Anda di halaman 1dari 68

Surveilans Kewaspadaan Dini dan Respon

30 Jan 2023

DIREKTORAT SURVEILANS DAN KEKARANTINAAN


KESEHATAN

DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN
Beberapa gambaran situasi di Indonesia

KLB Polio 95% kasus Insidensi Campak Rabies masih


cVDPV2 terjadi di difteri global tertinggi kedua endemik di 26
Indonesia (Aceh terjadi di India, setelah India. provinsi di Indonesia,
dan Jawa Barat) Indonesia dan Insidensi Rubella terjadi peningkatan
2022-2023 Bangladesh tertinggi di regional. insidensi di 2023

DBD, Malaria, Peningkatan kasus Beban Ganda Penyakit Mengancam


Kusta, DBD di tahun 2023, Indonesia
Leptospirosis, dengan tingkat Adanya ancaman penyakit menular,
antraks dan kematian tertinggi penyakit tidak menular, akibat kendornya
Filariasis masih dilaporkan dari berbagai upaya layanan kesehatan
endemic di Kalimantan Barat essensial lainnya semasa pandemi
Indonesia
Penyakit Potensial KLB
(PMK 1501/2010)
1. Kholera 10. Avian Influenza H5N1
11. Antraks
2. Pes
12. Leptospirosis
3. DBD 13. Hepatitis
4. Campak 14. Influenza A (H1N1)
5. Polio 15 Meningitis
16. Yellow Fever
6. Difteri
17. Chikungunya
7. Pertusis
8. Rabies *Plus Penyakit lainnya yang
ditetapkan oleh Menteri
9. Malaria
KRITERIA KLB
(PMK 1501/2010)

5
Proses Bisnis Surveilans Penyakit Potensial Klb/Wabah
1 2 3
Analysis & Response*
Data Collection
Dipengaruhi Dipengaruhi kemampuan Dipengaruhi kemampuan Interpretation*
kemampuan SDM mengambil & transport lab & ketersediaan alat
& logistik spesimen dan reagen

Penyelidikan Epidemiologi (PE) Pemeriksaan spesimen

Komunikasi Risiko
Dipengaruhi aksesibilitas ke
fasyankes serta pemahaman Dipengaruhi kemampuan &
masyarakat pemahaman Nakes mengenali kasus Penyiapan Fasyankes
& Definisi Operasional (DO) penyakit

Panyiapan Lab Rujukan

orang sakit
komunitas Dinkes Kemenkes Penguatan Surveilans
fasyankes Kab/Kota/Provinsi

Kolaborasi Multisektor
Nasional
Internasional Imunisasi masal, dll

Surveillance Network
(Notifikasi IHR dari WHO atau negara lain) 6`
7
Pendekatan Surveilans Penyakit Potensial KLB/Wabah*
Pendekatan Tujuan Sumber Karakteristik Contoh
Indicator-based Mendeteksi Fasyankes • Pelaporan rutin untuk 24 • Tren penemuan suspek
surveillance (IBS) KLB/wabah dengan penyakit/gejala penyakit pneumonia
pemantauan tren potensial wabah. • Tren penemuan suspek COVID-
penyakit atau 19
sindrom tertentu
secara rutin/terus • Tren penemuan ILI
menerus.

Event-Based Mendeteksi 1. Masyarakat • Bisa untuk semua • Rumor klaster kematian yang
Surveillance (EBS) KLB/wabah dengan 2. Fasyankes kejadian/penyakit/ belum diketahui penyebabnya
pelaporan cepat kematian di masyarakat. • Laporan klaster kematian
(immediate 3. Media
• Bisa berupa unggas.
reporting). 4. Jaringan cerita/rumor/laporan
Surveilans mis • Laporan kejadian keracunan
informal. makanan
EIOS
• Baik untuk mendeteksi
penyakit yang jarang
atau baru.

*sumber: CDC dan WHO


Kerangka Surveilans Kewaspadaan Dini dan Respon

Event-based surveillance Indicator-based surveillance

Kunjungan kasus ke
Report Data faskes
Ditangkap Kumpulkan
Filter Analisis
Verifikasi Interpretasi

Asesment

Public health alert


Investigasi

Control measures
Data Individual Data Agregat
Waktu Pelaporan : Saat kejadian Waktu Pelaporan : Mingguan
IKP dan IKK

10
DO dan Cara Hitung Indikator Kinerja Program (IKP)
Target
Indikator Base PJ
Sasaran Program DO Cara Hitung
Program line 2025 2026 2027 2028 2029 Es 2

4. Mewujudkan 5. Deteksi dan respon Kabupaten/Kota yang memenuhi 4 Jumlah Kabupaten/Kota 40% 40% 50% 60% 65% 70% Dit SKK
sistem surveilans potensi KLB/wabah dari 5 kriteria berikut: yang memenuhi 4 dari 5
kesehatan yang serta pengendalian 1. Melaksanakan respon terhadap kriteria, dibagi seluruh
esponsif, efektif, faktor risiko Kesehatan sinyal SKDR minimal 80% dalam kabupaten/kota dikali 100
dan terintegrasi yang berpotensi waktu < 24 jam %
KLB/wabah (kab/ 2. Melakukan pemetaan risiko
Kota) penyakit infeksi emerging dan
rekomendasinya
3. Mempunyai kapasitas dalam
penanggulangan penyakit
dan/atau faktor risiko kesehatan
berpotensi wabah
4. Puskesmasnya melaksanakan
Surveilans dan Pengendalian Vektor
dan Binatang Pembawa Penyakit
5. Memiliki kapasitas surveilans
berbasis laboratorium dan
mendeteksi penyakit potensial
KLB/wabah dan/atau faktor risiko
Kesehatan

6. Pengendalian Faktor risiko yang dikendalikan Jumlah faktor risiko yang 94% 94% 96% 97% 98% 100% Dit SKK
faktor risiko di pintu berdasarkan temuan pada dikendalikan pada orang,
masuk pemeriksaan orang, alat angkut, alat angkut, barang dan
barang dan lingkungan dalam satu lingkungan dibagi jumlah
tahun. faktor risiko yang
ditemukan pada 100
pemeriksaan orang, alat
angkut, barang dan
lingkungan dikali 100

11
Indikator: Melaksanakan respon terhadap sinyal SKDR minimal 80%
dalam waktu < 24 jam

Cara Perhitungan:
Tahun Jumlah Kabupaten Kota dengan respons alert kurang dari 24 Jam > 50%
2024 Jumlah Kabupaten Kota dengan Alert

Untuk Tahun 2025 -2029 Perhitungannya


Jumlah Kabupaten Kota dengan respons alert kurang dari 24 Jam > 80%
Jumlah Kabupaten Kota dengan Alert
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
Base Target PJ
Sasaran Kegiatan/Output & IKK DO Cara Hitung
line 2025 2026 2027 2028 2029 Es 2

Meningkatkan kemampuan sistem peringatan dini untuk mendeteksi dan merespons ancaman kesehatan dengan cepat dan akurat

Kab/Kota yang puskesmasnya melaksanakan Kabupaten/Kota yang 50% puskesmasnya melaksanakan Jumlah Kabupaten/Kota yang melaksanakan surveilans dan 60% 65% 70% 75% 80% 85%
Surveilans dan Pengendalian Vektor dan Binatang kegiatan Surveilans pengendalian vektor dan binatang pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit, dibagi
Pembawa Penyakit pembawa penyakit seluruh Kabupaten/Kota dikali 100%
Dit SKK

RS lokus Sentinel PIE yang melaksanakan surveilans RS lokus Sentinel PIE yang melaksanakan surveilans PIE Jumlah RS lokus sentinel surveilans PIE yang telah melaksanakan Indikator baru 50% 55% 60% 65% 70%
PIE berdasarkan 6 kelompok Sindrom berdasarkan 6 kelompok Sindrom (6 Sindrom PIE: Sindrom penemuan kasus PIE sesuai kriteria, dibagi dengan total jumlah RS
Pernapasan Akut Berat, Sindrom Kuning Akut dengan sentinel dikalikan 100%
Demam, Sindrom Lumpuh Layu Akut, Sindrom Ensefalitis Akut, Dit SKK
Sindrom Demam Berdarah Virus, Sindrom Ruam Akut

Kabupaten/Kota yang unit Kabupaten kota yang minimal Jumlah Kabupaten kota yang 30% 50% 55% 60% 70% 80%
pelapornya mampu 50% unit pelapornya mampu minimal 50% unit pelapornya mampu (Th
memunculkan sinyal SKDR memunculkan sinyal SKDR setiap memunculkan sinyal SKDR dibagi 2023) Dit SKK
minggu jumlah seluruh kabupaten kota dikali
setiap minggu
100%
Kabupaten/Kota melakukan pemetaan Kabupaten/Kota yang melakukan Jumlah kabupaten/kota yang telah menyusun 80% 80% 82% 85% 88% 90%
risiko penyakit infeksi emerging dan pemetaan risiko penyakit infeksi emerging pemetaan risiko minimal 5 penyakit dan (Th 2023)
rekomendasinya dan rekomendasi tindak lanjutnya rekomendasi tindak lanjutnya yang sudah Dit SKK
ditentukan dibagi dengan 514 Kab/kota dikali 100%

Kabupaten/Kota yang melaksanakan Kabupaten/Kota yang memiliki kapasitas Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki kapasitas Indikator 50% 55% 60% 65% 70%
surveilans berbasis laboratorium dan surveilans berbasis laboratorium dan surveilans berbasis laboratorium dan mendeteksi baru
mendeteksi penyakit potensial mendeteksi minimal 5 penyakit potensial minimal 5 penyakit potensial KLB/wabah dan/atau
KLB/wabah dan/atau faktor risiko Kesehatan faktor risiko Kesehatan, dibagi seluruh Dit SKK
KLB/wabah dan/atau faktor risiko
Kabupaten/Kota dikali 100%
kesehatan

Jumlah pemeriksaan faktor risiko di pintu


Jumlah Kegiatan Pengawasan faktor risiko Jumlah Kegiatan Pengawasan faktor risiko yang
masuk maupun pelabuhan atau bandar
yang dilakukan di pintu masuk maupun dilakukan di pintu masuk maupun pelabuhan atau
udara domestik 1.725.252 1.794.262 1.866.033 1.940.674 2.018.301 2.099.033 Dit SKK
pelabuhan atau bandar udara yang bandar udara yang melayani lalu lintas domestik
melayani lalu lintas domestik per tahun per tahun 13
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK):
Kabupaten kota yang minimal 50% unit pelapornya
mampu memunculkan sinyal SKDR setiap minggu

Cara Perhitungan:
Jumlah Kabupaten kota yang minimal 50% unit pelapornya mampu memunculkan sinyal SKDR x 100%
Jumlah seluruh kabupaten kota

Tahun
2025
Kinerja Indikator Surveilans

15
IDENTIFIKASI
UNIT PELAPOR
YANG
MEMUNCULKAN
ALERT

16
IDENTIFIKASI UNIT PELAPOR YANG MEMUNCULKAN ALERT
Langkah :
1. Pilih Menu SKDR- IBS
2. Pilih Menu Analisa Data
(1)
2
3. Pilih Alert Peringatan
dini (2)
4. Sesuaikan pengisian item
nya
5. Klik Proses (3)
6. Jika data belum ada 1 3
dalam sistem, klik
Tambah untuk
menambahkan data baru
7. Blok hasil proses lalu di
copy paste ke excel
IDENTIFIKASI UNIT PELAPOR YANG MEMUNCULKAN ALERT
Langkah : 1
1. Hasil copas ke excel
2. Pivot dan pilih sesuai yang
dibutuhkan

Sum diganti count


Alert Peringatan Dini Kab. Agam sd Minggu 3 Tahun 2024
No Unit Pelapor Jumlah Alert Penyakit yang muncul Alert Jumlah Alert
1 RSUD LUBUK BASUNG 6 Diare Akut 2
2 PKM. MATUR 3 Gigitan Hewan Penular Rabies 20
3 PKM. PASAR AHAD 2 ILI (Penyakit Serupa Influenza) 5
4 PKM. PADANG TAROK 2 Pnemonia 2
5 PKM. MANINJAU 2 Suspek HFMD 1
Penyakit yang muncul Alert Jumlah Alert
6 PKM. MANGGOPOH 2
Diare Akut 2 Minggu SKDR Jumlah Alert
7 PKM. MAGEK 2
ILI (Penyakit Serupa Influenza) 2 Minggu 1 6
8 PKM. BIARO 2
Pnemonia 2 Minggu 2 11
9 PKM. BAWAN 2
Minggu 3 13
10 PkM Kt Alam 2
11 PKM. TIKU 1
12 PKM. SUNGAI PUA 1
13 PKM. PALEMBAYAN 1
14 PKM. PADANG LUAR 1
15 PKM. BASO 1

sampai dengan Minggu ke 3 SKDR terdapat 15 unit


pelapor yang memunculkan alert di aplikasi SKDR dari
total 25 Unit pelapor di Kab. Agam

19
KATEGORI UNIT PELAPOR

Meregistrasi Membuatkan Akun Meregistrasi Unit Pelapor


Dan
Unit Pelapor Aplikasi SKDR Membuatkan Akun
Aplikasi SKDR

Untuk menjadi Untuk menjadi Menjadi Unit Pelapor


yang melapor di IBS
unit pelapor IBS unit pelapor EBS dan EBS

SKDR
20
Unit Pelapor IBS dan EBS di Aplikasi SKDR

Unit Pelaporan:
22 Sindrom Penyakit, 1
a. Dinas Kesehatan Kab/Kota (514)→ EBS
b. Puskesmas ( 10.435)→ IBS dan EBS
Konfirmasi, 1 Kejadian
c. Rumah Sakit (935)→ IBS dan EBS
d. Laboratorium (95)→ EBS
yang di laporkan dalam
e. Kantor Kesehatan Pelabuhan (51)→ EBS IBS-SKDR

SKDR
21
Pencatatan dan Pelaporan SKDR

Pelaporan Populasi:
Sasarannya
Melalui Wilayah Admin
Masyarkat di
SMS/WA/Entri Kasus Baru Kecamatan,
wilayah Unit
dalam Aplikasi Kabupaten,
Pelapor
SKDR Provinsi

SKDR
22
INDICATOR-BASED SURVEILLANCE (IBS)-SKDR

23
Surveilans Penyakit Berpotensi KLB/Wabah
24 penyakit dipantau rutin melalui Sistim Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)
untuk memberikan kewaspadaan dini penyakit berpotensi wabah
Dasar Hukum: Permenkes nomor 1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang
Dapat Menimbukan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
1. Diare Akut 14. Suspek Leptospirosis
2. Malaria Konfirmasi 15. Suspek Kolera
3. Suspek Dengue 16. Suspek Meningistis/Encephalitis
4. Diare Berdarah/Disentri 17. Influenza Like Illness
5. Suspek Demam Tifoid 18. Suspek Tetanus
6. Sindrom Jaundice Akut 19. Pneumonia
7. Suspek Flu burung 20. Suspek Tetanus Neonatorum
8. Suspek Chikungunya 21. Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
9. Suspek Campak 22. Suspek HFMD (Hand, Foot, Mouth, Disease)
10. Suspek Difteri 23. Klaster penyakit tidak lazim
11. Suspek Pertussis 24. Suspek COVID-19
12. AFP/suspek polio
13. Suspek Antraks
WEBSITE PENCATATAN DAN PELAPORAN SKDR

Akses Aplikasi
https://skdr.surveilans.org
MENU DALAM WEBSITE SKDR

Dashboard

Pengaturan Paramater

Manajemen Daerah

EBS
• Formulir EBS
• Analisa EBS
SKDR - IBS
• Data Agregate
• Form Individu
• Analisa Data
SMS

Whatsapp Gateaway

Logout
PENGIRIMAN LAPORAN MINGGUAN IBS SKDR

1 2 3
SMS Whatsapp Website
PENGIRIMAN LAPORAN MINGGUAN SKDR
CONTOH PELAPORAN MENGGUNAKAN SMS

Format SMS: Kirim SMS ke salah satu


MINGGU atau MANUAL#MINGGU EPID#KODE nomor berikut:
PENYAKIT JUMLAH KASUS, TOTAL a) 0812-9610-0884
KUNJUNGAN b) 0812-8459-9747
c) 0812-8459-9741
Contoh: d) 0857-1486-8413
MINGGU#2#A10,B15,H3,T4,X110 e) 0857-1486-8415
atau f) 0818-0681-8190
MANUAL#2#A10,B15,H3,T4,X110 g) 0818-0681-8193

Artinya: Catatan:
Minggu epidemiologi ke: 2, 1. Tidak mengirimkan dua laporan
mingguan dalam satu pesan.
jumlah kasus diare akut: 10, 2. Tidak menambahkan teks apapun
jumlah kasus malaria: 15, selain format yang sudah ditentukan
jumlah kasus tersangka Chikungunya: 3,
jumlah kasus klaster penyakit yang tidak lazim: 4,
jumlah kunjungan: 110.
PENGIRIMAN LAPORAN MINGGUAN SKDR
CONTOH PELAPORAN MENGGUNAKAN WHATSAPP

Format Whatsapp: Kirim Whatsapp ke nomor


SKDR(SPASI)MINGGU#TAHUN#KODE berikut:
PENYAKIT JUMLAH KASUS, TOTAL 0818-0681-8193
KUNJUNGAN

Contoh:
SKDR 2#2022#A10,B15,H3,T4,X110
Catatan:
Artinya: 1. Tidak mengirimkan dua laporan
minggu epidemiologi ke: 2, mingguan dalam satu pesan.
2. Tidak menambahkan teks apapun
tahun: 2022, selain format yang sudah ditentukan
jumlah kasus diare akut: 10,
jumlah kasus malaria: 15,
jumlah kasus tersangka Chikungunya: 3,
jumlah kasus klaster penyakit yang tidak lazim: 4,
total kunjungan: 110
KODE ICD-X PENYAKIT SKDR
Kode Penyakit ICD-X Kode Penyakit ICD-X

A Diare Akut A04, A08, A09 Kasus Gigitan Hewan Penular Z20.3, A82.9, W54, W55
P
Rabies
B Malaria B50, B51, B52, B53, B54
Q Tersangka Antraks A22
C Tersangka Dengue A90, A91, R50, Z20
R Tersangka Leptospirosis A21.9
J13, J14, J15, J16, J17, J18,
D Pneumonia S Tersangka Kolera A00.9
J69
A06, A03 Klaster Penyakit yang tidak A20, A98.4, B34.9
E Diare Berdarah/ Disentri T
lazim
F Tersangka Demam Tifoid A01, A02, A75 Tersangka Meningitis/ G03.9, G04.9
U
Ensefalitis
G Sindrom Jaundice Akut R17, A95, B15, B17.9
V Tersangka Tetanus Neonatorum A33
H Tersangka Chikungunya A92.0
W Tersangka Tetanus A35
Tersangka Flu Burung pada J09, J10, J11
J J09, J10, J11
manusia Y ILI (Influenza Like illness)
K Tersangka Campak R50, R21, B05, B09 Tersangka HFMD (Hand, Foot, B08.4
Z
Mouth Disease)
L Tersangka Difteri A36.9, A36
U07.1, U07.2, Z20.8,
AC Suspek Covid 19
M Tersangka Pertussis A37.9 B34.2

G82,A80,G83,G81,G72,G73,
G54,G56,G57,G61,G61.0,G62
N AFP (Lumpuh Layuh Mendadak)
,G63,G70,G71,G72,G72.3,G7
3,E87.6
NILAI AMBANG BATAS PENYAKIT SKDR
Jenis Tipe Jenis Tipe
No Penyakit Nilai No Penyakit Nilai
Alert Parameter Alert Parameter
Factor 1.5 8 Malaria Konfirmasi Max 1
1 Diare Akut CompTu 3 9 Suspek Meningitis/Encephalitis Max 3
Min 15 10 Suspek Antrax Max 1
Factor 1.5 11 Suspek Leptospirosis Max 1
2 Suspek Demam Tifoid CompTu 5 12 Gigitan Hewan Penular Rabies Max 1
Min 3 13 Suspek Kolera Max 1
Factor 1.5 14 Sindrom Jaundice Akut Max 1
3 Suspek Dengue CompTu 3 15 Suspek Campak Max 1
Min 5 16 Fix Case Suspek Difteri Max 1
Factor 1.5 17 Suspek Pertusis Max 1
Increase
4 Suspek Chikungunya CompTu 5 18 Acute Flaccid Paralysis Max 1
Case
Min 1 19 Suspek Tetanus Neonatorum Max 1
Factor 1.5 20 Suspek Tetanus Max 1
5 Pneumonia CompTu 3 21 Suspek HFMD Max 1
Min 5 22 Kluster Penyakit yang tidak lazim Max 3
Factor 1.5 23 Suspek Flu Burung Pada Manusia Max 1
6 ILI (Penyakit Serupa Infuenza) CompTu 3 24 COVID-19 Max 1
Min 5
Factor 1.5
7 Diare Berdarah CompTu 3
Min 5
Tren Penyakit SKDR Tahun 2023 Nasional (1/2)
Malaria Konfirmasi Suspek Chikungunya Suspek Dengue Suspek
Arbovirosis

Meningitis/Encephalitis
8000 400 8000
150
6000 300 6000
4000 100
4000 200
2000 100 2000 50

0 0 0 0

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
M-29
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25

M-33
M-37
M-41
M-45
M-49

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
2023 - Malaria Konfirmasi 2023 - Suspek Chikungunya 2023 - Suspek Dengue 2023 - Suspek Meningitis/Encephalitis

Pnemonia Suspek Flu Burung Pada Suspek COVID-19 ILI (Penyakit Serupa
Pernafasan

Manusia Influenza)
12000 10000
10000 15 8000 60000
8000 6000
6000 10 40000
4000
4000 5 20000
2000 2000
0 0 0 0

M-22
M-1
M-4
M-7
M-10
M-13
M-16
M-19

M-25
M-28
M-31
M-34
M-37
M-40
M-43
M-46
M-49
M-52

M-41
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37

M-45
M-49

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
2023 - Pnemonia 2023 - Suspek Flu Burung Pada Manusia 2023 - Suspek COVID-19 2023 - ILI (Penyakit Serupa Influenza)

Suspek Antrax Suspek Leptospirosis Gigitan Hewan Penular


25 300
Rabies
Zoonosis

20 250 6000
15 200 Tahun 2023
150 4000
10
100 2000
5 50
0 0 0
M-17

M-45
M-1
M-5
M-9
M-13

M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41

M-49

M-37
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33

M-41
M-45
M-49

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
2023 - Suspek Antrax 2023 - Suspek Leptospirosis 2023 - Gigitan Hewan Penular Rabies
Tren Penyakit SKDR Tahun 2023 Nasional (2/2)
Diare Diare Akut Sindrom Jaundice Suspek Demam Suspek Kolera
Pencernaan

Berdarah/Disentri 80000 Akut Tifoid 35


30
1500 60000 300 15000
25
1000 200 10000 20
40000
15
500 20000 100 5000 10
5
0 0 0 0 0
M-11

M-26
M-1
M-6

M-16
M-21
M-26
M-31
M-36
M-41
M-46
M-51

M-1
M-6
M-11
M-16
M-21

M-31
M-36
M-41
M-46
M-51

M-1
M-6
M-11
M-16
M-21
M-26
M-31
M-36
M-41
M-46
M-51
M-21
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17

M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
2023 - Diare Berdarah/ Disentri 2023 - Diare Akut 2023 - Sindrom Jaundice Akut 2023 - Suspek Demam Tifoid 2023 - Suspek Kolera

Acute Flacid Paralysis Suspek Campak Suspek Difteri Suspek Pertusis Suspek Tetanus
(AFP) Neonatorum
2000 80 100
150 10
60 80
1500 8
PD3I

100 60
1000 40 6
40 4
50 500 20 20 2
0 0 0 0 0

M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
M-1
M-5
M-9
M-45
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41

M-49
M-1
M-5
M-9
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49

M-29
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25

M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
M-11
M-16
M-21
M-26
M-31
M-36
M-41
M-46
M-51
M-1
M-6

2023 - Acute Flacid Paralysis (AFP) 2023 - Suspek Difteri 2023 - Suspek Pertusis 2023 - Suspek Tetanus Neonatorum
2023 - Suspek Campak

Suspek Tetanus Suspek HFMD Kluster Penyakit yang Tidak


Lazim
80 500
100
Lainnya

60 400
80 Tahun 2023
300 60
40
200 40
20 100 20
0 0 0
M-25
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21

M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
M-25

M-45
M-5
M-1

M-9
M-13
M-17
M-21

M-29
M-33
M-37
M-41

M-49

2023 - Suspek Tetanus 2023 - Suspek HFMD 2023 - Kluster Penyakit yang tidak lazim
EVENT-BASED SURVEILLANCE (EBS) - SKDR

34
PENGERTIAN
SURVEILANS
BERBASIS
KEJADIAN/
EVENT BASED Pengumpulan, pemantauan, penilaian
SURVEILANS dan interpretasi informasi ad hoc yang
sebagian besar tidak terstruktur
mengenai kejadian atau risiko
kesehatan, yang mungkin merupakan
risiko akut bagi kesehatan manusia.
Surveilans Berbasis Kejadian

❖ Pelaporan segera untuk setiap


RUMOR penyakit potensial wabah
❖ Sumber informasi Rumor Penyakit :
❑Koran lokal
❑Televisi
❑Radio
❑Media Berita Online
❑Media Sosial (Facebook, WhatsApp)
❑Petugas Kesehatan, Masyarakat

36
Media Monitoring Penyakit Potensial Wabah dengan Google Alert

1. Buka Google Chrome


2. Ketik alamat : 2
https://www.google.com/ale
rts
3. Tuliskan kata kunci penyakit
4. Lengkapi pengaturan
notifikasi menjadi otomatis 3
dan untuk wilayah Indonesia
5. Tuliskan alamat email aktif
untuk menerima notifikasi
6. Klik Buat Notifikasi untuk 4
mulai mengaktifkan

5 6
Media Monitoring Penyakit Potensial Wabah dengan Google Alert
Media Monitoring Penyakit Potensial Wabah dengan EIOS
Contoh Implementasi EBS yang bersumber dari rumor
WA Masyarakat

WA hasil verifikasi
ke dinkes terkait
KRITERIA YANG INPUT DI EBS APLIKASI SKDR

▪ Penyakit yang wajib dilaporkan 1x24 jam (pedoman SKDR)


▪ Kejadian yang tidak biasa → peningkatan kasus, peningkatan kematian, KLB
▪ Terjadi dalam waktu singkat dan di wilayah geografis yang terbatas
▪ Proporsi kasus yang signifikan terjadi pada kelompok tertentu
▪ Terjadi sepenuhnya di luar pola musiman normal
▪ Klaster dan penyakit yang belum diketahui penyebabnya
▪ diberitakan di Media massa → google berita, media elektronik, media social dll
▪ Laporan yang menjadi perhatian pimpinan
WEBSITE PENCATATAN DAN PELAPORAN SKDR

Akses Aplikasi
https://skdr.surveilans.org
MENU DALAM WEBSITE SKDR

Dashboard

Pengaturan Paramater

Manajemen Daerah

EBS
• Formulir EBS
• Analisa EBS
SKDR - IBS
• Data Agregate
• Form Individu
• Analisa Data
SMS

Whatsapp Gateaway

Logout
ENTRI DATA EBS DALAM WEBSITE SKDR
EBS → Formulir EBS

Langkah :
1. Pilih Menu EBS
2. Pilih Menu Formulir
4 3
EBS
3. Gunakan fungsi
pencarian untuk mencari
data berdasarkan 1
provinsi atau kabupaten
4. Jika data belum ada
dalam sistem, klik
Tambah untuk
menambahkan data baru
Langkah : ENTRI DATA EBS DALAM WEBSITE SKDR
5. Lengkapi EBS
EBS → Formulir EBS
6. Sebagai laporan awal
dapat mengirimkan
informasi berdasarkan
data yang sudah ada
8
7. Informasi yang harus
dilengkapi dikelompokan
7
menjadi Informasi Dasar,
Informasi penyakit,
Deskripsi kejadian,
Respon KLB, Lampiran
file pendukung laporan
8. Klik simpan atau Simpan
dan keluar untuk
menyimpan data ke
dalam sistem
PENJELASAN PENGISIAN FORMULIR EBS (1/5)
Lampiran File
Informasi Dasar Informasi Penyakit Deskripsi Kejadian Respon dan KLB
Pendukung

Data Keterangan
Provinsi Pilihan provinsi lokasi kejadian
Kab/Kota Pilihan kabupaten/Kota lokasi kejadian
Kecamatan Pilihan kecamatan lokasi kejadian
Subject Judul laporan singkat dengan format “Nama Penyakit - Lokasi Kejadian (Prov/Kab/Kecamatan)”
No EBS Pemberian kode unik pelaporan otomatis oleh sistem
Tgl Laporan Tanggal melaporkan kejadian
Status Rumor Pilihan :
1. Terverifikasi : rumor penyakit yang dilaporkan sudah mendapatkan informasi jenis penyakit, jumlah kasus dan
informasi lain yang dapat dikonfirmasikan data-datanya
2. Terverifikasi dan sudah dilakukan koordinasi lintas sektor : rumor penyakit yang dilaporkan sudah
mendapatkan informasi jenis penyakit, jumlah kasus dan informasi lain yang dapat dikonfirmasikan data-
datanya. Tindakan respon sudah dilakukan dengan berkoordinasi dengan sektor lain yang terkait
3. Dalam investigasi : rumor penyakit masih dalam penyelidikan
4. Discarded : rumor penyakit tidak perlu direspon/diambil tindakan lebih lanjut
Sumber informasi Pilihan sumber informasi yang melaporkan kejadian penyakit
Nama pelapor Nama jelas pelapor
Telp pelapor No telephone pelapor yang dapat dihubungi
Latitude dan Longitude Titik koordinat lokasi kejadian. Terisi secara otomatis setelah melengkapi variable Peta Lokasi Rumor
Peta Langkah untuk mendapatkan titik koordinat :
1. Tuliskan nama lokasi
2. Klik pada peta untuk menampilkan titik koodinat lokasi pada latitude dan Longitude 46
PENJELASAN PENGISIAN FORMULIR EBS (2/5)
Lampiran File
Informasi Dasar Informasi Penyakit Deskripsi Kejadian Respon dan KLB
Pendukung

Data Keterangan

Penyakit Rumor Pilihan penyakit rumor yang dilaporkan saat pertama kali laporan diterima

Pilihan penyakit. Informasi penyakit yang dipilih berdasarkan hasil verifikasi dari petugas
Penyakit Terverifikasi
kesehatan atau berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium

Sumber verifikasi Pilihan sumber informasi yang digunakan untuk melengkapi variabel penyakit terverifikasi

Jumlah Kasus Jumlah kasus yang dilaporkan


Jumlah Kematian Jumlah kematian yang dilaporkan

Diperiksa Lab Pilihan (Ya/Tidak) apakah dilakukan pemeriksaan laboratorium

Hasil Laboratorium Hasil pemeriksaan laboratorium


Pria Jumlah kasus jenis kelamin pria
Wanita Jumlah kasus jenis kelamin wanita
Umur Jumlah kasus menurut kelompok umur

47
PENJELASAN PENGISIAN FORMULIR EBS (3/5)
Lampiran File
Informasi Dasar Informasi Penyakit Deskripsi Kejadian Respon dan KLB
Pendukung

Data Keterangan

Tuliskan informasi singkat kejadian rumor penyakit yang dilaporkan, jumlah kasus dan kematian, initial
Informasi
kasus, jenis kelamin dan umur kasus, alamat kasus, gejala.

Tuliskan kronologi kasus antara lain informasi tanggal mulai sakit dan riwayat berobat, tanggal ambil
Kronologi
spesimen, kondisi kasus dan tindakan yang sudah dilakukan terhadap kasus.

Tindakan Tuliskan tindakan yang sudah dilakukan oleh petugas kesehatan.

Tuliskan saran yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan dilapangan untuk
Saran
kejadian penyakit yang dilaporkan.

48
PENJELASAN PENGISIAN FORMULIR EBS (4/5)
Lampiran File
Informasi Dasar Informasi Penyakit Deskripsi Kejadian Respon dan KLB
Pendukung

Data Keterangan

Pilihan Ya/Tidak. Kriteria untuk respon < 24 jam adalah sudah mendapatkan informasi jenis penyakit,
Respon < 24 Jam
jumlah kasus dan informasi lain yang dapat dikonfirmasikan data-datanya.

Formulir W1 Pilihan Ya/Tidak. Jika ada formulir W1 maka formulir dilampirkan melalui Tab Lampiran file pendukung
Pilihan Ya/Tidak. Jika dinyatakan KLB, formulir W1 maka formulir dilampirkan melalui Tab Lampiran file
KLB
pendukung
Tanggal KLB dimulai Tanggal dimulai/dinyatakan KLB

Tanggal KLB berakhir Tanggal KLB dinyatakan berakhir

Tanggal rumor diketahui Tanggal diketahui pertama kali rumor penyakit

Tanggal rumor ditanggulangi Tanggal mulai ditanggulangi rumor penyakit yang dilaporkan

Pilihan :
Situasi KLB 1. Berakhir : KLB penyakit berhasil ditanggulangi
2. Masih berlangung : KLB penyakit masih ditanggulangi oleh petugas kesehatan

ID KLB Nomor unik KLB


49
PENJELASAN PENGISIAN FORMULIR EBS (5/5)
Lampiran File
Informasi Dasar Informasi Penyakit Deskripsi Kejadian Respon dan KLB
Pendukung

Data Keterangan

Klik tombol Add untuk menampilkan pilihan dokumen yang akan


Add
dilampirkan

50
PEMANFAATAN APLIKASI SKDR
(Pembuatan Bulletin)

51
APA URGENSI
DARI BULETIN?

- Umpan balik
- Gambaran situasi (capture)
- Bentuk evaluasi
- Media komunikasi lintas sector lintas bidang
- Dokumentasi aktivitas dan kegiatan
TEMPLATE BULLETIN SKDR
Berbagi innformasi laporan situasi
penyakit potensial KLB setiap
minggu

Bagian : Fokus kegiatan/informasi


utama ; Trend Penyakit Mingguan;
Capaian Indikator, Penyakit Prioritas,
Rencana Tindak Lanjut

Dilaporkan ke web SKDR setiap


minggu melalui link External
Heading Berisi informasi institusi dan periode buletin

Summary Ringkasan dari seluruh poin yang ada dalam buletin

Perkembangan kelengkapan dan ketepatan (kumulatif dan minggu


aktif)
Kelengkapan dan Alert dan respon
Perkembangan alert aktif dan respon alert (kumulatif dan minggu
ketepatan alert aktif)

Grafik trend penyakit (seluruh penyakit/yang mengalami


peningkatan)

Perkembangan trend penyakit


Update kegiatan minggu aktif: PE, promkes, koordinasi data, dsb

Tindak lanjut dan Tindak lanjut dan rekomendasi untuk periode selanjutnya
rekomendasi
Update kegiatan
atau informasi
Dokumentasi dan [Optional] dokumentasi atau lampiran (insert link)
lampiran
BULETIN EPIDEMIOLOGI MINGGU KE-XX
Logo TAHUN 2024 Logo
PUSKESMAS XXX

RINGKASAN
- Ringkasan kelengkapan dan ketepatan
- Ringkasan alert yang ditemukan
- Ringkasan penyakit yang meningkat
- Ringkasan upaya yang dilakukan

TABULASI KINERJA

- Ringkasan kelengkapan dan ketepatan


- Ringkasan alert yang ditemukan
- Ringkasan penyakit yang meningkat
- Ringkasan upaya yang dilakukan

TREND PENYAKIT YANG MENGALAMI PENINGKATAN

Diare Akut Suspek Dengue


15
10
5
0

M-1
M-1
M-7

M-6
M-13
M-19
M-25
M-31
M-37
M-43
M-49

M-11
M-16
M-21
M-26
M-31
M-36
M-41
M-46
M-51
BULETIN EPIDEMIOLOGI MINGGU KE-XX
Logo TAHUN 2024 Logo
PUSKESMAS PISANGAN

TREND PENYAKIT YANG MENGALAMI PENINGKATAN

Pnemonia Suspek Demam


3 Tifoid
2
1
0

M-…
M-…
M-…
M-…
M-…
M-…
M-…
M-…
M-…
M-1
M-7
M-13
M-19
M-25
M-31
M-37
M-43
M-49

M-1
M-6
UPAYA-UPAYA TINDAK LANJUT DAN
- Penyelidikan Epidemiologi REKOMENDASI
- Koordinasi lintas sector - Hasil evaluasi atau koordinasi
- Mengacu pada 5 level - Masukan teknis
pencegahan - Ide kegiatan kedepan
- Pemberdayaan - Koordinasi, komunikasi,
masyarakat kolaborasi
- Perlindungan populasi
khusus
- Deteksi dini
- Rehabilitasi
- Pembatasan kecacatan

foto foto foto foto


Tren Penyakit SKDR Tahun 2023 Nasional (1/2)
Malaria Konfirmasi Suspek Chikungunya Suspek Dengue Suspek
Arbovirosis

Meningitis/Encephalitis
8000 400 8000
150
6000 300 6000
4000 100
4000 200
2000 100 2000 50

0 0 0 0

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
M-29
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25

M-33
M-37
M-41
M-45
M-49

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
2023 - Malaria Konfirmasi 2023 - Suspek Chikungunya 2023 - Suspek Dengue 2023 - Suspek Meningitis/Encephalitis

Pnemonia Suspek Flu Burung Pada Suspek COVID-19 ILI (Penyakit Serupa
Pernafasan

Manusia Influenza)
12000 10000
10000 15 8000 60000
8000 6000
6000 10 40000
4000
4000 5 20000
2000 2000
0 0 0 0

M-22
M-1
M-4
M-7
M-10
M-13
M-16
M-19

M-25
M-28
M-31
M-34
M-37
M-40
M-43
M-46
M-49
M-52

M-41
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37

M-45
M-49

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
2023 - Pnemonia 2023 - Suspek Flu Burung Pada Manusia 2023 - Suspek COVID-19 2023 - ILI (Penyakit Serupa Influenza)

Suspek Antrax Suspek Leptospirosis Gigitan Hewan Penular


25 300
Rabies
Zoonosis

20 250 6000
15 200 Tahun 2023
150 4000
10
100 2000
5 50
0 0 0
M-17

M-45
M-1
M-5
M-9
M-13

M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41

M-49

M-37
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33

M-41
M-45
M-49

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
2023 - Suspek Antrax 2023 - Suspek Leptospirosis 2023 - Gigitan Hewan Penular Rabies
Tren Penyakit SKDR Tahun 2023 Nasional (2/2)
Diare Diare Akut Sindrom Jaundice Suspek Demam Suspek Kolera
Pencernaan

Berdarah/Disentri 80000 Akut Tifoid 35


30
1500 60000 300 15000
25
1000 200 10000 20
40000
15
500 20000 100 5000 10
5
0 0 0 0 0
M-11

M-26
M-1
M-6

M-16
M-21
M-26
M-31
M-36
M-41
M-46
M-51

M-1
M-6
M-11
M-16
M-21

M-31
M-36
M-41
M-46
M-51

M-1
M-6
M-11
M-16
M-21
M-26
M-31
M-36
M-41
M-46
M-51
M-21
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17

M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
2023 - Diare Berdarah/ Disentri 2023 - Diare Akut 2023 - Sindrom Jaundice Akut 2023 - Suspek Demam Tifoid 2023 - Suspek Kolera

Acute Flacid Paralysis Suspek Campak Suspek Difteri Suspek Pertusis Suspek Tetanus
(AFP) Neonatorum
2000 80 100
150 10
60 80
1500 8
PD3I

100 60
1000 40 6
40 4
50 500 20 20 2
0 0 0 0 0

M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
M-1
M-5
M-9
M-45
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41

M-49
M-1
M-5
M-9
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49

M-29
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25

M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
M-11
M-16
M-21
M-26
M-31
M-36
M-41
M-46
M-51
M-1
M-6

2023 - Acute Flacid Paralysis (AFP) 2023 - Suspek Difteri 2023 - Suspek Pertusis 2023 - Suspek Tetanus Neonatorum
2023 - Suspek Campak

Suspek Tetanus Suspek HFMD Kluster Penyakit yang Tidak


Lazim
80 500
100
Lainnya

60 400
80 Tahun 2023
300 60
40
200 40
20 100 20
0 0 0
M-25
M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21

M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49

M-1
M-5
M-9
M-13
M-17
M-21
M-25
M-29
M-33
M-37
M-41
M-45
M-49
M-25

M-45
M-5
M-1

M-9
M-13
M-17
M-21

M-29
M-33
M-37
M-41

M-49

2023 - Suspek Tetanus 2023 - Suspek HFMD 2023 - Kluster Penyakit yang tidak lazim
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR

59
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (1/9)
Kode Masa
Penyakit Definisi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas Kode ICD X
SMS Inkubasi
BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya A04 (Other bacterial intestinal
infections)
(pada Peningkatan kasus 2 kali
Peningkatan kasus 2 kali dari A08 (Rotaviral Enteritis)
A Diare Akut umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan 1-3 hari dari periode waktu A09 (Other gastroenteritis and
periode waktu Sebelumnya
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7 sebelumnya colitis of infectious and
hari) unspecified origin)
B50 (Plasmodium falciparum
Peningkatan kasus 2 kali
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Fase Pemberantasan dan Pre malaria)
dari periode waktu
plasmodium yang dapat ditandai dengan antara eliminasi: peningkatan kasus 2 B51 (Plasmodium vivax malaria)
sebelumnya (untuk B52 (Plasmodium malariae
lain demam menggigil, anemia dan 12-30 kali dari periode sebelumnya
B Malaria daerah endemis) atau 1 malaria)
hepatosplenomegali, penyakit ini secara alami hari Eliminasi dan Pemeliharaan:
kasus Malaria konfirmasi B53 (Other parasitologically
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles Jika ditemukan 1 kasus confirmed malaria)
untuk daerah bukan
betina Indegenous B54 (Unspecified malaria)
endemis
Tinggal/berpergian ke daerah endemis dengue
mengalami demam dan minimal 2 kriteria sebagai A90 (Dengue fever [classical
berikut: Untuk KLB DBD: dengue])
• Mual muntah • Peningkatan kasus 2 kali A91 (Dengue haemorrhagic
• ruam dari periode waktu fever)
Peningkatan kasus 2 kali R50 (Fever of other unknown
Tersangka • nyeri perut sebelumnya
C 4-7 hari dari periode waktu origin )
Dengue • uji tourniquet positif • Sebelumnya tidak ada kasus
sebelumnya Z20 (Contact with
• leukopenia • Peningkatan kematian >50% communicable disease)
• warning sign apapun: nyeri abdomen, muntah Untuk tersangka dengue tidak
persisten, perdaraan mukosa, letargi, irritable, ada kriteria KLB
pembesaran hepar lebih dari 2 cm, klinis
penumpukan cairan (edema, efusi, ascites).
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (2/9)
Kode
Penyakit Definisi Masa Inkubasi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas Kode ICD X
SMS

J13 (Pneumonia Due To Streptococcus


pnemoniae)
Infeksi saluran napas bawah akut yang ditandai dengan J14 (Pneumonia Due To Hemophilus
demam, gejala saluran napas (misalnya batuk), dan adanya Influenzae)
bukti keterlibatan jaringan/parenkim paru melalui Peningkatan kasus 2 kali dari Peningkatan kasus 2 kali dari J15 (Bacterial Pneomoniae)
D Pneumonia 1-14 hari J16 (Pneumoniae Due To Other Infectious
pemeriksaan fisik yaitu napas cepat, retraksi dada/ Tarikan periode waktu sebelumnya periode waktu sebelumnya
Dinding Dada bagian bawah Kedalam (TDDK) dan gambaran organisms)
infiltrat pada pemeriksaan radiologi (rontgen dada/ thoraks) J17 (Pneumoniae in diseases classified
elsewhere)
J18 (Pneumonia organism unspecified)
J69 (Pneumonitis)

Diare dengan darah dan lender dalam tinja dapat disertai A06 (Amebiasis)
Diare Berdarah/ Peningkatan kasus 2 kali dari Peningkatan kasus 2 kali dari
E dengan adanya tenesmus. Disentri berat adalah disentri yang 1-4 hari A03 (Shigellosis)
Disentri periode waktu sebelumnya periode waktu sebelumnya
disertai dengan komplikasi.

A01 (Typhoid and paratyphoid fevers)


Penyakit yang disebabkan oleh kuman Salmonella Peningkatan kasus 2 kali
Tersangka Peningkatan kasus 2 kali dari A02 (Other salmonella infections)
F typhi, dengan gejala demam naik turun, gangguan 7-14 hari dari periode waktu
Demam Tifoid periode waktu sebelumnya A75 (Typus Fever)
pencernaan, dan kadang disertai gangguan kesadaran. sebelumnya
R17 (Unspecified Jaundice)
A95 (Yellow fever)
• Untuk sindrom B15 (Acute hepatitis A)
jaundice: <14 Klaster ≥20 kasus B17.9 (Acute viral hepatitis, unspecified)
Klaster ≥2 kasus Hepatitis A
Kumpulan gejala yang terdiri dari kulit dan sklera hari Hepatitis
Sindrom yang berhubungan secara
G berwarna kuning dan urine berwarna gelap yang • Untuk hepatitis A yang berhubungan
Jaundice Akut epidemiologi atau 1 kasus
timbul secara mendadak A: 10-50 hari, secara
Sindrome Jaudis Akut
rata-rata 28 epidemiologi
hari
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (3/9)
Kode Masa
Penyakit Definisi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas Kode ICD X
SMS Inkubasi

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus


Chikungunya (CHIKV) yang ditularkan melalui
A92.0 (Chikungunya virus
gigitan nyamuk (Arthropodborne Peningkatan kasus 2 kali
Tersangka disease)
H virus/mosquitoborne virus) ditandai demam 3-7 hari Peningkatan kasus 2 kali dari periode waktu sebelumnya dari periode waktu
Chikungunya
mendadak > 38,5ºC dan nyeri persendian hebat sebelumnya
(severe athralgia) dan atau dapat disertai ruam
(rash)
J09 (Influenza due to
Seseorang dengan ILI disertai riwayat kontak certain identified influenza
unggas sakit atau mati mendadak atau produk viruses)
Tersangka Flu unggas dalam 7 hari terakhir ATAU Seseorang 1 kasus tersangka flu J10 (Influenza due to
J 1-7 hari 1 kasus konfirmasi laboratorium identified seasonal
Burung dengan ILI disertai leukopenia dan gambaran burung
pneumonia yang cepat memburuk pada serial foto Influenza)
toraks. J11 (Influenza due to
unidentified influenza virus)

R50 (Fever of other and


• KLB Suspek Campak: 5 atau lebih kasus suspek unknown origin)
campak dalam waktu 4 minggu berturut-turut dan ada R21 (Rash and other
hubungan epidemiologi nonspecific skin eruption)
• KLB Campak Pasti/Konfirmasi: Apabila hasil lab B05 (Measles)
Tersangka Setiap kasus dengan gejala demam dan ruam
K 7-18 hari minimum 2 spesimen positif IgM Campak dari hasil 1 kasus tersangka campak B06 (Rubella)
Campak makulopapular.
pemeriksaan kasus pada KLB Suspek Campak ATAU
hasil pemeriksaan kasus pada CBMS ditemukan
minimum 2 spesimen positif campak dan ada
hubungan epidemiologi
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (4/9)
Kode Masa Nilai Ambang
Penyakit Definisi Kriteria KLB Kode ICD X
SMS Inkubasi Batas

Gejala faringitis, tonsilitis, laringitis, trakeitis, atau


1 kasus tersangka difteri dengan A36.9 (Diphtheria,
kombinasinya disertai demam atau tanpa demam dan
Tersangka hasil lab confirm kultur positif atau 1 kasus tersangka unspecified)
L adanya pseudomembran putih keabuabuan yang sulit 1-10 hari
Difteri mempunyai hubungan epidemiologi difteri A36 (Diphteria)
lepas, mudah berdarah apa bila dilepas atau
dengan kasus kultur positif
dilakukan manipulasi.

Batuk lebih dari 2 minggu disertai minimal satu gejala


dibawah ini: A37.9 (Whooping cough,
1 kasus tersangka pertussis unspecified species)
• batuk yang khas (terusmenerus/ paroxysmal)
Tersangka dengan hasil lab confirm positif atau 1 kasus tersangka
M • napas dengan bunyi “whoop” 9-10 hari
Pertussis mempunyai hubungan epidemiologi pertussis
• muntah setelah batuk tanpa sebab yang lain
dengan kasus positif
• untuk anak usia <1 tahun: henti napas dengan atau
tanpa sianosis (bibir kebiruan)
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (5/9)
Kode
Penyakit Definisi Masa Inkubasi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas Kode ICD X
SMS
G82 Paraplegia (paraparesis) and quadriplegia (quadriparesis)
A80 (Acute Poliomyelitis)
G83 (Other Paralitik Syndrome)
G82 (Paraplegi dan Tetraplegi)
G81 (Hemiplegia)
G73 (Disorder of myoneural junction)
G72 (Other Myopathies)
G54 (Nerve roat and plexus disorder)
G56 (Mononeuropathies of upper limb)
AFP G57 (Mononeuropathies of lower limb)
Kasus lumpuh layuh (flaccid paralysis), 1 kasus
(Lumpuh G61 (Inflamatory polyneuropathy)
N mendadak (acute), bukan disebabkan oleh 1-14 hari konfirmasi 1 kasus AFP
Layuh G61.0 (Guillain Barre Syndrome)
ruda paksa/trauma pada anak <15 tahun. polio
Mendadak) G62 (Other polyneuropathies)
G63 (Polyneuropathy in diseases classified elsewhere)
G70 (Diseases of Myoneural junction and muscle)
G71 (Primary disorders of muscle)
G72 (Other myopathies)
G72.3 (Periodic Paralysis (Hiperkalemi, Myotonic)
E87.6 (Hipokalemi)
G73 (Disorders of myoneural junction and muscle in diseases
classified elsewhere)

Kasus
Kasus gigitan hewan (anjing, kucing, 1 kasus lyssa Peningkatan 2 kali Z20.3 (Contact with and (suspected) exposure to rabies)
Gigitan
monyet, atau hewan (kematian kasus GHPR tanpa A82.9 (Rabies Unspecified)
P Hewan 2-8 minggu
berdarah panas lainnya) yang dapat karena diganggu W54 (Bitten by dog intial encounter)
Penular
menularkan rabies pada manusia. rabies) (provokasi) W55 (Contact with other mammals)
Rabies
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (6/9)
Kode Masa
Penyakit Definisi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas Kode ICD X
SMS Inkubasi

(1). Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax); awalnya makula kecil


kemerahan, papula gatal dan tidak nyeri. pada inokulasi, dalam waktu
2-3 hari papula berkembang menjadi vesikel hemoragik. Lesi menjadi
Daerah bebas antraks:
nekrosis atau mengalami ulserasi, kemudian membentuk kerak hitam Daerah bebas
• Terdapat 1 kasus
dan kering (Eschar) (patognomonik) yang disertai bengkak (non-pitting antraks:
suspek antraks pada
oedema) di sekelilingnya. Antraks kulit dapat disertai gejala sistemik • KLB terjadi
manusia
seperti demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe bila
• Antraks • Terdapat hewan ternak
regional. ditemukan 1 A22 (Antrax)
Kulit: 1- 5 sakit/mati mendadak
(2). Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthrax); Rasa kasus positif
hari yang mengeluarkan
sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, antraks
darah dari lubang
konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai darah, hematemesis,
• Antraks hidung, mulut, kuping,
pembesaran kelenjar limfe daerah inguinal, perut membesar dan
Tersangka Saluran dan dubur.
Q keras, asites dan oedem scrotum, melena. Daerah
Antraks Pencernaa
(3). Antraks Saluran Nafas (Inhalational Anthrax); Gejala klinis antraks endemis
n: 2-5 hari Daerah endemis antraks:
saluran nafas sesuai dengan tanda-tanda bronchitis. Dalam waktu 2-4 antraks:
• Peningkatan suspek
hari gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, • Bila ada
• Antraks antraks pada manusia
demam, peningkatan
Paru-Paru: • Terdapat hewan ternak
sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan, detak jantung kasus
1-5 hari sakit/mati mendadak
meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian biasanya terjadi 2-3 hari antraks dari
yang mengeluarkan
setelah gejala klinis timbul. periode
darah dari lubang
(4). Antraks Meningnitis merupakan komplikasi (perkembangan klinis waktu
hidung, mulut, kuping,
yang serius) dari salah satu 3 bentuk antraks (kulit, saluran sebelumnya
dan dubur.
pencernaan dan saluran nafas), dengan gambaran klinis demam, nyeri
kepala hebat, kejang, kaku kuduk, dan penurunan kesadaran.
Mortalitas hampir 100%.
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (7/9)
Kode
Penyakit Definisi Masa Inkubasi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas Kode ICD X
SMS

Demam akut ≥ 38,5° atau Riwayat demam dalam 7 hari terakhir, dengan atau tanpa A27.9 (Leptospirosis,
sakit kepala disertai nyeri otot, malaise, dengan atau tanpa conjunctival suffusion Sesuai kriteria KLB di
Tersangka Pada daerah yang rentan unspecified)
R (radang pada konjungtiva), disertai riwayat kontak dengan lingkungan yang 3-7 hari Permenkes 1501
Leptospirosis tertular leptospira
terkontaminasi urine tikus yang mengandung bakteri leptospira (daerah banjir, Tahun 2010
persawahan, selokan dan lain-lain)

Tersangka Diare terus menerus, cair seperti air cucian beras, tanpa sakit perut, disertai mual dan 1 kasus konfirmasi A00.9 (Cholera,
S 2 jam – 5 hari 1 kasus tersangka kolera unspecified)
Kolera muntah di awal penyakit kolera

Didapatkan dua atau lebih kasus/kematian yang memiliki hubungan epidemiologi


Klaster Peningkatan kasus 2
dengan gejala sama di dalam satu kelompok masyarakat/desa tidak lazim dalam satu 2 atau lebih kasus klaster A20 (Pes)
T Penyakit yang ±7 hari kali dari periode
periode waktu yang sama (±7 hari), yang tidak dapat dimasukan ke dalam definisi penyakit yang tidak lazim A98.4 (Ebola)
tidak lazim waktu sebelumnya
kasus penyakit yang lain dan belum diketahui etiologinya B34.9 (Viral Infection
unspecified)
G03.9 (Meningitis,
unspecified)
Tersangka Sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran dan muntah. Pada 1 kasus KLB bila Peningkatan kasus
G04.9 (Encephalitis,
U Meningitis/ anak <1 tahun, kasus suspek meningitis terjadi bila adanya demam disertai dengan belum pernah 2 kali dari periode
myelitis and
Ensefalitis ubun-ubun besar yang menonjol ditemukan waktu sebelumnya
encephalomyelitis,
unspecified)

Acute Encephalitis Syndrome (AES) adalah keadaan seseorang pada semua


golongan umur yang secara mendadak menunjukkan gejala demam dan perubahan
Japanese status mental, termasuk confusion (bingung), disorientasi, koma, atau kesulitan
Encephalistis bicara, dan/atau adanya kejang (tidak termasuk kejang demam sederhana) disertai
gejala awal meningkatnya iritabilitas, somnolen (mengantuk), atau tingkah laku
abnormal yang lebih menonjol dibandingkan dengan penyakit demam lainnya.
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (8/9)
Kode Masa
Penyakit Definisi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas Kode ICD X
SMS Inkubasi

Bayi lahir hidup dapat menangis dan menetek


Tersangka selama 2 hari pertama, kemudian mulut
A33 (Tetanus neonatorum)
V Tetanus mencucu (trismus) sehingga sulit menetek 3-28 hari 1 kasus KLB 1 kasus tersangka TN
Neonatorum disertai kejang rangsang, yang dapat terjadi
sejak umur 3 - 28 hari.

Orang yang berusia lebih dari 28 hari dengan


minimal satu gejala
akut yaitu: A35 (Other tetanus)
Tersangka 1 kasus
W a. Trismus (lock jaw) 3-12 hari 1 kasus tersangka tetanus
Tetanus kematian
b. Spasme pada otot wajah (Risus
Sardonicus)
c. Kontraksi dan kekejangan otot umum
J09 (Influenza due to certain identified
Penderita dengan demam ≥ 38°C (pengukuran influenza viruses)
ILI (Influenza suhu pada saat pasien datang ke Puskesmas), Peningkatan kasus 2 kali dari periode J10 (Influenza due to identified
Y
Like illness) dan disertai batuk. Gejala tidak lebih dari 10 waktu sebelumnya seasonal Influenza)
hari. J11 (Influenza due to unidentified
influenza virus)
Peningkatan kasus 2 kali (cluster) dari
Klaster ≥ 2
Tersangka Demam 38-39°C dalam 3-7 hari, nyeri telan, periode waktu sebelumnya B08.4 (Enteroviral vesicular stomatitis
kasus dalam
HFMD nafsu makan turun, muncul vesikel di rongga with exanthem
satu institusi
Z (Hand, mulut dan atau ruam di telapak tangan, kaki 3-7 hari Atau
yang memiliki
Foot, Mouth dan bokong. Biasanya terjadi pada anak
hubungan
Disease) dibawah 10 tahun. Klaster ≥ 2 kasus dalam satu institusi
epidemioogi
yang memiliki hubungan epidemiologi
DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT SKDR (9/9)
Kode Masa
Penyakit Definisi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas Kode ICD X
SMS Inkubasi

Kasus COVID-19 diklasifikasikan menjadi


kasus suspek, kasus probabel, dan kasus U07.1 (COVID-19, virus identified)
konfirmasi U07.2 (COVID-19, virus not identified)
Orang yang memenuhi salah satu kriteria Z20.8 (Contact with and exposure to other
klinis: communicable diseases)
1) Demam akut dan batuk; atau B34.2 (Corona Virus Infection
2) Minimal 3 gejala berikut: demam, batuk, Unspecified)
lemas, sakit kepala, nyeri otot, nyeri
tenggorokan, pilek/hidung tersumbat,
Suspek
sesak napas, anoreksia/mual/muntah,
AC Covid 5-6 hari 1 kasus KLB 1 kasus Suspek Covid 19
diare, atau penurunan kesadaran; atau
19
3) Pasien dengan ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut) berat dengan riwayat
demam/demam (> 38℃) dan batuk yang
terjadi dalam 10 hari terakhir, serta
membutuhkan perawatan rumah sakit;
atau
4) Seseorang yang memiliki riwayat kontak
dengan kasus probable/konfirmasi
COVID-19/kluster COVID-19

Jumlah kunjungan pasien yang datang


Total
X berobat dan terdaftar di fasilitas kesehatan
Kunjungan
(puskesmas atau pustu)

Anda mungkin juga menyukai