berbicara mengenai
perilaku manusia terhadap alam dan juga relasi di antara semua kehidupan alam
semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada
alam, dan antara manusia dengan makhluk hidup yang lain atau dengan alam
secara keseluruhan.

Secara umu, Eka lingkungan adalah disiplin ilmu yang membahas norma moral
tetang perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam. Oleh karena itu, eka
lingkungan dak hanya berbicara tetang perilaku manusia terhadap alam tetapi
 juga relasi manusia terhadap
terhadap seluruh alam sem
semesta.
esta.
 

Beberapa macam Pradigma Eka:

1. Antroposentrisme

Menurut paradigma ini manusia adalah pusat & sistem alam semesta yang dapat
dipahami bahwa manusialah penguasa atas alam semesta.

2. Biosentrisme

Adalah sebuah pendekatan yang berpusat pada kehidupan dimana daj bebar
hanya manusia yang mempunyai nilak.Namun semua makhluk hidup memiliki
nilai.

3.Ekosentrisme
Dimana seap anggota komunitas tersebut memiliki kepenngan masing- masing
dan memiliki keterkaitan yang saling menguntungkan.

2.3 BERTEOLOGI DALAM KONTEKS KRISIS EKOLOGI.

  Ekoteologi lahir sebag


sebagai
ai akibat dari se
sebuah
buah keprihanante
keprihananterhadap
rhadap kerusaka
kerusakan
n
alam yang terjadi dan seakan dakmendapat sedikitpun perhaan manusia.
Ekoteologi mencoba kembali mengingatkan bagaimana hubungan yang begitu
erat antara manusia dengan alam. Hubungan manusia danalam dalam konsep
ekoteologi dipahami sebagai manusiayang adalah relasi Allah, dalam relasi
dengan alam berupayamewujudkan kerajaan Allah.

Berteologi dalam konteks krisis ekologi berar berteologi terhadap


penderitaan yang dialami oleh lingkungan hidup akibat kerusakan lingkungan
yang sudah berubah yang disebabkan
d isebabkan oleh ulah manusia jika perilaku manusia
yang sewenang-wenang terhadap lingkungan menjadikan lingkungan semakin
mengalami krisis bahkan kondisi saat ini menunjukkan bahwa lingkungan hidup
sedang menuju kehancuran kondisi ini sangat mengisahkan semua orang
 

khususnya orang Kristen yang memiliki tanggung jawab dalam melakukan tugas
penatalayanan seluruh ciptaan.

Studi teologi lingkungan hidup lahir sebagai respon terhadap kerusakan


ekologi sepanjang sejarah gereja studi ekologi sistemak dan biblis kurang

memberi perhaan terhadap persoalan lingkungan ideologi yang dibangun


cenderung seputar pada relasi antara Allah dan manusia atau teologi antropologi
yang bersifat mbal balik manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah jatuh ke dalam dosa dan oleh karena kasih karunia Allah manusia
memperoleh keselamatan .

2.4 KEBERLANGSUN
KEBERLANGSUNGAN
GAN HIDUP SEME
SEMESTA
STA CIPTAAN: ALLAH – MA
MANUSIA
NUSIA –
CIPTAAN LAINNYA

2.4.1 YESUS PENCIPTA ATAU CIPTAAN

Kolese 1:15 "Ia adalah gambar Allah yang dak kelihatan, yang sulung, lebih
utama dari segala yang diciptakan".

Pihak Unitarian & Saksi Yehuwah memahami kata "sulung" (prototokos) dalam
ar urutan waktu penciptaan atau Yesus adalah ciptaan pertama. Jika kita melihat
ar tekstual kata prototokos terdapat dua pengeran: harah (literal) dan
guraf (simbolis). Mereka memilih ar pertama yaitu ar literal.

Dalam Alkitab memang terdapat contoh-contoh penggunaan dua ar kata


tersebtu. Ar literal, misalnya Yesus disebut anak sulung Maria (Luk 2:7) juga
penyebutan tulah ke anak Sulung di
d i Mesir. Namun prototokos juga memiliki ar
guraf, misalnya Allah menyebut Efraim sebagai anak Sulung (Yer 31:9b) padahal
sebenarnya Efraim adalah anak bungsu adik dari Manasye(kej 48:14), juga Daud
disebut sebagai anak Sulung (Maz 89:28) padahal ia adalah anak bungsu dari Isai.
 

Dari kedua ar kata Prototokos ini, manakah ar/makna yang tepat dalam
Kol 1:15? kunci jawaban terletak pada KONTEKS. Ar kedua (guraf) menunjuk
pada makna KEUTAMAAN, Efraim walaupun bungsu tetapi dia lebih utama
u tama dari
Manasye demikian pula Daud. Untuk itu mari kita melihat ayat berikut (ay 16).
"..karena di dalam Dialah (YESUS) telah diciptakan SEGALA SESUATU, yang ada di
sorga dan yang ada di bumi, yang KELIHATAN dan yang TIDAK KELIHATAN, baik
singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala
sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia..". Jelas dalam ayat ini dibedakan
antara Yesus dengan Ciptaan (Segala Sesuatu), hal ini menunjukan Yesus adalah
PENCIPTA. Sehingga makna yg tepat kata Prototokos adalah ar kedua (guraf)
yang bermakna KEUTAMAAN.

Konsep Saksi Yehuwa, Allah menciptakan Yesus kemudian Yesus


menciptaan Alam semesta beserta isinya. Konsep ini juga bertentangan dengan
makna ay.16. Jika Yesus adalah ciptaan maka kalimat " .. di dalam Dialah (Yesus)
telah diciptakan SEGALA SESUATU" bisa berar Yesus juga menciptakan dirinya
sendiri. Disini bisa terlihat cara penafsiran mereka justru bertentangan dengan
ALKITAB! itulah yang disebut EISEGESE, sudah ada konsep (Doktrin) dulu
kemudian mencomot ayat-ayat Alkitab dan dipaksakan ditafsirkan sesuai dengan
doktrin tersebut.

Sekarang perhakan ayat berikut ini yang semakin mempertegas bahwa


tafsiran Unitarian
Unitarian & Saksi Yehuwah mengada-n
mengada-ngada.
gada. Yoh 1:3 "SEGAL
"SEGALA
A SESUATU
dijadikan oleh DIA (YESUS) dan tanpa DIA (YESUS) dak ada suatupun yang telah
 jadi dari segala yang telah
telah dijadikan". Dalam P
Perjanjian
erjanjian Lama, sa
sangat
ngat jelas
disebutkan Kej 1:1 "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.". Nah..
karena Yesus yang menciptakan Alam semesta berar Dia juga adalah Allah.

Konsep Allah menciptakan Yesus kemudian Yesus menciptakan alam


semesta juga berar Allah memiliki pendamping/perantara untuk menciptakan
 

alam semesta. Hal ini bertentangan dengan ayat Alkitab lainnya yang sangat tegas
menyatakan hanya Allah sendiri pencipta
p encipta alam semesta. Yes 44:24 "Beginilah
rman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan;
"Akulah TUHAN, yang menjadikan SEGALA SESUATU, yang seorang diri
membentangkan langit, yang menghamparkan bumi--siapakah yang
MENDAMPINGI
MENDAMPINGI Aku?".

2.4.2. ALLAH DAN SEMESTA CIPTAAN.

Sebelum menciptakan manusia, Allah terlebih dahulu menciptakan alam semesta


sebagai tempat nggal
nggal manusia. Allah membua
membuatt semua itu baik, bahkan sesudah
sesudah
manusia diciptakan, semua ciptaan itu menjadi sungguh amat baik (Kej 1:31).
Dasar pemahaman alkitab mengenai alam semesta adalah cerita penciptaan yang

tertulis dalam Kejadian (pasal 1 dan 2). Ditunjukan bahwa alam semesta dan
dunia segala isinya adalah ciptaan Allah kerena segala ciptaan adalah milik Allah.
Dunia ini diciptakan menjadi buk bahwa Allah itu ada dan berkuasa. Jadi
keberadaan dunia menunjukkan kemahakuasaan Allah. Karena alam semesta
dapat memperhakan gerak gerik menunjukkan kemahakuasaan Tuhan itu dan
yang dak dapat dikontrol atau dikuasai oleh manusia, seper gempa bumi dan
gunung meletus. Maksud lain dari penciptaan itu tentu adalah bagi kepenngan
ciptaan itu sendiri, yaitu alam lingkungan, tumbuhan, makhluk dan manusia. Alam
semesta yang diciptakan Tuhan terdiri dari berbagai unsur, seper bumi, tanah,

air, udara/angin, tumbuhan, hewan dan manusia. Manusia ditugaskan untuk


memelihara alam semesta ini (Kej. 2:15). Disinilah letak tugas utama manusia
dalam alam ini yaitu untuk merawat dan serta menjaga keberlangsungan
hidupnya yang tentunya diharapkan selalu baik adanya sebagaimana pada
awalnya diciptakan. Dasar pemahaman alkitab mengenai alam semesta adalah
cerita penciptaan yang tertulis dalam Kejadian (pasal 1 dan 2). Ditunjukan bahwa
alam semesta dan dunia segala isinya adalah ciptaan Allah kerena segala ciptaan
adalah milik Allah. Dunia ini diciptakan menjadi buk bahwa Allah itu ada dan
berkuasa. Jadi keberadaan dunia menunjukkan kemahakuasaan Allah. Karena

alam semesta dapat memperhakan gerak gerik menunjukkan kemahakuasaan


 

Tuhan itu dan yang dak dapat dikontrol atau dikuasai oleh manusia, seper
gempa bumi dan gunung meletus. Maksud lain dari penciptaan itu tentu adalah
bagi kepenngan ciptaan itu sendiri, yaitu alam lingkungan, tumbuhan, makhluk
dan manusia. Alam semesta yang diciptakan Tuhan terdiri dari berbagai unsur,
seper bumi, tanah, air, udara/angin, tumbuhan, hewan dan manusia. Manusia
ditugaskan untuk memelihara alam semesta ini (Kej. 2:15). Disinilah letak tugas
utama manusia dalam alam ini yaitu untuk merawat dan serta menjaga
keberlangsungan hidupnya yang tentunya diharapkan selalu baik adanya
sebagaimana pada awal ia diciptakan

Manusia berasal dari Allah.Allah dalam bentuk manusia dari debu tanah.

● Di satu pihak digambarkan kepada manusia karena berasal dari debu tanah.

● Di pihak lain digambarkan ketergantungan manusia padahal yang


daripadanya nafas manusia berasal.

Ini menggambarkan hakikat manusia yang unik sebagai ciptaan Allah Allah
meniupkan nafas kepada manusia jelaslah bahwa apa yang diciptakan Allah ke
dalam manusia adalah nafas kehidupan hal ini mengandung ar bahwa alam
Pencipta adalah Allah yang hidup Karena ia memiliki nikmat kaim yang
ditransfer kepada manusia sebagai gambarnya dengan demikian manusia
memiliki sebagian karakter yang Allah miliki dan manusia itu mencerminkan
karakter tersebut pencerminan karakter Allah dalam hidup manusia
menandakan bahwa manusia memiliki hubungan yang erat dengan Allah
manusia dak pernah dapat melepaskan diri dari Allah manusia hidup karena
Allah dan Allah hidup juga dalam manusia sekalipun manusia seringkali
memberontak kepada Allah Allah dak melupakan manusia karena Allah
mengasihi manusia.

Dalam narasi Kitab Suci, manusia diciptakan setelah semua benda dan makhluk
diciptakan terlebih dahulu oleh Allah.Dengan demikian manusia sebenarnya
makhluk ciptaan yang bungsu.Dan memang, selanjutnya manusia bisa hidup
dengan baik berkat adanya ciptaan-ciptaan sebelumnya, sebutlah beberapa di
 

antaranya, seper bumi, benda-benda langit, segala macam tumbuhan,


maupun segala macam hewan. Tanpa mereka, manusia tak akan bisa bertahan
b ertahan
hidup. Arnya, manusia bisa hidup karena ciptaaan yang ada terlebih
dahulu.Dan sampai sekarang manusia hanya bisa hidup karena ciptaan-ciptaan
tersebut. Namun seiring perkembangan, sadar tak sadar manusia menjadi
perusak alam ciptaan itu sendiri.Jika dahulu pada masa meramu, manusia
hanya berburu makanan seperlunya, maka perkembangan selanjutnya
manusia berusaha mengeksploitasi alam ini secara rakus.Manusia menganggap
dirinya sebagai pusat alam semesta ini (anthroposentrisme).Maka segala
segala
orientasi ciptaan dianggap hanya untuk manusia dengan mengabaikan aspek
kelestarian alam itu sendiri.Manusia lupa bahwa dirinya bisa berada karena
bergantung pada alam semesta.Manusia mungkin juga lupa bahwa Allah
pencipta alam semesta menyediakan ciptaan yang telah dipandangNya baik
bagi manusia guna kelangsungan hidupnya. Manusia lupa bahwa dengan
merusak alam sesungguhnya manusia sementara dan terus merusak eksistensi
Allah yang termanifestasi pada kehadiran Alam, manusia lupa bahwa
kedakpeduliannya kepada alam adalah kedakpeduliannya kepada Allah,
manusia bertanggungjawab sepenuhnya kepada Allah pencipta yang
memberikan mandat memelihara dan mengelola alam kepada manusia.Tulisan
ini memaparkan konsep Allah dan Alam yang berupaya membangun kesadaran
manusia khususnya kekristenan dalam tanggungjawab menjaga dan mengelola
alam sesuai ajaran imannya.

  2.4.3. MANU
MANUSIA
SIA DAN CI
CIPTAAN
PTAAN LAINNYA
LAINNYA..

Manusia dan alam memiliki hubungan yang dak dapat dipisahkan, dimana
manusia membutuhkan alam sebagai tempat mereka hidup.Namun saat ini
kondisi alam semakin memprihankan, banyak kerusakan yang terjadi karena
ulah manusia yang memiliki kecenderungan untuk menguasai alam yang sifatnya
eksploitaf. Terjadinya kekeringan, tanah-tanah tandus, erosi tanah, hilangnya
pohon pelindung, banjir, tanah longsor, pencemaran atmosr, air, tanah, dan
merosotnya kesuburan serta struktur tanah, degradasi tanah (penurunan kualitas
 

tanah), perubahan iklim, semua itu semesnya menyadarkan kita bahwa alam
atau lingkungan hidup di mana kita nggal ini terancam kelestariannya. Semua
ulah manusia yang hanya mengeksploitasi alam demi keuntungan (ekonomis)
semata, tanpa mempedulikan kesehatan alam ciptaan dan kelestaria
kelestarian
n serta
keberlangsungannya untuk jangka panjang di masa depan, akan berakibat
b erakibat negaf
bahkan bisa fatal, yaitu merusak tatanan ekosistem. Alam menjadi dak ramah
dan bersahabat dengan manusia.Alam dak menjadi tempat yang memberikan
kenyamanan dan ketentraman untuk manusia menyelenggaraka
menyelenggarakan
n hidup.Manusia
lupa diri, bahwa mereka adalah mahluk yang diberi kepercayaan oleh Allah, untuk
menjaga maupun merawat alam semesta ini.Arnya manusia seharusnya
bertanggungjawab atas keberlangsungan yang ada di alam semesta ini. Kondisi
alam yang baik tentunya akan mendukung segala aspek kehidupan manusia,
sehingga menciptakan kedamaian,
kedamaian, dan kenyamanan bagi seluruh mahluk hidup di
muka bumi ini.

Melihat dari keprihanan inilah, tema yang diusung dalam memperinga hari
perdamaian internasional
internasional adalah Climate Aco
Acon
n For Peace. Dima
Dimana
na pada
kesempatan ini kita diajak untuk bereeksi dan melakukan sebuah aksi nyata,
untuk melawan kerusakan
kerusakan dan menjag
menjaga
a bumi sebagai bentuk ttanggungjawab
anggungjawab
kita. Dalam kitab Mazmur pasal
p asal 104 kita diingatkan posisi kita sebagai manusia,
dimana dalam pasal ini mengemukakan bahwa manusia sebagai bagian dari alam
ciptaan Allah, manusia dan alam ditempatkan setara dan sama-sama berada di
bawah kuasa Allah. Dalam nyanyian Mazmur ini kita dapat menyaksikan
bagaimana Allah diagungkan sebagai pencipta yang sungguh besar, bahwa
kehidupan dalam alam semesta adalah bersumber dari Dia saja, dengan
kekuasaanNya segala sesuatunya hidup.

Di Mazmur 104, manusia disebut dalam urutan yang sama dengan makhluk yang
lain dan habitatnya. Manusia mempunyai kedudukan yang setara dengan
makhluk hidup yang lain. Manusia memang merupakan penguasa alam, tetapi
manusia itu juga ciptaan Allah, arnya ia rapuh dan bergantung kepada Allah.
 

Mungkin saat ini banyak orang berpendapat bahwa untuk


u ntuk dapat menjaga atau
menata alam, maka saat ini manusia harus memiliki otoritas terlebih
dahulu.Namun yang dibicarakan adalah mengenai menjaga alam dan bukan hanya
h anya
sekedar manusia mengelola alam yang mengandalkan pada wewenang sebagai
penguasa.Manusia yang ingin menata alam dalam rangka menyelamatkan alam,
harus terlebih dahulu menyadari bahwa sebelum manusia yang menata alam,
sudah ada Tuhan yang lebih dahulu menata.Tuhan menatanya dengan adil,
sehingga penataan tersebut memperlihatkan irama yang teratur.Kita manusia
yang ditata Allah, ternyata merupakan bagian dari alam, maka dari itu dalam
Mazmur 104 digambarkan bahwa habitat itu menentukan.

Mazmur 8 lebih sering digambarkan sebagai doa syukur pemazmur kepada Tuhan
yang telah membuat manusia menjadi ciptaan yang bermartabat karena
dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat serta diberi kuasa atas buatan tangan

Allah. Mazmur ini dak secara langsung bersinggungan dengan


pertanggungjawaban manusia terhadap ciptaan Allah lainnya. Namun penyebutan
kuasa dalam mazmur ini menimbulkan pertanyaan soal dominasi manusia atas
ciptaan yang lain. Bahkan frase: Diletakkan di bawah kakinya” juga bisa memberi
kesan bahwa manusia memiliki level yang lebih nggi dari ciptaan yang lain.
Melalui reeksi ini akan dikaji ar kuasa yang dimiliki manusia dalam
hubungannya dengan relasi manusia dengan Tuhan dan
d an juga dengan sesama,
terutama berkaitan dengan tanggung jawab manusia kepada ciptaan yang lain.
Memaknai kembali ar kuasa dan mahkota ini diharapkan dapat menolong gereja
dan orang Kristen untuk lebih peduli lagi dengan persoalan-persoalan yang terjadi
di sekitarnya terutama yang berhubungan dengan alam dan lingkungan.

Dengan demikian, kita sebagai ciptaan yang diberi mandat Allah, untuk menjaga
alam hendaknya berkomitmen untuk merawat alam ciptaan-Nya, untuk
menciptakan kedamaian dan menjaga generasi masa mendatang.Kekuasaan yang
diberikan Allah kepada manusia adalah kuasa sebagai penatalayan yang
bertanggungjawab, termasuk penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang
ada.Suatu hal yang mustahil jika Allah menciptakan bumi dan
d an menyerahkan
kepada manusia hanya untuk dihancurkan atau dieksploitasi untuk memenuhi
kebutuhan sekarang dengan mengorbankan kesejahteraan atau “mengkhiana
 

anak cucu kita” di masa mendatang. Sebaliknya, kuasa tersebut merupakan


pendelegasian atas alam ciptaan, yang di dalamnya memuat unsur
pertanggungjawaban baik kepada Allah sebagai Sang Pemilik bumi dan kepada
sesama (sebuah kesolidaritasan) serta rasa hormat terhadap lingkungan hidup
h idup
kita. Selamat menjaga alam sebagai bentuk tanggungjawab kita kepada dan
menciptakan kedamaian dimuka bumi ini.

2.5 TANGGUNG JAWAB UMAT KRISTEN SEBAGAI PENJAGA CIPTAAN ALLAH

manusia dipercayakan Allah tugas dan tanggung jawab untuk mengambil


prakarsa dalam berkarya demi kepenngan manusia di seluruh ciptaannya,serta
manusia juga berkewajiban untuk menjaga segala sesuatu yang baik yang telah
Tuhan berikan kepadanya.Dengan demikian Sudah Selayaknya manusia menjaga

dan melestarikan ciptaan sebagai wujud tanggung jawab manusia kepada Allah
atas alam ciptaannya tanggung jawab manusia terhadap alam dapat dikatakan
 juga sebagai bentuk wujud solidaritas
solidaritas manusia te
terhadap
rhadap alam manusia didoro
didorong
ng
untuk mengambil sebuah kebijakan yang pro terhadap lingkungan sehingga
manusia dapat menjaga lahan dengan benar secara khusus Sungai Kristen juga
bertanggung jawab dalam menjaga seluruh ciptaan Allah tanggung jawab yang
diberikan kepada umat Kristen dalam narasi penciptaan tersebut berlanjut sampai
sekarang tugas dan tanggung jawab tersebut dapat diwujudkan dalam ndakan
ekologis yaitu ndakan yang menghargai alam.

Manusia merupakan satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi.


Alam merupakan lingkungan kehidupan atau segala sesuatu yang ada di langit dan
di bumi seper tumbuh-tumbuhan dan binatang. Manusia dan alam mempunyai
hubungan yang saling tergantung dan saling membutuhkan.

Pemazmur mengatakan
mengatakan bahwa Allahlah pemilik alam semesta ini. “Tuhanlah
“Tuh anlah yang
empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam
d iam di dalamnya”
(Mazmur. 24:1). Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dari keadaan, creao
ex nihilo. Jika manusia ingin mencipta sesuatu, harus menggunakan apa yang
 

telah diciptakan oleh Allah. Manusia mencipta dan membangun senanasa


menggunakan yang tersedia di alam, yang merupakan ciptaan Allah.

Alkitab berbicara tentang ciptaan yang baru dan bumi yang baru (Wahyu. 21:1), di
mana bumi yang baru tersebut adalah bebas dari polusi (pencemaran), destruksi
(pengrusakan). Manusia ditugasi oleh Allah dalam rangka menggalang
keharmonisan manusia dan alam. Menurut ( Kejadian 1:28 ), ciptaan terakhir
yakni manusia, mendapatkan mandat untuk bertanggung jawab atas seluruh
ciptaan. Tanggung jawab terhadap alam sebagai ciptaan Allah, juga telah
dipertegar lewat kehadiran Kristus Yesus.

Tetapi seiring berjalannya waktu, alam berubah wujud dari tampilan sebelumnya.
Pengembangan aspek kehidupan, dak terlepas dari kemajuan pola pikir manusia
yang dikberatkan kepada keadaan sekarang, usaha mempermudah kehidupan
manusia karena kebutuhan hidup. Penyebab dari lingkungan hidup yang kian
menjadi rusak adalah mungkin dikarenakan cara pandang dan sikap manusia yang
telah salah terhadap alam. Karena memang benar pemahaman dan cara pandang
orang terkait lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap mereka, dan bagaimana
mereka akan memperlakukan alam.

Pemikiran bahwa manusia yang paling memiliki kepenngan yang dianggap akan
paling menentukan tatanan ekosistem. Banyak yang berpandangan bahwa alam
dapat dilihat sebagai objek, alat, dan sarana untuk memenuhi kebutuhan dan
kepenngan manusia. Adanya pemikiran seper itu akan memicu munculnya
sikap yang dak bersahabat dengan alam, dan dak menghargai adanya
lingkungan hidup untuk kepenngan banyak orang.

Krisis lingkungan hidup yang dialami manusia pada masa sekarang merupakan
akibat langsung dari kurang pedulinya manusia terhadap pengelolaan lingkungan
 

hidup mereka sendiri. Arnya, manusia umumnya melakukan pengelolaan


sumber-sumber alam dak peduli pada peran eka. Dengan kata lain, krisis
lingkungan hidup yang dialami manusia berakar pada krisis eka (moral). Manusia
kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau lebih peduli pada kepenngan
diri sendiri. Kita melihat dan merasakan sendiri bagaimana perubahan lingkungan
telah terjadi dan berdampak langsung pada kehidupan kita.

Secara teologis dapat dikatakan bahwa manusia dan alam adalah ciptaan,
proper dan bait Allah, semuanya itu berada
b erada dalam suatu hubungan perjanjian
dengan Allah. Barangsiapa yang merusak alam, maka ia merusak hubungan
perjanjian itu. Di samping itu, segala kegiatan pengrusakan alam akan
mendatangkan kerusakan pada hidup umat manusia. Alam merupakan pemberian
Allah untuk manusia untuk memelihara dan dipergunakan
d ipergunakan (Kejadian 1). Oleh
karena itu, eka lingkungan dak berpusat pada manusia atau alam, melainkan
berpusat kepada Allah.

Sebagai Pencipta, Allah sesuai rencana-Nya yang agung telah menciptakan segala
sesuatu sesuai dengan maksud dan fungsinya masing-masing dalam hubungan
harmonis yang terintegrasi dan saling memengaruhi antara yang satu dengan
yang lainnya. Sebab semua ciptaan berharga di mata Tuhan.
Tuh an. Jadi, sikap
eksploitaf terhadap alam merupakan bentuk penodaan dan perusakan terhadap
karya Allah yang agung itu.

Berdasarkan pandangan umum maupun pandangan agama Kristen tentang alam


semesta lingkungan hidup, maka seap orang memiliki tanggung jawab terhadap
kerusakan lingkungan hidup berdasarkan pemahamannya. Seap pandangan
memiliki dasar tanggung jawab es terhadap kerusakan lingkungan hidup.
 

Di akhir kata, menjadi Kristen, berar menjadi bagian dari karya Allah untuk
menata kehidupan yang harmonis.
h armonis. Keikutsertaa
Keikutsertaan
n dalam melestarika
melestarikan
n alam, bukan
lagi harus dilakukan sebagai bentuk formalitas taat negara, atau ikut-ikutan
masyarakat sekitar. Tetapi dilaksanakan sebagai bentuk kesadaran dan tanggung
 jawab umat Kristen sebagai
sebagai umat ciptaan All
Allah.
ah. Yang bisa dimulai dari
menyadarkan diri sendiri, berlanjut ke lingkungan sekitar dan lalu masyarakat
luas. Semua itu tentu saja,
saja, diperbuat untuk memuliakan Allah Sa
Sang
ng Pencipta.
 

BAB III

KESIMPULAN
Persoalan ekologi dewasa ini menjadi sebuah wacana aktual yang
mendapat sorotan hangat dari berbagai kalangan sebab dak dapat dipungkiri
teknologi yang terjadi mengakibatkan keberlangsungan seluruh ciptaan terganggu
bukan saja manusia seluruh ciptaan mengalami penderitaan akibat krisis yang
terjadi berkaitan dengan itu maka berbagai upaya dalam mengatasi dan
mengansipasi nya pun terus digalakkan sebagai sebuah keprihanan, kepedulian
dan juga pertanggung-jawaban iman kepada Allah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa upaya untuk mencari asal muasal berbagai
persoalan ekologi juga terkait dengan pelayanan atau pemaknaan terhadap

ajaran-ajaran agama yang berkaitan dengan hal tersebut berar bahwa seap
orang Kristen khususnya mahasiswa Kristen memiliki tugas dan tanggung jawab
dalam memelihara semesta ciptaan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan oleh Allah kepada manusia diwujudnyatakan melalui sikap manusia
untuk mengusahakan dan memelihara segala ciptaan bukan untuk menggunakan
sumber daya alam secara obral-obralan atau mengeksploita
mengeksploitasi
si alam manusia diberi
hak untuk mempergunakan sumber daya alam dan menikma seluruh ciptaan
tuhan secara bertanggung jawab dalam ar bahwa manusia sebaiknya
menggunakannya sesuai dengan kebutuhan dan bertanggungjawab dalam

membangun dan menciptakan kelestarian


 

  DAFTAR PUSTAKA

hps://binus.ac.id/charac
hps://binus.ac.id/character-building/2020/0
ter-building/2020/04/manusia-dan-al
4/manusia-dan-alam-semest
am-semesta-dari-
a-dari-
pandangan-agama-kristen/

hp://apologiakristen.blogspot.com/2
hp://apologiakristen.blogspot.com/2012/10/ye
012/10/yesus-pencipta-ata
sus-pencipta-atau-ciptaan-studi-
u-ciptaan-studi-
ayat.html?m=1

hps://www.researchgate.net/publicaon/3
hps://www.researchgate.net/publicaon/33899463
38994631_ALLAH_DA
1_ALLAH_DAN_ALAM
N_ALAM

hps://www.researchgate.net/publicaon/3
hps://www.researchgate.net/publicaon/33901889
39018899_MENGHIDU
9_MENGHIDUPI_CIPTAAN_
PI_CIPTAAN_
ALLAH_Tanggung_Jawab_Manusia_a
ALLAH_Tanggung_Jawab_Manusia_atas_Ciptaan_Alla
tas_Ciptaan_Allah_Berdasarkan_Maz
h_Berdasarkan_Mazmur_8
mur_8

hps://www.scribd.com/presentaon/430508348/
hps://www.scribd.com/presentaon/430508348/Manusia-Sebagai-
Manusia-Sebagai-Penjaga-
Penjaga-
Ciptaan-Allah

Anda mungkin juga menyukai