Ketangguhan Osman Ghazi Dalam Mendirikan Sebuah Daulah Islam

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

KETANGGUHAN OSMAN GHAZI DALAM MENDIRIKAN SEBUAH

DAULAH ISLAM
Taukah kalian siapa Osman Ghazi itu? Osman Ghazi adalah Pemimpin suku Turki Oghuz
yang mendirikan Dinasti Ottoman dan memerintah sebagai sultan pertama dari Kerajaan
Ottoman. Yang mana Osman ghazi berasal dari sebuah suku di Turki Oghuz yakni suku Kayi
yang mana kepala suku Kayi tersebut adalah Ertugrul bey yang merupakan ayahanda dari Osman
Ghazi. Osman sendiri merupakan putra ke-3 dari Ertugrul bin Suleyman Syah dan Halime hatun
Bin Mesud yang lahir di Sogut, Turki sekitar abad ke-13 yakni sekitar tahun 1250an. Sedangkan
Ertugrul sendiri merupakan anak ke-3 dari Suleyman Syah yang mana Ertugrul ini mewarisi
jabatan ayahnya sebagai Bey(Kepala suku) di suku Kayi.

Berawal dari Ertugrul bey yang memimpin suku Kayi untuk melarikan diri dari Asia
Tengah Barat ke Anatolia (Kerajaan Seljuk) untuk menghindari invasi dan serangan penaklukan
dari Pasukan Mongol dibawah pimpinan Jenghis khan, Yang kemudian Ertugrul melayani Sultan
Aleddin Keykubat I yakni Kerajaan Anatolia(Seljuk). Dia berjanji setia kepada Sultan Keyqubat
I dari Kesultanan Rum yang memberinya izin mendirikan emirat (kadipaten) di Söğüt yang saat
itu merupakan wilayah pinggir Seljuk dan berbatasan dengan Kekaisaran Romawi Timur. Lokasi
ini rupanya menguntungkan. Di barat, Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) yang saat itu
melemah. Sementara di timur, pasukan muslim di bawah Turki Seljuk kacau karena menghadapi
agresi Mongol dalam pengepungan Baghdad.

Dengan kecerdasan dan ketangguhannya, Ertugrul berhasil merebut Pasar Hanli dari
tangan Simon(komandan roma) yang berada di perbatasan Bizantium, dengan Penaklukan
tersebut Ertugrul dihargai dengan kekuasaannya atas pasar tersebut dan ertugrul bey diangkat
menjadi bey kerajaan dari kerajaan Seljuk(Anatolia) yang mana hal tersebut adalah sebuah
langkah awal yang sangat berpengaruh besar yang akhirnya mengarah ke serangkaian peristiwa
yang mengakibatkan pembentukan kerajaan Ottoman oleh Osman.

Di masa pertumbuhan Osman menuju dewasa terdapat kisah romantika antara cinta
Osman terhadap sosok Bala Hatun, putri seorang ahli sufi Syeikh Edebali. Pada saat itu Syeikh
Edebali belum menyetujui ketertarikan Osman terhadap putrinya, karena menganggap Osman
belum cukup matang. Sebagai seorang ulama, Syeikh Edebali mengingatkan Osman tentang
pentingnya kesabaran sebagai penyeimbang kehidupannya dalam melakukan sebuah perjuangan.
Pesona Bala Hatun dan kearifan Syeikh Edebali membuat Osman terus berusaha belajar untuk
menjadi sosok yang lebih seimbang dalam kehidupannya.

 Suatu ketika Osman tertidur dengan kitab suci di genggamannya setelah terluka berat
akibat sebuah pertempuran. Saat itu Osman bermimpi bertemu dengan Syeikh Edebali yang
sesungguhnya sedang bertafakur. Dalam mimpinya Syeikh Edebali seperti mengirimkan
pertanda dari tubuhnya kepada Osman yang kemudian membuat  dada Osman seakan
memunculkan  sebuah pohon dengan ranting dan daun hijau yang lebat meneduhkan dunia(Kizil
Elma). Dari atas pohon terlihat pegunungan Kaukasus, Adas, Taurus, dan Balkan, sementara dari
atas akar terlihat sungai Tigris, Eufrat, Nil, dan Danube yang begitu indah diramaikan kapal-
kapal yang ramai berlayar melakukan perdagangan. Terlihat pula ladang penuh panen, gunung
bermahkota hutan lebat, dan kota dengan bangunan-bangunan berkubah emas yang
memperdengarkan suara azan. Dedaunan rimbun seakan memanjang membentuk pedang yang
ditiup angin menuju kota Kontantinopel. Seketika itu Osman terbangun dengan keringat dan
segera mengambil wudhu. Dalam tafakurnya, Syeikh Edebali menyampaikan amanahnya untuk
Osman agar menjadi sosok yang bukan saja kuat, namun juga harus penuh cinta, tanggung
jawab, dan bijaksana.

Osman menikah dengan Malhun Hatun, putri Ömer Abdülaziz Bey, dan Rabia Bala
Hatun, putri Sheikh Edebali. Anak-anaknya termasuk anak perempuan Fatma dan putra Alaeddin
Pasha, Orhan I, Pazarlu Bey, Hamid Bey, Çoban Bey, dan Melik Bey.

Sekitar tahun 1281, Osman menjadi adipati dan kepala suku setelah ayahnya meninggal.


Pada saat inilah, banyak para tentara bayaran berdatangan kepadanya yang dengan harapan dapat
melemahkan monarki Ortodoks. Selain itu, populasi Turki di bawah kepemimpinan Osman I
secara terus-menerus diperkuat dengan banjir pengungsi yang melarikan diri dari Mongol. Dari
jumlah tersebut, tentara Ghazi atau pejuang Islam, pejuang perbatasan yang percaya bahwa
mereka berjuang untuk ekspansi atau membela Islam. Di bawah kepemimpinan Osman yang
kuat dan mampu, prajurit ini segera terbukti menjadi kekuatan yang tangguh, dan dasar-dasar
negara pun dapat dengan cepatnya bisa diletakkan.Penaklukan nyata yang dilakukan Osman
setelah runtuhnya Kesultanan Seljuk adalah pendudukan atas benteng Eskişehir dan Karacahisar.
Kemudian Osman juga menguasai kota penting di wilayah tersebut, Yenişehir, yang kemudian
digunakan menjadi ibu kota negaranya.

Pertempuran Bapheus, bertempur pada 27 Juli 1302, di mana pasukan Ottoman di bawah
Osman mengalahkan tentara Byzantine di bawah George Mouzalon, adalah peristiwa yang bisa
di-datable pertama yang terkait dengan kehidupan Osman. Pertempuran itu, yang dianggap
sebagai kemenangan besar pertama bagi Dinasti Utsmaniyah yang baru lahir, mengakibatkan
Konstantinopel kehilangan kendali atas Bithynia, dan dengan demikian mengarahkan Utsmani
untuk akhirnya mencaploknya. Setelah kemenangan ini, Osman mulai menyelesaikan
pasukannya di dekat daerah yang dikuasai oleh pasukan Bizantium.

Setelah kemenangannya melawan pihak Romawi Timur pada Pertempuran Bapheus,


Osman memulai untuk mengatur pasukannya di dekat wilayah kekuasaan Romawi
Timur. Pengaruh Osman yang semakin menguat membuat masyarakat Romawi Timur secara
bertahap keluar menuju seberang Anatolia. Para pemimpin Romawi Timur berusaha untuk
menahan Osman, tapi persiapan mereka sangat buruk dan tidak efektif. Di sisi lain, Osman
menghabiskan sisa masa kekuasaannya untuk meluaskan wilayahnya melalui dua arah, yakni
sebelah utara sepanjang Sungai Sarkaya dan barat daya menuju Laut Marmara, dan dia berhasil
pada 1308. Pada tahun yang sama, para pengikutnya turut serta dalam penaklukan salah satu kota
Romawi, Ephesus, dan menduduki kota tepi pantai terakhir milik Romawi, meskipun kota itu
menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Amir Aydin.

Pengepungan Bursa menandai merupakan langkah terakhir Osman. Walapun tidak


secara fisik langsung berpartisipasi dalam pertempuran antara Ottoman Beylik dan Kekaisaran
Bizantium yang terjadi di Prusa (sekarang Bursa, Turki) dari 1317/20, sebelum akhirnya
ditangkap oleh Ottoman pada 6 April 1326 Setelah kota itu runtuh, putra dan penerus Osman,
Orhan, menjadikannya ibukota resmi Ottoman pertama.

Demikianlah perjuangan Osman Ghazi untuk membangun sebuah negara besar dan kuat.
Untuk membangun negara, dibutuhkan kegigihan, ketangguhan dan kecerdasan yang mana
perjalanan untuk mencapai keberhasilan/kejayaan tersebut harus melewati perjalanan yang
sangat sulit dan berat yang membutuhkan kesabaran dan pemikiran yang meluas untuk jangka
Panjang.
Poin1

Setelah kematian ayahnya di c. 1280, Osman menjadi kepala, atau "bey." Tidak ada
banyak data otentik yang tersedia pada upaya awalnya. Namun, diketahui bahwa ia
mengendalikan wilayah sekitar Söğüt dan melakukan serangan terhadap Kekaisaran Bizantium
dari sana.

Pertempuran Bapheus, bertempur pada 27 Juli 1302, di mana pasukan Ottoman di


bawah Osman mengalahkan tentara Byzantine di bawah George Mouzalon, adalah peristiwa
yang bisa di-datable pertama yang terkait dengan kehidupan Osman. Pertempuran itu, yang
dianggap sebagai kemenangan besar pertama bagi Dinasti Utsmaniyah yang baru lahir,
mengakibatkan Konstantinopel kehilangan kendali atas Bithynia, dan dengan demikian
mengarahkan Utsmani untuk akhirnya mencaploknya. Setelah kemenangan ini, Osman mulai
menyelesaikan pasukannya di dekat daerah yang dikuasai oleh pasukan Bizantium.

Tampaknya Osman, dalam upaya memperluas wilayahnya, menargetkan Bizantium dan


menghindari bentrokan dengan tetangga Turki yang lebih perkasa. Awalnya, ia bergerak
melewati celah-celah, dari tanah tandus Frigia ke dataran subur Bitinia. Stanford Shaw
menyarankan bahwa serangkaian kemenangan yang dimiliki Osman atas bangsawan Bizantium
setempat termasuk mengalahkan beberapa orang dalam pertempuran sambil memenangkan
yang lain melalui langkah-langkah damai seperti masuk ke dalam kontrak pernikahan dan
kesepakatan pembelian.

Shaw menyebutkan bahwa kemenangan nyata pertama Osman terjadi setelah kejatuhan
otoritas Seljuk. Ini melihatnya menduduki benteng Karacahisar dan Eskişehir. Dia akhirnya
menangkap Yenişehir, yang dijadikan ibu kota Kekaisaran Ottoman.

Khawatir dengan meningkatnya kekuatan Osman, Bizantium perlahan-lahan melarikan


diri dari pedesaan Anatolia. Meskipun para pemimpin mereka melakukan upaya untuk
membatasi Osman dalam memperluas kerajaannya, mereka tetap tidak berhasil. Pada 1308,
Osman berkembang memperluas kerajaannya, baik di utara, sepanjang Sungai Sakarya, dan di
barat daya, menuju Laut Marmara. Orang-orangnya juga mengambil bagian dalam penaklukan
kota Efesus dari Bizantium pada tahun 1308, yang, bagaimanapun, dianeksasi ke wilayah Amir
Aydin.

Pengepungan Bursa menandai kampanye terakhir Osman. Dia, bagaimanapun, tidak


secara fisik berpartisipasi dalam pertempuran antara Ottoman Beylik dan Kekaisaran Bizantium
yang terjadi di Prusa (sekarang Bursa, Turki) dari 1317/20, sebelum akhirnya ditangkap oleh
Ottoman pada 6 April 1326 Setelah kota itu runtuh, putra dan penerus Osman, Orhan,
menjadikannya ibukota resmi Ottoman pertama.

Poin2

Osman menikah dengan Malhun Hatun, putri Ömer Abdülaziz Bey, dan Rabia Bala
Hatun, putri Sheikh Edebali. Anak-anaknya termasuk anak perempuan Fatma dan putra
Alaeddin Pasha, Orhan I, Pazarlu Bey, Hamid Bey, Çoban Bey, dan Melik Bey.

Meskipun tidak ada bukti nyata yang merinci tanggal, waktu, dan alasan kematian
Osman, beberapa sumber menyebutkan bahwa ia meninggal karena sebab alamiah
tepat sebelum jatuhnya kota Bursa selama Pengepungan Bursa. Sumber lain,
bagaimanapun, menyebutkan bahwa dia berada di ranjang kematiannya ketika dia
mendengar tentang kemenangan kota Utsmaniyah. Dia kemudian meninggal sekitar
tahun 1323/24 di Bursa, Ottoman Beylik. Dia dimakamkan di Bursa.
Pedang Osman tetap menjadi pedang penting negara dan digunakan selama upacara
penobatan Sultan Ottoman.

Ada beberapa legenda yang terkait dengan kehidupan, kemenangan awal, dan tindakan
heroik Osman. Subjek yang memiliki sudut romantis khususnya, menjelaskan upaya
Osman dalam memenangkan Mal Hatun yang adil, tetap menjadi favorit para penulis
Ottoman.

Karya-karya sejarawan Ottoman abad ke-15 yang terkenal, Aşıkpaşazade menyebutkan


mimpi Osman, yang subyeknya termasuk Osman dan Sheikh Edebali, seorang pemimpin
agama lokal darwis. Ketika Osman berbagi mimpinya dengan Edebali, yang terakhir
menjelaskan bahwa Allah telah memberikan jabatan kerajaan kepada Osman dan
keturunannya dan bahwa putri Edebali, Malhun, akan menjadi istri Osman.

Fakta cepat
Lahir: 1258

Kebangsaan Turki

Meninggal Saat Umur: 68

Disebut Juga Sebagai: Osman Gazi, Osman bin Ertuğrul

Negara Lahir: Turki

Lahir di: Söğüt, Turki

Terkenal sebagai Pemimpin politik


Keluarga: Pasangan / Mantan-: Malhun Hatun, Rabia Bala Hatun ayah: Ertuğrul ibu: Halime
Hatun anak-anak: Alaeddin Pasha, Çoban Bey, Fatma Hatun, Hamid Bey, Melik Arslan Bey,
Orhan, Pazarlı Bey Meninggal pada: 1 Agustus 1326 tempat kematian: Bursa, Turki

Keluarga[sunting | sunting sumber]
Berdasar penulis Utsmaniyah abad kelima belas, Osman termasuk keturunan suku Kayı yang
merupakan cabang Oghuz Turk dan ini menjadi silsilah resmi Utsmaniyah.[21] Meskipun begitu,
permasalahan ini tidak pernah muncul di awal silsilah Utsmaniyah.

Orangtua[sunting | sunting sumber]
Ayah Osman adalah Ertuĝrul, kepala suku Kayı, suku bangsa Oghuz Turk. Ibunya adalah Halime
Hatun, putri dari Mes'ud II, Sultan Romawi (Rum) Seljuk yang berkuasa pada tahun 1284–1296 dan
1303-1307.

Pernikahan[sunting | sunting sumber]
Osman menikah dengan putri dari Syaikh Edebali. Selain itu, dalam beberapa sumber yang lain
menyatakan, selain dengan putri Syaikh Edebali, ia menikah dengan Malhun Hatun putri Umur Bey
salah satu kepala suku turki. secara pasti bisa disebut, istri Osman adalah:

 Rabia Bala Mal Hatun putri Syaikh Edebali


 Malhun Hatun Putri umur bey
Putra[sunting | sunting sumber]
 Alaeddin Bey, wazir agung Utsmaniyah pertama
 Orhan Bey, pemimpin Utsmaniyah kedua[22]
 Çoban Bey[23]
 Melik Bey[23]
 Hamid Bey[23]
 Pazarli Bey[23]
 Savci Bey. Savci memiliki putra, Suleyman, yang menikah dengan putri Orhan, Hatice
Putri[sunting | sunting sumber]
 Fatma Hatun[23]

Anda mungkin juga menyukai