Module Pelatihan Inti 3. Event Based Surveillance - 01feb2023
Module Pelatihan Inti 3. Event Based Surveillance - 01feb2023
Substansi Surveilans
Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
HASIL PEMBELAJARAN (TPU)
Peserta mampu
melakukan surveilans
berbasis kejadian (EBS)
INDIKATOR HASIL BELAJAR
▪ Peserta mampu:
▪ Menjelaskan langkah-langkah identifikasi
dan penyaringan rumor penyakit.
▪ Melakukan verifikasi rumor penyakit
menggunakan prinsip-prinsip penyelidikan
epidemiologi
▪ Melakukan pelaporan surveilans berbasis
kejadian
▪ Melakukan perencanaan, pelaksanaan,
dan follow-up respons terhadap rumor
Apa yang dimaksud dengan
Surveilans Berbasis Kejadian
(Event Based
Surveillance)???
information of potential
risk to public health
Event Based
(rumor, media, etc)
Surveillance
Operate 24/7
PENGERTIAN Pengumpulan, pemantauan, penilaian
SURVEILANS dan interpretasi informasi ad hoc yang
BERBASIS sebagian besar tidak terstruktur
KEJADIAN/ mengenai kejadian atau risiko
EVENT BASED kesehatan, yang mungkin merupakan
SURVEILANS risiko akut bagi kesehatan manusia.
KERANGKA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Jejaring surveilans
Report Data laboratorium
Ditangkap Kumpulkan
Kab/Kota
Filter Analisis
Provinsi
Verifikasi Interpretasi
Unit Pelapor
Signal
Asesment
Diseminasi Dinas Kesehatan
Public health alert Unit Pelapor
Investigasi WHO
Control measures
LANGKAH-LANGKAH IDENTIFIKASI
DAN PENYARINGAN RUMOR
PENYAKIT.
DEFINISI RUMOR
Kejadian Biasa:
▪Peningkatan jumlah kasus yang memang akan terjadi pada awal
musim penularan
▪Sedikit Peningkatan dibandingkan periode sebelumnya tetapi
dalam variasi tahunan
KEJADIAN TIDAK BIASA
UNTUK ▪
besar
Mempengaruhi tujuan utama
•
•
Dinamika wabah:
Kecepatan penyebaran
• Ketersediaan tindakan pencegahan
(misalnya vaksinasi)
▪ Langkah penting dari proses intelijen epidemi yang terdiri dari konfirmasi realitas /
kebenaran dari sinyal dan karakteristiknya.
▪ Dilakukan dengan secara aktif melakukan konfirmasi untuk mengetahui keabsahan
informasi menggunakan sumber yang dapat dipercaya.
▪ Mengumpulkan informasi pelengkap tambahan yang akan diperlukan untuk penilaian
risiko, seperti jumlah kasus dan kematian, tempat dan tanggal kejadian, sindrom atau
temuan biologis lainnya.
▪ Mencakup prinsip epidemiologi untuk mengetahui orang, tempat dan waktu kejadian
tersebut.
CONTOH VERIFIKASI BERVARIASI MENURUT
SUMBER DAN KEJADIAN
▪ Dengan mempertimbangkan bahaya, paparan dan konteks, maka dilakukan karakterisasi risiko.
▪ Karakterisasi risiko dapat menggunakan matrik berikut:
KARAKTERISASI KEJADIAN
Discard Peristiwa yang tidak menimbulkan risiko langsung terhadap kesehatan manusia harus
(Dikeluarkan) dikeluarkan.
Monitor Klasifikasi ini sesuai ketika respons spesifik belum diperlukan, tetapi ada potensi kejadian
yang serius dan membutuhkan respons yang tepat. Kategori ini dapat mencakup situasi di
mana informasi tambahan sedang dikumpulkan, hasil laboratorium tertunda, ada
peristiwa internasional dengan potensi impor kasus ke negara tersebut, ada risiko
kesehatan tanpa kasus manusia untuk saat ini, dll. Tindak lanjut dan penilaian risiko
tambahan harus diulang berdasarkan informasi yang baru diterima.
Respon Respon harus terjadi ketika penyelidikan lapangan lebih lanjut atau tindakan pengendalian
diperlukan untuk menghentikan transmisi. Respon dapat berupa saran teknis,
penyelidikan epidemiologi dan penaggulangan, atau koordinasi tanggapan untuk wabah
multi-provinsi.
Ditutup Kejadian harus ditutup ketika tidak ada tindakan lebih lanjut yang diperlukan berdasarkan
(Closed) penilaian risiko. Misalnya, risiko terhadap kesehatan manusia dapat hilang, kasus berhenti
dilaporkan, atau hasil laboratorium negatif.
PRINSIP-PRINSIP PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
∙ Konfirmasi diagnosis (memperoleh informasi tambahan kondisi klinis pasien, pemeriksaan laboratorium,
populasi yang terdampak pada kejadian tersebut);
∙ Investigasi lapangan, termasuk mewawancarai kasus pertama, kontak erat dan/atau orang lainnya untuk
mengumpulkan informasi.
∙ Menganalisis data epidemiologi menurut waktu, tempat dan orang;
∙ Merumuskan hipotesis tentang bahaya, sumber paparan, kendaraan kontaminasi dan cara penularan;
∙ Menguji hipotesis (studi kasus-kontrol) untuk mengidentifikasi kemungkinan sumber kontaminasi;
∙ Membuat rekomendasi tindakan kesehatan masyarakat untuk mengendalikan kejadian tersebut;
∙ Memperkuat atau melaksanakan surveilans (definisi kasus, penemuan kasus aktif);
∙ Berkomunikasi dengan masyarakat dan media (mobilisasi sosial, komunikasi risiko);
∙ Menerapkan langkah-langkah pengendalian awal.
PENENTUAN KLB ATAU TIDAK KLB
Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai
berikut:
a) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 yang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
b) Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau
minggu berturut-turut menurutjenis penyakitnya.
c) Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya
dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
d) Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
e) Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun
sebelumnya.
f) Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian
kasussuatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
g) Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
MELAKUKAN PELAPORAN
SURVEILANS BERBASIS KEJADIAN
EB
S
MELAKUKAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN,
DAN FOLLOW-UP RESPONS TERHADAP RUMOR
PERENCANAAN
▪ Respon Awal
✔ Memastikan kebenaran kejadian
✔ Mengumpulkan informasi tambahan
▪ Melakukan Koordinasi
▪ Melaksanakan PE
▪ Melakukan Penanggulangan dan Pengendalian
TINDAK LANJUT
5 6
Media Monitoring Penyakit Potensial Wabah dengan Google Alert
Media Monitoring Penyakit Potensial Wabah dengan EIOS
RANGKUMAN